Vous êtes sur la page 1sur 14

KIMIA ZAT PADAT

KRISTAL

Disusun Oleh :

ANISA NURRAUDAH K3314004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017
KRISTAL

1. Material
Pada dasarnya, material dibagi menjadi dua jenis yaitu material kristalin dan
material non-kristalin. Material kristalin memiliki sifat yang khas dimana atom-
atomnya tersusun secara periodik dengan struktur 3D yang menunjukan simetri
penuh. Contohnya: logam, keramik dan beberapa jenis polimer. Sedangkan material
non-kristalin merupakan suatu material dimana atom-atomnya tidak tersusun secara
simetri dan periodik. Material non-kristalin ini umumnya berstruktur kompleks.
Amorf merupakan istilah lain dari material non-kristalin.

Gambar 1a. Struktur kristal SiO2 Gambar 1b. Struktur non-kristal SiO2

2. Kristal
SiO2
Kristal adalah suatu bangun polyeder (bidang banyak) yang teratur dan dibatasi
bidang-bidang datar yang tertentu jumlahnya. Bentuk kristal ini dianggap sebagai akibat
adanya daya tarik-menarik antar atom (internal atomic force) yang pada keadaan tertentu
ddapat mengalami perubahan bentuk dari cair atau gas menjadi padat. Sehingga, kristal
sangat ditentukan oleh struktur internal dan bentuk luarnya. (Isbandi, 1986)

Di dalam kristalografi dikenal 6 hingga 7 macam susunan sumbu yang berbeda-beda


berdasarkan:

a. Jumlah sumbu
b. Sudut yang dibentuk sumbu
c. Parameter yang diukur pada sumbu

Berdasarkan kriterial diatas, maka susunan sumbu dibedakan sebagai berikut:

a) Susunan sumbu kubus atau isometris


Sistem ini memiliki tiga buah sumbu yang sama panjangnya dan membentuk sudut 90
atau saling tegak lurus satu dengan lainnya. Sumbu-sumbu tersebut sering diberi nama a1, a2
dan a3.
Sistem kubik ini memiliki 3 buah kelas, dimana setiap kelas memiliki unsur-unsur simetri
yang berbeda-beda, seperti:
a. Kelas spinel atau Holohedral, dimana unsur-unsur simetrinya, yaitu:
9 bidang simetri
6 sumbu simetri diagonal
4 sumbu simetri trigonal
3 sumbu simetri tetragonal
1 pusat simetri
Contoh mineral pada kelas ini adalah magnetit, spinet dan intan yang merupakan
oktahedron
b. Kelas pirit, unsur-unsur simetrinya sebagai berikut:
3 bidang simetri bidang-bidang sumbu
4 sumbu simetri trigonal
3 sumbu simetri diagonal
1 pusat simetri
Mineral pada kelas ini adalah mineral pirit
c. Kelas tetrahidrit, unsur-unsur simetrinya yaitu:
6 bidang simetri bidang-bidang diagonal dari kelas holohedral
3 sumbu simteri diagonal
4 sumbu simetri trigonal
Mineral yang khusus untuk kelas ini adalah zink blende.

Berikut ini merupakan ciri-ciri khusus sistem kubik:


Sumbu-sumbu a, b dan c saling tegak lurus (a b c a)
Satuan panjang pada a = b = c
Bersifat optis isotrop terdapat satu indeks bias

b) Susunan sumbu tetragonal


Sistem ini memiliki tiga sumbu yakni sumbu a, b dan c dimana ketiga sumbu tersebut
saling tegak lurus. Sumbu horizontal a dan b yang saling tegak lurus dan sama panjangnya
sehingga penamaan sumbu-sumbu tersebut sering menjadi sumbu a2 sebagai sumbu b dan
sumbu a1 sebagai a.
Kesimetrian yang dibangun oleh sistem ini, antara lain:
5 bidang simetri (3 bidang sumbu dan 2 bidang diagonal)
1 sumbu simetri tetragonal
4 sumbu simetri diagonal
1 pusat simetri
Minerak-mineral yang sistem kristalnya termasuk ke dalam kelompok ini adalah zirokon,
rutil, kalkopirit, melilit dan lainnya.
Sistem ini terbagi manjadi 7 kelas yaitu:
Ditetragonal pyramid
Ditetragonalbipiramid
Trapezohedral
Skalenohedral
Pyramid
Bipiramid
Bisfenoid
Berikut ini merupakan ciri-ciri khusus sistem tetragonal:
Sumbu-sumbu a, b dan saling tegak lurus (a b c a)
Satuan panjang a = b c
Bersifat optis anisotrop dua indeks bias ( n ordiner) dan (n ekstra ordiner)
c) Susunan sumbu heksagonal
Sistem ini memiliki tiga buah sumbu yang biasa diberi nama a1, a2 dan a3. Sudut yang
dibentuk dari positif sampai ke positif adalah 120 dan memiliki sudut yang sama besarnya.
Sumbu vertikal disebut sumbu c dan tegak lurus terhadap sumbu-sumbu horizontal.
Kesimetrian dari kelas holohedral tersusun dari elemen-elemen berikut:
7 bidang simetri
1 sumbu simetri heksagonal
6 sumbu simetri diagonal
Mineral-mineral yang memiliki bentuk kristal dalam sistem ini adalah apatit, beril, kuarsa
temperatur tinggi dan lain-lain.

Sistem hexagonal mempunyai 7 sistem kelasyaitu:


Dihexagonal pyramid
Dihexagonalbipiramid
Ditrigonalbipiramid
Trigonal bipiramid
Hexagonal pyramid
Hexagonal bipiramid
Hexagonal trapezohedral

Berikut ini merupakan ciri-ciri khusus sistem heksagonal:


Sumbu a, b, d terdapat pada satu bidang datar dan saling membentuk sudut 120,
sedangkan sumbu c tegak lurus pada sumbu-sumbu a, b dan d (a < b < d c)
Satuan pada a = b = d = c
Bersifat optis anisotrop dua indeks bias dimana a = b = d c
d) Susunan sumbu rhombis
Sistem ini memiliki tiga sumbu horizontal yang sama panjangnya dan membentuk sudut
tidak saling tegak lurus atau 90. Sebuah sumbu tegak lurus disebut dengan sumbu c yang
berbeda panjangnya.
Kesimetrian yang dimiliki sistem ini antara lain:
3 bidang simetri tiga bidang sumbu simetri
1 sumbu simetri trigonal
1 pusat simetri
Mineral-mineral yang termasuk ke dalam sistem kristal ini adalah kalsit, dolomit, kuarsa-
temperatur rendah, turmalin dan lainnya.

Sistem rhombis atau trigonal mempunyai 5 kelas yaitu:


Rombohedral
Trigonal trapezohedral
Trigonal pyramid
Ditrigonalscalenohedral
Ditrigonal pyramid

Berikut ini merupakan ciri-ciri khusus sistem rhombis:


Sumbu a, b dan c saling tegak lurus (a b c a)
Satuan panjang pada a b c
Bersifat optis anisotrop tiga indeks bias (n1, n2, n3)
e) Susunan sumbu monoklin
Sumbu-sumbu kristal dalam sistem ini, yaitu sumbu a, b dan c, dimana sumbu b dan c juga
sumbu a dan b membentuk sudut 90 sedangkan sudut yang dibentuk oleh sumbu a dengan
sumbu c disebut sudut yang mana besar sudut tersebut untuk setiap mineral berbeda-beda.
Ketiga sumbu tersebut tidak sama panjangnya. Sumbu a disebut sumbu klino dan summbu b
disebut sumbu orto.
Kesimterian dari sistem monoklin menghasilkan elemen-elemen simetri, seperti:
1 bidang simetri yang dibentuk oleh sumbu a dan c
1 sumbu simetri diagonal yaitu sumbu b kristalografi
1 pusat simetri

Mineral-mineral terpenting dalam sistem ini dan banyak terdapat di berbagai batuan
seperti ortoklas, augit, klorit, muskovit dan banyak lagi.

Sistem monoklin ini dibagi menjadi 3 kelas yaitu:


Doma
Prisma
Sfenoid

Berikut ini merupakan ciri-ciri khusus sistem monoklin:


Sumbu b tegak lurus pada sumbu-sumbu a dan c yang terdapat dalam satu bidang
Satuan panjang pada a b c
Bersifat optis anisotrop tiga indeks bias (n1, n2, n3)
f) Susunan sumbu triklin
Sumbu-sumbu pada sistem triklin ini tidak membentuk sudut yang saling tegak lurus 90
satu dengan yang lainnya. Salah satu dari sumbu-sumbu tersebut yakni sumbu c dapat pula
disebut sumbu vertikal dan dua sumbu lainnya yakni sumbu b yang lebih panjang disebut
sumbu makro sedangkan sumbu a yang berukuran lebih pendek dari lainnya disebut sumbu
brakhia.
Kesimetrian dari sistem triklin dari kelas holohedral hanya memiliki sebuah unsur simetri
yakni pusat simetri. Hal ini diakibatkan dari susunan pararel dalam membentuk kristal.
Mineral-mineral yang terpenting dalam sistem ini adalah mineral dalam kelompok
plagioklas dan mineral kianit sebagai mineral metaforik.

Sistem triklin terbagi menjadi 2 kelas yaitu:


Pedial
Pinakoida

Berikut ini merupakan ciri-ciri khusus sistem triklin:


Sumbu-sumbu a, b dan c saling membentuk sudut tumpul dimana sudut-sudut yang
mengarah ke muka dibuat lebih besar dari 90
Satuan panjang pada a b c
Bersifat optis anisotrop tiga indeks bias (n1, n2, n3)

g) Susunan sumbu orthorombik


Sistem ini memiliki tiga sumbu dimana ketiga sumbu tersebut membentuk sudut 90
atau saling tegak lurus dengan lainnya sedangkan panjang ketiganya tidaklah sama.
Sumbu a adalah sumbu terpendek, sumbu b adalah sumbu menengah, dan sumbu c adalah
sumbu terpanjang. Sumbu b disebut sumbu makro dan sumbu a disebut sumbu brakhia.
Penamaan dari kristal juga ditentukan oleh bentuk melintang dari sumbu-sumbu tersebut
dan siletakkan sebagai awalan seperti makro atau brakhia sebagai contoh makro pinakoid.
Kesimetrian sistem ini memiliki tiga elemen simetri yakni:
3 bidang simetri - bidang-bidang sumbu
3 sumbu simetri diagonal sumbu-sumbu kristalografi
1 pusat simetri
Banyak mineral yang kristalnya termasuk sistem orthorombik antara lain topaz,
olivin, barit, sulfur, natrolit dan lainnya.

Sistem orthorombik ini dibagi menjadi 3 kelas yaitu:


Pyramid
Bipyramid
Bisfenoid
Berikut ini merupakan ciri-ciri khusus sistem orthorombik:
Satuan panjang pada a b c
Sudut = = = 90

Simetri Kristal adalah keseimbangan susunan atom penyusun kristal yang tampak dari
luar, dan setiap jenis Kristal memiliki pengaturan simetri tersendiri, begitu pula dengan
bidang dan sumbu simetri yang terbagi menjad sumbu tunggal (uniaxial) dan sumbu ganda
(biaxial). Simetri Kristal meliputi:
Bidang simetri
Sumbu simetri
Pusat simetri
Gambar 2. (a) unit sel dari tujuh sistem
kristal, (b) assembly unit sel kubus
dalam satu, dua dan tiga dimensi
3. Close-Packing

Struktur kristal secara umum dibagi menjadi tiga, antara lain:

Kubus berpusat muka (face-centered cubic).


Kubus berpusat badan (body-centered cubic).
Heksagonal tumpukan padat (hexagonal close-packed).

A. Body-centered cubic (BCC)

Logamlogam berstruktur BCC mempunyai sebuah atom pada pusat dan sebuah atom
pada setiap titik sudut kubus. Sel satuan BCC mempunyai dua (2) buah atom, yang diperoleh
dari jumlah delapan seperdelapan atom pada delapan titik sudutnya plus satu atom pada pusat
kubus (8 1/8 + 1). Atom-atom atau inti ion bersentuhan satu sama lain sepanjang diagonal
ruang. Hubungan panjang sisi kristal BCC, a, dengan jari-jari atomnya, R, diberikan sebagai
berikut:


a=

Gambar 3. Struktur Kristal BCC

B. Face-centered Cubic (FCC)

Struktur FCC mempunyai sebuah atom pada pusat semua sisi kubus dan sebuah atom
pada setiap titik sudut kubus. Sel satuan FCC mempunyai empat (4) buah atom, yang berasal
dari jumlah delapan seperdelapan-atom pada delapan titik sudutnya ditambah enam setengah-
atom pada enam sisi kubusnya (8 1/8 + 6 1/2). Atom-atom atau inti ion bersentuhan satu
sama lain sepanjang diagonal sisi.Contoh logam dengan struktur FCC antara lain emas,
aluminium dan perak Hubungan panjang sisi kristal FCC, a, dengan jari-jari atomnya, R,
ditunjukkan oleh persamaan berikut:

a = 2 R
Gambar 4. Struktur kristal FCC

C. Hexagonal close-packed (HCP)

Logamlogam dengan struktur HCP mempunyai ciri khas yaitu pada setiap atom
dalam lapisan tertentu terletak tepat diatas atau dibawah sela antara tiga atom pada lapisan
berikutnya. Sel satuan HCP mempunyai enam (6) buah atom, yang diperoleh dari jumlah
dua-belas seperenam-atom pada dua belas titik sudut lapisan atas dan bawah plus dua
setengah-atom pada pusat lapisan atas dan bawah plus tiga atom pada lapisan sela/tengah (12
1/6 + 2 1/2 + 3).

Gambar 5. Struktur kristal HCP

Gambar 6. Jenis-jenis packing pada logam


Tabel 2. Jumlah molekul dalam 4 tipe unit sel

4. Indeks Miller
Indeks miller merupakan simbolisasi yang membagi satuan panjang dengan
panjang yang harus diukur. Hingga kini, indeks miller merupakan simbol yang paling
banyak digunakan dalam identifikasi kristal.
Cara memberi simbol/tanda suatu bidang menurut Miller yaitu hkl, dimana h
berhubungan dengan sumbu-a, k dengan sumbu-b dan l dengan sumbu-c.
Untuk menentukan letak atau kedudukan suatu bidang menurut miller, maka perlu
diperhitungkan dahulu ke simbol weiss, yakni dengan menghitung harga resiproknya
1
dari simbol perbandingan miller. Contoh: menurut miller (623), maka untuk weiss :
6
1 1
: 3 (Isbandi, 1986)
2

Gambar 7. Aturan tangan kanan untuk menentukan sumbu

5. Interplanar Spacings

Terkadang akan sangat berguna untuk dapat menghitung jarak yang saling tegak lurus
dhkl diantara bidang sejajar (Indeks miller hkl). Ketika sumbu berada pada posisi orthogonal,
bentuk geometri strukturnya menjadi sederhana dan untuk sistem orthorombik dimana a b
c dan = = = 90 digunakan rumus:
Tabel 3. Rumus dhkl pada 5 sistem kristal
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Sifat material berdasarkan strukturnya dapat dibedakan menjadi kristal dan amorf
2. Kristal merupakan suatu bangun polyeder (bidang banyak) yang teratur dan dibatasi
bidang-bidang datar yang tertentu jumlahnya
3. Terdapat 7 sistem atau kelas kristal yakni kubus, tetragonal, monoklin, triklin,
rhombohedral, orthorombik dan heksagonal
4. Jika ditinjau dari bentuk close-packing, struktur kristal secara umum dibagi menajadi
3 yaitu Body centered-cubic (BCC), face centered-cubic (FCC) dan hexagonal close-
packed (HCP)
5. Indeks miller simbolisasi yang membagi satuan panjang dengan panjang yang harus
diukur
6. Rumus dhkl masing-masing kelas kristal berbeda-beda
DAFTAR PUSTAKA

Isbandi, D. (1986). Mineralogi. Yogyakarta: Nur Cahaya

Smart, L.E., and Moore, E. A. (2005). Solid State Chemistry: An Introduction. New
York: Taylor & Francis.

Vous aimerez peut-être aussi