Vous êtes sur la page 1sur 12

Final Project LNG Technology

LNG Supply Chain Tangguh PLTMG Biak


Semester Ganjil 2017/2018

Oleh Kelompok 3:
1. Dewi Purwaningrum 4215100009
2. Farev Mochamad Ihromi 4215100010
3. Nanang Cahyono 4215100012
4. Mirfak Yunan Navyazka 4215100013
5. Febrian Rohiim 4215100014
6. Geraldy Hassema 4215100022

Departemen Teknik Sistem Perkapalan


Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2017

0
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508
pulau. Indonesia memiki cadangan gas alam yang besar. Saat ini, Indonesia memiliki
cadangan gas terbesar ketiga di wilayah Asia Pasifik. Indonesia juga berkontribusi sebanyak
1,5% dari total cadangan gas dunia. Saat ini pusat-pusat produksi gas yang ada di Indonesia
berlokasi di lepas pantai yang berlokasi di Arun (Aceh), Bontang (Kalimantan Timur), Tangguh
(Papua), dan disekitaran Pulau natuna. Saat ini juga Indonesia sedang meningkatkan produksi
LNG (Liquid Natural Gas).
Supply chain LNG adalah sebuah proses dimana menyalurkan sebuah produk yaitu
LNG yang pada awalnya berasal dari offshore kemudian disalurkan ke terminal, lalu akan
disalurkan ke produsen atau pemakai. Disini kami akan menjelaskan bagaimana supply chain
LNG itu terjadi dari Tangguh ke PLTMG Biak.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang kami ambil pada pembuatan model supply chain LNG ada
sebagai berikut.
1. Bagaimana Design Supply Chain LNG terjadi dari Tangguh ke PLTMG Biak?
2. Apa moda transportasi yang akan digunakan pada Design Supply Chain LNG dari
Tangguh ke PLTMG Biak?
3. Berapa kapasitas dan cost dari masing-masing moda transportasi yang akan digunakan
pada Design Supply Chain LNG?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun beberapa tujuan dari pembuatan model supply chain LNG sebagai berikut.
1. Mengetahui Design Supply Chain LNG terjadi dari Tangguh ke PLTMG Biak.
2. Mengetahui moda transportasi yang akan digunakan pada Design Supply Chain LNG
dari Tangguh ke PLTMG Biak.
3. Mengetahui kapasitas dan cost dari masing-masing moda transportasi yang akan
digunakan pada Design Supply Chain LNG

1.4 Manfaat Penulisan


Dengan dibuatnya makalah laporan Design Supply Chain LNG ini diharapkan dapat
membantu memahami bagaimana Supply Chain LNG terjadi. Serta dapat membantu
memahami biaya-biaya yang diperlukan dalam Supply Chain LNG yang terjadi dari Tangguh
ke PLTMG Biak.

1
BAB II
DASAR TEORI

2.1 LNG (Liquified Natural Gas)


Singkatan LNG berasal dari istilah bahasa inggris "Liquefied Natural Gas", dalam
bahasa indonesia berarti Gas Alam Cair. LNG adalah gas alam yang telah diubah menjadi
cairan. Hal ini dilakukan untuk menghemat ruang, karena 610 kaki kubik gas alam dapat
diubah menjadi 1 kaki kubik LNG. Mengkonversi gas alam menjadi LNG membuat kita lebih
mudah untuk menyimpan dan lebih mudah untuk mengangkut disaat jaringan pipa tidak
tersedia.
Proses pendinginan (refrigeration process) digunakan untuk mengkondensasi gas alam
menjadi LNG dengan pendinginan sampai minus 260 derajat Fahrenheit. Proses pendinginan
ini biasanya disertai dengan proses menghilangkan air, karbondioksida, hidrogen sulfida dan
bahan/unsur pengotor lainnya.
Untuk mempertahankan suhu rendah selama penyimpanan dan transportasi, LNG
harus ditempatkan ke dalam tangki kriogenik (cryogenic tanks). Tangki Kriogenik ini
merupakan tangki penyimpanan gas yang besar yang terisolasi dan dilengkapi dengan unit
pendingin.
Ketika pengiriman LNG mencapai tujuan atau bila LNG sedang dikeluarkan dari penyimpanan,
maka LNG wajib di regasifikasi. Tujuan proses regasifikasi adalah untuk memanaskan LNG,
sehingga memungkinkan LNG akan menguap kembali menjadi gas alam. Regasifikasi
biasanya dilakukan di fasilitas di mana gas dapat ditempatkan ke dalam penyimpanan atau
langsung ke pipa untuk transportasi.

2.2 LNG Supply Chain

Gambar 2.1 LNG Supply Chain

Pada satu unit rantai pasok LNG terdiri dari 5 bagian yang saling bergantungan. 5
bagian tersebut meliputi eksplorasi, produksi dan likuifaksi, transportasi, regasifikasi, dan
end-user.

2
1. Proses Eksplorasi dan Drilling
Bagian ini merupakan tahap pertama dalam LNG Supply Chain. LNG ini dapat berupa
produk utama maupun produk sampingan dalam sebuah eksplorasi. Natural gas diproduksi
dan disalurkan melalui pipeline menuju fasilitas likuifaksi natural gas.

2. Produksi dan Likuifaksi


Gas alam didinginkan hingga mencapai -162 OC, pada suhu tersebut gas akan berubah
wujud menjadi cairan. Pada proses likuifaksi (merubah wujud gas menjadi cair) seluruh
komponen yang tidak dibutuhkan seperti karbondioksida, air, merkuri, dan lainnya dipisahkan
agar tidak mengganggu proses likuifaksi. Perubahan ini akan menurunkan volue gas dengan
ratio 1:400. Pengurangan volume ini membuat proses penyimpanan dan transportasi jarak
jauh menjadi lebih mudah dan efisien. Proses ini memungkinkan negara-negara dengan
cadangan gas alam terbatas, dan akses terbatas terhadap jaringan pipa transmisi jarak jauh
atau kekhawatiran mengenai keamanan pasokan, untuk memenuhi permintaan gas alam.

3. Transportasi LNG
Transportasi LNG adalah usaha mengantarkan LNG dari fasilitas pencairan menuju
pembeli di tempat lain. Usaha ini umumnya menggunakan kapal kapl LNG. Saat ini ada 3
jenis kapal LNG, masing-masing sesuai dengan desain tangki yang berbeda: tangki membran,
tangki bulat dan tangki IHI Prismatic. Pada tahun 2009, operator dengan tank membran
menyumbang lebih dari 60% dari kapasitas transportasi LNG dunia, dan lebih dari 85% dari
pesanan.

Gambar 2.2 Kondisi dalam LNG Tank pada kapal


4. Penyimpanan dan regasifikasi
Sebelum dikembalikan wujudnya, selanjutnya disimpan di tangki penyimpanan dengan
kapasitas mulai dari 20 sampai 160.000 meter kubik, tergantung pada tempat di mana ia
disimpan pada suhu -163 C sebelum regasifikasi. Pada receiving terminal (baik di darat
maupun di laut) LNG dikembalikan ke wujud asalnya menjadi gas. Regasifikasi terdiri dari
secara bertahap pemanasan gas kembali ke suhu lebih dari 0 C. Hal ini dilakukan di bawah

3
tekanan tinggi 60 sampai 100 bar. Metode alternatif lain adalah dengan membakar sejumlah
gas untuk menyediakan panas.

5. End-User
Saat regasifikasi, gas alam disimpan di fasilitas yang dirancang khusus atau dikirim ke
produsen listrik atau konsumen gas alam melalui jaringan pipa.

2.3 LNG Supply Chain Dalam Skala Kecil


Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia khususnya Indonesia bagian timur
dimana besaran pembangkit pembangkit yang ada tidak sebarapa besar namun memiliki
persebaran yang wilayahnya cukup luas maka akan menjadi tidak efektif apabila
menggunakan Supply chain konvensional dimana kapasitas LNG yang terlibat sangat besar
maka hasilnya akan menjadi tidak efektif, dimana salah satu contohnya adalah dimana
fasilitas penerima untuk pembangkit diharuskan memilikki jetty yang dapat mengakomodasi
kapal pembawa LNG yang cukup besar sementara itu jumlah LNG yang diturunkan jumlahnya
tidaklah cukup besar sehingga menjadi tidak efektif.

Untuk mengatasi hal itu perlu adanya satu desain supply chain yang dapat
mengakomodasi kebutuhan dari pembangkit yang tersebar akan tetapi juga cost effective.
Salah satu cara yang dapat diambil adalah desain mini LNG menggunakan truck via jalur
darat. Konsep ini memanfaatkan akses darat dimana suplai LNG ke pembangkit dapat dibawa
oleh truck - truck pengangkut LNG yang sumber LNG-nya dapat diambil dari receiving
terminal pusat atau bahkan langsung dari fasilitas Liquifaksi terdekat yang mengakomodasi
beberapa pembangkit pada suatu lingkup daerah dimana besaran kebutuhan LNG tiap
pembangkit yang berbeda beda kendati jumlahnya tidak begitu besar namun tetap dapat
diakomodasi.

Aplikasi supply chain menggunakan truck ini memiliki fleksibilitas dari pemasokan LNG ke
pembangkit pembangkit akan cukup tinggi dimana besaran yang dibutuhkan akan
disesuaikn dengan jumlah trip dan armada truck yang bekerja sehingga bisa dicapai titik
optimasi yang menjadikan proses distribusi LNG skala kecil ini menjadi optimal.

Berhubung LNG yang didistribusikan sebelum dapat digunakan pada pembangkit masih
harus melalui tahap regasifikasi, maka LNG yang sebelumnya sudah ditampung pada tangki
penyimpanan di pembangkit pada model ini akan membutuhkan mini regasifikasi unit untuk
mengakomodasi hal tersebut. Proses setelah regasifikasi inilah yang nantinya akan digunakan
oleh pembangkit sebagai bahan bakar.

4
BAB III

METODOLOGI

3.1 Metodologi

Metodologi adalah urutan-urutan yang merupakan kerangka dasar dari urutan


pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai target yang sebelumnya sudah dipilih. Pada bagian
ini bentuk urtan metodologi dibuat dalam bentuk sebuah flow chart seperti berikut.

MULAI

PENENTUAN CAPEX
DAN OPEX

PENENTUAN DATA PENGUMPULAN DATA


TAMBAHAN PENDUKUNG DAN REFERENSI

PEMASUKAN
DATA

PENENTUAN HUBUNGAN
ANTAR DATA

PEMBUATAN FUNGSI IF
DAN SOLVER

PEMBUATAN KESIMPULAN

SELESAI

5
BAB IV
ANALISA

4.1 Alur Distribusi & Kebutuhan Supply


4.1.1 Alur Distribusi
LNG disalurkan untuk memenuhi kebutuhan energi dari masing-masing superblock.
Untuk mencapai superblock, LNG dari FSRU disalurkan ke terminal menggunakan LNG barge.
Setelah di terminal, LNG disalurkan menggunakan LNG truck menuju masing-masing
superblok. Model supply chain diilustrasikan melalui bagan berikut.

Terminal LNG LNG Jetty PLTMG Biak


Tangguh Barge

4.1.2 Kebutuhan Supply LNG


Kebutuhan masing-masing superblock adalah sebesar 2 mmscfd. Pada model ini, LNG
didistribusikan menuju 4 superblock, yaitu: Kelapa Gaading, Bukit Golf Mediterania, Grand
Indonesia, dan Kuningan City. Semua superblock terletaj di DKI Jakarta. Untuk mengetahui
lebih lengkap terkait kebutuhan LNG, maka nilai tersebut perlu dikonversi menjadi berikut.

LNG DEMAND
NO PLTMG CAPACITY UNIT CAPACITY UNIT CAPACITY UNIT
1 BIAK 2.86 MMSCFD 60 TPD 130,43 M3

6
Gambar 4.1 Peta persebaran lokasi superblock

4.2 Capital Expenditure (CAPEX) dan Operational Expenses (OPEX)

Agar mampu mendistribusikan LNG dengan model supply chain di atas, maka perlu
menghitung seluruh biaya yang dibutuhkan. Biaya tersebut mencakup biaya untuk investasi
aset kendaraan dan juga biaya total untuk operasional. Pada model supply chain ini,
investasi/CAPEX mencakup pembelian kendaraan untuk distribusi LNG berupa LNG Barge dan
LNG Truck. Untuk biaya operasional/OPEX mencakup biaya bahan bakar, gaji untuk operator
kendaraan, dan biaya maintenance rutin. Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber,
disajikan dalam tabel berikut.
Untuk menentukan ukuran barge, maka kita harus menyesuaikan dengan demand dari
LNG. Demand dari LNG selama satu minggu adalah 2145 m 3, maka perlu dibuat LNG
Receiving Terminal. Untuk menentukan ukuran dan variable lainnya maka digunakan solver
untuk memilih jumlah dan ukuran tangki. Berdasarkan data dari detik.com, didapat data
sebagai berikut.

7
Pembangunan terminal dilakukan di Jakarta Utara karena termpat tersebut yag
memungkinkan untuk dibangunnya LNG Terminal.

TOTAL COST OF
815000
INVESTMENT USD 0
LAND USD/YEAR 8150
LABOUR USD/YEAR 24450
OPERATIONAL USD/YEAR 163000
MAINTENNACE USD/YEAR 81500
INSURRANCE USD/YEAR 40750
TERMINAL UD/YEAR 317850

Untuk menentukan perhitungan maka dimasukkan variabel-variabel yang mendukung


untuk pemilihan tangki. Dalam hal ini variabel yang mempengaruhi adalah harga tanah, harga
plat besi, harga penguat, harga instalasi, dan biaya pengerjaan, sehingga didapat hasil
sebagai berikut.

Untuk menentukan ukuran barge, maka digunakan solver untuk memilih berdasarkan
CAPEX dan OPEX dari LNG Carrier. Maka ditentukan 3 ukuran kapal berikut.

LNG CARRIER SELECTION


UNIT CAP UNIT PRICE UNIT OPERATIONAL COST/Y
M 3 1000 USD 5,000,000 USD/TRIP 72,000
M3 2000 USD 7,500,000 USD/TRIP 62,400
M3 3000 USD 10,000,000 USD/TRIP 36,000

Berdasarkan hasil solver, didapat jenis LNG Carrier yang memiliki total investment dan
operational cost terendah yaitu pada ukuran 1000 m 3.

OUTPUT
OUTPUT MIN G(X) MAX
LNG CARRIER1 0 0 10
LNG CARRIER 2 0 0 10
LNG CARRIER 3 0 1 10
1 1 10

Sehingga didapat nilai CAPEX Supply Chain berikut.

8
CAPEX (CAPITAL EXPENDITURE)
NO SUBJECT UNIT PRICE
TRANSPORTATION UNIT
1 TUG BOAT $ 3,100,000
2 VESSEL 300 $ 2502436

Maka didapatkan data OPEX sebagai berikut.

OPEX (OPERATIONAL EXPENSES)


NO SUBJECT UNIT PRICE
TOTAL INVESTMENT
1 LNG BARGE 300 $ 1505007
2 TUG BOAT $ 3100000
SALLARY
4 SHIP CREW $/MONTH 393750

4.3 Perhitungan Biaya Total


Setelah mendapatkan data yang diperlukan, selanjutnya adalah memasukkan
persamaan kedalam tabel sesuai data yang dibutuhkan.
Untuk CAPEX
- LNG Barge
Cost = Barge Quantity x Barge Price
- Truck & Tank
Cost = (Truck + Tank)Price x Quantity

EQUATION
CAPEX (CAPITAL EXPENDITURE)
NO SUBJECT UNIT QUANTITY
TRANSPORTATION UNIT
1 LNG BARGE $ 3.100.000
2 VESSEL $ 2.502.436
TOTAL CAPITAL COST $ 5,602,436

9
4.4 Fungsi Solver
Fungsi solver digunakan untuk menentukan nilai minimun dengan mengubah variabel.
Pada model ini, nilai minimum yang ditentukan adalah total cost dengan mengubah kapasitas
barge. Adapun constraints yang digunakan adalah kapasitas barge dan juga jumlah barge.
Sehingga didapat output berikut.

14.070.286,23
$
TOTAL COST/YEAR
RP 182.913.720.932,21

10
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengumpulan data dan analisis data, maka diambil beberapa
simpulan sesuai dengan rumusan masalah.
Supply chain dirancang berdasarkan case untuk mendistribusikan LNG dari FSRU Jawa
Barat menuju Superblock. Supply chain yang dirancang untuk distribusi LNG diawali dengan
distribusi LNG dari FSRU menuju Terminal menggunakan LNG Barge. Adapun superblock
yang dipillih adalah superblock yang berada di wilayah Jakarta dengan masing-masing
demand 2 mmsfcd. Untuk distribusi dari terminal menuju superblock dilakukan dengan LNG
Truck dengan menggunakan tangki khusus LNG.
LNG Truck yang dipilih adalah Hino FM 2635 dengan menggunakan tank ISO 40 FEET.
Masing-masing harga satu paket LNG Truck adalah $136.452 atau setara dengan Rp
1.773.876.000. Truk yang dipakai sebanyak 3 buah, 2 untuk pengiriman dan 1 untuk cadangan
apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada truk yang lain. Sedangkan untuk LNG
Carrier yang dipilih memiliki kapasitas 1000 m 3 dengan harga $5.000.000 atau setara Rp
65.000.000.000. Jumlah LNG Carrier yang digunakan adalah 1 buah LNG Carrier.
Berdasarkan hasil analisa keekonomian, model seperti ini dapat dikatakan untung
karena payback periodnya dapat dikatakan singkat yaitu dibawah 4 tahun dengan nilai ROI
lebih dari 20% pada nilai-nilai margin yang telah ditentukan. Apabila kita mengambil nilai
margin sebesar 5 USD, payback period akan lebih cepat tercapai dengan rentang waktu
sekitar 1 tahun, pada margin 4 USD payback period terjadi pada saat hamper memasuki
tahun ke dua dan jika mengambil margin 3 USD maka payback period akan lebih lama yaitu
sekitar 3 tahun.

11

Vous aimerez peut-être aussi