Vous êtes sur la page 1sur 10

A.

PENGKAJIAN
1. Identitas
a) Identitas Pasien
Nama : Ny . S
Umur : 56 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cendana No.9, Yogyakarta
Kebangsaan : Indonesia

b) Identitas penangung jawab


Nama : Tuan X
Umur : 60 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cendana No.9, Yogyakarta
Hub. Dengan pasien : Suami

2. Data Umum
a)Keluhan Utama
Pasien mengatakan saat melihat mata terasa kabur.
b)Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan pandangan mata kabur sejak 2 tahun yang lalu, sering ditetesi dengan obat tetes
mata tapi pandangan masih tetap kabur.
c)Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami konjungtivitis setahun yang lalu.
d)Riwayat Penyakit Keluarga
Dari keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.

3. Pola fungsi kesehatan


a) Pola Aktifitas
- Sebelum sakit
Aktivitas seperti : mandi, berpakaian, eliminasi, mobilisasi di tempat tidur, merapikan rumah, ambulansi,
dan makan tidak ada gangguan, semua bisa dilakukan sendiri oleh pasien.
- Saat Sakit
Pasien merasa tidak mampu merapikan rumah lagi karena penglihatannya kabur, sedangkan untuk
kegiatan yang lain bisa dilakukan sendiri tanpa bantuan dari orang lain.

b) Pola Nutrisi dan Metabolik


- Sebelum Sakit
Pasien makan 3 kali sehari dengan lauk tempe dan sayur, jarang makan buah buahan.Minum air teh
kalau pagi dan dalam sehari minum air putih sebanyak 6 gelas/ hari, nafsu makan normal.
- Saat Sakit
Pasien mengatakan makan dan minum tidak mengalami perubahan.

c) Pola Istirahat dan Tidur


- Sebelum Sakit
Pasien mulai tidur malam jam 21.00 selama 8 jam, Kualitas tidur nyenyak.
- Saat Sakit
Pasien tidur selama 6 jam saat tidur pada waktu malam hari, tidur nyenyak

d) Pola Eliminasi
- Sebelum Sakit
BAB 1-2 kali sehari, BAK 4-5 kali sehari.
- Saat Sakit
BAB 1-2 kali sehari, BAK 4-5 kali sehari.

e) Pola Koping
- Sebelum Sakit
Pandangan pasien terhadap masa depan sangat optimistis, tidak ada perasaan kehilangan.
- Saat Sakit
Masalah utama pasien selama masuk RS adalah masalah keuangan karena pasien harus di operasi
sehingga memerlukan biaya yang besar. Sedangkan pandangan terhadap masa depan agak pesimistis.

f) Pola Kognitif Perseptual


- Sebelum Sakit
Status mental: Sadar, Bicara : Normal, Pendengaran : Normal, Penglihatan : Normal.
- Saat Sakit
Status mental: Sadar, Bicara : Normal, Pendengaran : Normal, Penglihatan : Terganggu dan kabur. Visus :
20/40 ft (normal : 20/20 ft )

g) Pola Konsep Diri


- Sebelum Sakit
Harga diri, ideal diri, identitas diri, gambaran diri, dan peran diri tidak terganggu.
- Saat Sakit
Harga diri, ideal diri, dan identitas diri tidak terganggu sedangkan gambaran diri terganggu karena ada
warna putih keabuan pada mata, peran diri terganggu karena pasien merasa tidak dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik.

h) Pola Peran Berhubungan


- Sebelum Sakit
Pasien menikah, tapi tidak bekerja karena telah pensiun, suaminya sangat mendukungnya.
- Saat Sakit
Pasien menikah, tapi tidak bekerja karena telah pensiun, suaminya sangat mendukungnya untuk berobat
ke RS.

I) Pola Seksual
- Sebelum Sakit
Pasien melakukan hubungan seksual dengan suami, pasien telah menopause
- Saat Sakit
Pasien tidak melakukan hubungan seksual dengan suami. Pasien telah menopause.

j) Pola Nilai dan Kepercayaan


Sebelum dan saat sakit pasien selalu yakin dengan berdoa dan berusaha percaya bahwa sakitnya bisa
sembuh dan dia dapat pulih kembali.pasien beragama islam.

4. Pemerikasaan Fisik

a)Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Suhu : 37 0C
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 60 x/menit

b)Keadaan Umum
1.Kesan umum : baik
2.Wajah : baik
3.Kesadaran : CM
4.Umur : 56 tahun
5.Bicara : jelas dan lancar
6.Pakaian, kerapian dan kebersihan badan : bersih dan rapi.

c)Status gizi : baik

d)Berat badan : 75 kg, Tinggi badan : 160 cm.

e)Kulit, rambut, kuku


1.Inspeksi : warna kulit normal, tidak ada lesi, bentuk kuku normal.
2.Palpasi : turgor kulit normal, tidak ada edema.

f)Kepala
1.Inspeksi : muka simetris, kulit kepala normal, rambut normal.
2.Palpasi : kulit kepala normal

g)Mata
1.bentuk bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea, iris semua normal
2.pupil : ada warna keabuan
3.ada penurunan ketajaman penglihatan dan silau terhadap cahaya.
Visus : 20/40 ft (normal : 20/20 ft )

h)Telinga
1.Inspeksi : daun telinga dan liang telinga normal
2.Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada prosessus mastoideus

i)Hidung
bentuk normal, tidak ada sekret, tidak ada perdarahan dan penyumbatan.

J)Mulut
tidak ada stomatitis ataupun sianosis, tidak ada lubang pada gigi, tidak ada karang gigi, tidak ada
tonsilitis.

k)Leher
bentuk normal, warna kulit normal, tidak ada pembengkakan, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid.

l)Dada dan paru-paru


1.Inspeksi : bentuk normal ( Diameter anteroposterior dalam proporsi terhadap diameter lateral adalah
1:2 ), kulit normal
2.Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
3.Perkusi : normal ( Resonan )
4.Auskultasi : sonor dan suara nafas : vesikuler

m)Jantung : normal

n)Abdomen
1.Inspeksi : bentuk normal dan simetris, tidak ada penonjolan, tidak ada distensi
2.Auskultasi : peristaltik 29 x/menit (normal 5-35 x/ menit)
3.Perkusi : normal ( timpani pada lambung, dan pekak pada hepar )
4.Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pembengkakan, tidak ada distensi

o)Anus dan rectum : normal tidak ada hemoroid

p)Alat kelamin : tidak ada gangguan (normal)


q)muskuloskeletal
1.otot : normal ( kekuatan otot ekstremitas ka-ki adalah 5, kontraksi normal)
2.tulang : tidak ada deformitas ( kurva normal tulang belakang : konveks pada bagian dada, konkaf
sepanjang leher dan pinggang ) tidak ada pembengkakan, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada krepitasi.
3.Persendian :normal ( sendi bergerak secara halus) tidak ada nyeri tekan, tidak ada bengkak, tidak ada
kekakuan sendi.

r)Neurologi : normal ( kesadaran : CM, GCS=15, refleks normal, sensasi dan integrasi normal )

5. Pemeriksaan penunjang :
Test tajam penglihatan
Pemeriksaan oftalmoskopi

B. ANALISA DATA
No symptom Etiologi Problem
1.
Do : lensa mata pasien tampak keruh. Kedua pupil tampak terlihat keabuan.
Ds : pasien mengeluh pandangan kabur / redup dan ketajaman penglihatan menurun dan silau, pasien
susah melihat pada malam hari.
perubahan penerimaan sensori atau status organ indera penglihatan.
Gangguan sensori persepsi (visual)

2
Do : pasien tampak cemas.
Ds : pasien mengatakan gelisah dengan penyakitnya.
Perubahan dalam status kesehatan.
cemas

3
Do : -
Ds : pasien mengungkapkan tidak tahu banyak mengenai penyakitnya.
Tidak familiar dengan sumber informasi
Kurang pengetahuan.

4
Do : pasien tampak kurang percaya diri
Ds : pasien mengatakan malu dengan penyakitnya
Gangguan gambaran diri
Harga diri rendah
C.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Gangguan sensori persepsi (visual) b.d Perubahan penerimaan sensori atau status organ indera
penglihatan.
2.Cemas b.d Perubahan dalam status kesehatan.
3.Kurang pengetahuan b.d Tidak familiar dengan sumber informasi.
4.Harga diri rendah b.d Gangguan gambaran diri

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Dx Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1
NOC : Vision Compensation Behavior (1611)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan Px dengan KH :
(161102) Posisikan diri untuk meningkatkan penglihatan.
(161103) Anjurkan anggota keluarga untuk menggunakan teknik meningkatkan penglihatan
(161107) Gunakan alat bantu penglihatan
(161105) gunakan kacamata
Criteria NOC :
1.Tidak dilakukan sama sekali
2.Jarang dilakukan
3.Sedang dilakukan
4.Sering dilakukan
5.Selalu dilakukan
NIC : EYE CARE (1650)
-Monitor adanya kemerahan dan adanya eksudat
-Tentukan derajat penurunan penglihatan atau tes tajam penglihatan
-Instruksikan pasien untuk tidak menyentuh matanya
-Monitor refleks kornea
-Anjurkan pasien untuk menggunakan kacamata katarak
-Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan.
-Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan tentang kehilangan penglihatan.

2
NOC : Anxiety Control (1402)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan Px dengan KH :
(140206) Adanya penggunaan strategi koping yang efektif
(140207) R dalam rentang normal
(140211) Adanya peningkatan hubungan sosial
(140214) Px merasa senyaman dengan keadaannya
(1402170) Px tampak tenang
Criteria NOC :
1. Tidak dilakukan sama sekali
2. Jarang dilakukan
3. Sedang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
NIC : Anxiety Reduction (5820)
- Berusaha memahami keadaan klien
- Beri informasi tentang diagnosa dan tindakan
- Gunakan pendekatan yang menenangkan
- Identifikasi tingkat kecemasan
- Bantu pasien mengenal situasi yang menunjukkan kecemasan
- Dorong pasien mengungkapkan perasaan dan ketakutan
- Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
- Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan
- Instruksikan pasien untuk menurunkan cemas dengan teknik relaksasi

Coping Enhancement (5830)


- Gunakan pendekatan yang tenang dan memberi jaminan
- Hargai dan diskusikan alternatif respon terhadap situasi
- Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat
- Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit
- Dukung penggunaan mekanisme defensive yang tepat
- Sediakan pilihan yang realistic tentang aspek perawatan saat ini

3
NOC : Knowledge Disease Process (1803)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan Px dengan KH :
(180302) Mendiskripsikan proses penyakit
(180303) Mendiskripsikan faktor penyebab
(180309) Mendiskripsikan komplikasi
(180311) Mendiskripsikan tindakan pencegahan untuk mencegah komplikasi
Criteria NOC :
1. Tidak dilakukan sama sekali
2. Jarang dilakukan
3. Sedang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
NIC : Teaching Disease Process (5602)
-berikan penilaian tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang specifik
-jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi
-gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit
-gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat
-diskusikan pilihan terapi atau penanganan
-instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan
dengan cara yang tepat
-diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi yang akan
datang

4
NOC : Body image ( 1200 )
Setelah dilakukan tindakan askep dalam 3 x 24 jam diharapkan pasien bisa menerima dirinya.dengan
criteria hasil :
-Menerima bagian tubuh yang mengalami gangguan
-puas dengan penampilan tubuh
-Puas dengan fungsi tubuh
Kriteria NOC :
1. Tidak dilakukan sama sekali
2. Jarang dilakukan
3. Sedang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
NIC : Self estem enhancement (5400)
-monitor pernyataan pasien tentang dirinya
-Bantu pasien untuk meningkatkan penilaian dirinya terhadap penghargaan dirinya
-Bantu pasien untuk meningkatkan kepercayaan dirinya
-Berikan dorongan kuat untuk pasien
-Dorong kontak mata dalam komunikasi dengan semua orang
-Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga
-Berikan pendidikan kesehatan pada klien tentang penyakit

E. IMPLEMENTASI

-Menyarankan pasien untuk tidak menyentuh matanya


-Melakukan tes tajam penglihatan ( test SNELLEN )
-Memonitor refleks kornea
-Menganjurkan pasien untuk menggunakan kacamata katarak
-Melakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan mengurangi
pencahayaan secara langsung )
-Mendorong pasien untuk mengekspresikan perasaan tentang kehilangan penglihatan.
-memberi informasi tentang diagnosa dan tindakan
-menggunakan pendekatan yang menenangkan ( melakukan komunikasi terapeutik )
-mengidentifikasi tingkat kecemasan
-membantu pasien mengenal situasi yang menunjukkan kecemasan ( misal : tindakan pembedahan )
-mendorong pasien mengungkapkan perasaan dan ketakutan
-memberikan obat untuk mengurangi kecemasan ( STELAZIN yang mengandung trifluoperazina 2
mg/kapsul, dosis 2x sehari peroral )
-menginstruksikan pasien untuk menurunkan cemas dengan teknik relaksasi ( mental imagery yaitu
pasien diajak relaksasi dengan membayangkan dirinya pada suatu tempat yang menyenangkan )
-memberikan penilaian tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang specifik
-menjelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi
-mendiskusikan pilihan terapi atau penanganan (tanyakan kepada pasien mau dilakukan terapi bedah
atau tidak)
-menjelaskan pada pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan
kesehatan dengan cara yang tepat
-mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi yang akan
datang.
-membantu pasien untuk meningkatkan penilaian dirinya terhadap penghargaan dirinya
-membantu pasien untuk meningkatkan kepercayaan dirinya
-memberikan dorongan kuat untuk pasien
-memdorong kontak mata dalam komunikasi dengan semua orang
-memberikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang penyakit dan kepada keluarga

E. EVALUASI

1.14 maret 2010


S = Pasien mengatakan kedua mata tidak mampu melihat
O = Pasien tampak kesulitan melihat pada tes tajam penglihatan
A = Masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan intervensi : Pantau status tajam penglihatan pasien

2.15 maret 2010


S = Pasien dapat menerima keadaan yang dihadapi, pasien mengatakan sudah baikan
O = TD normal ( 120/80 mmHg ), nadi normal (80 x/menit), klien tampak rileks dan tidak gelisah, klien
dapat menjalin hubungan baik dengan perawat
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi : atasi kecemasan klien dengan menurunkan tingkat kecemasan atau
menghilangkan kecemasan.

3.16 maret 2010


S= pasien mengatakan mengerti tentang penyakit yang diderita
O = pasien mampu menjelaskan tentang penyakitnya baik itu mengenai factor penyebab, tanda dan
gejala serta komplikasi yang terjadi dan cara pencegahan supaya tidak terjadi komplikasi.
A = masalah teratasi
P = hentikan intervensi

4.17 maret 2010


S = pasien mengatakan rasa percaya dirinya mulai tumbuh kembali
O = Pasien mampu menerima bagian tubuh yang terganggu
A = masalah teratasi
P = hentikan intervensi

Vous aimerez peut-être aussi