Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
1. ABI AUFA E0016001
2. AJENG PURWANINGSIH E0016003
3. GIRLY RISMA FIRSTY E0016016
4. NUR KHOLFATUN FATISA E0016027
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga dapan menyelesaikan tugas
mata kuliah Kimia Medisinal. Kemudian sholawat beserta salam kita sampaikan
kepada nabi kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni
Al-Quran dan sunah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah yang berjudul Senyawa Pemblok -Adrenergik ini merupakan salah satu
tugas mata kuliah Kimia Medisinal. Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu Oktariani Pramiastuti, M.Sc., Apt. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Kimia Medisinal dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
2. Turunan Ariloksipropanolamin
Hubungan Struktur dan Aktivitas ariloksipropanolamin
Naftiloksipropanolamin mempunyai aktivitas -bloker 10-20 kali lebih
besar dibanding pronetalol dan tidak menimbulkan efek karsinogenik. Selain
itu juga didapatkan bahwa substituen pada cincin naftil lebih banyak terletak
pada posisi dibanding posisi . Prototip turunan ini adalah propanolol, yang
dikenal sebagai generasi kedua -bloker.
Pada umumnya -bloker mempunyai aktivitas agonis parsial (aktivitas
simpatomimetik intrinsik), yang kadang- kadang diperlukan untuk
menghindari terlalu besarnya tekanan pada otot jantung (menjaga
keseimbangan efek inotropik). Contoh -bloker yang mempunyai aktivitas
agonis parsial adalah asebutolol, oksprenolol, alprenolol, pindolol dan
praktolol.
Beberapa -bloker dapat menimbulkan aktivitas stabilisasi membran, contoh :
asebutolol, alprenolol, alprenolol, dan propranolol.
Kebanyakan derivat seri ini memiliki variasi substitusi cincin fenil
dibandingkan cincin naftil
Substitusi CH3, Cl, OCH3, atau NO2 pada cincin disukai pada posisi 2
dan 3 dan hanya sebagian kecil pada posisi 4
Turunan 3,5-disubstitusi mempunyai aktivitas lebih besar dibandingkan
turunan 2,6-disubstitusi maupun 2,3,6-trisubstitusi. Diduga hal ini
dikarenakan adanya efek halangan ruang terhadap rantai samping
Adanya gugus alkenil atau alkeniloksi pada posisi orto cincin fenil
menunjukkan aktivitas yang cukup baik karena merupakan analog
propranolol dengan cincin terbuka,
Seperti simpatomimetik, gugus bulk alifatik seperti tert-butil dan gugus
isopropyl normal ditemukan pada fungsi amino. Harus amina sekunder
untuk aktivitas optimal.
Contoh : oksprenolol dan alprenolol
(Siswandono, 2008)
Masalah yang besar pada penggunaan klinik propanolol adalah kelarutannya dalam
lemak yang tinggi sehinggga dapat menembus jaringan saraf dan menimbulkan efek
depresi jantung. Untuk menghindari hal tersebut, pada cincin fenil disubstitusikan
gugus yang bersifat polar, seperti gugus metansulfonamida atau gugus asetamida.
Modifikasi ini menghilangkan efek depresi jantung yang tidak diinginkan.
Contoh : praktolol
Senyawa masih menimbulkan efek samping yang tidak dikehendaki , karena selain
memblok -reseptor jantung (1) juga memblok -reseptor bronkus (2), sehingga
perlu dicari senyawa yang lebih selektif. Modifikasi dengan melakukan substitusi
pada posisi orto atau meta yang lain ternyata menghilangkan aktivitas dan
selektivitas senyawa.
Senyawa antagonis- 1 yang selektif mempunyai karakteristik utama yaitu substituen
terletak pada posisi para, yang digambarkan pada turunan fenoksi propanolamin
sebagai berikut:
Senyawa antagonis-2 selektif biasanya mengandung gugus -metil dan gugus
hidroksil aromatik diganti denan substituen lain.
Contoh :
bloker terutama digunakan pada angina pektoris, aritmia tertentu dan hipertensi
sistemik. Selain itu juga digunakan untuk pengobatan kelainan jantung yang lain
seperti fibrilasi atrial, kardimiotropi hipetropi, payah (glaukoma), mencegah migrain,
feokromositoma dan tremor esensial.
Banyak -bloker bersifat tidak selektif, yaitu bekerja pada 1 dan 2- reseptor. Efek
samping yang ditimbulkan -bloker antara lain adalah bronkospasma, gangguan
vaskular perifer, hipotensi, hiperglikemi, bradikardia berat dan fenomena Raynaud.
Mekanisme Kerja :
Senyawa pemblok saraf adrenergik bekerja dengan melepakan norepinefrin
dari tempat penyimpanan perifer. Golongan ini memblok aktivitas
adrenergik yang diperantarai oleh norepinefrin pada adrenoseptor dalam
buluh darah, pada penghubung postsinaptik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Obat anti adrenergik atau adrenolitik merupakan golongan obat yang
menghambat respon terhadap perangsangan saraf simpatetik.
2. Senyawa pemblok -adrenergik disebut juga beta bloker memiliki
mekanisme kerja sebagai antagonis kompetitif terhadap noreepinefrin
pada -reseptor bisa juga disebut sebagai senyawa dapat memblok
reseptor beta adrenergik.
3. Modifikasi tertentu telah digunakan menggunakan struktur dasar
isoproterenol, dalam usaha mendapatkan senyawa pemblok beta
adrenergik yang kuat.
4. -bloker mempunyai aktivitas memblok adrenergik, meskipun
lemah.
5. Golongan pemblok saraf adrenergik strukturnya berhubungan dengan
amin-amin simpatomimetik
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini. Penulis banyak berharap para
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bueger A, Ed. 1970. Medicinal Chemistry part I and II, 3rded. New York, London,