Vous êtes sur la page 1sur 22

PENGKAJIAN NIFAS

Profil Keluarga

a. Nama : identitas pasien


b. Alamat : untuk mengetahui kondisi geografis tempat tinggal pasien berkaitan dengan
kesulitan dalam mengakses sarana kesehatan dan melihat kemungkinan daerah
endemik terhadap suatu penyakit
c. Umur : terlalu muda kurang dari 20 tahun resiko dan gangguan parenting lebih tinggi
karena ibu belum siap secara psikologis ibu terlalu tua lebih dari 35 tahun
meningkatkan resiko perdarahan postpartum karena atonia uteri yang disebabkan
sudah melemahnya kemampuan kontraksi uterus karena sel-sel yang juga sudah
mengalami degenerasi
d. Status : tak kawin, akan memakan membuat bidan harus lebih intens dalam mengkaji
masalah psikologis klien kaitan dengan parenting problem yang mungkin akan timbul.
e. Orang yang bertanggung jawab yang membantu klien. Apabila hasil pengkajian
menunjukkan bukan suami yang menjadi penanggung jawab perawat harus mengkaji
lebih jauh untuk mengetahui penyebabnya karena hal ini bisa sebagai indikator
adanya gangguan dalam rumah tangga yang akan mengganggu psikis ibu apabila ibu
sudah terganggu psikisnya maka gangguan parenting bisa timbul dalam bentuk
lambatnya ibu dalam melewati fase fase perubahan psikologis post partum.
f. Pekerjaan sebagai refleksi penghasilan client yang bisa mendukung data status nutrisi
disamping itu pidanakan mengidentifikasi pekerjaan ibu dari beratnya untuk bisa
menghasilkan ibu dalam membatasi pekerjaannya kaitan dengan masa nifas dimana
organ reproduksi terutama uterus dan ligamen yang menyandang nya masih lemah
pekerjaan ibu mengharuskan meninggalkan bayi dalam waktu yang lama misalnya
dari pagi sampai sore tanpa ada kesempatan pulang maka bidan harus memberikan
alternapekerjaan sebagai refleksi penghasilan client yang bisa mendukung data status
nutrisi disamping itu pidanakan mengidentifikasi pekerjaan ibu dari beratnya untuk
bisa menghasilkan ibu dalam membatasi pekerjaannya kaitan dengan masa nifas
dimana organ reproduksi terutama uterus dan ligamen yang menyandang nya masih
lemah pekerjaan ibu mengharuskan meninggalkan bayi dalam waktu yang lama
misalnya dari pagi sampai sore tanpa ada kesempatan pulang maka bidan harus
memberikan alternatif pemecahan untuk mengatasi asi yang terbentuk karena tidak di
teteki selama ibu bekerjatif pemecahan untuk mengatasi asi yang terbentuk karena
tidak di teteki selama ibu bekerja

Keluhan utama : satu hal yang paling dirasakan pasien

Riwayat kesehatan :

a. Masa lalu : penyakit jantung hipertensi dm tbc pasien dengan riwayat penyakit
jantung dan hipertensi ada kemungkinan kambuh karena kehamilan dan masa post
partum hal ini terjadi karena adanya peningkatan beban tubuh karena kehamilan dan
kelelahan fisik karena postpartum.
b. Saat ini : penyakit jantung hipertensi dm tbc ibu post partum dengan penyakit jantung
akan dibatasi aktivitasnya untuk menyesuaikan dengan kemampuan jantung hipertensi
yang berarti meningkatnya tekanan pada pembuluh darah akan meningkatkan resiko
perdarahan postpartum karena pasca persalinan berarti terdapat arteri atau vena yang
terbuka pada daerah partum pada daerah tempat lepasnya plasenta di samping itu
dengan kondisi hipertensi maka manajemen dalam pengawasan the ktd menjadi lebih
intensif dalam hal diet di samping perlu makanan extra kaitan dengan kondisi
postpartum dan menyusui perlu dipertimbangkan juga diet untuk mengatasi hipertensi
nya demikian juga dengan dm pada ibu post partum dalam postpartum garena perlu
pemeriksaan gula darah dan pengaturan diet apabila dalam pengkajian ditemukan tbc
pada ibu yang perlu dilakukan adalah kuratif dan preventif ke bayinya.

Riwayat kehamilan :

a. Primi / multi
Primipara akan menunjukkan perawat untuk lebih mengkaji pengetahuan pasien
tentang perawatan post partum dan bayi karena itu baru pertama mengalami
persalinan dan mempunyai anak grande multipara akan beresiko terhadap perdarahan
karena relaksasi uterus yang terjadi karena kelemahan otot uterus.
b. Problemnya : hipertensi selama kehamilan hal ini akan mempengaruhi bonding secara
fisik pengawasan perdarahan juga harus lebih intens karena mempengaruhi bonding
secara fisik karena hipertensi biasanya masih pada ibu post partum gestational
diabetes atau diabetes yang muncul karena kehamilan akan memerlukan pemeriksaan
kadar gula darah dan pengelolaan diet khusus.
c. Kehamilan direncanakan atau tidak karena akan mempengaruhi proses bonding secara
psikologi

Riwayat persalinan :

- Lamanya persalinan (partus lama gangguan kontraksi sehingga timbul perdarahan)


- tipe persalinan : per vagina atau sc
- Analgesia yang digunakan( anestetik dalam basis banyak menurunkan kontraksi
uterus sehingga meningkatkan kemungkinan perdarahan postpartum)
- Adakah riwayat ketuban pecah dini selaput amnion yang sudah robek berarti tempat
masuknya kuman sehingga resiko infeksi infeksi post partum meningkat sehingga
mengukur suhu perlu dilakukan lebih sering karena indikator infeksi adalah
peningkatan suhu lebih dari 38 derajat celcius.

Data Infant

- Jenis kelamin ,berat badan lahir,kesulitan saat lahir (dilakukan resutitasi atau tidak
,apgar score). Untuk mengetahui status kesehatan bayi sehingga akant tepat dalam
menentukan intervensi untuk bayi,misal bayi dengan riwayat vacuum eksteraksi
,maka akan dilakukan pembatasan mobilisasi terlebih dahulu.
- Keberadaan sucking ,rooting dan swallowing reflek, dimana kondisi yang baik dari
ketiganya akan mendukung keberhasilan ibu menyusui.
- Kelainan kongenital ada atau tidak .Keberadaan kelainan kongenital bisa
mempengaruhi proses bonding sekaitan dengan sikkap penolakan ibu terhadap
kenyataan yang dihadapi.
- Rencana untuk diberi ASI apa formula.Bila ibu berencana menyusui anaknya maka
bayidianjurkan untuk menggunakan dot.Apabila terpaksa diberikan PASI terlebih
dahulu,hendaknya diberikan dengan cendok/cup. Dan segera dilakukan upaya untuk
mempercepat pengeluaran produksi ASI dengan menyususi dini dan menyiapkan
nutrisi dan cairan bagi ibu.
PENGKAJIAN POLA

Pola Eliminasi urine

- Sudak BAK belum dalam 8 jam 1 post partum


- Kalau sudah : Warna urine ,volume ,frekuensi,sering BAK pada beberapa hari
pertama post partum adalah normal .
- Kalau belum dikaji intake cairan ,palpasi supra pubik ,penuh apa tidak ditanya takut
BAK apa tidak

Pola Aktivitas

- Merasa terganggu atau tidak


- Kalau terganggu ,kaji sebabnya :takut?tidak tahu?malas,bila psikologi
problem,sesuaikan dengan fase ibu post partum menurut reve rubin.

Pola Makan

- Mau makan apa tidak


- Kalau mau berapa kali sehari ,porsi yang habis ,menu yang
dikonsumsi(protein,karbohidrat,lemak,sayur,buah,susu)
- Kalau tidak mau kajia apa sebabnya ,normalnya nafsu makan akan kembalisegera
setelah persalinan

Pola Istirahat dan Tidur

- Bisa tidur apa tidak,lamanya,hal yang menganggu,,istirahat pada siang hari cukup apa
tidak

Pola koping mekanisme

- Bagaiman a koping individu terhadap nyeri: meringis,memegangi perutnya


,membungkuk .Bagaimana koping ibu bila ibu tidak mengerti tentang
sesuatu,diam,bertanya pada perawat

Data sosial

- Dikaji orang yang mensuport ibu,dan hubungan ibu denga anggota keluarga yang lain
karena bila ada masalah dalam hal ini maka akan mempengaruhi tahap perubahan
peran ibu baik secara fisik maupun psikis .Apakah klien,suami atau keluarga yang
serumah ada yang perokok ,maksud pengkajian ini adalah untuk menghindarkan bayi
dan ibu menjadi perokok pasif

Data Budaya

- Dikaji budaya yang masih dianut yang bisamempengaruhi secara negatif pada ibu
post partum

Data Pengetahuan,dikaji pengetahuan ibu tentangf hal hal yang berkaitan dengan post
partum:

- Perawatan bayi
- Nutrisi ibu menyusui
- Perawatan payudara
- Senam Nifas
- Perawatan Perineum
- KB
- Teknik menyusui

PEMERIKSAAN FISIK

Penampilan umum:

- Untuk mengetahui penampilan umum ibu diminta untuk BAK dikamar kecil
kemudian dinilai kemampuan jalannya ,lemas apa tidak, cepat apa lambat .Observasi
juga respon kesakitan pada abdomen seperti meringis atau memegang perutnya
.Kerapian rambut dilihat ,disisir atau tidak, tampak kusut atau tidak.Observasi juga
cara berpakaian dan berias diri.

Vital sign

- TD:abnormal,bila 140/90 atau peningkatan 20 mmHg pada tekanan diastolik


- PB,RR,pulse: kaitkan dengan keadaan normal post partum.

Rambut

- Periksa rambut un tuk kekuatan dan kelembutan rambut.Defisiensi nutrisi


menyebabkan rambut menjadi kasar dan kusam .
- Rontok pada post partum dalam jumlah yang wajar adalah hal yang normal karena
selama hamil metabolisme meningkat sehingga pertumbuhan rambut menjadi
cepatdan matang pada saat yang bersamaan.pada saat post partum dimasna
metabolisme kembali normal level,rambut tersebut mengalami kerontokan.

Muka

- Adakah udema pada mata (Kelopak mata),khususnya dipagi hari karena ibu baru saja
tidur telentang semalama,tetapi pada ibu dengan riwayat hipertensi hal ini menjadi
tidak normal karena terjadi kelebihan cairan tubuh.hal ini juga sebagai tanda
hipertensi pasca persalinan.Cloasma gravidarum ada/tidak untuk dijelaskan kepada
ibu kapan akan menghilang, sehingga tidak menganggu gambaran diri ibu

Mata

- Conjungtiva: merah dan lembab konjungtiva yang pucat bisa karena kronik anemi
selama hamil,merah pada sklera karena perdarahan kapiler akibat mengejan saat
persalinan.

Leher

- Ada pembesaran kelenjar tyiroid apa tidak

Mamae

- Fisiologis:Mamae masih teraba lunak pada hari II dan II post partum,mulai keluar
kolostrum,hari III hangat dan berisi (Filling: mulai produksi ASI),hari IV keras ,
produksi ASI meningkat ,pembuluh darah terlihat.
- Patologis:Engorgement :Bengkak,panas,keras,sakit,
Putting : inverted/melesek ke dalam,lecet

Abdomen

- Inspeksi striae ,linea nigra linea alba ,kontur kulit.


- Peristaltik usus. Normal post partum,paristaltik kembali> dari 10 x/menit ,seperti
sebelum kehamilan
- Palpasi supra pubik untuk mendeteksi bladder distensi.bladder distensi akan
menganggu rasa nyaman pasien karena terasa nyeri tekan didaerah supra pubik dan
membuat kontraksi uterus tidak maksimal.
Uterus

- Palpas kontraksi i,tinggi fundus uterus ,dan letaknya center atau menyamping .Uterus
menyamping biasanya karena desakan blass yang penuh.blass yang penuh juga akan
menurunkan kontraksi uterus yang menurunkan terjadinya perdarahan.Apabila hal ini
terjadi maka urin harus dikeluarkan dengan kateter dan dilakukan fundal massage
,merangangsang daerah fundus uteri dengan tangan sampai teraba adanya peningkatan
tonus uterus.

Perineum

- Perineum: intack,ruptur,episiotomi:kaji kondisi luka (tanda tanda REEDA,jenis


episotomi

Lochea

- Lochea:Rubra,serosa,alba,jumlah:severe,moderete,light,bau,adanya bekuan

Rectum

- Hemoroid

Ekstremitas

- Kaji tanda trombo plebitis,terutama pada :Homans sign(+) bila betis diangkat keatas
dan pasien berespon sakit ,terdapat kemerahan,bengkak dan panas betis.

Data penunjang

- Hb,Ht, ibu dengan kateterisasi:Urin analisis.

MERUMUSKAN DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL

1. Masalah nyeri
Dikarenakan mungkin adanya oedema perineum,luka episiotomi atau
ketidaknyamanan otot-otot genetalia secara umum
2. Perubahan pola tidur
Sering bangun malam dikarenakan menyusui bayinya atau perawatan bayi
3. Masalah cemas,perawatan perineum,payudara,ASI eksklusif
Kurang pengetahuan tentang post partum ,perawatan perineum,payudara,ASI
eksklusif
4. Masalah KB,gizi,tannda bahaya , senam dan menyusui
Kurang pengetahuan tentang KB ,gizi ibu post partum,tanda bahaya pada masa
niifas,senam nifas dan cara menyusui
5. Koping Keluarga
Perubahan peran menjadi orang tua

MERUMUSKAN DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL

1. Gangguan pola eliminasi urine

Dihubungkan dengan dysuria atau retensi urin

2. Konstipasi

Dikarenakan takut adanya jahitan perineum atau nyeri

3. Gangguan hubungan seksual

Dikarenakan takut adanya jahitan perineum atau nyeri

4. Masalah infeksi

Dihubungkan dengan adanya jahitan perineum dan penurunan daya tahan tubuh

INTERVENSI

GANGGUAN RASA NYERI DAN KETIDAKNYAMANAN

Gangguan rasa nyeri dan ketidaknyamanan masa nifas banyak terjadi walaupun tanpa
komplikasi saat melahirkan Dan diharapkan dapat memberikan Asuhan terhadap
kemungkinan rasa nyeri dan ketidaknyamanan tersebut diantaranya:

1. After pain atau Keram pert

Aftar pine disebabkan karena adanya seorang serangkaian kontraksi dan relaksasi
yang terus menerus pada uterus lebih banyak terjadi pada wanita dengan varitas yang banyak
multi para dan wanita menyusui. cara yang efektif untuk mengurangi after pain adalah
dengan mengosongkan kandung kemih yang penuh membuat posisi uterus tidak normal
sehingga kontraksi uterus tidak optimal. ketika kandung kemih kosong ibu dapat tengkurap
dengan bantal di bawah perut hal ini akan menjaga kontraksi dan menghilangkan nyeri
beritahu ibu bahwa ketika ia tengkurap pertama kali ia akan merasa kram yang hebat sekitar 5
menit sebelum nyeri hilang. pada keadaan ini dapat juga diberikan Analgesik seperti
Parasetamol asam mefenamat Kodein atau Asetaminofen.

2. Pembengkakan payudara.

Pembengkakan payudara terjadi karena adanya gangguan antara akumulasi air


susu dan meningkatnya vaskularitas dan kongesti. Hal tersebut menyebabkan
penyumbatan pada saluran limfadan Vena terjadi padahari ketiga postpartum baik pada
ibu menyusui ataupun tidak dan berakhir kira kira 24 sampai 48 jam.

Tanda dan gejala: ibu merasa payudaranya bengkak, payudara mengalami distensi, kulit
payudara mengalami mengkilat dan merah, hangat jika disentuh, vena pada payudaradapat
terlihat, payudara menjadi nyeri, terasa keras dan penuh.

cara untuk mengurangi pembengkakan:

a. Bagi ibu menyusui.


- Menyusui sesering mungkin
- Menyusui setiap dua sampai tiga jam sekali secara teratur tanpa makanan tambahan
- Gunakan kedua payudara saat menyusui
- Gunakan air hangat pada payudara dengan menempelkan kain atau handuk yang
hangat pada payudara
- Jika ada pembengkakan pada areola atau jika payudara masih terasa penuh setelah
menyusui lakukan pengeluaran ASI secara manual
- Gunakan Bra yang kuat untuk menyangga payudara pastikan bahwa berat tidak
menekan payudara karena dapat menyebabkan penekanan lebih lanjut
- Letakkan kantong S pada payudara di antara waktu menyusuri untuk mengurangi
nyeri
- makanlah Parasetamol atau Asetaminofen untuk mengurangi rasa nyeri
b. Bagi ibu yang tidak menyusui
- Gunakan Bra yang kuat menyangga payudara dan pas dipakai
- Meletakkan kantong es pada payudara untuk mengurangi rasa nyeri dan menghalangi
aliran ASI
- Akinkan diri bahwa itu hanya terjadi selama 24 sampai 48 jam saja jangan memasase
payudara dan berikan sesuatu yang hangat pada payudara karena hal ini akan
meningkatkan produksi ASI
- Makanlah Parasetamol atau Asetaminofen untuk menghilangkan rasa nyeri

3. Nyeri Perineum

Nyeri pada Perineum dapat disebabkan karena Episiotomi atau laserasi atau karena
jahitan. sebelum memberikan Asuhan sebaiknya perawat mengkaji apakah nyeri yang
dialami ibu normal atau adanya komplikasi seperti hematom atau infeksi Asuhan yang
dapat diberikan untuk nyeri perineum yaitu:

a. Letakkan kantong es di daerah genital atau mengurangi rasa nyeri selama kurang lebih
20 menit, dua atau tiga kali sehari.
b. Melakukan warm sith bath yaitu duduk berendam dalam air hangat selama empat
sampai enam inci atau dalam air dingin yang telah diletakkan dalam mbak selama 30
menit, dua atau tiga kali sehari.
Perhatikan kebersihan bak mandi agar tidak terjadi infeksi (tidak dilakukan pada ibu
dengan jahitan di perineum).
c. Melakukan Kegel exercise untuk meningkatkan sirkulasi di daerah tersebut dan
membantu memulihkan tonus otot.Untukmelakukanhalinimisalkanotot perineum
sebagai elevator, ketikarileks elevator tersebutberada di lantai 1, secara perlahan
kontraksikan otot anda untuk mengangkatnya kelantai 2 3 dan 4 ketika sudah
mencapai lantai 4 tahan selama beberapa detik kemudian secara perlahan rileks
kembali gerakan ini dapat dilakukan kapan saja.
4. Konstipasi

Pada umumnya sebagian besar wanita akan buang air besar dalam waktu 3 hari pertama
setelah persalinan dan kemudian akan kembali kekebiasaan secara teratur. Namun ada
sebagianwanita yang mungkinakan menemui masalah konstipasi setelah melahirkan Hal ini
disebabkan karena mortilitas perutnya berkurang selama persalinan dan untuk sementara
waktu setelahnya jika mendapatkan obat anastesi selama persalinan yang juga dapat
mengurangi mortilitas perut atau juga karena merasa takut sakit dan merusak robekan atau
jahitan. Asuhan yang dapat dilakukan antaranya:

a. Meningkatkan jumlahc airan yang diminum.


b. Meningkatkan jumlah serat dalam makanan.
c. Mengkonsumsi buah-buahan.
d. Istirahat yang cukup
e. Biasakanbuang air besartepatwaktu.
f. Buang air besar pada saat pertama kali ada dorongan.
g. Berikan obat laksatif untuk melunakkan feses untuk konstipasi yang parah

5. Hemoroid
Selama kehamilan sebagian wanita mengalami perdarahan saat buang air besar
karena mereka cenderung memiliki masalah konstipasi dan juga adanya penekanan uterus
terhadap vena di dalam anus dan rektum. Pada saat melahirkan hemoroid bisa bertambah
parah atau sebagian wanita mendapatkan hemoroid baru karena tekanan kepala janin saat
dilahirkan dan upaya meneran ibu. Jika tidak menderita hemoroid sebelum kehamilan
makaakan hilang dalam beberapa minggu tetapi jika sudah menderita hemoroid sebelum
kehamilan makaakan bertambah baik sedikit dalam beberapa minggu tetapi tidak akan
hilang. Asuhan yang diberikan untuk mengurangi nyeri diantaranya:
a. Memperbaiki hemoroid yang keluar kedalam rektum.
b. Melakukan warm sith bath atau (duduk berendam air hangat) dalam 4-6 inch atau air
dingin dalam bakmandi selama kurang lebih 30 menit dua atau tiga kali sehari
pastikan kebersihan bak mandi.
c. Meletakkan kantong es pada daerah anus.
d. Berbaring miring kesamping.
e. Minum lebih banyak dan diet makanan berserat dan buah.
f. Memberikanobatsupositoria.

6. Diuresis
Selama kehamilan terjadi penyimpanan cairan tambahan untuk membantu
meningkatkan pertumbuhan bayi dan sebagai cadangan jika terjadi kehilangan darah pada
saat persalinan.Segera setelah melahirkan tubuh tidak lagi memerlukan cairan tersebut
sehingga tubuh membuang cairan ini melalui air kencing dan keringat.Oleh karena itu selama
minggu pertama setelah melahirkan dan paling banyak selama hari kedua sampai hari kelima
ibu akan sering buang air kecil dan berkeringat pada malam hari. Asuhan yang diberikan
pada keadaan ini yaitu:
a. Minumlah banyak cairan sedikitnya satu gelas setiap hari.
Menjaga kebersihan tubuh misalnya dengan mandi lebih sering dan gantilah pakaian
dan seprai sesering yang diperlukan agar tetap nyaman dan kering.]

MENGATASI INFEKSI
Infeksi Alat Genital
Ibu beresiko terjadi infeksi post partum karena adanya luka pada bekas pelepasan plasenta
laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada perineum dinding vagina dan service
infeksi post SC kemungkinan yang terjadi:
Penyebab infeksi seperti bakteri endogen dan bakteri eksogen
Faktor predisposisi seperti nutrisi yang buruk defisiensi zat besi persalinan lama ruptur
membran episiotomi dan SC
Gejala klini sendometritis tampak pada hari ketiga postpartum disertai dengan suhu
yang mencapai 39 derajat Celcius dan takikardi sakit kepala kadang juga terdapat
uterus yang lembek.

Managemen: Ibu harus diisolasi

Infeksi alat genital dapat dicegah dengan menjaga kebersihan di daerah vulva vagina dan
perineum.Pembalut harus diganti dengan teratur dan sering menghindari gesekan antara anus

dan vulva ketika mengangkat pembalut karena dapat mengangkat organisme dari anus
sehinggaengkontaminasi vulva dan perineum. Lepaskan pembalut dari depan ke belakang.

Infeksi Saluran Kencing

Infeksi ini dapat terjadi karena kurang menjaga kehersihan dan lebih sering terjadi jika
terdapat retensi urin, kurangnya intake cairan dan Iatihan. ibu dianjurkan untuk menjaga
kebersihan vulva, tidak menahan kencing, minum lebih banyak dan melakulan latihan dan
menghindari konstipasi.
Infeksi Saluran Pemafasan Atas

Perawat yang sedang flu berat seharusnya tidak dekat ibu dan bayi atau menggunakan masker
jika dekat ibu dan bayi sehingga tidak terjadi infeksi silang demikian juga dengan anggota
keluarga yang sedang sakit.

Infeksi Payudara

Infeksi payudara seperti mastitis dan abses dapat terjadi karena manajemen laktasi yang tidak
benar yang dapat menyebabkan trauma pada puting sehingga merupakan tempat masuknya
kuman patogen. Hal ini dapat di cegah dengan manajemen laktasi yang benar dan menyusui
bayinya on demand.

MENGATASI CEMAS

Peran bidan disini menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang bagaimana mengatasi rasa
cemas selama masa nifas :

1. Memperhatikan dan memberi ucapan selamat atas kehadiran bayinya yang dapat
memberikan perasaan senang pada ibu.
2. Dalam memberikan dukungan atau support bidan dapat melibatkan suami, keluarga
dan teman dalam merawat bayinya sehingga akan mengurangi beban ibu, dimana
akan tercipta hubungan baik antara ibu dan keluarga, ibu dengan bidan atau bidan
dengan keluarga.
3. Perawat dapat memberikan informasi atau konseling mengenai kebutuhan kebutuhan
ibu selama periode ini sehingga akan membangun kepercayaan diri ibu dalam
peranannya sebagai ibu.
4. Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam perannya sebagai
orang tua
5. Membantu dalam hubungan ibu dan bayinya serta penerimaan bayinya dalam
keluarga.
6. Perawat juga dapat berperan sebagai teman bagi ibu dan keluarga dalam memberikan
nasehat :
a. Bagi ibu
Ibu dianjurkan untuk mendidik dirinya. Bila ada sejarah depresi dalam
keluarga atau didiri anda sendiri maka anda beresiko mmengalami depresi
setelah melahirkan. Ketahuilah tanda-tandanya. Depresi dapat diobati.
Terimalah apa yang anda rasakan. Perubahan yang itba-tiba atau mood swings
merupakan ha! yang normal setelah melahirkan, demikian Sharon
Thomson,Ph. D seorang ahli Psikologi dijaringan CIGNA Behavioral Health
Ijinkan diri anda untuk berblcara mengenai perasaan-perasaan, baik yang
positif maupun yang negative.
Berterus teranglah. Dr. Thomson mengusulkan Mintalah pertolongan
sehubungan dengan bayl baru anda, tidak saja untuk haI-hal yang berslfat fisik
tetapi juga untuk dukungan emosional. Katakan Saya perlu lstirahat. Maukah
anda mengawasi bayiku?" Orang akan mudah menolong bila mereka tahu apa
yang anda butuhkan
b. Bagi Keluarga

Jadilah orang yang penuh perhatian. Dengarkanlah perasaan seorang ibu


tetapi jangan memperbaikinya. Katakan padanya anda menclntainya" kata Dr.
Thomson 7. Waspadai tanda-tanda depresi. Tanyakan pada ibu apa yang Ia rasakan
serta apakah ia bisa makan, dan tidur dengan nyaman.

MENJELASKAN TENTANG :

1. GIZI

Peran perawat disini menjelaskan pada lbu dan suaminya tentang gizi selama masa nifas .

a. Menkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.


b. Makan dengan diit berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin
yang cukup.
c. Minum 3 liter air tiap hari (anjurkan lbu untuk minum setiap kali menyusui)
d. Tablet zat besi harus diminum setidaknya selama 40 pasca bersalin bayinya.
e. Minum kapsul vitamin A ( 200.000 u ) agar blsa memberikan vitamin kepada
bayinya melalui ASInya.
2. KELUARGA BERENCANA

Peran perawat disini menjelaskan pada ibu dan suaminya tentana Keluarga
Benencana:

Idealnya pasangan harus menunggu sekurang kurangnya 2 tahun sebelum ibu


hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan
bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya. Namun, petugas
kesehata dapat mampu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan
kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya selama meneteki (amenore laktasi). Oleh karena itu
metode amenore laktasi ini dapat digunakan sebelum haid pertama kembali
untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko dengan menggunakan cara
ini adalah 2% kehamilan.
Penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman, terutana apabila ibu sudah haid lagi.
Sebelum menggunakan metode KB, ada beberapa hal yang harus dijelaskan
pada ibu antara lain, adalah:
a. Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektivitasnya.
b. Kelebihan dan kekurangannya.
c. Efek samping
d. Bagaimana menggunakan metode ini
e. Kapan metode ini dapat digunakan untuk wanita pasca salin yang
menyusui.
Jika seorang ibu atau pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baiknya
ibu/pasangan kunjungan ulang 2 minggu kemudian untuk mengetahui apakah
ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/pasangan ibu dan untuk mengetahui
apakah metode tersebut bekerja dengan baik.

3. TANDA BAHAYA.

Peran perawat disini menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang tanda bahaya selama
nifas:

Lelah dan sulit tidur.


Adanya tanda-tanda infeksi puerperalis, seperti demam.
Nyeri/panas saat BAK, nyeri abdomen
Sernbelit, haemoroid.
Sakit kepala terus menerus, nyeri ulu hati, dan oedem
Lochea berbau busuk, sangat banyak (lebih dari 2 pembalut dalam 1 jam) dan
dibarengi dengan nyeri abdomen.
Puting susu pecah dan mamae bengkak.
Sulit menyusui.
Rabun senja.
Oedem, sakit, panas pada tungkai

4. HUBUNGAN SEKSUAL
Peran perawat disini menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang hubungan seks
selama masa nifas:
a. Nasihatkan pasangan untuk tidak berhubungan seksual sampai luka
episiotomi sembuh, dan lochea telah berhenti biasanya diakhir minggu
ketiga.
b. Beberapa bentuk lubrikan yang larut dalam air, seperti jel K-Y sangat
diperlukan saat berhubungan seks untuk mencegah ketidaknyamanan
akibat vagina yang mungkin telah kering (kurang hormon)
c. Mengingatkan bahwa ibu bisa meneteskan ASI bersamaan dengan.
orgasme, karena pelepasan hormon oksitosin. Beberapa pasangan
menyatakan hal ini sebagai suatu kesenangan, yang lain memilih tetap
mengenakan bra. Menyusui bayi sebelum berhubungan seks bisa
mencegah menetesnya susu.
d. Ingatkan pula bahwa ibu bisa mengalami penurunan keinginan dalam
berhubungan seksual, karena terdapatnya perubahan hormon,
keletihan, ketidakpuasan penampilan dirinya, dan ketidaknyamanan
yang tidak menghilang (kadang-kadang berhubungan dengan luka
gejala membuat frustasi, khususnya bagi pasangan, dan pasangan
mungkin menemukan cara memecahkan masalah tersebut, serta
mendiskusikannya secara terbuka
e. Untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, nasehatkan
pasangan untuk memakai kontrasepsi ketika mereka memulai kembali
aktivitas seksual, meskipun siklus haid belum kembali,
f. Secara fisik aman untuk memulai hubungan seks antara suami istri
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua
jarinya ke dalam vagina tanpa nyeri, aman untuk memulai melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
g. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami
istri sampal masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau minggu
setelah persalinan. Keputusan bergantung pada pasangan yang
bersangkutan

5. SENAM NIFAS
Peran perawat disini menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang senam nifas selama
masa nifas
a. Ibu dianjurkan untuk memulai suatu latihan yang sederhana dl rumah sakit,
dan melanjutkan latihan di rumah. Latihan menolong dalam meningkatkan
tonus otot, mengurangi berat badan pascapartum, dan membantu mencegah
konstipasi. Beberapa institusi mempunyai brosur tentang latihan yang sesuai.
b. Memperkenalkan beberapa latihan yang umum digunakan.

Ada berbagai faktor yang menentukan kesiapan ibu untuk memulai senam postpartum, yaitu:

1. Tingkat kesegaran tubuhnya sebelum kelahiran


2. Apakah ibu mengalami persalinan yang lama dan sulit atau tidak.
3. Apakah bayinya mudah dilayani atau rewel dalam meminta asuhan.
4. Penyesuaian postpartum yang sulit oleh karena sesuatu sebab.
Latihan yang paling penting untuk dilakukan dalam beberapa minggu pertama
setelah melahirkan adalah beristirahat dan mengenal bayinya. Relaksasi dan tidur adalah
sangat penting. Semua wanita akan sembuh dari persalinannya dari waktu yang berbeda-
beda, ingatkan ibu agar bersikap ramah terhadap dirinya sendiri.
Lakukan senam nifas dua kali pada awalnya, dan semakin sering sesuai dimungkinkan
menjadi lima kali. Memberitahu ibu bahwa ibu bisa mengulangi urutannya dalam urutan
yang terbalik.
1. Fase Pertama : Hari-haripertama postpartum.
a. Senam Kegel.
Lakukan senam ini kapan saja dimana saja. Tidak ada orang yang tahu atau
melihat anda melakukannya. Lakukan sampai seratus kali dalam sehari. Untuk
mengontraksikan pasangan otot-otot ini, bayangkan bahwa anda sedang buang air
kecil dan lalu anda tiba-tibamenahannya di tengah-tengah, itulah ototnya. Atau
bayangkan bahwa dasar panggul merupakan sebuah elevator, secara perlahan anda
menjalankannya sampai lantai 2 lalu kemudian ke lantai 3 dan seterusnya, dan
kemudian balik turun secara perlahan. Begitulah cara melatih otot-otot tersebut.
Dengan menggunakan visualisasi dan berkonsentrasi pada otot, angkat dan tarik
masuk, tekan dan tahan, kemudian secara perlahan turunkan dan lepaskan.
b. Pengencangan abdomen pada penghembusan nafas.
Berbaringlah dan berbaring miring, lutut dibengkokkan, tangan di bagian perut.
Pada saat menghembuskan nafas, tariklah otot abdomen ke dalam hingga paru-
pau terasa kosong. Hitung sebanyak tiga kali hitungan yang panjang, kemudian
lepaskan. Hiruplah perlahan, dalam-dalam, sambil merasakan abdomen naik.
c. Memiringkan panggul.
Berbaringlah dengan lutut dibengkokkan. Putarlah panggul dengan jalan
meratakan punggung bagian bawah sampai ke lantai, dengan meniadakan bagian
yang berongga. Kontraksikan otot-otot abdomen pada waktu menghembuskan
nafas dan kencangkan pantat. Biarkan panggul miring naik ke atas. Tahan selama
3 hitungan panjang, kemudian lepaskan.
d. Lingkaran pergelangan kaki.
Dengan kaki dinaikkan atau telapak kaki di atas lutut. Bengkokkan pergelangan
kaki sedapat mungkin, jari kaki mendongkak ke atas, kemudian menunjuk ke
bawah sambil melekukkan kaki. Kemudian lakukan gerakan pergelangan kaki
yang melingkar besar, perlahan, mula-mula dalam satu arah kemudian ke arah
sebaliknya.
2. Fase Kedua : Tambahkan senam ini bila terasa nyaman (biasanya pada hari 2-7)
a. Bahu berputar dan lengan terentang.
Selagi anda duduk, angkat lengan sampai setinggi bahu, siku dibengkokkan,
tangan di atas bahu. Putarlah kedua arah. Kemudian angkat kedua lengan tinggi-
tinggi di atas kepala, secara bergantian angkat salah satunya lebih tinggi dari yang
lain (seakan sedang memetik buah apel dari pohon). Latihan ini juga bisa
dilakukan sambil berdiri.
b. Merentang.
Berbaringlah dengan kaki diangkat sedikit di atas bangku pendek, pinggir ranjang
atau meja kopi. Kontraksikan dinding abdomen dan pantat secara perlahan
naikkan pinggul menjauh dari lantai hingga tubuh dan kaki berada dalam satu
garis lurus. Jangan bengkokkan punggung. Ingat untuk bernafas.
Variasi : Lakukan senam yang sama dengan lutut dibengkokkan dan kaki berada
di lantai.
Kemajuan : Satu lutut dibengkokkkan dengan yang lainnya diluruskan dalam satu
garis lurus dengan paha, jangan lebih tinggi, hembuskan nafas sambil mengangkat
kaki.
c. Meluncurkan kaki.
Berbaringlah, lutut dibengkokkan. Pangggul diangkat untuk meniadakan rongga
dalam panggul kecil. Sambil menahan agar punggung tetap rata, luncurkan telapak
kaki hilir mudik diatas ranjang. Bergantian dari kaki yang satu ke yang lain.
3. Fase Ketiga : Tambahkan latihan berikut ini bila sudah terasa nyaman (biasanya
setelah minngu pertama)
a. Melengkungkan badan.
Berbaringlah, lutut dibengkokkan. Panggul dimiringkan ke depan. Tangan
bersilang pada perut, berpegang pada sisi masing-masing. Tarik dagu ke dada.
Buang nafas, lipat ke depan (kurang lebih 8 inci atau 45). Tahan posisi ini sambil
bernafas. Secara perlahan kembali ke posisi awal.
b. Melengkungkan bentuk diagonal.
Merupakan suatu variasi lain, terutama jika ada pemisahan otot rectum. Sama
seperti posisi melengkung pada latihan sebelumnya, namun melengkung ke depan,
angkat posisi miring, dengan tangan direntangkan ke arah lutut.

6. PERAWATAN PERINEUM

Peran perawat di sini menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang perawatan perineum
selama masa nifas:

a. Anjurkan Ibu agar tidak menggunakan tampon pasca partum karena resikoinfeksi.
Pembalut perineum biasanya digunakan hendaknya cukup bersih, dapat
menyerap dengan baik. Pembalut yang diletakkan pada celana pada umumnya
darah dapat bergeser saat ibu berjalan dan dapat menyebabkan kontaminasi dari
daerah anus ke area episiotomi dan vagina yang terbuka. Sehingga fiksasi
pembalut sangat diperlukan misalnya dengan pemakaian kain sebagai kawat yang
difiksasi dengan tali pada abdomen ataujenis pembalut yang berperekat. Banyak
ibu muda yang tidak pernah mempunyai pengalaman menemui kendala sehingga
ini memerlukan bantuan saat pertama kali mengenakannya(beberapa institusi
bahkan menggunakan celana berlubang sempit yang menjaga pembalut tetap di
tempatnya).
b. Jelaskan perkembangan perubahan locheadari rubra ke serosa sehingga berubah
ke locheaalba.
c. Anjurkan ibu untuk menyimpan dan melaporkan bekuan darah yang berlebihan
serta pembalut yang terpenuhi oleh darah dengan banyak.Ibu juga harus
melaporkan bila ada kegagalan perubahan lochea dari bentuk rubra ke serosa atau
kembali ke rubra dari serosa
d. Ajari Ibu cara mengganti pembalut setiap kali berkemih atau defekasi dan setelah
mandi pancuran atau berendam duduk.
e. Ibu dapat menggunakan kompres segera mungkin dengan sarung tangan atau
dengan menggunakan bungkus es untuk mencegah edema dalam 2 x 24 jam
pertamapostpartum.
f. Ajari ibu untuk menggunakan botol perineum yang diisi dengan air hangat atau
setelah setiap berkemih untuk mencuci perineum.
g. Ajari pentingnya mengelap dari arah depan (meatus urinariun) ke arah belakang
(daerah anus) untuk mencegah kontaminasi ke arah episiotomi yang berasal dari
daerah anus.
h. Ajari langkah-langkah untuk memberikan rasa nyaman pada area hemoroid.
i. Jelaskan pentingnya mengosongkan kandung kemih secara cukup bantu ibu yang
mengalami kesulitan dengan memperhatikan privasi menyarankannya untuk
menyiramkan air hangat di atas perineum menganjurkan untuk ambulasi serta
menguraikan teknik visualisasi identifikasi gejala ISPA Jelaskan pentingnya
asupan cairan yang adekuat sedikitnya 2000 mili setiap hari.

7. PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI


Terdiri dari upaya menjaga kebersihan bayi, menyusui, perawatan tali pusat dan
pemberian imunisasi. Tindakan kita sebagai tenaga kesehatan adalah memberi
penjelasan menganjurkan Ibu.
1. Menjaga kebersihan bayi
a. Memandikan bayi
Peran Seorang perawat di sini adalah memberi penjelasan dan memperagakan
bagaimana cara memandikan bayi.
Tujuan dari memandikan bayi adalah untuk menjaga kebersihan, memberikan rasa
segar dan memberikan rangsangan pada kulit. Yang harus diperhatikan pada saat
memandikan bayi adalah
a. Mencegah kedinginan
b. Mencegah masuknya air kedalam mulut hidung dan telinga
c. Memperhatikan adanya lecet pada pantat,lipatan-lipatan kulit (ketiak bayi,
lipatan paha dan punggung bayi

Perlengkapan yang dibutuhkan saat memandikan bayi

a. Ember sedang berisi air hangar kaku


b. Sabun bayi pada tempatnya
c. Handuk dan waslap
d. Pakaian bayi lengkap
b. Memberi pakaian pada bayi
Bahan pakaian yang digunakan oleh bayi hendaknya yang lembut dan mudah
menyerap keringat
c. Personal Hygine pada bayi
Setiap kali bang air kecil dan besar, bersihkan bagian perinealnya dengan air dan
sabun, serta keringkan dengan baik, kotoran bayi dapet menyebabkan infeksi
sehingga harus dibersihkan.
2. Menyusui
a. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi sesering mungkin sesuai dengan
keinginan bayi dan kebutuhan ibu
b. Biasanya bayi baru meminta minum atau lapar setiap 2 sampai 3 jam
c. Pastikan bayi menyusui paling tidak setiap 4 jam
d. Berikan ASI saja jangan diberi susu formula air gula atau makanan lain,
karena akan membuat hisapan bayi melemah yang akan mengakibatkan
produksi ASI berkurang. Makanan padat menimbulkan alergi dan gangguan
pencernaan. Berikan ASI saja sampai bayi berumur 4 sampai 6 bulan.
3. Perawatan tali pusat
a. Sampai tali pusat kering dan lepas di daerah ini dapat terjadi infeksi sehingga
harus dijaga agar bersih dan kering.
b. Ibu Harus mencuci sekitar tali pusat setiap hari dengan sabun dan air
c. Beritahu ibu untuk lapor ke bidan di lab tali pusat berbau ada kemerahan di
sekitarnya atau mengeluarkan cairan
d. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi yang memberikan kalori dan gizi
yang diperlukan bayi untuk 4 bulan pertama sehingga bayi mendapatkan
kenaikan berat badan secara normal, karena semua gizi didapat sesuai dengan
kebutuhan bayi mudah untuk dicerna memberikan perlindungan yang penting
dari infeksi.Juga segar, bersih dan siap diminum.
e. Bayi ke samping atau terlentang (jangan pakai bantal).
4. Imunisasi
Satu bulanpertama beri bayi imunisasi BCG untuk mencegah penyakit Tuberkulosa,
vaksin polio secara oral dan vaksin hepatitis B. Karena imunisasi penting untuk
perlindungan bayi terhadap infeksi atau penyakit.Bayi Anda memerlukan imunisasi
sepanjang kehidupan. Imunisasi berikutnya akan diberikan dengan tenggang waktu 1
bulan.Jangan lupa membawa bayi ke klinik untuk mendapat ikan suntikan yang
penting ini. Menjelaskan pada ibu bahwa lebih banyak resiko bila tidak diimunisasi
dibandingkan yang ditimbulkan oleh imunisasi.

Vous aimerez peut-être aussi