Vous êtes sur la page 1sur 91

ANALISIS DAN DESAIN

SAMBUNGAN BAJA
DENGAN AISC 360-10

Bambang Suryoatmono

Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil


Universitas Katolik Parahyangan
Maret 2013
B. Suryoatmono

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Allah SWT bahwa diktat Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10
ini selesai ditulis.

Diktat ini disusun berdasarkan AISC 360-10 LRFD yang di dalamnya telah ada satuan newton (N) dan
mm. Diktat ini memuat soal dan jawaban lengkap yang ditulis dengan menggunakan perangkat lunak
MathCAD 14. Pembaca dapat menggunakan lembar kerja elektronik MathCAD yang ada di dalam
diktat ini untuk soal-soal yang serupa, hanya dengan mengganti angka-angka seperlunya, sehingga
pembaca akan mendapatkan solusi secara instan. Di setiap soal, didapatkan penjelasan teori untuk
setiap langkah pengerjaan, agar pembaca mudah mempelajarinya.

Sebelum mempelajari dan menggunakan soal-jawab pada diktat ini, pembaca sangat dianjurkan
mempelajari terlebih dahulu beberapa buku standar struktur baja, sebagaimana tercantum di Daftar
Pustaka.

Sekalipun telah banyak upaya dilakukan untuk meyakinkan bahwa semua lembar kerja MathCAD yang
ditulis di dalam diktat ini benar, adalah tanggung jawab pembaca apabila lembar kerja tersebut
digunakan di dalam proyek-proyek struktur baja.

Kritik, saran, dan masukan yang berharga sangat kami harapkan agar diktat ini dapat terus menerus
diperbaharui ke arah penyempurnaan.

Bandung, Maret 2013

Bambang Suryoatmono
suryoatm@unpar.ac.id
suryoat@indosat.net.id
suryoat@yahoo.com

--

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. i


B. Suryoatmono

Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar _______________________________________________________________________ i
Daftar isi ___________________________________________________________________________ ii

Bagian I: Tabel dan Ketentuan


Dimensi Lubang Nominal _______________________________________________________ 1
Kuat Tarik dan Kuat Geser baut biasa dan Baut mutu tinggi ____________________________ 2
Jarak minimum baut ___________________________________________________________ 4
Gaya tarik awal (pretension) baut mutu tinggi _______________________________________ 6
Ketentuan tentang baut mutu tinggi tipe kritis selip___________________________________ 8

Bagian II: SAMBUNGAN SEDERHANA


Jarak baut, jarak ujung, kuat tumpu, kuat geser pada baut biasa________________________ 10
Sambungan plat tarik ke plat buhul, baut mutu tinggi tipe tumpu ______________________ 13
Sambungan siku tarik ke plat buhul, baut mutu tinggi tipe tumpu _______________________ 16
Baut tarik dan prying force pada struktur hanger dari profil T __________________________ 21
Sambungan breket profil T ke kolom profil I, tipe kritis selip ___________________________ 24
Sambungan breket profil T ke kolom profil I, tipe tumpu ______________________________ 27
Ketentuan tentang las _________________________________________________________ 29
Sambungan pelat tarik yang dilas sentris dalam arah longitudinal _______________________ 34
Sambungan pelat tarik yang dilas sentris dalam arah longitudinal dan transversal __________ 37
Sambungan pelat breket yang dilas sentris dengan beban miring _______________________ 40
Sambungan siku tarik ganda ke pelat buhul dengan menggunakan las
menyeimbangkan las ____________________________________________________ 42

Bagian III: SAMBUNGAN EKSENTRIS


Sambungan breket profil T ke kolom profil I, tipe tumpu ______________________________ 46
Sambungan baut eksentris, momen sebidang_______________________________________ 49
Sambungan baut, beban eksentris analisis ultimit (Tabel AISC) _________________________ 53
Sambungan baut, beban eksentris, analisis elastis ___________________________________ 55
Sambungan las, beban eksenstris, analisis ultimit (Tabel AISC) _________________________ 57
Sambungan las, beban eksenstris, analisis elastis ____________________________________ 59
Sambungan seated beam dengan menggunakan las sudut ____________________________ 63
Sambungan framed beam dengan menggunakan las sudut ____________________________ 66
Sambungan momen balok ke kolom dengan menggunakan tiga pelat penyambung ________ 69

Lampiran
Tabel 7-8 Manual AISC koefisien C untuk kelompok baut _____________________________ 78

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. ii


B. Suryoatmono

Tabel 8-8 Manual AISC koefisien C untuk kelompok las _______________________________ 79


Besaran Penampang Profil Siku Sama Kaki _________________________________________ 80
Besaran Penampang Profil Siku Tidak Sama Kaki ____________________________________ 81
Besaran Penampang Profil T ____________________________________________________ 82
Besaran Penampang Profil Kanal (UNP) ___________________________________________ 83
Besaran Penampang Profil WF __________________________________________________ 84
Konversi satuan ______________________________________________________________ 85

Daftar Pustaka _____________________________________________________________________ 87

--

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. iii
B. Suryoatmono

Dimensi Lubang Nominal AISC 360-10 Tabel J3.3, J3.3M

Disini hanya dicantumkan dimensi Lubang Standar. Untuk dimensi lubang berukuran lebih, lubang berslot
pendek, dan lubang berslot panjang, lihat Tabel J3.3 dan J3.3M AISC 360-10 hal. 121

Untuk baut dengan ukuran in, misalnya d b 0.5 in


1
d standard d b in 0.563 in
16

Untuk baut dengan ukuran mmm misalnya d b 16 mm

d standard db 2 mm if d b 24 mm 18 mm

db 3 mm otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 1


B. Suryoatmono

Tegangan Tarik Nominal dan Tegangan Geser Nominal Baut Biasa dan Baut Mutu
tinggi - AISC 2010 Tabel J3.2 p. 120

Satuan ksi

MutuBaut "A325-X" Kemungkinan yang bisa dipakai: A307, A325-N, A325-X,


A490-N, A490-X.
N artinya ulir ada di bidang geser (iNcluded)
X artinya ulir ada di luar bidang geser (eXcluded)

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 2


B. Suryoatmono

Fnt 45 ksi if MutuBaut "A307" Fnv 27 ksi if MutuBaut "A307"


90 ksi if MutuBaut "A325-N" 54 ksi if MutuBaut "A325-N"
90 ksi if MutuBaut "A325-X" 68 ksi if MutuBaut "A325-X"
113 ksi if MutuBaut "A490-N" 68 ksi if MutuBaut "A490-N"
113 ksi if MutuBaut "A490-X" 84 ksi if MutuBaut "A490-X"

Tegangan tarik nominal Fnt 90 ksi Tegangan geser nominal Fnv 68 ksi

Satuan MPa

MutuBaut "A325M-X" Kemungkinan yang bisa dipakai: A307M, A325M-N, A325M-X,


A490M-N, A490M-X.
N artinya ulir ada di bidang geser (iNcluded)
X artinya ulir ada di luar bidang geser (eXcluded)

Fnt 310 MPa if MutuBaut "A307M" Fnv 188 MPa if MutuBaut "A307M"
620 MPa if MutuBaut "A325M-N" 372 MPa if MutuBaut "A325M-N"
620 MPa if MutuBaut "A325M-X" 457 MPa if MutuBaut "A325M-X"
780 MPa if MutuBaut "A490M-N" 457 MPa if MutuBaut "A490M-N"
780 MPa if MutuBaut "A490M-X" 579 MPa if MutuBaut "A490M-X"

Tegangan tarik nominal Fnt 620 MPa Tegangan geser nominal Fnv 457 MPa

Catatan:
A307 adalah baut biasa (common bolt), sedangkan A325 dan A490 adalah baut mutu tinggi (high
strength bolts).
Group A: ASTM A325, A325M, F1852, A354 Grade BC, A449
Group B: ASTM A490, A490M, F2280, A354 Grade BD

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 3


B. Suryoatmono

Jarak tepi minimum dari pusat lubang standar ke tepi bagian yang disambung AISC
360-10 Tabel J3.4, J3.4M

Untuk lubang berukuran lebih atau lubang berslot, lihat Tabel J3.5 dan J3.5M.

Satuan in d b 0.5 in
Lemin 0.75 in if d b 0.5 in Lemin 0.75 in

0.875 in if d b 0.625 in

1.0 in if d b 0.75 in

1.125 in if d b 0.875 in

1.25 in if d b 1 in

1.5 in if d b 1.125 in

1.625 in if d b 1.25 in

1.25 d b if d b 1.25 in

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 4


B. Suryoatmono

Satuan mm d b 22 mm
Lemin 22 mm if d b 16 mm Lemin 28 mm

26 mm if d b 20 mm

28 mm if d b 22 mm

30 mm if d b 24 mm

34 mm if d b 27 mm

38 mm if d b 30 mm

46 mm if d b 36 mm

1.25 d b if db 36 mm

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 5


B. Suryoatmono

Gaya tarik awal minimum baut mutu tinggi Tb - Tabel J3.1 dan J3.1M AISC 360-
10 p. 119
Satuan kips d b 0.75 in diambil dari 0.70 x kuat tarik minimum baut, dibulatkan ke kips (kips) terdekat.

Tipe Baut A325 Tb 12 kip if d b 0.5 in Tb 28 kip

19 kip if d b 0.625 in

28 kip if d b 0.75 in

39 kip if d b 0.875 in

51 kip if d b 1 in

56 kip if d b 1.125 in

71 kip if d b 1.25 in

85 kip if d b 1.375 in

103 kip if d b 1.5 in

Tipe Baut A490 Tb 15 kip if d b 0.5 in Tb 35 kip

24 kip if d b 0.625 in

35 kip if d b 0.75 in

49 kip if d b 0.875 in

64 kip if d b 1 in

80 kip if d b 1.125 in

102 kip if d b 1.25 in

121 kip if d b 1.375 in

148 kip if d b 1.5 in

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 6


B. Suryoatmono

Satuan Metrik diambil dari 0.70 x kuat tarik minimum baut, dibulatkan ke kN terdekat.

Tipe Baut A325M UkBaut "M16"


d b 16 mm if UkBaut "M16" Tb 91 kN if UkBaut "M16"
20 mm if UkBaut "M20" 142 kN if UkBaut "M20"
22 mm if UkBaut "M22" 176 kN if UkBaut "M22"
24 mm if UkBaut "M24" 205 kN if UkBaut "M24"
27 mm if UkBaut "M27" 267 kN if UkBaut "M27"
30 mm if UkBaut "M30" 326 kN if UkBaut "M30"
36 mm if UkBaut "M36" 475 kN if UkBaut "M36"

d b 16 mm Tb 91 kN

Tipe Baut A490M UkBaut "M16"

d b 16 mm if UkBaut "M16" Tb 114 kN if UkBaut "M16"


20 mm if UkBaut "M20" 179 kN if UkBaut "M20"
22 mm if UkBaut "M22" 221 kN if UkBaut "M22"
24 mm if UkBaut "M24" 257 kN if UkBaut "M24"
27 mm if UkBaut "M27" 334 kN if UkBaut "M27"
30 mm if UkBaut "M30" 408 kN if UkBaut "M30"
36 mm if UkBaut "M36" 595 kN if UkBaut "M36"

d b 16 mm Tb 114 kN

Catatan:
Group A: ASTM A325, A325M, F1852, A354 Grade BC, A449
Group B: ASTM A490, A490M, F2280, A354 Grade BD

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 7


B. Suryoatmono

Ketentuan mengenai baut mutu tinggi tipe kritis-selip (slip-critical) - AISC 360-
10
Sambungan kritis selip harus didesain untuk mencegah slip dan semua kondisi batas untuk sambungan
tipe tumpu. Artinya, meskipun pada sambungan ini secara teoritis tidak ada geser dan tumpu, tetapi
kekuatan geser dan tumpu harus juga memadai, kalau-kalau terjadi kelebihan beban.

Kelas "Class A" Permukaan kelas A: unpainted clean mill scale steel surfaces or sur-
faces with Class A coatings on blast-cleaned steel or hot-dipped
galvanized and roughened surfaces.

Permukaan Kelas B: unpainted blast-cleaned steel surfaces or sur-


faces with Class B coatings on blast-cleaned steel.

Ns 1 untuk 1 bidang geser, dan Ns = 2 untuk 2 bidang geser

Nb 4 banyak baut pada sambungan ini, misalnya 4

Tipe Baut A325M UkBaut "M16" Lihat tabel J3.1M untuk tipe baut lainnya.
d b 16 mm if UkBaut "M16" Tb 91 kN if UkBaut "M16"
20 mm if UkBaut "M20" 142 kN if UkBaut "M20"
22 mm if UkBaut "M22" 176 kN if UkBaut "M22"
24 mm if UkBaut "M24" 205 kN if UkBaut "M24"
27 mm if UkBaut "M27" 267 kN if UkBaut "M27"
30 mm if UkBaut "M30" 326 kN if UkBaut "M30"
36 mm if UkBaut "M36" 475 kN if UkBaut "M36"

d b 16 mm Tb 91 kN gaya pratarik minimum

Hanya baut mutu tinggi (A325, A325M, A490, atau A490M) yang dapat digunakan pada sambungan kritis-
selip.

Koefisien selip rata-rata 0.30 if Kelas "Class A" 0.3


0.50 if Kelas "Class B"

Faktor ketahanan
1.0 untuk lubang standar, dan
untuk lubang berslot pendek yang berarah tegak lurus arah beban
= 0.85 untuk lubang berslot pendek yang berarah sejajar beban, dan
untuk lubang berukuran lebih
= 0.70 untuk lubang berslot panjang

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 8


B. Suryoatmono

Faktor untuk pengisi h f 1.0 apabila tidak ada pengisi (filler), atau
baut telah ditambahkan untuk mendistribusikan beban di
pengisi
hf = 1.0 apabila baut tidak ditambahkan untuk mendistribusikan beban di pengisi
dan hanya ada 1 pengisi di antara bagian yang disambung

hf = 0.85 apabila baut tidak ditambahkan untuk mendistribusikan beban di


pengisi dan ada 2 atau lebih pengisi di antara bagian yang disambung

Kekuatan sambungan kritis-selip R str 1.13 Tb Nb Ns hf 123.396kN


Faktor 1.13 di (dalam AISC 360-10 diberi notasi Du) adalah faktor
pengali yang merefleksikan rasio antara pratarik baut terpasang
rata-rata dan pratarik baut minimum yang dispesifikasikan.

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 9


B. Suryoatmono

Pengecekan jarak baut, jarak ujung, dan kekuatan tumpu, dan kekuatan geser
baut biasa - AISC 360-10

pelat buhul
tebal tb

Le2 1 2
Tu
g

Le2
pelat (batang)
tarik
tebal tp

Lep s Leb

Data
Beban terfaktor Tu 150 kN Diameter nominal baut d b 20 mm MutuBaut "A307M"
Mutu pelat tarik dan plat buhul Baja Bj.37 Fy 240 MPa Fu 370 MPa
Tebal plat tarik t 12 mm Tebal plat buhul tb 10 mm Banyak baut N 4
p b
Jarak-jarak s 65 mm g 70 mm Lep 40 mm Leb 35 mm Le2 45 mm
Anggap lubang baut adalah lubang standar.

Diminta cek jarak antar baut, jarak tepi, kuat tumpu baut, dan kuat geser baut
Jawab
Syarat jarak tepi dalam arah manapun
Lemin 22 mm if d b 16 mm Lemin 26 mm

26 mm if d b 20 mm

28 mm if d b 22 mm

30 mm if d b 24 mm

34 mm if d b 27 mm

38 mm if d b 30 mm

46 mm if d b 36 mm

1.25 d b if d b 36 mm

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 10


B. Suryoatmono

Lep 40 mm harus > Lemin 26 mm

Leb 35 mm harus > Lemin 26 mm

Le2 45 mm harus > Lemin 26 mm

JarakTepi "Oke" if Lep Lemin Leb Lemin Le2 Lemin JarakTepi "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Syarat jarak as ke as antara baut dalam arah manapun menurut AISC 360-10 p. 122
s 65 mm harus > 2.667 d b 53.34 mm

g 70 mm harus > 2.667 d b 53.34 mm

JarakBaut "Oke" if s 2.667 d b g 2.667 d b JarakBaut "Oke"

"Tidak Oke" otherwise


Untuk menghitung Lc yang dipakai dalam perhitungan kuat tumpu, gunakan diameter lubang
standar 2 mm atau 3 mm lebih besar dari pada db (tergantung pada diameter baut). Semua
rumus ini adalah untuk lubang standar, dengan arah beban ke manapun. Lihat AISC 360-10
Tabel J3.3M p. 121

h d b 2 mm if d b 22 mm h 22 mm

d b 3 mm otherwise

Kekuatan tumpu plat tarik di lubang 1 lihat rumus di AISC 360-10 halaman 127
h
Lc Lep Lc 29 mm
2

R n1 0.75 min 1.2 Lc tp Fu 2.4 d b t p Fu R n1 115.88kN

Kekuatan tumpu plat tarik di lubang 2


Lc s h 43 mm


R n2 0.75 min 1.2 Lc tp Fu 2.4 d b t p Fu R n2 159.84kN

Jadi, kekuatan tumpu plat tarik didapat dari 4 lubang baut


R nplat 2 R n1 2 R n2 R nplat 551.45kN

Kekuatan tumpu plat buhul di lubang 1


Lc s h Lc 43 mm


R n1 0.75min 1.2 Lc tb Fu 2.4 db tb Fu R n1 133.2 kN

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 11


B. Suryoatmono

Kekuatan tumpu plat buhul di lubang 2


h
Lc Leb Lc 24 mm
2

R n2 0.75min 1.2 Lc tb Fu 2.4 db tb Fu R n2 79.92 kN

Jadi, kekuatan tumpu rencana plat buhul didapat dari 4 lubang baut
R nbuhul 2 R n1 2 R n2 R nbuhul 426.24kN

Kekuatan tumpu sambungan ini


R ntumpu min R nplat R nbuhul R ntumpu 426.24kN

Catatan: Dalam rumus kuat tumpu angka 1.2 dan 2.4 digunakan apabila deformasi di lubang baut
pada kondisi beban kerja merupakan tinjauan dalam desain. Apabila deformasi di lubang baut pada
kondisi beban kerja bukan merupakan tinjauan desain, maka angka 1.2 diganti dengan 1.5 dan 2.4
diganti dengan 3.0 (AISC 360-10 p.111)

Kekuatan geser desain


Fnv 188 MPa if MutuBaut "A307M" Fnv 188 MPa
372 MPa if MutuBaut "A325M-N"
457 MPa if MutuBaut "A325M-X"
457 MPa if MutuBaut "A490M-N"
579 MPa if MutuBaut "A490M-X"

Luas penampang nominal 1 baut, dihitung dengan luas badan tak berulir dari baut atau bagian tak
berulir) - AISC 360-10 p 125.
2 2
A b 0.25 d b A b 314.16mm

Kekuatan geser total baut R ngeser Nb 0.75 Fnv A b R ngeser 177.19kN

Kekuatan sambungan (ditinjau dari kekuatan geser desain dan kekuatan tumpu desain


R n min R ngeser R ntumpu R n 177.19kN
Tu 150 kN

Jadi, untuk sambungan ini:


Kekuatan "Oke" if R n Tu Kekuatan "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Perhatikan bahwa kekuatan batang tariknya (juga blok geser) belum dicek. Di sini hanya diberikan
pengecekan kuat tumpu, kuat geser dan pengecekan jarak-jarak baut.

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 12


B. Suryoatmono

Pengecekan kekuatan tumpu, dan kekuatan geser baut mutu tinggi tipe tumpu
pada sambungan batang tarik ke pelat buhul. Jarak antara baut dan jarak tepi
juga dicek - AISC 360-10

pelat buhul
tebal tb

Le2 1 2 3 Tu

Le2

pelat (batang)
tarik
tebal tp
Lep s s Leb
Data
Beban terfaktor Tu 230 kN Diameter nominal baut d b 22 mm MutuBaut "A325M-X"
Anggap lubang baut adalah lubang standar
Mutu pelat tarik dan plat buhul Baja Bj.37 Fy 240 MPa Fu 370 MPa
Tebal pelat tarik t 12 mm Tebal pelat buhul tb 10 mm Banyak baut Nb 3
p
Jarak-jarak s 70 mm Lep 40 mm Leb 40 mm Le2 50 mm

Diminta cek jarak antar baut, jarak tepi, kekuatan tumpu, kekuatan geser baut, dan kekuatan batang tarik

Jawab
Syarat jarak tepi dalam arah manapun
Lemin 22 mm if d b 16 mm Lemin 28 mm

26 mm if d b 20 mm

28 mm if d b 22 mm

30 mm if d b 24 mm

34 mm if d b 27 mm

38 mm if d b 30 mm

46 mm if d b 36 mm

1.25 d b if d b 36 mm

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 13


B. Suryoatmono

Lep 40 mm harus > Lemin 28 mm


Leb 40 mm harus > Lemin 28 mm
Le2 50 mm harus > Lemin 28 mm

JarakTepi "Oke" if Lep Lemin Leb Lemin Le2 Lemin JarakTepi "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Syarat jarak antara baut dalam arah manapun:


s 70 mm harus > 2.667 db 58.67 mm
JarakBaut "Oke" if s 2.667 d b JarakBaut "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Untuk menghitung Lc yang dipakai dalam perhitungan kuat tumpu, gunakan diameter lubang
standar sebesar 2 mm atau 3 mm lebih besar dari pada db (tergantung pada diameter baut).
Semua rumus ini adalah untuk lubang standar, dengan arah beban ke manapun. Lihat AISC
360-10 Tabel J3.3M p. 121

h d b 2 mm if d b 22 mm h 24 mm

d b 3 mm otherwise

Kekuatan tumpu plat tarik di lubang 1


h
Lc Lep Lc 28 mm
2


R n1 0.75 min 1.2 Lc tp Fu 2.4 d b t p Fu R n1 111.89kN

Kekuatan tumpu plat tarik di lubang 2 dan 3


Lc s h Lc 46 mm


R n2 0.75 min 1.2 Lc tp Fu 2.4 d b t p Fu R n2 175.82kN

Jadi, kekuatan tumpu plat tarik didapat dari 3 lubang baut


R nplat 1 R n1 2 R n2 R nplat 463.54kN

Kekuatan tumpu plat buhul di lubang 1 dan 2


Lc s h Lc 46 mm


R n1 0.75 min 1.2 Lc tb Fu 2.4 d b t b Fu R n1 146.52kN

Kekuatan tumpu plat buhul di lubang 3


h
Lc Leb Lc 28 mm
2

R n2 0.75 min 1.2 Lc tb Fu 2.4 d b t b Fu R n2 93.24 kN

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 14


B. Suryoatmono

Jadi, kekuatan tumpu rencana plat buhul didapat dari 3 lubang baut
R nbuhul 2 R n1 1 R n2 R nbuhul 386.28kN

Kekuatan tumpu desain sambungan ini


R ntumpu min R nplat R nbuhul R ntumpu 386.28kN

Kekuatan geser desain


Fnv 165 MPa if MutuBaut "A307M" Fnv 414 MPa
330 MPa if MutuBaut "A325M-N"
414 MPa if MutuBaut "A325M-X"
414 MPa if MutuBaut "A490M-N"
520 MPa if MutuBaut "A490M-X"
Luas penampang nominal 1 baut, dihitung dengan luas badan tak berulir dari baut atau bagian tak
berulir) - AISC 360-10 p 125.
2 2
A b 0.25 d b A b 380.13mm

Kekuatan geser total baut R ngeser Nb 0.75 Fnv A b R ngeser 354.09kN

Kekuatan batang tarik


Diameter lubang untuk perhitungan luas neto batang tarik adalah d hole h 2 mm 26 mm
diameter lubang nominal + 2 mm (AISC 360-10 p. 18)

2
Luas bruto A 2 Le2 t p A 1200 mm
2
Luas neto A n A d hole tp A n 888 mm
Tidak ada elemen yang tidak disambung, sehingga U 1 dan A e U A n
Fraktur pada penampang neto:
t 0.75 Pu1 t Fu A e Pu1 246.42kN

Leleh pada penampang bruto
t 0.90 Pu2 t Fy A Pu2 259.2 kN

Beban terfaktor maksimum yang dapat bekerja di batang tarik dan sambungan ini,


R n min R ngeser R ntumpu Pu1 Pu2 R n 246.42kN
Tu 230 kN

Jadi, sambungan dan batang tarik ini:

Kekuatan "Oke" if R n Tu Kekuatan "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 15


B. Suryoatmono

Sambungan batang tarik profil siku dengan baut mutu tinggi tipe kritis-
selip - AISC 360-10

pelat buhul
tebal tb

g
Tu
1 2 3 4

Le2

Profil siku
tebal tp

Lep s s s Leb

Data:
Jarak-jarak s 75 mm Lep 40 mm Leb 40 mm g 50 mm Le2 40 mm
Baut UkBaut "M22" MutuBaut "A325M-X" Banyak baut Nb 4 Lubang standar

Banyak bidang geser Ns 1 Kelas kekasaran permukaan Kelas "Class A"


Profil siku dan plat buhul Baja Bj. 37 Fy 240 MPa Fu 370 MPa
2
Profil siku L90.90.10 A 17 cm Lokasi titik berat xbar 2.57 cm
Tebal profil siku tp 10 mm Lebarnya b p 90 mm
Tebal plat buhul tb 10 mm
Beban terfaktor yang harus dipikul Tu 200 kN
Anggap lubang standar digunakan.

Ditanya apakah sambungan dan batang tarik (termasuk geser blok) memadai? Cek juga persyaratan jarak
tepi dan jarak antara baut.
Jawab
Tinjau kekuatan sambungan
Kekuatan kritis-selip
Koefisien selip rata-rata 0.30 if Kelas "Class A" 0.3
0.50 if Kelas "Class B"

Faktor ketahanan 1.0 untuk lubang standar

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 16


B. Suryoatmono

Untuk tipe A325M:


d b 16 mm if UkBaut "M16" Tb 91 kN if UkBaut "M16"
20 mm if UkBaut "M20" 142 kN if UkBaut "M20"
22 mm if UkBaut "M22" 176 kN if UkBaut "M22"
24 mm if UkBaut "M24" 205 kN if UkBaut "M24"
27 mm if UkBaut "M27" 267 kN if UkBaut "M27"
30 mm if UkBaut "M30" 326 kN if UkBaut "M30"
36 mm if UkBaut "M36" 475 kN if UkBaut "M36"

d b 22 mm Tb 176 kN
Ns 1 single shear

Faktor untuk pengisi (filler) h f 1.0 karena tidak ada pengisi

Kekuatan sambungan kritis-selip R str 1.13 Tb Nb Ns hf 238.66kN


Kekuatan geser rencana


Fnv 188 MPa if MutuBaut "A307M" Fnv 457 MPa
372 MPa if MutuBaut "A325M-N"
457 MPa if MutuBaut "A325M-X"
457 MPa if MutuBaut "A490M-N"
579 MPa if MutuBaut "A490M-X"

Luas penampang nominal 1 baut, dihitung dengan luas badan tak berulir dari baut atau bagian tak
berulir) - AISC 360-10 p 125.
2 2
A b 0.25 d b A b 380.13mm

Kekuatan geser total baut R ngeser Nb 0.75 Fnv A b R ngeser 521.16kN

Kekuatan tumpu
Untuk menghitung Lc yang dipakai dalam perhitungan kuat tumpu, gunakan diameter lubang
standar sebesar 2 mm atau 3 mm lebih besar dari pada db (tergantung pada diameter baut).
Semua rumus ini adalah untuk lubang standar, dengan arah beban ke manapun. Lihat AISC
360-10 Tabel J3.3M p. 121

h d b 2 mm if d b 22 mm h 24 mm

d b 3 mm otherwise

Kekuatan tumpu profil siku di lubang 1


h
Lc Lep Lc 28 mm
2

R n1 0.75 min 1.2 Lc tp Fu 2.4 d b t p Fu R n1 93.24 kN

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 17


B. Suryoatmono

Kekuatan tumpu profil siku di lubang lainnya


Lc s h Lc 51 mm


R n2 0.75 min 1.2 Lc tp Fu 2.4 d b t p Fu R n2 146.52kN

Jadi, kekuatan tumpu profil siku didapat dari 4 lubang baut


R nsiku 1 R n1 3 R n2 R nsiku 532.8 kN

Kekuatan tumpu plat buhul di lubang 1, 2, dan 3


Lc s h Lc 51 mm


R n1 0.75 min 1.2 Lc tb Fu 2.4 d b t b Fu R n1 146.52kN

Kekuatan tumpu plat buhul di lubang 4


h
Lc Leb Lc 28 mm
2

R n2 0.75 min 1.2 Lc tb Fu 2.4 d b t b Fu R n2 93.24 kN

Jadi, kekuatan tumpu plat buhul didapat dari 4 lubang baut


R nbuhul 3 R n1 1 R n2 R nbuhul 532.8 kN

Kekuatan tumpu sambungan ini


R ntumpu min R nsiku R nbuhul R ntumpu 532.8 kN

Jadi, kekuatan sambungan ini


R n min R str R ngeser R ntumpu R n 238.66kN

Tinjau kekuatan batang tarik


Mencari luas neto efektif t t p
tebal profil siku

hole h 2 mm d hole 26 mm
Diameter lubang untuk perhitungan luas neto d
batang tarik adalah diameter lubang nominal + 2
mm (AISC 360-10 p. 18(


L Nb 1 s L 225 mm

xbar
U max 0.81 0.89 rumus ini adalah untuk >4 pada profil siku
L
bp tp
U max U 0.89 U tidak perlu diambil lebih kecil dari luas bruto elemen yang
A disambung/luas bruto penampang
Jalur lurus melalui 1 lubang baut (tidak ada jalur belok):


A n A dhole t 2
A n 14.4 cm
2
A e U A n A e 12.76 cm

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 18


B. Suryoatmono

Fraktur pada penampang neto:


t 0.75 Pu1 t Fu A e Pu1 353.96kN

Leleh pada penampang bruto


t 0.90 Pu2 t Fy A Pu2 367.2 kN

Geser blok (diperiksa blok yang lebarnya d 1 Le2

Nb 1 s Lep t
2
A gv A gv 26.5 cm
2
A gt d 1 t A gt 4 cm


A nv A gv Nb 0.5 dhole t A nv 17.4 cm
2

2
A nt A gt 0.5 d hole t A nt 2.7 cm

0.75 Ubs 1.0


R nblok min 0.6 Fu A nv Ubs Fu A nt 0.6 Fy A gv Ubs Fu A nt 361.12kN

Kuat tarik rencana profil ini


P n min Pu1 Pu2 R nblok 353.96kN

Jadi, beban terfaktor maksimum yang dapat bekerja di sambungan dan batang tarik ini


min R n P n 238.66kN
harus > Tu 200 kN

Kekuatan "Oke" if Tu min R n P n Kekuatan "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Pengecekan jarak baut dan jarak tepi

Syarat jarak tepi dalam arah manapun


Lemin 22 mm if d b 16 mm Lemin 28 mm

26 mm if d b 20 mm

28 mm if d b 22 mm

30 mm if d b 24 mm

34 mm if d b 27 mm

38 mm if d b 30 mm

46 mm if d b 36 mm

1.25 d b if d b 36 mm

Lep 40 mm harus > Lemin 28 mm


Leb 40 mm harus > Lemin 28 mm
Le2 40 mm harus > Lemin 28 mm

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 19


B. Suryoatmono

JarakTepi "Oke" if Lep Lemin Leb Lemin Le2 Lemin JarakTepi "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Syarat jarak antara baut dalam arah manapun:


s 75 mm harus > 2.667 db 58.67 mm

JarakBaut "Oke" if s 2.667 d b JarakBaut "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 20


B. Suryoatmono

Baut Tarik dan Prying force pada struktur hanger dari profil T - AISC 360-10

bf
d1

tf

b a

tw

Tu

d1
Data
Profil T350x300: t w 13 mm tf 24 mm b f 300 mm
Panjang profil Lprofil 200 mm
Baut d b 22 mm MutuBaut "A325M-X" Banyak baut Nb 4 Lubang standar
Beban terfaktor yang harus dipikul Tu 350 kN
Mutu profil T Bj. 37 Fy 240 MPa Fu 370 MPa
Jarak antar pusat baut d 1 140 mm (tentu harus lebih kecil dari bf)

Ditanya: Apakah sambungan ini memadai? Periksa juga pengaruh prying force.
Jawab:

Fnt 310 MPa if MutuBaut "A307M" Tegangan Tarik nominal baut Fnt 620 MPa
620 MPa if MutuBaut "A325M-N"
620 MPa if MutuBaut "A325M-X" Perhatikan bahwa N dan X tidak membedakan
Fnt
780 MPa if MutuBaut "A490M-N"
780 MPa if MutuBaut "A490M-X"

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 21


B. Suryoatmono

Pengecekan tebal flens profil T


2 2
Luas penampang 1 baut di bagian tanpa ulir = A b 0.25 d b 380.13mm

Kekuatan tarik desain 1 baut = R n 0.75 Fnt A b 176.76kN

Selanjutnya besaran ini disebut B B R n
Jarak a dan b (lihat gambar)
d 1 tw
b b 63.5 mm
2
bf d1
a a 80 mm
2
Agar sesuai dengan hasil tes, a haruslah < 1.25b, jadi
a min( a 1.25 b ) a 79.38 mm
Karena deformasi flens profil T bisa sedemikian besar sehingga resultan tegangan tarik di baut
tidak berimpit dengan sumbu baut, maka b perlu dimodifikasi menjadi b', dan a menjadi a':

db
b' b b' 52.5 mm
2
db
a' a a' 90.38 mm
2
Beban terfaktor per 1 baut, belum termasuk prying force adalah T
Tu
T T 87.5 kN
Nb

Diameter lubang baut, anggap lubang standar (termasuk bagian yang rusak):

h d b 2 mm if d b 22 mm h 24 mm

d b 3 mm otherwise

d hole h 2 mm d hole 26 mm

Lprofil
Panjang tributari flens di 1 baut p p 100 mm rumus ini hanya utk 4 baut
2
Rasio antara luas neto di garis baut dan luas bruto di muka web disebut
d hole
1 0.74
p

B 1 a'
T b'

3.14
1 1
B a'
T b'

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 22


B. Suryoatmono

1.0 if 1.0 kondisi batas berupa kegagalan lentur flens profil T 1


otherwise kondisi batas berupa kegagalan tarik pada baut

Tebal flens yang diperlukan dihitung dengan menggunakan b 0.90


4 T b'
t fperlu t fperlu 22.11 mm
b p Fy ( 1 )

TebalFlens "Oke" if t f t fperlu TebalFlens "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Pengecekan kekuatan baut


Besaran perlu dihitung kembali (dengan rumus yang berbeda dengan di atas) karena tebal flens yang
digunakan tidak sama dengan tebal flens yang diperlukan.

1
1 4 T b'
0.64
b p t f Fy
2

Beban terfaktor total di sebuah baut, termasuk prying force, disebut Bc

Bc T 1
b'
Bc 103.91kN

1 a'

Dengan demikian, prying force di 1 baut adalah


Q
Q Bc T Q 16.41 kN 100 18.76 persen
T
Kekuatan "Oke" if B Bc Kekuatan "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 23


B. Suryoatmono

Sambungan breket profil T ke kolom profil I. Sambungan tipe kritis selip, dengan
ulir di bidang geser. Beban melalui pusat berat baut - AISC 360-10

Su

Sebuat profil T300x200 digunakan sebagai breket untuk menyalurkan beban terfaktor
Su 300 kN ke kolom dari profil WF300x300x10x15 seperti terlihat dalam gambar.

Baut berukuran UkBaut "M22" sebanyak Nb 4 dari tipe MutuBaut "A325M-N"

digunakan. Kolom dan breket menggunakan baja Bj.37 dengan Fy 240 MPa Fu 370 MPa
Asumsikan bahwa semua persyaratan jarak tepi dan jarak antara baut terpenuhi, termasuk yang
dibutuhkan untuk kekuatan desain maksimum tumpu, yaitu 2.4dtFu dan tentukanlah cukup atau
tidaknya baut, dengan anggapan bahwa jenis sambungan adalah tipe kritis-selip, dengan ulir ada di
dalam bidang geser.

Abaikan pengaruh prying force.


Filler (pengisi) tidak digunakan, sehingga h f 1.0

atan
3
Beban terfaktor Su mempunyai kemiringan
4
Tebal flens kolom dan breket masing-masing tfkolom 15 mm (profil I)
tfbreket 17 mm (profil T)
Asumsikan permukaan Kelas "Class B" Anggap pula lubang standar, sehingga 1.0
Jawab Tipe Baut A325M
d b 16 mm if UkBaut "M16" d b 22 mm
20 mm if UkBaut "M20"
22 mm if UkBaut "M22"
24 mm if UkBaut "M24"
27 mm if UkBaut "M27"
30 mm if UkBaut "M30"
36 mm if UkBaut "M36"

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 24


B. Suryoatmono

Cek kekuatan geser baut


Su sin ( )
Beban geser terfaktor per 1 baut Vu 45 kN
Nb

Fnv 165 MPa if MutuBaut "A307M" Fnv 330 MPa


330 MPa if MutuBaut "A325M-N"
414 MPa if MutuBaut "A325M-X"
414 MPa if MutuBaut "A490M-N"
520 MPa if MutuBaut "A490M-X"
Luas penampang nominal 1 baut, dihitung dengan luas badan tak berulir dari baut atau bagian tak
berulir) - AISC 360-10 p 125.
2 2
A b 0.25 d b 380.13mm

R ngeser 0.75 Fnv A b 94.08 kN

KekuatanGeser "Oke" if R ngeser Vu KekuatanGeser "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Cek kekuatan tumpu baut


t min tfkolom tfbreket 15 mm
R ntumpu 0.75 2.4 db t Fu 219.78kN

KekuatanTumpu "Oke" if R ntumpu Vu KekuatanTumpu "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Cek kekuatan tarik baut


Su cos ( )
Beban tarik terfaktor di satu baut Pu 60 kN
Nb

Fnt 310 MPa if MutuBaut "A307M" Fnt 620 MPa


620 MPa if MutuBaut "A325M-N"
620 MPa if MutuBaut "A325M-X" Tegangan Tarik Nominal dari
AISC 360-10 Tabel J3.2
780 MPa if MutuBaut "A490M-N"
780 MPa if MutuBaut "A490M-X"

R ntarik 0.75 Fnt A b 176.76kN


KekuatanTarik "Oke" if R ntarik Pu KekuatanTarik "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 25


B. Suryoatmono

Cek kekuatan desain kritis selip


Tb 91 kN if UkBaut "M16" Tb 176 kN gaya pratarik baut mutu tinggi minimum
(Tabel J3.1 AISC 360-10). Ini untuk
142 kN if UkBaut "M20"
A325M
176 kN if UkBaut "M22"
205 kN if UkBaut "M24"
267 kN if UkBaut "M27"
326 kN if UkBaut "M30"
475 kN if UkBaut "M36"

Koefisien selip rata-rata 0.30 if Kelas "Class A" 0.5


0.50 if Kelas "Class B"
Banyaknya bidang geser Ns 1
Kekuatan sambungan kritis-selip R str 1.13 Tb Nb Ns h f 397.76kN

Beban tarik terfaktor total di seluruh baut Tu Su cos ( ) 240 kN


Karena selain memikul geser, baut ini juga memikul tarik, maka kekuatan kritis selip harus dikalikan
dengan faktor reduksi
Tu
ksc 1 0.6983 koefisien gabungan tarik dan geser sambungan kritis selip
1.13 Tb Nb

(adanya gaya tarik mengurangi gaya jepit, sehingga mengurangi gaya gesekan).

Jadi kuat kritis-selip R str R str ksc 277.76kN



Beban geser terfaktor total di seluruh baut (bukan di 1 baut) Su sin ( ) 180 kN

KekuatanKritisSelip "Oke" if Su sin ( ) R str KekuatanKritisSelip "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 26


B. Suryoatmono

Sambungan breket profil T ke kolom profil I. Sambungan tipe tumpu, dengan


ulir di bidang geser. Beban melalui pusat berat baut - AISC 360-10

Su

Sebuah profil T300x200 digunakan sebagai breket untuk menyalurkan beban terfaktor
Su 300 kN ke kolom dari profil WF300x300x10x15 seperti terlihat dalam gambar.
Baut dengan diameter d 22 mm sebanyak Nb 4 dari tipe MutuBaut "A325M-N"
b
digunakan. Kolom dan breket menggunakan baja Bj.37 dengan Fy 240 MPa Fu 370 MPa
Asumsikan bahwa semua persyaratan jarak tepi dan jarak antara baut terpenuhi, termasuk yang
dibutuhkan untuk kekuatan desain maksimum tumpu, yaitu 2.4dtFu dan tentukanlah cukup atau
tidaknya baut, dengan anggapan bahwa jenis sambungan adalah tipe tumpu, dengan ulir ada di
dalam bidang geser. Abaikan pengaruh prying force.

atan
3
Beban terfaktor Su mempunyai kemiringan 36.87 deg
4
Tebal flens kolom dan breket masing-masing tfkolom 15 mm (profil I)
tfbreket 17 mm (profil T)
Jawab
Cek kekuatan geser baut

Su sin ( )
Beban geser terfaktor per 1 baut Vu 45 kN
Nb

Fnv 165 MPa if MutuBaut "A307M" Fnv 330 MPa


330 MPa if MutuBaut "A325M-N"
414 MPa if MutuBaut "A325M-X"
414 MPa if MutuBaut "A490M-N"
520 MPa if MutuBaut "A490M-X"

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 27


B. Suryoatmono

Luas penampang nominal 1 baut, dihitung dengan luas badan tak berulir dari baut atau bagian tak
berulir) - AISC 360-10 p 125.
2 2
A b 0.25 d b 380.13mm

R ngeser 0.75 Fnv A b 94.08 kN


KekuatanGeser "Oke" if R ngeser Vu KekuatanGeser "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Cek kekuatan tumpu baut


t min tfkolom tfbreket 15 mm
R ntumpu 0.75 2.4 db t Fu 219.78kN

KekuatanTumpu "Oke" if R ntumpu Vu KekuatanTumpu "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Cek kekuatan tarik baut


Su cos ( )
Beban tarik terfaktor di satu baut Pu 60 kN
Nb
Vu
Tegangan geser perlu akibat beban terfaktor frv 118.38MPa

Ab

Fnt 310 MPa if MutuBaut "A307M" Fnt 620 MPa


620 MPa if MutuBaut "A325M-N"
620 MPa if MutuBaut "A325M-X" Tegangan Tarik Nominal dari
AISC 360-10 Tabel J3.2
780 MPa if MutuBaut "A490M-N"
780 MPa if MutuBaut "A490M-X"

Faktor ketahanan 0.75


Tegangan tarik nominal yang dimodifikasi utk memasukkan efek tegangan geser (AISC 360-10 Pers.
J3.3a)
Fnt
F'nt min 1.3 Fnt frv Fnt 509.45MPa

Fnv

Kekuatan tarik desain R ntarik 0.75 F'nt A b 145.24kN

KekuatanTarik "Oke" if Pu R ntarik KekuatanTarik "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 28


B. Suryoatmono

Beberapa ketentuan tentang las - AISC 360-10

Las Sudut

Berdasarkan proses pengelasan:


- SMAW (Shielded Metal Arc Welding): -> dibahas di sini
* umum dilakukan di lapangan (field weld)
* dilakukan secara manual
- SAW (Submerged Arc Welding):
* Menghasilkan kekuatan lebih tinggi karena lebih banyak penetrasi ke dalam logam dasar,
dibandingkan dengan proses SMAW
* Dilakukan di pabrik (shop welding)
* proses otomatis atau semi otomatis

Jenis las:
- Las Sudut (fillet welds) -> dibahas di sini
- Las tumpul (groove welds)
- Las Slot (plug or slot weld)

Las Slot (plug)

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 29


B. Suryoatmono

Las tumpul

Ukuran las = "weld size" = w


Tebal las = "throat thickness" = 0.707w

Kekuatan las sudut tergantung pada kekuatan logam las (elektroda). Kekuatan elektroda
didefinisikan sebagai kuat tarik ultimit, dengan kekuatan 60, 70, 80, 90, 100, 110, dan 120 ksi. Notasi
standar adalah dengan menggunakan (misalnya) E70XX, atau bisa juga E70 saja. Simbol XX
menunjukkan jenis coating.

Yang sering digunakan:


- elektroda E70XX untuk logam dasar (base metal) dengan Fy < 60 ksi.
- elektroda E80XX untuk logam dasar (base metal) dengan Fy = 60 ksi. atau 65 ksi.

Kekuatan geser las

Dengan = 0.75 dan FW = 0.60FEXX, maka Elektroda "E70XX"

F W 31.5 ksi if Elektroda "E70XX"


36 ksi if Elektroda "E80XX"
atau dalam satuan MPa
F W 217 MPa if Elektroda "E70XX"
248 MPa if Elektroda "E80XX"

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 30


B. Suryoatmono

Kekuatan logam dasar (base metal) misal mempunyai Fy 250 MPa dan Fu 410 MPa
AISC 360-10 p.129 menetapkan bahwa kekuatan logam dasar yang mengalami geser adalah
yang terkecil di antara kekuatan leleh geser dan putus geser:


F BM min 1.0 0.60 Fy 0.75 0.60 Fu 150 MPa

Terlihat dari persamaan di atas bahwa, kekuatan leleh geser akan menentukan apabila F y/Fu
< 0.75. Semua mutu baja di Indonesia (Bj 34 - Bj 55) memenuhi kondisi ini, sehingga untuk
perhitungan selanjutnya selalu digunakan F BM = .
Kekuatan geser ini harus dikalikan dengan tebal terkecil logam dasar yang dilas, sehingga
didapatkan kekuatan per unit panjang.

Ukuran las sudut minimum (AISC 360-10 Tabel J2.4)

Misal tebal logam dasar yang paling tipis adalah t BM 10 mm


Maka ukuran las sudut minimum adalah wmin

wmin 3 mm if t BM 6 mm wmin 5 mm

5 mm if 6 mm t BM 13 mm

6 mm if 13 mm t BM 19 mm

8 mm if t BM 19 mm

Ukuran las sudut maksimum (AISC J2.2b)

Di sepanjang logam dasar yang dilas, tebal logam dasar t BM 10 mm


wmaks t BM if t BM 6 mm w maks 8 mm

t BM 2 mm otherwise

Panjang las minimum

Misal ukuran las w 6 mm dan panjang las Llas 100 mm

Maka panjang las minimum Llasmin 4 w

Apabila panjang ini tidak tersedia, maka ukuran las yang efektif (w) hanyalah 1/4 kali
panjangnya., jadi w = Llas/4.

w w if Llas Llasmin w 6 mm

Llas
otherwise
4

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 31


B. Suryoatmono

Untuk bentuk sambungan ujung (end connection) menggunakan flat bar (pelat) dan las
longitudinal (tanpa las transversal) seperti gambar berikut, di mana terdapat shear lag, haruslah L >
W (AISC 360-10 Sec. J2.2b), dan berlaku ketentuan berikut:

Misalkan panjang las aktual di satu sisi L 600 mm dan ukuran las w 5 mm

maka panjang efektif yang digunakan di dalam perhitungan kekuatan las adalah
L
Leff L if 100 Leff 576 mm
w
L min 1.2 0.002 L 1.0 if 100 L 300
AISC 360-10 Sec J2.2b,
w w Pers. J.2.1
L
( 180 w) if 300
w
Belokan ujung (end returns(
>2w

end returns

Apabila las digunakan sampai sudut suatu komponen struktur, las tersebut harus diteruskan di
sekitar pojok, yang disebut end return. Tujuannya adalah untuk mengurangi konsentrasi
tegangan dan untuk menjamin agar ukuran las tetap dipertahankan di seluruh panjang las. End
return harus sedikitnya 2 kali ukuran las. Panjang end return dapat diperhitungkan di dalam
perhitungan kapasitas las, atau diabaikan sama sekali.

Arah Beban Miring

AISC 360-10 Pers. J2.5 memperkenankan perhitungan kekuatan las sudut alternatif yang
memperhitungkan arah beban. Apabila sudut antara arah beban dan sumbu las disebut maka
kekuatan las sudut nominal adalah 0.60 FEXX * faktor, dengan faktor adalah

1.5
faktor ( ) 1.0 0.50 sin ( )
faktor ( 0 deg ) 1

faktor ( 30 deg ) 1.18

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 32


B. Suryoatmono

faktor ( 45 deg ) 1.3

faktor ( 60 deg ) 1.4

faktor ( 90 deg ) 1.5

1.5
Gaya
1.4

1.3
faktor ( )
1.2

1.1
Sumbu las
1
0 0.5 1 1.5

Untuk kelompok las sudut yang dibebani konsentris dan terdiri atas elemen dengan ukuran las
seragam yang berorientasi gabungan longitudinal dan transversal terhadap arah beban, kekuatan
gabungan Rn kelompok las tersebut dihitung dengan
A B

Pusat L1
Pu berat

C D

x0
L2
Misal diketahui L1 600 mm L2 400 mm

w 7 mm FW 0.60 70 ksi 289.58 MPa

maka:


Rrowl FW 0.707 w 2 L2 1146.5 kN longitudinal


Rrowt F W 0.707 w L1 859.88 kN transversal


R nW 0.75 max Rrowl Rrowt 0.85 Rrowl 1.5 Rrowt 1698.26 kN kekuatan las tersedia

Pers J2-10a Pers J2-10b (keduanya AISC 360-10)

Untuk ukuran las w dan elektroda seragam, Pers. J2-10a akan menentukan apabila panjang las
Llongitudinal > 3.33Ltransversal.

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 33


B. Suryoatmono

Sambungan pelat tarik yang dilas sentris - AISC 360-10

pelat buhul,
tebal tb
pelat tarik,
tebal tp

Pu

Diketahui Pelat yang tebalnya t p 6 mm yang disambung ke plat buhul yang tebalnya
tb 10 mm seperti terlihat dalam gambar.
Las yang digunakan mempunyai ukuran w 4 mm dengan elektroda
Elektroda "E70XX"
Baja yang digunakan untuk plat buhul dan plat tarik adalah Bj. 37 dengan
Fy 240 MPa Fu 370 MPa

Beban terfaktor yang harus dipikul sambungan ini Pu 300 kN

Panjang 1 garis las L 450 mm


Lebar plat tarik W 250 mm

Diminta Ceklah kekuatan sambungan ini, ukuran las, dan kekuatan batang tarik tersebut.

Jawab

Kekuatan logam las dengan elektroda E70XX


Untuk sambungan ujung dengan flat bar seperti ini,
L
Leff L if 100 Leff 438.75mm

w
L min 1.2 0.002 L 1.0 if 100 L 300
AISC 360-10 Sec J2.2b, Pers.
w w J.2.1
L
( 180 w) if 300
w

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 34


B. Suryoatmono

F W 217 MPa if Elektroda "E70XX" F W 217 MPa


248 MPa if Elektroda "E80XX"
jadi, kekuatan las adalah

R n1 F W 0.707 w 2 Leff 538.5 kN

Kekuatan logam dasar (base metal)


t min tp t b 6 mm
F BM 0.60 Fy 144 MPa

jadi, kekuatan logam dasar adalah


R n2 F BM t 2 L 777.6 kN

Kekuatan sambungan


R n min R n1 R n2 538.5 kN
Kekuatan "Oke" if R n Pu Kekuatan "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Cek persyaratan jarak dan panjang las


t BM min tp t b 6 mm
wmin 3 mm if tBM 6 mm wmin 3 mm

5 mm if 6 mm t BM 13 mm

6 mm if 13 mm tBM 19 mm

8 mm if tBM 19 mm

Di sepanjang logam dasar yang dilas


wmaks tBM if tBM 6 mm wmaks 4 mm

tBM 2 mm otherwise

Jadi ukuran las yang digunakan


UkuranLas "Oke" if wmin w wmaks UkuranLas "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Ketentuan khusus untuk sambungan ujung seperti ini (AISC 360-10 Sec J2.2b)
LebarPelat "Oke" if L W LebarPelat "Oke"
"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 35


B. Suryoatmono

Kekuatan batang tarik


Faktor shear lag U 1.0 if L 2 W U 0.87
AISC 360-10 Tabel D3.1
0.87 if 1.5 W L 2 W
0.75 if W L 1.5 W

2
Luas bruto batang tarik A g W tp 1500 mm

Karena tidak ada lubang, maka luas netto = luas bruto A n A g


2
Luas neto efektif batang tarik A e U A n 1305 mm

Fraktur pada penampang neto efektif:


t 0.75 Pu1 t Fu A e 362.14kN

Leleh pada penampang bruto


t 0.90 Pu2 t Fy A g 324 kN

Kekuatan desain batang tarik


min Pu1 Pu2 324 kN
Kekuatan
"Oke" if min Pu1 Pu2 Pu Kekuatan "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 36


B. Suryoatmono

Sambungan pelat tarik yang dilas sentris dalam arah longitudinal dan
transversal - AISC 360-10

pelat buhul,
tebal 10 mm
pelat tarik,
tebal 8 mm

120 mm
Pu

140 mm

Diketahui
Pelat tarik yang tebalnya t p 6 mm disambung ke plat buhul yang tebalnya
tb 10 mm seperti terlihat dalam gambar.
Las yang digunakan mempunyai ukuran w 5 mm dengan elektroda Elektroda "E70XX"
Baja pelat tarik adalah Bj 41 dengan Fyp 250 MPa Fup 410 MPa
Baja pelat buhul adalah Bj 52 dengan Fyb 360 MPa Fub 520 MPa
Beban terfaktor yang harus dipikul sambungan ini Pu 200 kN
Panjang garis las longitudinal Ll 2 140 mm 280 mm
Panjang garis las transversal Lt 120 mm
Lebar plat tarik W Lt 120 mm
Tebal pelat tarik dan pelat buhul masing-masing t p 8 mm tb 10 mm

Diminta Ceklah kekuatan sambungan ini, ukuran las, dan kekuatan batang tarik tersebut.

Jawab

Kekuatan logam las dengan elektroda E70XX

Ini adalah sambungan sentris dengan las longitudinal dan transversal sehingga berlaku ketentuan AISC
360-10 Sec. J2-4c.

FW 0.60 70 ksi 289.58MPa


Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 37


B. Suryoatmono


Rrowl FW 0.707 w Ll 286.63kN
longitudinal

Rrowt FW 0.707 w Lt 122.84kN


transversal

R nW 0.75 max Rrowl Rrowt 0.85 Rrowl 1.5 Rrowt 320.92kN


kekuatan las tersedia

Pers J2-10a Pers J2-10b (keduanya AISC 360-10)

Kekuatan logam dasar (base metal)


N
tF BM 0.60 min t p Fyp tb Fyb 1200
mm
Dengan demikian, kekuatan logam dasar adalah


R nBM tF BM Ll Lt 480 kN

Kekuatan sambungan


R n min R nW R nBM 320.92kN

KekuatanSambungan "Oke" if R n Pu KekuatanSambungan "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Cek persyaratan jarak dan panjang las


t BM min tp t b 8 mm
wmin 3 mm if tBM 6 mm wmin 5 mm

5 mm if 6 mm t BM 13 mm

6 mm if 13 mm tBM 19 mm

8 mm if tBM 19 mm

Di sepanjang logam dasar yang dilas


wmaks tBM if tBM 6 mm wmaks 6 mm

tBM 2 mm otherwise

Jadi ukuran las yang digunakan


UkuranLas "Oke" if wmin w wmaks UkuranLas "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Kekuatan batang tarik


Karena pelat tarik ini disambung dengan las longitudinal dan transversal, maka faktor shear lag (AISC
360-10 Tabel D3.1):
U 1.0

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 38


B. Suryoatmono

2
Luas bruto batang tarik A g W tp 960 mm

Karena tidak ada lubang, maka luas netto = luas bruto A n A g


2
Luas neto efektif batang tarik A e U A n 960 mm

Fraktur pada penampang neto efektif:


t 0.75 Pu1 t Fup A e 295.2 kN

Leleh pada penampang bruto


t 0.90 Pu2 t Fyp A g 216 kN

Kekuatan tersedia batang tarik


min Pu1 Pu2 216 kN
Kekuatan
"Oke" if min Pu1 Pu2 Pu Kekuatan "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 39


B. Suryoatmono

Sambungan pelat breket yang dilas sentris dengan beban miring - AISC 360-10

L1
Pu

Diketahui Pelat breket yang tebalnya t p 20 mm disambung ke kolom profil WF


dengan menggunakan las sudut di kiri dan di kanan pelat
Las yang digunakan mempunyai ukuran w 8 mm dengan elektroda
Elektroda "E70XX"
Anggap kekuatan logam dasar (pelat dan profil WF) tidak menentukan
Beban terfaktor yang harus dipikul sambungan ini terdiri atas beban mati kerja dan beban
hidup kerja, masing-masing:

PD 220 kN dan PL 580 kN


Beban di pelat breket mempunyai kemiringan 60 deg
Panjang 1 garis las longitudinal L1 360 mm
Diminta Tentukanlah panjang las L = 2L1 yang memadai untuk memikul beban yang ada.

Jawab

Beban terfaktor yang harus dipikul sambungan las ini:


Pu max 1.4 PD 1.2 PD 1.6 PL 1192 kN

Kekuatan logam las dengan elektroda E70XX

F W 217 MPa if Elektroda "E70XX" F W 217 MPa


248 MPa if Elektroda "E80XX"

Menurut AISC 360-10 Pers. J2-5, FW untuk kelompok las linear yang dibebani melalui pusat
beratnya dengan sudut pembebanan terhadap sumbu longitudinal las:

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 40


B. Suryoatmono

F W F W 1 0.50( sin ( ) )
1.5
304.44MPa

Dengan demikian, kekuatan per unit panjang las adalah

N
R n F W 0.707 w 1721.93
mm

Panjang las longitudinal total yang diperlukan


Pu
L 692.25mm

R n

L
Di setiap sisi pelat breket L1 346.12mm
gunakan 350 mm
2

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 41


B. Suryoatmono

Sambungan batang tarik siku ganda ke plat buhul dengan menggunakan las.
Menyeimbangkan las (balancing the welds) - AISC 360-10

L1

e
Pu
L3
Pusat berat
profil siku

L2

Diketahui
Sebuah batang tarik terdiri atas profil siku ganda 2L120.120.12 Data 1 profil
e 3.40 cm berarah sejajar kaki siku
2
A 27.540cm
t p 12 mm L3 120 mm

Baja yang digunakan: Fy 240 MPa Fu 370 MPa


Ukuran las w 9 mm Elektroda yang digunakan Elektroda "E70XX"
Batang tarik tersebut dilas ke pelat buhul (di antara kedua profil siku) yang tebalnya
t b 12 mm
Diminta
Carilah panjang L1 dan L2 yang dibutuhkan agar sambungan tersebut dapat memikul kapasitas penuh
batang tarik, dengan menyeimbangkan las (meminimumkan eksentrisitas).
Jawab
Mencari kapasitas batang tarik
Fraktur pada penampang neto:
Panjang sambungan L belum diketahui, sehingga faktor shear lag U diestimasi dengan
menggunakan nilai rata-ratanya, yaitu 0.85
2
U 0.85 A e U 2 A 46.82 cm
t 0.75 Pu1 t Fu A e 1299.2kN

Leleh pada penampang bruto


t 0.90 Pu2 t Fy 2 A 1189.73kN

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 42


B. Suryoatmono

Kapasitas batang tarik (dipikul 2 profil siku)


P n min Pu1 Pu2 1189.73kN

P n
Kapasitas batang tarik (dipikul 1 profil siku) Pu 594.86kN

2
Jadi, sambungan las ini harus mampu menyalurkan beban desain P u.

Mengecek tebal las


Tebal logam dasar yang paling tipis adalah
t BM min t b tp
Maka ukuran las sudut minimum adalah wmin
wmin 3 mm if tBM 6 mm wmin 5 mm

5 mm if 6 mm tBM 13 mm

6 mm if 13 mm t BM 19 mm

8 mm if tBM 19 mm

Di sepanjang logam dasar yang dilas, tebal logam dasar t p 12 mm yaitu tebal profil siku
wmaks tp if tp 6 mm wmaks 10 mm

tp 2 mm otherwise

UkuranLas "Oke" if wmin w wmaks UkuranLas "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Menghitung kekuatan las per unit panjang


Kekuatan logam dasar (Base Metal)
F BM 0.60 Fy 144 MPa


t min tp tb 12 mm
N
F BM t 1728
mm
Kekuatan logam las
F W 217 MPa if Elektroda "E70XX" F W 217 MPa
248 MPa if Elektroda "E80XX"

N
F W 0.707 w 1380.77
mm
Jadi, kekuatan sambungan per unit panjang

1380.77 mm
N
F min F BM t F W 0.707 w

ditentukan kekuatan logam las

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 43


B. Suryoatmono

Menyeimbangkan las
Perhitungan selanjutnya adalah untuk 1 profil siku saja).
Untuk kelompok las sudut yang dibebani konsentris dan terdiri atas elemen dengan ukuran las
seragam yang berorientasi gabungan longitudinal dan transversal terhadap arah beban, kekuatan
gabungan Rn kelompok las tersebut dihitung dengan yang terbesar di antara AISC 360-10 Pers.
J2-10a dan J2-10b. Untuk sementara, diasumsikan J2-10a yang menentukan. Apakah kondisi ini
benar, akan dicek kembali setelah seluruh panjang las ada. Jika Pers. J2-10a menentukan maka
untuk P3 tidak ada faktor 1.5.

P3 L3 F 165.69kN

Mencari P1 (gaya di las longitudinal atas) dengan menggunakan persamaan keseimbangan momen
terhadap las terbawah:
L3

Pu L3 e P3
2
P1 343.47kN
L3

sehingga panjang las longitudinal atas yang dibutuhkan adalah


P1
L1 248.75mm
F
Mencari P2 (gaya di las longitudinal bawah) dengan menggunakan persamaan keseimbangan gaya
horizontal
P2 Pu P1 P3 85.7 kN

sehingga panjang las longitudinal atas yang dibutuhkan adalah


P2
L2 62.07mm
F
Gunakan L1 = 250 mm dan L2 = 65 mm.

Llongitudinal L1 L2 310.82mm

Ltransversal L3 120 mm 3.33 Ltransversal 399.6 mm

Ternyata Llongitudinal < 3.33Ltransversal, sehingga Pers. J2-10b yang menentukan dan
perhitungan di atas harus direvisi menggunakan 0.85 untuk kekuatan las arah longitudinal dan 1.5
untuk kekuatan arah transversal.

P3 1.5 L3 F 248.54kN
L3

Pu L3 e P3
2
P1 302.05kN
L3

P1
L1 257.36mm
0.85 F

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 44


B. Suryoatmono

P2 Pu P1 P3 44.28kN

P2
L2 37.72mm
0.85 F

Gunakan L1 260 mm dan L2 40 mm

Cek kembali keberlakuan Pers. AISC J2-10b:


Rrowl L1 L2 F 414.23kN
Rrowt L3 F 165.69kN
Rn1 Rrowl Rrowt 579.92kN AISC 360-10 Pers. J2-10a
Rn2 0.85 Rrowl 1.5 Rrowt 600.64kN AISC 360-10 Pers. J2-10b


Rn max Rn1 Rn2 600635.39N
Jadi benar bahwa Pers.J2-10b menentukan. Dengan demikian, las yang digunakan adalah seperti yang
ditunjukkan di dalam gambar berikut.

9 260

9 120

9 40

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 45


B. Suryoatmono

Sambungan breket profil T - kolom profil I dengan menggunakan baut mutu


tinggi tipe tumpu - AISC 360-10

Ru
e

Le

3s

Le

Diketahui:

Beban terfaktor Ru 400 kN dengan eksentrisitas ke pusat berat baut e 75 mm

Diameter nominal baut d b 20 mm MutuBaut "A325M-N"


Banyak baut penghubung T dan sayap kolom Nb 8

Mutu kolom dan profil T: Baja Bj.37 Fy 240 MPa Fu 370 MPa
Tebal sayap kolom t k 14 mm Tebal sayap T t t 12 mm
Jarak-jarak s 70 mm Le 35 mm

Diminta cek kekuatan sambungan antara profil T dan sayap kolom dan persyaratan jarak baut
Jawab
Syarat jarak tepi dalam arah manapun (asumsikan sheared edges)
Lemin 28 mm if d b 16 mm Lemin 34 mm

34 mm if d b 20 mm

38 mm if d b 22 mm

42 mm if d b 24 mm

48 mm if d b 27 mm

52 mm if d b 30 mm

64 mm if d b 36 mm

1.75 d b if d b 36 mm

JarakTepi "Oke" if Le Lemin JarakTepi "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 46


B. Suryoatmono

Syarat jarak antara baut dalam arah manapun:


s 70 mm 2.667 d b 53.34 mm
JarakAntarBaut "Oke" if s 2.667 d b JarakAntarBaut "Oke"

"Tidak Oke" otherwise


Untuk menghitung Lc yang dipakai dalam perhitungan kuat tumpu, gunakan diameter lubang
standar 2 mm atau 3 mm lebih besar dari pada db (tergantung pada diameter baut). Semua
rumus ini adalah untuk lubang standar, dengan arah beban ke manapun. Lihat AISC 360-10
Tabel J3.3M p. 121

h d b 2 mm if d b 22 mm h 22 mm

d b 3 mm otherwise

Tebal yang dipakai untuk menghitung kuat tumpu


t min t k t t 12 mm
Ru
Gaya geser terfaktor (vertikal) yang harus dipikul setiap baut Vu Vu 50 kN
Nb
Kekuatan tumpu baut paling atas atau paling bawah
h
Lc Le Lc 24 mm
2

R n1 0.75 min 1.2 Lc t Fu 2.4 db t Fu R n1 95.9 kN

Cek "Oke" if R n1 Vu Cek "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Kekuatan tumpu baut lainnya


Lc s h Lc 48 mm


R n1 0.75 min 1.2 Lc t Fu 2.4 db t Fu R n1 159.84kN

KekuatanTumpu "Oke" if R n1 Vu KekuatanTumpu "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Interaksi geser dan tarik


Fnv 188 MPa if MutuBaut "A307M" Fnv 372 MPa
372 MPa if MutuBaut "A325M-N"
457 MPa if MutuBaut "A325M-X" Tabel J3.2 AISC 360-10

457 MPa if MutuBaut "A490M-N"


579 MPa if MutuBaut "A490M-X"

2 2
Luas penampang 1 baut A b 0.25 d b 314.16mm

Kuat geser rencana 1 baut R ngeser 0.75 Fnv A b 87.65 kN

KekuatanGeser "Oke" if Vu R ngeser KekuatanGeser "Oke"

"Tidak Oke" otherwise


Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 47
B. Suryoatmono

Vu
Tegangan geser perlu di 1 baut akibat beban terfaktor frv 159.15MPa

Ab
Momen yang bekerja terhadap sistem baut
Mu Ru e 30 kN m

Gaya tarik di setiap baut adalah rut. Di setiap level baut terdapat 2 baut. Momen yang
ditimbulkan oleh kopel tahanan diambil terhadap sumbu netral. Jadi beban tarik terfaktor yang
harus dipikul 1 baut adalah
Mu
rut if Nb 6 rut 53.57 kN
4 s
Mu
if Nb 8
8 s
Mu
if Nb 10
12 s
Mu
if Nb 12
18 s

Tegangan tarik noiminal Fnt 310 MPa if MutuBaut "A307M" Fnt 620 MPa
AISC 360-10 Tabel J3.2
620 MPa if MutuBaut "A325M-N"
620 MPa if MutuBaut "A325M-X"
780 MPa if MutuBaut "A490M-N"
780 MPa if MutuBaut "A490M-X"
Faktor ketahanan 0.75
Tegangan tarik nominal yang dimodifikasi utk memasukkan efek tegangan geser (AISC 360-10
Pers. J3.3a)
Fnt
F'nt min 1.3 Fnt frv Fnt 452.32MPa

Fnv

Kekuatan tarik tersedia R ntarik 0.75 F'nt A b 106.58kN

KekuatanTarik "Oke" if rut R ntarik KekuatanTarik "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 48


B. Suryoatmono

Sambungan Baut Eksentris: Geser saja

Pu

Analisis Elastis

Beban Pu bekerja eksentris terhadap pusat berat baut. Beban tersebut dapat diuraikan atas beban
sentris Pu ditambah momen Mu = Pue, dengan e adalah eksentrisitas beban tersebut ke pusat berat
baut. Akibat beban sentris Pu setiap baut memikul beban sama besar, yaitu Pu/Nb dengan Nb adalah
banyak baut. Sedangkan akibat momen Mu setiap baut memikul beban yang

- sebanding dengan jarak baut tersebut (r) ke pusat berat baut, dan
- berarah tegak lurus jarak.

Jadi beban yang dipikul baut akibat momen tersebut (disebut juga momen sebidang, karena sebidang
dengan bidang baut) adalah:

Mr
pm
r2
Apabila pm tersebut diuraikan dalam arah x dan y yang saling tegak lurus, maka komponen dalam
masing-masing arah adalah:

My Mx
pmx dan pmy
(x y )
2 2
( x2 y 2 )
dengan x dan y adalah koordinat baut, diukur dari pusat berat sistem baut. Beban tersebut perlu
dijumlahkan (secara vektor) dengan beban yang diakibatkan oleh Pu sentris.

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 49


B. Suryoatmono

Analisis Kekuatan Ultimit

Analisis elastis yang dibahas di atas didasarkan atas asumsi bahwa hubungan beban-deformasi adalah
linier, dan bahwa tegangan leleh tidak dilampaui. Berdasarkan hasil penelitian, hal tersebut tidak benar.
Prosedur kekuatan ultimit yang dibahas di sini menentukan kekuatan ultimit sambungan dengan
menggunakan hubungan beban-deformasi yang non linier untuk setiap baut. Analisis kekuatan ultimit
dapat diterapkan pada:

- baut mutu tinggi (A325 maupun A490) tipe tumpu maupun tipe kritis selip
- mutu baja elemen-elemen yang disambung yang manapun
- diameter baut berapapun.

Baut yang mengalami deformasi mengalami gaya

R = Rult(1 - e-10)0.55 (jika dalam in.)

atau

R = Rult(1 - e-0.394)0.55 (jika dalam mm)

dengan

Rult = gaya geser baut pada saat gagal = 74 kips = 329 kN

r
maks
rmaks

r = jarak baut ke pusat sesaat (IC)

rmaks = jarak baut terjauh ke IC

maks = deformasi baut terjauh pada kondisi ultimit = 0.34 in = 8.64 mm

400
322.94
300

R( ) 200

100
0
0
0 2 4 6 8
0 8.64

Hubungan beban R (dalam kN) dan deformasi (dalam mm) baut pada analisis ultimit

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 50


B. Suryoatmono

Kuat ultimit sambungan didasarkan atas asumsi sebagai berikut:

1. Pada saat gagal, sistem baut berotasi terhadap pusat sesaat (IC)
2. Deformasi setiap baut sebanding dengan jarak dari IC dan bekerja tegak lurus terhadap jari-
jari rotasi
3. Kapasitas sambungan tercapai apabila kekuatan ultimit baut yang terjauh dari IC tercapai.

Pusat sesaat dicari dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Asumsikan nilai r0
2. Hitung P dari persamaan keseimbangan momen

Nb

Rr i i
P i 1

ro e

3. Cek keseimbangan gaya horizontal dan vertikal


Nb Nb

( Rx )i Px 0 dan
i 1
(R )
i 1
y i Py 0

Jika belum terpenuhi, kembali lagi ke langkah satu, dan lakukan terus sampai terpenuhi
(dengan batas toleransi tertentu). Catatan: Px dan Py adalah komponen P masing-masing
dalam arah x dan y.
4. Kekuatan sambungan didapat dari:
beban terfaktor maksimum = P * (kekuatan desain 1 baut)/329 kN

Tabel 7-7 sampai 7-17 di dalam Manual AISC (lihat contoh tabel tersebut pada Lampiran) memberikan
koefisien untuk desain atau analisis konfigurasi baut yang umum dijumpai yang mengalami pembebanan
eksentris. Untuk setiap konfigurasi baut, tabel tersebut memberikan nilai C yang merupakan rasio
antara beban gagal sambungan dan kuat ultimit baut. Untuk mendapatkan beban sambungan yang
aman, konstanta tersebut harus dikalikan dengan kuat rencana 1 baut yang digunakan. Untuk
konfigurasi yang tidak ada di dalam tabel, metode elastis, yang memang konservatif, dapat digunakan.
Tentu saja, program komputer dapat digunakan untuk melakukan analisis kekuatan ultimit.

Lihat contoh Soal berikut ini:

Dari perhitungan dengan menggunakan spreadsheet, diperoleh nilai C = 1.53, yang sama dengan yang
diperoleh dengan menggunakan Tabel 7-8 Manual AISC.

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 51


B. Suryoatmono

8 in.

Pu
3 in.

3 in.

3 in.

3 in.

Catatan perhitungan spreadsheet pada contoh di atas:


- Nilai yang harus diubah-ubah (untuk proses iterasi) adalah xIC
- Nilai yIC sudah pasti 3 in. (karena simetris)
- Jarak pusat berat baut ke IC ro = 1.5 in - xIC
- Beban ultimit sistem baut P = (R*r) / (e + r0)
- Beban terfaktor maksimum = (kekuatan geser 1 baut) / 74 * P
- Faktor C = Beban terfaktor maksimum / kekuatan geser 1 baut.

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 52


B. Suryoatmono

Beban eksentris (momen sebidang) dengan menggunakan Tabel 7-8 Manual


AISC 360-10

Catatan: ukuran yang digunakan adalah in, karena menggunakan Tabel AISC.

8 in.

Pu
3 in.

3 in.

3 in.

3 in.
lb
ksi 1000 kips 1000 lb
2
in
Carilah kapasitas beban terfaktor Pu yang didasarkan atas geser baut, denngan menggunakan Tabel
7-8 Manual AISC 360-10. Baut yang digunakan adalah A325-N tipe tumpu. Baut tersebut mengalami
geser satu irisan (single shear).
3
Diameter baut d b in MutuBaut "A325-N"
4
Jawab:
Informasi yang dibutuhkan untuk mengggunakan tabel

Eksentrisitas ex = 8 in + 1.5 in = 9.5 in.

Banyak baut per baris vertikal n = 3

Dari Tabel 7-8 didapatkan (dengan interpolasi) C 1.53

2 2
Luas penampang 1 baut A b 0.25 d b 0.44 in

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 53


B. Suryoatmono

Fnv 27 ksi if MutuBaut "A307" Fnv 54 ksi


54 ksi if MutuBaut "A325-N"
68 ksi if MutuBaut "A325-X"
68 ksi if MutuBaut "A490-N"
84 ksi if MutuBaut "A490-X"
Kuat desain 1 baut, berdasarkan tinjauan geser (1 irisan):

r n 0.75 Fnv A b 17.89 kips

Beban terfaktor maksimum untuk sistem baut ini adalah


Pu C r n Pu 27.38 kips

Hasil di atas dapat dicek dengan menggunakan spreadsheet.

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 54


B. Suryoatmono

Beban eksentris (momen sebidang) dengan analisis elastis - AISC 360-10

Catatan: ukuran yang digunakan adalah in, karena akan dibandingkan dengan analisis ultimit dengan
menggunakan Tabel 7-8 Manual AISC.

8 in.

Pu
3 in.

3 in.

3 in.

3 in.
lb
ksi 1000 kips 1000 lb
2
in
Ceklah kekuatan sistem baut ini yang didasarkan atas geser baut, denngan menggunakan analisis
elastis. Baut yang digunakan adalah A325-N tipe tumpu. Baut tersebut mengalami geser satu irisan
(single shear).
3
Diameter baut d b in MutuBaut "A325-N" Beban terfaktor Pu 24.39 kips
4
Jawab:
2 2
Luas penampang 1 baut A b 0.25 d b 285.02mm

Fnv 27 ksi if MutuBaut "A307" Tegangan geser nonimal Fnv 54 ksi
54 ksi if MutuBaut "A325-N"
68 ksi if MutuBaut "A325-X"
68 ksi if MutuBaut "A490-N"
84 ksi if MutuBaut "A490-X"

Kekuatan geser tersedia 1 baut, berdasarkan tinjauan geser (1 irisan):


r n 0.75 Fnv A b 17.89 kips

Eksentrisitas e 8 in 1.5 in 9.5 in


Beban Pu bekerja eksentris terhadap pusat berat baut. Beban tersebut dapat diganti menjadi beban
sentris Pu ditambah momen Mu = Pue.

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 55


B. Suryoatmono

Pu

Mu = Pue

Akibat beban Pu sentris saja


setiap baut mengalami gaya vertikal ke bawah sama besar
Pu
Ruy1 4.07 kips ke bawah
6
Akibat momen Mu saja
Mu Pu e 231.71kips
in
Baut yang dicek adalah yang paling besar gaya gesernya, yaitu baut pojok kanan atas. Arah gayanya
adalah tegak lurus arah jari-jari. Jari-jari diukur ke pusat berat sistem baut.

2 2
r ( 1.5 in) ( 3 in) 3.35 in

M u 3 in
Rux2 14.04 kips ke kanan
2 2
6 ( 1.5 in) 4 ( 3 in)

M u 1.5 in
Ruy2 7.02 kips ke bawah
2 2
6 ( 1.5 in) 4 ( 3 in)

Akibat gaya Pu dan momen Mu

Ru
2

Rux2 Ruy1 Ruy2 2 17.89 kips r n 17.89 kips

Kekuatan "Oke" if r n Ru Kekuatan "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Catatan:
Di dalam file Mathcad, beban terfaktor maksimum yang dapat dipikul, diperoleh dengan mengubah-
ubah Pu sampai diperoleh Ru dan Rn yang sama. Di dalam perhitungan manual, nyatakan R u di
dalam Pu, lalu samakan Ru dengan Rn untuk mendapatkan Pu.

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 56


B. Suryoatmono

Sambungan breket memakai las (momen sebidang), dengan analisis ultimit


- AISC 360-10

ex = al
kips 4.4497kN

Pu

xl

kl
Diketahui
Beban terfaktor Pu 249 kN Jarak beban ke tepi kolom r 250 mm
Panjang las l 300 mm kl 200 mm
Ukuran las w 11 mm Elektroda yang digunakan Elektroda "E70XX"

Diminta Ceklah ukuran las tersebut dengan menggunakan analisis ultimit.

Jawab

Mencari lokasi pusat berat las


2 ( kl 0.5 kl)
xl 57.14 mm
2 kl l

Analisis ultimit untuk las yang dibebani momen sebidang tidak mungkin dikerjakan secara manual.
Untuk itu Tabel 8.4 - 8.11 (Manual AISC) dibutuhkan. Untuk contoh ini, tabel yang dipakai adalah
Tabel 8.8. Besaran yang dibutuhkan untuk menggunakan tabel tersebut:

al kl r xl 392.86mm

al
a 1.31
l
kl
k 0.67
l
Dari Tabel 8-8 Manual AISC, didapatkan untuk nilai a dan k tersebut: C 1.5

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 57


B. Suryoatmono

Dari Tabel 8-3 Manual AISC, untuk elektroda E70XX: C 1 1.0

Banyaknya D yang dibutuhkan (satuan Pu harus dalam kips, dan l dalam in.)
Pu 55.96 kips l 11.81 in

Pu in
D 3.16
C C1 l kips

Catatan: D adalah banyaknya (1/16) in ukuran las sudut.


1
Ukuran las yang dibutuhkan adalah wperlu D in 5.01 mm
16
yang didasarkan atas tinjauan kekuatan ultimit.

Untuk menentukan ukuran las yang digunakan, dibutuhkan data tebal logam dasar, karena ada
persyaratan ukuran las maksimum dan minimum yang tergantung pada tebal logam dasar tersebut.
Dalam soal diketahui ukuran las

w 11 mm

UkuranLas "Oke" if w wperlu UkuranLas "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 58


B. Suryoatmono

Sambungan breket memakai las (momen sebidang), dengan analisis elastis


- AISC 360-10

Pu

L1

pelat tebal tp

L2 a

Diketahui
Beban terfaktor Pu 249 kN Jarak beban ke tepi kolom a 250 mm
Panjang las L1 300 mm L2 200 mm
Baja untuk plat breket dan kolom Bj.37 dengan Fy 240 MPa Fu 370 MPa

Ukuran las w 11 mm Elektroda yang digunakan Elektroda "E70XX"

Tebal plat breket tp 14 mm Tebal flens kolom tfkolom 15 mm

Diminta Ceklah ukuran las tersebut dengan menggunakan analisis elastis

Jawab

Perhitungan dilakukan untuk per unit panjang las.


Mencari lokasi pusat berat las


2 L2 0.5 L2
x0 x0 57.14 mm
2 L2 L1

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 59


B. Suryoatmono

Pu
A A

Mu = Pue
+

x0 x0

Beban Pu bekerja eksentris terhadap pusat berat las. Beban tersebut dapat diganti menjadi beban
sentris Pu ditambah momen Mu = Pue.

Akibat beban Pu sentris saja

Gaya per unit panjang (dalam kN/mm) di setiap segmen las sama besar dan berarah vertikal, yaitu

Pu N
f1y 355.71
L1 2 L2 mm

Akibat momen Mu saja

Eksentrisitas beban ke pusat berat las e a L2 x0 392.86mm


sehingga momen yang ditimbulkan oleh Pu adalah M u Pu e 97.82 kN m


Momen inersia sistem las terhadap sumbu beratnya (ingat: dihitung per unit panjang):


1 3 2 3
Ix L1 2 L2 0.5 L1 11250cm

12

Iy 2 L2 L2 0.5 L2 x0 L1 x0 3047.62cm

1 3 2 2 3

12
sehingga momen inersia polarnya adalah
3
J Ix Iy 14297.62cm

Terlihat bahwa yang mengalami gaya terbesar adalah las di titik A (juga titik di ujung bawah kanan)
Koordinat titik A:

xA L2 x0 142.86mm
y A 0.5 L1 150 mm

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 60


B. Suryoatmono

Jadi, gaya per unit panjang di titik A akibat Mu saja

Mu y A N
f2x 1026.27
J mm

M u xA N
f2y 977.4
J mm

Akibat Pu sentris dan Mu total

2 1682.39 mm
2 N
fv f2x f1y f2y

Cek kekuatan logam dasar (Base Metal)


F BM 0.60 Fy 144 MPa


t min tp t fkolom 14 mm
kN
F BM t 2.02
mm
KekuatanBaseMetal "Oke" if F BM t fv KekuatanBaseMetal "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Cek kekuatan logam las


F W 217 MPa if Elektroda "E70XX" F W 217 MPa
248 MPa if Elektroda "E80XX"
kN N
F W 0.707 w 1.69 fv 1682.39
mm mm
KekuatanLas "Oke" if F W 0.707 w fv KekuatanLas "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Cek ukuran las sudut minimum (AISC 360-10 Tabel J2.4)

Tebal logam dasar yang paling tipis adalah


t BM min tp tfkolom 14 mm
Maka ukuran las sudut minimum adalah wmin
wmin 3 mm if tBM 6 mm wmin 6 mm

5 mm if 6 mm tBM 13 mm

6 mm if 13 mm t BM 19 mm

8 mm if tBM 19 mm

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 61


B. Suryoatmono

Ukuran las sudut maksimum (AISC 360-10 p. 111)

Di sepanjang logam dasar yang dilas, tebal logam dasar tBM t p


wmaks tBM if tBM 6 mm wmaks 12 mm

tBM 2 mm otherwise

UkuranLas "Oke" if wmin w wmaks UkuranLas "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 62


B. Suryoatmono

Sambungan seated beam, menggunakan las sudut - AISC 360-10

sb

L1
L2

Diketahui
Sebuah profil siku tidak sama kaki L100.150.12 digunakan pada sambungan seated beam.

Data profil L100.150.12 L2 100 mm L1 150 mm t siku 12 mm

Profil tersebut harus memikul beban terfaktor Pu 140 kN

Setback (lihat gambar) s b 18 mm


Baja yang digunakan B.37 dengan Fy 240 MPa Fu 370 MPa

Las sudut yang digunakan mempunyai ukuran w 7 mm dengan Elektroda "E70XX"


Profil yang digunakan untuk kolom WF250x250 dengan tebal flens t f 14 mm

Diminta Cek apakah ukuran las tersebut memadai: (a) End return diperhitungkan, (b) End return
diabaikan
Jawab
Menghitung gaya per unit panjang (terfaktor) di las
Perhitungan las akan dilakukan per unit panjang. Adanya end return (harus ada) boleh saja diabaikan
jika dikehendaki (konservatif).

Reaksi diasumsikan bekerja di pusat kaki siku yang kontak dengan balok. Dengan demikian,
eksentrisitas reaksi balok terhadap las di muka flens kolom adalah
L2 s b
e s b 59 mm
2
dan momen yang ditimbulkan eksentrisitas tersebut
M u Pu e 8260 N m
Jadi Pu dan Mu.bekerja pada konfigurasi las berikut ini (end return diperhitungkan):

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 63


B. Suryoatmono

2w

y0

L1

L1 0.5 L1
Lokasi pusat berat las y 0 68.6 mm
L1 2 w

Luas total las


A 2 2 w L1 328 mm

Momen inersia total las terhadap sumbu beratnya

I 2 L1 L1 0.5 L1 y 0 2 w y 0 706554.88mm

1 3 2 2 3

12
Gaya tarik (di ujung atas) per unit panjang las
Mu y0 N
ft 801.94
I mm
Gaya geser per unit panjang las
Pu N
fv 426.83
A mm
2 2 N
Resultan gaya tarik dan geser fr ft fv 908.46
mm
Menghitung kekuatan las per unit panjang
Kekuatan logam dasar (Base Metal)
F BM 0.60 Fy 144 MPa


t min t f tsiku 12 mm
N
F BM t 1728
mm
Kekuatan logam las
F W 217 MPa if Elektroda "E70XX" F W 217 MPa
248 MPa if Elektroda "E80XX"
N
F W 0.707 w 1073.93
mm
Jadi, kekuatan sambungan per unit panjang

1073.93 mm
N
F min F BM t F W 0.707 w

Kekuatan "Oke" if fr F Kekuatan "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 64


B. Suryoatmono

Mengecek tebal las


Tebal logam dasar yang paling tipis adalah
tBM min tf t siku
Maka ukuran las sudut minimum adalah wmin
wmin 3 mm if tBM 6 mm wmin 5 mm

5 mm if 6 mm tBM 13 mm

6 mm if 13 mm t BM 19 mm

8 mm if tBM 19 mm

Di sepanjang logam dasar yang dilas, tebal logam dasar yaitu tsiku 12 mm
tebal profil siku

wmaks tsiku if tsiku 6 mm wmaks 10 mm

tsiku 2 mm otherwise

UkuranLas "Oke" if wmin w wmaks UkuranLas "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Apabila end return tidak diperhitungkan:

A 2 L1 300 mm

1 3 3
I 2 L 562.5 cm
12 1
Gaya tarik (di ujung atas) per unit panjang las
M u 0.5 L1 N
ft 1101.33
I mm
Gaya geser per unit panjang las
Pu N
fv 466.67
A mm
2 2 N
Resultan gaya tarik dan geser fr ft fv 1196.12
mm

Kekuatan "Oke" if fr F Kekuatan "Tidak Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 65


B. Suryoatmono

Sambungan framed beam, menggunakan las sudut - AISC 360-10

sb

L3

L2

Diketahui
Dua buah profil siku tidak sama kaki L100.150.12 digunakan pada sambungan framed beam.
Data profil L100.150.12 L2 100 mm L1 150 mm t siku 12 mm
Panjang profil siku L3 200 mm
Profil tersebut harus memikul beban terfaktor Pu 100 kN
Setback (lihat gambar) s b 18 mm
Baja yang digunakan Bj.37 dengan Fy 240 MPa Fu 370 MPa
Las sudut yang digunakan mempunyai ukuran w 7 mm dengan Elektroda "E70XX"
Profil yang digunakan untuk kolom WF250x250 dengan tebal flens t f 14 mm

Diminta Cek apakah ukuran las yang menghubungkan siku dengan flens kolom tersebut
memadai dengan analisis elastis
L 2 - sb
Jawab
Menghitung gaya per unit panjang (terfaktor) di las
Perhitungan las akan dilakukan per unit panjang.
Reaksi diasumsikan bekerja di pusat las yang x0
menghubungkan profil siku dengan web balok. Lokasi
pusat berat tersebut adalah L3


2 0.5 L2 s b 2
x0 18.47 mm

2 L2 s b L3

Dengan demikian, eksentrisitas reaksi balok terhadap las di muka flens kolom adalah
e L2 x0 81.53 mm

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 66


B. Suryoatmono

dan momen yang ditimbulkan eksentrisitas tersebut


M u Pu e 8.15 kN m

Jadi Pu dan Mu.bekerja pada konfigurasi las berikut ini

2w

y0

L3

L1
Dihitung untuk 1 las saja (di satu profil siku):
L3 0.5 L3
Lokasi pusat berat las y 0 93.46 mm
L3 2 w

Luas las A 1 2 w L3 214 mm


Momen inersia las terhadap sumbu beratnya


1 3 2 2 3
I1 L L3 0.5 L3 y 0 2 w y 0 797.51cm

12 3
Selanjutnya dihitung untuk 2 las
Gaya tarik (di ujung atas per unit panjang las
Mu y 0 N
ft 477.7
2 I1 mm

Gaya geser per unit panjang las


Pu N
fv 233.64
2 A 1 mm
2 2 N
Resultan gaya tarik dan geser fr ft fv 531.78
mm
Menghitung kekuatan las per unit panjang
Kekuatan logam dasar (Base Metal)
F BM 0.60 Fy 144 MPa


t min t f tsiku 12 mm

N
F BM t 1728
mm

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 67


B. Suryoatmono

Kekuatan logam las


F W 217 MPa if Elektroda "E70XX" F W 217 MPa
248 MPa if Elektroda "E80XX"
N
F W 0.707 w 1073.93
mm

Jadi, kekuatan sambungan per unit panjang

1073.93 mm
N
F min F BM t F W 0.707 w

Kekuatan "Oke" if fr F Kekuatan "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Mengecek tebal las


Tebal logam dasar yang paling tipis adalah
t BM min t f tsiku 12 mm
Maka ukuran las sudut minimum adalah wmin
wmin 3 mm if tBM 6 mm wmin 5 mm

5 mm if 6 mm tBM 13 mm

6 mm if 13 mm t BM 19 mm

8 mm if tBM 19 mm

Di sepanjang logam dasar yang dilas, tebal logam dasar t siku 12 mm


yaitu tebal profil siku

wmaks tsiku if tsiku 6 mm wmaks 10 mm

tsiku 2 mm otherwise

UkuranLas "Oke" if wmin w wmaks UkuranLas "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 68


B. Suryoatmono

Sambungan Momen Balok ke Kolom dengan menggunakan tiga pelat


penyambung - AISC 360-10

w
w
pelat tebal tpw

pelat tebal tpf

Sambungan momen balok ke kolom. Pelat atas dan bawah memikul


momen dari balok, pelat samping memikul gaya vertikal. Pelat samping
hanya ada 1, di satu sisi web balok.

w1

Le1

s1

s1

Le1

sb

Pelat penyambung badan balok ke flens kolom. Setback (sb) adalah jarak kosong
antara balok dengan flens kolom.

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 69


B. Suryoatmono

Le2 3 @ s2 Le2

Tampak atas. Pelat atas menghubungkan flens atas balok dengan flens kolom.
Lebar pelat diambil sama dengan lebar flens atas balok.
Diketahui
Profil balok WF500x200 b fb 200 mm t fb 16 mm t wb 10 mm d 500 mm
Profil kolom WF350x350 t fk 19 mm t wk 12 mm r 20 mm
Beban vertikal dan momen terfaktor yang harus disalurkan sambungan
Pu 90 kN M u 170 kN m
Tebal pelat atas dan bawah t pf 16 mm Lebarnya W b fb
Tebal pelat samping t pw 16 mm Lebarnya w1 90 mm

Mutu baja Bj.37 dengan Fy 240 MPa Fu 370 MPa E 200000MPa



Baut di pelat badan balok d bw 20 mm Banyaknya Nbw 3
Jarak Le1 40 mm s 1 75 mm
Baut di plat flens balok d bf 36 mm Banyaknya Nbf 8
Jarak Le2 65 mm s 2 100 mm
Mutu semua baut sama, yaitu MutuBaut "A325M-N" tipe tumpu.
Las sudut yang menghubungkan plat penyambung badan dengan flens kolom:
Elektroda "E70XX" w 8 mm Panjang las total di kedua sisi Llas 150 mm
Setback (jarak kosong antara balok dan flens kolom s b 12 mm

Diminta cek apakah sambungan ini memadai! Cek juga, apakah pengaku kolom diperlukan!

Jawab
Mengecek baut penyambung pelat badan balok
Untuk pelat penyambung web balok ini:
d b d bw s s 1 Le Le1 Nb Nbw
Persyaratan Kekuatan
Untuk menghitung Lc yang dipakai dalam perhitungan kuat tumpu, gunakan diameter lubang
standar 2 mm atau 3 mm lebih besar dari pada db (tergantung pada diameter baut). Semua
rumus ini adalah untuk lubang standar, dengan arah beban ke manapun. Lihat AISC 360-10
Tabel J3.3M p. 121

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 70


B. Suryoatmono

h d b 2 mm if d b 22 mm h 22 mm

d b 3 mm otherwise

Kekuatan tumpu pelat samping di lubang baut paling bawah


Tebal pelat yang dipakai t p tpw 16 mm
h
Lc Le
2

R n1 0.75 min 1.2 Lc t p Fu 2.4 d b tp Fu 154.51kN

Kekuatan tumpu pelat samping di lubang baut lainnya


Lc s h


R n2 0.75 min 1.2 Lc t p Fu 2.4 d b tp Fu 213.12kN

Jadi, kekuatan tumpu pelat samping didapat dari Nbw lubang baut


R ntumpu1 1 R n1 Nbw 1 R n2 580.75kN

Kekuatan tumpu web balok di lubang baut paling atas


Tebal pelat yang dipakai t p twb 10 mm
d h
Lc s1 164 mm
2 2

R n1 0.75 min 1.2 Lc t p Fu 2.4 d b t p Fu 133.2 kN

Kekuatan tumpu web balok di lubang baut lainnya


Lc s h


R n2 0.75 min 1.2 Lc tp Fu 2.4 d b tp Fu 133.2 kN

Jadi, kekuatan tumpu web (didapat dari Nbw lubang baut)


R ntumpu2 1 R n1 Nbw 1 R n2 399.6 kN

Kekuatan tumpu yang menentukan adalah


R ntumpu min R ntumpu1 R ntumpu2 399.6 kN
Kuat geser
Fnv 188 MPa if MutuBaut "A307M" Fnv 372 MPa
372 MPa if MutuBaut "A325M-N"
457 MPa if MutuBaut "A325M-X"
457 MPa if MutuBaut "A490M-N"
579 MPa if MutuBaut "A490M-X"

2 2
Luas penampang 1 baut A b 0.25 db 314.16mm

Kekuatan geser desain total baut R ngeser Nbw 0.75 Fnv A b 262.95kN

Perhatikan bahwa baut ini mengalami single shear, karena pelatn hanya ada di satu sisi web.

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 71


B. Suryoatmono

Kekuatan sambungan (ditinjau dari kuat geser dan kuat tumpu)


R n min R ngeser R ntumpu 262.95kN

Gaya terfaktor total yang bekerja di sistem baut Pu 90 kN


Kekuatan "Oke" if R n Pu Kekuatan "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Persyaratan jarak
Persyaraant jarak antara baut JarakBaut "Oke" if s 2.667 d b JarakBaut "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Syarat jarak tepi dalam arah manapun


Lemin 28 mm if d b 16 mm 34 mm

34 mm if d b 20 mm

38 mm if d b 22 mm

42 mm if d b 24 mm

48 mm if d b 27 mm

52 mm if d b 30 mm

64 mm if d b 36 mm

1.75 d b if d b 36 mm

JarakTepi "Oke" if Le Lemin "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Cek juga jarak tepi dalam arah tegak lurus reaksi balok:

w1 s b
JarakTepi "Oke" if Lemin "Oke"
2
"Tidak Oke" otherwise

Mengecek Kekuatan Geser Pelat Penyambung Badan Balok

Tinjau potongan vertikal plat tersebut, yang luas brutonya



A g 2 Le Nb 1 s t pw

R 1.0 0.60 Fy A g 529.92kN

KekuatanGeser "Oke" if R Pu "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 72


B. Suryoatmono

Mengecek las yang menghubungkan pelat penyambung web balok dan flens kolom
Kekuatan logam las dengan elektroda E70XX
F W 217 MPa if Elektroda "E70XX" 217 MPa
248 MPa if Elektroda "E80XX"
N
jadi, kekuatan per unit panjang las adalah R n1 F W 0.707 w 1227.35
mm
Kekuatan logam dasar (base metal)


t min tpw t fk 16 mm
F BM 0.60 Fy 144 MPa
N
jadi, kekuatan per unit panjang adalah R n2 F BM t 2304
mm
Kekuatan sambungan ini


R n Llas min R n1 R n2 184.1 kN
Kekuatan "Oke" if R n Pu Kekuatan "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Cek persyaratan ukuran las


t BM min t pw tfk 16 mm
wmin 3 mm if tBM 6 mm wmin 6 mm

5 mm if 6 mm t BM 13 mm

6 mm if 13 mm tBM 19 mm

8 mm if tBM 19 mm

UkuranLas "Oke" if w wmin UkuranLas "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Mengecek Baut Penyambung Flens Balok (atas dan bawah).


H

Gaya yang dipikul kelompok baut (di flens atas


sama dengan di flens bawah
d
Mu
H 340 kN
d
H
Untuk plat penyambung flens balok ini: d b d bf s s 2 Le Le2 Nb Nbf

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 73


B. Suryoatmono

Persyaratan Kekuatan
Untuk menghitung Lc yang dipakai dalam perhitungan kuat tumpu, gunakan diameter lubang
standar 2 mm atau 3 mm lebih besar dari pada db (tergantung pada diameter baut). Semua
rumus ini adalah untuk lubang standar, dengan arah beban ke manapun. Lihat AISC 360-10
Tabel J3.3M p. 121.

h d b 2 mm if d b 22 mm h 39 mm

d b 3 mm otherwise

Kekuatan tumpu pelat tarik di lubang baut tepi kiri


Tebal pelat yang dipakai
t p min t fb t pf 16 mm
h
Lc Le 45.5 mm
2

R n1 0.75 min 1.2 Lc t p Fu 2.4 d b tp Fu 242.42kN

Kekuatan tumpu pelat tarik di lubang baut lainnya


Lc s h 61 mm


R n2 0.75 min 1.2 Lc tp Fu 2.4 d b tp Fu 325008N

Jadi, kekuatan tumpunya didapat dari Nbf lubang baut. Ingat: ada 2 baris baut.


R ntumpu 2 R n1 Nbf 2 R n2 2434.9kN

Kekuatan geser
2 2
Luas penampang 1 baut A b 0.25 d b 1017.88mm

Kekuatan geser total baut R ngeser Nbf 0.75 Fnv A b 2271.9kN

Kekuatan sambungan (ditinjau dari kekuatan geser dan kekuatan tumpu)


R n min R ngeser R ntumpu 2271.9kN

Gaya terfaktor total yang bekerja di sistem baut H 340 kN

Kekuatan "Oke" if R n H Kekuatan "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Persyaratan jarak
Persyaraant jarak antara baut JarakBaut "Oke" if s 2.667 d b "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Syarat jarak tepi dalam arah manapun

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 74


B. Suryoatmono

Lemin 28 mm if d b 16 mm 64 mm

34 mm if d b 20 mm

38 mm if d b 22 mm

42 mm if d b 24 mm

48 mm if d b 27 mm

52 mm if d b 30 mm

64 mm if d b 36 mm

1.75 d b if d b 36 mm

JarakTepi "Oke" if Le Lemin "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Mengecek Kekuatan Pelat Penyambung Flens Balok

Pelat atas mengalami tarik, dan pelat bawah mengalami tekan. Pelat atas akan dicek dahulu.

Tebal plat penyambung ini t tpf 16 mm


Diameter lubang = diameter lubang standar + 2 mm d hole h 2 mm 41 mm
2
Luas bruto A g t W 3200 mm

Luas neto yang terdapat 2 lubang baut:


A n A g 2 d hole t 1888 mm
2

Fraktur pada penampang neto: U 1 karena hanya ada satu elemen


t 0.75 Pu1 t Fu A n U 523920N

Leleh pada penampang bruto


t 0.90 Pu2 t Fy A g 691200N

Kekuatan tarik plat penyambung flens ini


P n min Pu1 Pu2 523920N
Kekuatan "Oke" if P n H "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Menurut AISC 360-10 p. 129 plat yang merupakan elemen tarik penyambung, luas netonya tidak
boleh melebihi 0.85Ag di dalam semua perhitungan. Jadi,

LuasNeto "Oke" if 0.85 A g A n "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Pelat Penyambung Flens juga perlu dicek terhadap tekan (pelat yang bawah)
1 3 4 I
I W t 6.83 cm rpf 4.62 mm
12 Ag

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 75


B. Suryoatmono

Faktor panjang efektif didapat dengan anggapan jepit di lokasi bau:t k 0.65
k s 2 2
E
14.07 Fe 9966.94MPa

rpf 2

Fcr Fy if 25 Perhatikan bahwa rumus ini
adalah rumus khusus untuk
Fy elemen tekan pada sambungan,
bukan untuk komponen struktur
Fe E tekan. Lihat AISC 360-10 130
0.658 Fy if 25 4.71
Fy

E
0.877 Fe if 4.71 c 0.90
Fy

c A g Fcr 691.2 kN Fcr 240 MPa H 340 kN

KekuatanTekan "Oke" if c A g Fcr H "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Menentukan apakah pengaku kolom dibutuhkan


Gaya di flens balok Pbf H 340 kN
Tebal flens kolom t f tfk 19 mm

Tebal badan kolom t w twk 12 mm

Tebal plat penyambung flens balok N' tpf 16 mm


Catatan: notasi AISC adalah N. Di sini digunakan N' karena simbol N sudah
dipakai untuk satuan newton

Cek lentur lokal flens kolom dengan menggunakan AISC 360-10 Pers. J10-1
2
R n 0.90 6.25 t f Fy 487350N

KekuatanLentur "Oke" if R n Pbf "Oke"

"Tidak Oke" otherwise


Cek leleh lokal badan kolom dengan menggunakan AISC 360-10 Pers. J10-2
k t f r tebal flens dan r, keduanya punya kolom

R n 1.0 ( 5 k N') Fy tw 607680N


LelehLokal "Oke" if R n Pbf "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Cek web crippling (lipat badan) dengan menggunakan AISC 360-10 Pers. J10-4
Lipat badan adalah tekuk pada badan yang disebabkan oleh gaya tekan yang disalurkan
melalui flens. Gaya tekan tersebut berasal dari flens balok, yaitu dari momen di ujung balok.

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 76


B. Suryoatmono

1.5
2 N' t w Fy E tf
R n 0.75 0.80 tw 1 3 789.51kN

d t f tw

LipatBadan "Oke" if R n Pbf "Oke"

"Tidak Oke" otherwise

Bila ketiga persyaratan (lentur flens, tekuk lokal badan, dan lipat badan) terpenuhi, maka pengaku kolom
tidak dibutuhkan. Jika tidak terpenuhi, pengaku kolom dibutuhkan..

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 77


B. Suryoatmono

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 78


B. Suryoatmono

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 79


B. Suryoatmono

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 80


B. Suryoatmono

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 81


B. Suryoatmono

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 82


B. Suryoatmono

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 83


B. Suryoatmono

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 84


B. Suryoatmono

Unit Conversion
Force
1 kip 453.5924kgf
1 kgf 0.0022kip

1 N 0.102kgf
1 kgf 9.8066N

1 kip 4.4482kN
1 kN 0.2248kip

1 kN 101.9716kgf
1 kgf 0.0098kN

Length
1 m 3.2808ft
1 ft 0.3048m
1 m 39.3701in
1 in 0.0254m
Stress
1 psi 0.0069MPa
1 MPa 145.0377psi

1 ksi 6.8948MPa
1 MPa 0.145ksi

kip kip
1 ksi 144 1 0.0069ksi

2 2
ft ft

kgf kgf
1 MPa 10.1972 1 0.0981MPa

2 2
cm cm

Moment
1 ft kip 138.255kgf
m 1 kgf m 0.0072ft
kip
1 kN m 101.9716kgf
m 1 kgf m 0.0098kN
m

Force per unit length


kgf kip kip kgf
1 0.0007 1 1488.1639
m ft ft m

kN kip kip kN
1 0.0685 1 14.5939
m ft ft m

kN kip kip kN
1 5.7101 1 0.1751
mm in in mm

Unit weight
kip kgf kgf kip
1 16018.4634 1 0.00006
3 3 3 3
ft m m ft

kip kN kN kip
1 157.0875 1 0.0064
3 3 3 3
ft m m ft

kgf kN kN kgf
1 0.0098 1 101.9716
3 3 3 3
m m m m

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 85


B. Suryoatmono

Mass
1 kg 2.2046lb
1 lb 0.4536kg
1 ton 907.1847kg 1 kg 0.0011ton

Density
kg lb lb kg
1 0.0624 1 16.0185
3 3 3 3
m ft ft m
kg lb lb kg
1 0.0000361 1 27679.9047
3 3 3 3
m in in m
ton kg kg ton
1 907.1847 1 0.0011
3 3 3 3
m m m m

Energy
1 J 1 N m 1 kip in 112.9848J

1 J 0.0007kip
ft 1 kip ft 1355.8179J
Area
2 2 2 2
1 m 10.7639ft
1 ft 0.0929m
2 2 2 2
1 cm 0.155 in 1 in 6.4516cm

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 86


B. Suryoatmono

Daftar Pustaka

American Institute of Steel Construction. 2010. Specification for Structural Steel Buildings (AISC 360-10).
AISC, Inc. Chicago, IL.

American Institute of Steel Construction. 2011. Steel Construction Manual. 14th Ed. AISC. Inc. Chicago,
IL.

American Society of Civil Engineers. 2010. Minimum Design Loads for Buildings and Other Structures
(ASCE 7-10). Reston, VA

Aghayere, A & Vigil, J. 2009. Structural Steel Design: A Practice-Oriented Approach. Prentice Hall. New
Jersey

McCormac, Jack C. & Csemak. 2012. Structural Steel Design. 5rd Ed. Pearson. Boston, MA.

Salmon, C.G. & Johnson. 2009. Steel Structures: Design and Behavior 5th Ed. Pearson. New Jersey.

Segui, William T. 2012. Steel Design. 5rd Edition. Thomson Brooks/Cole.

Williams, A. 2011. Structural Steel Design. McGraw-Hill.

MathSoft Engineering & Education Inc. 2007. MathCAD 14 User Guide. Cambridge.

--

Analisis dan Desain Sambungan Baja dengan AISC 360-10 Hal. 87

Vous aimerez peut-être aussi