Vous êtes sur la page 1sur 11

AIKA

PENDIDIKAN AGAMA

Dosen : Anang

Kelompok 1 oleh :

Agung Mulyawan S.Farm 1704026004


Firma Maulida S.Farm 1704026045
Ihsan Lufi S.Farm 1704026055
Kartika Dessy Andriana S.Farm 1704026066

PROGRAM STUDY APOTEKER


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
Jakarta
2017

1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk hidup yag sangat istimewa, karena manusia berbeda
dengan makhluk yang lainnya.manusia diberi akal dan pikiran untuk bertindak sesuai
dengan etika dan nilai-nilai moral yang berlaku sesuai dengan kehendaknya,
lingkungannya, dan ajaran agama yang dianutnya. Nilai-nilai, norma-norma yang
memberikan arah dan makna bagi manusia dalam bertindak ialah agama.
Seorang sosiologi agama bernama Elizabeth K. Notthingham berpendapat bahwa
agama bukan sesuatu yang dapat dipahami melalui definisi melainkan deskripsi
(penggambaran). Menurut gambaran Elizabeth, agama adalah gejala yang begitu sering
terdapat dimana-mana, dan agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk
mengukur dalamnya makna dari keberadaan diri sendiri dan keberadaan alam semesta.
Selain itu agama dapat membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempurna, dan
juga perasaan takut atau ngeri.
Meskipun perhatian tertuju kepada adanya suatu dunia tak dapat dilihat (akhirat),
namun agama melibatkan dirinya dalam masalah-masalah kehidupan sehari-hari di
dunia (Elizabeth, 1985). Agama sebagai keyakinan manusia terhadapa sesuatu yang
bersifat Adikordrati (Superanatural) ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang
lingkup kehidupan yang luas. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan
bermasyarakat. Selain itu agama juga memberi dampak bagi kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian secara psikologis, agama dapat berfungsi sebagai motif intrinsik
(dalam diri) dan motif ekstrinsik (dalam diri).

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu memahami Definisi Agama
2. Mahasiswa mampu memahami Sejarah Agama
3. Mahasiswa mampu memahami Tujuan hidup dalam beragama

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Ada tiga istilah yang dikenal berkenaan dengan agama, yaitu : agama, religi dan
din. Secara etimologi agama berasal dari bahas Sanskerta, yang berasal dari akar kata
gam artinya Pergi. Kemudian akar kata gam mendapatkan awalan dan akhiran huruf a
maka terbentuklah kata agama yang artinya Jalan. Maksudnya, Jalan untuk mencapai
kebahagiaan. Disamping itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa kata agama berasal
dari bahasa Sanskerta yang akar katanya adalah a dan gama. A artinya Tidak dan gama
artinya Kacau. Jadi, agama adalah peraturan yang dapat membebaskan diri dari
kekacauan yang dihadapi dalam hidupnya, bahkan menjelang matinya.
Kata religi-religion dan religin, secara etimologi menurut Winkler Prins dalam
Algemene Enclycopedia mungkin sekali berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata
religere atau religare yang berarti terikat, maka dimaksud bahwa setiap orang yang
ber-religi adalah orang yang senantiasa merasa terikat dengan sesuatu yang dianggap
suci. Kalau dikatankan dari kata religere yang berarti berhati-hati, maka dimaksudkan
bahwa orang yang ber-religi akan senantiasa berhati-hati dengan sesuatu yang
dianggap suci.Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada istilah agama dan religi
terdapat 4 unsur penting :
1. Tata pengakuan atau kepercayaan terhadap segala adanya sesuatu yang Agung
2. Tata hubungan dan tata penyembahan terhadap sesuatu yang Agung itu dalam
bentuk ritus, kultus dan pemujaan
3. Tata kaidah/doktrin sehingga muncul balasan berupa kebahagiaan bagi yang
berbuat kebaikan serta jujur dan kesengsaraan bagi yang berbuat keburukan
terhadap kehidupan dunia.
Selanjutnya kata din berdasarkan etimologi berasal dari bahasa Arab yang artinya
patuh dan taat, undang-undang, peraturan dan hari kemudian. Maksudnya, orang
yang ber-din adalah orang yang patuh dan taat terhadap segala peraturan undan-undang
Allah untuk mendapatkan kebahagiaan di hari kemudian.

3
Oleh karena itu, dalam din terdapat 4 unsur penting :
1. Tata pengakuan terhadap segala sesuatu yang Agung dalam bentuk Iman
kepada Allah S.W.T
2. Tata hubungan terhadap segala sesuatu yang Agung dalm bentuk ibadah kepada
Allah S.W.T
3. Tata kaidah/doktrin yang menganut tata cara pengakuan dan tata penyembahan
tersebut yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW
4. Tata sikap terhadap dunia dalam bentuk takwa, yaitu mempergunakan dunia
sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan akhirat.
Sedangkan secara terminologi, agama, religi dan din adalah suatu tata cara
kepercayaan atas adanya yang Agung diluar manusia, dan suatu tata penyembahan
kepada yang Agung tersebut, serta suatu tata kaidah yang mengatur hubungan manusia
dengan yang Agung, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam yang lain,
sesuai tata kepercayaan dan tata penyembahan tersebut. Definisi lain menyebutkan
bahwa agama sebuah sistem kepercayaan dan ritual yang mengikat orang-orang secara
bersama-sama dalam sebuah kelompok sosial.
Pada definisi terakhir ada 3 hal penting yang perlu ditekankan, yaitu : kelompok
sosial, kepercayaan dan ritual. Kepercayaan adalah keimanan pada sesuatu yang
bersifat sakral, lawan dari profan. Sakral berarti Ukhrasi, Suci, Kramat atau Kudus.
Sakral adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang dianggap
luar biasa, supernatural, transenden dan berada diluar batas apa yang terjadi didalm
kehidupan sehari-hari. Bagi orang islam, sakral itu ada yang bersifat ghaib seperti
Allah, malaikat, mukjizat para Rasul, surga-neraka, siksa kubur dan lain sebagainya.
Umat muslim diwajibkan untuk mempercayainya. Ada juga yang suci dan kramat itu
dikaitkan dengan benda-benda yang konkrit seperti Al-Quran, Masjid, Mekkah,
Kabah, Hajar Aswad dan banyak lainnya. Lawan kata dari sakral adalah profan yang
berarti duniawi. Dalam ilmu-ilmu sosial profan adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan sesuatu yang dianggap tidak bersifat sakral.
Sesuatu yang sakral itu dipertahankan dmelalui praktik upacara, ceremonial,
dan kegiatan keagamaan yang diistilahkan sebgai ritual keagamaan. Ritual adalah pola

4
kegiatan formalyang mengekspresikan secara simbolik seperangkat makna yang
diyakini bersama sperti melakukan segala Rukun Islam. Setiap pelaksanaan ritul ini
diyakini memiliki makna yang sangat penting dalam membentuk kepribadian seorang
muslim dan mampu berfungsi membentuk ikatan sosial. Maksdunya, dari membentuk
ikatan sosial adalah bahwa kegiatan ritual ini melahirkan rasa kebersamaan diantara
umat, misalnya : makna ihram dalam haji. Ihram adalah pakaian yang digunakan oleh
orang-orang saat mereka berhaji. Pakaian sehari-hari adalah pakaian biasa yang bisa
menjadi simbol status, ras, dan bangsa, harus ditanggalkan saat pelaksanaan haji.
Dalam penjelasan Shari Ariati, Ihram adalah simbol kesetaraan, kebersamaan dan
simbol kami/kita sementara pakaian sehari-hari merupakan simbol aku, rasku,
kelasku, klanku, kelompokku, kedudukanku, nilai-nilaiku, yang melambangkan tuan
dan hamba, penindas dan tertindas, yang kaya dan yang miskin, yang berbahagia dan
yang malang, yang beradab dan yang tidak. Ihram meruntuhkan batas-batas
perpecahan. Ihram menjadi simbol pemersatu bagi umat Muslim di dunia.
Diantara konsep tentang agama yang dibangun oleh kalangan agamawan, lalu
muncul pro dan kontra terhadap konsep tentang agama tersebut. Komentar-komentar
mengenai agama umumnya dikemukakan secara mendalam oleh para sosiolog dan ahli
filsafat Barat seperti Karl Marx, Mark Weber, dan Emile Durkheim. Dengan
menggunakan kacamata filsafat, Mark agak sinis dalam memandang agama dengan
mengatakan bahwa agama adalah inti dari sebuah dunia yang kejam (the heart of a
heartless world), agama adalah tempat berlindung dari tindakan kekerasan yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Marx memandang bahwa agama dalam bentuk
tradisional akan, dan sebaiknya menghilang dari masyarakat. Menurut Marx, orang
seharusnya tidak takut pada Tuhan yang justru mereka ciptakan sendiri dan mereka
sebaiknya berhenti meminta rahmat Tuhan untuk sesuatu yang bisa mereka realisasikan
sendiri. Marx menyatakan : agama adalah candu masyarakat (opium the people) yang
artinya menghasilkan euforia bagi yang menghisapnya, berfungsi untuk pereda
sakit/lapar/stress dan merusak fisik sehingga tubuh manusia tumbuh menjadi tidak
normal. Marx berfungsi untuk meredakan penderitaan hidup yang dialami manusia di
dunia ini dengan menawarkan janji-janji kebahagiaan di surga.

5
Agama bagi Weber bisa menjadi kekuatan pendorong bagi terjadinya gerakan-
gerakan sosial yang luar biasa. Seperti halnya Weber yang memandang agama tidaklah
sekedar masalah keimanan. Di semua agama ada kegiatan ritual dan upacara rutin
keagamaan. Melalui kegiatan ini orang-orang akan berkumpul dan bertemu, melalui
cara ini juga solidaritas kelompok menjadi semakin kokoh serta umat akan merasa
melakukan kontak dengan kekuatan yang Maha Tinggi. Bagi Durkheim, kekuatan yang
Maha Tinggi entah itu Totem, Tuhan, atau kekuatan Ilahiah yang dianut oleh suatu
masyarakat tertentu, merupakan ekspresi yang menggambarkan pengaruh kelompok
terhadap individu. Dengan kata lain, individu-individu secara sukarela harus tunduk,
patuh, dan hormat pada kekuatan Maha Tinggi yang dipercaya oleh kelompoknya.
Menurut Durkheim, ritual dan upacara keagamaan akan mengikat individu pada
kelompoknya dan bukan hanya berisi sekumpulan ikatan batin dan kegiatan ritual,
tetapi juga membentuk cara berfikir (modes of thinking).

B. SEJARAH
Bentuk agama yang dikenal di Indonesia adalah Islam, Kristen, Hindu, Budha &
Kongucu. Selain itu ada juga agama Yahudi yang cukup berpengaruh di kancah
Internasional yang dalam sejarahnya memiliki hubungan erat dengan Islam dan
Kristen Yahudi berasal dari Nabi Ibrahim (nabi yang diakui sebagai nabinya orang
Islam dan Krsiten) meskipun pendiri Yahudi adalah Nabi Musa tetapi orang Yahudi
ortorodoks memandang agama mereka bermula dari Nabi Ibrahim, nenek moyang
mereka. Nabi Musa adalah bapak dan pendiri sesungguhnya orang Yahudi. Ajaran
monoteistik oleh Nabi Ibrahim bahwa Tuhan itu Esa kemudian dilanjutkan oleh Nabi
Musa yang dapat dilihat dua dari Sepuluh Perintah Tuhan yang diterima Nabi Musa
di bukit Sinai :
a) Janganlah ada Tuhan-Tuhan lain dihadapan- Ku
b) Janganlah membuat patung yang menyerupai apapun ada dilangit di atas, atau
yang ada di bumi di bawah atau yang ada didalam air di bawah bumi dan
janganlah sujud menyembah kepadanya karena Aku, Tuhanmu, adalah Tuhan
yang cemburu.

6
Nabi-nabi keturunan Israel yang melanjutkan tradisi agama Nabi Ibrahim dan
Nabi Musa adalah Nabi Daud yang hidup sekitar abad ke -10 SM dan dilanjutkan
oleh Nabi Sulaiman yang meninggal pada 935 SM. Mereka merupakan nabi sekaligus
raja yang sukses membawa Israel pada zaman keemasannya. Pada abad ke 9 SM Nabi
Ilyas melanjutkan ajaran monoteistik bahwa Tuhan itu satu. Ajaran nabi-nabi Israel
itu kemudian dilanjutkan oleh Nabi Isa dan Nabi Muhammad tetapi kedua Nabi ini
tidak diakui oleh orang Yahudi sebagai pembawa pesan Ilahi yang merupakan
kelanjutan dari pembaruan agama mereka karena, Nabi Isa adalah nabi yang tidak
terkenal yang berdakwah hanya kepada bangsanya sendiri, bangsa Yahudi. Karena itu
Nabi Isa (Umat Kristen) adalah Yahudi sepenuhnya. Namun sulit dibedakan pengikut
awal kristen (di Yerussalem) dengan orang-orang Yahudi yang taat. Orang Kristen
mula-mula memiliki kepercayaan dn praktik ritual yang hampir persis dengan orang
Yahudi seperti mempersembahkan kurban-kurban binatang, menyunat anak laki-laki
mereka dll.
Pada masa selanjutnya Kristen memisahkan diri dari orang-orang Yahudi ketika
orang Kristen Yerussalem menetapkan orang Gentile (non-Yahudi) akan mencapai
keselamatan bila mereka beriman kepada Yesus Kristus tanpa di khitan atau
mengikuti ajaran Yahudi lainnya. Yahudi marah dan memang sejak dulu membenci
pengikut Yesus Kristus. Kepergian Kristen dari Yerussalem saat Yahudi berperang
melawan orang Romawi menyebabkan kehancuran kuil di Yerussalem sekaligus
keruntuhan negara Yahudi pada tahun 70 M dan berakhirlah model Yahudi bagi
Kristen selamanya Kristen berasal dari bahasa Yunani Christos, (Ibrani, Mesias) =
Juru selamat yang diharapkan kedatangannya. Dikalangan islam diartikan sebagai
al-Masih, sementara dikalangan Kristen diartikan sebagai Kriristus. Mesias
digunakan untuk menyambut Yesus dari Naster. Dari Naster munculah kata Nasrani,
gelar yang diberikan kepada Yesus (Isa al-Masih) yang kelahirannya tidak diketahui
secara pasti, tetapi diperkirakan lahir di Betlehem, Yudera Palestina antara tahun ke 6
dan ke 4 (raja Yudea) Munculah ajaran Trinitas yang mengakui adanya Tuhan Bapak,
Tuhan Yesus dan Ruh Kudus.Ajaran Nabi Ibrahim kemudian juga dibawa Nabi
Muhammad di Tanah Mekkah. Nabi Ibrahim juga mewarisi Kabah yang dibangun

7
bersama keluarganya di Mekkah sebagai pengakuan keesaan Tuhan. Berabad-abad
kemudian, Kabah berubah menjadi tempat kumpulan sejumlah berhala-berhala atau
tuhan-tuhan orang Mekkah. Nabi Muhammad datang untuk menyeru orang-orang
musyrik Mekkah agar kembali menyembah Tuhan, semata-mata Allah. Nama Allah
sudah terkenal baik oleh orang-orang Musyrik Mekkah pada saat Nabi Muhammad
hidup, sebagai Tuhan yang paling tinggi diantara Tuhan-tuhan yang ada. Kedatangan
Nabi Muhammad untuk memurnikan keyakinan agama musyrik dengan tauhid bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah. Islam menolak penyembahan kepada selain Allah,
menghancurkan banyak berhala di sekitar Kabah dan menghapuskan kepadatan dan
sakramen sehingga jalur komunikasi dengan Allah terbuka lebar Islam menegakkan
kembali monoteistik yang telah ditegakkan oleh Nabi Ibrahim. Bila mengikuti
kategori sejarah agama, Islam adalah agama termuda, namun jika mengikuti ajaran
monoteistik Islam adalah agama tertua yang diawali Nabi Adam.

C. KLASIFIKASI AGAMA
Menurut Ahmad Abdullah Al-Magdoosi klasifikasi agama meliputi :
1. REVEALED AND NON REVEALED (Agama Wahyu dan Bukan)
Perbedaan agama Revealed and Non-Revealed :

BERPOKOK PADA TIDAK BERPOKOK


KEESAAN TUHAN PASA KEESAAN TUHAN
BERIMAN KEPADA TIDAK ADA NABI
NABI TIDAK ADA KITAB
SUMBER UTAMA SUCI
KITAB SUCI LAHIR DI LUAR TIMUR
SEMUA LAHIR DI TENGAH
TIMUR TENGAH TIDAK MISSIONARY
MISSIONARY KABUR-TIDAK JELAS
AJARAN TEGAS- TIDAK LENGKAP
JELAS
ARAH YANG LURUS
DAN AJARAN YANG
LENGKAP

2. MISSIONARY AND NON MISSIONARY (Agama Wahyu dan Bukan)


3. GEOGRAPHICAL-RACIAL AND UNIVERSAL terdiri dari :

8
GEOGRAPHICAL SEMETIK (Yahudi, Nasrani Islam)
GEOGRAPHICAL NON SEMETIK
- NON SEMETIK ARYA (Hindu, Zoroaster, Sekhisme)
- NON SEMETIK MONGOLIAN (Taoisme, Shintoisme, Confuisme)
GEOGRAPHICAL NON SEMETIK (CAMPURAN ARYA -
MONGOLIAN (BUDHISME)
GEOGRAPHICAL SEMETIK UNIVERSAL (Islam)

D. TUJUAN BERAGAMA
1. Mendapatkan pedoman hidup dan petunjuk
Agama berfungsi edukatif. Oleh karenanya, Ajaran agama secara Yuridis
menyuruh dan melarang. Kedua unsur tersebut mempunyai latar belakang
mengarahkan, membimbing pribadi penganutnya untuk menjadi lebih baik dan
terbiasa dengan hal baik menurut agamanya masing-masing. Sebagai penolong
keselamatan di dunia dan di akherat
2. Keselamatan yang meliputi bidang yang luas adalah keselamatan yang
diajarkan oleh agama. Keselamatan yang diberikan oleh agama kepada
penganutnya adalah keselamatan yang meliputi dua alam, dunia dan akherat.
Dalam mencapai keselamatan itu agama mengajarkan para penganutnya untuk
mengenal terhadap sesuatu yang sacral yang disebut supranatural.
Berkomunikasi dengan supranatural dilaksanakan dengan cara sesuai dengan
ajaran agama itu sendiri, diantaranya :
Mempersatukan diri dengan Tuhan (Patheisnae)
Pembebasan dan Pensucian diri (Penebusan doasa)
3. Memberikan ketentraman batin atau pendamai
Melalui agama, sesorang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai
kedamaian batin melalui agama. Rasa berdosa dan bersalah akan segera
menjadi hilang dari batinnya apabila seseorang yang bersalah telah menebus
dosanya melalui : tobat, pensucian jiwa ataupun penebus dosa.
4. Sebagai pembentukan kepribadian yang utuh

9
Dalam hal ini, seseorang yang beragama akan merasa dirinya ter-awasi baik
secara individu maupun kelompok, karena :
Secara Intansi Agama, merupakan norma yang harus dipatuhi oleh para
pengikutnya
Secara dogmatis (ajaran) mempunyai fungsi kitis yang bersifat profetis
(kenabian).

Kepercayaan Masyarakat Primitif dan Masyarakat Maju

KEPERCAYAAN

Masyarakat Primitif Masyarakat Maju

Dina Ani Poli


Henotheisme Monotheis
misme misme teisme

Wahyu )(

Ardhi ()

Yahudi Nasrani Islam

10
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H, Jalaludin. 2010. Psikologi Agama (Cet. ke-14). Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada

Prof. Dr. Yusron Razak, Tohirin. 2011. Pendidikan Agama (Cet. ke-1). Jakarta:
UHAMKA PRESS

11

Vous aimerez peut-être aussi