Vous êtes sur la page 1sur 4

Enterokolitis nektrotikan biasanya didapatkan pada bayi prematur > 30 minggu.

Kriteria yang
digunakan untuk menilai tingkat keparahan dari EKN adalah kriteria Bell dengan
menggunakan kombinasi klinis dan radiologis. Keberadaan surfaktan mengubah pandangan
EKN secara dramatis. Peningkatan angka kelangsungan hidup pada bayi prematur
meningkatkan kerentanan bayi terhadap pertumbuhan berlebih bakteri, dan meningkatkan
kejadian ileus. Terdapat 3 cara yang telah dikenal selama 30 tahun terakhir dalam pencegahan
EKN. Pertama ASI, yang diyakini mampu mengurangi insiden dan tingkat keparahan dari
EKN. Kedua, trofik feeding dan yang terakhir adalah probiotik yang telah terbukti efikasinya
dalam sebagian besar uji klinis.

perforasi intestinal spontan

Histopatologi EKN dan perforasi intestinal spontan berbeda. Mukosa pada perforasi intestinal
spontan kuat dan tidak mengalami nekrosis. Tidak ada tanda ischemia, namun terdapat
penipisan dari submukosa dengan fokal absen atau nekrosis non septik pada tempat perforasi
dan ketiadaan dari pneumatosis. Pada anak dengan perforasi intestinal spontan biasanya
lebih sering mengenai bayi yang telah mendapatkan surfaktan, dan memiliki PDA. Pasien
dengan EKN dan perforasi intestinal spontan sama-sama memiliki mortalitas yang tinggi
dibandingkan neonatal yang tidak memiliki keduanya.
Other ANIDs that have emerged in neonatology since Bells criteria
EKN pada neonates aterm

Pada pertengahan dan akhir tahun 1980an, beberapa kelompok ahli bedah
mengakui kecenderungan awal terjadinya EKN pada bayi aterm dan late preterm. Dalam
beberapa kasus, EKN terkait dengan kejadia HIE, kasus lainnya bersifat idiopatik dan
terkait dengan lama pemberian makan enteral. Selain itu, telah dilaporkan terdapat
peningkatan risiko EKN pada pasien dengan penyakit jantung kongenital kompleks. Dalam
banyak kasus, temuan patologis umum yang terkait dengan EKN kecenderungan terletak di
katup ileocecal dan ascending colon, menunjukkan adanya patofisiologi iskemik. Dalam
penelitian ini, terdapat empat risiko terkait terjadinya EKN pada aterm antara lain penyakit
jantung bawaan, IUGR, polisitemia dan kejadian hipoksia-iskemik perinatal. Penelitian lain
mengkaitkan adanya keterkaitan dengan konsumsi formula dan tidak mendapatkan ASI.

Viral enteritis pada masa bayi


Salah satu prinsip utama EKN adalah tatataksana penyakit ini harus
dikelola sebagai penyakit infeksius, dengan asumsi adanya agen infeksius yang terlibat
didalamnya. Namun, banyak seri kasus telah mendokumentasikan wabah enterovirus
dan rotavirus pada unit perawatan intensif neonatal (NICU) memiliki gejala menyerupai
EKN. Jumlah laporan virus patogen yang terkait dengan EKN telah meningkat tiga kali lipat
dalam 5 tahun terakhir. Pasien dengan enteritis virus biasanya akan bermanifestasi dengan
tinja yang beracmpur dengan darah yang banyak (pada awalnya tidak disertai dengan ileus
dan biasanya di sebelah kiri), Keluaran pada nenonatus BBLSR dan BBLASR yang
menderita enteritis virus lebih baik dibandingkan EKN pada bayi prematur berkaitan dengan
adanya kebutuhan terhadap pembedahan dan kematian.
Alergi susu sapi
Kejadian alergi susu sapi jarang timbul sebleum usia 6 minggu, dan sangat jarang pada bayi
dengan berat badan kurang dari 2 kg, Gejala yang timbul dapat berupa diare, tinja bercampur
darah, distensi abdomen, namun sangat jarang menimbulkan pneumatosis hingga nekrosis
usus yang memerlukan pembedahan

Guideline diagnosis Acquired Neonatal Intestinal Disease

a. Panduan untuk bayi < 1250 gram

b. Panduan untuk bayi < 1250 gram


Alergi Susu Sapi
Pada bayi late preterm dan masih dirawat di NICU karena penyakit lain (EKN lebih
umum terjadi dibandigkan alergi susu sapi). Diagnostik Kriteria pada bayi dengan
alergi susu sapi adalah: (1) paparan produk susu sapi; (2) perut distensi; (3)
peningkatan defekasi dengan tinja bercampur darah; (4) pneumatosis dapat terjadi
pada kasus yang parah; (5) resolusi terjadi dengan istirahat usus dan / atau beralih ke
formula elemental atau susu non sapi; dan (6) hampir tidak pernah terjadi sebelum 6
minggu kehidupan

SIP
SIP memang terjadi pada bayi yang lebih tua tapi jauh lebih jarang terjadi pada bayi
<1000 g. Kriteria diagnostik agak berbeda: (1) SIP tidak terkait dengan pneumatosis;
(2) SIP selalu berhubungan dengan pneumoperitoneum spontan dan umumnya hadir
dalam 3 hari pertama kehidupan; (3) SIP tidak tergantung makanan; (4) bayi tampak
baik pada saat diagnosis; (5) ileum adalah tempat perforasi yang paling umum; dan
(6) SIP pada usia gestasi lebih tua merespon dengan baik pada bedah primer
reanastamosis

Vous aimerez peut-être aussi