Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KOMUNITAS
OLEH :
KELOMPOK B2
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2016
PENGKAJIAN KELUARGA
A. DATA UMUM
Tipe keluarga Tn. J adalah tipe keluarga inti dimana keluarga Tn. J terdiri dari Suami,
Istri dan enam orang Anak yang masih sekolah.
4. Latar Belakang Kebudayaan (Etnik)
5. Identifikasi Religius
Tn. J bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka. Tn. J yang bekerja sebagai Buruh
Harian Lepas (Kuli) dan Ny. Y yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Pendapatan Tn J
sekitar Rp. 600.000/minggu dan itupun kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
mereka serta 6 orang anak. Mereka mengalami kekurangan dalam memenuhi kebutuhan
mereka dengan 6 orang anak yang belum berkeluarga.
10. Riwayat keluarga dari lahir hingga saat ini, termasuk riwayat
perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau yang
berkaitan dengan kesehatan
Pada tahap perkembangan keluarga Ny. Y adalah tahap keluarga dengan anak remaja. Tn.
J dan Ny. Y memberikan kebebasan kepada anaknya dalam begaul tapi tidak terlepas dari
pengontrolan orang tua. Komunikasi dalam keluarga Ny.Y terjalin dengan sangat baik
contohnya saja dalam menyampaikan perbedaan pendapat mereka komunikasikan dengan
sangat baik sehingga hasil dan tujuan yang mereka peroleh merupakan pencapaian yang
mereka inginkan bersama. Apalagi dengan perubahan peran yang mereka alami sekarang
dengan anak usia remaja Tn. J dan istrinya mesti berperan ekstra dalam mendidik dan
mengawasi anak mereka. Sedangkan masalah kesehatan pada keluarga Tn J adalah Ny Y
mengalami hipertensi dan Ny Y pernah rawat inap di rumah sakit. Ny. Y mengalami
hipertensi sejak lima tahun yang lalu. Ny. Y dirawat di rumah sakit pada bulan Agustus
2016 selama satu minggu Ketika dirawat di rumah sakit tekanan darah Ny. Y 180/110
mmHg. Sehari-hari Ny. Y mengkonsumsi obat antihipertensi, saaat ditanya Ny. Y
mengatakan biasanya tekanan darah Ny. Y untuk sistol 130-140 mmHg.
DATA LINGKUNGAN
Bangunan rumah yang dihuni Ny. Y bersifat semi permanen dan merupakan milik
sendiri. Rumah tersebut tampak belum selesai karena pernah runtuh akibat gempa 2009.
Rumah Ny. Y tampak tersisih dari rumah lain.
Bagian dalam rumah Ny. Y terlihat kurang bersih dan perabotannya tidak tertata dengan
baik. Ventilasi dan penerangan di rumah Ny. Y tidak memadai. Keluarga Ny. Y jarang
membuka jendela rumahnya. Rumah Ny. Y terdiri dari dua kamar. Kamar pertama
terletak di bagian depan dan kamar kedua terletak di bagian samping yang menyatu
dengan ruangan untuk menonton televisi, kulkas, dan ruang makan. Kondisi dapur rumah
Ny. Y terlihat kotor dan berantakan namun suplai air minum masih tercukupi dengan
baik. Ny. Y memasak menggunakan kompor minyak tanah. Kamar mandi terletak di
bagian belakang yang ditutupi oleh seng namun tidak mempunyai atap. Kamar mandinya
juga kurang bersih namun ketersediaan air dan fasilitas toilet lainnya juga memadai.
Sumber air yang digunakan oleh keluarga Ny. Y adalah air sumur bor yang digunakan
untuk mandi, mencuci, memasak air minum, dan kebutuhan sehari-hari. Di samping
rumah Ny. Y terdapat kandang ayam. Pembuangan sampah dilakukan dengan cara
dibakar.
Di lingkungan tempat tinggal Ny. Y ada acara-acara khusus yang diagendakan untuk
berkumpul bersama seperti arisan, majelis taklim, dan lain-lainnya. Ny. Y dan keluarga
ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dibuat oleh masyarakat sekitar. Pelayanan/
fasilitas yang biasa dimanfaatkan oleh keluarga Ny. Y adalah Puskesmas dan RSUD.
Namun, keluarga Ny. Y agak susah untuk mengakses fasilitas tersebut dikarenakan jarak
yang agak jauh dan transportasi yang kurang memadai. Jika ada anggota komunitas yang
sakit warga RT 01 pun menjenguk, seperti yang terjadi pada Ny. Y sebulan yang lalu. Ny.
Y pernah dirawat di rumah sakit sebulan yang lalu, masyarakat sekitar pun turut
menjenguk Ny. Y ke rumah sakit dan ada pula yang di rumah. Ny. Y merasa senang atas
partisipasi dan kunjungan dari tetangganya dan merasakan bahwa dirinya merupakan
bagian dari sebuah komunitas. Keluarga mengatakan puas dengan pelayanan kesehatan
yang diberikan.
STRUKTUR KELUARGA
16. Pola Komunikasi
Sejauh mana komunikasi fungsional dan disfungsional digunakan :
Tn. J memberikan kebebasan kepada Ny. Y untuk menentukan pilihan
seperti membeli barang dan sebagainya, tetapi harus memberi tahu terlebih dahulu
Jika Ny. Y memarahi anak-anaknya, Tn. J selalu mengingatkan jangan
marah berlebihan kepada anak
Ny. Y sering bercerita masalahnya kepada Tn. J dan Tn. J memberikan
umpan balik seperti nasihat dan saran kepada Ny. Y
Karakteristik jaringan komunikasi keluarga :
Anak-anak sering menyatakan keinginannya akan sesuatu secara langsung kepada Ny.
Y dan jarang langsung ke Tn. J seperti masalah pekerjaan dan lainnya.
Pengaruh kelas social : keluarga Tn.J yang tergolong kepada keluarga kelas pekerja lebih
cenderung bersifat tradisional dalam hal peran pernikahan. Tahap perkembangan keluarga
dan kehadiran enam orang anak membuat Ny.Y bergantung pada Tn.J sebagai pemberi
nafkah.
FUNGSI KELUARGA
Keyakinan, nilai, dan perilaku kesehatan: keluarga percaya akan perawatan modern
seperti jika sakit keluarga langsung ke puskesmas, rumah sakit dan praktek dokter.
Namun Tn. J masih percaya pada pengobatan tradisional dan berobat ke dukun.
Definisi dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat- sakit. Ny. Y mendefinisikan
sehat sebagai suatu keadaan ketika tubuh terasa nyaman, senang beraktifitas dan tidak
ada gejala apapun. Sedangkan sakit sebagai suatu keadaan ketika ada tanda dan gejala
seperti sakit kepala, gejala magh, dan tubuh terasa lemah. Sedangkan Tn. J
mendefinisikan sakit sebagai suatu keadaan ketika nafsu makan hilang.
Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang dirasa : Ny. Y mengkaji
status kesehatannya saat ini dengan mengenali tanda dan gejala yang dirasakan. Masalah
kesehatan yang saat ini diidentifikasi oleh keluarga yaitu hipertensi yang dialami oleh Ny.
Y.
Praktik diet keluarga :
Alergi makanan : Tidak tercatat.
Asupan kalori : Ny. Y mengatakan makan 2 - 3 kali sehari. Tn. J hanya
minum kopi sebelum berangkat kerja.
Yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, belanja dan persiapan makanan adalah
Ny. Y. Ny. Y berbelanja di warung terdekat karena tidak mempunyai uang untuk belanja
ke pasar dan bahan yang dibeli juga pas-pasan.
Lemari pendingin dan kompor : lemari pendingin berfungsi adekuat. Namun kompor
tidak selalu digunakan karena kadang Ny.Y menggunakan tungku untuk memasak.
Kebiasaan tidur dan beristirahat : kebiasaan tidur Ny. Y mulai pukul 22.00,
terkadang Ny.Y tertidur saat menonton televisi bersama
Tn. J dan anak-anaknya. Terkadang Tn. J istirahat di
warung dekat rumah sebelum tidur.
Praktik aktivitas fisik dan rekreasi : keluarga menyadari bahwa rekreasi aktif dan
olahraga secara teratur penting untuk kesehatan, namun jarang dilaksanakan. Pekerjaan
harian yang biasa tidak memberikan kesempatan untuk latihan. keluarga melakukan hal
yang disenangi masing-masing anggota keluarga. Biasanya Ny. Y mengikuti senam di
kantor camat sekali seminggu.
Kebiasaan keluarga menggunakan obat : keluarga biasanya meminum obat dari dokter
setelah berobat. Sebelumnya Ny. Y rajin mengkonsumsi obat antihipertensi, namun
beberapa minggu ini Ny. Y sudah tidak mengkonsumsi obat tersebut lagi. Tn. J biasanya
mengkonsumsi obat dari warung ketika merasakan gejala seperti sakit kepala. Sampai
saat ini Tn.J tetap mengkonsumsi rokok dalam jumlah banyak.
Peran Keluarga dalam praktik perawatan diri : Hal yang dilakukan keluarga untuk
memperbaiki status kesehatannya adalah dengan memberikan obat secara benar dan hati-
hati.
Tindakan pencegahan secara medis : Ny. Y selalu melakukan check up ke rumah sakit
selama 1 bulan sekali. Tidak ada informasi terbaru mengenai pemeriksaan penglihatan/
pendengaran atau status imunisasi anggota keluarga.
Praktik kesehatan gigi : Ny. Y dan keluarga biasanya menggosok gigi dua kali sehari
yaitu ketika mandi. Sebelum tidur tidak pernah dilakukan. Keluarga tidak melakukan
pemeriksaan dan pembersihan gigi.
Terapi komplementer dan alternatif : keluarga tidak menggunakan terapi komplementer
dan alternatif.
Riwayat kesehatan keluarga : Ayah Ny. Y memiliki riwayat penyakit hipertensi dan ibu
Ny. Y memiliki penyakit diabetes mellitus. Sementara ibu Tn. J juga memiliki penyakit
diabetes mellitus.
Layanan perawatan kesehatan yang diterima : Ny. Y biasanya mendapat layanan
kesehatan dari petugas kesehatan di rumah sakit dan puskesmas tempat Ny. Y berobat.
Anak Ny. Y juga pernah dibawa ke pelayanan kesehatan karena terjadi luka serius di
kakinya. Sementara Tn. J tidak pernah menemui dokter atau tenaga kesehatan lainnya
untuk pemeriksaan fisik.
Perasaan dan persepsi mengenai pelayanan kesehatan : Ny. Y sempat merasa tidak cocok
dengan obat yang diresepkan oleh dokter tempat Ny. Y berobat sehingga beralih ke
dokter lain. Ny. Y dan Tn. J merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan karena
banyak menghabiskan waktu menunggu dokter yang memberikan pelayanan dan kadang
mereka disuruh membeli obat sendiri ke tempat lain dengan alasan obat yang dimaksud
tidak tersedia di rumah sakit tersebut. Harga obat yang dibeli diluar rumah sakit tersebut
sangat mahal bagi mereka. Tn. J sempat complain terhadap dokter tersebut karena ia
merasa berobat dengan menggunakan KIS (Kartu Indonesia Sehat ).
Pelayanan kesehatan darurat : keluarga langsung pergi ke rumah sakit bila ada kondisi
gawat darurat.
Sumber pembayaran : keluarga menggunakan asuransi kesehatan yaitu KIS (kartu
Indonesia sehat). keluarga membayar sebagian obat yang diresepkan.
Logistik untuk mendapatkan perawatan : jarak fasilitas perawatan dari rumah keluarga
cukup jauh. Biasanya Ny. Y diantar oleh Tn. J untuk pergi ke pelayanan kesehatan
dengan menggunakan sepeda motor, namun karena Tn. J harus bekerja, Ny. Y pulang
dengan menggunakan angkutan umum.
Stresor jangka pendek : Stresor jangka pendek keluarga yaitu anak-anaknya yang kadang
tidak mendengarkan nasihat Ny. Y dan Tn. J
Stressor jangka panjang : stresor jangka panjang yaitu pendapatan Tn. J yang pas-pasan
bahkan masih kurang, kadang tidak mampu membayar hutang tepat waktu dan masalah
kesehatan Ny. Y.
Kekuatan yang mengimbangi stresor : pekerjaan suami yang tetap, status kesehatan
anggota keluarga lain yang adekuat, adanya asuransi kesehatan, hubungan yang baik
dengan komunitas.
Definisi keluarga terhadap situasi tertentu : Keluarga berespon cepat dalam menangani
masalah, keluarga ini tidak membagi siapa yang harus menyelesaikan masalah tetapi
mereka memecahkan bersama- sama.
Strategi koping keluarga : Strategi koping internal yang digunakan yaitu sistem dukungan
sosial dari keluarga besar. Keluarga mampu menangani stresor sehari hari yang
dialaminya. Sedangkan strategi koping eksternal yang digunakan yaitu memelihara
jalinan aktif dengan komunitas.
Strategi koping disfungsional : Tidak terlihat strategi koping disfungsional dalam
keluarga ini.
Adaptasi keluarga : stresor/ masalah keluarga dikelola secara adekuat oleh keluarga.
Dampak dari stresor pada fungsi keluarga yaitu terdapat pada masalah ekonomi keluarga.
Keluarga tidak berada dalam krisis karena keluarga mempunyai cukup sumber koping
yang digunakan ketika menghadapi stresor/ masalah. Keluarga menghasilkan proses
koping yang berguna.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/Vol.20_no.2_6.pdf
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/4419/3%20Fery%20Agusman.pdf?
sequence=