Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Konspirasi dan gangguan setan dalam menggoda manusia agar bermaksiat kepada
Allah Taala tidak akan pernah berhenti hingga hari Kiamat datang. Iman kita, yang kadang
naik (yazid) karena taat pada Allah Taala dan kadang turun (yanqush) karena maksiat kepada-
Nya, akan terjadi pula. Manusia bukanlah seperti malaikat yang bersih dari kesalahan, dosa,
kekurangan, rasa capek, futur, lesu, dan lain-lainnya. Namun disebut manusia karena menus-
menus banyak dosa, artinya manusia adalah tempat salah dan lupa. Setiap anak Bani adam
pernah berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang mau bertobat.
Anda terkena sakit flu? Biasanya apabila kita banyak melakukan aktivitas tetapi
tidak disertai istirahat dan makanan yang menunjang serta kondisi cuaca yang tidak bersahabat
dapat membuat seseorang akan mudah mendapatkan penyakit FLU tersebut. Untuk mengobati
penyakit tersebut biasanya dokter akan menganjurkan minum obat dan istirahat yang cukup.
Lalu bagaimana bila saudara kita (baik itu sebagai seorang pencari ilmu, dai atau ustadz )
terkena FLU (Futur, Lesu, Uzlah)? Jawabannya tidak jauh berbeda dengan seorang yang
terkena penyakit flu. Lesu (loyo dan lemah) akan menjadi tingkat yang paling berbahaya dalam
kondisi futur bagi seorang aktivis dakwah, karena apabila seorang sudah mengalami kelesuan
biasanya lebih suka untuk Uzlah (mengasingkan diri dari teman dan masyarakat atau hidup
menyendiri). Uzlah bisa dijadikan alasan seorang aktivis karena lebih merasakan manisnya
nilai ruhiyah daripada berdakwah ke masyarakat. Ada pula yang beralasan bahwa dengan
bergaul dengan manusia dapat menganggu konsentrasi beribadah dengan melupakan
pengertian ibadah yang sebenarnya.
Dalam kesempatan ini, kami akan membahas secara singkat tentang Penyakit F
L U [Futur, Lesu, Uzlah] dan Solusinya ((bagian pertama dulu (futur)). Agar mudah
dipahami dan dicerna oleh pembaca yang kami cintai, maka pembahasannya akan kami tulis
secara singkat, sistematis dan teratur.
Pengertian Penyakit F L U Pertama yaitu ( Futur )
Futur secara bahasa dimuat dalam kamus bahasa Arab Lisanul Arab yang ditulis
oleh Ibnu Mandhur jilid 5:43, futur berarti diam setelah giat, dan lemah setelah semangat.
Secara bahasa juga Futur berarti menunjuk kepada adanya suatu perubahan dari kondisi
semangat, kencang, kuat, panas, tajam dan semacamnya, menuju kondisi kebalikannya yaitu
putus, berhenti yang sebelumnya rajin dan terus bergerak.
Futur secara istilah adalah satu penyakit yang sering menyerang sebagian ahli
ibadah, para da'i dan penuntut ilmu. Sehingga menjadi lemah dan malas, bahkan terkadang
berhenti sama sekali dari melakukan aktivitas kebaikan, misalnya futur dalam menuntut ilmu
syar'i, futur dalam aktivitas dakwah, futur dalam beribadah kepada Allah dan lainnya. Futur
merupakan salah satu penyakit yang kerapkali kita jumpai pada para aktivis dakwah dan
tarbiyah. Dalam kadar yang normal seorang dai bisa saja mengalami kondisi seperti ini.
Namun menjadi berbahaya bila keadaan ini terus berlarut-larut tanpa ada usaha dari individu
yang bersangkutan untuk terus memperbarui iman dan semangatnya. Futur yang terus terjadi
tanpa ada usaha untuk meperbaiki diri dapat mengarahkan seorang dai pada insilakh (keluar)
dari jamaah dakwah. Futur adalah suatu penyakit yang dapat menimpa sebagian aktifis,
bahkan menimpa mereka secara praktis (dalam bentuk perbuatan).Tingkatan futur paling
rendah adalah kemalasan, menunda-nunda atau berlambat-lambat. Sedangkan puncaknya bila
sudah kronis dan menahun adalah terputus atau berhenti sama sekali setelah sebelumnya rajin
dan terus bergerak (lihat buku Terapi Mental Aktifis Harokah oleh DR Sayyid Muhammad
Nuh, terbitan Pustaka Mantiq Solo).
Allah berfirman :
.)20(
) 19(
Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di
sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula)
merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. (QS. Al-Anbiya
: 19-20).
Menurut Imam Thabari dalam tafsirnya pengertian Laa yahturuun: dalam ayat di
atas ialah : para malaikat tidak kenal letih dan tanpa rasa bosan (Tafsir at-Thabari, 17/12).
Sekali lagi penulis mengatakan bahwa manusia bukanlah malaikat dan seperti malaikat. Namun
sebagai hamba Alloh yang beriman tidak ada salahnya manusia mencontoh akhlak para
malaikat yang senantiasa taat pada Allah, tidak bermaksiat dan selalu melaksanakan apa yang
diperintahkan, ini sesuai QS. At Tahrim : 4.
Ketika membahas kisah Zainab yang meletakkan seutas tali untuk dapat digunakan
sebagai tempat bergantung jika datang masa futurnya. Ibnu hajar mengungkapkan arti futur
dalam kalimat tersebut adalah : rasa malas untuk berdiri melaksanakan shalat (kitab Fath Al-
Bari, 3/36).
Sejalan dengan pengertia diatas, Abdullah bin Masud ra. Pernah meratap tatkala
menderita suatu penyakit pada akhir hayatnya, beliau berujar, sesungguhnya aku menangis,
lantaran diriku di serang penyakit ini pada saat futur. Dan bukan pada saat ijtihad (giat).
Menurut Ibnu Al-Atsir, pengertian futur dalam hal ini adalah : semua keadaan diam,
menyedikitnya porsi beribadah dan mengurangnya semangat (An-Nihayah fi Gharib Al-Hadist,
karya Ibnu Al-Atsir, 3/408).
Manusiawi itu rasa semangatnya kadang naik kadang turun. Para sahabatpun yang
terkenal akan ketulusan dan semangatnya dalam berdakwah pernah mengadu pada Rasulullah
SAW mengenai keadaan mereka yang apabila berada dekat dengan Rasulullah SAW, mereka
merasakan keimanan dan semangat yang tinggi, ibadah dan amaliah mereka sangat berkualitas.
Tapi ketika mereka tidak sedang bersama lagi mereka kembali lemah, malas dan tidak
bersemangat. Mengenai hal ini Rasulullah SAW bersabda: Iman itu kadang naik kadang turun,
maka dari itu perbaikilah dengan kalimat Laa Ilaha illa Allah.
Artikel ini ditulis berdasarkan rujukan buku Afat `Ala Tariq oleh Dr. Sayyid Muhammad
Nuh dan terjemahannya bertajuk Terapi Mental Aktivis Harakah, terbitan Pustaka
Mantiq, Indonesia, 1995.
3. Jauhilah segala sikap berlebihan, samada dalam menikmati yang mubah atau dalam
beribadah.
5. Mendidik aktivis untuk memahami aturan alam dan meraikannya dalam amal dakwah.
7. Berikan tempoh rehat (break) bagai para aktivis, sebelum timbul rasa lemah.
8. Benarkan sedikit perkara mubah bagi aktivis seperti bergurau, berehat, beriadah dll.
10. Memberi peingatan yang menimbulkan ingatan terhadap mati dan akhirat.
11. Menggalakkan aktivis untuk melazimi majlis ilmu di luar program tarbiyah yang
biasa kerana ia akan membantu proses pembinaan kefahaman yang betul dan
menambah keberkatan.
20) Ukhuwwah di peringkat Qiadah dan ahli gerakan Islam haruslah kuat dan tidak
membeza-bezakan antara ahli.
Kebijaksanaan qiadah amat perlu bagi memastikan faktor-faktor yang membawa kepada
futur dalam dakwah dapat ditangani dengan berkesan agar intima di dalam jamaah
bukan sahaja kerana kebenaran yang dibawa tetapi kerana keseronokan bersama-sama
memperjuangkan Islam. Qiadah yang tidak peka terhadap perkara-perkara seumpama
ini akan membawa kepada kecenderungan ahli jamaah meninggalkan perjuangan Islam.
Kita berurusniaga dengan Allah..dan Ganjaran pasti Lumayan sekiranya kita yakin
dengan janji-NYA..!!
Namun beda kondisinya ketika seoranng ADK(Aktivis Dakwah Kampus) terkena FLU (baca:
Futur, Lesu, Uzlah)? Jawabannya akan tidak jauh berbeda dengan seroang yang terkena
penyakit flu. Adanya beberapa kasus tentang kader yang kemudian sangat aktif di organisasi
dakwah kemudian tiba-tiba enggan untuk aktif kembali, ada juga yang hanya sekedar untuk
menggugurkan kewajiban sebagai anggota dengan prinsip Asal teman/kakak Senang atau
Asal tidak tercatat negatif dalam struktural.
sumber : google
Penyebab sakit FLU
Untuk mengetahui seorang ADK terkena penyakit FLU, maka ada baiknya kita membuka
kembali buku yang menjadi acuan aktivis tahun 90an yaitu Terapi Mental Aktivis Harakah
tulisan DR. Sayyid Muhammad Nuh. Penyakit Futur ditempatkan pada bab pertama setelah
bab pendahuluan mengenai penyakit-penyakit di tengah jalan. Dua hal utama terjadinya
futur adalah berlebih-lebihan dalam beragama dan suka menyendiri atau meninggalkan
jamaah(read:organisasi).
Hal lainnya adalah suka menyendiri atau meninggalkan jamaah(read:organisasi), biasanya
seorang ADK lebih menyukai kesendirian dikarenakan tidak lagi merasakan manisnya
semangat ukhuwah dalam berjamaah serta tidak menemukan adanya nuansa ruhiyah ketika
melakukan aktivitas ibadah dalam kesunyian. Dalam kesunyian ini, apabila ada saudaranya
yang membiarkannya dalam kondisi tersebut, lambat laun namun pasti akan menjerumuskan
akh tersebut dalam kelesuan beraktivitas dakwah. Beliau akan lebih suka dalam kemanisan
beribadah daripada kesusahan aktivitas dakwah.
Lesu akan menjadi tingkat yang paling berbahaya dalam kondisi futur bagi seorang ikhwah,
karena apabila seorang ADK sudah mengalami kelesuan biasanya lebih suka untuk Uzlah. Uzlah
bisa dijadikan alasan seorang ADK karena lebih merasakan manisnya nilai ruhiyah daripada
berdakwah ke objeknya. Adapula yang beralasan bahwa dengan bergaul dengan manusia
dapat menganggu konsentrasi beribadah dengan melupakan pengertian ibadah yang
sebenarnya.
Untuk mengobatinya tentu saja yang bersangkutan harus dapat memotivasi diri kembali
dengan membaca buku-buku yang diperlukan, muhasabah diri pada saat istirahat. Tetapi,
selain penyembuhan oleh yang bersangkutan maka kondisi lingkungan yang kondusif dalam
proses penyembuhan tersebut sangatlah diperlukan. Menjenguk dan memberi oleh-oleh dari
saudaranya bisa menjadi cara untuk mempercepat proses penyembuhan.
Seperti etika dalam menjenguk orang sakit, diusahakan tidak membahas tuntutan tugas
dakwah, masalah-masalah dakwah yang harus diselesaikan, tetapi pembicaraan dapat
diarahkan mengenai perhatian terhadap dirinya, keluarga dan hal-hal lain mengenai kesulitan
pribadi kehidupannya dan akan lebih baik bila menawarkan diri untuk membantunya
membantu permasalahan yang dihadapinya.
Bagaimana kabar antum akhi? Sudah lama tidak pernah kelihatan? Terdengar lebih baik dan
manis daripada teguran Kemana saja antum? Banyak tugas tuh! atau Kemana saja antum?
Dimana saja antum bersembunyi antum akan tetap dicari akhi, bahkan bisa jadi catatan kaderisasi
untuk tingkatan antum!.
Atau Akh, tugas yang kemarin antum dapat ada yang bisa ana Bantu? juga terasa lebih baik
dan melegakan bila dibandingkan Bagaimana nih kerjaan antum? Kok hasilnya begini?.
Ucapan-ucapan tersebut kelihatan sederhana tetapi sangat berpengaruh dalam dakwah
fardiyah, silahkan baca kembali Sentuhan hati penyeru dakwah, panduan berdakwah syabiah
tulisan Abbas As-sisi.