Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa
disertai perdarahan intentisial dalam subtansi otak tanpa diikuti terputarnya kontinuitas
otak (Arif Mansoer, 2001).
Tingkat keparahan cedera kepala : (Arif Mansoer, 2001)
1. Cedera kepala ringan
a. GCS 14-15 (sadar penuh, atertif dan orientatif)
b. Tidak ada kehilangan kesadaran
c. Tidak ada intoksikasi alkohol atau obat terlarang
d. Dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing
e. Pasien dapat menderita abrasi, laterasi, atau hematoma kulit kepala
f. Tidak ada kriteria cedera berat sedang
2. Cedera kepala sedang
a. GCS 9 13 (konfusi, latergi, stropor)
b. Amnesia pasca trauma
c. Muntah
d. Tanda kemungkinan fraktur kranium (mata rabun, hemotimpanum, otorea atau
rinorea cairan cerebrospinal)
e. Kejang
3. Cedera kepala berat
a. GCS 3 8 (koma)
b. Penurunan derajat kesadaran secara progresif
c. Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresi kranium
d. Gang neurologis fokal : epidural, subdural, intraserebral
B. Etiologi
Trauma tumpul, tembus, akibat kecelakaan/jatuh (Bruner, Sudarth, 2002).
Defisit neurologis
Perangsangan nosireseptor Pola nafas inefektif
Nyeri
E. Komplikasi
1. Kebocoran cairan serebrospinal.
2. Diabetes insipidin : kerusakan tangkai hipofisis, penghentian sekresi hormon.
3. Kejang pasca trauma.
Arif Mansoer, dkk. (2001). Kapita Selekta, Jilid II Ed. 3. Jakarta : Media Aesculapius.
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : An.Y
No RM : 325042
Umur : 12 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Rendeng, Gebang
Pekerjaan : Pelajar
Jenis Kelamin : Laki laki
Suku : Jawa
Diagnosa Medis : CKB
Tanggal MRS : 6/1/2015
Tanggal Pengkajian : 7/1/2015
Sumber informasi : pasien & keluarga
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada kepala, gelisah
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien post KLL kemudian di bawa ke RSUD dengan kondisi tidak sadar.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut keluarga bahwa pasien mempunyai riwayat penyakit sesak nafas.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut keluarga bahwa anggota keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit
hipertensi, jantung dan DM.
Genogram :
Ket :
= Laki-laki/perempuan , = pasien
D. PENGKAJIAN FISIK
1. Tingkat Kesadaran :
Somnolen, gelisah, GCS:E2,V2,M3
KU : Lemah
2. TTV : TD: 110/87 mmHg, N: 96 x/mnt, RR: 20x/mnt, S: 37
3. Kepala :
Bentuk : Mesocepal,ada hematoma di kepala bagian belakang
Rambut : Hitam
Kebersihan kulit kepala : Sedang
Keluhan yang berhubungan : nyeri
4. Mata :
Kesimetrisan : Simetris kanan dan kiri
Bentuk bola mata : Bulat
Konjungtiva: tidak anemis, Sklera : Putih
Alat bantu penglihatan : Tidak ada
Tanda-tanda peradangan : Tidak ada
Riwayat operasi : Tidak ada
5. Telinga :
Bentuk : Simetris
Alat bantu pendengaran : Tidak ada, pendengaran baik.
6. Hidung :
Bentuk : Simetris
Reaksi alergi : Tidak ada
Terpasang terpasang O2 dan NGT.
7. Mulut :
Bibir : Coklat kehitaman, Pecah-pecah
Gigi : Kekuningan,ada karies gigi.
Mulut : Bau Tidak sedap
8. Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, ada peningkatan tekanan vena jugularis
9. Dada:
Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris kanan-kiri, retraksi dada (+),
Palpasi : tidak ada nodul dan lesi
Perkusi : Bunyi paru sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler
10. Abdomen :
Inspeksi :Supel, simetris,
Palpasi : Tidak ada asites,tidak ada pembesaran hati dan limpa
Perkusi : Suara lambung tympani
Auskultasi : peristaltik (+)
11. Genetalia :
Terpasang kateter bentuk normal,tidak ada iritasi, tidak ada kemerahan, tidak ada
bengkak, volume urine = 150cc
12. Ekstermitas :
Ada luka lecet di kaki,tangan dan wajah
13. Kulit :
Warna : Sawo matang, tidak ada kemerahan
Integritas : Ada luka lecet di kaki,tangan dan wajah
Turgor : baik, tidak ada tanda-tanda dehidrasi
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hari/Tgl/Jam Jenis Pemeriksaan dan Hasil Normal Interprestasi
6/1/2015 Hb: 9,7
Leukosit: 29,3
Ht: 28
Trombosit: 456
Netrofil: 87,2
Limfosit: 4
F. TERAPI
H. PRIORITAS MASALAH
1). Ketidak efektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan Edema serebral,
peningkatan TIK, penurunan O2 ke serebral
2). Intoleransi aktivitas b/dKetidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan,
kelemahan menyeluruh d
3). Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik
4). Resiko infeksi b/dprosedur invasif
I. ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intrvensi
NOC NIC
1. Ketidak efektifan Setelah dilakukan Monitorang
Perfusi jaringan serebral tindakan keperawatan neurologis
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam, 1. Monitor ukuran,
aliran darah ke otak diharapkan suplai aliran kesimetrisan, reaksi
terhambat darah keotak lancer dan bentuk pupil
dengan kriteria hasil: 2. Monitor tingkat
- Nyeri kepala / vertigo kesadaran klien
berkurang sampai de- 3. Monitir tanda-tanda
ngan hilang vital
- Berfungsinya saraf 4. Monitor keluhan
dengan baik nyeri kepala, mual,
- Tanda-tanda vital stabil muntah
5. Monitor respon
klien terhadap
pengobatan
6. Hindari aktivitas
jika TIK meningkat
7. Observasi kondisi
fisik klien
Terapi oksigen
1. Bersihkan jalan
nafas dari sekret
2. Pertahankan jalan
nafas tetap efektif
3. Berikan oksigen
sesuai intruksi
4. Monitor aliran
oksigen, kanul
oksigen dan sistem
humidifier
5. Beri penjelasan
kepada klien
tentang pentingnya
pemberian oksigen
6. Observasi tanda-
tanda hipo-ventilasi
7. Monitor respon
klien terhadap
pemberian oksigen
8. Anjurkan klien
untuk tetap
memakai oksigen
selama aktifitas dan
tidur
2. Defisit perawatan diri: Setelah dilakukan 1 Kaji kamampuan
makan, mandi, tindakan keperawatan klien untuk
berpakaian, toileting selama 3x 24 jam, perawatan diri
berhubungan kerusakan diharapkan kebutuhan 2 Pantau kebutuhan
neurovaskuler mandiri klien terpenuhi, klien untuk alat-
dengan kriteria hasil: alat bantu dalam
- Klien dapat makan makan, mandi,
dengan bantuan berpakaian dan
orang lain / mandiri toileting
- Klien dapat mandi 3 Berikan bantuan
de-ngan bantuan pada klien hingga
orang lain klien sepenuhnya
- Klien dapat memakai bisa mandiri
pakaian dengan 4 Berikan dukungan
bantuan orang lain / pada klien untuk
mandiri menunjukkan
- Klien dapat toileting aktivitas normal
dengan bantuan sesuai
orang lain / mandiri kemampuannya
5 Libatkan keluarga
dalam pemenuhan
kebutuhan
perawatan diri
klien
3. Kerusakan mobilitas Setelah dilakukan 1 Ajarkan klien
fisik berhubungan tindakan keperawatan untuk latihan
dengan kerusakan selama 3x24 jam, rentang gerak aktif
neurovaskuler diharapkan klien dapat pada sisi
melakukan pergerakan ekstrimitas yang
fisik dengan kriteria hasil sehat
: 2 Ajarkan rentang
- Tidak terjadi gerak pasif pada
kontraktur otot dan sisi ekstrimitas
footdrop yang parese / plegi
- Pasien berpartisipasi dalam toleransi
dalam program nyeri
latihan 3 Topang ekstrimitas
- Pasien mencapai dengan bantal
keseimbangan saat untuk mencegah
duduk atau mangurangi
bengkak
4 Ajarkan ambulasi
sesuai dengan
tahapan dan
kemampuan klien
5 Motivasi klien
untuk melakukan
latihan sendi
seperti yang
disarankan
6 Libatkan keluarga
untuk membantu
klien latihan sendi
4. Resiko kerusakan Setelah dilakukan 1 Beri penjelasan
integritas kulit tindakan perawatan pada klien tentang:
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam, resiko adanya luka
immobilisasi fisik diharapkan pasien tekan, tanda dan
mampu mengetahui dan gejala luka tekan,
mengontrol resiko tindakan
dengan kriteria hasil : pencegahan agar
- Klien mampu menge- tidak terjadi luka
nali tanda dan gejala tekan)
adanya resiko luka 2 Berikan masase
tekan sederhana
Klien mampu berpartisi- - Ciptakan
pasi dalam pencegahan lingkungan
resiko luka tekan (ma- yang nyaman
sase sederhana, alih ba- - Gunakan
ring, manajemen nutrisi, lotion, minyak
manajemen tekanan). atau bedak
untuk pelicin
- Lakukan
masase secara
teratur
- Anjurkan klien
untuk rileks
selama masase
- Jangan masase
pada area
kemerahan utk
menghindari
kerusakan
kapiler
- Evaluasi
respon klien
terhadap
masase
3 Lakukan alih
baring
- Ubah posisi klien
setiap 30 menit-
2 jam
- Pertahankan
tempat tidur
sedatar mungkin
untuk
mengurangi
kekuatan geseran
- Batasi posisi
semi fowler
hanya 30 menit
Observasi area
yang
tertekan (telinga,
mata kaki,
sakrum,
skrotum, siku,
ischium,
skapula)
4 Berikan
manajemen nutrisi
- Kolaborasi
dengan ahli
gizi
- Monitor intake
nutrisi
- Tingkatkan
masukan
protein dan
karbohidrat
untuk
memelihara ke-
seimbangan
nitrogen positif
5 Berikan
manajemen
tekanan
- Monitor kulit
adanya
kemerahan dan
pecah-pecah
- Beri pelembab
pada kulit yang
kering dan
pecah-pecah
- Jaga sprei
dalam keadaan
bersih dan
kering
- Monitor
aktivitas dan
mobilitas klien
- Beri bedak atau
kamper spritus
pada area yang
tertekan
J.CATAT PERKEMBANGAN
Dx Hari/Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
1. 7/1/2015 Mengobservasi kondisi dan Jam 14.00
08.00 respon pasien S:
Memonitor tingkat kesadaran Pasien mengatakan
pasien sudah tidak pusing,
Memberikan O2 nasal kanule 4 tapi badan masih
ltr/mnt terasa lemas
Memberikan manitol 4x125mg O:
Memberikan injeksi IV : Kesadaran:
Ceftriaxone somnolen
Ketorolak Pasien tampak
Ranitidin lemah
Piracetam Pusing (-)
Mengukur tanda-tanda vital Anggota gerak
masih lemah
GCS: E;2, V;2,
M;3
O2 nasal kanule
terpasang 3 ltr/mnt
Obat injeksi
masuk /IV
TD : 90/60, N : 72
x/mnt, RR : 16
x/mnt, S : 36C
A:
Tujuan belum
tercapai
P:
Lanjutkan intervensi
A:
Tujuan tercapai
P:
Pertahankan
intervensi