Vous êtes sur la page 1sur 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan

mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan

publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut (Cutlip,

Center, & Broom, 2011 : 6).

Dalam buku Effective Public Relations dijelaskan bahwa definisi PR ini

mengidentifikasi pembentukan dan pemeliharaan hubungan baik yang saling

menguntungkan antara organisasi dengan publik sebagai basis moral dan etis dari

profesi PR. Dijelaskan juga bahwa PR adalah fungsi manajemen yang

membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara

organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan

organisasi tersebut. (Cutlip, Center, & Broom, 2011 : 6).

Sebagai Public Relations Officer salah satu tools untuk menciptakan dan

menjalin hubungan baik terhadap publik yang bisa memengaruhi sebuah

organisasi dan masyarakat sekitar adalah dengan cara mengadakan CSR atau

Coporate Social Responsibility.

CSR adalah sebuah tools bagi institusi untuk menjaga stabilitas

operasional dengan menjalankan program tanggung jawab sosial atau yang biasa

disebut dalam Bahasa Inggris adalah Corporate Social Responsibility. Institusi

yang menjalanan CSR harus berfokus tidak hanya kepada keuntungan ekonomi

1
2

yang diperoleh tetapi juga harus berfokus kepada dampak etis dan lingkungan

kepada semua Stakeholder yang terpengaruh dalam aktivitas operasional institusi

(Burchel, 2010).

CSR juga diperkuat dengan adanya Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas yaitu menyebutkan bahwa perseroan yang

menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya

alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 1

Seiring dengan perkembangannya, saat ini CSR tidak hanya diterapkan

dalam perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam saja. Banyak sekali

instansi dan lembaga publik yang melakukan CSR dengan maksud untuk

melakukan kegiatan yang bisa memberikan efek jangka panjang bagi masyarakat

setempat. Salah satu instansi yang juga mempraktekan CSR di dalam operasional

lembaganya adalah XL Axiata.

Perkembangan CSR sebagai salah satu aspek yang penting dalam

keberlangsungan dan keberlanjutan institusi disadari betul oleh XL Axiata. XL

Axiata mempercayai program CSR sebagai kesinambungan perusahaan dengan

kesejahteraan semua pemangku kepentingan dan karenanya, menganggap CSR

sebagai suatu komponen yang integral.

Program CSR XL Axiata mengarahkan semua ke arah yang mendukung

program pembangunan bangsa, khususnya melalui keahlian perusahaan dalam

bidang telekomunikasi. Program CSR selaras dengan tujuan XL yaitu memajukan

1
Sumber dari website hukum online, diakses dari
file:///C:/Users/HP/Downloads/UU_40_2007.PDF pada tanggal 13 September 2017
3

Indonesia dan bertansformasi menjadi lebih baik melalui demokratisasi teknologi,

program CSR menjadi jalan XL untuk memberikan kontribusi kembali kepada

masyarakat Indonesia. Terutama bidang pendidikan dan pengembangan

masyarakat sebagai dua fokus kegiatan untuk mencapai keberlanjutan visi dan

misi XL yang harus diketahui oleh publik dengan cara mengadakan CSR.

XL Axiata merupakan perusahaan provider seluler yang telah beroperasi

secara komersial sejak 9 Oktober 19962 Sebagai salah satu perusahaan

telekomunikasi terbaik di wilayah Asia. XL, sebagai salah satu operator layanan

seluler terkemuka, kembali menunjukkan kepeduliannya dalam membangun

bangsa dengan membina dan menumbuh kembangkan masyarakat digital

Indonesia. Masyarakat digital yang mendapatkan akses pendidikan semakin baik

dan mampu memanfaatkan ketersediaan akses jaringan selular terkini untuk

mendukung pengembangan potensi diri, baik di bidang sosial maupun ekonomi.

XL meyakini beragam program tanggung jawab sosial yang berfokus pada

bidang pendidikan dan pemberdayaan potensi komunitas akan menghantarkan

Indonesia meraih pertumbuhan ekonomi optimal yang akan menyejahterakan

seluruh pemangku kepentingan serta menjamin keberlangsungan usaha.

XL Axiata mempunyai program sosial yang bisa turut serta mendorong

kesejahteraan Bangsa Indonesia lewat program yang diusung oleh salah satu divisi

dari Divisi Komunikasi Perusahaan XL Axiata yaitu departemen CSR XL Axiata.

2
Sumber dari website XL Axiata , diakses dari
https://www.xl.co.id/ss/Annual%20Report%20XL%20AXIATA%202016_9MAR17.pdf pada
tanggal 13 September 2017
4

Departemen ini bertugas menjalankan fungsi CSR XL Axiata.

Program Sosial XL Axiata merupakan bentuk kepedulian atau empati

sosial XL Axiata untuk berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan

berkelanjutan, Perusahaan berkembang untuk membangun bisnis yang lebih

berkelanjutan dan menguntungkan kedepannya. Kunci sukses pencapaian profit

perusahaan adalah integrasi dan keseimbangan antara filosofi perusahaan,

kepentingan publik, manajemen, pemangku kepentingan, dan stakeholder.

XL menjalankan strategi terbaik untuk menyeimbangkan dan

mengintegrasikan hal tersebut, sehingga perusahaan memperoleh keuntungan,

tentunya dengan menegakkan standar tertinggi prinsip-prinsip tata kelola

perusahaan yang baik, hingga mengimplementasikan secara penuh prinsip-prinsip

keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian, dan kewajaran3.

Perusahaan berupaya menjalankan bisnis sesuai dengan kaidah dan standar

tertinggi dalam seluruh aspek operasional Perusahaan. XL menciptakan

keberlanjutan pertumbuhan perusahaan jangka panjang, melalui proses.Salah

satunya melalui program CSR, XL Axiata juga berupaya meningkatkan kesadaran

dan pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan

XL Axiata.

Kegiatan usaha XL Axiata menyentuh kehidupan masyarakat secara

langsung. XL Axiata hadir dalam komunikasi antara anggota masyarakat, baik

antar keluarga, rekan bisnis, maupun di kalangan pemerintah. Inovasi dan

3
Sumber dari website XL Axiata , diakses dari
https://www.xl.co.id/ss/Annual%20Report%20XL%20AXIATA%202016_9MAR17.pdf pada
tanggal 13 September 2017
5

pengembangan teknologi yang dilakukan XL Axiata telah membantu penciptaan

kehidupan yang lebih baik. XL Axiata memandang kedekatan ini sebagai bagian

dari tanggung jawabnya sebagai perusahaan. Menyadari dampak kegiatan

usahanya yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat, XL Axiata

berkomitmen untuk memastikan bahwa dampak itu senantiasa merupakan dampak

yang positif. Sebab itulah, kegiatan tanggung jawab sosial (CSR) dilaksanakan

secara terencana dan berkesinambungan agar dapat membawa manfaat sebesar

mungkin bagi masyarakat.

Kegiatan CSR yang terencana dan berkelanjutan terlihat dari arsitektur

program yang baik dan sudah terintegrasi dengan strategi bisnis. Artinya, kegiatan

CSR tidak dipandang sebagai kegiatan yang terpisah dari kegiatan usaha,

melainkan sebagai capaian di samping capaian ekonomi. Kegiatan CSR di XL

Axiata menginduk pada kebijakan keberlanjutan perusahaan dan terdiri dari

empat pilar: Profit, Planet, Process dan People. Profit adalah optimalisasi

teknologi digital untuk kesejahteraan masyarakat. Planet adalah komitmen

perusahaan pada lingkungan untuk mengurangi penggunaan energi dan operasi

teknologi yang ramah lingkungan. Process adalah memperhatikan kesejahteraan

pegawai dan keselamatan kerja, serta menjunjung tinggi nilai-nilai etika &

privacy. People adalah membangun SDM yang berkualitas untuk kelanjutan

Perusahaan serta masa depan negara yang lebih.4

4
Sumber dari website XL Axiata , diakses dari
https://www.xl.co.id/ss/Annual%20Report%20XL%20AXIATA%202016_9MAR17.pdf pada
tanggal 13 September 2017
6

XL Axiata menerjemahkan keempat pilar ini menjadi program tanggung

jawab lingkungan, tanggung jawab terhadap ketenagakerjaan, tanggung jawab

terhadap pengembangan sosial dan kemasyarakatan, dan tanggung jawab terhadap

konsumen. Tak hanya berkontribusi memperbaiki mutu lingkungan dan

mengangkat kehidupan masyarakat Indonesia, XL Axiata juga menyelaraskan

kegiatan CSR dengan tujuan-tujuan pembangunan global. Dalam era keterbukaan

dan konektivitas yang melampaui batas-batas geografis, XL Axiata percaya setiap

entitas bisnis perlu menyadari perannya pada tataran yang lebih luas. XL Axiata

mendukung upaya pencapaian tujuan global dan berkomitmen memberikan

sumbangsih pada pencapaian melalui program CSR.

Program CSR XL Axiata telah dioperasionalkan semenjak tahun 1998

namun sorotan media untuk CSR XL Axiata baru dimulai ketika tahun 2012

melalui program leadership yaitu XL Future Leaders. XL Axiata menyadari

bahwa program CSR mempunyai news value yang sangat tinggi dan diharapkan

dapat menjadi inspirasi bagi institusi lain yang ingin menjalankan program CSR.

Sesuai dengan penjelasan di atas maka program CSR XL Axiata dibuat

dan dijalankan secara terencana juga berkelanjutan agar tidak hanya XL Axiata

mendapatkan citra positif dari masyarakat, tetapi XL Axiata juga menjalankan

program yang bisa turut mendukung fungsi dan tugas XL Axiata itu sendiri.

Sederhananya, departemen CSR XL Axiata adalah departemen yang

menangani CSR di XL Axiata. Sesuai dengan misi XL Axiata yaitu membuat

hidup yang lebih bermakna bagi masyarakat Indonesia melalui kemudahan

koneksi digital maka XL Axiata melakukan CSR yang juga berfungsi untuk
7

membina dan menumbuh kembangkan masyarakat digital Indonesia melalui akses

pendidikan semakin baik dan mampu memanfaatkan ketersediaan akses jaringan

selular terkini untuk mendukung pengembangan potensi diri, baik di bidang sosial

maupun ekonomi.

Bertajuk Persembahan XL Memajukan Indonesia CSR XL Axiata

berfokus kepada pendidikan dan pengembangan masyarakat sebagai fokus

kegiatan untuk mencapai keberlanjutan visi dan misi XL. XL sebagai perusahaan

komunikasi melihat Indonesia memiliki tantangan besar di populasi usia

produktif. Tingginya bonus demografi usia produktif, bisa berimplikasi pada

tingginya pengangguran atau meningkatkan ketahanan ekonomi. Melalui

pendidikan, XL ingin mengarahkan bonus demografi tersebut untuk

meningkatkan ketahanan ekonomi. XL sebagai salah satu perusahaan komunikasi

di Indonesia merasa bertanggung jawab untuk turut serta memaksimalkan potensi

tersebut ke arah positif.

Awalnya, kegiatan CSR XL Axiata hanya melakukan kegiatan di

lingkungan sekitar berdirinya BTS (Base Transceiver Station ) sebuah

infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara

piranti komunikasi dan jaringan operator yang didirikan di sekitar perumahan

warga , XL melakukan bantuan berupa perbaikan masjid, perbaikan sekolah, dan

bantuan dana untuk acara-acara yang diadakan di sekitar BTS, tetapi saat ini XL

melakukan CSR dengan dua fokus utama yaitu pendidikan dan pengembangan

masyarakat dengan mengarahkan semua program kepada pengembangan karir

agar mampu bersaing di dunia global dan mendukung Pemerintah dan membantu
8

memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, melalui pengembangan produk,

melibatkan serta mendorong kepedulian pelanggan dengan membantu masyarakat

yang membutuhkan. Selain itu, XL juga fokus pada kegiatan tanggap bencana,

dengan menyediakan layanan komunikasi di daerah terjadi bencana.

CSR XL Axiata mengadakan program yang serta merta sejalan dengan

misi XL Axiata yaitu memajukan Indonesia dan bertansformasi menjadi lebih

baik melalui demokratisasi teknologi, Program CSR XL Axiata dengan dua

konsentrasi utama yaitu Education, dan Community Development kedua hal ini

dirasa XL Axiara sebagai poros utama untuk menegakan ketahanan ekonomi dan

mensejahterakan Bangsa Indonesia.

Program-program yang telah dijalankan sesuai dengan misi XL Axiata

sepanjang tahun 2017 yaitu XL Future Leaders, Bersama Membangun Negeri,

Pengembangan aplikasi Ayo.Bacain, XL Home untuk kebutuhan Internet Rumah

Harapan, Ramadhan Berbagi, Internet Sehat, SMS Broadcast Hari Sedunia,

Aplikasi Sistem Informasi Terpadu dan 1000 Sekolah Broadband. Program-

program tersebut merupakan program berkelanjutan dan ada program yang baru

diluncurkan. Salah satu program yang baru diluncurkan oleh XL Axiata yaitu

1000 Sekolah Broadband.

1000 Sekolah Broadband di luncurkan pertama kali pada bulan November

tahun 2016 sebagai program yang di inisiasi oleh XL Axiata menjalin kerjasama

dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam mewujudkan Program

1.000 Sekolah Broadband. Program ini merupakan bentuk nyata dukungan XL

Axiata untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pemanfaatan akses


9

internet cepat dan teknologi digital. Bentuk program sosial 1000 Sekolah

Broadband yaitu melakukan peningkatan infrastruktur akses internet berkecepatan

tinggi dan pengembangan serta pelatihan Digital Literacy bagi sekolah di

Indonesia. 1000 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia akan mendapatkan 1

XL Home Router 240 GB per sekolah/bulan selama 1 tahun dan mendapatkan

akses Internet 4G XL.

1000 Sekolah Broadband menjadi payung utama untuk mengembangkan

program sosial lainnya yang selaras dengan tujuan dari program tersebut. Perlunya

program seperti 1000 Sekolah Broadband dikarenakan banyaknya permasalahan

yang terjadi di dunia pendidikan di Indonesia salah satunya infrastruktur teknologi

digital.

Dalam wawancara dengan Manager Communication Service, Pak Achmad

Pradipta mengatakan bahwa,

Kita ngikutin misi dari Pemerintah yaitu digitalisasi sekolah,


pemerintah di satu sisi ngasih 60 ribu computer ke SMK & SMA,
kesulitannya itu internetnya, mereka udah bangun internet tapi ga merata,
misalkan pada saat ujian nasional online, banyak SMK yang nebeng ke
SMA karena infrastruktur mereka kurang, makanya butuh kerjasama dari
pihak pihak untuk donasiin infrastruktur 5

Tidak hanya hanya berupa donasi berupa infrastruktur internet, XL Axiata

melakukan pengembangan program yang lebih bermanfaat untuk sekolah-sekolah

yang mendapatkan donasi dan membuat program secara sustainability. Program

yang tidak hanya dibuat berupa donasi karena donasi bentuknya tidak berjangka

5
Wawancara dengan Bapak Achmad Pradipta Manager CSR & Comm Service di kantor XL
Axiata, pada hari Senin, 4 September 2017
10

panjang. XL membuat program secara jangka panjang dan dapat dikembangkan

dnegan program-program lainnya yang selaras dengan misi XL Axiata.

Dalam wawancara dengan Manager Communication Service, Pak Achmad

Pradipta mengatakan bahwa,

Dalam satu sisi, biar siswa nya lebih ngerasain manfaatnya, kita
rumusin 3 program turunan yaitu pertama pemberian router, kedua
pemberian pengetahuan siswa melalui youth camp yang nanti kita bakal
dibuat rutin soalnya antusiasmenya tinggi banget dari peserta dan
kreativitas dan produktivitas kita bikin kompetisi video gitu kerjasama
sama Axis6

Karena CSR yang dibuat tidak boleh hanya sebuah donasi yaitu

infrastruktur internet, XL Axiata membuat program yang dibuat secara

sustainability yang merupakan pengembangan dari 1000 sekolah broadband yaitu

program Youth Leadership Camp yang diusung oleh departemen CSR XL

Axiata dalam bidang pendidikan pengembangan karir dan melatih soft skill yang

salah satunya diadakan di Camp Hulu Cai, Bogor, 18-19 Agustus 2017.7

Program Youth Leadership Camp merupakan program pengembangan

kepemimpinan yang bertujuan membantu para pelajar untuk mempersiapkan

ketrampilan inovatif yang harus dimiliki oleh pemimpin muda di masa depan.

Anak-anak muda yang memiliki karakter kepemimpinan yang kuat akan mampu

memanfaatkan teknologi secara positif dan menghindarkan pengaruh negatif

darinya.

6
Wawancara dengan Bapak Achmad Pradipta Manager CSR & Comm Service di kantor XL
Axiata, pada hari Senin, 4 September 2017
7
Hasil Wawancara dengan Bapak Achmad Pradipta Manager CSR & Comm Service di kantor XL
Axiata, pada hari Senin, 4 September 2017
11

Youth Leadership Camp Diselenggarakan di 3 kota, yaitu Yogyakarta (28 -

30 Juli 2017), Makassar (18-19 Agustus 2017), dan Yogyakarta (18-19 Agustus

2017). XL memiliki alasan khusus mengapa program tersebut hanya diadakan di

3 kota besar saja.

Dalam wawancara dengan Manager Communication Service, Pak Achmad

Pradipta mengatakan bahwa,

Satu, kita gabisa banyak karena ga masuk di budget plan, karena


kita gaada budget khusus buat itu sebelumnya dan pemerintah butuh
adanya pelatihan, makanya kita uji di pilot 3 kota itu, 3 kota itu dimana
XL punya sumber daya paling kuat dari sisi main power, sekolah-sekolah
nya bagus, dan kita perlu gaungnya dulu dari sekolah-sekolah bagus
tersebut supaya sekolah lain banyak yang ikut8

Selain dari kuatnya sumber daya dan sekolah-sekolah terpilih, pilihan kota

Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar selama ini dijadikan acuan dalam beberapa

kegiatan yang dibuat oleh XL Axiata sehingga pada program kali ini 3 kota

tersebut di pilih untuk menjadi contoh dan dapat mengembangkan kota-kota lain

pada tahun depan.9

Dalam wawancara dengan Manager Communication Service, Pak Achmad

Pradipta mengatakan bahwa,

Jakarta atau jabodetabek banyak banget sekolah bagus, Jogja


karena dikenal kota pelajar, terus Makassar kita pengen ngerambah di
wilayah timur, karena ga mungkin kita langsung buat di ambon atau dibali,
8
Wawancara dengan Bapak Achmad Pradipta Manager CSR & Comm Service di kantor XL
Axiata, pada hari Senin, 4 September 2017

9
Hasil Wawancara dengan Bapak Achmad Pradipta Manager CSR & Comm Service di kantor XL
Axiata, pada hari Senin, 4 September 2017
12

3 kota itu dulu kita uji coba cocok atau engga materi yang kita kasih itu,
dan anak sekolah tuh bisa ga sih di kasih camp yang kaya gitu.10

Penyelenggaraan Youth Leadership Camp di Jakarta/Jabodetabek,

Yogyakarta, dan Makassar menjadi pilihan dikarenakan program camp pertama

yang diadakan oleh XL Axiata, XL melakukan uji coba terhadap 3 kota tersebut

apakah konsep dan materi program Youth Leadership Camp dapat diterima dan

cocok oleh peserta SMA dan SMK.11

Tujuan dari program ini adalah memperbesar kontribusi XL Axiata dalam

membantu menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan membentuk generasi muda

yang berkarakter di lingkungan pelajar SMA/SMK. Pembinaan kepemimpinan

merupakan bekal bagi para siswa untuk berkehidupan di masyarakat nantinya.

Melalui program ini juga diharapkan dapat mengatasi kekhawatiran akan

pengaruh radikalisme serta intoleransi di kalangan pelajar SMA/SMK, sehingga

XL Axiata menganggap perlunya suatu program yang dapat menumbuhkan dan

menguatkan karakter para siswa.

Program XL Youth Leadership Camp berlangsung selama 2 hari 1

malam, dalam bentuk pelatihan kepemimpinan (leadership workshop) yang

dikemas secara interaktif dan menyenangkan dalam bentuk permainan (games).

Materi pelatihan bersifat penguatan kapasitas kepemimpinan dengan fokus pada

kemampuan berpikir secara kritis dan kreatif, berkomunikasi yang efektif, digital

10
Wawancara dengan Bapak Achmad Pradipta Manager CSR & Comm Service di kantor XL
Axiata, pada hari Senin, 4 September 2017
11
Hasil Wawancara dengan Bapak Achmad Pradipta Manager CSR & Comm Service di kantor
XL Axiata, pada hari Senin, 4 September 2017
13

team work, pemecahan masalah, outdoor team work dan emotional intelligence,

serta etika berinternet dan Social Media 101.

Materi pelatihan kepemimpinan yang diberikan oleh fasilitator XL Future

Leaders kepada peserta mendapatkan antusias yang sangat besar, berdasarkan

hasil kuesioner yang diberikan XL kepada peserta, 100% peserta Youth

Leadership Camp di Camp Hulu Cai, Bogor mengakui acara tersebut berbeda

dengan camp lain, materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan peserta dan

diharapkan dapat diadakan kembali pada tahun depan. Di sisi lain, sebanyak 60%

peserta mengharapkan adanya materi kepemimpinan (Leadership).

Dari angka tersebut, muncul permasalahan bahwa adanya miss

communication antara XL dengan peserta. Dimana materi yang diberikan

sebenarnya merupakan materi-materi kepemimpinan (Leadership). Adanya miss

communication tersebut diakui oleh salah satu fasilitator yang memberikan materi

kepada peserta Youth Leadership Camp, Bapak Tidar Rachmadi mengatakan

bahwa,

Yang kita miss adalah mungkin bukan mungkin sih emang kita
yang miss kemarin adalah kita kemarin ga bilang kalo creativity,
communication dan yang lainnya itu sebenernya elemen-elemen dari
leadership, kita nya skip aja ga mengkomunikasikan itu.12

Kegagalan dalam pengkomunikasian materi leadership tersebut diakui dan

ada beberapa penyebab yang dianggap oleh XL sebagai kegagalan dalam

komunikasi bahwa materi yang disampaikan merupakan elemen-elemen dari

12
Wawancara dengan Bapak Tidar Rachmadi Fasilitator XL Future Leaders di kantor XL Axiata,
pada hari Senin, 4 September 2017
14

materi leadership , Bapak Tidar Rachmadi mengatakan bahwa,

Karena selama ini kan kita biasa ngajarinnya anak kuliah, jadi
materi kaya gitu kan lebih nyampe, nah ini kan anak SMA/SMK dimana
kaya jujur kita udah GAP sekian tahun dengan mereka culture orang
Jabodetabek kan beda ya, jadi kita berasumsi kemaren bahwa mereka tuh
ngerti kalo materi yang kita kasih elemen dari materi leadership, ternyata
segala hal itu harus dikomunikasikan dari awal.13

Penyebab kegagalan dalam pengkomunikasian yaitu, tidak melakukan riset

lebih dalam terhadap anak SMA dan SMK dan hanya mengandalkan asumsi, XL

juga menyamakan treat yang sama terhadap peserta SMA dan SMK yang selama

ini XL sasaranya kepada mahasiswa, tidak melihat adanya perbedaan dari segi

culture pengajaran sehingga terjadi kegagalan dalam pengkomunikasian sebuah

pesan.

Kegagalan dalam mengkomunikasikan Leadership kepada peserta

menjadi evaluasi XL untuk melaksanakan kegiatan Youth Leadership Camp lebih

baik di tahun depan, 60% peserta memerlukan materi leadership,artinya peserta

belum memahami bahwa materi yang telah diajarkan oleh fasilitator merupakan

elemen-elemen dari leadership, saat pemberian materi, peserta diajarkan

bagaimana menjadi leader disebuah kelompok, terbagi dalam 10 kelompok, setiap

peserta diberi kesempatan untuk menjadi leader di masing masing kelompok,

kemudian, peserta diberi kesempatan untuk berbicara didepan banyak orang,

tetapi hanya sebagian peserta yang mendapatkan kesempatan untuk berbicara di

depan karena terbatasnya waktu. Kemudian ada kegiatan outbond dimana melatih

13
Wawancara dengan Bapak Tidar Rachmadi Fasilitator XL Future Leaders di kantor XL Axiata,
pada hari Senin, 4 September 2017
15

kekompakan para peserta agar permainan yang diberikan dapat diselesaikan

dengan baik. Materi yang diberikan selaras dengan nama program tersebut yaitu

Leadership bagaimana generasi muda menjadi pemimpin muda di masa nya.

Tetapi, karena adanya miss communication dari awal kegiatan bahwa materi

selama camp merupakan materi leadership, peserta tidak bisa memahami bahwa

materi tersebut merupakan elemen leadership dengan konsep yang berbeda.

Berdasarkan hal tersebut, segala sesuatu nya harus dikomunikasikan sejak

awal saat membuat kegiatan baik itu sasaran nya SMA/SMK maupun mahasiwa.

Tidak berdasarkan asumsi saja, tetapi melakukan riset secara mendalam

bagaimana karakter khayalak yang akan dituju.

Menyadari hal tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mempelajari,

mengetahui, dan menggali lebih dalam mengenai aspek CSR dalam sebuah

lembaga publik terutama pada Departemen CSR Divisi Corporate

Communication XL Axiata dalam rangka mempelajari program-program dan

penerapan tanggung jawab sosial perusahaan yang berkesinambungan.

Peneliti yakin bahwa pengaplikasian CSR yang dilakukan oleh masing-

masing institusi sangat bergantung pada kondisi operasional masing-masing

institusi. Penelitian yang peneliti lakukan melihat bahwa XL Axiata juga

melakukan penyesuaian program CSR dengan kondisi perusahaan di mana masih

banyak yang membutuhkan edukasi dari XL Axiata mengenai teknologi yang

memiliki banyak manfaat agar bisa mendukung pendidikan dan perekonomian

negara.

Maka dari itu penulis memutuskan untuk menjalani masa Job Training di
16

Divisi Corporate Communication XL Axiata yaitu departemen CSR XL Axiata.

Job Training atau Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan yang harus

ditempuh oleh seluruh mahasiswa dalam rangka memenuhi persyaratan untuk

menempuh mata kuliah Job Training. Tujuan diadakan nya kegiatan ini adalah

untuk pengaplikasian teori dan ilmu-ilmu yang sudah didapatkan sebelumnya di

kelas dan perkuliahan ke dalam dunia kerja. Kegiatan ini juga bertujuan agar

mahasiswa siap untuk bersaing di dunia kerja. Dalam praktek kerja lapangan,

mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia kerja.

Sesuai dengan pernyataan di atas, penulis tertarik untuk melakukan observasi dan

mengangkat topik berkenaan dengan aktivitas Youth Leadership Camp sebagai

bagian dari aktivitas Corporate Social Responsibility di Kantor Pusat XL Axiata

mulai dari maksud dan proses program Youth Leadership Camp sebagai masalah

yang difokuskan dalam laporan pelaksanaan Job Training ini.

1.2 Tujuan Penulisan

Cutlip, Center, dan Broom mengemukakan konsep proses Public

Relations dalam buku The Handbook of Public Relations (Ardianto, 2011 : 212),

maka tujuan dari penulisan ini adalah untuk :

1. Mengetahui penentuan masalah dalam program Youth Leadership Camp

sebagai salah satu kegiatan CSR di XL Axiata.

2. Mengetahui perencanaan dan penyusunan program dalam program Youth

Leadership Camp sebagai salah satu kegiatan CSR di XL Axiata .


17

3. Mengetahui tindakan dan komunikasi dalam program Youth Leadership

Camp sebagai salah satu program CSR di XL Axiata.

4. Mengetahui evaluasi program dalam program Youth Leadership Camp

sebagai salah satu program CSR di XL Axiata.

1.3 Kegunaan

1.3.1 Kegunaan Teoritis

Penulisan laporan praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat menjadi

sumbangan bagi kajian ilmu komunikasi, khususnya dapat memberikan

kontribusi terhadap kajian ilmu Hubungan Masyarakat yang berkaitan dengan

Corporate Social Responsibility yaitu mengenai bagaimana CSR bisa menjadi

salah satu media untuk mengkomunikasikan substansi komunikasi di suatu

institusi. Selain itu, laporan penelitian praktek lapangan kerja ini diharapkan

menjadi referensi bagi penelitian yang akan dilakukan selanjutnya mengenai

Corporate Social Responsibility.

1.3.2 Kegunaan Praktis

Secara praktis, laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran serta

bahan evaluasi bagi XL Axiata dan bagi Penulis laporan ini diharapkan dapat

menambah pengalaman dan menambah ilmu, khususnya di bidang Public

Relations dan Corporate Social Responsibility.


18

1.4 Metode Pendekatan yang Dilakukan

1.4.1 Metode Pendekatan Penulisan

Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif,

dengan menggunakan metode studi deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak

mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat

prediksi.Penelitian deskriptif oleh Wood disebut sebagai penelitian

obsevasional (Rakhmat, 2009 : 24).

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah

untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki (Nazir, 2005 : 54).

Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-

standar sehingga penelitian deskriptif ini jugga disebut survey normatif. Dalam

metode deskriptif dapat diteliti maalah normatif bersama-sama dengan masalah

status dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antar fenomena.

Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian

deskriptif. Perspektif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif adalah

waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya waktu yang masih dapat terjangkau

dalam ingatan responden (Nazir, 2005 : 54).


19

Metode deskriptif mempunyai beberapa kriteria pokok, yang dapat dibagi

atas kriteria umum dan khusus. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

Kriteria umum:

1. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu

luas.

2. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum

3. Data yang digunakan harus fakta-fakta terpercaya, bukan opini.

4. Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai

validitas.

5. Harus ada deskirpsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian

yang dilakukan.

6. Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam

mengumpulkan data serta studi kepustakaan yang dilakukan. Deduksi

logis harus jelas hubungnnya dengan kerangka teoritis yang digunakan

jika kerangka teoritis untuk itu telah dikembangkan.

Kriteria khusus:

1. Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai

(value).

2. Fakta-fakta ataupun prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah

status.

3. Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada kontrol terhadap
20

variabel, dan peneliti tidak mengadakan pertauran atau manipulasi

terhadap variabel. Variabel dilihat dari sebagaimana adanya. (Nazir, 2005

: 56).

Peneliti menggunakan metode deskriptif dalam laporan Job Training

ini karena ingin memaparkan hasil penelitian peneliti berdasarkan fakta-fakta

tentang penentuan masalah, perencanaan dan penyusunan progam, pelaksanaan

tindakan dan komunikasi, serta evaluasi yang dilaksanakan sebagai proses

Public Relations pada program Youth Leadership Camp oleh XL Axiata.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu metode yang dilakukan untuk

mengumpulan data atau informasi dengan cara bertanya langsung kepada

responden. Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi,

dimana dalam proses tersebut hasil wawancara akan ditentukan oleh beberapa

faktor yang berinteraksi dan memengaruhi arus informasi.

Esterberd, mengungkapkan bahwa wawancara merupakan pertemuan

dua orang yang bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

resoponden yang mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan pada

laporan tentang diri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan

dan atau keyakinan pribadi ( Sugiyono, 2012 : 231).


21

Stainback mengungkapkan pengumpulan data melalui wawancara

berguna untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan

dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini

tidak bisa ditemukan melalui observasi. (Sugiyono, 2012 : 232).

Metode wawancara mencakup cara yang dipergunakan seseorang untuk

tujuan sesuatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian

secara lisan dari seorang respinden, dengan cara bercakap-cakap dengan

responden. Wawancara adalah percakapan (interviewer) sebagai pihak yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pihak

yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan (Moleong, 2013 : 186).

Wawancara mendalam dilakukan peneliti untuk mendapatkan hal-hal

dari responden yang ingin diketahui secara mendalam. Seperti yang dikatakan

oleh Sugiyono (2012 : 231)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila


peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan
dan atau keyakinan pribadi (Sugiyono, 2012 : 231).

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara mendalam semi terstruktur. Hal ini sesuai dengan yang tertera

dalam Sugiyono (2012 : 233), bahwa:

Wawancara mendalam semi terstruktur adalah jenis wawancara


yang merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Jenis wawancara ini sudah
termasuk ke dalam kategori in-depth interview, dimana dalam
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
22

terstruktur. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu


mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan
oleh informan (Sugiyono, 2012: 233).

Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur dimana

peneliti tetap menggunakan pedoman wawancara untuk pengumpulan data,

tetapi sifatnya lebih bebas yang berarti dapat menemukan permasalahan secara

lebih terbuka dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat serta ide-

idenya.

Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai beberapa informan yang

terlibat langsung dengan program Youth Leadership Camp yaitu, General

Corporate Communication, Senior Manager, Manager, dan CSR Specialist

Departemen CSR Divisi Komunikasi Perusahaan XL Axiata.

b. Observasi Partisipatif

Observasi dalam penelitian ini dilakukan menggunakan observasi

partisipatif. Observasi partisipatif menurut Sugiyono (2012 : 310), peneliti

selain melakukan pengamatan juga melakukan apa yang dilakukan oleh

narasumber, maka diharapkan data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam,

dan mengetahui tingkat makna setiap perilaku yang tampak. Seperti yang

dikemukakan bahwa observasi partisipatif dapat digolongkan menjadi empat,

yaitu partisipasi aktif, partisipasi moderat, observasi yang terus terang

tersamar, dan observasi lengkap (Sugiyono, 2012 : 311).

Observasi dilakukan kepada seluruh staff Departemen CSR Divisi

Komunikasi Perusahaan XL Axiata dan mengikuti program Youth Leadership


23

Camp secara langsung.

c. Studi pustaka

Studi pustaka sangat diperlukan peneliti sebagai bukti pendukung atas

data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dan observasi sehingga dapat

membantu peneliti. Menurut Sugiyono, studi kepustakaan berkaitan dengan

kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma

yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan

sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian

tidak akan lepas dari literatur-literatur ilmiah (Sugiyono, 2012 : 291). Studi

pustaka yang dilakukan peneliti adalah dengan membaca berbagai buku, jurnal

serta literatur ilmiah lainnya.

Penulis mempelajari, meneliti, serta menyeleksi buku catatan maupun

pustaka yang berhubungan dengan penulisan laporan yang dilakukan oleh

penulis, sehingga pada akhirnya dapat diperoleh dasar-dasar teoritis penulisan.

Adapun objek pustaka yang menjadi bahan penulisan antara lain Surat Edaran

XL Axiata, dan arsip-arsip milik Departemen CSR Divisi Komunikasi

Perusahaan XL Axiata.

1.5 Lokasi dan waktu pelaksanaan job training

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan job training bertempat di :

Lokasi : Menara Prima 1 lantai 7 Jl. Lingkar Mega Kuningan Blok 6.2 Jakarta

Selatan

Waktu : 10 Juli 2017 10 September 2017.

Vous aimerez peut-être aussi