Vous êtes sur la page 1sur 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

S DENGAN MORBILI
DI RUANG PAVILIUN WIJAYA KUSUMA ATAS
RSUD KARDINAH TEGAL

Di susun oleh

1. Anik Tyas Ifkarina


2. Heru Siswanto T
3. Nining Noviana
4. Nisaul Azizah
5. Novia Mandasari

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jln. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu Slawi 2017
LAPORANPENDAHULUAN MORBILI
1. Definisi
Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium,
yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang
dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik ( Ilmu Kesehatan
Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).
Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan
gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet,
pembesaran serta nyeri limpa nadi ( Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000)

2. Etiologi
Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan
darah selama masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini
berupa virus RNA yang termasuk famili Paramiksoviridae, genus Morbilivirus. Cara
penularannya adalah dengan droplet infeksi.

3. Patofisiologi
Penyebab campak adalah measles virus (MV), genus virus morbili,
familiparamyxoviridae. Virus ini menjadi tidak aktif bila terkena panas, sinar, pH
asam, ether, dan trypsin dan hanya bertahan kurang dari 2 jam di udara terbuka. Virus
campak ditularkan lewat droplet, menempel dan berkembang biak pada epitel
nasofaring. Virus ini masuk melalui saluran pernafasan terutama bagian atas, juga
kemungkinan melalui kelenjar air mata.
Dua sampai tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada
kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua
sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi
awal. Adanya giant cells dan proses peradangan merupakan dasar patologik ruam dan
infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang
tersebar pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan
batuk, pilek, mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang
makin lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan
pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi)
mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan.

2
Virus dapat berkembang biak juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan
gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi
mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi
dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan
perivaskuler dan infiltrasi limfosit

4. Phatways

3
5. Gejala Klinis
Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari dan
kemidian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium :
a. Stadium kataral (prodormal)
Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringa hingga
sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia dan konjungtivitis. Menjelang akhir
stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang
patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna
putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya
dimukosa bukalis berhadapandengan molar dibawah, tetapi dapat menyebar tidak
teratur mengenai seluruh permukaan pipi. Meski jarang, mereka dapat pula
ditemukan pada bagian tengah bibir bawah, langit-langit dan karankula
lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan menghilang dengan cepat dalam waktu 12-
18 jam. Kadang-kadang stadium prodormal bersifat berat karena diiringi demam
tinggi mendadak disertai kejang-kejang dan pneumoni. Gambaran darah tepi ialah
limfositosis dan leukopenia.
b. Stadium erupsi
Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul eritema / titik merah dipalatum durum
dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai
dengan menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga dibagian atas
lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang
terdapat perdarahan primer pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Terdapat
pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan didaerah leher belakang.
Juga terdapat sedikit splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah. Variasi
dari morbili yang biasa ini adalah Black Measles yaitu morbili yang disertai
perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.
c. Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi)
yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering
ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala
patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau
eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai
menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.

4
6. Komplikasi
a. Otitis media akut
b. Pneumonia / bronkopneumoni
c. Encefalitis
d. Bronkiolitis
e. Laringitis obstruksi dan laringotrakkhetis

7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium : sel darah putih cenderung turun.
b. Dalam sputum, sekresi nasal, sedimen urin dapat ditemukan adanya
multinucleated giant cells yang khas.
c. Pada pemeriksaan serologis dengan cara hemagglutination inhibition test dan
complemen fixation test akan ditemukan adanya antibodi Ig M yang spesifik
dalam hari setelah timbulnya rash dan mencapai puncaknya pada 2-4 minggu
kemudian.
d. Punksi lumbal pada penderita dengan encephalitis campak biasanya menunjukkan
kenaikan protein dan sedikit kenaikan limfosit.
e. Pemerisaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopenia.

8. Penatalaksanaan
Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam
tinggi. Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat. Mungkin
diperlukan humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggu dan
lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang hangat.

9. Penatalaksanaan Teraupetik :
a. Pemberian vitamin A
b. Istirahat baring selama suhu meningkat, pemberian antipiretik
c. Pemberian antibiotik pada anak-anak yang beresiko tinggi
d. Pemberian obat batuk dan sedativum

5
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.S DENGAN MORBILI
DI RUANG PAVILIUN WIJAYA KUSUMA ATAS
RSUD KARDINAH TEGAL

I. Pengkajian
A. Identitas Klien
1. Nama : An.S
2. Tempat, tanggal lahir : Tegal, 11 Januari 2014
3. Jeniskelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Belum sekolah
6. Alamat : Keturen, Tegal Selatan
7. Tanggal masuk : 27 November 2016
8. Tanggal pengkajian : 28 November 2016
9. Diagnosa medis : Morbili

B. Identitas Orang Tua


1. Ayah
a. Nama : Tn.R
b. Usia : 30 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Agama : Islam
f. Alamat : Keturen, Tegal Selatan

2. Ibu
a. Nama : Ny.A
b. Usia : 26 Tahun
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : IRT
e. Agama : Islam
f. Alamat : Keturen, Tegal Selatan

6
II. Riwayat Kesehatan
A. Keluhan Utama :
Ny.A mengetakan anaknya demam
Riwayat Keluhan Utama :
Ny.A mengatakan anaknya demam sudah 3 hari, batuk, pilek, dan mencret 1 kali
saat dirumah. Ny.A juga mengatakan anaknya sering mengaruk garuk kulitnya
sebelum muncul bintik merah.
B. Riwayat Kesehatan Lalu
1. Prenatal Care
a. Pemeriksaan kehamilan setiap minggu di : Bidan
b. Riwayat terkena radiasi : Tidak ada
c. Riwayat imunisasi TT : Tidak pernah
d. Golongan darah ibu :B
e. Golongan darah ayah :-
2. Natal
a. Tempat melahirkan : Klinik Bidan
b. Jenis persalinan : Normal
c. Penolong persalinan : Bidan
d. Komplikasi setelah melahirkan : Tidak ada
3. Post Natal
a. Kondisi bayi : Normal
b. Anak pada saat lahir mengalami : Tidak ada masalah
4. Klien pernah mengalami penyakit : Panas, batuk
Pada umur : 1 Tahun
Di berikan obat oleh :-
5. Riwayat Kecelakaaan : Tidak ada
6. Riwayat mengkonsumsi obat obar berbahaya tanpa anjuran dokter dan
menggunakan zat / substansikimia yang berbahaya : Tidak ada
7. Perbandingan anak dengan saudara saudaranya
An.S merupakan anak pertama, perkembangan An.S dibanding saudara
saudaranya tidak dapat dikaji.

7
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Genogram
Keterangan
: Perempuan
: Laki- Laki
: Garis Pernikahan
: Garis Keturunan
: Pasien

Keterangan
An.S merupakan anak pertama. Ayah dan ibu pasien masih hidup. Kakek dan
nenek dari pihak ayah dan ibu semuanya masih hidup

III. Riwayat Imunisasi

No. Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reksi Setelah Pemberian


1. BCG Bayi baru lahir panas
2. DPT (I, II, III) Belum di berikan Tidak ada reaksi
3. Polio (I, II, III, IV) Belum di berikan Tidak ada reaksi
4. Campak Belum di berikan Tidak ada reaksi
5. Hepatitis 1 hari setelah lahir panas

IV. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan Fisik
1. Antropometri
BB : 9 Kg
TB : 80 cm
Status Gizi : Normal ( menurut kurva MTBS)

8
2. Waktu Tumbuh Gigi
Umur : 1 Tahun
Gigi tanggal :-

B. Perkembangan Tiap Tahap


Usia anak saat
1. Berguling : 8 Bulan
2. Duduk : 1 Tahun
3. Merangkak : 7 Bulan
4. Berdiri : Belum bisa
5. Berjalan : Belum bisa
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : 1 Tahun
7. Bicara pertama kali : 1 Tahun menyebutkan MA MA

V. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI : 1 4 bulan usia An.S
B. Pemberian Susu Formila
1. Alasan Pemberian : karena ASI keluar tidak lancar
2. Jumlah Pemberian : sekali pemberian 1 botol susu
3. Cara pemberian : Oral
4. Pola pemberian nutrisi tiap tahap usia sampai nutriisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
1 4 Bulan ASI Eksklusif 1 4 Bulan
4 Bulan 1 Tahun Susu Formula 4 Bulan 1 Tahun
Susu Formula +
1 Tahun 2 Tahun Makanan Biasa ( Bubur, 1 Tahun 2 Tahun
Nasi, Lauk Pauk)

VI. Riwayat Psikososial


1. Anak tinggal bersama : Ibu
2. Lingkungan berada di : Perkampungan
3. Rumah klien dekat dengan :-
4. Rumah ada tangga : Tidak ada

9
5. Hubungan anatr anggota keluarga : Harmonis
6. Pengasuh Anak : Ibu

VII. Aktivitas Sehari Hari


A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
Makan Habis 1 porsi Makan habis 4 sendok
Selera Makan
dengan Nasi, Sayur, Lauk dengan bubur dan lauk.

B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman Teh,Air Putih, Susu Teh,Air Putih, Susu
2. Frekuensi Minum 7 Kali Sehari 7 Kali Sehari
3. Cara Pemenuhan Oral Oral

C. Eliminasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
WC Rumah WC Rumah Sakit
1. Tempat Pembuanagn
BAK 5 X Sehari BAK 5 X Sehari
2. Frekuensi
BAB 1 X Sehari BAB 1 X Sehari
3. Konsistensi
Lunak Lunak
4. Kesulitan
Tidak Ada Tidak Ada
5. Obar Pencahar
- -

D. Istirahat Tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam Tidur
Siang 2 Jam 2 Jam
Malam 6 Jam 6 Jam
2. Pola Tidur Tidur pulas Mudah Terbangun
3. Kebiasaan Sebelum - -
Tidur
4. Kesulitan Tidur - -

10
E. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Mandi
Cara Dimandikan dibak Dilap

Frekuensi 3 kali sehari 2 kali sehari

Alat Sabun, air hangat, Air hangat, waslap,


bak bak

2. Cuci Rambut
Cara Mencuci rambut di Tidak bisa
bak setelah mandi melakukan cuci

Frekuensi 3 kali sehari rambut

Alat sampo

3. Gunnting Kuku
di gunting dengan Tidak bisa
Cara
gunting kuku menggunting kuku
Frekuensi
1 minggu sekali

4. Gosok Gigi
Cara
di sikat dengan
Tidak bisa
sikat dan pasta gigi
menggunting kuku
Frekuensi 3 kali sehari

F. Aktivitas Mobilitas Fisik


Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan Sehari - hari Di bantu orang tua Di bantu orang tua
2. Pengaturan Jadwal Di jadwalkan orang Di jadwalkan orang tua
Harian tua

11
3. Penggunaaan Alat Tidak ada Tidak ada
Bantu Aktivitas
4. Kesulitan Pergerakan Belum bisa berjalan Belum bisa berjalan
Tubuh

VIII. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmethis
3. TTV
TD :-
HR : 120 X / menit
RR : 38 X / Menit
T : 39,8 OC
4. BB : 9 Kg
5. TB : 80cm
6. Kepala
Inspeksi
a. Keadaan rambut : Warna Hitam, tipis
b. Penyebaran : rata
c. Mudah rontok : tidak
d. Kebersihan rambut : bersih
Palpasi
a. Benjolan : tidak ada
b. Nyeri tekan : tidak ada
c. Tekstur rambut : halus
7. Muka
Inspeksi
a. Simetris / tidak : simetris
b. Bentuk wajah : bulat
c. Gerakan abnormal : tidak ada
d. Ekspresi wajah : datar

12
Palpasi
a. Nyeri tekan : tidak ada
b. Data Lain : tidak ada

8. Mata
a. Pelpebra : tidak edema
b. Sklera : tidak ikterik
c. Konjungtiva : tidak anemis
d. Pupil : membesar saat terkena cahaya
e. Gerakan bola mata : normal
f. Penutupan kelopak mata : normal
g. Posisi mata : simetris kanan kiri
h. Keadanan bulu mata : hitam, lebat
i. Penglihatan : tidak kabur

9. Hidung & Sinus


Inspeksi
a. Posisi Hidung : simetris di tengah muka
b. Bentuk Hidung : menjorok kedalam
c. Sekret : tidak ada

10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi Telinga : Simetris di pipi kanan dan kiri.
b. Ukuran / Bentuk Telinga : kecil
c. Lubang Telinga : bersih
d. Pemakain alat bantu : tidak ada

11. Mulut
a. Gigi
Keadaan gigi : bersih
Karang gigi : tidak ada
Pemakaian gigi palsu : tidak ada

13
b. Gusi : merah
c. Lidah : bersih
d. Bibir : mukosa bibir lembap
e. Kemampuan bicara : bisa merangkaikata dan kalimat

12. Tenggorokan
a. Warna mukosa : merah
b. Nyeri tekan : tidak ada
c. Nyeri menelan : tidak ada

13. Leher
a. Kelnejar Tiroid : tidak teraba
b. Kaku kuduk : tidak kaku
c. Kelenjar limfe : tidak membesar

14. Thoraks dan pernapasan


a. Bentuk dada : simetris
b. Irama pernapasan : normal
c. Pengembanagan di waktu bernapas : normal

15. Jantung
a. Inspeksi : dada kanan dan kiri simetris
b. Palpasi : teraba di ICS ke 5
c. Perkusi : redup
d. Auskultasi : vesikuler

16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit : tidak buncit
b. Lesi : tidak ada lesi
Palpasi
a. Nyeri tekan : tidak ada
Perkusi : redup

14
Auskultasi : peristaltik 25 X / menit

17. Genetalia dan anus : bersih tidak ada lesi


18. Ekstremitas : terpasang IVDR KN3A di tangan kanan.

IX. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan Menurut DDST


a. Motorik kasar : Normal
b. Motorik halus : Normal
c. Bahasa : Normal
d. Personal sosial : Suspek

X. Laboratorium
Tanggal pemeriksaan lab : 28 November 2016
No. Pemeriksaan Hasil Satuan Interpretasi
1. Hemoglobin 10.9 g / dL 10.7 14.7
2. Leukosit 5.5 10 ^ 3/ uL 4.5 13.5
3. Hematokrit L 32.5 34 - 40
4. Trombosit 171 10 ^ 35.5uL 150 521
5. Eritrosit 4.3 10 ^ 6/ uL 3.8 5.8
6. RDW 13.3 11.5 14.3
7. MCV 75.6 U 63 93
8. MCH 25.3 pcg 22 34
9. MCHC 33.5 g / dL 32 - 36

XI. Terapi Saat Ini


Tanggal : 28 November 2016

No. Nama Obat Dosis Cara Pemberian


1. Ondancetron 2 X 1/3 g Ampul Injeksi IV
2. Gentamicine 2 X 20 mg Vial Injeksi IV
3. Cefotaxime 3 X 1/3 g Ampul InjeksiIV
4. KN3A 12 tpm Infus

15
A. Analisa Data
Nama : An. S
Usia : 2 Tahun
No. Data Fokus Problem Etiologi
1. DS : Hipertermia Penyakit
- Ny. A mengatakan anaknya panas (00007)

DO :
- TTV :
HR : 120 x / menit
RR : 38 x / menit
T : 39. 8OC
- Laboratrium :
Leukosit : 5.5
Hematokrit : L 32.5
Akral hangat
- Mukosa bibir lembap
- Terpasang IVDR KN3A 12 tpm
2. DS : Gangguan Rasa Gejala Terkait
- Ny. A mengatakan anaknya baru Nyaman (00214) Penyakit
pertama kali terkena campak
- Ny. A mengatakan anaknya belum di
imunisasi lengkap.

DO :
- An. S tampak rewel dan menangis
- An. S sering menggaruk badannya
- tidur mudah terbangun karena gatal
3. DS : Resiko Kerusakan
- Ny. A mengatakan anaknya sering Integritas Kulit
menggaruk tubuhnya (00047)

16
DO :
- Kulit tamak kemerahan
- Ruam (+) di seluruh tubuh
- Lesi (-)

B. Prioritas Diagnosa
1. Hiertermia (00007) b.d Penyakit
2. Ganguan Rasa Nyaman (00214) b.d Gejala Terkait Penyakit
3. Resiko Kerusakan Integritas Kulit (00047)

C. Intervensi Keperawatan

No. Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji tanda dan geala Hipertermia
selama 4 x 10 menit dalam 24 jam, 2. Monitor suhu sesering mungkin
masalah keperawatan Hipertemia (00007) 3. Kompres dengan air hangat pada lipat
dapat teratasi dengan kriteria hasil : paha dan aksila
a. Suhu dalam rentang normal 4. Kolaborasi pemberian Antipiretik
b. Nadi dan RR dalam rentang 5. Penkes mengenai bahaya Hipertermia
normal
c. Tidak ada perubahan warna kulit
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji status kenyamanan
selama 3 x 10 menit dalam 24 jam, 2. Monitor lingkungan yang mendukung
masalah keperawatan Ganguan Rasa kenyamanan
Nyaman (00214) dapat teratasi dengan 3. Dorong keluarga untuk menenmani
kriteria hasil : pasien
a. Dapat mengontrl gejala 4. Kolaborasi pemberian bedak talek
b. Status kenyamanan meningkat 5. Penkes mengenai gangguan rasa
c. Status lingkungan yang nyaman nyaman sesuai program
3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji status kulit
selama 2 x 10 menit dalam 24 jam, 2. Monitor akan adanya kemerahan
masalah keperawatan Resiko Kerusakan 3. Perawatan personal hygiene

17
Integritas Kulit (00047) dapat teratasi 4. Kolaborasi pemberian Antibiotik
dengan kriteria hasil : 5. Penkes mengenai personal hygiene
a. Tidak ada lesi
b. Pencegahan timbulnya luka
c. Integritas kulit baik

D. Implementasi
No.
Tanggal Tindakan keperawatan Respon Paraf
DX
3 29 1. Kolaborasi pemberian DS :
November Antibiotik - An. S menangis saat
2016 diberikan injeksi
Jam 22.00
DO :
- Pemberian Antibiotik
Cefotaxime melalui IV
1 29 2. Mengukur sesering DS : -
November mungkin
2016 DO :
Jam 24.00 - T : 38,3oC
3 30 1. Kolaborasi pemberian DS : -
November Antibiotik DO :
2016 - Pemberian Antibiotik
Jam 06.00 Cefotaxime melalui IV
- Pemberian Ondancetron
melalui IV
- Pemberian Gentamicine
melalui IV

1 30 2. Mengukur sesering DS : -
November mungkin DO :
2016 T : 36,7oC
Jam 24.00

18
1 1 1. Mengukur sesering DS : -
Desember mungkin DO :
2016 T : 36,oC
Jam 06.00

E. Evaluasi
Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
1 Desember S:
2016 - An.S Tampak menangis
- Ny.A mengatakan anaknya sudah idak menggaruk
tubuhnya lagi

O:
- T : 36,oC
- Pemberian Antibiotik Cefotaxime melalui IV
- Pemberian Ondancetron melalui IV
- Pemberian Gentamicine melalui IV

A : Masalah An.A teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
1. Mengukur sesering mungkin
2. Kolaborasi pemberian Antibiotik

19

Vous aimerez peut-être aussi