Vous êtes sur la page 1sur 10

10 Syarat Mendirikan Koperasi Simpan Pinjam Paling mudah

Ditinjau dari pengertiannya sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, koperasi
adalah perserikatan yang bertujuan memenuhi kesejahteraan para anggotanya. Koperasi
merupakan organisasi bisnis keuangan yang memiliki peran penting dalam perekonomian
masyarakat menengah kebawah. Penting, karena salah satu peran koperasi adalah menjadi
alternatif permodalan yang cepat dan dilandaskan dengan asas kekeluargaan. Hal ini sangat
membantu karena peminjaman modal usaha pada Bank biasanya lebih sulit disetujui. Jika
permohonan disetujui pun, waktu pengajuan hingga pencairan dana dapat memakan waktu
bulanan. Oleh karena itu, keberadaan koperasi dapat mempercepat perekonomian usaha mikro
sekaligus menghambat praktek praktek rentenir yang banyak memberatkan masyarakat yang
sedang membutuhkan modal usaha.

ads

(baca juga: badan hukum koperasi asas asas koperasi landasan struktur koperasi)

Koperasi mulai dikenal masyarakat Indonesia sejak awal abad ke-20. Ide koperasi timbul akibat
penderitaan rakyat kecil akibat kapitalisme yang merajalela. Sejak saat itu koperasi telah banyak
membantu kehidupan rakyat khususnya untuk kalangan menengah kebawah. Seiring dengan
perkembangannya, koperasi dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Beberapa
jenis koperasi tersebut adalah:

Koperasi konsumsi koperasi ini berfungsi sebagai tempat pembelian barang bagi anggotanya.
Jadi, anggota koperasi konsumsi menjadi pemilik sekaligus pembeli dalam koperasi ini.

Koperasi penjualan koperasi ini berfungsi sebagai distributor barang , produk atau jasa dari
anggotanya kepada konsumen dengan harga yang sesuai. Disini peran koperasi dapat
menghambat tengkulak yang banyak merugikan petani di desa.

Koperasi produksi koperasi ini berfungsi untuk menghasilkan barang atau jasa dimana
karyawannya adalah anggota koperasi itu sendiri.

Koperasi jasa koperasi ini berfungsi menyediakan jasa yang dibutuhkan anggotanya.
Contohnya simpan pinjam, asuransi dan sebagainya.

Jenis koperasi jasa salah satunya adalah koperasi simpan pinjam atau biasa disingkat KSP.
Koperasi simpan pinjam sangat membantu perekonomian dan usaha rakyat. Oleh karena itu,
banyak yang tertarik untuk bergabung atau mendirikan KSP ini. Pendirian koperasi khususnya
KSP sebenarnya tida sulit. Berikut disajikan persyaratan untuk mendirikannya.

(Baca juga artikel lainnya: peranan koperasi simpan pinjam aturan koperasi simpan pinjam)
Prosedur Mendirikan Koperasi

Sebelum membahas tentang syarat mendirikan KSP, terlebih dahulu dijelaskan langkah atau
prosedur agar syarat syarat yang dibutuhkan dapat dipenuhi. Prosedur mendirikan koperasi
antara lain:

1. Persiapan

Semua organisasi pasti membutuhkan persiapan sebelum pendirian. Persiapan yang dimaksud
adalah pengetahuan yang cukup untuk dapat mengatur jalannya koperasi. Jadi, orang orang yang
akan terlibat dalam koperasi sebaiknya telah mendapatkan pelatihan atau penyuluhan tentang
manajemen, tujuan, dan kegiatan usaha koperasi.

2. Rapat Pembentukan

Prosedur selanjutnya adalah mengadakan rapat pembentukan oleh para pendiri. Jika yang
didirikan berupa koperasi primer maka wajib dihadiri 20 orang atau lebih. Sedangkan jika yang
didirikan adalah koperasi sekunder, rapat pembentukannya wajib dihadiri oleh sekurang
kurangnya 3 koperasi sebagai wakilnya. Selanjutnya dalam rapat pembentukan ini ditentukan
beberapa hal antara lain:

Tujuan mendirikan koperasi


Kegiatan usaha yang hendak dijalankan
Persyaratan menjadi anggota
Menetapkan modal yang akan disetor kepada koperasi diantaranya dari simpanan pokok
dan simpanan wajib
Memilih nama-nama pendiri koperasi
Memilih nama-nama pengurus dan pengawas koperasi
Menyusun anggaran dasar

Anggaran dasar koperasi biasanya memuat:

Daftar nama pendiri


Nama dan tempat kedudukan koperasi
Ketentuan mengenai keanggotaan
Maksud dan tujuan serta bidang usaha
Ketentuan mengenai rapat anggota
Ketentuan mengenai pengelolaan
Ketentuan mengenai permodalan
Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya koperasi
Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
Ketentuan mengenai sangsi.

3. Pembuatan Akta Koperasi

Rapat pembentukan sebaiknya juga mengundang pejabat yang berwenang serta notaris yang
bertugas untuk membantu dalam penyusunan akta pendirian, pengubahan anggaran dasar
sekaligus pembubaran koperasi.

4. Pengajuan Permohonan

Selanjutnya pendiri yang diberi kuasa sebagai pengurus atau disebut kuasa pendiri bersama
notaris mengajukan permohonan pengesahan tertulis kepada pejabat yang berwenang. Dalam
permohonan ini dilampirkan juga beras berkas syarat pendirian koperasi. Lengkap atau tidaknya
syarat ini akan menentukan apakah koperasi yang didirikan disetujui atau tidak.

ads

Syarat Kelengapan Administrasi

Agar koperasi dapat disetujui pembentukannya, syarat kelengkapan administrasi harus ada dan
dilampirkan bersama dengan permohonan pengesahan tertulis. Dalam hal ini, syarat kelengkapan
administrasi untuk pembentukan koperasi biasa dengan koperasi simpan pinjam agak berbeda.
Syarat syarat ini umumnya surat surat atau dokumen yang menerangkan pembentukan koperasi
serta pengurus yang dibentuk. Syarat syarat administrasi yang harus disiapkan dan dilampirkan
jika ingin mendirikan koperasi simpan pinjam antara lain :

Akta pendirian koperasi syarat utama dalam pembentukan koperasi adalah adanya akta
pendirian koperasi. Akta ini dibuat oleh notaris saat rapat pembentukan koperasi selesai.
Lampiran ini biasanya dibuat rangkap dua dengan materai;

Berita acara rapat pembentukan Dalam setiap rapat, semua keputusan dan hal hal penting
lainnya biasanya dicatat dalam berita acara. Oleh karena itu salah satu syarat mendirikan KSP
juga wajib melampirkan berita acara rapat pembentukan;

Surat bukti penyetoran Sebagai koperasi yang berperan dalam permodalan, tentu saja KSP
yang dibentuk harus memiliki modal awal yang stabil. Oleh karena itu wajib melampirkan bukti
adanya penyetoran modal sendiri. Jumlah setoran modal ini bisanya minimal Rp. 15.000.000;

Neraca awal ;

Anggaran dasar dan rencana kegiatan usaha Anggaran dasar KSP merupakan dokumen yang
wajib dilampirkan sebagai syarat mendirikan koperasi simpan pinjam. Dari anggaran dasar ini
bisa diketahui rencana rencana mengenai penghimpunan simpanan, pemberian pinjaman, SDM
dan lain sebagainya;
Daftar hadir rapat pembentukan;

Fotocopy KTP dari masing masing anggota pendiri;

Sarana kerja yang telah dipersiapkan, serta;

Daftar riwayat hidup dan sertifikat pelatihan dari pengelola KSP daftar riwayat hidup
pengelola ini diperlukan untuk mengetahui apakah pengelola KSP memiliki pengalaman atau
pernah mendapatkan pelatihan dalam mengelola KSP.

Surat pernyataan tidak memiliki hubungan kekerabatan dari pengelola/manajer KSP surat
pernyataan ini dilampirkan untuk menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kekerabatan diantara
manajer serta pengurus KSP. Ini dilakukan untuk mengurangi adanya praktik KKN dalam
koperasi.

Baca juga artikel lainnya

Setelah pengajuan permohonan pengesahan ini, pihak berwenang akan melakukan penilaian
terhadap materi Anggaran Dasar dan kelangkapan administrasi lainnya. Selain itu dilakukan juga
pengecekan langsung terhadap koperasi yang diajukan. Jika semua terverifikasi, maka dalam
jangka waktu selambat lambatnya 3 bulan sejak pengajuan akan diterbitkan SK koperasi
tersebut.

9 Asas Asas Koperasi Di Indonesia


Sejarah koperasi dimulai pada awal abad 20. Pada saat itu kemampuan ekonomi rakyat
yang rendah mendorong para pengusaha kecil untuk bisa terlepas dari kondisi tersebut. Ide
koperasi di Indonesia diperkenalkan oleh Pamong Praja Patih R. Aria Wiria Atmadja dari
Purwokerto. Pada tahun 1896 ia yang mendirikan sebuah bank untuk para pegawai negeri.
Keinginan tersebut muncul dikarenakan penderitaan pegawai yang terjerat hutang dengan bunga
tinggi. Bank yang dicetus oleh Patih Aria meniru koperasi kredit model Jerman.

Semangat perjuangannya tersebut dilanjutkan oleh De Wolffvan Westerrode, seorang asisten


residen Belanda. Pada masa cutinya, De Wolffvan Westerrode mengunjugi Jerman dan
memberikan saran perubahan pada bank tersebut (bank yang dicetus Patih Aria) menjadi Bank
Pertolongan Tabungan. Lalu menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian. Kemudian
berakhir menjadi koperasi.

Meski pun begitu, pembentukan koperasi belum dapat terlaksana secara sempurna pada jaman
penjajahan Belanda pada waktu itu, dikarenakan beberapa hal sebagai berikut :

Belum adanya instansi pemerintah maupun non pemerintah yang memberikan penyuluhan
tentang koperasi
Belum adanya undang-undang yang mengatur kegiatan berkoperasi

Pemerintah masih ragu menganjurkan koperasi karena khawatir koperasi akan digunakan kaum
politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan.

Dalam perkembangan koperasi, Pemerintah Hindia Belanda melakukan diskriminasi dengan


mengeluarkan peraturan perundangan tentang koperasi bagi golongan tertentu. Hal ini mereka
lakukan untuk menghalangi gerakan koperasi yang mulai memasyarakat.

(Baca juga : Peran Pemerintah Sebagai Pelaku Ekonomi Teori Ekonomi Makro)

Pengertian Koperasi

Landasan dasar koperasi di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33.

Pada UUD 1945 pasal 33 ayat 1, koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian, dan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional. Arti dari soko guru
adalah pilar atau penyangga utama atau tulang punggung. Maka maksud dari pasal 33 ayat 1
tersebut, koperasi difungsikan sebagai pilar utama dalam sistem perekonomian
nasional. Keberadaannya diharapkan dapat memberikan banyak peran dalam mewujudkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

(Baca juga : Aturan Koperasi Simpan Pinjam Peran Kebijakan Fiskal)

Asas-Asas Koperasi di Indonesia

Asas adalah prinsip atau dasar atau sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir. Asas-asas koperasi
adalah suatu sistem ide yang menjadi dasar atau prinsip atau petunjuk untuk membangun
koperasi yang efektif dan tahan lama. Pada dasarnya asas koperasi adalah asas kekeluargaan.

Asas kekeluargaan itu adalah istilah dari Taman Siswa untuk menunjukkan bagaimana guru dan
murid-murid yang tinggal padanya hidup sebagai suatu keluarga. Itu pulalah hendaknya corak
koperasi Indonesia. (Bung Hatta, 1977)

Menurut UU No. 25 tahun 1992, asas-asas koperasi adalah sebagai berikut :

Koperasi merupakan badan usaha (business enterprise). Sebagai badan usaha, koperasi harus
memperoleh laba, namun tidak difungsikan sebagai tujuan utama dalam kegiatan koperasi.

Koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat. Maksudnya, seperti moto dari rakyat untuk
rakyat, dana koperasi diperoleh dari rakyat (anggota koperasi) dan dikembalikan atau disalurkan
kembali untuk kepentingan rakyat. Maka jelas bahwa selain untuk kepentingan anggotanya,
koperasi didirikan juga untuk kepentingan menumbuh kembangkan ekonomi masyarakat atau
rakyat luas.
Anggota koperasi adalah orang-orang atau badan hukum koperasi. Selain orang pribadi,
koperasi juga dapat diikuti oleh peserta berbentuk suatu badan usaha koperasi yang telah
memiliki akta pendirian usahanya (berbadan hukum). (Baca juga : Aspek Hukum Ekonomi
Pembangunan)

Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Artinya, setiap orang anggota koperasi yang
bergabung tidak berdasar atas paksaan pihak mana pun. Di samping itu, bagi mereka yang
memiliki kepentingan dalam badan usaha koperasi dapat menjadi anggota koperasi tersebut, dan
bisa menerima manfaat dari padanya.

Pengelolaan dilakukan secara demokrasi. Prinsip pengelolaan ini juga dapat diartikan sebagai
pengendalian, yaitu pengendalian koperasi yang dilakukan oleh anggota secara demokratis.
(Baca juga : Fungsi Lembaga Keuangan Bukan Bank)

Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha
masing-masing anggota. Pembagian SHU proporsional sesuai jasa usaha anggota koperasi.

Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Pemberian imbalan jasa disesuaikan
dengan modal atau simpanan anggota pada koperasi.

Pendidikan perkoperasian. Perlu diberikan pendidikan tentang perkoperasian bagi setiap


anggotanya agar mereka dapat berkembang dan berperan baik dalam koperasi.

Kerjasama antar koperasi. Guna pertumbuhan gerakan koperasi dalam memperjuangkan


kebebasan dan menjunjung tinggi martabat manusia, maka perlu adanya kerjasama antar badan
koperasi-koperasi.

(Baca juga : Teori Ekonomi Mikro)

Pengamalan asas-asas tersebut di atas merupakan pengamalan asas kekeluargaan. Ada pun asas
koperasi terbaru yang dikembangkan oleh International Cooperative Alliance (Federasi koperasi
non pemerintah internasional), yang tidak jauh berbeda dengan asas-asas di atas, yaitu :

Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela


Pengelolaan yang demokratis
Partisipasi anggota dalam ekonomi
Kebebasan dan otonomi
Pengembangan pendidikan, pelatihan dan informasi

Fungsi dan Peran Koperasi di Indonesia

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 4, dijelaskan bahwa koperasi memiliki
beberapa fungsi dan peran, yaitu :

1. mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat


2. berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia
3. memperkokoh perekonomian rakyat
4. mengembangkan perekonomian nasional
5. mengembangkan kreatifitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar Indonesia

Undang-Undang Perkoperasian

Sejak merdeka, terdapat 5 undang-undang tentang koperasi yang pernah diterbitkan di Indonesia,
yaitu sebagai berikut :

UU No. 79 tahun 1958 tentang Perkumpulan Koperasi


UU No. 14 tahun 1965 tentang Perkoperasian
UU No. 12 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian
UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian

UU No. 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian. Undang-undang ini telah dibatalkan oleh
Mahkamah Konstitusi dengan alasan bahwa undang-undang tersebut membawa koperasi ke arah
korporasi, sehingga menjauh atau melenceng dari apa yang telah digagas oleh Bung Hatta dan
para pendiri bangsa lainnya.

Dalam perkembangannya, koperasi dapat dikategorikan sebagai lembaga pembiayaan. Karena


koperasi juga meminjamkan dana (pembiayaan) kepada para anggotanya. (Baca juga : Fungsi
Lembaga Pembiayaan)

Sejatinya, koperasi diharapkan dapat mengembangkan potensi ekonomi rakyat dan mewujudkan
demokrasi ekonomi yang sesuai dengan yang diamanatkan dalam UUD 1945 pasal 33.

4 Aturan Koperasi Simpan Pinjam dan Jenisnya


Lembaga ekonomi peranannya besar bagi masyarakat, bukan hanya bank, koperasi
simpan pinjam juga membantu masyarakat untuk mengelola dan bantuan dana untuk masyarakat.
Bisa dikatakan bahwa koperasi simpan pinjam merupakan lembaga yang bergerak dari dan untuk
rakyat. Artinya, koperasi berjalan melalui dana dari masyarakat berupa pengelolaan dana untuk
modal usaha. Selanjutnya, dana tersebut bisa masyarakat gunakan untuk meminjamnya. Dari
proses-proses tersebut, aturan koperasi simpan pinjam yang diterapkan tidak seketat bank.
Koperasi berperan memberikan pinjaman dana untuk masyarakat yang memiliki ekonomi di
bawah rata-rata dan sebagai modal usaha. Dalam pelayanannya, koperasi juga tidak
mementingkan pelayanan kepada anggota, tetapi juga masyarakat luas.

Dalam kegiatannya, koperasi simpan pinjam dituntut untuk melayani penyimpanan dana
dan penarikan dari anggota sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Setiap koperasi
memiliki jumlah ketentuan yang berbeda. Selain itu, koperasi simpan pinjam juga menyalurkan
dana anggotanya di masa mendatang untuk disalurkan kembali di masa mendatang. Penyaluran
tersebut dilakukan secara bertahap. Dari kegiatan tersebut, koperasi memiliki tugas dalam
mengelola dana simpanan dan pinjaman sedemikian rupa agar penyaluran dana berjalan dengan
lancar dan seimbang. Itu artinya, koperasi melayani kas uang masuk dan kas uang keluar.

Sistem Kerja Koperasi Simpan Pinjam

Dalam melakukan pengelolaan dan penyaluran dana, koperasi tidak langsung


menjalankan penyaluran tersebut. Koperasi akan melakukan penimbunan dana sampai dana
benar-benar terkumpul. Penimbunan dana-dana tersebut berupa dana hutang atau dana dari
kekayaan bersih. Dana yang berbentuk hutang tersebut berasal dari dana tabungan atau simpanan
berjangka atau dana pinjaman yang diterima dari simpan pinjam. Untuk dana yang berasal dari
kekayaan bersih berasal dari simpanan wajib anggota dan simpanan sukarela. Dari
penghimpunan dana tersebut, dana yang terkumpul dari dana simpanan.

Pada dasarnya, koperasi memang mengelola dana simpanan. Dengan begitu, perlu
dijelaskan secara rinci mengenai dana simpanan. Pengertian dana simpanan sendiri terdapat
dalam PP 9 Tahun 1992, yaitu dana yang dipercayakan kepada anggota, calon anggota, koperasi
lain, dan atau kepada anggotanya KSP/USP dalam bentuk tabungan dan simpanan berjangka.

(baca juga: Jenis Instrumen Investasi)

Jenis dan Aturan Koperasi Simpan Pinjam

Peran dari koperasi simpan pinjam untuk membantu penyaluran dana kepada masyarakat juga
memiliki aturan. Adanya aturan tersebut dimaksudkan agar penyaluran dana berjalan lancar. Dari
beberapa jenis koperasi, aturan yang diperlakukan juga berbeda. Berikut jenis dan aturan
koperasi simpan pinjam :

1. Simpanan Pokok (KSP)

Simpanan pokok merupakan dana yang memiliki besaran nilai yang sama yang dibayarkan pada
saat pertama kali mendaftar menjadi anggota. Simpanan ini tidak bisa diambil selama menjadi
anggota. Aturan pada koperasi simpanan pokok tidak begitu rumit. Ketika masyarakat telah
menjadi anggota, cukup memberikan dana awal yang sudah ditetapkan dan berdasarkan
kesepakatan bersama. Kemudian, dalam masa menjadi anggota, dana tersebut tidak bisa diambil,
tetapi ketika masa anggota selesai, dana akan disalurkan pada anggota secara bertahap sesuai
dengan pengembalian dana.

2. Simpanan Wajib (KSP)

Simpanan wajib merupakan dana yang perlu disetorkan kepada koperasi pada batas waktu yang
telah ditentukan. Jumlah dana untuk simpanan wajib ini tidak ditentukan besarannya. Dengan
begitu, anggota bisa menyimpan sesuai dengan keinginan dan kesanggupan. Jenis simpanan ini
bisa diambil kapan saja selama menjadi anggota. Simpanan wajib tidak ada aturan yang begitu
ketat, hanya saja anggota perlu menyalurkan dana sebelum melewati batas ketentuan, jumlahnya
pun sesuai kemampuan.

Sponsors Link

3. Tabungan Koperasi

Tabungan koperasi merupakan dana yang disetorkan secara berangsur-angsur kepada koperasi
selama menjadi anggota. Nantinya anggota akan mendapatkan buku tabungan dan semua dana
tercatat di dalam buku tabungan tersebut. Dana bisa diambil kapanpun dan hanya boleh diambil
oleh anggota atau kuasanya. Pengambilan dana juga bisa dilakukan setiap saat pada jam kerja
koperasi tersebut.

Aturan dari koperasi simpan pinjam jenis tabungan koperasi, yakni:

Melakukan perjanjian antara anggota dan pihak koperasi untuk menetapkan jumlah dana
penarikan. Hal ini untuk mengamankan dana simpanan tersebut.
Memberikan dana tambahan dalam bentuk bunga simpanan yang diterima oleh anggota
berdasarkan perjanjian.
Memberikan dana bagi hasil dari usaha koperasi pada akhir tutup buku setiap tahunnya.
Selain itu, koperasi juga melibatkan anggota untuk ikut mengambil keputusan yang ingin
diambil atau program kerja. Hal ini untuk menempatkan anggota lebih istimewa
dibandingkan menabung di bank.
Menetapkan jumlah minimal pada setoran pertama dan jumlah minimal pada setoran
selanjutnya.
Pengambilan tabungan hanya bisa dilakukan oleh pemilik tabungan atau kuasanya.
Sebagai imbalan, koperasi memberikan saldo tambahan kepada penyimpan. Saldo
tambahan tersebut ialah dana bagi hasil usaha dari koperasi tersebut.
Pembayaran bunga dilakukan setiap akhir bulan dan dimasukkan ke dalam tabungan
anggota.
4. Simpanan Berjangka Koperasi

Simpanan berjangka merupakan simpanan yang diberikan untuk jangka waktu yang terlah
disepakati dan dana tidak bisa diambil sampai batas waktu tersebut. Sebelum melakukan
simanan berjangka, perjanjian telah dilakukan antara penyimpan dengan pihak koperasi. Dari
perjanjian-perjanjian tersebut juga memiliki atura, seperti:
Koperasi memiliki syarat pada penyimpan bahwa calon penyimpan harus menjadi
penabung terlebih dahulu sebelum memlih simpanan berjangka.
Koperasi menetapkan jumlah setoran minimal setiap waktu pembayarannya.
Koperasi akan memberikan bunga atau imbalan pada simpanan berdasarkan jangka waktu
tersebut.
Bunga simpanan yang akan diberikan merupakan jumlah bunga setiap bulannya.
Koperasi akan membayarkan bunga setiap akhir bulan dan langsung ditambahkan ke
dalam saldo tabungan.
Bunga tidak bisa diambil secara berkala. Bunga hanya bisa diambil pada waktu habis
jangkanya.

Itulah empat aturan koperasi berdasarkan jenisnya. Sudah diketahui bahwa ada beberapa
jenis-jenis pengelolaan dan penyaluran dana. Sistem dari setiap jenis juga berbeda, sehingga
memiliki aturan yang berbeda pula dalam penyaluran dananya. Meskipun memiliki perbedaan
pada sistem penyaluran, tetapi koperasi simpan pinjam tetap bisa membantu perekonomian
masyarakat dalam bentuk pinjaman. Bagi anggota, yaitu penyimpan, dana simpanan juga bisa
bertambah dengan bunga yang diberikan setiap bulan. Penambahan bunga tabungan tersebut
merupakan dana bagi hasil dari usaha koperasi yang dijalankan.

Dalam pengelolaan dana di dalam koperasi agar lancar, tentu saja aturan tersebut terus
diperlakukan. Anggota tidak bisa sembarangan untuk mendapatkan pengembalian dana
simpanannya. Begitu juga bagi para peminjam dana juga memiliki ketentuan-ketentuan khusus
pada saat meminjam dan kesepakatan pengembalian.

Vous aimerez peut-être aussi