Vous êtes sur la page 1sur 20

KONSEP TENTANG IQ,SQ,EQ

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan psikologi
Dosen Yudha Laga Hadi Kusuma, S. Psi., M. Kes

Disusun oleh :

Venny Riska Wulan Cahyani

PRODI D3 KEPERAWATAN

POLTEKKES MAJAPAHIT MOJOKERTO

TAHUN AJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada allah swt atas anugrah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah tentang Konsep tentang IQ,SQ,EQ . Adapun maksud
dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya
bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami. Terlepas dari
semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Mojokerto, Maret 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1


1.1 Latar belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan makalah ...................................................................................................... 1
1.4 Manfaat makalah ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2


2.1 Hakekat IQ,SQ,EQ ............................................................................................... 2
2.1.1 Hakekat IQ................................................................................................... 2
2.1.2 Hakekat SQ ................................................................................................ 4
2.1.3 Hakekat EQ ................................................................................................. 5
2.2 Perbedaan IQ,SQ,EQ ............................................................................................ 5
2.3 Manfaat IQ,SQ,EQ ............................................................................................... 6
2.4 Penilaian IQ,SQ,EQ ...............................................................................................7
2.5 Pengembangan IQ,SQ,EQ .................................................................................... 8
2.6 IQ,SQ,EQ perawat profesional ........................................................................... 10
2.7 Meningkatkan SQ klien/perawat ......................................................................... 12
2.8 Ciri perawat yang memiliki emotional intellegence ........................................... 13

BAB III PENUTUP ........................................................................................................16


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 16
3.2 Saran ........................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penggambaran dari potensi manusia sebagai makhluk paling cerdas dan kompleks di
muka bumi.
IQ (intellectual quotient) merupakan sebuah konstruksi yang digunakan untuk
menggambarkan fungsi kognitif manusia. Agar kemampuan kognitif satu orang dapat
dibedakan dengan kemampuan yang lainnya, disusunlah nilai dan ukuran yang memadai
untuk menggambarkan kemampuan IQ tersebut.
SQ (Spiritual Quotient) atau kecerdasan spiritual adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mengilhami,mengukuhkan semangat dan mengikat diri seseorang kepada
nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu.
EQ Emosi Quottient atau kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk
mengenali, mengendalikan, dan menata perasaan sendiri dan orang lain secara mendalam
sehingga kehadirannya menyenangkan dan didambakan oleh orang lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu hakekat IQ,SQ,EQ?
2. Apa perbedaan antara IQ,SQ,EQ?
3. Apa manfaat dari IQ,SQ,EQ?
4. Bagaimana tentang penilaian dan pengembangan IQ,SQ,EQ?
5. Bagaimana IQ,SQ,EQ untuk perawat profesional?
6. Bagaimana cara meningkatkan SQ klien/perawat?
7. Apa ciri-ciri perawat yang memiliki emotional intelligence?

1.3 Tujuan Makalah


Untuk memahami penjelasan,perbedaan mengenai IQ,SQ,EQ serta mengetahui dalam
lingkup keperawatan.

1.4 Manfaat Makalah


Dengan adanya makalah ini membuat penulis tahu dan para pembaca faham mengenai
konsep tentang IQ,SQ,EQ yang dapat membuat kita mengetahui isi dan apa-apa saja dalam
Ilmu psikologi.
1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakekat IQ, SQ, EQ

IQ, EQ, SQ adalah penggambaran dari potensi manusia sebagai makhluk paling
cerdas dan kompleks di muka bumi. Pembagian ini mewakilkan dari banyak potensi
kecerdasan manusia yang didefinisikan secara umum.

2.1.1 Hakekat IQ

Ialah istilah kecerdasan manusia dalam kemampuan untuk menalar, perencanaan


sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar, memahaman gagasan, berfikir,
penggunaan bahasa dan lainnya.

Anggapan awal bahwa IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak dan tak dapat
berubah adalah salah, karena penelitian modern membuktikan bahwa kemampuan IQ dapat
meningkat dari proses belajar.

Kecerdasan ini pun tidaklah baku untuk satu hal saja, tetapi untuk banyak hal, contohnya ;
seseorang dengan kemampuan mahir dalam bermusik, dan yang lainnya dalam hal olahraga.
Jadi kecerdasan ini dari tiap tiap orang tidaklah sama, tetapi berbeda satu sama lainnya.

Menurut Laurel Schmidt dalam bukunya Jalan pintas menjadi 7 kali lebih cerdas ( Dalam
Habsari 2004 : 3) membagi kecerdasan dalam tujuh macam, antara laian adalah sebagai
berikut:

1. Kecerdasan fisual / spesial ( kecerdasan gambar) : profesi yang cocok untuk tipe
keceerdasan ini antra lain arsitak, seniman, designer mobil, insinyaur,designer graffis,
komputer, kartunis,perancang intrior dan ahli fotografi.

2. Kecerdasan verbal / linguistik ( kecerdasan Berbicara): Profesi yang cocok baagi


mereka yang memiliki kecerdasan ini antara lain: pengarang atu menulis, guru,
penyiar radio, pemandu acara,presenter, pengacara, penterjemah,pelawak.

2
3. Kecerdasan musik: Profesi yang cocok bagi yang memiliki ini adalah penggubah lagu,
pemusik, penyaanyi, disc jokey, guru seni suara, kritikus musik, ahli terapi musik,
audio mixier( pemandu suara dan bunyi ).

4. Kecerdasan kinestetis

Keahlian dalam mengolah tubuh, kecerdasan olah tubuh merangsang kemampuan seseorang
untuk mengolah tubuh secara ahli, atau untuk mengekspresikan gagasan dan emosi melalui
gerakan. Ini termasuk kemampuan menangani suatu benda dengan cekatan dan membuat
sesuatu. Pebasket Michael Jordan, penari dan penyanyi Josephine Baker, Ahli Kungfu Jet lee
, bintang-bintang papan atas olahraga dan lain-lain.

Anak-anak yang pandai mengolah tubuh biasanya banyak bergerak dan menyentuh segala
sesuatu, anak-anak ini mengenal dunia melalui otot-otot mereka. Mereka suka membuat
model, menjahit dengan jari tangan, atau belajar bahasa isyarat, anak-nak dalam kelompok ini
ahli dalam olah tubuh/koreografer atau olahragawan andal.

Anak-anak dengan kecerdasan di bidang olah tubuh mungkin memilih karier sebagai penari,
atlrt, pencipta tari, pematung/pemahat, ahli tenun, tukang las, montir, guru olahraga, aktor,
ahli terapi dll.

5. Kecerdasan logis / matematis ( Kecerdasan angka); Profesi yang cocok bagi mereka
yang memiliki kecerdasan ini adalah ahli metematika ,ahli astronomi,ahli pikir, ahli
forensik, ahli tata kota , penaksir kerugian asuransi,pialang saham, analis sistem
komputer,ahli gempa.

6. Kecerdasan interpersonal ( cerdas diri ).Profesi yang cocok bagi mereka yang
memiliki kecerdasan ini adalah ulama,pendeta,guru,pedagang , resepsionis ,pekerja
sosial,pekerja panti asuhan, perantara dagang,pengacara, manajer konvensi, ahli
melobi, manajer sumber daya manusia.

7. Kecerdasan intrapersonal ( cerdas bergaul ): profesi yang cocok bagi mereka yang
memiliki kecerdasan ini adalah peneliti, ahli kearsipan, ahli agama, ahli budaya, ahli
purbakala, ahli etika kedokteran.

3
2.1.2 Hakekat SQ

Perlu dipahami bahwa SQ tidak mesti berhubungan dengan agama, Kecerdasan


spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya
secara utuh. SQ tidak bergantung pada budaya atau nilai. Tidak mengikuti nilai-nilai yang
ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri. kecerdasan
spiritual adalah kecerdasan yang berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika kita
dihadapkan pada masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang terkandung di
dalamnya, serta menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian
hati.

Spiritual Quotient ( SQ ) atau kecerdasan spiritual. Kecerdasan Spiritual adalah kemampuan


yang dimiliki seseorang untuk mengilhami,mengukuhkan semangat dan mengikat diri
seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu. ( Agus Hermanto,2001 ).
Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan yang digunakan untuk berhubungan dengan Sang
Maha Pencipta.( M.Zuhri ).Artinya dengan selalu berhubungan dengan Sang Maha Pencipta
untuk memohon pertolongannya dengan selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, dan yakin bahwa Dia akan memberikan janji-Nya.

Menurut Neurolog V.S Ramacandran di Universita California,AS, menemukan bahwa orang


yang memliki Spiritual Quotient ( SQ ) tinggi dalam otak manusia, pusat spiritual tersebut
bergetar dan bersinar ketika seseorang terlibat dalam pembicaraan tentang topik-topik
spiritual/agama.

Menurut Agus Hermanto, ciri-ciri orang yang memiliki Spiritual Quotient ( SQ ) tinggi
adalah sebagai berikut :

1. Memiliki prinsip dan visi yang kuat


2. Mampu melihat kesatuan dalam keaneka ragaman
3. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan
4. Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan

4
2.1.3 Hakekat EQ
Emosi Quottient ( EQ ) atau kecerdasan emosi.Kecerdasan emosi adalah kemampuan
untuk mengenali, mengendalikan, dan menata perasaan sendiri dan orang lain secara
mendalam sehingga kehadirannya menyenangkan dan didambakan oleh orang lain.

Daniel Golemen, dalam bukunya Emotional Intelligence (1994) menyatakan bahwa


kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20 % dan sisanya yang 80 %
ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut Kecerdasan Emosional. Dari nama
teknis itu ada yang berpendapat bahwa kalau IQ mengangkat fungsi pikiran, EQ mengangkat
fungsi perasaan. Orang yang ber-EQ tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan dalam
dirinya; bisa mengusahakan kebahagian dari dalam dirinya sendiri dan bisa mengubah
sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat.
Kecerdasan emosional dapat diartikan dengan kemampuan untuk menjinakkan emosi dan
mengarahkannya ke pada hal-hal yang lebih positif. Seorang yang mampu mensinergikan
potensi intelektual dan potensi emosionalnya berpeluang menjadi manusia-manusia utama
dilihat dari berbagai segi.Hubungan antara otak dan emosi mempunyai kaitan yang sangat
erat secara fungsional. Antara satu dengan lainnya saling menentukan. Otak berfikir harus
tumbuh dari wilayah otak emosional. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa
kecerdasan emosional hanya bisa aktif di dalam diri yang memiliki kecerdasan intelektual.

2.2 Perbedaan IQ,SQ,EQ.

Kecerdasan Intelektual (IQ)


Ialah kemampuan kita untuk mengolah dan berfikir kognitif. Kecerdasan yang terukur dengan
angka-angka sejak kita di bangku sekolah hingga kuliah, adalah kecerdasan intelektual.
Kecerdasan inilah merupakan kemampuan yang diolah pada otak sebelah kiri dan kanan kita.
Kecerdasan SQ
Merupakan kemampuan kita untuk berahlak mulia dan mengenal siapa diri kita dan Tuhan
kita. Jadi SQ bukan hanya kemampuan menjalankan Ibadah atau membaca Alkitab semata,
tapi bagaimana semua ibadah yang kita laksanakan dapat dimaknai dan diaplikasikan dalam
kehidupan kita, artinya bagaimana perilaku kita adalah merupakan cerminan dari ibadah yang
telah kita laksanakan. Sehingga kita menjadi manusia yang dicintai oleh Tuhan dan mahluk-
Nya.

5
Kecerdasan Emosional (EQ)
Adalah kemampuan kita untuk dapat mempengaruhi dan diterima orang lain dengan baik.
Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan
untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan,
mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan
berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk
memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik,
serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.

2.3 Manfaat IQ,SQ,EQ

Manfaat IQ

Untuk dapat berfikir kognitif


mengetahui kemampuan bilanagan,mengingat dan ruang
Mengetahui seseorang dalam menyelesaikan berbagai soal yang berhubungan dalam
menghitung,berimajinasi
Dapat mengukur kecenderungan seseorang

Manfaat SQ

Dapat menyelesaikan masalah menggunakan berbagai sarana spiritual


Melatih diri untuk melihat segala sesuatu menggunakan mata hati
Menjadikan seseorang lebih cerdas dalam kaitannya dengan agama
Dapat mengatasi berbagai persoalan yang berhubungan makan kehidupan

Manfaat EQ

Dapat mengendalikan diri sendiri


Melatih diri agar dapat menghadapi berbagai persoalan secara positif
Dapat mengenali emosi diri sendiri dan orang lain
Dapat mengenali emosi dan mampu mengatasi emosi

6
2.4 Penilaian IQ, SQ, EQ
IQ ( kecerdasan Intelektual )
Yaitu kecerdasan yang mengandalkan kecepatan otak dalam menangkap, mengartikan /
mengkonversikan suatu hal.Seseorang dapat dikatakan pintar karena orang tersebut cepat
dalam menangkap informasi yang diberikan.
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intellegentia
Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut
penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun.
Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic) yang dibawanya dari
keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup.

IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa, kecuali bila ada
sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan
seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang kurang merupakan
penyebab kesulitan belajar pada seorang murid, disamping faktor lain, seperti gangguan fisik
(demam, lemah, sakit-sakitan) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak
adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si
anak dengan IQ-nya. Apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan
bahasanya akan cepat dan banyak.

Interpretasi atau penafsiran dari IQ adalah sebagai berikut :

TINGKAT KECERDASAN IQ

Genius Di atas 140


Sangat Super 120 140
Super 110 120
Normal 90 -110
Bodoh 80 90
Perbatasan 70 80
Moron / Dungu 50 70
Imbecile 25-50
Idiot 0 25

7
SQ ( kecerdasan spiritual )

Yaitu kecerdasan dalam berhubungan dengan Tuhan dimana orang tersebut peka dalam
memaknai kenyataan hidup tentang penderitaan, kesuksesan, masalah-masalah yang
dialaminya
EQ ( kecerdasan Emosi )
Yaitu kecerdasan yang dalam pelaksanaan nya adalah pengambilan keputusan / sikap
seseorang terhadap sesuatu atau dengan kata lain menggunakan perasaan.
Tidak semua orang dapat mengendalikan kecerdasan emosi nya dengan baik dan juga tidak
dapat menggunakan emosi itu dengan benar jika begitu maka orang tersebut akan masuk ke
dalam amarah yang mungkin ia sendiri tidak sadar apa yang telah ia perbuat, tetapi jika ia
dapat mengendalikan emosi nya maka ia akan dapat menciptakan keseimbangan dalam diri
nya .

2.5 Pengembangan IQ, SQ, EQ

IQ ( Intelllegence Quotient )

Berdasarkan penelitian terbaru telah terungkap adanya multiple intellegence atau


kecerdasan majemuk,(Gardner,1994 ), menemukan dalam setiap anak tersimpan 8 kecerdasan
yang siap berkembang,yaitu:

1. Kecerdasan Linguistik (Word Smart = cerdas berbahasa )


2. Kecerdasan Matematik-Logis ( Number Smart = cerdas angka )
3. Kecerdasan Spasial ( cerdas)
4. Kecerdasan Kinestik-Jamani ( body Smart = cerdas tubuh )
5. Kecerdasan Musikal ( cerdas musik-nada suara)
6. Kecerdasan Interpersonal ( self smart = cerdas diri)
7. Kecerdasan Intrapersonal ( people smart = cerdas bergaul )
8. Kecerdasan Naturalis ( cerdas alam ).

Dalam penelitian paradigma baru ini tentang pandangan intelegensi disimpulkan bahwa
sebenarnya TIDAK ADA SISWA YANG BODOH ! Karena setiap anak mempunyai
8
kecerdasan yang menonjol satu atau lebih dari 8 kecerdasan yang ada tersebut dan siap untuk
berkembang dan berprestasi. Oleh karena itu peran semua pihak baik orangtua,
masyarakat,dan pemerintah melalui lembaga-lembaga baik formal maupun non formal serta
lembaga-lembaga swasta yang peduli untuk mengembangkan kecerdasan tersebut.

SQ ( Spiritual Quotient )

Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan yang digunakan untuk berhubungan dengan Sang
Maha Pencipta.( M.Zuhri ).Artinya dengan selalu berhubungan dengan Allah swt untuk
memohon pertolongannya dengan selalu menjalankan perintah Allah swt dan menjauhi
laranganMNya, dan yakin bahwa Allah swt akan memberikan janjiNya.
Menurut Neurolog V.S Ramacandran di Universitas California,AS, menemukan bahwa orang
yang memliki Spiritual Quotient ( SQ ) tinggi dalam otak manusia,pusat spiritual tersebut
bergetar dan bersinar ketika seseorang terlibat dalam pembicaraan tentang topik-topik
spiritual/agama.
Menurut Agus Hermanto, ciri-ciri orang yang memiliki Spiritual Quotient ( SQ ) tinggi
adalah sebagai berikut :

1. Memiliki prinsip dan visi yang kuat


2. Mampu melihat kesatuan dalam keaneka ragaman
3. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan
4. Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan

Cara pengembangan SQ:

1. Selalu mendekatkan diri kepada Tuhan


2. Memiliki Prinsip dan Visi yang kuat.
3. Mampu melihat kesatuan dalam keragaman
4. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan

EQ ( Emotional Quotient )

Daniel Gildman, mengembangkan Kecerdasan Emosi ( EQ ) menjadi 5 kategori sebagai


berikut :

9
1. Kesadaran Diri, yaitu kesadaran emosi diri kemampuan seseorang untuk menilai
pribadi sendiri dan percaya diri

2. Pengaturan Diri, yaitu kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri,dapat


dipercaya,selalu waspada, adaptif dan inovatif

3. Motivasi, Kemapuan seseorang memiliki dorongan berprestasi, komitmen,inisiatif dan


selalu optimis

4. Empati,kemampuan seseorang untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang


lain,pelayanan,membantu pengembangan orang lain serta menyikapi perbedaan serta
kesadaran politis
5. Ketrampilan sosial, yaitu kemampuan seseorang terampil
berkomunikasi,kepemimpinan,manajemen konflik,keakraban serta kerjasama dalam
tim

2.6 IQ, SQ, EQ perawat profesional

IQ Perawat

Kecerdasan Intelektual adalah Kecerdasan yang dimiliki seorang perawat untuk berfikir
cerdas sebelum melakukan tindakan atau keseluruhan kemampuan perawat untuk berfikir dan
bertindak serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.

Agar sukses dan bahagia, perawat memerlukan pengembangan kelima kecerdasannya. Sukses
disini dalam arti yang luas, menyangkut financial, bisnis, karir, keluarga, kesehatan,
pengembangan diri, kebahagiaan, dan semua tujuan yang berharga bagi manusia. Kelima
kecerdasan ini merupakan refleksi dari karakter dan kompetensi. Kecerdasan aspirasi,
spiritual, dan emosional mewakili karakter. Sedangkan kecerdasan intelektual dan
pengelolaan kekuatan mewakili kompetensi

SQ perawat

Kecerdasan spiritual ialah suatu kecerdasan dimana kita berusaha menempatkan tindakan-
tindakan dan kehidupan kita ke dalam suatu konteks yang lebih luas dan lebih kaya, serta
lebih bermakna. Kecerdasan spiritual merupakan dasar yang perlu untuk mendorong
10
berfungsinya secara efektif, baik Intelligence Quotient (IQ) maupun Emotional Intelligence
(EI). Jadi, kecerdasan spiritual berkaitan dengan kecerdasan intelektual dan kecerdasan
emosional.

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia dalam memberi makna. Perawat yang
memiliki taraf kecerdasan spiritual tinggi mampu menjadi lebih bahagia dan menjalani hidup
dibandingkan mereka yang taraf kecerdasan spiritualnya rendah. Dalam kondisi yang sangat
buruk dan tidak diharapkan, kecerdasan spiritual mampu menuntun manusia untuk
menemukan makna.

Akhirnya melalui kecerdasan spiritual manusia mampu menciptakan makna untuk tujuan-
tujuannya. Hasil dari kecerdasan aspirasi yang berupa cita-cita diberi makna oleh kecerdasan
spiritual. Melalui kecerdasan spiritual pula manusia mampu tetap bahagia dalam perjalanan
menuju teraihnya cita-cita.

Kunci bahagia adalah kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual (SQ) berkait dengan masalah
makna, motivasi, dan tujuan hidup sendiri. Jika IQ berperan memberi solusi intelektual-
teknikal, EQ merekatkan jalan membangun relasi social, SQ mempertanyakan apakah makna,
tujuan, dan filsafat hidup seseorang.

Lima karakteristik orang yang cerdas secara spiritual menurut Roberts A. Emmons, The
Psychology of Ultimate Concerns:

1. kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan mental;


2. kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang memuncak;
3. kemampuan untuk mensakralkan pengalaman sehari-hari;
4. kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber spiritual buat menyelesaikan
masalah; dan
5. kemampuan untuk berbuat baik.
Dua karakteristik yang pertama sering disebut sebagai komponen inti kecerdasan spiritual.
Perawat yang merasakan kehadiran Tuhan atau makhluk ruhaniyah di sekitarnya mengalami
transendensi fisikal dan mental. Ia memasuki dunia spiritual. Ia mencapai kesadaran kosmis
yang menggabungkan dia dengan seluruh alam semesta. Ia merasa bahwa alamnya tidak
terbatas pada apa yang disaksikan personalnya dalam salat malamnya, mendoakan
kesembuhan luka kliennya. 11
Ciri yang ketiga, terjadi ketika kita meletakkan pekerjaan biasa dalam tujuan yang agung.
Perawat yang cerdas secara spiritual tidak memecahkan persoalan hidup hanya secara
rasional atau emosional saja. Ia menghubungkan dengan makna kehidupan secara spiritual. Ia
merujuk pada warisan spiritual seperti teks-teks Kitab Suci atau wejangan orang-orang suci
untuk memberikan penafsiran pada situasi yang dihadapinya, untuk melakukan definisi
situasi. Pada saat ganti balutan ia mengingat bahwa jutaan mikroba sudah diciptakan Tuhan
sebelum manusia mengetahui obatnya penicillin. Sebelum manusia lahir penicillinpun sudah
diciptakan Allah. Jadi, tugas perawat adalah berupaya memaknai bahwa mencari karunia
Allah dalam membantu meringankan beban klien.

Karakteristik yang kelima: perawat memiliki rasa kasih yang tinggi pada sesama makhluk
Tuhan. Memberi maaf, bersyukur atau mengungkapkan terima kasih, bersikap rendah hati
menunjukan kasih sayang dan kearifan, hanyalah sebagian dari kebajikan.

2.7 Meningkatkan SQ klien atau perawat

Dengan pengertian di atas, berikut ini secara singkat kiat-kiat untuk mengembangkan SQ
bagai perawat kita:

1. jadilah kita suri tauladan yang baik,


2. bantulah klien untuk merumuskan missi hidupnya,
3. baca Kitab Suci bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan kita,
4. ceritakan kisah-kisah agung dari tokoh-tokoh spiritual,
5. diskusikan berbagai persoalan dengan perspektif ruhaniah,
6. libatkan klien dalam kegiatan-kegiatan ritual keagamaan,
7. bacakan puisi-puisi atau lagu-lagu yang spiritual dan inspirasional.
8. ajak klien untuk menikmati keindahan alam,
9. bawa klien, keluarga atau anak ke tempat-tempat orang yang menderita, dan
10. ikut-sertakan anak dalam kegiatan-kegiatan social.

EQ Perawat

Kecerdasan emosional yaitu kemampuan mengenali emosi diri, kemampuan mengelola


emosi, kemampuan memotivasi diri, kemampuan mengenali emosi orang lain dan
kemampuan membina hubungan.
12
Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, kesanggupan
untuk mengendalikan dorongan haati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan,
mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stess tidak melumpuhkan kemampuan
berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk
memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik,
serta untuk memimpin.

Kemampuan seorang perawat untuk bisa menghargai dirinya sendiri maupun diri orang lain,
memahami perasaan terdalam oraang-orang di sekelilingnya, mengikuti aturan-turan yang
berlaku. Semua ini termasuk kunci keberhasilan bagi seorang perawat di masa depan.

EQ yang tinggi akan membantu seorang perawat dalam membangun relasi sosial dalam
lingkungan keluarga, kantor, bisnis, maupun sosial. Bagi seorang perawat, kecerdasan
emosional merupakan syarat mutlak. Lagi-lagi amat disayangkan, pendidikan kita miskin
konsep dalam membantu mengembagkan EQ, bagi siswa maupun mahasiswa. Pelatihan EQ
ini amat penting guna menumbuhkan iklim dialogis, demokratis, dan partisipatif karena
semua menuntut adanya kedewasaan emosional dalam memahami dan menerima perbedaan.
Pluralitas etnis, agama, dan budaya dialogis dan sikap empati.

2.8 Ciri Perawat Yang Memiliki Emotional Intelligence

Seorang perawat yang mempunyai kecerdasan emotional yang baik akan dapat
dikenali melalui lima komponen dasar, yaitu:

1. self-awarenes (pengendalian diri)

mampu mengenali emosi dan penyebab dari pemicu emosi tersebut. Jadi, dia mampu
mengevaluasi dirinya sendiri dan mendapatkan informasi untuk melakukan suatu tindakan.

2. self-regulation (penguasaan diri)

seseorang yang mempunyai pengendalian diri yang baik dapat lebih terkontrol dalam
membuat tindakan agar lebih berhati- hati. Dia juga akan berusaha untuk tidak impulsive.

13
Akan tetapi, perlu diingat, hal ini bukan berarti bahwa orang tersebut menyembunyikan
emosinya melainkan memilih untuk tidak diatur oleh emosinya.

3. self-motivation (motivasi diri)

ketika sesuatu berjalan tidak sesuai dengan rencana, seseorang yang mempunyai kecerdasan
emosional tinggi tidaak akan bertanya apa yang salah dengan saaya atau kita?. Sebaliknya
ia bertanya apa yang dapat kita lakukan agar kita dapaat memperbaiki masalah ini?.

4. empathy (empati)

kemampuan untuk mengenali perasaan orang lain dan merasakan apaa yang orang lain
rasakan jika dirinya sendiri yang berada pada posisi tersebut.

5. effective relationship (hubungan yang efektif)

Dengan adanya empat kemampuan tersebut, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang
lain secara efektif. Kemampuan untuk memecahkan masalah bersama-sama lebih diteknkan
dan bukan pad konfrontasi yng tidak penting yang sebenarnya daapat dihindari. Orang yang
mempunyai tujuan yang konstruktif daalam pikirannya.

Seorang perawat yang tidak mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi dapat ditandai
dengn hal-hal berikut:

mempunyai emosi yang tinggi,


cepat bertindak berdasarkan emosinya,
dan tidak sensitive dengan perasaan orang lain.

Para perawat dalam pekerjaan sehari-hari hampir selalu melibatkan perasaan dan emosi,
sehingga setiap memberikan perawatan dituntut untuk memiliki kecerdasan emosi yang
tinggi. Secara khusus, para perawat home care membutuhkan kecerdasan emosi yang tinggi
karena mereka mewakili organisaasi, berinteraksi dengan banyak orang, baik di dalam mupun
di luar organisasi dan berperan penting dlam memahami kebutuhan orang tua, keluarga yang
dirawatnya dan dapat memberikan solusi atau feedback yang konstruktif.

14
Kunci keberhasilan hidup lebih banyak ditentukan oleh kecerdasan emotional, yaitu aspek-
aspek yang berkaitan dengan kepribadian, yang di dalamnya setidaknya ada empat cirri
pokok. Pertama, kemampuan seseorang memahami dan memotivasi potensi dirinya. Kedua,
memiliki rasa empati yang tinggi terhadap orang lain. Ketiga, senang mendorong meliht nk
buh sukses, tanpa dirinya merasa terancam. Keempat, agresif, yaitu terampil menyampaaikan
pikiran dan perasaan dengan baik, lugas, dan jelas tanpa harus membuat orang lian
tersinggung.

Perawat dengan kemampuan emotional cenderung mempunyai banyak teman, pandai


bergaul. Melalui belajar kelompok dituntut untuk bekerjasama, mengerti orang lain. Perawat
merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk
memanusiakan dirinya.

Perawat ingin dicintai, ingin diakui, dan dihargai. Berkeinginan pula untuk dihitung dan
mendaapatkan tempat dalam kelompoknya. Jelas bahwa individualitas dan sosialitas
merupakan unsur-unsur yang komplementer, saling mengisi dan melengkapi dalam eksistensi
perawat.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
IQ, EQ, SQ adalah penggambaran dari potensi manusia sebagai makhluk paling
cerdas dan kompleks di muka bumi. Pembagian ini mewakilkan dari banyak potensi
kecerdasan manusia yang didefinisikan secara umum.

Kecerdasan yang dimiliki seorang perawat untuk berfikir cerdas sebelum melakukan
tindakan atau keseluruhan kemampuan perawat untuk berfikir dan bertindak serta mengolah
dan menguasai lingkungan secara efektif.

3.2 Saran

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang sangat saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Jia.konsep IQ,SQ,EQ.https://jiadeornay.wordpress.com/2014/12/02/konsep-iq-sq-eq(Diakses
tanggal 30 maret 2017)

http://ensiklo.com/2015/02/tes-psikologi-pengertian-macam-dan-pemanfaatannya/(Diakses
tanggal 30 maret 2017)

Vous aimerez peut-être aussi