Vous êtes sur la page 1sur 11

Penyakit F L U [Futur, Lesu, Uzlah] dan Obatnya

Konspirasi dan gangguan setan dalam menggoda manusia agar bermaksiat kepada
Allah Taala tidak akan pernah berhenti hingga hari Kiamat datang. Iman kita, yang kadang
naik (yazid) karena taat pada Allah Taala dan kadang turun (yanqush) karena maksiat kepada-
Nya, akan terjadi pula. Manusia bukanlah seperti malaikat yang bersih dari kesalahan, dosa,
kekurangan, rasa capek, futur, lesu, dan lain-lainnya. Namun disebut manusia karena menus-
menus banyak dosa, artinya manusia adalah tempat salah dan lupa. Setiap anak Bani adam
pernah berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang mau bertobat.
Anda terkena sakit flu? Biasanya apabila kita banyak melakukan aktivitas tetapi
tidak disertai istirahat dan makanan yang menunjang serta kondisi cuaca yang tidak bersahabat
dapat membuat seseorang akan mudah mendapatkan penyakit FLU tersebut. Untuk mengobati
penyakit tersebut biasanya dokter akan menganjurkan minum obat dan istirahat yang cukup.
Lalu bagaimana bila saudara kita (baik itu sebagai seorang pencari ilmu, dai atau ustadz )
terkena FLU (Futur, Lesu, Uzlah)? Jawabannya tidak jauh berbeda dengan seorang yang
terkena penyakit flu. Lesu (loyo dan lemah) akan menjadi tingkat yang paling berbahaya dalam
kondisi futur bagi seorang aktivis dakwah, karena apabila seorang sudah mengalami kelesuan
biasanya lebih suka untuk Uzlah (mengasingkan diri dari teman dan masyarakat atau hidup
menyendiri). Uzlah bisa dijadikan alasan seorang aktivis karena lebih merasakan manisnya
nilai ruhiyah daripada berdakwah ke masyarakat. Ada pula yang beralasan bahwa dengan
bergaul dengan manusia dapat menganggu konsentrasi beribadah dengan melupakan
pengertian ibadah yang sebenarnya.
Dalam kesempatan ini, kami akan membahas secara singkat tentang Penyakit F
L U [Futur, Lesu, Uzlah] dan Solusinya ((bagian pertama dulu (futur)). Agar mudah
dipahami dan dicerna oleh pembaca yang kami cintai, maka pembahasannya akan kami tulis
secara singkat, sistematis dan teratur.
Pengertian Penyakit F L U Pertama yaitu ( Futur )
Futur secara bahasa dimuat dalam kamus bahasa Arab Lisanul Arab yang ditulis
oleh Ibnu Mandhur jilid 5:43, futur berarti diam setelah giat, dan lemah setelah semangat.
Secara bahasa juga Futur berarti menunjuk kepada adanya suatu perubahan dari kondisi
semangat, kencang, kuat, panas, tajam dan semacamnya, menuju kondisi kebalikannya yaitu
putus, berhenti yang sebelumnya rajin dan terus bergerak.
Futur secara istilah adalah satu penyakit yang sering menyerang sebagian ahli
ibadah, para da'i dan penuntut ilmu. Sehingga menjadi lemah dan malas, bahkan terkadang
berhenti sama sekali dari melakukan aktivitas kebaikan, misalnya futur dalam menuntut ilmu
syar'i, futur dalam aktivitas dakwah, futur dalam beribadah kepada Allah dan lainnya. Futur
merupakan salah satu penyakit yang kerapkali kita jumpai pada para aktivis dakwah dan
tarbiyah. Dalam kadar yang normal seorang dai bisa saja mengalami kondisi seperti ini.
Namun menjadi berbahaya bila keadaan ini terus berlarut-larut tanpa ada usaha dari individu
yang bersangkutan untuk terus memperbarui iman dan semangatnya. Futur yang terus terjadi
tanpa ada usaha untuk meperbaiki diri dapat mengarahkan seorang dai pada insilakh (keluar)
dari jamaah dakwah. Futur adalah suatu penyakit yang dapat menimpa sebagian aktifis,
bahkan menimpa mereka secara praktis (dalam bentuk perbuatan).Tingkatan futur paling
rendah adalah kemalasan, menunda-nunda atau berlambat-lambat. Sedangkan puncaknya bila
sudah kronis dan menahun adalah terputus atau berhenti sama sekali setelah sebelumnya rajin
dan terus bergerak (lihat buku Terapi Mental Aktifis Harokah oleh DR Sayyid Muhammad
Nuh, terbitan Pustaka Mantiq Solo).
Allah berfirman :




.)20(


) 19(
Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di
sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula)
merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. (QS. Al-Anbiya
: 19-20).
Menurut Imam Thabari dalam tafsirnya pengertian Laa yahturuun: dalam ayat di
atas ialah : para malaikat tidak kenal letih dan tanpa rasa bosan (Tafsir at-Thabari, 17/12).
Sekali lagi penulis mengatakan bahwa manusia bukanlah malaikat dan seperti malaikat. Namun
sebagai hamba Alloh yang beriman tidak ada salahnya manusia mencontoh akhlak para
malaikat yang senantiasa taat pada Allah, tidak bermaksiat dan selalu melaksanakan apa yang
diperintahkan, ini sesuai QS. At Tahrim : 4.
Ketika membahas kisah Zainab yang meletakkan seutas tali untuk dapat digunakan
sebagai tempat bergantung jika datang masa futurnya. Ibnu hajar mengungkapkan arti futur
dalam kalimat tersebut adalah : rasa malas untuk berdiri melaksanakan shalat (kitab Fath Al-
Bari, 3/36).
Sejalan dengan pengertia diatas, Abdullah bin Masud ra. Pernah meratap tatkala
menderita suatu penyakit pada akhir hayatnya, beliau berujar, sesungguhnya aku menangis,
lantaran diriku di serang penyakit ini pada saat futur. Dan bukan pada saat ijtihad (giat).
Menurut Ibnu Al-Atsir, pengertian futur dalam hal ini adalah : semua keadaan diam,
menyedikitnya porsi beribadah dan mengurangnya semangat (An-Nihayah fi Gharib Al-Hadist,
karya Ibnu Al-Atsir, 3/408).
Manusiawi itu rasa semangatnya kadang naik kadang turun. Para sahabatpun yang
terkenal akan ketulusan dan semangatnya dalam berdakwah pernah mengadu pada Rasulullah
SAW mengenai keadaan mereka yang apabila berada dekat dengan Rasulullah SAW, mereka
merasakan keimanan dan semangat yang tinggi, ibadah dan amaliah mereka sangat berkualitas.
Tapi ketika mereka tidak sedang bersama lagi mereka kembali lemah, malas dan tidak
bersemangat. Mengenai hal ini Rasulullah SAW bersabda: Iman itu kadang naik kadang turun,
maka dari itu perbaikilah dengan kalimat Laa Ilaha illa Allah.

Fenomena Penyakit FLU (Futur Lesu Uzlah )


Fenomena futur, sebenarnya masalah yang pasti hadir tanpa ada seorang pun yang
dapat mengelak dirinya. Sebagaimana tersirat dalam sinyalemen Rasulullah saw kepada
Abdullah bin Amr bin Ash ra:Wahai Abdullah, janganlah engkau seperti fulan, sebelum ini
ia rajin bangun pada malam hari (shalat tahajjud), namun kemudian ia tinggalkan sama
sekali. (HR. Bukhori, dalam kitab Fath Al Bari, no: 1152, 3/37).
Seorang dai, sekalipun ia akan mengalami masa-masa futur, namun saat-saat itu
bak saat turun minumnya seorang prajurit yang berada di medan laga, dimana setelah itu ia
akan kembali terjun berjuang dan berjihad. Rasulullah saw pernah bersabda pada sebuah
riwayat dari Abdullah bin Amr ra. Yang berbunyi: Setiap amal itu ada masa semangat dan
masa lemahnya. Barangsiapa yang pada masa lemahnya ia tetap dalam sunnah (petunjuk) ku,
maka dia telah beruntung. Namun barang siapa yang beralih keadaan selain itu, berarti dia
telah celaka. (Musnad Imam Ahmad, 2/158-188. dan ada pula hadist yang sejalan maknanya
dari Abu Hurairah, pada kitab Shahih Al-Jami As-Shaghir, no. 2147)
Syaikh Islam Ibnu Al-Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah berkata,saat-saat futur
bagi seorang yang beramal adalah hal wajar yang harus terjadi. Seseorang masa fuurnya lebih
membawa ke arah muraqabah (pengawasa oleh Allah) dan pembenahan langkah, selama ia
tidak keluar dari amal-amal fardhu, dan tidak melaksanakan sesuatu yang diharamkan oleh
Allah SWT, diharapkan ketika pulih ia akan berada dalam kondisi yang lebih baik dari keadaan
sebelumnya. Sekalipun sebenarnya, aktivitas ibadah yang disukai Allah adalah yang dilakukan
secara rutin oleh seorang hamba tanpa terputus. (Madarij As-Salikin, 3/126) Amal agama
yang paling disenangi Rasulullah saw. adalah yang dikerjakan secara terus-menerus oleh
pelakunya. (Al-Bukhori, no. 43. lihat kitab fath al-Bari, 1/101). Dalam riwayat lain yang
dilakukan secara rutin meskipun hanya sedikit(Muttafa Alaih).
Amal yang kontinyu lebih disukai karena dua sebab: pertama, bahwa orang yang
meninggalkan suau amal setelah ia melaksanakan adalah laksana orang yang berbalik pulang
setelah sampa ke tujuan. Kedua, sikap terus menerus melakukan sesuatu kebaikan adalah
tuntutan suatu pengabdian. Sebagaimana seorang yang bertugas menjaga sebuah gerbang, tidak
sama antara mereka yang bertugas menjaganya setiap hari dan setiap saat dengan orang yang
hanya menjaganya satu hari penuh kemudian ia pergi. (Fath Al-Bari, 1/103).
Penyakit FLU (Futur Lesu dan Uzlah ) ini menimpa sebagian thalabatul ilmi
/mutaallim (pencari ilmu), muaallim/ustadz, dai, daiyah, dan seterusnya.. Adanya beberapa
kasus tentang saudara-saudara kita, yang sebelumnya sangat aktif di organisasi dakwah
kemudian tiba-tiba enggan untuk aktif kembali, ada juga yang hanya sekedar untuk
menggugurkan kewajiban sebagai mutarobbi (yang dibimbing) di majlis taklim dengan prinsip
asal Murobbi (Pembimbing) senang atau asal tidak tercatat sebagai anggota yang tidak aktif,
dia rela memilih berbuat FLU. Nastaghfirollahal Adhim (Kami mohon istighfar pada Alloh
Yang Maha Besar).
Sedikit fenomena di atas, hendaknya menjadi pelajaran dan ibroh buat kiat,
ternyata memang penyakit Futur menurut Ibnu al Qayyim penyakit yang wajar menimpa
manusia umumnya, wabil khusus (dan khususnya para dai dan ustadz). Sahabat Rasulullah
saja bisa futur, bagaimana kita? Bedanya apa dengan kita?. Ohh jauh sekali, manakala sahabat
futur, mudah pulih kembali kepada ketaatan dan tetap di atas Sunnah. Tapi beda dengan
kebanyakan kita, terlalu lama sembuh futurnya, kadang-kadang ngambek tidak mau
mengembalikan stamina imannya, kadang-kadang susah menghilangkan kekecewaan dan
sindiran teman-temannya. Ketahuilah wahai saudaraku, teman-teman kita adalah saudara kita,
dia kadang ada yang menguatkan atau bahkan kadang ada yang melemahkan (dalam tanda
petik) dan atau mungkin ada yang ingin menyampaikan nasehat, maksudnya baik namun
nadanya kadang tak sengaja terucap dari lesannya ada sindiriran. Berhusnudhonlah pada
teman-teman kita, mereka sebenarnya niatnya baik, namun bahasanya mungkin salah, lupa,
dst. Hendaknya kita dalam belajar, beramal dan beriqomatuddin dengan ikhlas dan istiqomah,
jadikanlah Alloh sebagai Allohu Ash Shomad (Alloh adalah Rob yang bergantung kepada-Nya
segala perintah). Dengan demikian semoga kita tak terhinggapi penyakit futur.

Penyebab Penyakit FLU (Futur Lesu Uzlah)


Penyebab futur itu banyak sekali tertulis dalam kitab-kitab dan buku. Karena terbatasnya
tempat penulis membatasi dan menyebutkannya yang dipandang paling urgen. Hal yang sering
menjadi penyebab seseorang muslim, mutaallim dan khususnya dai menjadi futur, secara
garis besar antara lain adalah kurang ikhlas beramal, ruhiyah yang kering, kecewa dan sakit
hati dan lemahnya komitmen. Berikut ini penjelasan mengenai hal-hal tersebut:
1. Kurang ikhlas beramal. Orang yang kurang ikhlas beramal, oreintasi amalnya bukan murni
karena Allah Taala, tapi ada sisi lain yang ia kehendaki dari amalnya tersebut, namun tidak
tercapai hingga membuat dirinya terkadang futur dari amal atau enggan beramal.
2. Ruhiyah yang kering. Kekuatan ruhiyah merupakan kekuatan dasar yang harus dimiliki
oleh seorang muslim dan dai dalam rangka mendaki ke puncak spiritual yang tinggi di hadapan
Allah Taala. Kekuatan ruhiyah dinilai dari sejauh mana kedekatan kita dengan Allah Taala.
Sumber kekuatan ruhiyah ini hanya dapat diperoleh dengan melakukan ibadah-ibadah sunnah
disamping ibadah wajib seperti qiyamullail, tilawah, shoum sunnah, infaq dan shodaqoh, dll.
Sebagai seorang muslim yang memberi nasehat dan petuah serta seorang dai ideal jangan lupa
diri. Bila dia sering melupakan dirinya tuk menyuburkan ruhiyyahnya dengan hal-hal di atas,
maka ia keadaannya seperti lilin yang selalu berusaha menerangi sekitarnya namun lambat laun
lilin tersebut lama kelamaan meleleh dan akhirnya habis tidak bisa lagi mengeluarkan cahaya
dan penerangan bagi sekitarnya. Atau sebagaimana pernah disinggung oleh Ibnu al Qayyim
bahwa apabila dai atau ustadz itu lupa pada dirinya sendiri maka keadaan ia seperti seorang
yang sering memberi nasehat padahal dalam dirinya/dibalik bajunya ia digigit kalajengking
namun ia tidak terasa.
3. Kecewa dan sakit hati. Kekecewaan terhadap teman-teman, jamaah dakwah, yayasan
dakwah, janganlah membuat seorang muslim ideal/pencari ilmu/ dai/ustadz berhenti beramal,
berhenti berdakwah, futur, lesu dan uzlah dari manusia. Anjing menggonggong kafilah berlalu,
tetaplah berjuang dan iqomatuddin di medan dakwah dan medan juang. Karena muslim yang
ideal paham hanya mengharapkan upah dari Allah Taala bukan dari manusia. Hingga
membuatnya tetap ikhlas dan istiqomah walau badai, ujian dan makian menghampirinya.
Belajarlah akhlak dari Imam Ahmad dan Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah yang telah
menghalalkan dirinya dihina, dighibah dan dimaki. Bila agama Allah dan syareat Islam yang
dihina, maka mereka berdua akan berada dalam barisan terdepan dalam membela kebenaran.
Subhanallohu, luaaaaar biasaaaa. Yang harus dipahami disini bahwa manusia, ustadz, daI dan
jamaah dakwah apapun bukan jamaah malaikat, sehingga kekecewaan yang terjadi dan yang
kita alami jangan sampai membuat kita hilang semangat, future dan loyo dalam berdakwah
sehingga akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dakwah Islam yang mulia ini. Allohu
AkbarAllohu AkbarAllohu Akbar.
4. Lemahnya komitmen. Lemahnya komitmen seorang muslim/dai terhadap nilai-nilai
syareat Islam membuat jiwanya futur, loyo, lesu dalam menegakkan panji-panji Islam di muka
bumi ini. Seorang muslim atau dai lah yang membutuhkan Islam dan dakwah, bukan
sebaliknya Islam dan dakwah membutuhkan dia. Lemahnya komitmen ini disebabkan karena
faktor faktor dunia yang membelitnya dan karena mengikuti hawa nafsunya atau terkena
fitnah syubhat dan fitnah syahwat.

Solusi Mengatasi Penyakit FLU (Futur Lesu Uzlah)


Saudara kita seiman, Reza Pahlevi dalam artikel tulisannya tentang Futur Pada
Aktivis Dakwah mengatakan bahwa Futur yang terjadi kebanyakan berpangkal dari keringnya
iman dan ruhiyah, sehingga langkah utama dalam mengatasi hal ini utamanya harus
memperhatikan rekonstruksi iman dan ruhiyah. Rekonstruksi iman amatlah penting bagi
seorang dai, karena kerapkali para dai sibuk dalam mengerjakan aktivitas dakwah, atau
mencurahkan segala tenaganya untuk aktivitas Islam, namun lalai dalam mengurusi hati dan
memberikan perhatian penuh kepadanya. Padahal seorang dai berdakwah dengan hatinya,
bukanlah dengan organ tubuh yang lain. Kalaupun organ tubuh yang lain berbuat kebaikan
maka itu karena kebaikan hati dan semangatnya kepada kebaikan. Pertanyaannya bagaimana
memperbarui iman? Beliau berkata jawabnya ada beberapa metode yang bisa kita lakukan
untuk merekonstruksi iman antara lain adalah:
1. Mengikhlaskan niat dalam segala amal-amal sholeh kita hanya untuk Alloh Taala
saja, bukan untuk makhluknya . Ikhlas dalam beramal merupakan sebuah kekuatan yang
luar biasa, kekuatan yang melebihi segalanya hingga meruntuhkan rasa takut terhadap ancaman
manusia, mereka yang ikhlas lebih takut terhadap ancaman Allah SWT, ancaman apabila
catatan amal perbuatan yang buruk akan diberikan dari punggungnya atau lewat tangan kirinya.
Mereka lebih takut terhadap ancaman tersebut daripada ancaman yang keluar dari seorang
manusia. Motivasi diri itu tumbuh dari kesadaran akan tujuan utama, daya gerak akan keluar
dengan kekuatan yang luar biasa. Bandingkan dengan orang yang bekerja atas dasar motivasi
Allah semata dengan orang yang bekerja atas dasar takut akan ancaman terhadap manusia,
manakah yang akan bergerak secara terus menerus dan mempunyai kekuatan yang luar biasa?
( Ini tambahan dari penulis ).
2. Membaca siroh generasi salaf. Membaca siroh generasi salaf dapat memotivasi kita untuk
mengikuti amal-amal mereka.
3. Menyendiri dengan diri sendiri. Berkhalwat (menyendiri) dapat memberikan kesempatan
para dai untuk menginstropeksi seluruh amalan dakwah yang telah dilakukan.
4. Mengerjakan pekerjaan sederhana. Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan sederhana dalam
dakwah dapat melatih kerendahan hati dan mengikis kesombongan. Hal itu dapat dilakukan
dengan syarat tiadak mengorbankan pekerjaan-pekerjaan besar yang lebih penting.
5. Ziarah kubur. Tentang hal ini Rasulullah bersabda: Ziarahi kuburan, sebab kuburan
mengingatkan kalian pada kematian. (HR.Muslim, An Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah dan
Al-Hakim).
6. Mengunjungi atau berkumpul dengan orang-orang soleh. Berkumpul dengan orang
soleh, meminta nasihat kepada mereka dapat membantu kita dalam merekonstruksi iman. Inilah
hikmah betapa pentingnya hidup berjamaah, dimana ada nuansa taushiyah-mentaushiyahi antar
aktivis dakwah.
7. Ingat hari-hari Allah. Ingatlah hari-hari dimana Allah SWT menolong penolong
agamanya. Hal itu akan menyadarkan kita betapa dekatnya kemenagan dan kebangkitan Islam.
Alloh berfirman, Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka
sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah Karena bencana
yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada
musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS. Ali Imron:146)
Penulis mengajak diri sendiri dan saudara seiman semua, mari kita hilangkan futur
dalam diri kita dengan segera mungkin. Bila belum bisa hilang mari kita coba berkali-kali
hingga hilang dari diri kita. Bila muncul lagi, mari kita perangi lagi. Bila muncul-muncul terus,
mari kita tepiskan terus. Ingatah, bahwa iman yazid wa yankhush ( bertambah dan berkurang).
Bila yanqush dan futur lagi obatilah dengan azzam yang kuat tuk beramal sholeh dan
istiqomalah melakukan ketaatan, karena istiqomah di atas kebenaran merupakan karomah yang
paling mulia bagi seorang hamba yang beriman. Waspada, waspada dan waspadalah terhadap
penyakit futur ini, yang kan selalu menghampiri saudara, kapan dan di manapun saudara
berada.

Oleh Muh. Ubaidillah, MA


Terapi Mental Aktivis Da'wah
saLam aLayk...
Okay...entry sebelum ni aku dah cerita sebab-sebab futur kan... so, seperti yang aku
janji kan.. hari nie jom sama2 mendidik diri kita untuk mengubati penyakit futur..

Artikel ini ditulis berdasarkan rujukan buku Afat `Ala Tariq oleh Dr. Sayyid Muhammad
Nuh dan terjemahannya bertajuk Terapi Mental Aktivis Harakah, terbitan Pustaka
Mantiq, Indonesia, 1995.

::. Teruslah Melangkah hingga ke destinasi perjuangan .::

PENAWAR FUTUR BAGI AKTIVIS DA'WAH

1. Jauhi maksiat yang kecil, apatah lagi yang besar.

2. Mewujudkan rutin amalan dan ibadah, waktu siang dan malam.

3. Jauhilah segala sikap berlebihan, samada dalam menikmati yang mubah atau dalam
beribadah.

4. Membina kemesraan dengan tanzim dan rakan-rakan aktivis.

5. Mendidik aktivis untuk memahami aturan alam dan meraikannya dalam amal dakwah.

6. Menyemai budaya hidup yang teratur, sistematik dan terancang.

7. Berikan tempoh rehat (break) bagai para aktivis, sebelum timbul rasa lemah.

8. Benarkan sedikit perkara mubah bagi aktivis seperti bergurau, berehat, beriadah dll.

10. Memberi peingatan yang menimbulkan ingatan terhadap mati dan akhirat.

11. Menggalakkan aktivis untuk melazimi majlis ilmu di luar program tarbiyah yang
biasa kerana ia akan membantu proses pembinaan kefahaman yang betul dan
menambah keberkatan.

12. solat berjemaah.

13.Membaca sirah nabi dan pejuang-pejuang gerakan Islam.


14. Meninggalkan amalan makruh

15.Tingkatkan amalan sunat dan hidupkan sunnah Rasulullah

16.Amalkan pengurusan diri dan berdisiplin.

17. Kreatif mempelbagaikan aktiviti jamaah.

18) Mengamalkan kesatuan fikrah dan kesatuan amal.

19) Libatkan semua peringkat ahli jamaah Islam dengan tarbiah.

20) Ukhuwwah di peringkat Qiadah dan ahli gerakan Islam haruslah kuat dan tidak
membeza-bezakan antara ahli.

::. KONKLUSI .::


Para Qiadah dan Jundi dalam jamaah Islam seharusnya peka terhadap perkembangan
dalam kalangan ahli-ahli gerakan Islam yang mempunyai sifat dan kecenderungan yang
pelbagai. Setiap individu mempunyai softskill yang berbeza..ada yang suka berpidato,
menulis, sukan, hiburan.. dan mcm2 lagi.

Kebijaksanaan qiadah amat perlu bagi memastikan faktor-faktor yang membawa kepada
futur dalam dakwah dapat ditangani dengan berkesan agar intima di dalam jamaah
bukan sahaja kerana kebenaran yang dibawa tetapi kerana keseronokan bersama-sama
memperjuangkan Islam. Qiadah yang tidak peka terhadap perkara-perkara seumpama
ini akan membawa kepada kecenderungan ahli jamaah meninggalkan perjuangan Islam.

Jom Sama-sama tadabbur ayat ini..Surah An-Nasyrah Ayat 5-6

5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Kita berurusniaga dengan Allah..dan Ganjaran pasti Lumayan sekiranya kita yakin
dengan janji-NYA..!!

"Usah bicara tentang perjuangan, kerana perjuangan adalah perlaksanaan kata-kata!"


Anda pernah terkena sakit flu? Umumnya kita mendapat penyakit flu disaat kita banyak
melakukan aktivitas dengan intensitas padat akan tetapi tidak disertai istirahat dan makanan
yang memadai serta kondisi cuaca yang ekstrem dapat membuat seseorang akan mudah
mendapatkan penyakit FLU tersebut. Cara mengobatinya pun biasanya akan dianjurkan minum
obat dan istirahat yang cukup.

Namun beda kondisinya ketika seoranng ADK(Aktivis Dakwah Kampus) terkena FLU (baca:
Futur, Lesu, Uzlah)? Jawabannya akan tidak jauh berbeda dengan seroang yang terkena
penyakit flu. Adanya beberapa kasus tentang kader yang kemudian sangat aktif di organisasi
dakwah kemudian tiba-tiba enggan untuk aktif kembali, ada juga yang hanya sekedar untuk
menggugurkan kewajiban sebagai anggota dengan prinsip Asal teman/kakak Senang atau
Asal tidak tercatat negatif dalam struktural.

sumber : google
Penyebab sakit FLU

Untuk mengetahui seorang ADK terkena penyakit FLU, maka ada baiknya kita membuka
kembali buku yang menjadi acuan aktivis tahun 90an yaitu Terapi Mental Aktivis Harakah
tulisan DR. Sayyid Muhammad Nuh. Penyakit Futur ditempatkan pada bab pertama setelah
bab pendahuluan mengenai penyakit-penyakit di tengah jalan. Dua hal utama terjadinya
futur adalah berlebih-lebihan dalam beragama dan suka menyendiri atau meninggalkan
jamaah(read:organisasi).
Hal lainnya adalah suka menyendiri atau meninggalkan jamaah(read:organisasi), biasanya
seorang ADK lebih menyukai kesendirian dikarenakan tidak lagi merasakan manisnya
semangat ukhuwah dalam berjamaah serta tidak menemukan adanya nuansa ruhiyah ketika
melakukan aktivitas ibadah dalam kesunyian. Dalam kesunyian ini, apabila ada saudaranya
yang membiarkannya dalam kondisi tersebut, lambat laun namun pasti akan menjerumuskan
akh tersebut dalam kelesuan beraktivitas dakwah. Beliau akan lebih suka dalam kemanisan
beribadah daripada kesusahan aktivitas dakwah.

Lesu akan menjadi tingkat yang paling berbahaya dalam kondisi futur bagi seorang ikhwah,
karena apabila seorang ADK sudah mengalami kelesuan biasanya lebih suka untuk Uzlah. Uzlah
bisa dijadikan alasan seorang ADK karena lebih merasakan manisnya nilai ruhiyah daripada
berdakwah ke objeknya. Adapula yang beralasan bahwa dengan bergaul dengan manusia
dapat menganggu konsentrasi beribadah dengan melupakan pengertian ibadah yang
sebenarnya.

Terapi Penyakit FLU bagi ADK

Untuk mengobatinya tentu saja yang bersangkutan harus dapat memotivasi diri kembali
dengan membaca buku-buku yang diperlukan, muhasabah diri pada saat istirahat. Tetapi,
selain penyembuhan oleh yang bersangkutan maka kondisi lingkungan yang kondusif dalam
proses penyembuhan tersebut sangatlah diperlukan. Menjenguk dan memberi oleh-oleh dari
saudaranya bisa menjadi cara untuk mempercepat proses penyembuhan.

Seperti etika dalam menjenguk orang sakit, diusahakan tidak membahas tuntutan tugas
dakwah, masalah-masalah dakwah yang harus diselesaikan, tetapi pembicaraan dapat
diarahkan mengenai perhatian terhadap dirinya, keluarga dan hal-hal lain mengenai kesulitan
pribadi kehidupannya dan akan lebih baik bila menawarkan diri untuk membantunya
membantu permasalahan yang dihadapinya.

Bagaimana kabar antum akhi? Sudah lama tidak pernah kelihatan? Terdengar lebih baik dan
manis daripada teguran Kemana saja antum? Banyak tugas tuh! atau Kemana saja antum?
Dimana saja antum bersembunyi antum akan tetap dicari akhi, bahkan bisa jadi catatan kaderisasi
untuk tingkatan antum!.

Atau Akh, tugas yang kemarin antum dapat ada yang bisa ana Bantu? juga terasa lebih baik
dan melegakan bila dibandingkan Bagaimana nih kerjaan antum? Kok hasilnya begini?.
Ucapan-ucapan tersebut kelihatan sederhana tetapi sangat berpengaruh dalam dakwah
fardiyah, silahkan baca kembali Sentuhan hati penyeru dakwah, panduan berdakwah syabiah
tulisan Abbas As-sisi.

Vous aimerez peut-être aussi