Vous êtes sur la page 1sur 3

Almira Sifak Fauziah Narariya

140322605357

TUGAS FISIKA MATAHARI


PERILAKU NEUTRINO

A. Fluks Neutrino
Neutrino dihasilkan dari reaksi termonuklir atau rantai proton-proton.
41 H 1 2 H 4 2e 2v (1)
Neutrino memiliki arti sebuah partikel kecil yang netral.
Partikel ini merupakan partikel sub-atomik yang sangat luar biasa.
Tidak bermuatan
Tidak bermassa
Dapat diabaikan
Melintas dengan keceparan cahaya
Satu-satunya partikel yang langsung lepas dari daerah inti tanpa
halangan atau interaksi dengan partikel lain
Fluks neutrino dalam jaraknya dengan Bumi diberikan sebagai
F 2L x4 AU / 25MeV 3.5x1012 neutrino / cm2 / sec
2
(2)

Luminositas Satuan Astronomi (jarak Bumi-Matahari


Matahari

B. Penemuan Neutrino Matahari


Pengukuran fluks neutrino memberi informasi untuk memperkirakan
temperature lapisan terdalam Matahari
Penemuan neutrino diawali oleh Raymod Davis yang merencanakan sebuah
detector neutrino. Ia meneruskan idenya untuk menggolongkan neutrino
menjadi neutrino dan anti neutrino. Caranya dengan menggunakan atom
Chlorine-37 sebagai penangkap neutrino. Anti neutrino tidak memiliki efek
apapun terhadap Chlorine-37. Alasan penggunaan Chlorine-37 dinyatakan
oleh
Cl 37 v0 Ar 37 e (3)
Hingga akhirnya, Davis membuat Solar Neutrino Telescope yang berada di
kedalaman 1,5 km tambang emas di South Dakota, USA. Sebab, detektor
neutrino harus terlindung dari sinar kosmik yang dapat memproduksi neutrino
di atmosfer Bumi. Namun, detektor yang Davis buat tidak dapat mendeteksi
neutrino Matahari karena energinya sangat rendah. Energi yang dimaksud
yaitu 14.06 MeV untuk memenuhi persamaan (3)
Berdasarkan penelitian Bahcall (1965), fluks neutrino dari peluruhan 8B
adalah 2.5 x10 7 / cm / sec atau 40 SNU (Solar Netrino Units) (1 SNU = 10-36
penyerapan neutrino/dsec/atom target)
Dalam hal tersebut, neutrino hanya terjadi dalam 0.05% rantai proton-proton
dan sangat bergantung pada temperature

C. Kasus Neutrino yang Hilang


Neutrino hilang yang dimaksud yaitu adanya selisih nilai laju neutrino hasil
observasi dengan hasil teoritik.
Laju neutrino hasil observasi didasarkan pada eksperimen Davis, yaitu 2.56
0.23 SNU. Dengan nilai itu, Davis masih terus meningkatkan sensitivitas
detektornya.
Laju neutrino hasil teoritik didapatkan dari penurunan dari SSM (Standard
Solar Model), yaitu 7.6 1.2 SNU. Meskipun nilainya sudah diturunkan dari
nilai sebelumnya, nilai ini masih tiga kali lebih tinggi daripada hasil observasi.
Salah satu cara untuk mengukur energy terendah rantai proton-proton neutrino
secara langsung, yaitu dengan menangkap neutrino dengan Gallium untuk
memproduksi Germanium.
Eksperimen pengubahan Gallium menjadi Germanium dinamakan GALLEX,
SAGE, dan GNU. Energi terendah yang dideteksi adalah 0.233 MeV.
Berdasarkan hasil eksperimen yang dilaporkan Anselman, et al. (1999), laju
neutrino didapati sebanyak 74.7 5 SNU, sedangkan prediksi teoritik atau
SSM dari eksperimen Gallium adalah 128 8 SNU. Artinya, masih ada selisih
hasil tersebut.
Penjelasan dari selisih hasil tersebut diantaranya:
1. Lapisan dalam matahari telah sepenuhnya bercampur, sehingga
temperature di tengah adalah temperature dari Matahari yang masih
muda. Oleh karena itu, fluks neutrinonya rendah. Model campuran ini
memberikan nilai sekitar 1.5 SNU
2. Adakalanya, Matahari mengalami kontraksi dan selama periode
tersebut tidak menggunakan bahan bakar nuklir secara penuh
3. Kelimpahan unsure-unsur berat di bagian dalam Matahari adalah
sangat kurang dibawah asumsi SSM. Oleh karena itu opacity bagian
dalam Matahari dan temperature pusatnya rendah dan sedikit
memproduksi 8B
4. SSM perlu dimodifikasi lagi
5. Ada beberapa masalah dengan partikel fundamental-fisika neutrino
6. Neutrino yang terdeteksi di Bumi, mungkin telah berbeda yang mana
asalnya adalah dari inti Matahari.

D. Kamiokande dan hasil Sudbury Neutrino Observatory (SNO)


Cara lain untuk menghitung energy tinggi dan menengah neutrino 8B yaitu
melalui cabang ketiga dari rantai proton-proton.
Eksperimen tersebut terletak di kedalaman 1 km di Kamiokande dan partikel
bermuatan terdeteksi dengan mengukur cahaya Cherenkov memlalui
hamburan elastic dengn inti Hidrogen.
Pengukuran flux dari Super Kamiokande masih memiliki defisit 50 % dari
prediksi SSM.
Saat ini ada ekperimen terbaru yaitu dari Sudbury Neutrino Observatory
(SNO) yang terletak di kedalaman 2 km di bawah tambang Nikel Ontario.
SNO mampu mengukur neutrino 8B melalui tiga reaksi berikut:
1. Reaksi CC (Charged-Current)
ve d e p p (4)
Reaksi ini hanya menghasilkan 1/3 neutrino seperti prediksi SSM, 2/3
sisanya mengikuti reaksi (5)
2. Reaksi NC (Neutral-Current)
vd v pn (5)
Hasil reaksi (5) berkaitan dengan fluks total neutrino 8B, mengabaikan
tiga jenis partikel didapat nilai (5.09 0.62) x 106 /cm2/s. sedangkan
prediksi SSM yaitu (5.05 0.91) x 106 /cm2/s. Sedangkan SNO
mendapatkan (1.76 0.11) x 106 /cm2/s
3. Hamburan elastic dari neutrino matahari dengan electron
v e v e (6)
Perhitungan ini menunjukkan bahwa laju total untuk reaksi (6) sama dengan
fluks ve yang datang ditambah sekitar 15 % kombinasi fluks muon dan tau
neutrino yang datang.

Cara ilmuwan SNO untuk memperkirakan fluks total neutrino yaitu dengan
menggunakan reaksi (5) dan kombinasi reaksi (4) dan (5).

E. Solusi Teka-teki Neutrino Matahari


Kini diketahui bahwa segala teka-teki tentang neutrino adalah kekurangan kita
dalam memahami neutrino dan model neutrino secara teroritik adalah benar.
2/3 energi tinggi neutrino electron muncul dalam bentuk muon atau tau neutrino
saja selama perjalanannya ke Bumi.
Penemuan ini menjadi bukti bahwa hanya ada tiga jenis neutrino di alam yaitu
electron, muon, dan tau.

Vous aimerez peut-être aussi