Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Definisi
Asbestos adalah bahan asbes yang belum terikat semen ata bahan lainnya
(ASBES/PPA, 1984 dalam Siswanto 1994). Selain itu asbestos juga disebutkan
sebagai bentuk serat mineral silika. Asbes (asbestos) merupakan
mineralmineral berbentuk serat halus yang terjadi secara alamiah. Sesuai
dengan definisi yang diberikan oleh Occupational Safety and Health
Administration (OSHA), ada enam jenis mineral yang dikatagorikan sebagai
bahan asbes, yaitu : chrysotile, riebeckite, grunerite, actinolite, anthrophyllite,
dan thremolite. Dalam kelompok amphibole, ada dua jenis asbes yang memiliki
nilai komersial, yaitu : serat grunerite (asbes amosite) dan serat riebeckite
(asbes crocidolite). Amosite mempunyai warna kecoklat-coklatan karena
tingginya kandungan besi di dalam serat, umumnya panjang dan kuat.
Crocidolite dengan warna karakteristiknya biruabu-abu lebih sering disebut
sebagai asbes biru.
B. Sifat-Sifat Umum
Sifat fisik
1. Tahan api
2. Tahan panas hingga 1200 C
3. Tahan zat asam
4. Lentur
5. Tidak bisa menguap
6. Tidak mudah terurai di alam bebas
7. Tidak mampu dikeluarkan secara alami oleh tubuh manusia (Akbar, 2011)
C. Penggunaan pada industry
Penggunaan asbestos dalam dunia industry beragam seperti :
1. Kanvas rem kendaraan
2. Atap rumah/ eternity asbes
3. Pakaian pemadam kebakaran
4. Koil alat pemanas/alat lisrik
5. Pelapis kabel
6. Pelapis tembok
D. Bahaya Asbestosis
Tubuh manusia tidak bisa mendetoksifikasikan debu asbestos yang masuk ke
dalam tubuh. Oleh karena itu, debu asbes yang masuk ke dalam tubuh
terakumulasi pada satu organ saja yaitu paru-paru dan menimbulkan berbagai
penyakit. Ukuran sebuah serat asbes sangat kecil dan halus. Karena itulah
mudah beterbangan di udara Asbestos jika sampai terhirup oleh manusia tidak
berefek secara langsung namun berefek setelah jangka waktu yang lama sekitar
20 hingga 30 tahun yang kemudian akan membuat luka bahkan mematikan sel
paru-paru. Keberadaan asbestos di paru-paru tidak bisa di deteksi dengan
Rontgen, hanya melalui CT scan asbestos bisa dideteksi (Akbar, 2011)
1. Sulit bernafas.
2. Nafas pendek.
3. Batuk batuk.
4. Nyeri pada dada.
E. Penanganan dan penyimpanan asbestos
1. Mengidentifikasi bahan yang mengandung asbes dan memperhitungkan
resiko yang bisa terjadi.
2. Jauhkan anak-anak dari daerah tersebut.
3. Menggunakan perlengkapan yang diperlukan seperti masker, kacamata,
sarung tangan dan pakaian ganti.
4. Menyiram material tersebut untuk mengurangi debu.
5. Meminimalkan jumlah orang yang kontak dengan material tersebut.
6. Dimasukkan dalam wadah tertutup rapat.
7. Jika memungkinkan menggantinya dengan bahan lain (untuk penggunaan
atap) dengan menggunakan Fiberglass.
8. Membuat standar nilai ambang batas penggunaan (Akbar, 2011)
F. Penanggulangan Bahaya Asbes
1. Engineering/ Mechanical Controls
Dapat dilakukan dengan cara :
Substitusi :misalnya substitusi asbes dengan serat gelas (fiber glass)
. namun, cara ini tidak sellau bias diterapkan diperusahaan.
Local Exhaust Ventilation : merupakan garis pertahanan yang
pertama (the first line of defence). Mengingat bahwa serat asbestos
adalah tergolong human carcinogens. Maka system ventilasi yang
dianjurkan adalah total. Bila total enclosure tidak dapat dilakukan,
maka usahakan agar hood di desain sedemikian rupa sehingga
menutupi (enclose) sebanyak mungkin sumber kontaminan. Desain
dari local exhaust ventilation system untuk mengendalikan
karsinogen pada dasarnya adalah sama dengan disain dari local
exhaust ventilation system untuk mengendalikan bahan-bahan
kimia toksik lainnya, namun memerlukan factor keamanan (Factor
of Safety) yang lebih besar, disain dari hood yang lebih baik, dan
kecepatan menghisap dalam hood (hood-face velocities) yang lebih
besar (50-200% lebih besar dari kecepatan normal).
Air Cleaning devices/ Air cleaners : local exhaust system harus
dilengkapi dengan air cleaners yang paling efisien untuk mencegah
udara kotor yang tidak diolah masuk kembali kedalam ruang kerja.
Filter yang digunakan dalam air cleaners hendaknya berupa high
efficiency filter yang daapat menangkap 99,97% daria erosol yang
berukuran 0,3 mikron.
House keeping : untuk mencegah debu-debu / serat-serat asbes
berterbangan dalam udara tempat kerja, maka penanganan asbes
dapat dilakukan secara basah (asbestos can be wet down before
handling to prevent airborne dusts/ fibers). Runtuhan dan sampah
asbes (asbestos debris and waste) terlebih dahulu harus dibasahi
dengan air dan kemudian dimasukkan kedalam kantong atau wadah
dari plastic (angkap dua) yang tertutup (sealed in a double plastic
bag or container) dan harus diberi label dengan tanda yang jelas
(awas---debu asbes, jangan sampai terhirup) bgian luar dari
wadah tersebut harus bebas dari debua sbes sebelum diangkut
ketempat pembuangan yang telah ditentukan.
Kebersihan :
kebersihan lantai, dinding, langit-langit kerja, mesin-mesin,
peralatan kerja, dan lain-lain harus dipelihara dengan baik. Selain
dengan cara basah, pembersihan tempat dan peralatan kerja harus
dilakukan dengan menggunakan alat pembersih hampa udara
(vacuum cleaner) yang dilengkapi dengan high efficiency filter.
Siswanto, A. 1994. Toksikologi Industri. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Jawa
Timur Departemen Tenaga Kerja.