Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
5,8 juta km2 (termasuk Zona Ekonomi Eksklusif) yang merupakan 2 per
tiga dari luas wilayahnya. Dengan perairan laut yang luas tersebut
sebesar 9,931 juta ton per tahun dengan potensi tertinggi terdapat di WPP
718 (Laut Arafura) sebesar 1,992 juta ton/tahun (20%), di WPP 572
(Samudera Hindia sebelah barat Sumatera dan Selat Sunda) sebesar 1,228
juta/tahun (12 %) dan di WPP 711 (Selat Karimata, Laut Natuna dan Laut
Cina Selatan) sebesar 1,143 juta ton/tahun (12 %). Tingkat pemanfaatan
mortalitas penangkapan yang lebih besar dari titik maksimum. Dari sisi
ekspansi yang berlebihan yang bersifat open akses. (Diani Putri Utami dkk,
2012)
(fishing pattern).
Bentuk keempat dari tangkap lebih adalah economic
yang dipublikasikan 2 tahun sekali menyebutkan bahwa lebih dari 80% stok
dalam status kolaps. Dan secara global, stok predator di laut sudah habis
sekitar 90%. Hal ini merupakan kasus yang serius karena populasi dari
predator tingkat akhir merupakan kunci indikator dari ekosistem yang sehat.
mengalami tangkap lebih yang sangat parah untuk ikan karang dan lobster,
sementara lebih dari separuh WPP Indonesia telah mengalami tangkap lebih
diperparah pula dengan masih digunakannya data tangkapan per unit usaha
perikanan tangkap yang sangat besar baik dari segi kuantitas maupun
pesisir dan lautan telah mengalami over exploitasi. Kondisi overfishing ini
sebagai tempat pemijahan, asuhan, dan mencari makan bagi sebagian besar
biota laut tropis. Selain itu juga,pembangunan yang tidak ramah
dan pencurian ikan dari Negara asing juga merupakan penyebab terjadinya
dan Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI). Hal ini dilakukan agar
perikanan yang ada. Permasalahan overfishing ini harus segera diatasi agar
baik. Hal pertama yang harus dilakukan adalah penataan kembali sistem
Ali Suman, Hari Eko Irianto, Fayakun Satria, Khairul Amri.2015. Potensi Dan
Mous, PJ., Pet, JS., Arifin, Z., Djohani, R., Erdmann, MV., Halim, A., Knight, M.,
259–268
Utami, Diani Putri, Iwang Gumilar dan Sriati. 2012. Analisa Bioekonomi
140-141