Vous êtes sur la page 1sur 2

Perbedaan antara Auditing dengan Fraud Examination

Auditing vs Fraud
Examination
Masalah Auditing Fraud Examination
Waktu pelaksanaan Berulang sesuai jadwal Tidak berulang karena Fraud
penugasan penugasan (misal setiap tidak diharapkan terjadi dan jika
tahun untuk audit laporan terjadi umumnya memiliki
keuangan atau secara kompleksitas berbeda dan hanya
periodeik sesuai tingkat dapat dilaksanakan setelah hasil
risikonya untuk audit intern evaluasi atas red flag dan
beberapa bukti tambahan
menunjukan perlunya investigasi
Ruang lingkup Bersifat umum atau general Spesifikasi sesuai kompleksitas,
penugasan atas suatu entitas atau objek perkiraan modus operandi, dan
yang dievaluasi asersinya target pembuktian serta regulasi
yang dilanggar untuk menjawab
sangkaan atau laporan dugaan
fraud
Tujuan penugasan Memberikan pendapat, skor Menyatakan apakan target
atau rating diyakini bersalah atau tidak
bersalah. Hanya ada dua pilihan
yang harus dijawab dari hasil
investigasi. Selain itu, untuk
menetukan apakah eksistensi
fraud memang ada dan siapa yang
bertanggung jawab
Hubungan atau Tidak berlawanan bahkan Berlawan dan berhadapan sesuai
kedudukan kedua belah auditor intern adalah mitra dengan tujuan penugasan untuk
pihak strategis kliennya menentukan apakah target
bersalah sehingga layak
mendapat sanksi atau diteruskan
ke penegak hukum atau apakah
tidak bersalah
Metodologi yang Teknik, konsep, pendekatan Teknik Fraud Examination.
dipakai pada penugasan auditing Meski menggunakan wawancara
namun wawancara pada fraud
examination berbeda dengan
auditing
Anggapan yang Skeptis yang profesional Skeptis absolut yakni tetap
melandasi interaksi menjadikan seseorang sebagai
(presumption) target operasi sampai ada bukti
yang membalikan atau menolak
Keyakinan yang harus Keyakinan memadai karena Keyakinan absolut karena
didapatkan didasarkan pada penguji tuduhan fraud harus dibuktikan
berdasarkan sampling dengan bukti yang sah
meyakinkan sehingga tidak
dikenal pengujian berdasarkan
sampling
A. Tahap sebelum melakukan fraud examination
Pertama, apabila dugaan faru ditemukan baik disektor swasta maupun publik, sebelum
memulai investigasi, pimpinan perusahaan atau lembaga harus menetapkan apa yang
sesungguhnya ingin dicapain dari investigasi itu karena investigasi merupakan proses
yang memakan waktu lama dan biaya serta bisa berdampak negatif terhadap reputasi
perusahaan atau stakeholders.
Kedua, pahami dan penuhi unsur predikasi (predication)
Menginvestigasi fraud akan melibatkan banyak aktivitas, sumber daya, dan waktu
seperti mewawancarai saksi, tersangka, dan ahli; mencari, mengumpulkan, dan
menyusun bukti; menulis laporan, berhubungan dengan penegak hukum dan
pengadilan. Oleh karena itu, menginvestigasi fraud harus memilikin pijakan kuat yaitu
keputusan manajemen dan ekspetasi manajemen atas penanganan kasus serta adanya
predikasi. Ekspetasi manajemen harus jelas apakan kasus hanya diselesaikan secara
internal apakah akan teruskan ke penegak hukum karena akan diselesaikan secara
pidana ataukah diajukan gugatan perdata.

Vous aimerez peut-être aussi