Vous êtes sur la page 1sur 42

ANITA K.

LBM 1 MODUL PENGLIHATAN

1. Bagaimana anatomi dan histologi mata?


Anatomi
Page | 1

kornea
tunika
fibrosa
sklera

choroidea

tunika corpus
selubung
vaskulosa cilliaris

iris

stratum
bulbus oculi pigmenti
tunika
oculus nervosa
retina
n. opticus humor
aquosus
organon
musculi oculi lensa
visuum isi
crystalina
palpebra corpus
organo oculi vitreum
acessorius
conjunctiva

glandula
lacrimalis

 Bola mata terdiri dari 3 lapisan yaitu


 Tunika fibrosa  terdiri dari bagian yang opak, sclera, dan bagian
anterior yang transparan, serta kornea. Sclera terdiri dari cairan
fibrosa padat dan berwarna putih, sclera ditembus oleh n.opticus dan
menyatu dengan selubung dura saraf ini. Lamina cribosa adalah daerah
sclera yang ditembus oleh serabut2 N. Opticus
ANITA K.

 Tunika vasculosa  choroidea yang terdiri dari lapisan luar berpigmen


dan lapisan dalam yang sangat vaskular. Corpus ciliare ke arah
posterior dilanjutkan oleh choroidea, dan keanterior terletak di
belakang batas perifer iris. Corona ciliaris adalah bagian posterior
corpus ciliare dan permukaannya mempunyai alur2 dangkal disebut Page | 2

striae ciliares. Processus ciliaris adalah lipatan2 yang tersusun secara


radial, dan pada permukaan posteriornya melekat ligamentum
suspensorium iridis. Musculus ciliaris terdiri dari serabut2 otot polos
meridianal dan sirkular. Serabut meridianal berjalan ke belakang dari
area taut cornea sclera menuju ke processus ciliaris, persarafannya
oleh serabut parasimpatis dari n.oculomotorius, dan fungsinya adalah
apabila m.ciliaris kontraksi maka ia akan menarik corpus ciliaris
kedepan hal ini menghilangkan tegangan yang ada pada ligamentum
suspensorium, dan lensa yang elastis menjadi lebih cembung. Keadaan
ini meningkatkan refraksi lensa. Iris adalah diafragma berpigmen yang
tipis dan kontraktil dengan lubang di tengahnya yaitu pupila, iris
membagi ruang antara camera oculi anterior dengan camera oculi
posterior, serabut otot iris bersifat involunter dan terdiri atas
serabut2 sirkular dan radial
 Tunika nervosa  retina, retina terdiri atas pars pigmentosa di
sebelah luar dan pars nervosa di sebelah dalam. Permukaan luar
melekat pada choroidea dan bagian dalam berhubungan dengan corpus
vitreus. Pinggir anteriornya membentuk cincin berombak disebut ora
serrata
 Isi bola mata :

 Humor aquosus  cairan bening yang mengisi camera oculi anterior dan
posterior. Diduga cairan ini merupakan secret dari processus ciliaris,
dari sini mengalir ke camera posterior. Fungsi humor aquosus adalah
untuk menyokong dinding bola mata dengan memberikan tekanan dari
dalam sehingga menjaga bentuk bola mata. Cairan ini juga memberi
makanan pada cornea dan lensa dan mengangkut hasil2 metabolisme.
Humor Aquous
 Humor Aquos terdapat di Camera Oculi Anterior ( COA )
ANITA K.

 Dihasilkan oleh korpus siliaris, dikumpulkan di COP, mengalir lewat


celah antara lensa dan iris (pupil) ke COA, keluar lewat trabekulum
terus ke kanalis Schlemm.
 Pemeriksaan COA, yang dinilai :
o Kedalamannya (dg focal ilumination) Page | 3

o Kejernihannya (melihat Tyndal effect)


 Fungsi
 Sebagai media refrakta. Bila keruh penglihatan kabur
 Suplai nutrisi lensa dan kornea
 Penentu tekanan bola mata
 Bila tekanan bola mata naik disebut Glaukoma
Buku Oftalmologi Umum, Vaugan
 Corpus vitreus  mengisi bola mata dibelakang lensa dan merupakan
gel yang transparan. Fungsi corpus vitreus adalah menambah daya
pembesaran mata. Juga menyokong permukaan posterior lensa dan
membantu melekatkan pars nervosa retina ke pars pigmentosa retina.
 Lensa  merupakan struktur bikonveks yang transparan, yang
dibungkus oleh capsula transparan. Letaknya di belakang iris dan di
depan corpus vitreus serta dikelilingi processus ciliaris
( Anatomi Klinik, Ricard S. Snell, Edisi 6, EGC )

a. alis mata
lipatan kulit menebal yang ditutupi rambut. Lipatan kulit
ditunjang oleh serat-serta otot di bawahnya

b. cavum orbital
adalah ruangan berbentuk pyramid sisi empat

bagian2 orbita :

 basis
berbentuk segi empat, merpakan pintu masuk ke dalam orbita
, karenanya disebut aditus orbitae

tepi atas dan tepi bawahnya disebut margo supraorbitalis dan


margo infraorbitalis.Tulang2 yang membentuk basis orbita
adalah :

 os frontal
ANITA K.

 os zygomaticus
 os maxila
 apex
terletak disebelah posterior , dibentuk oleh foramen optikum
Page | 4
terdapat pada ujung medial fissura orbitalis superior dekat
canalis opticus

 atap
disebelah depan adalah dibentuk oleh pars orbitalis os
frontalis

disebelah belakang dibentuk oleh ala magna os sfenoidalis

antara os sfenoid dan os frontal terdapat


suturabsfenofrontalis

atap ini membatasi orbita dengan fossa cranii anterior

 dasar
 dibagian anterolateral dibentuk oleh facies orbitalis ossis
zygomaticus
 dibagian tengah oleh facies orbitalis maxillae
 dibagian belakang oleh processus orbitalis ossis palatini
dasar orbita ini membatasi orbita dari sinus maxilaris

 dinding lateral
dibelah depan dibentuk oleh processus frontalis ossis
zygomaticum disebelah belakang dibentuk oleh ala
magna ossis sphenoidalis dan pars orbitalis ossis frontalis

 dinding medial
dibentuk oleh :

 processus frontalis maxillae


 os lacrimalis
 lamina orbitalis ossis ethmoidalis
 corpus sphenoidalis
c. palpebra
Secara anatomis dibagi menjadi 4 lapisan :

I. Lapisan epidermal :
II. Lapisan muscular :
ANITA K.

 m.Levator palpebra
 m.Orbicularis oculi:
 m.Mulleri :
 m.Riolani
III. Lapisan tarsal : jaringan ikat padat sbg kerangka palpebra. Page | 5
Pada tarsus ada Gld.Meibom dng produksi sebum utk
melicinkan kelopak mata. Fungsi :
 Memberi bentuk palpebra
 Origo & insertio otot
 Memberi kekuatan pada palpebra
IV. Lapisan conyunctiva
Otot kelopak mata

a. M.orbicularis oculi
 Inervasi: n.Fasialis
 Fungsi: menutup mata
b. M.levator palpebra
 Inervasi: N.occulomotorius
 Fungsi: membuka mata
c. M.tarsalis mulleri
 Inervasi syaraf simpatis
 Fungsi: pertahankan buka palpebra
d. Konjungtiva
Merupakan jaringan mukosa

Terdiri atas :

 Conjunctiva palpebra
 Conjunctiva fornix
 Conjunctiva bulbi
e. bulbus oculli
berbentuk bulat, panjang max. 24 mm.

Dibungkus 3 lapisan jaringan :

 Sklera : jaringan ikat


 Jaringan uvea : jaringan vaskuler. Isinya ; iris, corpus siliar,
dan coroid
 Retina, ada 10 lapis. Melapisi 2/3 posterior bola mata
f. kornea
Merupakan lanjutan dari sclera, ikut membentuk bola mata

Merupakan bagian dari media refrakta


ANITA K.

i. Cornea
ii. Humor aquous
iii. Lensa
iv. Corpus vitreum
Bersifat transparan dan avaskuler Page | 6

g. Iris
Merupakan lanjutan corpus ciliare ke depan dan merupakan
diafragma yang membagi bola mata menjadi segmen anterior
dan segmen posterior.Iris dibagian tengah membentuk celah
disebut pupil

Perdarahan : iris mendapat perdarahan dari a.ciliaris


posterior longus dan a.ciliaris anterior

Persarafan :

 Plexus nervosus yang terdapat pada corpus ciliare


 Serabut parasimpatis dari N III
 Serabut saraf simpatis
h. Pupil
Pada anak berukuran kecil karena belum berkembangnya saraf
simpatik.

Dewasa  sedang

Orang tua  mengecil karena rasa silau akibat lensa yg sklerosis

Fungsi :

 Mengatur jumlah cahay yg masuk ke mata


 Meningkatkan ketajaman fokus
i. lensa
berbentuk biconvex, avasculair, tak berwarna dan
transparan.Permukaan belakang lebih cembung daripada
permukaan depan.Terletak dibelang iris , didepan corpus
vitreum.Lensa ini digantungkuan pada processus ciliaris oleh
zonula zinii atau ligamentum suspensorium lentis.Disebelah depan
lensa ada humor aquosus

fungsi lensa : memfokuskan cahaya di retina shg terjadi


gambaran yang sempurna
ANITA K.

j. retina
merupakan membran saraf yang tipis, halus,tidak berwarna dan
transparan

fungsi : sbg reseptor sinar


Page | 7

retina dapat dibedakan menjadi 3 bagian :

 pars coeca retinae : yaitu bagian retina yang tidak dapat


untuk melihat
 pars optica retinae : yaitu bagian retina yang dapat untuk
melihat
 ora serrata : yaitu batas antara pars coeca dan pars optica
retinae
tempat dimana axix visualis memotong retina disebut macula
lutea.Ditengahnya terdapat lekukan disebut fovea centralis.Pada
pemeriksaan funduscopi macula lutea tampak lebih merah
daripada sekitarnya dan pada fovea centralis seolah-olah ada
cahaya yang disebut fovea refleks

struktur macula lutea :

 tidak ada serabut saraf


 sel2 ganglion sangat banyak dipinggirnya, tetapi di macula
sendiri tidak ada
 lebih banyak sel conus daripada sel bacilus, bahkan di
fovea centralis sendiri hanya ada sel conus
fungsi conus : untuk melihat warna

untuk melihat cahaya dng intensitas tinggi

untuk penglihatan sentral

fungsi bacilus : tidak dapat melihat warna

untuk melihat cahaya dng intensitas rendah

untuk penglihatan perifer dan orientasi ruangan

k. sklera
merupakan dinding yang paling tebal dan kuat.Ditembus N II
pada lamina cribrosa.Pada tempat perlekatan otot extrinsik
ANITA K.

bola mata, ketebalannya berkurang.Permukaan luar sclera


berwarna keputih-putihan dan tertutup oleh :

 conjunctiva bulbi yang merupakan refleksi conjucctiva


palpebralis
Page | 8
 capsula tenon
 jaringan episclera yang banyak mengandung pembuluh darah
persarafan : berasal dari N.Ciliaris

perdarahan : vasa episcleralis dan tunica choroidea

l. otot-otot penggerak mata


1. m. Rectus superior
2. m. Rectus inferior
3. m. Rectus media
4. m. Rectus lateral
5. m. Obliquus superior
6. m. Obliquus inferior
m. persarafan
1. n. Oculomotorius : yang menginervasi bola mata
2. n. Troklear : yang menginervasi bola mata
3. n. Abduscent : yang menginervasi bola mata
4. n. Fascialis
5. n. Trigeminus : menginervasi lakrimal, frontal, dan nasosilia
n. vaskularisasi
 arteri dan vena oftalmica
 a. Siliaris anterior dan posterior
Organa Sensuum Bagian Anatomi FK UNDIP

Tulang2 pembatas organ orbita


 Os. Frontalis
 Os. Zygomatic
 Os. Maxillaries
 Os. Ethmoidalis
 Os. Sphenoidalis
 Os. Lakrimalis
 Os. Palatina
ANITA K.

Page | 9

Histologi

Pendahuluan

Mata adalah organ indra yang sangat khusus bagi penglihatan dan fotoresepsi.

Setiap bola mata dikelilingi oleh 3 lapisan yang berbeda. Lapisan luar adalah

sklera, yaitu lapisan opak jaringan ikat padat. Di bagian anterior, sklera

dimodifikasi menjadi kornea transparan yang memungkinkan cahaya masuk

mata. Di bagian dalam sklera, terdapat lapisan berpigmen, padat yang disebut

koroid. Di dalam koroid, terdapat pembuluh darah yang memberi makanan

kepada sel-sel fotoreseptor di retina dan struktur lain bola mata. Lapisan

paling dalam mata adalah retina, fotosensitif yang melapisi tiga per empat
ANITA K.

mata bagian posterior. Sel-sel fotosensitif retina berakhir pada daerah yang

disebut ora serata. Di anterior ora serata, retina tidak lagi fotosensitif.

Pada setiap bola mata terdapat palpebra tipis yang menutupi permukaan
Page | 10
anteior mata dan rambut halus bulu mata, yang terdapat pada tepi palpebra.

Struktur-struktur ini melindungi mata dari benda asing dan cahaya

berlebihan. Di atas mata terdapat kelenjar lakrimalis yang secara tetap

menghasilkan air mata. Dengan berkedip, air mata disebarkan di atas bola

mata dan permukaan dalam palpebra. Sekret lakrimal (air mata) mengandung

mukosa, garam, dan enzim anti bakteri lisozim. Fungsinya adalah

membersihkan, melindungi, membasahi, dan melumasi permukaan mata.

Humor aqueos, yang terdapat di dalam kamera okuli anterior dan posterior,

membasuh kornea dan lensa yang avaskuler, dan memasok nutrien dan oksigen

ke struktur-struktur ini. Ruang vitreus yang terdapat di belakang lensa

mengandung masa mirip gelatin yang disebut korpus vitreus. Substansi ini

meneruskan cahaya, penting untuk tekanan intraokular dan menahan retina di

tempat yang berlawanan pada lapisan berpigmen bola mata.

Retina bersifat fotosensitif dan mengandung 3 jenis neuron : sel kerucut dan

sel batang yang fotoreseptif, sel-sel bipolar, dan sel-sel ganglion. Sel

kerucut dan sel batang bersinaps dengan sel-sel bipolar yang kemudian

menghubungkan sel-sel reseptor ini dengan sel-sel ganglion. Axon yang

meningalkan sel-sel ganglion, berkonvergensi di bagian posterior pada papila

optikus dan meninggalkan mata sebagai nervus optikus. Papila optikus juga

disebut bintik buta karena daerah ini tidak memiliki sel-sel fotoreseptor.

Karena sel kerucut dan sel batang terdapat di sebelah lapisan koroid, maka

berkas cahaya harus lebih dulu melalui lapisan sel-sel ganglion dan lapisan sel

bipolar agar dapat mengaktifkan sel-sel fotosensitif. Lapisan berpigmen


ANITA K.

koroid di sebelah retina menyerap berkas cahaya dan mencegahnya memancar

balik melalui retina.

Sel batang sangat sensitif terhadap cahaya, terutama berfungsi pada cahaya
Page | 11
lemah, misalnya cahaya malam hari. Sel kerucut kurang sensitif terhadap

cahaya lemah dan berespon paling baik terhadap cahaya terang, sebagai

sensor untuk ketajaman penglihatan dan melihat warna (merah, hijau, biru). Di

fovea sentralis, berkas cahaya jatuh tepat dan merangsang sel kerucut yang

padat di situ. Akibatnya daerah fovea sentralis mata memberi penglihatan

paling tajam untuk melihat warna paling jelas.

Kelenjar Lakrimal

Kelenjar lakrimal mensekresi air mata dan di susun oleh beberapa kelenjar

tubuloasiner. Asini sekretorisnya (1,8) bervariasi dalam bentuk maupun

ukurannya dan mirip jenis serosa, tetapi lumennya lebih besar. Sejumlah asini

menampakkan kantong-kantong tak teratur dengan sel (5) di dalam lumennya.

Sel-sel asinar (1,8) lebih silindris daripada piramidal, mengandung granul

sekresi dan tetes lipid besar dan terpulas lemah. Sel-sel mioepitel (3)

mengelilingi tiap-tiap asini.

Duktus ekskretorius intalobar (2, bawah) yang lebih kecil dilapisi epitel

selapis kuboid atau silindris. Duktus intralobar yang lebih besar (2,atas) dan

duktur interlobular (7,11) dilapisi 2 lapis sel silindris rendah atau epitel

bertingkat semu.

Jaringan ikat intralobar (9) hanya sedikit; tetapi jaringan ikat interlobular

(4) banyak dan dapat mengandung sel-sel lemak.


ANITA K.

Page | 12

Kornea

Permukaan anterior kornea ditutupi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan

tanduk dan tanpa papil (1,6,7). Lapisan sel terbawah (basal) silindris dan

berada di atas membran basal tipis (tidak tampak). Di bawah epitel kornea

terdapat membran limitans anterior (membran bowman) (2) yang berasal dari

stroma kornea (subtansia propria) (3) di bawahnya. Stroma kornea

membentuk ”badan kornea”. Stroma ini terdiri atas berkas serat kolagen,

paralel yang membentuk lamela tipis (9) dan lapisan-lapisan fibroblas gepeng

dan bercabang, yaitu keratosit (8), di antara serat kolagen. Keratosit kornea

adalah fibroblas yang dimodifikasi. Permukaan posterior kornea ditutupi

epitel kuboid rendah, epitel posterior (5,10) yang juga merupakan endotel

kornea. Membran limitans posterior (membran descemet) (4) lebar dan

merupakan membran basal epitel kornea posterior (5,10). Membran ini berada

pada bagian posterior dari stroma kornea(3).


ANITA K.

Page | 13

Retina, Koroid dan Sklera

Dinding bola mata terdiri atas sklera (1), koroid (2) dan retina (3). Retina

mengandung sel-sel reseptor fotosensitif. Gambar ini hanya memperlihatkan

bagian lebih dalam sklera. Stroma sklera (1) terdiri atas serat kolagen padat

(4) yang berjalan paralel terhadap permukaan bola mata. Di antara berkas

kolagen, terdapat anyaman serat elastin halus. Fibroblas gepeng atau

memanjang terdapat di seluruh sklera dan melanosit (5) terdapat di lapisan

paling dalam.

Lapisan-lapisan Koroid dan Retina

Koroid dibagi atas beberapa lapis: lamina suprakoroid (17), lapisan vaskuler

(18), lapisan koriokapiler (19), dan membran limitans transparan atau

membran vitrea (membran Bruch).

Lamina suprakoroid terdiri atas lamela serat-serat kolagen halus, anyama

serat elastin luas, fibroblas, dan banyak melanosit besar. Lapisan vaskuler

(18) mengandung banyak pembuluh darah (1) berukuran sedang dan besar. Di

lapisan jaringan ikat longgar antar pembuluh darah (1) terdapat banyak
ANITA K.

melanosit (2) gepeng dan besar yang memberi warna gelap khas pada lapisan

ini. Lapisan koriokapiler (19) mengandung anyaman kapiler dengan lumen besar

di dalam stroma serat kolagen dan elastin halus. Lapisan terdalam koroid

yaitu membran vitrea, terdapa bersebelahan dengan sel-sel pigmen (3) retina. Page | 14

Lapisan terluar retina adalah epitel pigmen (3); membran basalnya membentuk

lapisan terdalam membran vitrea koroid. Sel pigmen kuboid (3) mengandung

granul pigmen melanin di bagian apex sitoplasma, sementara prosesus (20)

dengan granul pigmen terjulur di antara sel kerucut dan sel batang (21,22)

retina.

Disebelah sel-sel pigmen terdapat lapisan fotosensitif yang terdiri dari sel

batang langsing (4,22) dan sel kerucut yang lebih tebal (5,21). Kedua jenis sel

ini terdapat di sebelah membran limitan eksterna (6,23) yang dibentuk oleh

cabang-cabang sel neuroglia, yaitu sel-sel Muller (30).

Lapisan inti luar (7,8) mengandung inti sel batang (8,25) dan sel kerucut

(7,24) dan cabang luar sel Muller (26). Di dalam lapisan pleksiform luar (9),

axon sel kerucut dan batang bersinap dengan dendrit sel-sel bipolar (28) dan

sel horizontal (27). Lapisan inti dalam (10) mengandung inti sel-sel bipolar

(29), horizontal, dan amakrin (31), dan sel neuroglia Muller (30). Sel-sel

horizontal dan amakrin adalah sel asosiasi. Di dalam lapisan pleksiform dalam

(11), axon-axon sel bipolar (29) bersinap dengan dendrit sel ganglion dan sel

amakrin.

Lapisan sel ganglion (12) mengandung badan sel-sel ganglion (33) dan sel

neuroglia. Dendrit dari sel ganglion bersinaps pada lapisan pleksiform

(11,32,33).

Lapisan serat nervus optikus (13,14,15) mengandung axon sel ganglion dan

anyaman serat dalam sel Muller (13,37). Axon sel ganglion berkumpul pada
ANITA K.

discus optikus dan membentuk nervus optikus. Ujung dalam serat sel Muller

(13,37) memancar membentuk membran limitan interna (15,36) retina.

Pembuluh darah retina berjalan di dalam lapisan serat nervus optikus dan
Page | 15
masuk sampai ke lapisan inti dalam (10). Terlihat berbagai potongan pembuluh

pada lapisan ini.

Atlas Histologi di Fiore ed 9, Victor P. Eroschenko, Ph.D. EGC, Jakarta : 2003

2. Bagaimana fisiologi mata?

Fungsi pupil adalah untuk :


a. Mengatur banyaknya cahaya yang masuk mata
b. Meningkatkan kedalaman fokus (untuk penglihatan 3 dimensi)
c. Mengurangi aberasi sferis dan aberasi kromatis
Fungsi palpebra
• Dalam keadaan menutup adneksa melindungi bola mata terhadap trauma
dari luar yang bersifat fisik atau kimiawi
• Dapat membuka diri untuk member jalan masuk sinar ke dalam bola mata
yang dibutuhkan untuk penglihatan.
• Pembasahan dan pelicinan seluruh permukaan bola mata oleh karena
pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan
buka tutup kelopak mata.
• Kedipan kelopak mata sekaligus mebhilangkan debu yang terdapat pada
bola mata
Fungsi Humor Akuos

 Sebagai Media Refrakta


 Penyedia Nutrisi Lensa Dan Kornea Bagian Dalam
ANITA K.

 Untuk Mengatur Tekanan Bola Mata (Normal 10 – 20 Mmhg)

Fungsi lensa crystalina

 Menfokuskan sinar dengan cara akomodasi untuk melihat dekat


Page | 16
Fungsi corpus vitreum

 Sebagai media refrakta


Bila kekeruhan sedikit akan melihat benda hitam melayang
(floaters).
Bila keruh sekali penglihatan akan kabur, mis. Karena perdarahan

Fungsi iris

 Berfungsi untuk mengatur sinar yang masuk ke dalam bola mata

Fungsi air mata:

 Sebagai cairan pelindung terhadap kekeringan


 Sebagai antibakterial karena mengandung enzim lisozim
 Sebagai pelicin pada waktu berkedip

Fungsi Nervus opticus:


 Berfungsi untuk menghantarkan impuls yang dihasilkan reseptor
oleh rangsang cahaya (gelombang elektromaknetik) ke pusat
penglihatan di lobus occipitalis
Fungsi Visus perifer:
 Lapangan pandang
 Orientasi sekitar , penting waktu bergerak
 Dengan dua mata untuk melihat tiga dimensi
Fungsi retina
 Menerima bayangan visual yang dikirim ke otak
Fotoreseptor kerucut berfungsi untuk sensasi terang, bentuk serta
warna
Fotoreseptor batang berfungsi untuk melihat dalam suasana gelap
atau remang – remang.
Fungsi pupil adalah untuk :
 Mengatur jumlah sinar yang masuk ke retina
 Meningkatkan kedalaman fokus sinar pada retina (untuk penglihatan
3 dimensi)
 Mengurangi aberasi sferis serta aberasi kromatis yang ditimbulkan
oleh gangguan atau kelainan sistem optik pada kornea dan lensa.
ANITA K.

Fungsi palpebra

 Melindungi bola mata


 Meratakan hasil sekresi kelenjar air mata
 Mendorong corpus alienum keluar
 Fiksasi bola mata Page | 17

Ilmu penyakit mata untuk dokter umum dan mahasiswa, edisi ke2

3. Bagaimana mekanisme melihat?

JALUR PENGLIHATAN SENSORIK

Cahaya dideteksi oleh sel-sel batang dan kerucut di retina yang dianggap
sebagai end-organ sensorik khusus untuk penglihatan  badan sel dari
reseptor-reseptor ini mengeluarkan tonjolan (proc) yang bersinaps dengan
sel bipolar, neuron kedua di jalur penglihatan.  sel2 bipolar kemudian
bersinaps dengan sel ganggilon retina akson2 sel ganglion membentuk
lapisan serat saraf pada retina dan menyatu membentuk saraf optikus 
saraf keluar  masuk ke rongga tengkorak mll kanalis optikus

Dalam tengkorak, 2 saraf optikus meyatu membentuk chiasma optikus. Di


chiasma lebih dari separuh serat mengalami dekuasasi dan menyatu dengan
sel-sel temporal yang tidak menyilang dari satu optikus ke sisi lain 
membentuk traktus optikus.

Masing2 traktus optikus berjalan mengelilingi pedunkulus serebrum menuju


ke nucleus genikulatum lateral, tempat traktus tersebut bersinaps  serat2
tersebut meninggalkan traktus tepat di anterior dari nucleus dan melewati
brakium kolikulus superior  nucleus pretektalis otak tengah. Serat lain
yang bersinaps di nucleus genikulatum lateral  membentuk traktus
genikulo-kalkarina  lobus temporalis dan parietal  korteks oksipitalis.

Daniel G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. widya medika

Mata merupakan alat optik yang mempunyai system lensa (kornea, humor

akuos, lensa dan badan kaca), diafragma (pupil), dan film untuk membentuk

bayangan (retina). Proses penglihatan dimulai dengan adanya rangsangan

pada sel fotoreseptor retina (sel batang dan kerucut), untuk selanjutnya
ANITA K.

diteruskan ke otak melalui lintasan visual. Lintasan visual dimulai dari sel-

sel ganglioner di retina dan diakhiri pada polus posterior korteks

oksipitalis. Lintasan visual terdiri dari :

a. Sel-sel ganglioner di retina Page | 18

b. Nervus optikus

c. Khiasma optikum

d. Traktus optikus

e. Korpus genikulatum laterale

f. Radiatio optik

g. Korteks oksipitalis.

Sidarta Ilyas. Dasar – Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata,

Balai Penerbit FK UI, Jakarta 1983

Lesi di chiasma opticum  hemianopsia bitemporal


 Medial untuk melihat temporal
 Temporal untuk melihat nasal
Lesi di traktus opticus Hemianopsia lateral
 Kanan  tdk bisa lihat temporal
ANITA K.

 Kiri  tdk bisa lihat nasal


 hemi anopsia homonim kontralateral

4. Jelaskan interpretasi visus 6/6, tidak buta warna, ortoforia -, tidak ada Page | 19

perdangan(jenis)?

a. Pemeriksaan visus
Pemeriksaan visus dilakukan dengan membaca kartu Snellen pada jarak 6
meter. Masing-masing mata diperiksa secara terpisah, diikuti dengan
pemeriksaan menggunakan pinhole untuk menyingkirkan kelainan visus
akibat gangguan refraksi. Penilaian diukur dari barisan terkecil yang masih
dapat dibaca oleh pasien dengan benar, dengan nilai normal visus adalah
6/6. Apabila pasien hanya bisa membedakan gerakan tangan pemeriksa
maka visusnya adalah 1/300, sedangkan apabila pasien hanya dapat
membedakan kesan gelap terang (cahaya) maka visusnya 1/∞.

b. Test Buta Warna


Kartu ishihara adalah adalah kartu dengan titik2 berwarna yg
kecerahannya dan bayangannya membentuk angka, huruf atau yg lainnya.
Kartu ini digunakan untuk menguji daya pisah warna mata penderita yang
diuji atas kemungkinan adanya buta warna. Pada pemeriksaan pasien
diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam
waktu 10 detik.

5. Bagaimna mata bisa bergerak dan macam-macamnya?


Mekanisme gerak bola mata
ANITA K.

Page | 20

bola mata dapat bergerak karena adanya 6 otot penggerak bola mata
(otot ekstraokuler), yaitu: m. rektus superior, m. rektus lateral, m.
rektus inferior, m. rektus medial, m. oblikus superior, dan m. oblikus
inferior. Otot ekstra okuler masing-masing memainkan peran dalam
menentukan kedudukan bola mata karena adanya 3 (tiga) sumbu
rotasi (yaitu sumbu vertikal, transversal, dan sagital), dan
keseimbangan posisi tarikan keenam otot tersebut.

Pada arah pandang (direction of gaze) tertentu, otot agonis


berkontraksi dan menggulir mata kearah tersebut, sedangkan otot
antagonisnya mengendor. Gerak horizontal pada sumbu vertikal meliputi
gerak adduksi dan abduksi. Gerak vertikal pada sumbu transversal
meliputi gerak elevasi dan depresi, sedangkan gerak pada sumbu sagital
menyebabkan siklorotasi bola mata berupa insikloduksi dan
eksikloduksi.

Gerak bola mata berfungsi untuk menempatkan stimuli visual dari


lapang pandangan perifer (retina perifer) ke titik pusat yang
mempunyai tajam penglihatan paling baik (fovea), dan juga
mempertahankan fiksasi fovea pada obyek yang bergerak. Fungsi ini
bersama dengan fungsi mempertahankan bayangan obyek di fovea
serta stabilisasi bayangan di fovea selama gerakan kepala adalah
merupakan fungsi dasar gerakan mata pada manusia.

Gerak bola mata dikendalikan lewat pengaturan supranuklear yang


berpusat di korteks frontalis, korteks oksipitoparietalis, jalur dari
kedua korteks tadi ke batang otak, formatio retikularis paramedian
pontis (FRPP) di batang otak, dan fasikulus longitudinalis medialis
ANITA K.

(FLM) di batang otak. FLM menghubungkan nukleus ketiga saraf


penggerak bola mata (N III, IV dan VI) baik antara nuklei
homolateral maupun kontra lateral, sehingga gerakan bola mata dapat
terkoordinasi dengan baik dan maksud gerak bola mata seperti
tersebut diatas dapat terlaksana. Page | 21
Ophtalmologi umum Vaugan

 Oblik inferior : Origo pada fosa lakrimal tulang lakrimal. Dipersarafi


saraf okulomotor. Bekerja untuk menggerakkan mata ke atas, abduksi
dan eksiklotorsi.
 Oblik superior : Origo pada anulus Zinn dan ala parva tulang sfenodi di
atas foramen optik. Dipersarafi saraf ke VI atau saraf troklear yang
keluar dari bagian dorsal susunan saraf pusat.
 Rektus inferior : Origo pada anulus Zinn, berjalan antara oblik inferior
dan bola mata atau sclera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada
persilangan dengan oblik inferior diikat kuat oleh ligamen Lockwood.
Dipersarafi oleh N.III.
 Rektus lateral : Origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah foramen
optik. Dipersarafi oleh N.VI.
 Rektus medius : Origo pada anulus Zinn dan pembungkus dura saraf optik
yang sering memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan mata bila
terdapat neuritis retrobulbar.
 Rektus superior : Origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita superior
beserta lapisan dura saraf optik optik yang akan memberikan dan rasa
sakit pada pergerakkan mata bila terdapat neuritis retrobulbar.
Dipersarafi cabang superior N.III.

Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, spM, Ilmu Penyakit Mata ( Edisi 3 ), FKUI

M. Rectus superior  N. III, elevasi, adduksi, intorsi


M. Rectus inferior  N. III, depresi, adduksi, ekstorsi
M. Rectus lateralis  N. VI, abduksi
M. Rectus medialis  N. III, adduksi
M. Obliquus superior  N. IV, depresi, abduksi, ekstorsi
M. Obliquus inferior  N. III, elevasi, abduksi, intorsi

Arah gerakan Otot yg berperan


mata Mata kanan Mata kiri
Kanan m.rectus lateral m.rectus medial
Kiri m.rectus medial m.rectus lateral
ANITA K.

Kanan atas m.rectus m.obliqus


superior inferior
Kanan bawah m.rectus inferior m.obliqus
superior
Page | 22
Kiri atas m.obliqus inferior m.rectus lateral
Kiri bawah m.obliqus m.rectus
superior inferior
(Situs Organon Sensuum & Buku Petunjuk Praktikum Anatomi)

 gerak mata cepat

pembentukan suatu gerakan sakadik melibatkan suatu pulsa peningkatan


persarafan untuk menggerakkan mata sesuai arah yang diinginkan dan suatu
peningkatan bertahap dalam persarafan tonik untuk mempertahankan posisi
baru dalam orbita dengan melawan gaya-gaya viskoelastis yang bekerja untuk
mengembalikan mata ke posisi primer

 gerak mata lambat

dihasilkan oleh rangsangan vestibulum adalah respon langsung terhadap


deteksi gerakan oleh kanalis semisirkularis. Kanalis-kanalis tersebut
merupakan detector, tetapi sinyal mereka di integrasikan untuk menghasilkan
sinyal kecepatan  kemudian disampaikan ke nucleus motorik okuler

Daniel G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. widya medika

6. Mengapa mata tidak kering dan tidak ada debu di matanya?


Adanya sekresi kelenjar lakrimalis karena mata mempunyai palpebra
superior dan inferior yang dapat menutup dan berfungsi melindungi
bola mata anterior. Berkedip membantu menyebarkan lapis tipis air
mata, yg melindungi kornea dan konjunctiva dari dehidrasi
(Oftalmologi Umum)\

Komponen air mata ( tears film)!


ANITA K.

a. Lipid, lapisan paling superficial yang dihasilkan oleh kelenjar


Meibom yang terdapat di palpebra superior dan inferior. Tebal
lapisan ini  0,1 um
b. Akuos, lapisan tengah (paling tebal) yang dihasilkan oleh kelenjar
Lakrimalis utama dan kelenjar lakrimalis asesorius (kelenjar Page | 23
Krause dan Wolfring). Tebal lapisan ini  7 um. Selain air sebagai
komponen utama, juga terdiri dari elektrolit, glukosa, oksigen,
protein (termesuk imunoglobulin A), enzim dan komponen lainnya.
c. Mucin, lapisan paling profunda yang dihasilkan oleh sel Goblet
conjunctiva. Tebal lapisan ini  0,02 – 0,05 um. Selain dihasilkan
oleh sel Goblet, mucin juga diproduksi oleh epitel permukaan
conjunctiva dan kornea yang disebut dengan N-linked mucin.
Sedangkan mucin yang dihasilkan oleh sel Goblet disebut dengan O-
linked mucin.

Tear film mempunyai fungsi utama untuk :

a. Melapisi dan melumasi permukaan kornea (sebagai sistem

optik)
ANITA K.

b. Membersihkan debris dari permukaan bola mata

c. Suplai oksigen dan nutrisi untuk epitel kornea

d. Mengandung faktor pertumbuhan dan antibakteri Page | 24

System lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :


 System produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak
di temporo antero superior rongga orbita.
 System ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli
lakrimal, sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal
terletak di bagian depan rongga orbita. Air mata dari duktus
lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus
inferior.
Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan ke
dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal.
Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, spM, Ilmu Penyakit Mata ( Edisi 3 ), FKUI

7. Bagaimana menjaga penglihatannya tetap baik?


8. Bagaimana pemeriksaan visus?

Pemeriksaan visus
Pemeriksaan visus dilakukan dengan membaca kartu Snellen pada jarak 6
meter. Masing-masing mata diperiksa secara terpisah, diikuti dengan
pemeriksaan menggunakan pinhole untuk menyingkirkan kelainan visus
akibat gangguan refraksi. Penilaian diukur dari barisan terkecil yang masih
dapat dibaca oleh pasien dengan benar, dengan nilai normal visus adalah
6/6. Apabila pasien hanya bisa membedakan gerakan tangan pemeriksa
maka visusnya adalah 1/300, sedangkan apabila pasien hanya dapat
membedakan kesan gelap terang (cahaya) maka visusnya 1/∞.

9. Bagaimna untuk menentukan mata normal dan pemeriksaanya(visus, buta


warna, refleks pupil)?

c. Pemeriksaan visus
ANITA K.

Pemeriksaan visus dilakukan dengan membaca kartu Snellen pada jarak 6


meter. Masing-masing mata diperiksa secara terpisah, diikuti dengan
pemeriksaan menggunakan pinhole untuk menyingkirkan kelainan visus
akibat gangguan refraksi. Penilaian diukur dari barisan terkecil yang masih
dapat dibaca oleh pasien dengan benar, dengan nilai normal visus adalah Page | 25
6/6. Apabila pasien hanya bisa membedakan gerakan tangan pemeriksa
maka visusnya adalah 1/300, sedangkan apabila pasien hanya dapat
membedakan kesan gelap terang (cahaya) maka visusnya 1/∞.

d. Pemeriksaan refleks pupil


Pemeriksaan refleks pupil atau refleks cahaya terdiri dari reaksi cahaya
langsung dan tidak langsung (konsensual).

o Refleks cahya langsung / Reflek pupil direk maksudnya adalah


mengecilnya pupil (miosis) pada mata yang disinari cahaya.
o Refleks cahaya tidak langsung atau konsensual / Reflek pupil indirek
adalah mengecilnya pupil pada mata yang tidak disinari cahaya.

e. Pemeriksaan Placido Test / Keratoskop Plasido


Sumber cahaya dari belakang penderita, keratoskop plasido dihadapkan
pada penderita dan pemeriksa mengintip dari lubang yang ada di tengah
keratoskop plasido maka akan tampak gambar yang hampir sama dengan
plasido dipermukaan kornea.

Gambaran konsentris  permukaannya normal

Gambaran bergelombang edem kornea

Gambaran terputus – putus  infiltrat defek kornea, misalnya ulcuskornea


ANITA K.

Gambaran tidak konsentris  permukaan kornea tidak rata

Mata kanan pemeriksa harus melihat mata kanan yang diperiksa karena
kalau tidak, hidung keduanya akan bersentuhan.
Page | 26
f. Test Buta Warna
Kartu ishihara adalah adalah kartu dengan titik2 berwarna yg
kecerahannya dan bayangannya membentuk angka, huruf atau yg lainnya.
Kartu ini digunakan untuk menguji daya pisah warna mata penderita yang
diuji atas kemungkinan adanya buta warna. Pada pemeriksaan pasien
diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam
waktu 10 detik.

g. Pemeriksaan lapang pandang


Pemeriksaan lapang pandang bertujuan untuk memeriksa batas perifer
penglihatan, yaitu batas dimana benda dapat dilihat bila mata difiksasi
pada satu titik. Lapang pandang yang normal mempunyai bentuk tertentu
dan tidak sama ke semua jurusan, misalnya ke lateral kita dapat melihat
90 – 100o dari titik fiksasi, ke medial 60o, ke atas 50 – 60o dan ke bawah
60 – 75o. Terdapat dua jenis pemeriksaan lapang pandang yaitu
pemeriksaan secara kasar (tes konfrontasi) dan pemeriksaan yang lebih
teliti dengan menggunakan kampimeter atau perimeter.

 Konfrontasi

Apabila tidak ada alat khusus untuk pemeriksaan lapang pandangan,


dilakukan uji konfrontasi untuk mengetahui secara kasar adanya defek
pada lapang pandangan. Pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa,
muka menghadap muka pada jarak 60 cm. Pasien diminta menutup mata
ANITA K.

kirinya dengan telapak tangan kiri dan melihat dengan mata kanannya
ke arah mata kiri perneriksa. Benda obyek dipegang sejauh mungkin ke
samping di tengah-tengah jarak pasien-pemeriksa dan pelan-pelan
digerakkan ke arah sumbu penglihatan dan penderita diminta untuk
memberitahu apabila mulai melihat benda obyek. Hal ini diulangi pada Page | 27
interval 30-45 derajat hingga mengelilingi 360 derajat perifer.

 Pemeriksaan Kampimetri

Pemetaan lapang pandangan untuk daerah sentral atau parasentral


dilakukan dengan menggunakan layar hitam yang disebut tangent screen
Bjerrum. Pasien duduk dua meter dari layar dan satu mata berfiksasi
pada titik tengahnya. Obyek digeser pelan-pelan dari tepi ke arah titik
tengah dan penderita diminta memberitahu pada saat benda mulai
terlihat. Prosedur ini diulangi hingga mengelilingi 360 derajat.

 Pemeriksaan Perimetri
Perimeter adalah alat berbentuk setengah bola dengan jari-jari 30 cm.
Mata penderita berada pada titik pusat bola clan berfiksasi pada
bagian sentral parabola perimeter. Obyek digeser pelan-pelan dari tepi
ke arah titik sentral. Dicari batas-batas pada seluruh lapangan pada
saat obyek mulai terlihat. Luas lapang pandangan yang normal adalah 90
derajat temporal, 70 derajat inferior, 60 derajat nasal, 50 derajat
superior.

h. Pemeriksaan funduskopi
Pemeriksaan funduskopi di bidang neurologi bertujuan untuk menilai
keadaan fundus okuli terutama retina dan papil nervus optikus.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat berupa oftalmoskop. Papil
normal berbentuk lonjong, warna jingga muda, di bagian temporal sedikit
pucat, batas dengan sekitarnya tegas, hanya di bagian nasal agak kabur.
Selain itu juga terdapat lekukan fisiologis. Pembuluh darah muncul di
bagian tengah, bercabang keatas. Jalannya arteri agak lurus, sedangkan
vena berkelok-kelok. Perbandingan besar vena : arteri adalah 5:4 sampai
3:2.
ANITA K.

i. Pemeriksaan Tekanan Bola Mata


Pengukuran tekanan bola mata yang paling sederhana adalah dengan
menggunakan dua jari telunjuk yang menekan secara bergantian bagian
atas palpebra superior dan merasakan tegangan bola mata. Dengan
pengalaman seorang dokter dapat merasakan tekanan bola mata yang Page | 28
biasanya dinyatakan dalam N (Normal), N+ 1, N+2, N+3 untuk tekanan yang
lebih tinggi dibanding normal serta N-1, N-2, N-3 untuk tekanan bola mata
yang rendah. Pengukuran tekanan bola mata dengan menggunakan alat
dapat dilakukan dengan tonometer.

 Tonometer Schiotz:
Dilakukan inclentasi (penekanan) terhadap permukaan kornea.
Dengan beban tertentu akan terjadi kecekungan pada kornea dan akan
terlihat perubahan pada skala Schiotz. Makin rendah tekanan bola
mata maka skala yang terlihat akan lebih besar dan berlaku sebaliknya.
Angka skala yang clitunjuk dilihat nilainya di dalam tabel untuk konversi
nilai tekanan dalam mmHg.

Kelemahan penggunaan Tonometer Schiotz adalah mengabaikan


faktor kekakuan sklera (scleral rigidity). Pemeriksaan dengan
menggunakan alat ini perlu dilakukan dengan hati-hati karena dapat
menyebabkan lecetnya kornea yang mengakibatkan keratitis.

 Tonometer Aplanasi :
Dilakukan dengan menggunakan alat Tonometer yang dikaitkan
dengan Slitlamp. Pengukuran tekanan bola mata di sini tidak
dipengaruhi oleh faktor kekakuan sklera.

Dengan perkembangan teknologi saat ini digunakan Tonometer


non kontak dengan prinsip kerja hembusan udara pada permukaan
kornea yang langsung dapat diketahui hasil pengukuran tekanan bola
mata dalam mmHg.

j. Pemeriksaan Kelenjar Lakrimalis


 Uji produksi  tes Schirmer
Dng strip kertas saring dipasang pada konjungtiva, normal  5
menit basah semua

 Uji saluran :
ANITA K.

 Tes flourescein
o Mata ditetes flourescein 2%. Normal  flourescein masuk ke
hidung
 Tes anel
o Pungtum ditusuk jarum tumpul  disemprot air, akan terasa Page | 29
masuk hidung (pada bayi terlihat reflek menelan)
k. Tindal Efek / Oblique Illumination
Yaitu fenomena dimana terjadi pantulan2 cahaya oleh radang pada
partikel2 COA.

Tindal ( + )  garis yang menghubungkan fokus kornea dan fokus iris,


artinya da kekeruhan di COA

Tindal ( - )  ada fokus sinar pada kornea dan di iris, tanpa ada gars yang
menghubungkannya

l. Fundus Reflek  untuk memeriksa keadaan media refrakta

Sumber cahaya dari kanan belakang pendrita, sinar dipenulkan ke dalam


bola mata melelui pupil ( yang sudah di lebarkan ) lalu pemeriksa mengintip
pantulan sinar dari dalam mata melelui lubang yang ada di tengah cermin.

Funduds reflek normal warnanya merah cemerlang. Kalau terjadi


kekeruhan pada media refrakta ( misal HA ) maka akan tampak bintik
kehtaman / warna hitam dengan latarbelakang merah.

Ilmu Penyakit Mata, Seri Catatan Kuliah, FK Undip

PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

Anamnesis

keluhan utama : digolongkan menurut lama, frekuensi, intermitensi dan


cepat timbulnya. Lokasi, berat dan keadaan lingkungan.
Riwayat kesehatan lalu
1. berpusat pada kesehatan umum
2. penyakit sistemik
ANITA K.

3. gg vaskuler yang biasanya menyertai penyakit mata: diabetes dan


hipertensi.
Riwayat keluarga
1. berhubungan dengan gg mata :
strabismus Page | 30
glaucoma
katarak
masalah retina : degenerasi macula
PEMERIKSAAN OBYEKTIF

pemeriksaan visus
pemeriksaan fisik : untuk menilai fungsi maupun anatomi kedua mata.
1. adnexa (palpebra dan jaringan periokuler)
2. conjungtiva
3. cornea  keratometer (alat terkalibrasi yang mengukur radius
kelengkungan kornea dalam 2 merisian yang terpisah 90 derajat)
fotokeratoskop  alat yang menilai keseragaman dan ratanya
permukaan dengan memantulkan pola lingkaran konsentris ke
atasnya.

Pachymeter  mengukur ketebalan kornea sentral.

4. camera oculi anterior  dengan gonioskopi, alat pemeriksaan


anatomi kamera anterior dengan pembesaran binokuler dan sebuah
goniolens khusus.
5. pupil (simetris, ukuran, bentuk  bulat atau tidak teratur, reaksi
terhadap cahaya dan akomodasi)
6. lensa
7. corpus vitreus
8. retina
motilitas mata  mengevaluasi perpaduan kedua mata dan gerakannya,
baik masing-masing sendiri (ductions) dan bersama (version).
(Daniel G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. widya medika)

PEMERIKSAAN MATA (urutan u/ mengisi cat.medis)

 Subjektif (allo / autoanamnesis) :

 Anamnesis yang baik, dapat untuk menentukan 80% dari


diagnosis
ANITA K.

 Identitas penderita : nama, umur, jenis kelamin, alamat,


pekerjaan

 Sacred seven ( Untuk RPS )


Page | 31
1. Keluhan utama

2. Onset

3. Lokasi( mata kanan / kiri )

4. Gejala yang menyertai

5. Terapi yang sudah diberikan

6. Faktor yang memperberat

7. Faktor yang memperingan

 Fundamental four :

 Riwayat penyakit dahulu / riwayat sakit sebelumnya

 Riwayat penyakit sistemik

 Riwayat penyakit keluarga

 Riwayat sosial ekonomi

 Obyektif

 Pemeriksaan visus

 Inspeksi (mata kanan lebih dulu, sistematis dimulai dari


anterior)

1. Kesan pasangan bola mata ( gerak & posisi )

2. Supersilia, silia

3. Palpebra

4. Konjungtiva

5. Kornea
ANITA K.

6. Camera oculi anterior

7. Iris

8. Pupil
Page | 32
9. Lensa

10. Korpus vitreum

11. Retina

 Alat pemeriksaan
 Optotype
 Lampu batere
 Lensa + 20 Dioptri
 Kaca pembesar
 Lampu listrik 75 watt
 Cermin cekung berlubang
 Keratoskop placido
 Oftalmoskop
 Pemeriksaan visus
 Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui visus
seseorang dan memberikan penilaian menurut ukuran baku yang
ada.
 Visus harus diperiksa walaupun secara kasar untuk
membandingkan visus kedua mata.
 Kedua mata diperiksa sendiri-sendiri, karena dengan
diperiksa binokuler tidak dapat diketahui adanya kekaburan
pada satu mata.

 Pada bayi dan anak preverbal, pemeriksaan visus sentral


dapat dilakukan dengan melihat reflek cahaya di kornea dan
kemampuannya dalam fiksasi dan mengikuti obyek yang
digunakan untuk pemeriksaan.

 Bila reflek cahaya terletak di sentral kornea, yang berarti


terjadi fiksasi di fovea, dan bila saat obyek digerakkan
penderita mampu mengikuti dengan baik, maka disebut
ANITA K.

“kemampuan fiksasi dan mengikuti obyek adalah baik”, yang


berarti kemungkinan anak tersebut mempunyai visus normal

 Pada umur 2½ - 3 tahun, anak sudah mampu mengenali dan


mengerjakan uji gambar-gambar kecil (kartu Allen). Page | 33

 Pada anak umur 3 – 4 tahun umumnya sudah dapat melakukan


permainan “E” (“E” games), yaitu dengan kartu Snellen
konvensional dengan huruf E yang kakinya mengarah ke berbagai
arah, dan si anak diminta menunjukkan arah kaki huruf E
tersebut dengan jarinya.

 Pada anak umur 5 – 6 tahun keatas, umumnya sudah dapat


dilakukan pemeriksaan seperti pada orang dewasa.

 Bila penderita mampu membaca huruf-huruf deretan paling


atas tetapi tidak dapat membaca sampai deret 6/6 (20/20),
maka nilai yang tercantum dipinggir deretan huruf terkecil yang
masih dibaca dicatat. Jika huruf yang paling besarpun tidak
dapat dibaca, penderita disuruh maju sampai huruf terbesar
tadi dapat dibaca dan kemudian jarak tersebut dicatat.

 FOCAL ILLUMINATION

( PEMERIKSAAN SEGMEN ANTERIOR BOLA MATA )

 Tujuan : Untuk memeriksa 1/3 anterior bola mata,


dimulai

supersilia, silia, palpebra, konjungtiva, kornea, COA, iris,


pupil dan lensa

 Dasar :

Melakukan inspeksi segmen anterior bola mata dengan


pembesaran sederhana dan penyinaran yang difokuskan. Sinar
yang datang dari sumber cahaya (biasanya lampu pijar )
dikumpulkan menggunakan condensing lens dan difokuskan pada
objek yang akan diperiksa. Dilakukan inspeksi objek yang
diperiksa dengan menggunakan kaca pembesar. Pemeriksaan
dilakukan secara sistematis dan berurutan
ANITA K.

 Alat :

 Lampu pijar
 Condensing lens
 Kaca pembesar Page | 34

 Teknik :

Lampu pijar diletakkan di samping depan penderita dan


menghadap ke arah penderita ( berjarak ± 50 cm ). Sinar dari
lampu pijar dikumpulkan dan difokuskan pada objek yang
diperiksa dengan condensing lens Objek diperiksa dengan
bantuan kaca pembesar

Nilai : Akan tampak seluruh bagian 1/3 anterior bola mata


dan dilihat kelainan yang ada

Catatan : Untuk memeriksa mata kanan sebaiknya lampu pijar


diletakkan di sebelah kanan depan penderita, dan sebaliknya

 Skiaskopi

Tujuan : menilai kejernihan media refrakta

Dasar : Fundus okuli yang berwarna kuning kemerahan akan


menimbulkan reflek fundus bila sisinari. Bila media refrakta
jernih, maka reflek fundus akan tampak kuning cemerlang

Alat : - Cermin cekung berlubang

- Sumber cahaya ( lampu pijar )

Teknik : - Sumber cahaya diatur di samping belakang


penderita

- Skiaskop diarahkan ke pupil penderita, diatur agar


sinar dari sumber cahaya jatuh tepat pada cermin
skiaskop

- Skiaskop diatur sedemikian rupa sehingga pantulan


sinar dari skiaskop jatuh pada pupil
ANITA K.

 Pemeriksaan tekanan bola mata dengan cara palpasi

Tujuan : Untuk memeriksa tekanan bola mata dengan palpasi


memakai ujung jari
Page | 35
Dasar : Merupakan pengukuran tekanan bola mata dengan
menekan bola mata dengan jari pemeriksa.

Teknik :

- Penderita disuruh melirik ke bawah dengan posisi wajah


menghadap lurus kedepan

- Kedua jari telunjuk pemeriksa diletakkan pada kulit kelopak


tarsus atas penderita.

- Jari-jari lain bersandar pada dahi penderita

- Satu jari telunjuk mengimbangi tekanan sedang jari telunjuk


yang lain menekan bola mata.

Nilai : Dengan pengalaman sebelumnya dapat dinyatakan


tekanan bola mata N, N+1, N+2, N+3 atau N-1, N-2, N-
3, yang menyatakan tekanan lebih tinggi atau lebih
rendah dari normal.

Catatan : Cara ini sangat baik pada kelainan mata bila


tonometer tidak dapat dipakai atau dinilai seperti
pada sikatrik kornea, kornea irreguler dan infeksi
kornea.

Cara pemeriksaan ini memerlukan pengalaman pemeriksa karena


terdapat faktor subyektif.

PEMERIKSAAN VISUS PERIFER

visus perifer dapat diperiksa dengan :

a. test konfrontasi
b. tangent screen
c. perimeter
PEMERIKSAAN VISUS SENTRAL
ANITA K.

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui visus


seseorang dan memberikan penilaian menurut ukuran baku
yang ada. Visus harus diperiksa walaupun secara kasar untuk
membandingkan visus kedua mata. Kedua mata diperiksa
sendiri-sendiri, karena dengan diperiksa binokuler tidak Page | 36
dapat diketahui adanya kekaburan pada satu mata.

Pada bayi dan anak preverbal, pemeriksaan visus sentral


dapat dilakukan dengan melihat reflek cahaya di kornea dan
kemampuannya dalam fiksasi dan mengikuti obyek yang
digunakan untuk pemeriksaan. Bila reflek cahaya terletak di
sentral kornea, yang berarti terjadi fiksasi di fovea, dan
ketika obyek digerakkan penderita mampu mengikuti dengan
baik, maka disebut “kemampuan fiksasi dan mengikuti obyek
adalah baik”, yang berarti kemungkinan anak tersebut
mempunyai visus normal.
Pada umur 2½ - 3 tahun, anak sudah mampu mengenali dan
mengerjakan uji gambar-gambar kecil (kartu Allen). Pada
anak umur 3 – 4 tahun umumnya sudah dapat melakukan
permainan “E” (“E” games), yaitu dengan kartu Snellen
konvensional dengan huruf E yang kakinya mengarah ke
berbagai arah, dan si anak diminta menunjukkan arah kaki
huruf E tersebut dengan jarinya. Pada anak umur 5 – 6 tahun
keatas, umumnya sudah dapat dilakukan pemeriksaan seperti
pada orang dewasa.

Metode pengukuran visus yang umum adalah menggunakan


optotipe Snellen (Snellen chart). Penderita menghadap
optotipe pada jarak 6 meter (20 feet). Mata diperiksa satu
persatu dimulai mata kanan lebih dulu, mata yang tidak
diperiksa ditutup tanpa menekan bola mata. Penderita diminta
membaca huruf-huruf pada optotipe mulai dari huruf yang
paling besar pada deret paling atas berturut-turut ke
deretan-deretan di bawahnya. Jika mampu membaca huruf
terkecil yang dipinggirnya ada angka kecil 20 atau 6, berarti
visusnya adalah 20/20 atau 6/6. ini dicatat, dan dengan
urutan kerja yang sama dilakukan pula pemeriksaan untuk
mata kiri.
ANITA K.

Bila penderita mampu membaca huruf-huruf deretan paling


atas tetapi tidak dapat membaca sampai deret 6/6 (20/20),
maka nilai yang tercantum dipinggir deretan huruf terkecil
yang masih dibaca dicatat. Jika huruf yang paling besarpun
tidak dapat dibaca, penderita disuruh maju sampai huruf Page | 37
terbesar tadi dapat dibaca dan kemudian jarak tersebut
dicatat.

Teknik dasar Pemeriksaan Mata

10. Media Refrakta, sistem lacrimalis, dan aquous humor

MEDIA REFRAKTA

Media refraksi merupakan bangunan transparan yang harus dilalui berkas


cahaya untuk mencapai retina.Yang termasuk media refraksi antara lain kornea,
pupil, lensa, dan vitreous. Media refraksi targetnya di retina sentral (macula).
Gangguan media refraksi menyebabkan visus turun (baik mendadak ataupun
perlahan) (Marieb EN & Hoehn K, 2007).

1. KORNEA :

Kornea (Latin cornum=seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput
mata yang tembus cahaya. Kornea merupakan lapisan jaringan yang menutupi bola
mata sebelah depan dan terdiri atas 5 lapis, yaitu:
ANITA K.

Fungsi : Merefleksikan cahaya (media refakta), Pemberian nutrisi:


mll humor akuos & air mata.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Opthalmologi.pdf
Lapisan-lapisan kornea : ada 5 lapis Page | 38

1. Epitel

• Tebalnya 50 µm, terdiri atas 5 lapis selepitel tidak bertanduk yang saling
tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.ada sel basal
sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan menjadi lapis sel
sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat
berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel poligonal di depannya
melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air,
eliktrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.Sel basal menghasilkan membran
basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan
erosi rekuren. Epitel akan sembuh dengan segera.

2. Membran Bowman

• Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang
tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan
stroma.Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi. Rusak  jaringan sikatrik

3. Stroma

• Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan
lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sadangkan dibagian
perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen
memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan
sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen
stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam
perkembangan embrio atau sesudah trauma.

4. Membran Descement

• Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea


dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya. Bersifat sangat elastis
dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 µm.
ANITA K.

5. Endotel

• Berasal dari mesotelium, berlapis satu,bentuk heksagonal, besar 20-40 µm.


Endotel melekat pada membran descement melalui hemi desmosom dan zonula
okluden. Page | 39

Trauma atau panyakkit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa
endotel terganggu sehingga dekompresi endotel dan terjadi edema kornea.
Endotel tidak mempunya daya regenerasi (H. Sidarta Ilyas, 2004).

(H. Sidarta Ilyas, 2004).

2. Humor aquos
Aqueous humor mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa, keduanya tidak
memiliki pasokan darah. Adanya pembuluh darah di kedua struktur ini akan
mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Aqueous humor dibentuk dengan
kecepatan 5 ml/hari oleh jaringan kapiler di dalam korpus siliaris, turunan khusus
lapisan koroid di sebelah anterior. Cairan ini mengalir ke suatu saluran di tepi
kornea dan akhirnya masuk ke darah. Jika aqueous humor tidak dikeluarkan sama
cepatnya dengan pembentukannya (sebagai contoh, karena sumbatan pada saluran
keluar), kelebihan cairan akan tertimbun di rongga anterior dan menyebabkan
peningkatan tekanan intraokuler (“di dalam mata”). Keadaan ini dikenal sebagai
glaukoma. Kelebihan aqueous humor akan mendorong lensa ke belakang ke dalam
vitreous humor, yang kemudian terdorong menekan lapisan saraf dalam retina.
Penekanan ini menyebabkan kerusakan retina dan saraf optikus yang dapat
menimbulkan kebutaan jika tidak diatasi (Lauralee Sherwood, 1996).

Fungsi : Termasuk media refrakta, pengatur TIO ???, memberikan nutrisi pada
jaringan mata yang ada di depan (kornea, iris)
Bagaimana mekanisme pengatur TIO ???,
Produksi dan aliran : oleh proc. Ciliaris  camera oculi posterior  pupil  COA
 absorbsi oleh trabecula meswork  canalis schlemm  v. Ciliaris  sinus
cavernosus di otak

Humor akuos berjalan dr kamera posterior melewati pupil ke kamera anterior,

meninggalkan mata mll trabekula menujukanalis Schlemm (suatu sinus yg berjalan

melingkar, di perbatasan kornea & sklera)  dari kanalis Schlemm ke vena


ANITA K.

episklera untuk selanjutnya dialirkan ke vena siliaris anterior dan vena

opthalmikus superior. Selain itu, aqueous humor juga akan dialirkan ke vena

konjungtival, kemudian ke vena palpebralis dan vena angularis yang akhirnya

menuju ke vena ophtalmikus superior atau vena fasialis. Pada akhirnya, aqueous Page | 40

humor akan bermuara ke sinus kavernosus (Solomon, 2002).

Humor Aquous diproduksi di epitel ciliaris –> COP –> Pupil, kemudian :

 80% –> COA –> sudut iridokornea –> trabekula –> canal schlemm –> sistem
vena di sklera
 20% –> COA –> SCS (supra choroidal space) –> diabsorbsi di koroid

Komposisi : Air, protein, Na+, K+, Cl-, asam laktat,glukosa dan asam amino.
Aqueous humor diproduksi dengan kecepatan 2-3 µL/menit dan mengisi bilik
anterior sebanyak 250 µL serta bilik posterior sebanyak 60 µL (Solomon, 2002).
Aqueous humor berfungsi memberikan nutrisi (berupa glukosa dan asam amino)
kepada jaringan-jaringan mata di segmen anterior, seperti lensa, kornea dan
trabecular meshwork.
Fungsi yang tidak kalah penting adalah menjaga kestabilan tekanan intraokuli.
Aqueous humor juga menjadi media transmisi cahaya ke jaras penglihatan (Cibis
et al, 2007-2008).
ANITA K.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31224/4/Chapter%20II.pdf

3. Corpus vitreum (badan kaca)


 Mrp jaringan albuminosa setengah cair yg bening, yg mengisi ruang antara
Page | 41
lensa & retina.

 Mengisi 4/5 bagian belakang bola mata & mempertahankan bentuk bola

mata & mempertahankan retina utk mengadakan aposisi dg koroid

 Badan kaca tdk mengandung pembuluh darah  mendapat nutrisi dr

jaringan sekitarnya.

4. LENSA
Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina. Fungsi

lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada

bintik kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya datang dari jauh),

lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahaya

datang dari dekat), lensa mata akan menebal.

 Letak: di depan badan kaca & di belakang iris.

 Mrp bangunan lunak, bening, & bikonveks (cembung), yg dilapisi oleh kapsul

tipis yg homogen.

 Titik pusat permukan anterior & posterior disebut polus anterior & polus

posterior, garis yg melewati kedua polus disebut sumbu (aksis).

 Lensa dibungkus suatu kapsul, yg mrp membran bening yg menutup lensa dg

erat & tebal pd permukaan anterior.

 Fungsi kapsul: mengubah bentuk lensa & melindungi dr badan kaca & humor

akuos, & berperan pd proses akomodasi.

 Lensa dipertahankan pd posisinya krn dr depan ditekan oleh humor akuos & dr

belakang di tekan oleh humor vitreus (badan kaca) & zonula (ligamentum

suspensorium) yg mrp membran tipis yg menutupi permukaan badan siliar,

prosesus siliaris, & lensa.


ANITA K.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31224/4/Chapter%20II.pdf

SYSTEM LAKRIMALIS PADA MATA


volume terbesar dari air mata adalah kelenjar air mata utama yang
Page | 42
terletak di fossa lakrimalis di kuadran temporal atas orbita.
System ekskresi terdiri dari puncta, kanalikuli, sakus lakrimalis dan
duktus nasolakrimalis.
Setiap berkedip, palpebra menutup seperti ritsleting mulai di lateral,
menyebarkan air mata secara merata di atas kornea, dan menyalurkannya
ke dalam system ekskresi pada aspek medial palpebra.
Dalam keadaan normal, air mata dihasilkan dengan kecepatan sesuai
dengan jumlah yang diuapkan, dan itu sebabnya hanya sedikit yang sampai
pada saluran ekskresi.
Bila memenuhi sakus konjungtiva, air mata akan memasuki puncta sebagian
karena sedotan kapiler,
Dengan menutup mata, bagian khusus orbikularis pra tarsal yang
mengelilingi ampula mengencang untuk mencegah keluar.
Bersamaan dengan waktu palpebra ditarik ke arah krista lakrimalis
posterior, dan traksi fascia mengelilingi sakus lakrimalis berakibat
memendeknya kanalikulus dan menimbulkan tekanan negatif di dalam sakus.
Kerja pompa dinamik ini menarik air mata ke dalam sakus yang kemudian
berjalan melalui duktus nasolakrimalis karena pengaruh gaya berat dan
elastisitas jaringan  ke dalam meatus inferior hidung.
Daniel G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. widya medika

Vous aimerez peut-être aussi