Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan psikologi
Dosen Yudha Laga Hadi Kusuma, S. Psi., M. Kes
Disusun oleh :
PRODI D3 KEPERAWATAN
Puji syukur kami panjatkan kepada allah swt atas anugrah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah tentang Konsep tentang IQ,SQ,EQ . Adapun maksud
dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya
bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami. Terlepas dari
semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penggambaran dari potensi manusia sebagai makhluk paling cerdas dan kompleks di
muka bumi.
IQ (intellectual quotient) merupakan sebuah konstruksi yang digunakan untuk
menggambarkan fungsi kognitif manusia. Agar kemampuan kognitif satu orang dapat
dibedakan dengan kemampuan yang lainnya, disusunlah nilai dan ukuran yang memadai
untuk menggambarkan kemampuan IQ tersebut.
SQ (Spiritual Quotient) atau kecerdasan spiritual adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mengilhami,mengukuhkan semangat dan mengikat diri seseorang kepada
nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu.
EQ Emosi Quottient atau kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk
mengenali, mengendalikan, dan menata perasaan sendiri dan orang lain secara mendalam
sehingga kehadirannya menyenangkan dan didambakan oleh orang lain.
IQ, EQ, SQ adalah penggambaran dari potensi manusia sebagai makhluk paling
cerdas dan kompleks di muka bumi. Pembagian ini mewakilkan dari banyak potensi
kecerdasan manusia yang didefinisikan secara umum.
2.1.1 Hakekat IQ
Anggapan awal bahwa IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak dan tak dapat
berubah adalah salah, karena penelitian modern membuktikan bahwa kemampuan IQ dapat
meningkat dari proses belajar.
Kecerdasan ini pun tidaklah baku untuk satu hal saja, tetapi untuk banyak hal, contohnya ;
seseorang dengan kemampuan mahir dalam bermusik, dan yang lainnya dalam hal olahraga.
Jadi kecerdasan ini dari tiap tiap orang tidaklah sama, tetapi berbeda satu sama lainnya.
Menurut Laurel Schmidt dalam bukunya Jalan pintas menjadi 7 kali lebih cerdas ( Dalam
Habsari 2004 : 3) membagi kecerdasan dalam tujuh macam, antara laian adalah sebagai
berikut:
1. Kecerdasan fisual / spesial ( kecerdasan gambar) : profesi yang cocok untuk tipe
keceerdasan ini antra lain arsitak, seniman, designer mobil, insinyaur,designer graffis,
komputer, kartunis,perancang intrior dan ahli fotografi.
2
3. Kecerdasan musik: Profesi yang cocok bagi yang memiliki ini adalah penggubah lagu,
pemusik, penyaanyi, disc jokey, guru seni suara, kritikus musik, ahli terapi musik,
audio mixier( pemandu suara dan bunyi ).
4. Kecerdasan kinestetis
Keahlian dalam mengolah tubuh, kecerdasan olah tubuh merangsang kemampuan seseorang
untuk mengolah tubuh secara ahli, atau untuk mengekspresikan gagasan dan emosi melalui
gerakan. Ini termasuk kemampuan menangani suatu benda dengan cekatan dan membuat
sesuatu. Pebasket Michael Jordan, penari dan penyanyi Josephine Baker, Ahli Kungfu Jet lee
, bintang-bintang papan atas olahraga dan lain-lain.
Anak-anak yang pandai mengolah tubuh biasanya banyak bergerak dan menyentuh segala
sesuatu, anak-anak ini mengenal dunia melalui otot-otot mereka. Mereka suka membuat
model, menjahit dengan jari tangan, atau belajar bahasa isyarat, anak-nak dalam kelompok ini
ahli dalam olah tubuh/koreografer atau olahragawan andal.
Anak-anak dengan kecerdasan di bidang olah tubuh mungkin memilih karier sebagai penari,
atlrt, pencipta tari, pematung/pemahat, ahli tenun, tukang las, montir, guru olahraga, aktor,
ahli terapi dll.
5. Kecerdasan logis / matematis ( Kecerdasan angka); Profesi yang cocok bagi mereka
yang memiliki kecerdasan ini adalah ahli metematika ,ahli astronomi,ahli pikir, ahli
forensik, ahli tata kota , penaksir kerugian asuransi,pialang saham, analis sistem
komputer,ahli gempa.
6. Kecerdasan interpersonal ( cerdas diri ).Profesi yang cocok bagi mereka yang
memiliki kecerdasan ini adalah ulama,pendeta,guru,pedagang , resepsionis ,pekerja
sosial,pekerja panti asuhan, perantara dagang,pengacara, manajer konvensi, ahli
melobi, manajer sumber daya manusia.
7. Kecerdasan intrapersonal ( cerdas bergaul ): profesi yang cocok bagi mereka yang
memiliki kecerdasan ini adalah peneliti, ahli kearsipan, ahli agama, ahli budaya, ahli
purbakala, ahli etika kedokteran.
3
2.1.2 Hakekat SQ
Menurut Agus Hermanto, ciri-ciri orang yang memiliki Spiritual Quotient ( SQ ) tinggi
adalah sebagai berikut :
4
2.1.3 Hakekat EQ
Emosi Quottient ( EQ ) atau kecerdasan emosi.Kecerdasan emosi adalah kemampuan
untuk mengenali, mengendalikan, dan menata perasaan sendiri dan orang lain secara
mendalam sehingga kehadirannya menyenangkan dan didambakan oleh orang lain.
5
Kecerdasan Emosional (EQ)
Adalah kemampuan kita untuk dapat mempengaruhi dan diterima orang lain dengan baik.
Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan
untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan,
mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan
berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk
memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik,
serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.
Manfaat IQ
Manfaat SQ
Manfaat EQ
6
2.4 Penilaian IQ, SQ, EQ
IQ ( kecerdasan Intelektual )
Yaitu kecerdasan yang mengandalkan kecepatan otak dalam menangkap, mengartikan /
mengkonversikan suatu hal.Seseorang dapat dikatakan pintar karena orang tersebut cepat
dalam menangkap informasi yang diberikan.
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intellegentia
Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut
penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun.
Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic) yang dibawanya dari
keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup.
IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa, kecuali bila ada
sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan
seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang kurang merupakan
penyebab kesulitan belajar pada seorang murid, disamping faktor lain, seperti gangguan fisik
(demam, lemah, sakit-sakitan) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak
adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si
anak dengan IQ-nya. Apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan
bahasanya akan cepat dan banyak.
TINGKAT KECERDASAN IQ
7
SQ ( kecerdasan spiritual )
Yaitu kecerdasan dalam berhubungan dengan Tuhan dimana orang tersebut peka dalam
memaknai kenyataan hidup tentang penderitaan, kesuksesan, masalah-masalah yang
dialaminya
EQ ( kecerdasan Emosi )
Yaitu kecerdasan yang dalam pelaksanaan nya adalah pengambilan keputusan / sikap
seseorang terhadap sesuatu atau dengan kata lain menggunakan perasaan.
Tidak semua orang dapat mengendalikan kecerdasan emosi nya dengan baik dan juga tidak
dapat menggunakan emosi itu dengan benar jika begitu maka orang tersebut akan masuk ke
dalam amarah yang mungkin ia sendiri tidak sadar apa yang telah ia perbuat, tetapi jika ia
dapat mengendalikan emosi nya maka ia akan dapat menciptakan keseimbangan dalam diri
nya .
IQ ( Intelllegence Quotient )
Dalam penelitian paradigma baru ini tentang pandangan intelegensi disimpulkan bahwa
sebenarnya TIDAK ADA SISWA YANG BODOH ! Karena setiap anak mempunyai
8
kecerdasan yang menonjol satu atau lebih dari 8 kecerdasan yang ada tersebut dan siap untuk
berkembang dan berprestasi. Oleh karena itu peran semua pihak baik orangtua,
masyarakat,dan pemerintah melalui lembaga-lembaga baik formal maupun non formal serta
lembaga-lembaga swasta yang peduli untuk mengembangkan kecerdasan tersebut.
SQ ( Spiritual Quotient )
Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan yang digunakan untuk berhubungan dengan Sang
Maha Pencipta.( M.Zuhri ).Artinya dengan selalu berhubungan dengan Allah swt untuk
memohon pertolongannya dengan selalu menjalankan perintah Allah swt dan menjauhi
laranganMNya, dan yakin bahwa Allah swt akan memberikan janjiNya.
Menurut Neurolog V.S Ramacandran di Universitas California,AS, menemukan bahwa orang
yang memliki Spiritual Quotient ( SQ ) tinggi dalam otak manusia,pusat spiritual tersebut
bergetar dan bersinar ketika seseorang terlibat dalam pembicaraan tentang topik-topik
spiritual/agama.
Menurut Agus Hermanto, ciri-ciri orang yang memiliki Spiritual Quotient ( SQ ) tinggi
adalah sebagai berikut :
EQ ( Emotional Quotient )
9
1. Kesadaran Diri, yaitu kesadaran emosi diri kemampuan seseorang untuk menilai
pribadi sendiri dan percaya diri
IQ Perawat
Kecerdasan Intelektual adalah Kecerdasan yang dimiliki seorang perawat untuk berfikir
cerdas sebelum melakukan tindakan atau keseluruhan kemampuan perawat untuk berfikir dan
bertindak serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.
Agar sukses dan bahagia, perawat memerlukan pengembangan kelima kecerdasannya. Sukses
disini dalam arti yang luas, menyangkut financial, bisnis, karir, keluarga, kesehatan,
pengembangan diri, kebahagiaan, dan semua tujuan yang berharga bagi manusia. Kelima
kecerdasan ini merupakan refleksi dari karakter dan kompetensi. Kecerdasan aspirasi,
spiritual, dan emosional mewakili karakter. Sedangkan kecerdasan intelektual dan
pengelolaan kekuatan mewakili kompetensi
SQ perawat
Kecerdasan spiritual ialah suatu kecerdasan dimana kita berusaha menempatkan tindakan-
tindakan dan kehidupan kita ke dalam suatu konteks yang lebih luas dan lebih kaya, serta
lebih bermakna. Kecerdasan spiritual merupakan dasar yang perlu untuk mendorong
10
berfungsinya secara efektif, baik Intelligence Quotient (IQ) maupun Emotional Intelligence
(EI). Jadi, kecerdasan spiritual berkaitan dengan kecerdasan intelektual dan kecerdasan
emosional.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia dalam memberi makna. Perawat yang
memiliki taraf kecerdasan spiritual tinggi mampu menjadi lebih bahagia dan menjalani hidup
dibandingkan mereka yang taraf kecerdasan spiritualnya rendah. Dalam kondisi yang sangat
buruk dan tidak diharapkan, kecerdasan spiritual mampu menuntun manusia untuk
menemukan makna.
Akhirnya melalui kecerdasan spiritual manusia mampu menciptakan makna untuk tujuan-
tujuannya. Hasil dari kecerdasan aspirasi yang berupa cita-cita diberi makna oleh kecerdasan
spiritual. Melalui kecerdasan spiritual pula manusia mampu tetap bahagia dalam perjalanan
menuju teraihnya cita-cita.
Kunci bahagia adalah kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual (SQ) berkait dengan masalah
makna, motivasi, dan tujuan hidup sendiri. Jika IQ berperan memberi solusi intelektual-
teknikal, EQ merekatkan jalan membangun relasi social, SQ mempertanyakan apakah makna,
tujuan, dan filsafat hidup seseorang.
Lima karakteristik orang yang cerdas secara spiritual menurut Roberts A. Emmons, The
Psychology of Ultimate Concerns:
Karakteristik yang kelima: perawat memiliki rasa kasih yang tinggi pada sesama makhluk
Tuhan. Memberi maaf, bersyukur atau mengungkapkan terima kasih, bersikap rendah hati
menunjukan kasih sayang dan kearifan, hanyalah sebagian dari kebajikan.
Dengan pengertian di atas, berikut ini secara singkat kiat-kiat untuk mengembangkan SQ
bagai perawat kita:
EQ Perawat
Kemampuan seorang perawat untuk bisa menghargai dirinya sendiri maupun diri orang lain,
memahami perasaan terdalam oraang-orang di sekelilingnya, mengikuti aturan-turan yang
berlaku. Semua ini termasuk kunci keberhasilan bagi seorang perawat di masa depan.
EQ yang tinggi akan membantu seorang perawat dalam membangun relasi sosial dalam
lingkungan keluarga, kantor, bisnis, maupun sosial. Bagi seorang perawat, kecerdasan
emosional merupakan syarat mutlak. Lagi-lagi amat disayangkan, pendidikan kita miskin
konsep dalam membantu mengembagkan EQ, bagi siswa maupun mahasiswa. Pelatihan EQ
ini amat penting guna menumbuhkan iklim dialogis, demokratis, dan partisipatif karena
semua menuntut adanya kedewasaan emosional dalam memahami dan menerima perbedaan.
Pluralitas etnis, agama, dan budaya dialogis dan sikap empati.
Seorang perawat yang mempunyai kecerdasan emotional yang baik akan dapat
dikenali melalui lima komponen dasar, yaitu:
mampu mengenali emosi dan penyebab dari pemicu emosi tersebut. Jadi, dia mampu
mengevaluasi dirinya sendiri dan mendapatkan informasi untuk melakukan suatu tindakan.
seseorang yang mempunyai pengendalian diri yang baik dapat lebih terkontrol dalam
membuat tindakan agar lebih berhati- hati. Dia juga akan berusaha untuk tidak impulsive.
13
Akan tetapi, perlu diingat, hal ini bukan berarti bahwa orang tersebut menyembunyikan
emosinya melainkan memilih untuk tidak diatur oleh emosinya.
ketika sesuatu berjalan tidak sesuai dengan rencana, seseorang yang mempunyai kecerdasan
emosional tinggi tidaak akan bertanya apa yang salah dengan saaya atau kita?. Sebaliknya
ia bertanya apa yang dapat kita lakukan agar kita dapaat memperbaiki masalah ini?.
4. empathy (empati)
kemampuan untuk mengenali perasaan orang lain dan merasakan apaa yang orang lain
rasakan jika dirinya sendiri yang berada pada posisi tersebut.
Dengan adanya empat kemampuan tersebut, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang
lain secara efektif. Kemampuan untuk memecahkan masalah bersama-sama lebih diteknkan
dan bukan pad konfrontasi yng tidak penting yang sebenarnya daapat dihindari. Orang yang
mempunyai tujuan yang konstruktif daalam pikirannya.
Seorang perawat yang tidak mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi dapat ditandai
dengn hal-hal berikut:
Para perawat dalam pekerjaan sehari-hari hampir selalu melibatkan perasaan dan emosi,
sehingga setiap memberikan perawatan dituntut untuk memiliki kecerdasan emosi yang
tinggi. Secara khusus, para perawat home care membutuhkan kecerdasan emosi yang tinggi
karena mereka mewakili organisaasi, berinteraksi dengan banyak orang, baik di dalam mupun
di luar organisasi dan berperan penting dlam memahami kebutuhan orang tua, keluarga yang
dirawatnya dan dapat memberikan solusi atau feedback yang konstruktif.
14
Kunci keberhasilan hidup lebih banyak ditentukan oleh kecerdasan emotional, yaitu aspek-
aspek yang berkaitan dengan kepribadian, yang di dalamnya setidaknya ada empat cirri
pokok. Pertama, kemampuan seseorang memahami dan memotivasi potensi dirinya. Kedua,
memiliki rasa empati yang tinggi terhadap orang lain. Ketiga, senang mendorong meliht nk
buh sukses, tanpa dirinya merasa terancam. Keempat, agresif, yaitu terampil menyampaaikan
pikiran dan perasaan dengan baik, lugas, dan jelas tanpa harus membuat orang lian
tersinggung.
Perawat ingin dicintai, ingin diakui, dan dihargai. Berkeinginan pula untuk dihitung dan
mendaapatkan tempat dalam kelompoknya. Jelas bahwa individualitas dan sosialitas
merupakan unsur-unsur yang komplementer, saling mengisi dan melengkapi dalam eksistensi
perawat.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
IQ, EQ, SQ adalah penggambaran dari potensi manusia sebagai makhluk paling
cerdas dan kompleks di muka bumi. Pembagian ini mewakilkan dari banyak potensi
kecerdasan manusia yang didefinisikan secara umum.
Kecerdasan yang dimiliki seorang perawat untuk berfikir cerdas sebelum melakukan
tindakan atau keseluruhan kemampuan perawat untuk berfikir dan bertindak serta mengolah
dan menguasai lingkungan secara efektif.
3.2 Saran
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang sangat saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Jia.konsep IQ,SQ,EQ.https://jiadeornay.wordpress.com/2014/12/02/konsep-iq-sq-eq(Diakses
tanggal 30 maret 2017)
http://ensiklo.com/2015/02/tes-psikologi-pengertian-macam-dan-pemanfaatannya/(Diakses
tanggal 30 maret 2017)