Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KRISTAL
Disusun Oleh :
SURAKARTA
2017
KRISTAL
1. Material
Pada dasarnya, material dibagi menjadi dua jenis yaitu material kristalin dan
material non-kristalin. Material kristalin memiliki sifat yang khas dimana atom-
atomnya tersusun secara periodik dengan struktur 3D yang menunjukan simetri
penuh. Contohnya: logam, keramik dan beberapa jenis polimer. Sedangkan material
non-kristalin merupakan suatu material dimana atom-atomnya tidak tersusun secara
simetri dan periodik. Material non-kristalin ini umumnya berstruktur kompleks.
Amorf merupakan istilah lain dari material non-kristalin.
Gambar 1a. Struktur kristal SiO2 Gambar 1b. Struktur non-kristal SiO2
2. Kristal
SiO2
Kristal adalah suatu bangun polyeder (bidang banyak) yang teratur dan dibatasi
bidang-bidang datar yang tertentu jumlahnya. Bentuk kristal ini dianggap sebagai akibat
adanya daya tarik-menarik antar atom (internal atomic force) yang pada keadaan tertentu
ddapat mengalami perubahan bentuk dari cair atau gas menjadi padat. Sehingga, kristal
sangat ditentukan oleh struktur internal dan bentuk luarnya. (Isbandi, 1986)
a. Jumlah sumbu
b. Sudut yang dibentuk sumbu
c. Parameter yang diukur pada sumbu
Mineral-mineral terpenting dalam sistem ini dan banyak terdapat di berbagai batuan
seperti ortoklas, augit, klorit, muskovit dan banyak lagi.
Simetri Kristal adalah keseimbangan susunan atom penyusun kristal yang tampak dari
luar, dan setiap jenis Kristal memiliki pengaturan simetri tersendiri, begitu pula dengan
bidang dan sumbu simetri yang terbagi menjad sumbu tunggal (uniaxial) dan sumbu ganda
(biaxial). Simetri Kristal meliputi:
Bidang simetri
Sumbu simetri
Pusat simetri
Gambar 2. (a) unit sel dari tujuh sistem
kristal, (b) assembly unit sel kubus
dalam satu, dua dan tiga dimensi
3. Close-Packing
Logamlogam berstruktur BCC mempunyai sebuah atom pada pusat dan sebuah atom
pada setiap titik sudut kubus. Sel satuan BCC mempunyai dua (2) buah atom, yang diperoleh
dari jumlah delapan seperdelapan atom pada delapan titik sudutnya plus satu atom pada pusat
kubus (8 1/8 + 1). Atom-atom atau inti ion bersentuhan satu sama lain sepanjang diagonal
ruang. Hubungan panjang sisi kristal BCC, a, dengan jari-jari atomnya, R, diberikan sebagai
berikut:
a=
Struktur FCC mempunyai sebuah atom pada pusat semua sisi kubus dan sebuah atom
pada setiap titik sudut kubus. Sel satuan FCC mempunyai empat (4) buah atom, yang berasal
dari jumlah delapan seperdelapan-atom pada delapan titik sudutnya ditambah enam setengah-
atom pada enam sisi kubusnya (8 1/8 + 6 1/2). Atom-atom atau inti ion bersentuhan satu
sama lain sepanjang diagonal sisi.Contoh logam dengan struktur FCC antara lain emas,
aluminium dan perak Hubungan panjang sisi kristal FCC, a, dengan jari-jari atomnya, R,
ditunjukkan oleh persamaan berikut:
a = 2 R
Gambar 4. Struktur kristal FCC
Logamlogam dengan struktur HCP mempunyai ciri khas yaitu pada setiap atom
dalam lapisan tertentu terletak tepat diatas atau dibawah sela antara tiga atom pada lapisan
berikutnya. Sel satuan HCP mempunyai enam (6) buah atom, yang diperoleh dari jumlah
dua-belas seperenam-atom pada dua belas titik sudut lapisan atas dan bawah plus dua
setengah-atom pada pusat lapisan atas dan bawah plus tiga atom pada lapisan sela/tengah (12
1/6 + 2 1/2 + 3).
4. Indeks Miller
Indeks miller merupakan simbolisasi yang membagi satuan panjang dengan
panjang yang harus diukur. Hingga kini, indeks miller merupakan simbol yang paling
banyak digunakan dalam identifikasi kristal.
Cara memberi simbol/tanda suatu bidang menurut Miller yaitu hkl, dimana h
berhubungan dengan sumbu-a, k dengan sumbu-b dan l dengan sumbu-c.
Untuk menentukan letak atau kedudukan suatu bidang menurut miller, maka perlu
diperhitungkan dahulu ke simbol weiss, yakni dengan menghitung harga resiproknya
1
dari simbol perbandingan miller. Contoh: menurut miller (623), maka untuk weiss :
6
1 1
: 3 (Isbandi, 1986)
2
5. Interplanar Spacings
Terkadang akan sangat berguna untuk dapat menghitung jarak yang saling tegak lurus
dhkl diantara bidang sejajar (Indeks miller hkl). Ketika sumbu berada pada posisi orthogonal,
bentuk geometri strukturnya menjadi sederhana dan untuk sistem orthorombik dimana a b
c dan = = = 90 digunakan rumus:
Tabel 3. Rumus dhkl pada 5 sistem kristal
KESIMPULAN
1. Sifat material berdasarkan strukturnya dapat dibedakan menjadi kristal dan amorf
2. Kristal merupakan suatu bangun polyeder (bidang banyak) yang teratur dan dibatasi
bidang-bidang datar yang tertentu jumlahnya
3. Terdapat 7 sistem atau kelas kristal yakni kubus, tetragonal, monoklin, triklin,
rhombohedral, orthorombik dan heksagonal
4. Jika ditinjau dari bentuk close-packing, struktur kristal secara umum dibagi menajadi
3 yaitu Body centered-cubic (BCC), face centered-cubic (FCC) dan hexagonal close-
packed (HCP)
5. Indeks miller simbolisasi yang membagi satuan panjang dengan panjang yang harus
diukur
6. Rumus dhkl masing-masing kelas kristal berbeda-beda
DAFTAR PUSTAKA
Smart, L.E., and Moore, E. A. (2005). Solid State Chemistry: An Introduction. New
York: Taylor & Francis.