Vous êtes sur la page 1sur 48

-1-

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK


DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional
dalam rangka mewujudkan visi misi Presiden dan implementasi Nawa Cita
yang kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, mengamanatkan Dana
Alokasi Khusus (DAK) sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi daerah
dalam pelaksanaan desentralisasi, diantaranya untuk meningkatkan
pembangunan kesehatan, sehingga Pemerintah baik Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang
merata, terjangkau dan berkualitas.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
pada Pasal 298 ayat (7) menyebutkan belanja DAK diprioritaskan untuk
mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk kegiatan Non Fisik.
Tahun 2018 Pemerintah mengalokasikan anggaran DAK Bidang Kesehatan
sebesar Rp................,- (.................) terdiri dari DAK Fisik sebesar
Rp...............,-, (................) dan DAK Non Fisik sebesar Rp...............,-
(.............). Dengan meningkatnya anggaran DAK Bidang Kesehatan Tahun
2018 untuk kegiatan fisik dan Non Fisik, diharapkan dapat mendukung
pembangunan kesehatan di daerah yang sinergis dengan prioritas nasional.
Pengalokasan DAK Bidang Kesehatan ini tidak untuk mengambil alih
tanggungjawab pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembiayaan
pembangunan kesehatan di daerah sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
-2-

Dalam konsep pembangunan nasional, Kementerian Kesehatan


bertanggungjawab melaksanakan Program Indonesia Sehat yang bertujuan
untuk; 1) meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang dalam lingkungan hidup yang sehat agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya perilaku
hidup sehat sehingga terwujudnya bangsa yang mandiri, maju dan sejahtera;
2) terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Pelaksanaan program Indonesia Sehat ini memerlukan kerangka regulasi
dan kebijakan pembiayaan pembangunan kesehatan yang komprehensif
antar pemerintahan dan antar pelaku pembangunan kesehatan.
Mempertimbangkan tanggungjawab pengelolaan DAK Bidang Kesehatan
berada di tangan Bupati/Walikota yang secara teknis dilaksanakan oleh
Kepala Dinas Kesehatan dan atau Direktur Rumah Sakit Daerah, maka
Kementerian Kesehatan menyiapkan pilihan kegiatan yang perlu dilakukan
agar tujuan pembangunan kesehatan secara nasional dapat tercapai. Untuk
itu, prinsip-prinsip tatakelola yang baik (good governance) yakni transparan,
efektif, efisien, akuntabel dan tidak duplikasi dengan sumber pembiayaan
lainnya harus menjadi perhatian dan dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh oleh para pelaksana pembangunan kesehatan di daerah.
Petunjuk Teknis merupakan pedoman penggunaan DAK Non Fisik Bidang
Kesehatan Tahun 2018 yang berisi penjelasan rinci kegiatan pemanfaatan
DAK Non Fisik Bidang Kesehatan yang meliputi
1. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK);
2. Jaminan Persalinan (Jampersal);
3. Akreditasi Puskesmas
4. Akreditasi Rumah Sakit
5. Akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mendukung daerah dalam penyediaan dana pembangunan bidang
kesehatan untuk mencapai target prioritas nasional bidang kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mendukung upaya kesehatan bersifat promotif dan preventif;
-3-

b. Mendukung terlaksananya Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan


Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Kabupaten/Kota yang
merupakan kegiatan promotif dan preventif;
c. Mendukung terlaksananya akreditasi Puskesmas di daerah;
d. Mendukung terlaksananya akreditasi RS di daerah;
e. Mendukung terlaksananya akreditasi Labkesda di daerah;
f. Mendukung terlaksananya pengelolaan obat dan vaksin di Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota sesuai standar.

C. SASARAN
1. Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, beserta UPT- nya;
2. Rumah Sakit Daerah.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2018 dipergunakan
untuk:
1. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
2. Jaminan Persalinan (Jampersal)
3. Akreditasi Puskesmas
4. Akreditasi Rumah Sakit
5. Akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda)

E. KEBIJAKAN OPERASIONAL
DAK Bidang Kesehatan adalah dana yang dialokasikan dalam APBN
kepada daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan yang
merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas nasional. Untuk bisa
mengimplementasikan dengan baik, maka diperlukan kebijakan operasional
yang meliputi:
1. Kebijakan Umum
a. Pemerintah Daerah berkewajiban mengalokasikan dana untuk
kesehatan sebesar minimal 10% dari APBD sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
khususnya kegiatan yang langsung menyentuh kepentingan
masyarakat.
b. DAK Bidang Kesehatan bukan dana utama dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di daerah, sehingga daerah dituntut lebih
kreatif serta inovatif dalam memadukan semua potensi yang ada untuk
-4-

pembangunan kesehatan dan mengupayakan dengan sungguh-


sungguh pemenuhan anggaran pembangunan kesehatan melalui
operasional Puskesmas.
c. Dinas Kesehatan Provinsi sebagai koordinator dalam perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring evaluasi DAK Bidang Kesehatan. Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan RS di Provinsi/Kabupaten/Kota yang
mendapatkan DAK Bidang Kesehatan wajib berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan Provinsi.
d. Kepala Daerah dapat menetapkan peraturan kepala daerah terkait
standar biaya pelaksanaan kegiatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan.
e. Dalam pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh DAK Bidang Kesehatan
tidak boleh duplikasi dengan sumber pembiayaan APBN, APBD
maupun pembiayaan lainnya.
f. Kegiatan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) DAK harus
mengacu kepada Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Non Fisik Bidang
Kesehatan Tahun Anggaran 2018. Pemilihan kegiatan sesuai dengan
prioritas dan permasalahan di masing-masing daerah yang
diselaraskan dengan prioritas kegiatan dalam rangka mencapai
prioritas nasional bidang kesehatan.
g. Untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan, sesuai dengan pasal
11 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
pengelolaan keuangan daerah, maka Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dapat mengusulkan kepada Bupati/Walikota untuk
melimpahkan wewenang KPA kepada kepala Puskesmas dalam
pelaksanaan BOK di lapangan.
h. Daerah tidak diperkenankan melakukan pengalihan atau pergeseran
anggaran dan kegiatan diantara DAK Non Fisik.
i. Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan DAK Bidang
Kesehatan mengikuti ketentuan yang telah diatur Kementerian
Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri.

2. Kebijakan Khusus
a. Akreditasi Puskesmas dan Rumah Sakit
Akreditasi Puskesmas dan rumah sakit diarahkan untuk pemenuhan
target prioritas nasional sesuai target RPJMN 2015-2019.
-5-

b. Akreditasi Labkesda
Akreditasi Labkesda diarahkan untuk memenuhi ketentuan akreditasi
di dalam Permenkes No. 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.
-6-

BAB II
MANAJEMEN PELAKSANAAN
DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK BIDANG KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2018

A. PERENCANAAN
Kepala Daerah yang menerima DAK Non Fisik Tahun 2018 dan Kepala
SKPD yang melaksanakan perlu melakukan sinkronisasi antara rencana
kegiatan dengan dokumen perencanaan pusat dan daerah.
1. DAK Non Fisik Bidang Kesehatan digunakan untuk mencapai target
prioritas nasional sesuai RKP 2018 dan RKPD 2018.
2. Rencana penggunaan mulai bulan Januari sampai dengan Desember
2018 yang dituangkan dalam rencana kegiatan yang rinci setiap bulan.
3. Penggunaan DAK Non Fisik sinergis antar sumber daya yang tersedia.

B. PENGELOLAAN
Pengelolaan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan:
1. Akreditasi Puskesmas disalurkan melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
2. Akreditasi rumah sakit disalurkan melalui rumah sakit.
3. Akreditasi Labkesda disalurkan melalui Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kepemilikannya.

C. PEMANTAUAN DAN EVALUASI


1. Ruang Lingkup Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi DAK Non Fisik mencakup kinerja program dan
kinerja keuangan. Lingkup pemantauan dan evaluasi meliputi:
a. Kesesuaian antara kegiatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan dengan
usulan kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD).
b. Kesesuaian pemanfaatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan dalam
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
(DPA-SKPD) dengan petunjuk teknis dan pelaksanaan di lapangan.
c. Realisasi waktu pelaksanaan, lokasi, dan sasaran pelaksanaan dengan
perencanaan.
-7-

d. Evaluasi pencapaian kegiatan DAK Non Fisik berdasarkan input,


proses, output.
e. Evaluasi pencapaian target Program Prioritas Nasional Bidang
Kesehatan sesuai dengan target unit teknis, RKP 2018 dan Renstra
Kemenkes 2015 2019.

2. Pelaksana Pemantauan dan Evaluasi


a. Pemantauan dan evaluasi DAK Non Fisik dilakukan oleh organisasi
pelaksana dan atau tim koordinasi di tingkat pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota sesuai dengan petunjuk teknis dalam Surat Edaran
Bersama (SEB) Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas, Menteri
Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Tahun 2008 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi
Pemanfaatan DAK.
b. Pemantauan dan evaluasi capaian indikator program dilakukan secara
terpadu di setiap jenjang administrasi. Puskesmas/Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota/Provinsi mempunyai kewajiban untuk
menyampaikan laporan kinerja program dengan menggunakan format
yang ada sesuai ketentuan yang berlaku.

D. PELAPORAN
1. Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi
a. Pengiriman laporan secara berjenjang sesuai dengan format dan waktu
yang telah ditetapkan (Bagan 1: Alur Pelaporan Triwulan di Tingkat
Kabupaten/Kota; Bagan 2: Alur Pelaporan Triwulan di Tingkat
Provinsi). Pelaksanaan pemantauan realisasi keuangan dan fisik DAK
Non Fisik (Akreditasi) menggunakan format laporan sesuai Surat
Edaran Bersama (SEB) Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas, Menteri
Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Tahun 2008 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi
Pemanfaatan DAK.
b. Format laporan realisasi penggunaan DAK Non Fisik bidang kesehatan
triwulanan Akreditasi Puskesmas, rumah sakit dan Labkesda
menggunakan contoh Formulir terlampir yang di isi melalui aplikasi
e-monev Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.
c. Review atas laporan yang diterima secara berjenjang. Review perlu
dilakukan untuk mencermati laporan yang telah masuk dan melihat
-8-

kembali perkembangan pelaksanaan DAK Non Fisik di lapangan.


Review dilakukan oleh forum koordinasi di masing-masing tingkat
pemerintahan. Hasil dari review menjadi dasar untuk memberikan
umpan balik kepada daerah.

2. Pelaksana Pelaporan
a. Kepala SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Direktur Rumah
Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota melaporkan pelaksanaan kegiatan
DAK Non Fisik Bidang Kesehatan meliputi jenis kegiatan, lokasi
kegiatan, realisasi keuangan dan realisasi fisik kepada Dinas
Kesehatan Provinsi, paling lambat 7 hari setelah triwulan selesai
(pelaporan bulan Maret, Juni, September, Desember).
b. Dinas Kesehatan Provinsi melakukan kompilasi laporan pelaksanaan
DAK Non Fisik Bidang Kesehatan di wilayah kerjanya, kemudian hasil
kompilasi meliputi jenis kegiatan, lokasi kegiatan, realisasi keuangan
dan realisasi fisik tersebut dilaporkan kepada Menteri Kesehatan
melalui Sekretaris Jenderal up. Kepala Biro Perencanaan dan
Anggaran paling lambat 14 hari setelah triwulan selesai (Maret, Juni,
September, Desember) Laporan tersebut ditembuskan ke Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan up. Kepala Bagian Program dan
Informasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (untuk
DAK Non Fisik Akreditasi Puskesmas, Akreditasi Rumah Sakit, dan
Akreditasi Labkesda).
c. Kepatuhan daerah dalam menyampaikan laporan triwulanan dijadikan
pertimbangan dalam pengalokasian DAK Non Fisik tahun berikutnya
sesuai peraturan perundang-undangan.

3. Jenis Pelaporan
Laporan dari kegiatan pemantauan teknis pelaksanaan DAK Non Fisik
Bidang Kesehatan terdiri:
a. Laporan triwulan yang memuat jenis kegiatan, lokasi kegiatan,
realisasi keuangan, realisasi fisik dan permasalahan dalam
pelaksanaan DAK Non Fisik, yang disampaikan selambat-lambatnya 7
hari setelah akhir triwulan berakhir.
b. Laporan penyerapan DAK Non Fisik disampaikan kepada Menteri
Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
-9-

Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah


yang berlaku.
c. Laporan tahunan DAK Non Fisik yang memuat hasil kinerja satu tahun
meliputi: realisasi keuangan, realisasi fisik, capaian program,
disampaikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Menteri
Kesehatan (melalui Sekretaris Jenderal) pada minggu ketiga bulan
Januari tahun berikutnya.
d. Khusus Akreditasi Puskesmas, rumah sakit dan Labkesda selain
menyerahkan laporan diatas sesuai point a,b dan c dalam bentuk
hardcopy, serta mengisi aplikasi e-monev Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan.

4. Kepala Daerah menyampaikan laporan triwulan yang memuat


pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran DAK Non Fisik kepada:
a. Menteri Kesehatan
b. Menteri Dalam Negeri
c. Menteri Keuangan

5. Alur Pelaporan
a. Pelaksanaan di Puskesmas
Kepala Puskesmas menyampaikan laporan rutin bulanan capaian
program kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap tanggal 5
bulan berikutnya.
b. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota
1) Kepala SKPD menyampaikan laporan triwulan kepada Sekretaris
Daerah dan selanjutnya Sekretaris Daerah melakukan kompilasi
laporan SKPD. Bupati/Walikota menyampaikan kompilasi laporan
SKPD kepada Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Teknis (Menteri Kesehatan).
2) Kepala SKPD (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit
Kabupaten/Kota) menyampaikan laporan triwulan kepada Dinas
Kesehatan Provinsi dan selanjutnya Dinas Kesehatan Provinsi
menyampaikan kompilasi laporan pelaksanaan DAK Non Fisik
Bidang Kesehatan di kabupaten/kota kepada Menteri Kesehatan
melalui Sekretaris Jenderal up. Kepala Biro Perencanaan dan
Anggaran. Laporan tersebut ditembuskan ke Ditjen Pelayanan
Kesehatan (untuk DAK Non Fisik Akreditasi Puskesmas dan
- 10 -

Akreditasi Rumah Sakit), Ditjen Kesehatan Masyarakat, Ditjen


Kefarmasian dan Alkes dan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (untuk DAK Non Fisik BOK) serta Ditjen Kesehatan
Masyarakat (untuk DAK Non Fisik Jampersal).
3) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyampaikan laporan
rutin bulanan capaian program kepada Dinas Kesehatan Provinsi,
setiap tanggal 10 bulan berikutnya.
c. Pelaksanaan di Provinsi
1) Kepala SKPD menyampaikan laporan triwulan kepada Sekretaris
Daerah dan selanjutnya Sekretaris Daerah melakukan kompilasi
laporan SKPD. Gubernur menyampaikan kompilasi laporan SKPD
kepada Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Teknis (Menteri Kesehatan).
2) Kepala SKPD (Dinas Kesehatan Provinsi dan Rumah Sakit Provinsi)
menyampaikan laporan triwulan kepada Dinas Kesehatan Provinsi
dan selanjutnya Dinas Kesehatan Provinsi menyampaikan
kompilasi laporan pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan di provinsi
kepada Menteri Kesehatan melalui Sekretaris Jenderal up. Kepala
Biro Perencanaan dan Anggaran. Laporan tersebut ditembuskan ke
Ditjen Pelayanan Kesehatan (untuk DAK Non Fisik Akreditasi
Puskesmas dan Akreditasi Rumah Sakit), Ditjen Kesehatan
Masyarakat, Ditjen Kefarmasian dan Alkes dan Ditjen Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit (untuk DAK Non Fisik BOK) serta Ditjen
Kesehatan Masyarakat (untuk DAK Non Fisik Jampersal).
3) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi menyampaikan laporan rutin
bulanan capaian program kepada Kementerian Kesehatan, setiap
tanggal 15 bulan berikutnya.
- 11 -

Bagan 1. Alur Pelaporan Triwulan di Tingkat Kabupaten/Kota

MENTERI
SKPD SEKDA BUPATI/ KEUANGAN
KAB/KOTA WALIKOTA

MENTERI
DALAM
NEGERI

DINAS
KESEHATAN MENTERI
PROVINSI KESEHATAN

Ket :
: laporan langsung
SEB
: laporan langsung

Bagan 2. Alur Pelaporan Triwulan di Tingkat Provinsi


- 12 -

BAB III
DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK BIDANG KESEHATAN

A. AKREDITASI PUSKESMAS
Menu DAK Non Fisik Akreditasi Tahun Anggaran 2018 terdiri dari:
1. Persiapan akreditasi
2. Survei Akreditasi
3. Persiapan dan Survei
Pengusulan survei akreditasi pada menu 2 (dua) dan 3 (tiga) tidak
diperbolehkan diajukan pada tahun yang sama dengan usulan
rehabilitasi/renovasi/pembangunan baru, dibuktikan dengan surat
pernyataan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Kabupaten/Kota untuk kegiatan
Akreditasi Puskesmas Tahun Angggaran 2018 sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
a. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengusulkan kegiatan DAK
Nonfisik Akreditasi Puskesmas kepada Dirjen Pelayanan Kesehatan
cq. Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan melalui Dinas
Kesehatan Provinsi dibuktikan dengan surat usulan yang
ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b. Direkomendasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi untuk mendapatkan
alokasi DAK Non Fisik Akreditasi Puskesmas yang dibuktikan dengan
surat rekomendasi Dinas Kesehatan Provinsi yang ditandatangani oleh
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
c. Pola pembiayaan pendampingan dan survei akreditasi mengikuti
standar biaya yang tercantum pada juknis ini.
d. Adanya Roadmap pelaksanaan akreditasi Puskesmas tahun 2015
2019 yang harus memperhatikan rencana usulan DAK Fisik, terutama
pada menu rehabilitasi/renovasi/pembangunan baru.
e. Persyaratan Puskesmas yang diusulkan survei tahun 2018 :
1) Puskesmas sudah teregistasi di Pusdatin
2) Puskesmas telah memiliki ijin penyelenggaraan
- 13 -

3) Puskesmas memiliki dokter tetap


4) Kepala Puskesmas memenuhi syarat sesuai Permenkes 75/2014
f. Perubahan lokus Puskesmas dari Roadmap yang sudah ditetapkan
dapat dilakukan dengan ketentuan:
1) Kecamatan yang diusulkan sudah memiliki Puskesmas
tersertifikasi akreditasi, maka bisa dialihkan ke Kecamatan yang
belum memiliki Puskesmas tersertifikasi akreditasi.
2) Kecamatan yang diusulkan sudah memiliki Puskesmas yang
tersertifikasi akreditasi, maka bisa dialihkan ke Puskesmas yang
berada di daerah terpencil/sangat terpencil/perbatasan,
dibuktikan dengan SK Penetapan Bupati/Walikota walaupun di
Kecamatan tersebut sudah memiliki Puskesmas tersertifikasi
akreditasi
g. Kabupaten/kota yang mengusulkan survei akreditasi Puskesmas
diutamakan pada Puskesmas yang telah menyelesaikan
pendampingan pada tahun sebelumnya.
h. Alokasi Anggaran DAK Non Fisik Akreditasi Puskesmas Tahun
Anggaran 2018 dapat digunakan untuk ATK (Alat Tulis Kantor),
penggadaan dan pencetakan (Foto Copy) dokumen akreditasi
Puskesmas sesuai dengan kebutuhan dan dapat
dipertanggungjawabkan.

2. Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh kabupaten/kota untuk
Akreditasi Puskesmas, sebagai berikut:
a. Menu Persiapan Akreditasi Puskesmas
Terdiri dari :
1) Kegiatan Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi
Puskesmas
a) Peserta:
(1) Kepala Puskesmas
(2) Kepala TU
(3) Penanggung Jawab Pokja Administrasi dan Manajemen
(4) Penanggung Jawab Pokja Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM):
(5) Penanggung Jawab UKM Esensial
(6) Penanggung Jawab UKM Pengembangan
- 14 -

(7) Penanggung Jawab Pokja Upaya Kesehatan Perorangan


(UKP) ditambah:
Dokter umum/Dokter Gigi
Penanggung Jawab UGD
Penanggung Jawab Rawat Inap
Penanggung Jawab KIA/Poned
Petugas Laboratorium
Petugas Kefarmasian
(8) Ketua Tim Mutu
b) Peserta bersedia membagikan ilmu yang didapat selama
workshop kepada karyawan Puskesmas lainnya.
2) Kegiatan Pendampingan Akreditasi Puskesmas
a) Adanya pola perencanaan pendampingan (jadwal dan PoA)
akreditasi pada Puskesmas yang diusulkan untuk di akreditasi.
b) Adanya telaahan yang memuat penjelasan, pemetaan dan
analisa Puskesmas yang akan di akreditasi pada tahun 2019.
c) Adanya pernyataan dari kepala daerah untuk tidak melakukan
mutasi bagi tenaga terlatih pendamping kabupaten/kota
selama minimal 2 (dua) tahun.
d) Diutamakan pada Puskesmas yang telah diusulkan untuk
akreditasi sesuai roadmap ke pemerintah pusat.
e) Adanya tim pendamping akreditasi Puskesmas sesuai kriteria
yang tercantum di Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik, dan Tempat Praktik Mandiri
dokter dan dokter gigi, dibuktikan dengan SK Kadinkes.
Diutamakan bagi kabupaten/kota yang sudah memiliki tenaga
pendamping bersertifikat Pendamping Akreditasi FKTP.
b. Menu Survei Akreditasi Puskesmas
1) Adanya surat pernyataan dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota tentang Puskesmas yang akan diusulkan survei
pada tahun 2018.
2) Adanya jadwal bulanan pelaksanaan survei akreditasi Puskesmas
berdasarkan roadmap akreditasi tahun 2018.
c. Menu Persiapan dan Survei Akreditasi Puskesmas
1) Adanya surat pernyataan dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota tentang Puskesmas yang akan diusulkan
diakreditasi pada tahun 2018.
- 15 -

2) Adanya Plan of Action (PoA)/pola perencanaan pendampingan bagi


Puskesmas yang disiapkan untuk diakreditasi pada tahun 2018.
3) Adanya pernyataan dari kepala daerah untuk tidak melakukan
mutasi bagi tenaga terlatih pendamping kabupaten/kota selama
minimal 3 tahun.
4) Adanya tim pendamping akreditasi Puskesmas sesuai kriteria yang
tercantum di Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik, dan Tempat Praktik Mandiri dokter dan dokter
gigi, dibuktikan dengan SK Kadinkes. Diutamakan bagi
kabupaten/kota yang sudah memiliki tenaga pendamping
bersertifikat Pendamping Akreditasi FKTP
5) Adanya jadwal bulanan pelaksanaan survei akreditasi Puskesmas
berdasarkan roadmap survei akreditasi tahun 2018.
6) Diutamakan pada Puskesmas yang telah diusulkan untuk
akreditasi sesuai roadmap tahun 2018 ke pemerintah pusat.

URUTAN PRIORITAS MENU


DAK NON FISIK AKREDITASI PUSKESMAS
TAHUN ANGGARAN 2018
MENU URUTAN PRIORITAS
1. Persiapan akreditasi Puskesmas
a) Kegiatan Workshop Pendukung 4
Implementasi Akreditasi Puskesmas
b) Kegiatan Pendampingan Akreditasi 3
Puskesmas
2. Survei Akreditasi Puskesmas
Akreditasi pertama / perdana 2
3. Persiapan dan survei akreditasi 1
Puskesmas pada lokus dan tahun yang
sama

Untuk Penjabaran/Penjelasan Menu Akreditasi Puskesmas Tahun Anggaran


2018 sebagai berikut :
1. Persiapan Akreditasi Puskesmas
Menu ini boleh diambil jika Kab/Kota mampu menyelesaikan target menu
nomor 3 (tiga), dan dengan ketentuan lokus Puskesmas harus berbeda
dengan lokus menu nomor 3 (tiga).
2. Survei Akreditasi Puskesmas
- 16 -

Menu ini diperuntukan hanya untuk Survei Perdana Puskesmas di Tahun


2018.
3. Persiapan dan Survei akreditasi Puskesmas pada lokus yang sama
Menu ini khusus diperuntukan bagi Puskesmas yang kegiatan persiapan
dan surveinya dilaksanakan pada lokus Puskesmas yang sama pada
periode tahun yang sama pada tahun 2018, dan lokusnya harus berbeda
dengan lokus menu 1 (satu) dan menu 2 (dua).
Adapun penjelasan masing-masing menu tersebut diatas sebagai berikut.
1. Persiapan Akreditasi Puskesmas
Persiapan akreditasi Puskesmas dipergunakan untuk kegiatan workshop
pendukung implementasi akreditasi dan pendampingan akreditasi
Puskesmas sampai dengan Puskesmas siap disurvei akreditasi termasuk
pendampingan pasca survei akreditasi.
Kegiatan yang termasuk dalam menu persiapan Akreditasi Puskesmas
sebagai berikut:
a. Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman Kepala Puskesmas dan para staf Puskesmas terhadap
Audit Internal dan Tinjauan Manajemen serta Keselamatan Pasien.
Kegiatan ini dilaksanakan masing-masing oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota bagi Puskesmas dengan narasumber yang kompeten
di bidang mutu dan akreditasi FKTP. Narasumber kompeten adalah
Pelatih pendamping (TOT) akreditasi FKTP, Surveior akreditasi FKTP,
Pendamping akreditasi FKTP yang terlatih akreditasi FKTP dan memiliki
sertifikat pelatihan, Kementerian Kesehatan, dan Unsur dari Dinas
Kesehatan Provinsi yang memiliki sertifikat terkait akreditasi FKTP yang
dikeluarkan oleh institusi yang berwenang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Kegiatan Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas
terdiri dari:
1) Workshop Audit Internal dan Tinjauan Manajemen
2) Workshop Keselamatan Pasien
Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum
pada juknis ini. Rincian kegiatan Workshop Pendukung Implementasi
Akreditasi Puskesmas sebagai berikut:
- 17 -

Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
1. Workshop Dinas - Penyampaian Belanja bahan:
Pelaksanaan Kesehatan materi - ATK &
Audit Internal Kab/Kota dilaksanakan penggandaan
dan Tinjauan selama 3 hari - Perlengkapan
Manajemen efektif peserta
- Untuk Belanja jasa profesi:
Puskesmas yang - Honor
sulit Narasumber (15
transportasi jam dengan
dapat narasumber
menggunakan minimal 2 orang)
anggaran Rp. 900.000/Jam
perjadin selama - Honor Moderator
5 hari, 3 hari (1 orang @ KL)
materi, 1 hari Rp. 700.000 /KL
kedatangan dan
1 hari Belanja perjadin
kepulangan) biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber

Belanja perjadin
paket meeting dalam
kota:
- Uang harian
- Transport lokal
peserta
- Paket meeting
fullday
2. Workshop Dinas - Penyampaian Belanja bahan:
Keselamatan Kesehatan materi - ATK &
Pasien Kab/Kota dilaksanakan Penggandaan
selama 2 hari - Perlengkapan
efektif peserta

- Untuk Belanja jasa profesi:


Puskesmas yang - Honor
sulit Narasumber (10
transportasi jam dengan
dapat narasumber
menggunakan minimal 2 orang)
anggaran Rp. 900.000/Jam
perjadin selama - Honor Moderator
4 hari (2 hari (1 orang @ KL) Rp.
materi,1 hari 700.000
kedatangan dan
1 hari Belanja perjadin
kepulangan) biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber

Belanja perjadin
paket meeting dalam
kota:
- 18 -

Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
- Uang harian
- Transport lokal
peserta
- Paket meeting
fullday

b. Pendampingi Akreditasi Puskesmas


Pendampingan akreditasi Puskesmas dilaksanakan oleh tim
pendamping terlatih akreditasi Puskesmas/FKTP yang dibentuk oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan anggota yang berasal dari
jajaran fungsional atau struktural Dinas Kesehatan dan/atau pihak
ketiga yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan kegiatan pendampingan memerlukan waktu kurang lebih
6 s.d 8 bulan. Bagi kabupaten/kota yang mengusulkan menu
pendampingan akreditasi Puskesmas harus mempertimbangkan
waktu pelaksanaan kegiatan, sehingga tidak melewati waktu
penggunaan anggaran.
Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum
pada juknis ini. Rincian kegiatan Pendampingan Akreditasi Puskesmas
sebagai berikut:
Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
1 Workshop Dilakukan Dilaksanakan 1 Belanja bahan:
Penggalang pada hari, jumlah - ATK dan
an Puskesmas peserta penggandaan
Komitmen yang menyesuaikan - Konsumsi rapat
(Disesuaikan
diusulkan
dengan SBM
akreditasi, dan APBN tahun 2018)
dilaksanakan
oleh tim Belanja jasa
pendamping profesi:
yang telah Honor tim
tersertifikasi pendamping (1 tim
pelatihan terdiri dari 3 orang
pendamping @ 4 jam dengan
akreditasi besaran honor
yang sesuai dengan
ditetapkan aturan APBD
dengan SK kab/kota tahun
Kepala Dinas 2018
Kesehatan
- 19 -

Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
Kabupaten/Ko Belanja perjadin
ta biasa
(disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018)
untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
2. Workshop Dilakukan Dilaksanakan 2 Belanja bahan:
Pemahaman pada hari, jumlah - ATK dan
Standar dan Puskesmas peserta penggandaan
Instrumen yang menyesuaikan - Konsumsi rapat
(Disesuaikan
Akreditasi diusulkan
dengan SBM
akreditasi, dan APBN tahun 2018)
dilaksanakan
oleh tim Belanja jasa
pendamping profesi:
yang telah Honor tim
tersertifikasi pendamping (1 tim
pelatihan terdiri dari 3 orang
pendamping @ 4 jam dengan
akreditasi besaran honor
yang sesuai dengan
ditetapkan aturan APBD
dengan SK kab/kota tahun
Kepala Dinas 2018
Kesehatan
Kabupaten/Ko Belanja perjadin
ta biasa:
(disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018)
untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
3. Pendamping Dilakukan Dilaksanakan 2 Belanja bahan:
an Self pada hari, jumlah - ATK dan
Assessment Puskesmas peserta penggandaan
dan yang menyesuaikan - Konsumsi rapat
(Disesuaikan
Penyusuna diusulkan
dengan SBM
n PoA akreditasi, dan APBN tahun 2018)
Akreditasi dilaksanakan
di oleh tim Belanja jasa
Puskesmas pendamping profesi:
yang telah
- 20 -

Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
tersertifikasi Honor tim
pelatihan pendamping (1 tim
pendamping terdiri dari 3 orang
akreditasi @ 4 jam dengan
yang besaran honor
ditetapkan sesuai dengan
dengan SK aturan APBD
Kepala Dinas kab/kota tahun
Kesehatan 2018
Kabupaten/Ko
ta Belanja perjadin
biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018)
untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
4. Pendamping Dilakukan Dilaksanakan Belanja bahan:
an pada 3-5 kali @ 2 hari, - ATK dan
Penyusuna Puskesmas jumlah peserta penggandaan
n Dokumen yang menyesuaikan - Konsumsi rapat
(Disesuaikan
diusulkan
dengan SBM
akreditasi, dan APBN tahun 2018)
dilaksanakan
oleh tim Belanja jasa
pendamping profesi :
yang telah Honor tim
tersertifikasi pendamping (1 tim
pelatihan terdiri dari 3 orang
pendamping @ 4 jam dengan
akreditasi besaran honor
yang sesuai dengan
ditetapkan aturan APBD
dengan SK kab/kota tahun
Kepala Dinas 2018
Kesehatan
Kabupaten/Ko Belanja perjadin
ta biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018)
untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
5. Pendamping Dilakukan Dilaksanakan 4 Belanja bahan:
an pada kali, @ 2 hari,
- 21 -

Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
Implementa Puskesmas dalam 3-4 bulan, - ATK dan
si Dokumen yang jumlah peserta penggandaan
diusulkan menyesuaikan - Konsumsi rapat
(Disesuaikan
akreditasi, dan
dengan SBM
dilaksanakan APBN tahun 2018)
oleh tim
pendamping Belanja jasa
yang telah profesi:
tersertifikasi Honor tim
pelatihan pendamping (1 tim
pendamping terdiri dari 3 orang
akreditasi @ 4 jam dengan
yang besaran honor
ditetapkan sesuai dengan
dengan SK aturan APBD
Kepala Dinas kab/kota tahun
Kesehatan 2018
Kabupaten/Ko
ta Belanja perjadin
biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018)
untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
6. Penilaian Dilakukan Dilaksanakan 1 Belanja bahan:
Pra pada kali @ 2 hari, - ATK dan
Akreditasi Puskesmas jumlah peserta penggandaan
yang menyesuaikan - Konsumsi rapat
(Disesuaikan
diusulkan
dengan SBM
survei, dan APBN tahun 2018)
dilaksanakan
oleh tim Belanja jasa
pendamping profesi:
yang telah - Honor tim
tersertifikasi pendamping (1
pelatihan tim terdiri dari
pendamping 3 orang @ 4
akreditasi jam), @Rp
yang 900.000/jam
ditetapkan (Besaran honor
dengan SK perjam sesuai
Kepala Dinas honorarium
Kesehatan narasumber
Kabupaten/Ko eselon III
ta kebawah/yang
disetarakan
- 22 -

Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
sesuai SBM
APBN Tahun
2018)

Belanja perjadin
biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018)
untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
7. Pendamping Dilakukan Dilaksanakan Belanja bahan:
an Pasca pada minimal 2x per - ATK dan
Akreditasi Puskesmas tahun dan penggandaan
yang telah maksimal 4x per - Konsumsi rapat
(Disesuaikan
tersertifikasi tahun setiap
dengan SBM
akreditasi oleh Puskesmas @ 2 APBN tahun 2018)
Tim hari
Pendamping Belanja jasa
yang telah profesi:
terserfikasi Honor tim
pelatihan pendamping (1 tim
pendamping terdiri dari 3 orang
akreditasi @ 4 jam dengan
yang besaran honor
ditetapkan sesuai dengan
dengan SK aturan APBD
Kepala Dinas kab/kota tahun
Kesehatan 2018
Kabupaten/Ko
ta Belanja perjadin
biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018)
untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)

2. Survei Akreditasi Puskesmas


Survei Akreditasi diperuntukan khusus pada Puskesmas yang sudah siap
untuk disurvei akreditasi. Survei akreditasi merupakan kegiatan
penilaian untuk mengukur tingkat kesesuaian terhadap standar
akreditasi yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Proses penilaian
- 23 -

tersebut dilakukan oleh tim surveior yang ditetapkan oleh lembaga


independen penyelenggara akreditasi FKTP yang diberi kewenangan oleh
Kementerian Kesehatan sebagai penyelenggara akreditasi FKTP.
Komponen belanja survei akreditasi Puskesmas mengikuti Standar Biaya
Masukan APBN Tahun 2018 yang tercantum dalam juknis ini.
Menu Survei Akreditasi Puskesmas pada DAK T.A 2018 hanya
diperuntukkan bagi Puskesmas yang mengajukan Survei Perdana di
Tahun 2018.
Survei akreditasi perdana Puskesmas merupakan kegiatan penilaian
untuk mengukur tingkat kesesuaian terhadap standar akreditasi yang
ditetapkan Kementerian Kesehatan pada Puskesmas yang belum pernah
terakreditasi/ baru pertama kali akreditasi.
Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum pada
juknis ini. Rincian kegiatan survei akreditasi perdana Puskesmas sebagai
berikut :
Lokasi Komponen
No Kegiatan Rincian
Kegiatan Belanja
1 Survei Puskesmas Dilaksanakan 5 hari Belanja Bahan:
Akreditasi yang (termasuk - ATK dan
Perdana diusulkan kedatangan dan penggandaan
Puskesma akreditasi kepulangan surveior - Konsumsi
s untuk ke lokasi) yang terdiri (Disesuaikan
pertama dari 3 hari survei dengan SBM
kalinya dan 2 hari APBN tahun
2018)
kedatangan dan
kepulangan.
Belanja jasa
profesi:
Apabila lokasi di
- Honor surveior
daerah selama 3 hari
Terpencil/Sangat survei per
Terpencil jumlah orang per hari
hari kedatangan dan minimal 4 jam,
kepulangan dapat @Rp
lebih panjang. 900.000/jam
(Besaran honor
perjam sesuai
Keseluruhan hari honorarium
yang dibutuhkan narasumber
oleh surveior eselon III
(kedatangan kebawah/yang
kepulangan dan disetarakan
survei) ditanggung sesuai SBM
APBN Tahun
biayanya oleh Dinas
2018)
Kesehatan
Kabupaten/Kota, Belanja perjadin
yang terdiri dari : dalam kota:
- Biaya transport
surveior (dari
- 24 -

Lokasi Komponen
No Kegiatan Rincian
Kegiatan Belanja
tempat asal Transport lokal
surveior, selama (untuk tim
survei dan pulang pendamping)
kembali ke tempat
Belanja
asal)
- Biaya penginapan perjalanan dinas
- Uang harian biasa:
- Honor - Uang harian
surveior selama
3 hari survei
ditambah
dengan hari
kedatangan
dan hari
kepulangan
- Transport
surveior
dianggarkan
minimal
dengan
menggunakan
pesawat antar
bandara
ibukota
provinsi real
cost (termasuk
alokasi untuk
pesawat, kapal
laut dan
kendaraan
disesuaikan
dengan Standar
Biaya Masukan
APBN tahun
2018, apabila
besaran
transport tidak
terdapat dalam
Standar Biaya
Masukan APBN
maka dapat
disesuaikan
dengan Standar
Biaya APBD)
- Penginapan
surveior

3. Persiapan dan Survei Akreditasi Puskesmas pada lokus dan tahun yang
sama.
Menu ini khusus diperuntukan bagi Puskesmas yang kegiatan persiapkan
dan surveinya dilaksanakan pada lokus Puskesmas yang sama pada
periode tahun yang sama.
Adapun kegiatan yang masuk dalam Persiapan dan Survei Akreditasi
Puskesmas pada lokus yang sama.
- 25 -

a. Persiapan Akreditasi Puskesmas


Persiapan akreditasi Puskesmas terdiri dari kegiatan Workshop
pendukung implementasi akreditasi Puskesmas dan pendampingan
akreditasi Puskesmas.
1) Kegiatan Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi
Puskesmas.
Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas terdiri
dari:
a) Workshop Audit Internal dan Tinjauan Manajemen
b) Workshop Keselamatan Pasien

Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum


pada juknis ini. Rincian kegiatan Workshop Pendukung
Implementasi Akreditasi Puskesmas sebagai berikut:
Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
1. Workshop Dinas - Penyampaian Belanja bahan:
Pelaksanaan Kesehatan materi - ATK &
Audit Kab/Kota dilaksanakan penggandaan
Internal dan selama 3 hari - Perlengkapan
Tinjauan efektif peserta
Manajemen
- Untuk Puskesmas Belanja jasa profesi:
yang sulit - Honor
transportasi dapat Narasumber (15
menggunakan jam dengan
anggaran perjadin narasumber
selama 5 hari, 3 minimal 2 orang)
hari materi, 1 hari Rp. 900.000/Jam
kedatangan dan 1
hari kepulangan) - Honor Moderator
(1 orang @ KL)
Rp. 700.000 /KL

Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber

Belanja perjadin
paket meeting dalam
kota:
- Uang harian
- Transport lokal
peserta
- Paket meeting
fullday
2. Workshop Dinas - Penyampaian Belanja bahan:
Keselamatan Kesehatan materi - ATK &
- 26 -

Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
Pasien Kab/Kota dilaksanakan Penggandaan
selama 2 hari - Perlengkapan
efektif peserta

- Untuk Puskesmas Belanja jasa profesi:


yang sulit
transportasi dapat - Honor
menggunakan Narasumber (10
anggaran perjadin jam dengan
selama 4 hari (2 narasumber
hari materi,1 hari minimal 2 orang)
kedatangan dan 1 Rp. 900.000/Jam
hari kepulangan)
- Honor Moderator
(1 orang @ KL)
Rp. 700.000

Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber

Belanja perjadin
paket meeting dalam
kota:
- Uang harian
- Transport lokal
peserta
- Paket meeting
fullday

2) Pendampingan Akreditasi Puskesmas


Kegiatan Pendampingan Akreditasi Puskesmas terdiri dari:
a) Workshop penggalangan komitmen
b) Workshop pemahaman standar dan instrumen akreditasi
c) Pendampingan self assessment dan penyusunan PoA akreditasi
Puskesmas
d) Pendampingan penyusunan dokumen
e) Pendampingan implementasi dokumen
f) Penilaian pra akreditasi
Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum
pada juknis ini. Rincian kegiatan Workshop Pendukung
Implementasi Akreditasi Puskesmas sebagai berikut:
- 27 -

Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
1. Workshop Dilakukan Dilaksanakan 1 Belanja bahan:
Penggalan pada hari, jumlah - ATK dan
gan Puskesmas peserta penggandaan
Komitmen yang menyesuaikan - Konsumsi rapat
(Disesuaikan
diusulkan
dengan SBM APBN
akreditasi, dan tahun 2018)
dilaksanakan
oleh tim Belanja jasa profesi:
pendamping Honor tim
yang telah pendamping (1 tim
tersertifikasi terdiri dari 3 orang
pelatihan @ 4 jam dengan
pendamping besaran honor
akreditasi sesuai dengan
yang aturan APBD
ditetapkan kab/kota tahun
dengan SK 2018
Kepala Dinas
Kesehatan Belanja perjadin
Kabupaten/Ko biasa
ta (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018) untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
2. Workshop Dilakukan Dilaksanakan 2 Belanja bahan:
Pemahama pada hari, jumlah - ATK dan
n Standar Puskesmas peserta penggandaan
dan yang menyesuaikan - Konsumsi rapat
(Disesuaikan
Instrumen diusulkan
dengan SBM APBN
Akreditasi akreditasi, dan tahun 2018)
dilaksanakan
oleh tim Belanja jasa profesi:
pendamping Honor tim
yang telah pendamping (1 tim
tersertifikasi terdiri dari 3 orang
pelatihan @ 4 jam dengan
pendamping besaran honor
akreditasi sesuai dengan
yang aturan APBD
ditetapkan kab/kota tahun
dengan SK 2018
Kepala Dinas
Kesehatan Belanja perjadin
Kabupaten/Ko biasa: (disesuaikan
ta dengan SBM APBN
Tahun 2018) untuk:
- 28 -

Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
3. Pendampi Dilakukan Dilaksanakan 2 Belanja bahan:
ngan Self pada hari, jumlah - ATK dan
Assessmen Puskesmas peserta penggandaan
t dan yang menyesuaikan - Konsumsi rapat
(Disesuaikan
Penyusuna diusulkan
dengan SBM APBN
n PoA akreditasi, dan tahun 2018)
Akreditasi dilaksanakan
di oleh tim Belanja jasa profesi:
Puskesma pendamping Honor tim
s yang telah pendamping (1 tim
tersertifikasi terdiri dari 3 orang
pelatihan @ 4 jam dengan
pendamping besaran honor
akreditasi sesuai dengan
yang aturan APBD
ditetapkan kab/kota tahun
dengan SK 2018
Kepala Dinas
Kesehatan Belanja perjadin
Kabupaten/Ko biasa (disesuaikan
ta dengan SBM APBN
Tahun 2018) untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
4. Pendampi Dilakukan Dilaksanakan Belanja bahan:
ngan pada 3-5 kali @ 2 hari, - ATK dan
Penyusuna Puskesmas jumlah peserta penggandaan
n yang menyesuaikan - Konsumsi rapat
(Disesuaikan
Dokumen diusulkan
dengan SBM APBN
akreditasi, dan tahun 2018)
dilaksanakan
oleh tim Belanja jasa profesi
pendamping :
yang telah Honor tim
tersertifikasi pendamping (1 tim
pelatihan terdiri dari 3 orang
pendamping @ 4 jam dengan
akreditasi besaran honor
yang sesuai dengan
ditetapkan aturan APBD
dengan SK kab/kota tahun
Kepala Dinas 2018
Kesehatan
- 29 -

Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
Kabupaten/Ko Belanja perjadin
ta biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018) untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
5. Pendampi Dilakukan Dilaksanakan 4 Belanja bahan:
ngan pada kali, @ 2 hari, - ATK dan
Implement Puskesmas dalam 3-4 bulan, penggandaan
asi yang jumlah peserta - Konsumsi rapat
(Disesuaikan
Dokumen diusulkan menyesuaikan
dengan SBM APBN
akreditasi, dan tahun 2018)
dilaksanakan
oleh tim Belanja jasa profesi:
pendamping Honor tim
yang telah pendamping (1 tim
tersertifikasi terdiri dari 3 orang
pelatihan @ 4 jam dengan
pendamping besaran honor
akreditasi sesuai dengan
yang aturan APBD
ditetapkan kab/kota tahun
dengan SK 2018
Kepala Dinas
Kesehatan Belanja perjadin
Kabupaten/Ko biasa (disesuaikan
ta dengan SBM APBN
Tahun 2018) untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
6. Penilaian Dilakukan Dilaksanakan 1 Belanja bahan:
Pra pada kali @ 2 hari, - ATK dan
Akreditasi Puskesmas jumlah peserta penggandaan
yang menyesuaikan - Konsumsi rapat
(Disesuaikan
diusulkan
dengan SBM APBN
survei, dan tahun 2018)
dilaksanakan
oleh tim Belanja jasa profesi:
pendamping - Honor tim
yang telah pendamping (1
tersertifikasi tim terdiri dari 3
pelatihan orang @ 4 jam,
pendamping @Rp
akreditasi 900.000/jam)
yang
- 30 -

Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
ditetapkan (Besaran honor
dengan SK perjam sesuai
Kepala Dinas honorarium
Kesehatan narasumber
Kabupaten/Ko eselon III
ta kebawah/yang
disetarakan
sesuai SBM
APBN Tahun
2018)

Belanja perjadin
biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018) untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)

b. Survei Akreditasi Perdana Puskesmas


Setelah selesai dilaksanakan kegiatan persiapan akreditasi
Puskesmas, kemudian dilanjutkan dengan survei akreditasi perdana
Puskesmas. Kegiatan ini merupakan penilaian untuk mengukur
tingkat kesesuaian terhadap standar akreditasi yang ditetapkan
Kementerian Kesehatan. Proses penilaian tersebut dilakukan oleh tim
surveior yang ditetapkan oleh lembaga independen penyelenggara
akreditasi FKTP yang diberi kewenangan oleh Kementerian Kesehatan
sebagai penyelenggara akreditasi FKTP.
Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum
pada juknis ini. Rincian kegiatan survei akreditasi perdana Puskesmas
sebagai berikut:
Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
1. Survei Puskesmas Dilaksanakan 5 Belanja Bahan:
Akreditasi yang hari (termasuk - ATK dan
Perdana diusulkan kedatangan dan penggandaan
Puskesmas akreditasi kepulangan - Konsumsi
untuk surveior ke (Disesuaikan
pertama lokasi) yang dengan SBM APBN
kalinya terdiri dari 3 hari tahun 2018)
survei dan 2 hari
Belanja jasa profesi:
- 31 -

Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
kedatangan dan - Honor surveior
kepulangan. selama 3 hari
survei per orang
per hari minimal 4
Apabila lokasi di
jam, @Rp
daerah 900.000/jam
Terpencil/Sangat (Besaran honor
Terpencil jumlah perjam sesuai
hari kedatangan honorarium
dan kepulangan narasumber
dapat lebih eselon III
kebawah/yang
panjang.
disetarakan
sesuai SBM APBN
Keseluruhan hari Tahun 2018)
yang dibutuhkan
oleh surveior Belanja perjadin
(kedatangan dalam kota:
kepulangan dan Transport lokal
survei) (untuk tim
ditanggung pendamping)
biayanya oleh
Dinas Kesehatan Belanja perjalanan
Kabupaten/Kota, dinas biasa:
yang terdiri dari : - Uang harian
- Biaya transport surveior selama 3
surveior (dari hari survei
tempat asal ditambah dengan
surveior, hari kedatangan
selama survei dan hari
dan pulang kepulangan
kembali ke - Transport surveior
tempat asal) dianggarkan
- Biaya minimal dengan
penginapan menggunakan
- Uang harian pesawat antar
- Honor bandara ibukota
provinsi real cost
(termasuk alokasi
untuk pesawat,
kapal laut dan
kendaraan
disesuaikan
dengan Standar
Biaya Masukan
APBN tahun
2018, apabila
besaran transport
tidak terdapat
dalam Standar
Biaya Masukan
APBN maka dapat
disesuaikan
dengan Standar
Biaya APBD)
- 32 -

Lokasi dan
No Kegiatan Pelaksana Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
- Penginapan
surveior

B. AKREDITASI RUMAH SAKIT


Penerima DAK Non Fisik Akreditasi Rumah Sakit tahun anggaran 2018, harus
memenuhi kriteria:
a. Rumah sakit milik pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota.
b. Rumah sakit memiliki izin operasional dan teregistrasi di Kementerian
Kesehatan RI.
c. Rumah sakit dikepalai oleh seorang tenaga medis sesuai dengan UU
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
d. Membuat pernyataan komitmen melaksanakan akreditasi pada tahun
berjalan dari pemilik rumah sakit dan pimpinan rumah sakit.
e. Membuat laporan progres persiapan akreditasi secara berkala 3 bulan
sekali melalui Dinas Kesehatan Provinsi.
f. Melampirkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi untuk
melaksanakan akreditasi pada tahun berjalan.
g. Pelaksanaan kegiatan agar membuat laporan secara terinci yang
ditujukan kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian
Kesehatan c.q. Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan

Pelaksanaan kegiatan akreditasi rumah sakit yang didanai melalui DAK Non
Fisik tahun 2018 dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut:
1. Persiapan Akreditasi
a. Workshop
1) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman pimpinan rumah sakit dan para staf mengidentifikasi
dan menurunkan resiko infeksi yang didapat serta ditularkan di
rumah sakit.
Kegiatan ini dapat melibatkan organisasi profesi terkait PPI,
Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi, SDM rumah sakit
yang telah lulus Akreditasi JCI atau Paripurna dengan koordinasi
dengan Kementerian Kesehatan.
2) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
- 33 -

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan


pemahaman pimpinan rumah sakit dan para staf terkait:
a. pengelolaan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
b. pemilihan, pengumpulan, analisis dan validasi data indikator
mutu;
c. Pelaporan dan analisis insiden keselamatan pasien ;
d. Pencapaian dan mempertahan kan perbaikan; dan
e. Manajemen resiko.
Kegiatan ini dapat melibatkan organisasi profesi, Lembaga
Independen Penyelenggara Akreditasi, SDM rumah sakit yang telah
lulus Akreditasi JCI atau Paripurna dengan kordinasi Kementrian
Kesehatan.
3) Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman pimpinan rumah sakit dan para staf memehami
kebutuhan dan prioritas perbaikan system berkelenjutan dalam hal
mutu, keamanan, manfaat serta khasiat obat dan alat kesehatan.
Kegiatan ini dapat melibatkan Organisasi Profesi, Lembaga
Independen Penyelenggara Akreditasi, SDM rumah sakit yang telah
lulus Akreditasi JCI/Paripurna dengan koordinasi Kementerian
Kesehatan.
Adapun rincian kegiatan Workshop sebagai berikut:
Lokasi
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
1. Workshop Rumah sakit - Materi Belanja bahan:
Pencegahan yang dilaksanakan - ATK dan fotocopi
dan diusulkan selama 2 hari - Konsumsi rapat
- Untuk rumah
Pengendalian akan
sakit daerah Belanja jasa profesi:
Infeksi (PPI) melaksanakan yang sulit
akreditasi - Honor
transportasi
narasumber (4
dapat
orang @ 5 jam X
menggunakan
Rp.900.000)
anggaran
perjadin
Belanja perjadin
selama 4 hari
(2 hari materi, biasa:
1 hari - Transport
kedatangan narasumber
dan 1 hari - Penginapan
kepulangan) narasumber
- Peserta dari
RSUD yang
akan
melaksanakan
akreditasi
- 34 -

Lokasi
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
2 Workshop Rumah Sakit - Materi Belanja bahan:
Peningkatan yang dilaksanakan - ATK dan fotocopi
Mutu dan diusulkan selama 2 hari - Konsumsi rapat
- Untuk rumah
Keselamatan akan
sakit daerah Belanja jasa profesi:
Pasien melaksanakan yang sulit - Honor
akreditasi transportasi narasumber (4
dapat orang @ 5 jam X
menggunakan Rp.900.000 )
anggaran
perjadin Belanja perjadin
selama 4 hari
biasa:
(2 hari materi,
1 hari - Transport
kedatangan narasumber
dan 1 hari - Penginapan
kepulangan). narasumber
- Peserta dari
rumah sakit
yang akan
melaksanakan
akreditasi
3 Workshop Rumah Sakit - Materi Belanja bahan:
Pelayanan yang dilaksanakan - ATK dan fotocopi
Kefarmasian diusulkan selama 2 hari - Konsumsi rapat
- Untuk rumah
dan akan
sakit daerah Belanja jasa profesi:
Penggunaan melaksanakan yang sulit - Honor
Obat (PKPO) akreditasi transportasi narasumber (4
dapat orang @ 5 jam X
menggunakan Rp.900.000)
anggaran
perjadin Belanja perjadin
selama 4 hari
biasa:
(2 hari materi,
1 hari - Transport
kedatangan narasumber
dan 1 hari - Penginapan
kepulangan). narasumber
- Peserta dari
rumah sakit
yang akan
melaksanakan
akreditasi

b. Bimbingan
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu rumah sakit dalam persiapan
akreditasi rumah sakit baik dari sisi pemahaman tentang Akreditasi,
penyiapan dokumen regulasi, dokumen bukti dan implementasi
standar. Dalam bimbingan ini, rumah sakit akan dibantu sampai ke
detail teknis implementasi Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
(SNARS) edisi 1.
Materi bimbingan akreditasi rumah sakit berupa:
- 35 -

a. Pendahuluan berupa transformasi budaya menuju Akreditasi;


b. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1;
c. Penyusunan regulasi rumah; dan
d. Metode telusur
Bimbingan dalam kegiatan ini dilaksanakan oleh Lembaga Indpenden
Penyelenggara Akreditasi.
Adapun rincian kegiatan bimbingan sebagai berikut:
Lokasi
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
1. Bimbingan Rumah Sakit - Bimbingan Belanja bahan:
Akreditasi yang dilaksanakan 2 - ATK & fotocopi
diusulkan hari - Konsumsi rapat
- Untuk RS (disesuaikan
akan
daerah yang jumlah peserta dan
melaksanakan sulit
NS)
akreditasi transportasi
dapat Belanja jasa profesi:
menggunakan
- Honor Narasumber
anggaran
(4 orang @ 6 jam x
perjadin
Rp 900.000,-)
selama 4 hari
(2 hari materi
& 1 hari Belanja perjadin
kedatangan biasa:
dan 1 hari - Transport
kepulangan) Narasumber
- Peserta dari - Penginapan
rumah sakit Narasumber
yang akan
melaksanakan
akreditasi
- Pelaksanaan
materi secara
simultan oleh 4
orang
Narasumber

2. Survei Akreditasi
Survei Akreditasi Rumah Sakit adalah kegiatan penilaian di tempat untuk
mengukur seberapa jauh rumah sakit mematuhi standar yang ditetapkan.
Survei Akreditasi dilakukan oleh Lembaga Independen Penyelenggara
Akreditasi. Survei Akreditasi dapat dilakukan dalam bentuk Survei
Simulasi dan Survei Akreditasi.
1) Survei Simulasi
Survei simulasi akreditasi merupakan pendampingan dalam bentuk
skenario seperti survei dilaksanakan. Tujuan survei simulasi untuk
melihat sejauh mana persiapan akreditasi sudah dilakukan. Evaluasi
ini dilakukan melalui review dokumen, wawancara pasien, keluarga,
- 36 -

staf dan pimpinan rumah sakit, review rekam medis, telusur fasilitas
dsb. Dari kegiatan survei simulasi ini dapat diperoleh gambaran
kesiapan rumah sakit dalam menghadapi akreditasi. Output dari
kegiatan ini berupa rekomendasi perbaikan dan waktu survei.
Survei simulasi dilaksanakan oleh lembaga akreditasi independen
yang berwenang.
2) Survei Akreditasi
Survei akreditasi rumah sakit adalah penilaian terhadap rumah sakit
untuk mendapatkan sertifikat akreditasi yang dilakukan oleh
Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi kepada rumah sakit
yang telah mengajukan permohonan survei Akreditasi.
Survei akreditasi dilakukan oleh Lembaga Independen Penyelenggara
Akreditasi, dengan rincian sebagai berikut:
Lokasi
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
1. Survei Rumah Sakit Disesuaikan Belanja bahan:
Simulasi yang dengan agenda - ATK & fotocopi
Akreditasi diusulkan survey simulasi - Konsumsi rapat
akan akreditasi dari Belanja perjadin
melaksanakan lembaga biasa:
akreditasi indpenden - Transport
Narasumber
penyelenggara
- Penginapan
akreditasi Narasumber

Honor
Narasumber:
- Disesuaikan
dengan tarif
paket yang telah
dipublikasikan
oleh lembaga
independen
penyelenggara
akreditasi
2. Survei Rumah Sakit Disesuaikan Belanja bahan:
Akreditasi yang siap dengan agenda - ATK & fotocopi
Rumah Sakit melaksanakan survey - Konsumsi rapat
akreditasi akreditasi (disesuaikan
jumlah peserta
rumah sakit
dan NS)
dari lembaga
akreditasi Belanja perjadin
independen biasa:
yang - Transport
berwenang Narasumber
- Penginapan
Narasumber

Honor
Narasumber:
- 37 -

Lokasi
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
- Disesuaikan
dengan tarif
paket yang telah
dipublikasikan
oleh lembaga
independen
penyelenggara
akreditasi

C. AKREDITASI LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH (LABKESDA)


Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Provinsi/Kabupaten/Kota untuk
kegiatan Akreditasi Labkesda Tahun Angggaran 2018 sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
1) Labkesda milik pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota.
2) Labkesda memiliki izin yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah.
3) Labkesda dikepalai oleh seorang tenaga kesehatan.
2. Persyaratan Khusus
1) Membuat pernyataan komitmen melaksanakan akreditasi pada tahun
berjalan dari:
a. Pimpinan Labkesda dan Dinas Kesehatan Prov/Kab/Kota bagi
Labkesda yang merupakan UPT mandiri dari Dinas Kesehatan
Prov/Kab/Kota.
b. Dinas kesehatan Prov/Kab/Kota bagi Labkesda yang
keberadaannya merupakan bagian dalam struktur organisasi Dinas
kesehatan Prov/Kab/Kota.
2) Membuat laporan progres persiapan akreditasi secara berkala setiap
triwulan kepada Kementerian Kesehatan c.q Direktorat Mutu dan
Akreditasi Pelayanan Kesehatan secara berjenjang melalui:
a. Dinas Kesehatan Propinsi jika merupakan UPT dari Dinkes Propinsi
b. Dinas kesehatan Kab/Kota dan diteruskan ke Dinas kesehatan
Propinsi
3) Melampirkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi untuk
melaksanakan akreditasi pada tahun berjalan.

Proses penyiapan Akreditasi laboratorium kesehatan terdiri atas beberapa


tahapan yaitu :
1. Persiapan Akreditasi
Kegiatan persiapan akreditasi meliputi:
- 38 -

a. Workshop
b. Bimbingan
2. Survei Akreditasi
Kegiatan survei akreditasi meliputi :
a. Survei simulasi
b. Survei akreditasi

Untuk penjabaran/penjelasan menu akreditasi laboratorium kesehatan tahun


anggaran 2018 sebagai berikut:
1. Persiapan Akreditasi Labkesda
a. Workshop
1) Workshop Pendukung Implementasi akreditasi Laboratorium
Kesehatan.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman pimpinan laboratorium kesehatan dan para staf
terhadap pelaksanaan akreditasi laboratorium kesehatan, termasuk
penggalangan komitmen dan penyusunan tim akreditasi. Kegiatan ini
dilaksanakan satu kali oleh oleh masing-masing laboratorium
kesehatan daerah yang akan melaksanakan akreditasi laboratorium
kesehatan dengan melibatkan narasumber dari: Kementerian
Kesehatan, Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK),
Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan dan Dinas
Kesehatan Provinsi/Kab/Kota.
Laboratorium Kesehatan melaporkan kepada Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan mengenai perkembangan tindak lanjut hasil
workshop pendukung implementasi akreditasi laboratorium
kesehatan paling lambat 1(satu) minggu pasca workshop.
Pendamping Akreditasi laboratorium kesehatan melakukan verifikasi
terhadap laporan laboratorium kesehatan dan kemudian melaporkan
kepada Kementerian Kesehatan c.q. Direktorat Mutu dan Akreditasi
Pelayanan Kesehatan, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu pasca
workshop pendukung implementasi akreditasi laboratorium
kesehatan.
2) Workshop Standar Manajemen Akreditasi Laboratorium Kesehatan
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
petugas laboratorium tentang standar manajemen laboratorium
kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan satu kali oleh oleh masing-
- 39 -

masing laboratorium kesehatan daerah yang akan melaksanakan


akreditasi laboratorium kesehatan dengan melibatkan narasumber
dari KALK, Kementerian Kesehatan dan Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan.
Laboratorium Kesehatan melaporkan kepada Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan mengenai perkembangan tindak lanjut hasil
Workshop Standar Manajemen Akreditasi Laboratorium Kesehatan
paling lambat 1(satu) minggu pasca workshop. Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan melakukan verifikasi terhadap laporan
laboratorium kesehatan dan kemudian melaporkan kepada
Kementerian Kesehatan c.q. Direktorat Mutu dan Akreditasi
Pelayanan Kesehatan, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu pasca
Workshop Standar Manajemen Akreditasi Laboratorium Kesehatan.
3) Workshop Standar Teknis Akreditasi Laboratorium Kesehatan
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
petugas laboratorium tentang standar teknik laboratorium kesehatan.
Kegiatan ini dilaksanakan satu kali oleh oleh masing-masing
laboratorium kesehatan daerah yang akan melaksanakan akreditasi
laboratorium kesehatan dengan melibatkan narasumber: KALK,
Kementerian Kesehatan, dan Pendamping Akreditasi Laboratorium
Kesehatan.
Laboratorium Kesehatan melaporkan kepada Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan mengenai perkembangan tindak lanjut hasil
Workshop Standar Teknis Akreditasi Laboratorium Kesehatan paling
lambat 1(satu) minggu pasca workshop. Pendamping Akreditasi
laboratorium kesehatan melakukan verifikasi terhadap laporan
laboratorium kesehatan dan kemudian melaporkan kepada
Kementerian Kesehatan c.q. Direktorat Mutu dan Akreditasi
Pelayanan Kesehatan, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu pasca
Workshop Standar Manajemen Akreditasi Laboratorium Kesehatan.
Adapun rincian kegiatan workshop sebagai berikut:

Pelaksana
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
1 Workshop Laboratorium - Penyampaian Belanja bahan:
Persiapan kesehatan yang Materi - ATK dan fotocopy
diusulkan akan dilaksanakan - Penunjang
Akreditasi selama 3 hari workshop
melaksanakan
efektif - Konsumsi rapat
akreditasi
- 40 -

Pelaksana
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
- Workshop Belanja jasa profesi:
ditujukan - Honor narasumber
untuk (3 orang @ 5 jam),
laboratorium Rp 900.000 /jam
kesehatan - Honor narasumber
prov/kab/kota 2 orang
- Peserta berasal prop/kab/kota
dari ( sesuai lokasi
laboratorium labkes) @ 2 jam, Rp
kesehatan 900.000 /jam
daerah yang - Honor moderator 2
akan orang @ 1 kali Rp
melaksanakan 700.000,-
akreditasi
- Narasumber Belanja perjadin
berasal dari: biasa:
Kementerian - Transport
Kesehatan, Narasumber
Komite - Penginapan
Akreditasi Narasumber sesuai
Laboratorium dengan Peraturan
Kesehatan yang berlaku
(KALK), - Uang harian
Pendamping narasumber
Akreditasi (selama perjalanan)
Laboratorium
Kesehatan dan
Dinas
Kesehatan
Provinsi/Kab/K
ota
2 Workshop Laboratorium - Penyampaian Belanja bahan:
Standar kesehatan yang Materi - ATK dan fotocopy
diusulkan akan dilaksanakan - Penunjang
Manajemen selama 3 hari workshop
Akreditasi melaksanakan
efektif - Konsumsi rapat
akreditasi - Workshop
Labkes
ditujukan Belanja jasa profesi:
untuk - Honor narasumber
laboratorium (3 orang @ 5 jam),
kesehatan Rp 900.000 /jam
prov/kab/kota - Honor narasumber
- Peserta berasal 2 orang
dari prop/kab/kota
laboratorium ( sesuai lokasi
kesehatan labkes) @ 2 jam, Rp
daerah yang 900.000 /jam
akan - Honor moderator 2
melaksanakan orang @ 1 kali Rp
akreditasi 700.000,-
- Narasumber
terdiri dari: Belanja perjadin
KALK, biasa:
Kementerian - Transport
Kesehatan dan Narasumber
Pendamping - Penginapan
Akreditasi Narasumber sesuai
- 41 -

Pelaksana
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
Laboratorium dengan Peraturan
Kesehatan yang berlaku
- Uang harian
narasumber
(selama perjalanan)
3 Workshop Laboratorium - Penyampaian Belanja bahan:
Standar kesehatan yang Materi - ATK dan fotocopy
diusulkan akan dilaksanakan - Penunjang
Teknis
selama 3 hari workshop
Akreditasi melaksanakan
efektif - Konsumsi rapat
Labkes akreditasi - Workshop
ditujukan Belanja jasa profesi:
untuk - Honor narasumber
laboratorium (3 orang @ 5 jam),
kesehatan Rp 900.000 /jam
prov/kab/kota - Honor narasumber
- Peserta berasal 2 orang
dari prop/kab/kota
laboratorium ( sesuai lokasi
kesehatan labkes) @ 2 jam, Rp
daerah yang 900.000 /jam
akan - Honor moderator 2
melaksanakan orang @ 1 kali Rp
akreditasi 700.000,-
- Narasumber:
KALK, Belanja perjadin
Kementerian biasa:
Kesehatan, - Transport
dan Narasumber
- Penginapan
Pendamping
Narasumber sesuai
Akreditasi
dengan Peraturan
Laboratorium yang berlaku
Kesehatan - Uang harian
narasumber
(selama perjalanan)

Tahapan Kegiatan Workshop akreditasi Labkesda yang dibiayai oleh dana


DAK Non Fisik Tahun Anggaran 2018, akreditasi Labkesda adalah 1(satu)
kali kegiatan Workshop. Jika Labkesda masih memerlukan peningkatan
kemampuan manajeman dan teknis tambahan makan dapat dianggarkan
melalui APBD Provinsi/Kabupaten/Kota.

b. Bimbingan Akreditasi
Kegiatan bimbingan teknis bertujuan untuk membantu Laboratorium
Kesehatan dalam persiapan akreditasi Laboratorium Kesehatan baik dari
sisi penyiapan dokumen regulasi, dokumen bukti dan implementasi
standar. Dalam bimbingan ini, Laboratorium Kesehatan akan dibantu
sampai ke detail teknis implementasi standar akreditasi laboratorium
- 42 -

kesehatan. Bimbingan dilaksanakan 2 (dua) kali, dengan materi


bimbingan sbb:
1) Bimbingan Pertama
a) Pengelolaan dan Kepemimpinan (PK)
b) Perencanaan dan Kajian Manajemen (PKM)
c) Pengelolaan Kontrak dan Kerjasama (PKK)
d) Program Manajemen Mutu (PMM)
e) Keamanan dan Keselamatan (KK)
2) Bimbingan Kedua
a) Proses Kontrol Lingkungan (PKL)
b) Proses dan Prosedur Pemeriksaan (PPP)
c) Rujukan Laboratorium (RL)
d) Program Mutu Pemeriksaan (PMP)
e) Tata Kelola Klien (TKK)
Bimbingan dalam kegiatan ini dilaksanakan di laboratorium kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota (sesuai lokasi) oleh tim Pembimbing yang
difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan dengan melibatkan lembaga
akreditasi independen yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dalam
bentuk bimbingan teknis. Tim Pembimbing adalah tim yang ditunjuk oleh
Kementerian Kesehatan berdasarkan rekomendasi dari KALK.
Pemantauan dan evaluasi tindak lanjut rekomendasi hasil bimbingan,
dilakukan oleh pendamping akreditasi laboratorium kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota yang tersertifikasi Peningkatan Kemampuan
Teknis Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan sesuai ketentuan.
Laboratorium Kesehatan melaporkan kepada Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan mengenai perkembangan tindak lanjut hasil
bimbingan paling lambat 2 (dua) minggu pasca bimbingan. Pendamping
Akreditasi laboratorium kesehatan melakukan verifikasi terhadap laporan
laboratorium kesehatan dan kemudian melaporkan kepada Kementerian
Kesehatan c.q. Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan,
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu pasca bimbingan akreditasi.
Rincian kegiatan Bimbingan Akreditasi Laboratorium Kesehatan adalah
sebagai berikut:
Lokasi
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
1 Bimbingan Laboratorium - Pembimbingan Belanja bahan:
Pertama Kesehatan Manajemen - ATK dan fotocopy
dilaksanakan - Konsumsi rapat
yang
(disesuaikan
diusulkan
- 43 -

Lokasi
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
akan selama 3(tiga) jumlah peserta dan
melaksanakan hari efektif. Narasumber)
akreditasi - Untuk daerah
dengan jarak Belanja jasa profesi:
dari Ibukota Honor Narasumber
Provinsi ke
(3 orang @ 5 jam x
Kabupaten/Kota
memerlukan Rp 900.000,-)
waktu tempuh
minimal 6 Belanja perjadin
(enam) jam maka biasa:
pelaksanaan - Transport
bimbingan dapat Narasumber
ditambah 1(satu - Penginapan
)hari atau lebih Narasumber sesuai
perjalanan ( dengan Peraturan
sesuai situasi yang berlaku
kondisi - Uang harian
setempat) narasumber
- Pembimbingan (selama perjalanan)
dilaksanakan - Pengganti
pada Transport
laboratorium Pendamping
kesehatan Akreditasi Labkes
prov/kab/kota - Uang saku
- Pelaksanaan Pendamping
materi secara Akreditasi Labkes
simultan oleh 3
orang
Narasumber
- Narasumber
terdir dari:
tim
Pembimbing
yang difasilitasi
oleh
Kementerian
Kesehatan
dengan
melibatkan
lembaga
akreditasi
independen
yang
ditetapkan oleh
Menteri
Kesehatan
2. Bimbingan Laboratorium - Pembimbingan Belanja bahan:
Kedua Kesehatan Manajemen - ATK dan fotocopy
dilaksanakan - Konsumsi rapat
yang
selama 3(tiga) (disesuaikan
diusulkan hari efektif. jumlah peserta dan
akan - Untuk daerah Narasumber)
melaksanakan dengan jarak
akreditasi dari Ibukota Belanja jasa profesi:
Provinsi ke
Kabupaten/Kota
- 44 -

Lokasi
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
memerlukan Honor Narasumber
waktu tempuh (3 orang @ 5 jam x
minimal 6 Rp 900.000,-)
(enam)jam maka
pelaksanaan
bimbingan dapat Belanja perjadin
ditambah biasa:
1(satu)hari atau - Transport
lebih perjalanan Narasumber
( sesuai situasi - Penginapan
kondisi Narasumber sesuai
setempat) dengan Peraturan
- Pembimbingan yang berlaku
dilaksanakan - Uang harian
pada narasumber
laboratorium (selama perjalanan)
kesehatan - Pengganti
prov/kab/kota Transport
- Pelaksanaan Pendamping
materi secara Akreditasi Labkes
simultan oleh 3 - Uang saku
orang Pendamping
Narasumber Akreditasi Labkes
- Narasumber
terdir dari:
tim
Pembimbing
yang difasilitasi
oleh
Kementerian
Kesehatan
dengan
melibatkan
lembaga
akreditasi
independen
yang
ditetapkan oleh
Menteri
Kesehatan

Tahapan kegiatan bimbingan akreditasi laboratorium kesehatan yang


dibiayai oleh dana DAK Non Fisik Tahun Anggaran 2018 Akreditasi
laboratorium adalah 1 (satu) kali kegiatan bimbingan. Jika laboratorium
kesehatan masih memerlukan bimbingan akreditasi tambahan, maka
dapat dianggarkan melalui APBD Provinsi/Kabupaten/Kota.

2. Survei Akreditasi
a. Survei Simulasi
Survei simulasi akreditasi merupakan pendampingan dalam bentuk
skenario seperti survei dilaksanakan. Tujuan survei simulasi untuk
- 45 -

melihat sejauh mana persiapan akreditasi sudah dilakukan. Evaluasi ini


dilakukan melalui review dokumen, wawancara pasien, keluarga, staf dan
pimpinan Laboratorium Kesehatan, review rekam medis, telusur fasilitas
dan sebagainya. Dari kegiatan survei simulasi ini dapat diperoleh
gambaran kesiapan Laboratorium Kesehatan dalam menghadapi
akreditasi. Output dari kegiatan ini berupa rekomendasi perbaikan dan
waktu survei.
Pemantauan dan evaluasi tindaklanjut rekomendasi hasil survei simulasi,
dilakukan oleh pendamping akreditasi laboratorium kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota yang tersertifikasi Peningkatan Kemampuan
Teknis Pendamping Akreditasi Labkes.
Laboratorium Kesehatan melaporkan kepada Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan mengenai perkembangan tindak lanjut
rekomendasi hasil survei simulasi kepada Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan (Provinsi/Kabupaten/Kota) paling lambat 2 (dua)
minggu pasca survei. Pendamping Akreditasi laboratorium kesehatan
melakukan verifikasi terhadap laporan laboratorium kesehatan dan
kemudian melaporkan kepada Kementerian Kesehatan c.q. Direktorat
Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan, selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu pasca survei simulasi.
Survei simulasi dilaksanakan oleh lembaga akreditasi independen yang
berwenang.
Lokasi
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
1 Survei Laboratorium - Waktu Belanja bahan:
Simulasi Kesehatan pelaksanaan ATK dan fotocopy
Akreditasi yang disesuaikan Konsumsi rapat
diusulkan dengan (disesuaikan
akan agenda survei jumlah peserta dan
melaksanakan simulasi Narasumber
akreditasi akreditasi dari
lembaga Belanja jasa profesi:
akreditasi Honor surveior (3
independen orang @ 5 jam x Rp
yang 900.000,-)
berwenang
- Dilaksanakan Belanja perjadin
biasa:
oleh - Transport
pendamping Narasumber
akreditasi - Penginapan
laboratorium Narasumber
sesuai dengan
kesehatan Peraturan yang
prov/kab/ko berlaku
- 46 -

Lokasi
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
ta yang - Uang harian
tersertifikasi narasumber
(selama
Peningkatan perjalanan)
Kemampuan - Pengganti
Teknis Transport
Pendamping Pendamping
Akreditasi Labkes
Akreditasi - Uang saku
Labkes. Pendamping
Akreditasi Labkes

b. Survei Akreditasi Laboratorium Kesehatan


Survei akreditasi Laboratorium Kesehatan adalah penilaian terhadap
Laboratorium Kesehatan untuk mendapatkan sertifikat akreditasi nasional
yang dilakukan oleh KALK kepada laboratorium kesehatan yang telah
mengajukan permohonan survei akreditasi kepada KALK. Kegiatan ini
dilakukan di laboratorium kesehatan milik pemerintah Provinsi/
Kabupaten/Kota.
Survei akreditasi dilakukan oleh KALK, dengan rincian sebagai berikut:
Lokasi
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
1 Survei Laboratorium - Waktu Belanja bahan:
Akreditasi Kesehatan pelaksanaan ATK dan fotocopy
Laboratorium yang disesuaikan Konsumsi rapat
Kesehatan diusulkan dengan (disesuaikan
akan agenda survei jumlah peserta dan
melaksanakan akreditasi dari Narasumber
akreditasi lembaga
akreditasi Belanja jasa profesi:
independen Honor surveior (3
yang orang @ 5 jam x Rp
berwenang 900.000,-)

Belanja
sertifikasi/uji
laboratorium:
- Pendaftaran
akreditasi KALK
(@ Rp 2.000.000,-)

Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber
sesuai dengan
- 47 -

Lokasi
No Kegiatan Rincian Komponen Belanja
Kegiatan
Peraturan yang
berlaku
- Uang harian
narasumber
(selama
perjalanan)
- Pengganti
Transport
Pendamping
Akreditasi Labkes
- Uang saku
Pendamping
Akreditasi Labkes

Tahapan kegiatan survei akreditasi laboratorium kesehatan yang dibiayai


oleh dana DAK Non Fisik Tahun Anggaran 2018 Akreditasi laboratorium
adalah 1 (satu) kali yaitu survei akreditasi laboratorium kesehatan. Jika
sebelum pelaksanaan survei akreditasi laboratorium kesehatan dirasakan
perlu untuk dilakukan survei simulasi, maka dapat dianggarkan melalui
APBD Provinsi/Kabupaten/Kota.
- 48 -

BAB V
PENUTUP

Petunjuk teknis ini dibuat untuk dijadikan acuan penggunaan DAK Nonfisik
Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2018 dan dimungkinkan untuk dapat
digunakan sebagai acuan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan pada tahun
selanjutnya. DAK nonfisik bidang kesehatan diarahkan untuk kegiatan yang
dapat meningkatkan daya jangkau dan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat di provinsi/kabupaten/kota terutama daerah dengan derajat
kesehatan yang belum optimal, sehingga masyarakat di seluruh wilayah
Indonesia dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu.
Menu kegiatan dalam petunjuk teknis penggunaan DAK Nonfisik Bidang
Kesehatan 2018 ini merupakan pilihan kegiatan bagi tiap jenisnya. Tiap
kegiatan DAK Nonfisik tidak diperkenankan dilakukan pengalihan anggaran
ataupun kegiatan antar DAK Nonfisik, baik antara BOK, Jampersal serta
Akreditasi Pukesmas, Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi Labkesda.
Selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatannya agar disinergikan dan tidak
duplikasi pembiayaan dengan kegiatan yang anggarannya bersumber dari
pendanaan lainnya (seperti APBD Provinsi/Kabupaten/Kota) sehingga lebih
berdaya guna dan berhasil guna.

Vous aimerez peut-être aussi