Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan ketika seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
mampu membina hubungan yang berati dengan orang lain (Budi anna Keliat,
2009).
Isolasi sosial adalah individu yang mengalami ketidak mampuan untuk
wajar dan hidup dalam khayalan sendiri yang tidak relaistis (stuart and
Sundeen, 2001).
Isolasi Sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh orang
lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Towsend, 2002, hal 152).
4
Menarik diri
Ketergantungan
Manipulasi
Curiga
1. Respons adaptif
Respons adaptif adalah respons yang masih dapat diterima oleh norma-norma
sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain individu
tersebut masih dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah. Berikut ini
lain.
d. Interdependen, saling ketergantungan antara individu dengan orang lain
2. Respons maladaptive
Respons maladaptive adalah respons yang menyimpang dari norma sosial dan
kehidupan di suatu tempat. Berikut ini adalah prilaku yang termasuk respons
maladaptif.
a. Menarik diri, seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina
5
c. Manipulasi, seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek
lain.
3. Faktor Predisposisi
Keliat, 2001)
1. Proses perkembangan
2. Faktor herediter
proses tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dewasa lanjut. Untuk
ketergantungan pada masa bayi dan berkembang pada masa dewasa dengan
kebutuhan.
6
Respon lingkungan (Ibu atau pengasuh) terhadap kebutuhan bayi
akan respon atau perilakunya dan rasa percaya bayi terhadap oranglain.
2. Pra Sekolah
Anak pra sekolah mulai memperluas hubungan sosialnya diluar
yang adaptif.
Hal ini merupakan dasar rasa otonomi anak yang berguna untuk
3. Anak Sekolah
Anak mulai mengenal hubungan yang lebih luas khususnya
7
Individu belajar mengambil keputusan dengan memperhatikan saran
dan pendapat orang lain seperti : memilih pekerjaan, memilih karier dan
melangsungkan perkawinan.
6. Dewasa tengah
Individu pada usia dewasa tengah umumnya telah pisah tempat
Keliat, 2001).
a. Faktor Biologik
Factor genetic dapat menunjang terhadap respon Sosial maladaptive ada
gangguan ini. Namun tetap masih diperlukan penelitian lebih lanjut (Stuart
8
Adanya dua pesan yang bertentangan pada saat bersamaan
Tanda dan gejala Isolasi Sosial antara lain apatis, ekspresi sedih,
tidak ada, tidak ada kontak mata, klien sering menunduk, berdiam diri/klien
sehari-hari (keliat,1998).
Menurut Towsend,(1998) dan carpenito (1998) Isolasi Sosial menarik diri
2. Data objektif
9
c. Tidak melakukan kontak mata
pintu
f. Adanya perhatian dan tindakan yang tidak sesuai atau imatur dengan
perkembangan usianya
6. Pohon Masalah
Penyebab HDR
7. Tindakan Keperawatan
b. Intervensi keperawatan :
10
a). Membina hubungan saling percaya
berkenalan
e). Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
sosial).
a) Diri sendiri
b) Orang lain
c) Lingkungan
b. Intervensi keperawatan:
Tanyakan pada klien tentang :
a) Orang yang serumah/teman sekamar klien
11
g) Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul
a) Banyak teman
b) Tidak kesepian
c) Bisa diskusi
d) Saling menolong
a) Sendiri
b) Kesepian
b. Intervensi keperawatan :
12
a). Perawat
d). Kelompok
b. Intervensi keperawatan:
b). Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan / berkomunikasi dengan:
3). kelompok
a) Orang lain
b) Kelompok
b. Intervensi keperawatan:
dengan :
13
1) Orang lain
2) Kelompok
c). Nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping obat.
dokter.
b. Intervensi keperawatan :
a). Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum
obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping obat
dokter.
e). Anjurkan klien berkonsultasi dengan dokter/ perawat jika terjadi hal-
14
8. Strategi Pelaksanaan
a. Non medis
SP 1 SP 1
1) Mengidentifikasi 1) mendiskusikan
penyebab isolasi sosial masalah yang
pasien dirasakan keluarga
2) Berdiskusi dengan
dalam merawat pasien
pasien tentang 2) menjelaskan
keuntungan berinteraksi pengertian, tanda dan
dengan orang lain gejala isolasi sosial
3) Berdiskusi dengan
yang dialami pasien
pasien tentang kerugian
beserta proses
tidak berinteraksi
terjadinya
dengan orang lain 3) menjelaskan cara -
4) Mengajarkan pasien cara
cara merawat pasien
berkenalan dengan satu
isolasi social
orang
5) Menganjurkan pasien
SP 2
memasukkan kegiatan
latihan berbincang - 1) evaluasi kegiatan
15
cara berkenalan dengan bersama)
satu orang
8) Membantu pasien 3) latih cara
SP 3 SP 3
16
melakukan kegiatan 9) evaluasi kegiatan
harian keluarga dalam
melatih pasien
7) Menganjurkan klien
berkenalan, berbicara
memasukkan dalam
saat melakukan
jadwal kegiatan harian
kegaitan harian dan
RT dan berbelanja
b. Medis
a) Clorpromazine
1. Indikasi
Untuk sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam kemampuan
17
3. Efek Samping
a. Gangguan otonomi (hypotensi) antikolinergik / parasimpatik,
jantung.
b. Gangguan ekstra pyramidal (distonia akut, akathsia sindrom
panjang.
4. Kontra Indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung.Febris ,
depresan.
b) Haloperidol (HLP)
1. Indikasi
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi mental
pyramidal.
3. Efek Samping
Sedasi dan inhibisi psikomotorgangghuan miksi dan parasimpatik,
c) Trihexyphenidil ( THP )
18
1. Indikasi
Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca ensepalitis dan
fenotiazine.
2. Mekanisme kerja
Sinergis dengan kiniden, obat depreson dan anti kolin energik lainnya.
3. Efek Samping
4. Kontra indikasi
Hypersensitive terhadap Trihexyphenidil (THP), glaucoma sudut
saluran edema.
terapeutik.
Biasanya tindakan ECT di lakukan 2 sampai 5 kali dalam seminggu,
otak.
19
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS DENGAN ISOLASI SOSIAL
1. Pengkajian
1) Identitas Klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal
atau tidak ada, berdiam diri dikamar, menolak interaksi dengan orang lain,
sebaya; perubahan struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya
harus dioperasi, kecelakaan dicerai suami, putus sekolah, PHK, perasaan malu
karena sesuatu yang terjadi (korban perkosaan , tituduh KKN, dipenjara tiba
tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien atau perasaan negatif
5) Asfek Psikososial
b. Konsep diri
(1) Citra tubuh :
Biasanya Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau
tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
20
Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang, mengungkapkan keputus asaan,
mengungkapkan ketakutan.
(2) Identitas diri
Biasanya Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dan
(7) spiritual
(spritual)
a. Penampilan
Biasanya penampilan pasien kurang rapi, rambut acak-acakan dan kotor,
kuku kotor dan panjang, gigi kotor, serta penggunaan pakaian yang tidak
diganti-ganti karena pasien merasa sudah tidak berguna lagi maka dari itu
21
Biasanya pembicaraan pasien lambat, pasien berbicara dengan nada suara
lemah.
Biasanya klien merasa sedih, merasa takut, cemas dan merasa tidak berdaya
(11) Afek
Biasanya saat pasien diajak bicara wajah pasien datar yaitu tidak
menunjukkan sikap tidak percaya pada orang lain dan tidak percaya diri.
(13) Persepsi
mau bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain. Pasien sibuk dengan
Biasanya pasien berbicara tidak berbelit- belit tetapi pasien bicara atau
menjawab dengan jawaban yang singkat. Untuk proses berpikir pasien tidak
terganggu.
(15) Isi pikir
Biasanya depersonalisasi yaitu pasien merasa asing terhadap diri sendiri,
22
Biasanya pasien tidak mengeluhkan rasa melayang-layang, pasien biasanya
sadar.
(17) Memori
Biasanya pasien mengeluhkan tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
sebelum makan atau makan dulu baru mandi, pasien memilih mandi dulu
baru makan.
(20) Daya tilik diri
Biasanya pasien tidak merasa ada gejala penyakit pada dirinyas baik
1. Makan
Biasanya pasien mengatakan makan tiga kali sehari dengan jumlah porsi
2. BAK/BAB
Biasanya pasien mampu BAB atau BAK ke WC sendiri dan mampu
setelah eliminasi.
3. Mandi
Biasanya pasien mandi dua kali sehari, pasien mandi menggunakan sabun,
4. Berpakaian
23
Biasanya pasien memakai baju dan celana rapi, pasien mengganti baju dua
kali sehari.
5. Istirahat dan Tidur
Biasanya pasien tidur 6-8 jam sehari dan pasien istirahat dengan menonton
TV.
6. Pemeliharaan Kesehatan
Biasanya pasien minum obat secara teratur di rumah, kebersihan diri seperti
mengepel.
8. Kegiatan di luar rumah
Biasanya klien membutuhkan bantuan orang lain untuk belanja keperluan
7) Mekanisme Koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya pada
Biasanya pasien lebih banyak berdiam diri di rumah, dan pasien merasa
9) Pengetahuan
Biasanya pasien tidak tahu bahwa individu sedang sakit, pasien menolak
2. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi Sosial
24
b. Harga diri rendah
3. Rencana Keperawatan
Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang
masalah-masalah klien.
25
Rencana Keperawatan Pada Klien Dengan Isolasi Sosial
Diagnosa Perencanaan
No Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawatan
1 Isolasi sosial Pasien mampu : Setelah pertemuan pasien SP 1 Pasien
Identifikasi penyebab
Menyadari dapat : Siapa yang satu rumah dengan pasien Mengetahui penyebab isolasi
Siapa yang dekat dengan pasien? Apa
penyebab isolasiMembina hubungan saling soaial dan memudahkan
penyebabnya?
sosial percaya Siapa yang tidak dekat dengan pasien apadalam intervensi selanjutnya.
Berinter-aksi Menyadari penyebab isolasi
sebabnya?
dengan orang lain sosial, keuntungan danTanyakan keuntungan dan kerugian
Apersepsi dengan pasien dan
kerugian berinteraksi denganberinteraksi dengan orang lain
Tanyakan pendapat pasien tentangmenambah pengetahuan
orang lain
Melakukan interaksi dengankebiasaan berinteraksi dengan orang lain pasien tentang keuntungan
Tanyakan apa yang menyebabkan pasien
orang lain secara bertahap dan kerugian tidak
tidak ingin berinteraksi dengan orang lain
Diskusikan keuntungan bila pasienberinteraksi
4
Diskusikan kerugian bila pasien hanyaketerampilan pasien dalam
orang lain
10. Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap
orang lain
13. Beri kesempatan pasien mempraktekan
keluarga
15. Bila pasien sudah menunjukan kemajuan
5
4 orang dan seterusnya
16. Beri pujian untuk setiap kemajuan
pasien
17. Siap mendengarkan ekspresi perasaan
mengingatkan interaksinya
18. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 2 Pasien Mengetahui perkembangan
2 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1) pasien dan data dasar untuk
Latih berhubungan sosial secara
intervensi selanjutnya
Menumbuhkan keterbiasaan
6
berinteraksi
Mendisiplinkan dan melaitih
orang lain
Keluarga mampu: Setelah pertemuan keluargaSP. 1 Keluarga
4 Merawat klien mampu menjelaskan tentang: Identifikasi masalah yang ada Diharapka keluarga dapat
isolasi sosial Masalah isolasi sosial dandihadaopan keluarga dalam merawat merawat klien dengan benar
7
dirumah dampaknya pada pasien klien. dan baik.
Penyebab isolasi sosial Penjelasan tentang masalah yang ada Diharapkan keluarga dapat
Sikap keluarga untuk
pada klien (isolasi Sosial). mengerti dampak, penyebab,
membantu pasien mengatasiCara perawatan klien dengan isolasi
dan tanda gejalanya
isolasi sosialnya sosial.
Pengobatan yangLatih (simulasi)
RTL keluarga/jadwal keluarga untuk
berkelanjutan dan untuk
merawat klien.
mencegah putus obat
Tempat rujukan dan fasilitas
pasien
SP.2 Keluarga
8
2).
Latih keluarga/klien dihadapan keluarga
dank lien
RTI keluarga/klien untuk merawat klien.
SP.4 Keluarga
9
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak.
4
BAB III
LAPORAN HASIL
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 10 juli 2015
Ruangan : Flamboyan
1. Identitas Klien
Nama : Ny. Y
U mur : 41 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat Lengkap: Ampang RT 03 RW 07
Tanggal Masuk : 4 juli 2015
No MR :-
Informan : Klien dan status rekam medic
2. Alasan Masuk
Klien masuk IGD pada tanggal 4 juli 2015 jam 12.30 dengan keluhan :
pandangan tidak tentu, merusak alat rumah tangga jika marah, tindakan yang
dilakukan keluarga terhadap klien saat dirumah tidak ada, keluarga langsung
3. Faktor Presdidposisi
a. Klien Pernah mengalami gangguan jiwa kurang lebih 10 tahun yang lalu.
b. Dengan penyakit yang diderita klien, klien mendapat obat jalan dirumah,
obat sehingga penyakitnya dulu kambuh lagi karena tidak ada anggota
5
saat klien remaja, dan klien tidak pernah menjadi pelaku dan saksi dalam
aniaya fisik, Aniaya seksual, klien tidak pernah menjadi pelaku,saksi dan
penolakan dala keluarga yaitu dianggap sebagai anak tiri dalam anggota
keluargannya.
Pada saat pengkajian didapat data objektif, klien tampak diam dan
tidak mau berinteraksi dengan orang lain, klien lebih banyak menunduk
dank lien memalingkan kontak mata dari perawat saat diajak brbicara,
dalam keluarga saat klien berusia remaja, klien, pernah menjadi pelaku
korban tindakan kriminal, tidak pernah menjadi pelaku dan saksi dalam
tindakan kriminal.
6
MK : Gangguan proses keluarga
4. Fisik
Tanda-tanda vital
Tekanan darah :120/80 mmHg
Pernafasan : 20 x/i
Nadi : 82 x/i
Suhu : 36
Berat badan : 40 kg
Tinggi Badan : 150 kg
Keluhan fisik :
Klien mengeluh rasa sakit pada pungungnya karena ada luka bekas jatuh
kedalam sumur.
Ket :
: Laki-laki : Klien
: Perempuan : Orang terdekat
: Laki-laki meninggal : Tinggal serumah
7
: Perempuan meninggal
Klien adalah anak ke-2 dari 5 bersaudara, ibu klien sudah meninggal dan klien
sekarang sudah menikah. Orang yang tinggal serumah dengan klien adalah
suami dan ayah klien, tidak ada keluarga klien yang menderita penyakit
adalah rambutnya karean rambut klien sangat pendek dan keriting tidak sesuai
sekarang dikaruniai 2 orang anak laki-laki yang kembar, klien bekerja sebagai
kandung.
b. Klien juga berharap lingkungannya dapat menerima klien dengan baik.
c. Klien berharap penyakitnya bisa disembuhkan.
8
5. Harga Diri
a. Klien mengatakan malu terhadap dirinya sendiri karena klien tidak bisa
aktivitas sehari-hari.
b. Klien dianggap sebagai anak tiri, klien juga merasa tidak dianggap dalam
klien tampak selalu mengkritik dirinya sendiri, klien tampak tidak mau
c. Hubungan sosial
a. Klien mengatakan mempunyai hambatan dalam melakukan hubungan sosial
dengan orang lain dalam kehidupannya, klien mengatakan tidak merasa aman
jika berada diantara orang lain, klien merasa kesepian dan klien merasa
ditolak dalam keluargannya karena dianggap sebagai anak tiri, klien juga
tidak mempunyai teman dekat, klien tampak menarik diri, klien tampak sedih
d. Spiritual
1. Nilai dan Keyakinan, Klien mengatakan yakin dengan agama islam yang
dianutnya.
9
a. Klien mengatakan beragam islam dan klien mengerti tentang ajaran islam,
tetapi tidak klien shalat, klien mengatakan tidak merasa bersalah tidak
melakukuan shalat.
b. Klien mengatakan masyarakat disekitarnya menjauhi klien karena klien
waktu.
MK : Distres spiritual
e. Status Mental
1. Penampilan
a. Dari data observasi yang didapat, penampilan klien tidak rapi, rambut
klien juga mengatakan tidak mau mengganti bajunnya karena itu adalah
baju kesanyanyangannya.
c. Klien tampak tidak bisa berpakain dengan baik, sesuai dengan waktu,
2. Pembicaraan
10
a. Pada saat dilakukan pengkajian klien mengatak malas berbicara, klien
mengatakan lebih senang berdiam diri, klien tampak berbicara dengan pelan,
suara klien lambat dan klien juga tidak mampu untuk memulai pembicaraan.
b. Klien tampak sering mengalihkan pembicaraan yang ditanyakan.
MK : Hambatan Komunikasi
3. Aktivitas motorik
a. Pada saat pengkajian klien tampak lesu, sukar bergerak, dan malas untuk
bangun dari tempat tidur, klien juga mengatakan badannya tersa lemah, klien
sehari-hari.
b. Klien tampak gelisah(angitasi).
c. Klien terlihat gelisah (tik).
d. Gerakan otot muka klien selalu berubah jika ada hal yang membuat klien
4. Alam Perasaan
a. Klien mengatakan sedih jika bayangan-bayangan palsu itu muncul.
b. Klien mengatakan merasa takut dengan hal-hal sensasi palsu yang
mendengar suara-suara.
c. Klien mengatakan merasa kwatir dengan hal-hal sensasi palsu yang
mendengar suara-suara.
11
d. Dari data objektif yang didapati, klien tampak sedih, putus asa, dan klien
banyak menangis, serta klien cemas dengan suara-suara dan byangan dari
5. Afek
a. Afek klien datar, terlihat ada perubahan pada roman muka klien saat stimulus
sedih jika ada hal yang membuat klien sedih. Klien juga mengatakan sedih
tersinggung.
b. Pada saat klien berinteraksi dengan perawat kontak mata klien kurang, klien
orang lain, klien juga merasa bosan dalam menghabiskan waktunnya saat
diwawancarai.
c. Klien tampak selalu mempertahankan pendapatnya yang diaggap selalu benar.
d. Klien mengatakan kurang percaya diri saat diwawancarai oleh perawat.
MK : Isolasi Sosial
12
7. Perasepsi
a. Halusinasi pendengaran dan penglihatan.
b. Klien mengatakan sewaktu dirumah klien prnah mendengar bisikan-bisikan
klien untuk bunuh diri, dalam satu hari bayangan itu muncul sebanyak 3x,
yaitu saat siang hari, mgrib dan tengah malam, respon klien melihat bayangan
itu bias saja, karena bayangan tersebut sudah sering mendatangi klien,tetapi
sejak sudah di rawat di RSJ Prof. Dr. HB Saanin padang klien sudah jarang
ketujuan.
c. Pembicaraan klien tampak tidak tidak ada hubungannya antara satu kalimat
dialami klien.
13
MK :_Tidak ada masalah keperawatan
tidak).
c. Klien tidak mengalami stupor.
d. Klien dapat berorientasi pada waktu, tempat, dan orang lain.
11. Memori
a. Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, karean klien
kenyataannya).
MK :tidak ada masalah keperawatan
14
c. Contoh pilihan yang diberikan kepada klien untruk memilih mandi dulu
sebelum makan atau makan dulu baru mandi, klien memilih mandi dulu baru
makan.
gangguan jiwa.
b. BAB/BAK
1. BAB/BAK klien tidak ada masalah, bisa menggunakan toilet dengan
c. Mandi
1. Klien mengatakan mandi 2 x sehari, gosok gigi tidak ada, cuci rambut
d. Berpakaian
1. Klien tidak mampu memilih pakaian sendiri.
2. Penampilan klien tampak tidak rapi.
15
3. Klien jarang mengganti pakaiannya setelah mandi, karena klien kaian
berdoa.
3. Klien mengatakan aktivitas yang dilakukan klien sesudah bangun tidur
f. Penggunaan obat
a. Klien mengatakan frekuensi, jenis, cara, dosis dan waktu minum obat
klien diatur oleh perawat, klien patuh dalam teraphy minim obat.
b. Klien mengatakan tidak ada reaksi obat setelah klien minum obat.
MK : Tidak ada masalah keperawatan
g. Pemeliharaan kesehatan
a. Klien mengatakan untuk melakukan perawatan dan pengobatan lanjut,
16
d) Klien mampu mengatur kebutuhan biaya sehari-hari.
MK : Tidak ada masalah keperawatan
kebutuhannya sehari-hari.
b) Klien mengatakan tidak pernah berbelanja keluar rumah dengan jalan kaki,
7. Mekanisme Koping
a) Koping adaptif
1) Klien mampu mengendalikan diri dalam berbicara dengan ornag lain.
2) Klien mengatakan kurang mampu menyelesaiakn masalah sendiri,
lain.
MK ; Gangguan penyesuaian diri
Dari data yang didapat dari klien selama wawancara klien mengatakan di
lingkungan tempat tinggalnya klien pernah diejek oleh orang lain, klien
17
dianggap sebagai orang gila, dan di dalam keluargannya klien dianggap
sebagai anak tiri sehingga klien merasa tidak berguna didalam kelurganya.
MK : Harga diri rendah
9. Pengetahuan
Dari hasil data wawancara tentang penyakit jiwa klien mengatakan kurang
mengerti, karena klien mengagap bahwa dirinya tidak gila. Tentang faktor
mengganggap bahwa dirinnya sudah sembuh dan keluargannya juga tidak ada
yang mengontrol klien untuk minum obat, klien juga mengatakan kurang
mengerti tentang fungsi-fungsi obat tersebut, yang klien tau obat tersebut bias
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
18
masuk RSJ Prof Dr. HB pendengaran dan penglihatan
Saanin Padang klien pernah
mendengar bisikan-bisikan
yang mempengaruhi klien,
dan sering melihat
bayangan-bayangan yang
menyuruh klien untuk bunuh
diri.
Data Objektif :
- Klien tampak tertawa sendiri
dan menunjuk-nunjuk kearah
tertentu.
19
dengan orang lain.
Data Objektif :
1. Klien tampak tidak
mempunyai teman dekat.
2. Klien tampak menarik diri
atau selalu menyendiri.
3. Klien tampak sedih.
4. Kontak mata klien kurang.
5. Klien kurang menatap lawan
bicara.
6. Klien tampak suka
menunduk.
20
mengunjunginya.
2. Klien tampak selalu
mengkritik dirinya sendiri.
3. Klien tampak tidak mau
bergaul dengan orang lain.
21
-Klien tampak tidak bias
memulai pembicaraan.
22
Data Objektif :
-Klien tampak sedih.
-Klien pernah menjadi pelaku
kekerasan dalam rumah tangga
yaitu memukul anggota
keluarganya.
10 Data Subjektif :
-Klien mengatakan beragama
islam dan mengerti tentang
ajaran islam tapi klien tidak
melakukan shalat.
-Klien mengatakan tidak merasa
bersalah tidak melakukan shalat.
Data Objektif :
-Klien tampak biasa tidak
melaksanakan shalat.
Masalah Keperawatan
1. Isolasi Sosial
2. Harga Diri Rendah
23
3. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran dan penglihatan
4. Defisit Perawatan Diri
5. Hambatan Komunikasi
6. Intoleransi Aktifitas
7. Ketakutan
8. Gangguan proses keluarga
9. Gangguan penyesuain diri
10. Distres spiritual
Pohon Masalah
(Akibat) Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
Ketakutan
Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi Sosial
2. Harga Diri Rendah
3. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran dan penglihatan
4. Defisit Perawatan Diri
24
D. Rencana Keperawatan
orang lain secara bertahap kebiasaan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak
25. Tanyakan apa yang menyebabkan pasien
berinteraksi
tidak ingin berinteraksi dengan orang lain
26. Diskusikan keuntungan bila pasien
4
akrab dengan mereka keterampilan pasien dalam
27. Diskusikan kerugian bila pasien hanya
berkenalan dengan orang lain.
mengurung diri dan tidak bergaul dengan
orang lain
28. Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap
orang lain
31. Beri kesempatan pasien mempraktekan
keluarga
33. Bila pasien sudah menunjukan kemajuan
5
4 orang dan seterusnya
34. Beri pujian untuk setiap kemajuan
pasien
35. Siap mendengarkan ekspresi perasaan
mengingatkan interaksinya
36. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
-Setelah 11 x pertemuanSP 2 Pasien ( Tanggal 12 juli 2012 Mengetahui perkembangan
dengan orang lain secaraEvaluasi kegiatan yang lalu (SP 1) intervensi selanjutnya
Latih berhubungan sosial secara Menumbuhkan keterbiasaan
bertahap
dan motivasi untuk
6
Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien berinteraksi
Mendisiplinkan dan melaitih
orang lain
7
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama : Ny.Y
No MR : -
P : -Optimalkan
SP III
( Berkenalan
dengan 2 orang /
lebih )
-Tempat: Diteras
kamar
-Topik:
Berkenalan
dengan dua
orang lain/lebih
4
-Waktu: 11.00
Wib
2 Isolasi Sosial Kamis/12 -Mengevaluasi S : Klien Dewi
juli kegiatan harian mengatakan Lestari
2012/11.00 klien. klien mau
Wib berkenalan
-Memberikan dengan orang
kesempatan klien lain.
berkenalan
dengan 2 orang/ O : -Klien
lebih. tampak mulai
berinteraksi
-Memasukan -Klien tampak
dalam jadwal banyak diam.
harian klien
A : -Klien
kadang-kadang
disuruh dulu
baru mau
berkenalan
dengan orang
lain.
P : -Optimalkan
SP III
( Berkenalan
dengan 2 orang /
lebih )
-Tempat: Diteras
kamar
-Topik:
Berkenalan
dengan dua
orang lain/lebih
-Waktu: 11.00
Wib
3 Isolasi Sosial Jumat/13 -Mengevaluasi S : -Klien Dewi
juli kegiatan harian mengatakan Lestari
2012/12.30 klien. sudah bias
5
Wib berkenalan
-Memberikan dengan 2 orang
kesempatan klien atau lebih.
berkenalan
dengan 2 orang/ O : -Klien
lebih. mampu
berkenalan
-Memasukan dengan 2 orang
dalam jadwal atau lebih
harian klien. .
A : -Klien sudah
mampu
berkenalan
dengan 2 orang
atau lebih.
P : -Optimalkan
SP III
(Berkenalan
dengan 2 orang
atau lebih).
-Tempat :
Diteras
-Waktu : 11.00
Wib
4 Isolasi Sosial Sabtu/14 -Mengevaluasi S : -Klien Dewi
juli kegiatan harian mengatakan Lestari
2012/11.00 klien. sudah bias
Wib berkenalan
-Memberikan dengan 2 orang
kesempatan klien atau lebih.
berkenalan
dengan 2 orang/ O : -Klien
lebih. mampu
berkenalan
-Memasukan dengan 2 orang
dalam jadwal atau lebih.
harian klien A : -Klien sudah
mampu
6
berkenalan
dengan 2 orang
atau lebih.
P : -Optimalkan
SP III
(Berkenalan
dengan 2 orang
atau lebih).
-Tempat :
Diteras
-Waktu : 11.00
Wib
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
Pada pengkajian penulis menemukan kesenjangan antara teori dan
sosial,, sedangkan pada kasus core problem yang ditemukan adalah Isolasi
sosial dapat disi mpulkan core problem antara teori dan kasus tidak ada
perbedaan.
B. Saran
Semoga apa yang penulis tuangkan dalam studi kasus ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
keperawatan, yang dapat digunaka sebagai pedoman dalam pembuatan studi kasus
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Anna Kelliat, S.Kp, M.App.Sc. 2009, Penerbit Buku Kedokteran: EGC
Budi Anna Keliat.2001, Penerbit Buku Kedokteran: EGC
Fitria, nita. 2010. Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
8
Keliat, Budi anna. 2009. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC
Stuart, GW and Sundeen, SJ. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa.Edisi 3.Jakarta
:EGC.
Stuart, G.W & Sundeen, S.J, (2001). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan).