Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2011
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. X DENGAN KASUS BAYI BARU
LAHIR DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS MANGKANG
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Pasien
Nama : An. X
Nama Ayah :
Alamat :
Diagnosa Medis :-
N : 72x/ menit
T : 36,3 C
RR : 20x/menit
Abdomen : Membuncit
His : sering
3.1 Keluhan : Ibu mengatakan Nyeri pada area jalan lahir, tubuh terasa
lemah dan nyeri saat BAK serta belum bisa BAB
3.2 Pengkajian Fisiologis :
a. KU : Baik, composmentis
b. Tanda-tanda Vital :
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Heart rate : 60x/ menit
Respirasi rate : 22x/ menit
Suhu : 37 C
c. Kepala :Kulit kepala bersih, tidak berketombe, rambut
lurus, tidak ada benjolan pada kepala.
d. Mata : Tidak terdapat lesi pada kulit area mata,
konjungtiva non anemis.
e. Hidung : Lubang hidung bersih, tidak ada sekret
f. Telinga : Kedua telinga bersih, dapat mendengar jelas.
g. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada lesi, gigi
bersih, tidak ada karies atau gusi berdarah.
h. Payudara : Payudara lunak, elastis, tidak ada lesi,
membesar,hiperpigmentasi aerola, puting
menonjol, ASI sudah keluar bewarna putih
kekuningan
i. Abdomen : TFU dua jari dibawah pusat, kulit perut tidak
ada lesi.
3.4 Psikososial
Ibu merasa lelah namun bahagia dengan kelahiran anak pertamanya, ibu
mengatakan masih merasa nyeri dengan luka perineum sehingga ibu lebih
sering berada di tempat tidur sambil berbaring dan sesekali duduk untuk
menyusui bayinya. Menurut hasil observasi, ibu terus menyusui anaknya
disaat anak menangis ataupun haus. Ibu masih sangat membutuhkan orang
tua atau suaminya untuk membantu merawat dirinya maupun bayinya.
Bounding Attachment
Ibu merasa nyaman bila bayinya selalu berada didekatnya setiap saat.
Adaptasi perubahan Ibu
Klien sudah siap dan menerima terjadinya perubahan peran menjadi
seorang ibu, namun klien belum terlalu mengetahui cara merawat bayi
secara benar.
3.6 Terapi
a. Ibu : Amoxicilin 3x500 mg, SF 1x1 tab, Kalt 1x1 tab, Vit. BC 3x1 tab, Vit
A2 1x1 tab, Oxitocin 10 IU IM
b. Bayi : Salep mata ( Erlamycetin chloramphenocol , Injeksi vit. K
B. ANALISA DATA
Inisial Klien : Ny. V
Umur : 21 tahun
Tanggal : 09 Mei 2011
DO :
1. Tanda-tanda vital klien:
Tekanan darah : 120/90 mmHg
HR : 60 kali/ menit
RR : 22 kali/ menit
Suhu : 37 C
2. Skala nyeri 5 ( dari 0 10 )
3. Ibu post partum hari ke pertama
4. Ibu terlihat lebih sering berbaring
di tempat tidur
5. Ibu terlihat meringis ketika nyeri
Muncul
DS :
09 Mei 1. Ibu mengatakan mengganti Resiko tinggi infeksi b.d
2011/ 20.40 pembalut sudah 4 kali untuk hari luka hecting di area
pertama post partum perineum
2. Ibu mengatakan bau darah yang
keluar dari vagina seperti darah
menstruasi dan cukup banyak
keluar
DO :
1. Tanda-tanda vital klien:
Tekanan darah : 120/90 mmHg
HR : 60 kali/ menit
RR : 22 kali/ menit
Suhu : 37 C
2. Daerah perineum kotor karena
Adanya lochea yang keluar dari
vagina
3. Ibu terlihat memakai pembalut
4. Tanda REEDA :
DO :
1. Ibu bertanya mengenai cara
merawat bayi dan dirinya.
2. Ibu bertanya bagaimana supaya
ASI dapat lancar keluar terus
3. Ibu pertamakalinya memiliki
seorang anak
4. Pendidikan ibu lulusan SMA
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d trauma mekanis berupa luka hecting di
area perineum
2. Resiko tinggi infeksi b.d luka hecting di area perineum
3. Kurang pengetahuan tentang perawatan ibu post partum dan bayi baru lahir
b.d keterbatasan informasi
D. RENCANA KEPERAWATAN
Inisial Klien : Ny. V
Umur : 21 tahun
6. Ciptakan lingkungan
yang tenang
R : lingkungan tenang
mempengaruhi kualitas
istirahat tidur
7. Monitor pemenuh
kebutuhan istirahat
tidur
8. Kolaborasi dengan
memberi obat
penghilang nyeri/
analgetik sesuai
indikasi
R: Untuk mengurangi
nyeri yang dirasa
2.
1. Monitor TTV
Setelah dilakukan tindakan
R : Untuk mengetahui
keperawatan 1x30 menit
keadaan umum klien
diharapkan tidak terjadi infeksi
apakah dalam rentang
di area luka hecting di area
normal atau tidak
perineum dengan kriteria hasil :
2. Kaji jumlah dan tanda
1.TTV normal : lochea pada setiap
penggantian pembalut
TD: 110/70 -120/80 mmHg
HR: 60-100 kali/menit R : untuk mengetahui
RR: 12-24 kali/menit apakah jumlah dan tanda
T : 36,5-37,5 C lochea normal atau
tidak.
2. Area perineum ibu tampak
3. Anjurkan klien untuk
bersih dan tidak berbau
mandi setiap hari dan
3. Tidak terdapat tanda-tanda mengganti pembalut
infeksi pada area luka minimal 4x/ hari dari
hecting di perineum bagian depan ke
belakang terutama
4. Klien tetap mengganti
setelah BAB dan
pembalut minimal 4x/ hari
BAK
R : Untuk mencegah
timbulnya tanda-
tanda infeksi.
R: Untuk mengetahui
seberapa jauh
pengetahuan klien.
2. Beri pendkes
mengenai teknik
menyusui yang benar,
cara perawatan
payudara dan tali
pusat
R : Untuk menambah
pengetahuan klien.
3. Beri kesempatan
klien untuk bertanya
R: Untuk mengurangi
kecemasaan klien.
4. Beri reinforcement
positive
R: Untuk memancing
semangat klien
E. IMPLEMENTASI
Inisial Klien : Ny. V
Tanggal : 10 Mei 2011
No Waktu IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
Dx.
1. 07.00 1. Mengukur tanda-tanda S : -
vital O:
TD: 120/80 mmHg
HR: 60 kali/menit
RR: 23 kali/menit
T : 37,5 C
O:
1. TTV :
TD: 120/80 mmHg
HR: 60 kali/menit
RR: 23 kali/menit
T : 37,5 C
2. Klien mendengar dan
menjawab pertanyaan
perawat dengan
antusias
3. Klien mampu
melakukan tekhnik
nafas dalam dengan
benar
4. Suami selalu
menemani dan
membantu klien dalam
melakukan aktivitas di
puskesmas
A:
Masalah teratasi :
1.TTV dalam rentang
normal :
TD: 120/80 mmHg
HR: 60 kali/menit
RR: 23 kali/menit
T : 37,5 C
2.Klien mampu
melakukan tekhnik
nafas dalam dengan
benar
3. keluarga klien
bersedia menemani
dan membantu klien
setiap saat
Masalah belum
teratasi :
1. Belum dilakukan
kompres hangat
pada area luka
hecting di perineum
karena belum ada
tindakan vulva
hygiene sehingga
hanya
menganjurkan klien
untuk melakukan
kompres hangat.
Kesimpulan :
Masalah sebagian
teratasi
P:
1. Memonitor kualitas
tidur klien
2. Memonitor
perkembangan
intensitas nyeri
3. Memberi kompres
hangat di area luka
hecting di perineum
4. Memonitor TTV
07.33
S : Klien mengatakan
6. Menganjurkan klien untuk
akan berusaha selalu
membuang pembalut kotor
mencuci tangan sebelum
dan buang dalam tempat
dan sesudah mengganti
sampah tertutup
pembalut
O : Klien mendengar
dan menjawab perawat
dengan antusias
07.35
S : Klien mengatakan
bahwa beliau selalu
7. Menganjurkan klien untuk memasukkan pembalut
meningkatkan frekuensi kotor kedalam kantong
kualitas istirahat tidur yaitu plastik hitam sebelum di
6-7 jam/ hari buang ke tempat sampah
O : Klien mendengar
dan menjawab perawat
dengan antusias
S:
1. Klien mengatakan
hingga saat ini belum
berani mandi dan hanya
membasuh muka,
ekstrimitas atas dan
bawah. Klien
mengatakan setiap hari
mengganti pembalut
minimal 4 kali.
2. Klien mengatakan
akan berusaha untuk
selalu menjaga
kebersihan di daerah
vagina
3. Klien mengatakan
akan berusaha selalu
mencuci tangan sebelum
dan sesudah mengganti
pembalut
4. Klien mengatakan
bahwa beliau selalu
memasukkan pembalut
kotor kedalam kantong
plastik hitam sebelum di
buang ke tempat sampah
5. Klien mengatakan
bahwa akan berusaha
meningkatkan pemenuh
kebutuhan istirahat tidur
O:
1.Tanda-tanda vital
dalam rentang normal:
TD: 120/90 mmHg
HR: 65 kali/menit
RR: 23 kali/menit
T : 37,5 C
2. Klien mendengar dan
menjawab perawat
dengan antusias
A:
Masalah yang teratasi
1. TTV klien dalam
rentang normal
2. Klien telah mendapat
tambahan informasi
mengenai menjaga
personal higiene,
anatara lain : mencuci
tangan, mandi,
membersihkan daerah
perineum, mengganti
pembalut minimal 4
1. Mengkaji pengetahuan kali/ hari serta
klien tentang cara membuang pembalut
perawatan payudara dan kotor pada tempat
cara perawatan tali pusat sampah tertutup.
Masalah yang belum
teratasi
1.Mengkaji jumlah
dan tanda lochea
pada setip
penggantian
pembalut
2.Melakukan vulva
higine
2. Memberi pendidikan Kesimpulan
kesehatan mengenai cara Masalah teratasi
perawatan tali pusat yang sebagian
bertujuan untuk
mencegah infeksi, P:
mempercepat 1. Mengkaji jumlah dan
pengeringan dan tanda lochea klien
terlepasnya tali pusat. 2. Lakukan vulva
hygiene
3. Memonitor TTV klien
3. 07.40 S:
s/d 1.Ibu mengatakan
08.00 bahwa beliau belum
mengetahui cara
perawatan tali pusat
yang benar.
3. Memberi pendidikan 2.Beliau juga
kesehatan mengenai cara mengatakan bahwa
perawatan payudara, beliau ingin
yaitu dengan teknik mengetahui cara
pengurutan serta perawatan payudara
memberitahu ibu untuk dan tali pusat yang
rajin membersihkan benar.
puting susu dan O: Klien mendengar
menggunakan bra yang dan menjawab dengan
nyaman untuk ibu antisias.
menyusui
S:
4. Memberi kesempatan
1. Ibu mengatakan
klien untuk bertanya
bahwa tali pusat harus
5. Memberi reinforcement dalam keadaan kering
positive dan bersih supaya tali
pusat cepat terputus
dan mencegah infeksi.
O:
1. Ibu dapat
menjelaskan kembali
apa yang telah
diajarkan oleh
perawat.
2. Ibu terlihat sangat
anusias dalam
memperhatikan
penjelasan yang
diberikan.
S: Ibu mengatakan
bahwa sepulang dari
Puskesmas beliau akan
merawat payudara
sesuai yang telah
diajarkan.
O: Ibu dapat
menjelaskan dan
mendemonstrasikan cara
perawatan payudara
yang berguna untuk
memperlancar ASI.
S:
1. Ibu mengatakan
bahwa tali pusat
harus dalam
keadaan kering dan
bersih supaya tali
pusat cepat terputus
dan mencegah
infeksi.
2. Ibu mengatakan
bahwa sepulang dari
Puskesmas beliau
akan merawat
payudara sesuai
yang telah
diajarkan.
O:
1. Ibu terlihat sangat
antusias dalam
memperhatikan
penjelasan yang
diberikan
2. Ibu dapat
menjelaskan
kembali apa yang
telah diajarkan
oleh perawat.
A:
Masalah teratasi yaitu
pengetahuan ibu
bertambah mengenai
cara perawatan bayi
baru lahir dan ibu post
partum
P : lanjutkan intervensi
F. RENCANA TINDAK LANJUT
Dx Intervensi yang telah RTL Paraf
dilakukan
1. 1. Mengukur tanda-tanda vital 1. Ny. V mengatakan bahwa
2. Menanyakan keluhan nyeri beliau akan melakukan teknik
yang dirasakan klien serta nafas dalam bila nyeri muncul
menanyakan distraksi yang kembali
di sukai klien 2.Ny. V mengatakan bahwa
3. Mengajarkan tekhnik beliau akan melakukan
relaksasi dan nafas dalam kompres hangat pada area
untuk mengurangi luka hecting di perineum
intensitas nyeri yaitu untuk mengurangi nyeri yang
dengan menarik nafas dirasakan
melalui hidung selama 3x
hitungan, menahan nafas
dalam 1x hitungan dan
mengeluarkan nafas
melalui mulut dalam waktu
3x hitungan
4. Menganjurkan klien untuk
melakukan kompres hangat
pada area luka hecting di
perineum setiap hari
terutama saat nyeri muncul
2. untuk mengurangi nyeri 1. Ny. V mengtakan bahwa
5. Menganjurkan keluarga beliau akan selalu
untuk ikut serta membantu mengganti pembalut
klien dalam melakukan minimal 4 kali/ hari
aktivitas untuk terutama saat setelah BAB
meminamalisir nyeri yang dan BAK
dirasakan 2. Ny. V mengatakan bahwa
beliau akan selalu menjaga
kebersihan kewanitaannya
setiap hari
1. Memonitor tanda-tanda 3. Ny. V mengatakan bahwa
vital beliau akan selalu mencuci
tangan baik sebelum
2. Menganjurkan klien untuk
maupun sesudah mengganti
mandi setiap hari dan
pembalut
mengganti pembalut
4. Ny. V mengatakan bahwa
minimal 4kali/ hari dari
akan tetap meneruskan
bagian depan ke belakang
untuk membuang pembalut
terutama setelah BAB dan
kotor ke dalam kantung
BAK
plastik hitam lalu di buang
3. Menganjurkan klien untuk ke tempat sampah
selalu menjaga kebersihan 5. Ny. V mengatakan bahwa
di daerah perineum dengan akan berusaha
sabun ringan dan air hangat meningkatkan kualitas
minimal sekali sehari istirahat tidur
1. Mengkaji pengetahuan
klien tentang cara
menyusui yang benar, cara
perawatan payudara dan
cara perawatan tali pusat
2. Memberi pendkes
mengenai teknik menyusui
yang benar, cara perawatan
payudara dan tali pusat
4. Memberi reinforcement
positive.
LAMPIRAN
Saran :
Ibu masa post partum tentunya memerlukan pengawasan khusus untuk
mengambalikan ibu ke kondisi normal. Pengawasan yang diberikan yaitu
dengan pemantauan keadaan umum ibu dan keluhan yang dirasakan ibu.
Pengawasan itu semua dapat dipantau saat ibu masih berada di Puskesmas,
namun kebanyakan ibu post partum normal berada di Puskesmas paling tidak
hanya dua hingga tiga hari saja.
Sebaiknya asuhan keperawatan masa post partum tidak hanya
diberikan di Puskesmas saja, melainkan dilakukan kunjungan asuhan masa
nifas di rumah dan terjadwal setelah ibu pulang ke rumah, mengingat masa
nifas masih rentan terhadap terjadinya berbagai komplikasi. Beberapa asuhan
keperawatan yang bisa diberikan saat kunjungan, antara lain adalah
memastikan ibu apakah mendapatkan istirahat yang cukup, mendapatkan
makanan seimbang yang cukup, memberi konseling mengenai imunisasi,
senam nifas, KB dan sebagainya.