Vous êtes sur la page 1sur 139

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

(CTL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA


KELAS IV SDN SEMBORO 01 KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

Oleh :
Alfira Dian Fahruro
NIM 1002010204037

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
KELAS IV SDN SEMBORO 01 KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1) dan mencapai
gelar sarjana pendidikan

Oleh :

Alfira Dian Fahruro


NIM 1002010204037

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan ingin kupersembahkan karyaku ini kepada :


1. Almamater Universitas Jember yang ku junjung tinggi.
2. Ayahku Ali Mahmudi dan Ibuku Masrifah yang selalu yang telah mendukung
dan selalu berdoa untukku serta memberiku nasihat agar tetap semangat
menyelasaikan tugas akhirku ini sehingga aku tidak sanggup untuk banyak
berkata-kata. Semoga ayah dan Ibu selalu dalam lindungan Nya. Amin
3. Bapak dan Ibu guru dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi yang telah
membimbingku selama ini.
4. Pendampingku Yudha Dian Parwana, terimakasih karena sudah selalu
mendukungku dengan sabar dan memberiku semangat selama ini.
5. Teman-temanku yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu disini,
terimakasih sudah menguatkan dan memberi semangat kepadaku selama ini.

iii
MOTTO

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau
kita telah berhasil setelah melakukannya dengan baik.1

(Evelyn Underhill)

atau

Musuh yang paling berbahaya diatas dunia ini adalah penakut dan bimbang.
Teman yang paling setia hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.2

(Andrew Jackson)

1
http://www.maribelajarbk.web.id/2015/03/contoh-motto-terbaru-dalam-
skripsi.html
2
http://www.maribelajarbk.web.id/2015/03/contoh-motto-terbaru-dalam-
skripsi.html

iv
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Alfira Dian Fahruro
NIM : 100210204037
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul
”Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk
meningkatkan kterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Semboro 01 Kabupaten
Jember” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika disebutkan
sumbernya dan belum pernah diajukan pada institusi manapun, serta bukan karya
jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai
dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, tanpa adanya
tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi
akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, November 2017


Yang menyatakan,

Alfira Dian Fahruro


NIM 100210204037

v
SKRIPSI

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING


(CTL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
KELAS IV SDN SEMBORO 01 KABUPATEN JEMBER

Oleh :

Alfira Dian Fahruro


NIM 1002010204037

Pembimbing:

Dosen Pembimbing I : Drs. Hari Satrijono, M.Pd


Dosen Pembimbing II : Dra.Suhartiningsih, M.Pd

vi
HALAMAN PENGAJUAN

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING


(CTL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
KELAS IV SDN SEMBORO 01 KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1) dan mencapai gelar
sarjana pendidikan

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Alfira Dian Fahruro


NIM : 100210204037
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Angkatan Tahun : 2010
Daerah Asal : Lumajang
Tempat tanggal lahir : Lumajang, 05 Mei 1992

Disetujui :

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Drs. H. Hari Satrijono, M. Pd Dra.Suhartiningsih, M.Pd


NIP 19580502 198503 1 011 NIP 19601217 198802 2 001

vii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi berjudul ” Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning


(CTL) untuk meningkatkan kterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Semboro
01 Kabupaten Jember ” telah diuji dan disahkan pada :
hari, tanggal :
tempat : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Drs. H. Hari Satrijono, M. Pd Dra. Suhartiningsih, M. Pd


NIP 19580502 198503 1 011 NIP 19601217 198802 2 001

Anggota I Anggota II

Prof. Dr.Sulthon Masyhud, M.Pd FajarSurya Hutama,S.Pd, M.Pd


NIP 19590904 198103 1 005 NIP. 19870721 201404 1 001

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember

Prof. Drs Dafik, M.Sc. Ph.D.


NIP 19680802 199303 1 004

viii
PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah Swt, atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga karya tulis berupa skripsi yang berjudul ”Penerapan Pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan kterampilan
berbicara siswa kelas IV SDN Semboro Kabupaten Jember” dapat terselesaikan
dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan strata satu (S1) pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, secara khusus disampaikan terima kasih kepada :
1. Drs. Moh. Hasan, M.Sc, Ph.D selaku Rektor Universitas Jember;
2. Prof. Drs. Dafik, M.Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember;
3. Dr. Nanik Yuliati, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember;
4. Drs. Nuriman, Ph.D selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Jember;
5. Drs. H. Hari Satrijono, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan Dra.
Suhartiningsih, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dan pikiran serta perhatiannya untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan atas penulisan skripsi ini;
6. Fajar Surya Hutama, S.Pd, M.Pd sebagai dosen pembahas yang telah banyak
memberikan masukan pada skripsi ini;
7. Seluruh dosen dan karyawan FKIP Universitas Jember atas bekal ilmu
pengetahuan yang telah disampaikan;

ix
8. Muhammad Untung. S,Pd selaku Kepala SDN Semboro 01 dan Ibu Wiwik
Kusumawati S.Pd selaku guru kelas IV yang telah memberikan kesempatan
dan bimbingan untuk menyelesaikan skripsi ini;
9. Sahabat dan teman-temanku Dinda, Risza, aan, Linda, Nisa, Riko, Candra
terimakasih atas bantuannya selama ini.
10. Teman-teman seperjuangan PGSD khususnya angkatan 2010 serta semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan
bantuan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini;
Penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis juga
mengharapkan segala kritik dan saran dari semua pihak. Penulis berharap, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih.

Jember, November 2017

penulis

x
RINGKASAN

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk


eningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Semboro 01
Kabupaten Jember; Alfira Dian Fahruro; 120: halaman; Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Jember.
Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan bahasa
yang yang dimiliki seseorang untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau
perasaan sehingga gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran pembicara dapat
dipahami orang lain. Melalui berbicara seseorag dapat berkomunikasi secara lisan.
Keterampilan berbicara dirasa perlu agarsiswa dapat mengikuti pembelajaran.
Oleh karena itu, diadakan observasi di salah satu sekolah dasar yaitu di
SDN 01 Semboro untuk mengetahui keterampilan berbicara siswanya.
Berdasarkan hasil observasi awal pada bulan januari tahun 2014, dalam
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada aspek berbicara
siswa kelas IV SDN Semboro 01 Kabupaten Jember masih mengalami kesulitan
dalam keterampilan berbicara, hal tersebut disebabkan karena siswa masih malu-
malu untuk berbiara di depan kelas dengan menggunakan bahasa yang baik dan
benar.
Rendahnya keterampilan berbicara siswa dapat diatasi dengan penerapan
pendekatan contextual Teaching and Learning (CTL), Pendekatan kontekstual
CTL merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara
materi yang di ajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Hal tersebut
membuat siswa lebih mudah memahami pembelajaran dan membuat siswa lebih
aktif langsung saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan latar belakang
diatas, permasalahan dalam penelitian ini adalah :

xi
1) Bagaimanakah proses penerapan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada
siswa kelas IV SDN Semboro 01 Kabupaten Jember.
2) bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara pada siswa kelas IV
SDN Semboro 01 Kabupaten Jember setelah menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL).
Penelitian dilaksanakan di SDN Semboro 01 sedangkan waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Oktober 2014. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas
IV SDN Semboro 01 dengan jumlah siswa 20 orang, yang terdiri atas 11 orang
laki-laki dan 9 orang perempuan. Penelitian yang dilakuan adalah penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan metode pengumpulan data melalui wawancara,
observasi, dokumentasi dan tes unjuk kerja.
Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu dengan pemberian apersepsi, penjelasan
materi, membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk pembuatan teks
percapan melalui telepon, guru memberikan waktu kepada siswa untuk berlatih
sebelum tampil di depan kelas, dan secara bergiliran siswa tampil di depan kelas
untuk membacakan teks percakapan melalui telepon kemudian menyampaiakan
pesan yang sudah diterima melalui telepon tersebut. Berdasarkan analisis data,
diketahui adanya peningkatan hasil belajar dari 65% pada pra siklus menjadi 75%
pada siklus I. Setelah melaksanakan siklus II, terdapat peningkatan hasil belajar
dari 75% pada siklus I menjadi 90% pada siklus II. Hal tersebut membuktikan
bahwa penerapan penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) untuk meningkatkan kterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Semboro
01 Kabupaten Jember.
Saran yang dapat peneliti sampaikan hendaknya guru dapat menerapkan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk dapat meningkatkan
keterampilan berbicara siswa. Bagi siswa, hendaknya senantiasa rajin belajar dan
berusaha meningkatkan hasil belajar seperti apapun metode dan penerapan yang
digunakan guru dalam pembelajaran. Terakhir, bagi peneliti lain, penelitian ini

xii
dapat dijadikan acuan atau referensi terhadap penelitian yang serupa terutama
pada penelitian di bidang bahasa untuk keterampilan berbicara bagi siswa.

xiii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................iii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN...........................................................................v
HALAMAN PEMBIMBINGAN.....................................................................vi
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................vii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................viii
PRAKATA ....................................................................................................... ix
RINGKASAN ...................................................................................................xi
DAFTAR ISI...................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL .........................................................................................xvii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xix
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 7
2.1 Pengertian Berbicara ................................................................. 7
2.1.1 Faktor Kebahasaan .............................................................. 8
2.1.2 Faktor Non Kebahasaan ....................................................... 9
2.2 Persiapan Berbicara....................................................................12
2.3 Rambu – Rambu dalam Berbicara............................................14

xiv
2.4 Hubungan antara Berbicara dengan Keterampilan dengan
Keterampilan Bahasa Lainnya dalam meningkatkan
keterampilan berbicara .............................................................15
2.4.1 Hubungan antara Berbicara dan Menyimak........................15
2.4.2 Hubungan antara Berbicara dan Membaca .........................17
2.4.3 Hubungan antara Ekspresi Lisan dan Ekspresi Tulis..........17
2.5 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ...........18
2.5.1 Karakteristik Pembelajaran Kontekstual ............................19
2.6 Komponen Pembelajaran Kontekstual ....................................20
2.7 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstual .........22
2.7.1 Kelebihan Pendekatan Kontekstual (CTL) ........................22
2.7.2 Kelemahan Pendekatan Kontekstual (CTL) ......................23
2.8 Pembelajaran Menyampaikan Pesan yang diterima Melalui
Telepon dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual
(CTL) dalam keterampilan Berbicara.......................................23
2.9 Penelitian Terdahulu .................................................................25
2.10 Kerangka Berpikir .....................................................................27
BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................28
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................28
3.2 Subjek Penelitian .........................................................................28
3.3 Definisi Operasional ....................................................................28
3.4 Rancangan Penelitian .................................................................29
3.5 Prosedur Penelitian .....................................................................30
3.5.1 Pra Siklus ...........................................................................32
3.5.2 Siklus 1 ..............................................................................32
3.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................34
3.6.1 Observasi ...........................................................................34
3.6.2 Wawancara ........................................................................34
3.6.3 Dokumentasi ......................................................................35
3.6.4 Tes .....................................................................................35
3.7 Tekhnik Analisis Data .................................................................35

xv
3.8 Instrumen Penelitian ...................................................................40
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................41
4.1 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) dapat Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada
Siswa Kelas IV SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro
Jember tahun pelajaran 2013/2014 ............................................41
4.1.1 Pra Siklus ........................................................................41
4.1.2 Siklus I .............................................................................42
4.1.3 Siklus II............................................................................46
4.2 Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IVmelalui
Metode Bermain Peran di SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro
Kabupaten Jember.......................................................................48
4.2.1 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ....................................50
4.2.2 Hasil Belajar Siswa Siklus II ...........................................51
4.2.3 Perbandingan Presentase Ketuntasan Hasil Belajar .......53
BAB 5 PENUTUP............................................................................................54
5.1 Kesimpulan ....................................................................................54
5.2 Saran...............................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................56
LAMPIRAN.....................................................................................................58

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. 3.1 Kriteria Penilaian Kemampuan Berbicara .............................. 36
2. 3.2 Keterangan Taraf Penilaian.........................................................39
3. 3.3 Kategori Presentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa..............39
4. 4.1 Klasifikasi Hasil Belajar Kelas IV Pra Siklus ............................49
5. 4.2 Klasifikasi Hasil Belajar SiswaKelas IV Siklus I .......................50
6. 4.3 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Kelas IV Siklus II.....................52
7. 4.4 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar siswa ................................53

xvii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. 3.5 Skema Penelitian Hopkins........................................................... 31
2. 4.1 Diagram Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus ...........................49
3. 4.2 Diagram Hasil Belajar Siswa pada Siklus I................................51
4. 4.3 Diagram Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ..............................52
5. 4.4 Diagram Perbandingan Presentase Ketuntasan ........................53
6. V.1 Siswa Berdiskusi Dalam Kelas Saat Pembuatan Teks
Percakapan ........................................................................................117
7. V.2 Penampilan Siswa Saat Memperagakan Teks Percakapan
dan Menyampaikan Pesan Siklus I .................................................117
8. V.3 Penampilan Siswa Saat Memperagakan Teks Percakapan
dan Menyampaikan Pesan Siklus II................................................118

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. A. Matrik ............................................................................................ 58
2. B. Pedoman Pengumpulan Data ...................................................... 60
3. C. Pedoman Wawancara .................................................................. 62
4. D. Kriteria Penelitian keterampilan Berbicara Siswa .................... 69
5. E. Lembar Observasi Siswa Siklus I ................................................ 72
6. F. Lembar Observasi Siswa Siklus II ................................................73
7. G. Pedoman Observasi Hasil Belajar Pra Siklus .............................74
8. H. Silabus ............................................................................................ 75
9. I. RPP Siklus I .................................................................................... 78
10. J. Lembar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I .........................85
11. K. RPP Siklus II ..................................................................................87
12. L. Lembar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II .......................94
13. M. Daftar Nama Siswa........................................................................96
14. N. Daftar Nilai Siswa Pra Siklus........................................................97
15. O. Lembar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I ........................98
16. P. Lembar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II .....................100
17. Q. Data Nilai Siswa ...........................................................................102
18. R. Nilai Tes Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I ....................103
19. S. Nilai Tes Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ...................108
20. T. Teks Percakapan Siklus I ............................................................113
21. U. Teks Percakapan Siklus II...........................................................115
22. V. Foto Kegiatan ...............................................................................117
23. W. Surat Ijin Penelitian....................................................................119
24. X.Surat Keterangan Penelitian ........................................................120

xix
BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab 1 ini dipaparkan1) latar belakang 2) rumusan masalah; 3) tujuan


penelitian; dan 4) manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa indonesia disekolah dasar memiliki peran sentral


dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik untuk
berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Pembelajaran
bahasa indonesia di Sekolah Dasar sangat berbeda dengan pembelajaran disekolah
Menengah. Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar lebih berorientasi pada
pembelajaran fakta,lebih bersifat konkrit atau kejadian-kejadian yang ada di
lingkungan siswa serta berusaha menggeneralisakan konsep yang mereka terima
dari fakta-fakta konkrit tersebut,sehingga dappat diterapkan dalam kehidupan
sehari – hari.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Pembelajaran
bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan belajar dalam
berkomunikasi,baik lisan maupun tulis. Bahasa mempunyai peran penting sebagai
alat komunikasi manusia, baik manusia sebagai makhluk individu maupun
sosial.Bahasa digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi dalam
kehidupan sehari-hari dan sebagai alat bantu dalam interaksi untuk mendapatkan
informasi. Selain mempunyai peranan dilingkungan masyarakat, bahasa juga
berperan penting dilingkungan sekolah yang mengarah pada keterampilan siswa
untuk berkomunikasi.
Komunikasi yang baik dapat tercipta karena adanya kerjasama yang baik
antara siswa yang menyampaikan pesan dan siswa yang menerima pesan. Siswa
juga harus menguasai aspek bahasa sebagai pendukung terciptanya komunikasi
yang baik. Aspek bahasa sebagai pendukung terciptanya komunikasi yang baik.
Aspek bahasa yang dimaksud pada materi ini adalah pembelajaran bahasa
Indonesia

1
2

Yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis


(Depdiknas,2007:56). Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah keterampilan di
berbicara.
Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan bahasa
yang bersifat produktif, artinya suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan sehingga gagasan-gagasan yang
ada dalam pikiran pembicara dapat dipahami orang lain ( Tarigan, 1986:1.23).
berbicara berarti mengemukakan idea tau pesan lisan secara aktif melalui bunyi
sehingga terjadi kegiatan komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Untuk dapat
menyampaikan ide atau pesan lisan dengan baik, maka pembelajaran berbicara
seharusnya mendapat perhatian dalam pembelajaran keterampilan berbahasa di
sekolah dasar.
Selanjutnya, pada kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
Sekolah Dasar kelas IV, kopetensi dasar yang harus dicapai dalam keterampilan
berbicara salah satunya adalah menyampaikan pesan yang diterima melalui
teleponsesuai dengan isi pesan. Di dalam menyampaikan pesan, seseorang
menggunakan suatu media alat yaitu bahasa lisan. Seseorang yang menyampaikan
pesan tersebut mengharapkan agar penerima pesan dapat mengerti atau
memahaminya. Keterampilan berbicara penting diajarkan untuk siswa kelas IV
karena dengan keterampilan berbicara tersebut siswa akan mampu
mengembangkan kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan menyimak.
Kemampuan berpikir tersebut akan terlatih ketika mengorganisasikan,
mengkonsepkan, dan menyederhanakan pikiran, perasaan, dan ide kepada orang
lain secara lisan.
Berdasarkan hasil observasi awal pada bulan januari tahun 2014, dalam
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada aspek berbicara
siswa kelas IV SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember masih
mengalami kesulitan dalam keterampilan berbicara, hal tersebut disebabkan oleh
beberapa factor, yaitu : 1) Sikap dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran
keterampilan berbicara rendah. Pada umumnya siswa merasa malu dan takut saat
3

mendapat tugas untuk berbicara di depan teman-temannya. 3) lingkungan


keluarga maupun lingkungan sekitarnya mayoritas menggunakan bahasa Madura
dan jarang menggunakan bahasa Indonesia. Adapun factor lain dikarenakan
pembelajaran yang dilakukan guru dapat dikatakan masih sederhana, seperti
masih serimg menggunakan metode ceramah. Ketergantungan pada buku
pelajaran dan penggunaan metode pembeljaran yang membosankan, yakni metode
ceramah tersebut mnyebabkan guru enggan untuk mengubah ke metode
pembelajaran lain yang lebih menyenangkan, sehingga keterampilan berbicara
sisawa kelas IV di SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Jember masih renah
(dibawah SKM yang ditentukan sekoah, yaitu 65). Berdasarkan data yang ada
menunjukkan bahwa dari 20 siswa sebagian kecil siswa (7 siswa) atau sekitar 30%
yang mendapat nilai 65 ke bawah (batas ketuntasan dari sekolah). Sedangkan
sisanya (13 siswa) atau 65 % mendapat nilai 65 ke atas.
Selanjutnya untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa, khususnya pada
keterampilan berbicara, seorang guru sekolah dasar harus lebih kreatif lagi dalam
menyajikan materi. Banyak cara yang dapat digunakan untuk peningkatan hasil
belajar siswa dalam berbicara. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan berbicara siswa adalah memilih pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan menarik untuk membangkitkan gairah siswa
dalam pembelajaran. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan yang bervariasi
dan menarik tersebut dapat meningkatkan daya tangkap siswa dalam menyerap
dan memahami pelajaran yang diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa
penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat dan benar sangatlah penting
demi tercapainya tujuan pembelajaran. Selain, siswa dapat lebih memahami
materi pelajaran.

Beberapa metode pembelajaran dapat di terapkan pada bahasa Indonesia


khususnya pada pembelajaran berbicara. Akan tetapi penggunaan metode tersebut
sudah sering di terapkan sehingga siswa merasa jenuh. Untuk mengatasi
pemasalahan tersebut, seorang guru perlu mencari pendekatan pembelajaran lain
dalam merangsang minat siswa agar dapat berbicara bahasa Indonesia dengan
4

baik dan benar, misalnya pendekatan yang dapat membimbing siswa untuk
terlibat aktif dalam kegiatan berbicara. Salah satunya adalah pendekatan
CTL(contextual teaching and learning). Pendekatan CTL merupakan konsep
belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang di ajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat Nurhadi , 2002.

Berdasarkan uraian di atas, untuk mengatasi kekurangan keterampilan


siswa dalam berbicara dipilihlah pendekatan pembelajaran yang bisa membuat
keterampilan berbicara siswa dapat meningkat dengan pertimbangan bahwa
pendekatan ini sesuai dengan sifat mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai mata
pelajaran keterampilan pengajaran bahasa Indonesia dilaksanakan dengan tujuan
agar siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk berbagai
keperluan dalam berbagai situasi khususnya dalam keterampilan berbicara dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching And
Learning ) siswa akan lebih senang. Karena dengan menggunakan pendekatan
CTL (Contextual Teaching And Learning ) siswa dapat tampil praktik berbicara
secara berkelompok selain itu siswa dapat menghilangkan perasaan takut dan
malu pada saat tampil berbicara di depan kelas. Oleh karena salah satu cara untuk
meningkatkan kemampuan berbicara siswa adalah dengan menerapkan
pendekatan kontekstual dengan demikian dipilihlah judul tentang penerapan
pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL) untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Semboro 01 Kabupaten Jember.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas,maka permasalahan dalam penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses penerapan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL)yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada
siswa kelas IV SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember.
5

2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara pada siswa kelas IV


SDN Semboro 01 kecamatan Semboro Kabupaten Jember setelah
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

1.3 Tujuan Penelitian


Dari uraian rumusan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mendeskripsikan proses penerapan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL yang dapat meningkatkan keterampilan
berbicara pada siswa kelas IV SDN Sembor 01 kecamatan Semboro
Kabupaten Jember.
2. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas IV SDN
Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember setelah
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning(CTL)

1.4 Manfaat Penelitian


1.Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman secara langsung di kelas nyata dan untuk menambah
pengetahuan untuk bekal menjadi guru yang professional
2 Bagi Siswa
Mendapatkan dan meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran keterampilan
berbicara dan sebagai sarana untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan
berbicara dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
3.Bagi Guru
Sebagai masukan untuk membantu guru dalam memecahkan masalah belajar
siswa yang ada khususnya agar lebih terlibat aktif dalam proses belajar siswanya
dan lebih mempermudah guru dalam mencapaitujuan pembelajaran sehingga guru
dapat mengubah sikap dalam mengembangkan profesinya sebagai guru yang
professional di bidangnya
4.Bagi Sekolah
6

Hasil penelitian ini dapat di jadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi
pembelajaran bagi guru-guru lain dan juga memotivasi mereka untuk selalu
melakukan inovasi untuk menemukan metode pembelajaran yang paling tepat dan
efektif
5.Bagi penelitian lain
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti lain untuk menambah pengetahuan tentang
pembelajaran Bahasa Indonesia ,khususnya tentang aspek berbicara dan menjadi
pengalaman langsung bagi peneliti
BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini landasan teori yang di bahas tentang1)pengertian berbicara,2)


Persiapan berbicara,3) Rambu-rambu dalam berbicara ,4) Hubungan antara
berbicara dengan keterampilan berbahasa lainnya,5) Pengertian pendekatan
kontekstual (CTL),6) Komponen pembelajaran kontekstual(CTL), 7) Kelebihan
dan kelemahan pendekatan kontekstual (CTL), 8) Pembelajaran menyampaikan
pesan yang diterima melalui telepon dengan menggunakan pendekatan
kontekstual (CTL) dalam keterampilan berbicara ,9) penelitian terdahulu,10)
Kerangka berfikir

2.1 Pengertian Berbicara


Keterampilan berbicara merupakan pembelajaran bahasa Indonesia selain
keterampilan membaca,menulis dan menyimak.memiliki kemampuan berbicara
tidaklah semudah yang dibayangkan orang.banyak ahli terampil menuangkan
gagasannya dalam bentuk tulisan,namun sering mereka kurang terampil
menyajikannya secar lisan (langsung).dari kenyatan berbahasa,seseorang lebih
banyak berkomunikasi secara langsung dibandingkan dengan cara lain.oleh karena
itu keterampilan berbicara merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang
perlu dimiliki oleh seseorang(arsjad dan mukti,1988:01)kemamp fuan berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyia artikulasi atau mengucapkan kata-
kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan(arsjad dan mukti,1988:17).
Keterampilan berbicara menduduki tempat utama dalam memberi dan
menerima informasi serta memajukan hidup dalam peradapan
modern.kemampuan individual untuk mengekspresikan gagasan sedemikian rupa
sehingga orang lain mau mendengarkan dan memahami.Keterampilan berbicara
merupakan keterampilan memproduksi arus system bunyi artikulasi untuk
menyampaikan kehendak,kebutuhan,perasaan,dan keinginan kepada orang lain
(ahmadi, 1990: 18). Keterampilan berbicara mempunyai peranan penting di
lingkungan sekolah maupun luar sekolah.berdasarkan beberapa pengertian di

7
8

atas,dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan


berbahasa yang dimiliki oleh seseorang untuk menyampaikan pesan melalui lisan
untuk menyampaikan kehendak,kebutuhan,perasaan,dan keinginan kepada orang
lain sehingga orang lain dapat lebih mudah memahami.
Menurut (arsjad dan mukti, 1988:01), sebagai anggota masyarakat secara
alamiah seseorang mampu berbicara. Namun,dalam situasi formal sering timbul
rasa gugup , sehingga gagasan yang dikemukakan menjadi tidak teratur dan
akhirnya bahasanya pun menjadi tidak teratur.maka dari itu,kemampuan berbicara
secara formal dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar diperlukan
latihan dan pengarahan yang intensif .keterampilan berbicara harus didasari oleh
kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar,jujur,benar, dan bertanggung jawab
dengan melenyapkan rasa malu,rendah diri dan ketegangan (ahmadi,1990:18 ).
Untuk dapat menjadi pembicara yang baik,seorang pembicara selain harus
menguasai masalah yang dibicarakan harus memperlihatkan keberanian dan
kegairahan saat berbicara dengan jelas dan tepat.dalam hal ini ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan oleh pembicara untuk keefektifan berbicara,yaitu faktor
kebahasaan dan non kebahasaan
2.1.1 Faktor Kebahasaan
Hal yang perlu di perhatikan dalam faktor kebahasaan meliputi beberapa
aspek,yaitu ketepatan ucapan;penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang
sesuai;pilhan kata(diksi);dan ketepatan sasaran pembicaraan (arsjad dan
mukti,1988:17-20)
1) Ketepatan Ucapan
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi
bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat,dapat
mengalihkan perhatian pendengar. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang
tepat akan menimbulkan kebosanan,kurang menyenangkan,atau kurang menarik
sehingga dapat mengalihkan perhatian pendengar.
2) Penempatan Tekanan,Nada,Sendi,Dan Durasi Yang Sesuai
Kesesuain tekanan,nada,sendi,dan durasi merupakan daya tarik tersendiri
dalam berbicara.walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan
9

penempatan tekanan,nada ,sendi,dan durasi yang sesuai akan terdengar menarik


jika penyampaiannya datar saja,maka akan menimbulkan kejemuan dan
keefektifan berbicara menjadi berkurang. Dalam hal ini perhatian pendengar dapat
beralih kepada cara berbicara pembicara, sehingga pokok pembicaraan atau pesan
yang disampaikan kurang diperhatikan dan keefektifan komunikasi menjadi
terganggu.
3) Pilihan Kata (Diksi)
Pilhan kata harus tepat,jelas,dan bervariasi sehingga mudah di mengerti
dan dipahami oleh pendengar. Apabila pembicara memaksakan diri memaksakan
diri memilih kata-kata yang tidak dipahaminya agar terlihat mengesankan,maka
akan terlihat seolah-olah dibuat-buat atau berlebihan.Pendengar akan lebih tertarik
dan senang mendegarkan apabila pembicara berbicara dengan jelas dalam bahasa
yang dipahaminya. Pilihan kata juga harus disesuaikan dengan pokok pembicara.
4) Ketepatan Sasaran Pembicara
Ketetapan Sasaran pembicaraan menyangkut pemakaian kalimat. Seorang
pembicara harus mampu menyusun kalimat efektif,kalimat yang mengenai
sasaran,sehingga mamp menimbulkan pengaruh,meninggalkan kesan, atau
menimbulkan akibat. Pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan
memudahkan pendengar untuk menangkap pembicaraannya. Kalimat efektif yaitu
kalimat yang mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan tergambar
lengkap dalam pikiran pendengar sama persis dengan apa yang dimaksu oleh
pembicara.
2.1.2 Faktor Non Kebahasaan
Faktor non kebahasaan sangat mempengaruhi keefektifan berbicara.
Faktor non kebahasaan yang juga perlu diperhatikan oleh seorang pembicara
sebagai penunjang kegiatan berbicara adalah sikap yang wajar,tenang,dan tidak
kaku; pandangan harus diarahkan kepada lawan berbicara; kesediaan menghargai
pendapat orang lain; gerak – gerik dan mimic yang tepat;kenyaringan
suara;kelancaran; relevansi / penalaran pembicaraan; dan penguasaan topik
(Arsjad dan Mukti , 1988:20-22 )
1) Sikap yang wajar , tenang , dan tidak kaku
10

Pembicara yang tidak tenang ,lesu,dan kaku tentulah akan memberikan


kesan yang pertama yang kurang menarik. Penguasaan materi yang
baik,setidaknya akan menghilangkan kegugupan. Jika sudah terbiasa rasa
gugup akan hilang dan akan timbul sikap tenang dan wajar.
Sebaliknya sikap ini ditanamkan lebih awal, karena sikap ini merupakan
modal utama untuk kesuksesan berbicara
2) Pandangan harus diarahkan kepada lawan berbicara
Pandangan yang hanya tertuju pada satu arah ,akan menyebabkan
pendengar merasa kurang diperhatikan. Banyak pembicara yang kurang
memperhatikan pendengar,tetapi melihat ke atas, kesamping ,atau menduduk ,
sehingga perhatian pendengar berkurang. Sebagai pembicara sebaiknya dapat
memberikan rasa terlibat dan diperhatikan pendengar.
3) Kesediaan menghargai pendapat orang lain
Dalam menyampaikan isi pembicara, seorang pembicara hendaknya
memiliki sikap terbuka dalam arti dapat menrima pendapat orang lain ,
bersedia mengubah pendapat orang lain,bersedia menerima kritik , bersedia
mengubah pendapatnya apabila keliru. Akan tetapi pembicara begitu saja
mengubah pendapatnya dan mengikuti pendapat orang lain pembicara juga
harus mampu mepertahankan pendapatnya dan menyakinkan prang lain jika
pendapatnya telah diyakini kebenarannya.
4) Gerak – gerik dan mimik yang tepat
Gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat pula menunjang kefektifan
berbicara. Hal ini dapat menghidupkan komunikasi antara pembicara dan
pendengar. Akan tetapi gerak-gerik yang berlebihan dapat mengganggu
keektifan berbicara sehingga pesan yang disampaikan olehg pembicara kurang
dipahami oleh pendengar.
5) Kenyaringan suara
Tingkat kenyaringan suara ditentukan dengan situasi , tempat ,
jumlah pendengar , dan austik. Pembicara harus mengatur kenyaringan
agar suara dapat didengar oleh semua pendengar dengan jelas dan juga
memperhatikan kemungkinan gangguan dari luar.
11

6) Kelancaran seorang pembicara


Seorang pembicara yang lancar akan memudahlan pendengar
menangkap menangkap isi pembicaraan.Kita mendengar pembicaraan
terputus-putus diselipkan bunyi – bunyi tertentu yang dapat mengganggu
penangkapan pendengar. Pembicara yang terlalu cepat berbicara juga akan
menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraanya.
7) Relevansi / penalaran
Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis. Proses
berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan harus logis. Dalam hal ini
pembicara harus menghubungkan bagian-bagian dalam kalimat ,hubungan
kalimat dengan kalimat harus logis dan berhubungan dengan pokok
pembicaraan.
8) Penguasaan topik
Dalam kegiatan berbicara pembicaraan formal selalu menutut
persiapan supaya topik yang ada akan dibicarakan betul-betul
dikuasai.penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan
kelancaran. Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian
dan kelancaran. Penguasaan topik sangat penting karena merupakan faktor
utama dalam pembicaraan.
Berdasarkan beberapa faktor yang menunjang kefektifan berbicara , baik faktor
kebahasaan maupun faktor non kebahasaan diambil beberapa indikator berbicara
yang akan di teliti dakam penelitian ini. Indikator tersebut disesuaikan dengan
masalah – masalah yang ditemui dalam observasi awal , antara lain (1) ketepatan
ucapan, dimana anak-anak masih menggunakan bahasa tidak baku (2 ) ketepatan
pilihan kata (diksi), dimana anak-anak masih sering mengunakan pilihan kata
yang yang tidak tepat dan ambigu sehingga tidak mudah dimengerti oleh
pendengar(3) ketepatan sasaran pembicara, seringkali anak-anak tidak fokus
berbicara atau berdialog dengan lawan bicara nya,(4) kelancaran , kelancaran
berbicara dengan menggunakan bahasa baik dan benar pada anak-anak kelas IV
di SDN 01 Semboro ini mash terbilang rendah,karena pada umum nya anak-anak
tersebut dalan kesehariannya menggunakan bahasa di daerah nya yaitu bahasa
12

Madura (5) keberanian, keberanian untuk berbicara di depan kelas masih rendah
dikarenakan malu dan (6) kenyaringan suara, kenyaaringan suara ada beberapa
yang sudaah baik namun tidak sedikit juga yang masih menggunakan suara lirih
ketika berbicara di depan kelas.
2.2 Persiapan Berbicara
Untuk dapat menjadi pembicara yang baik,seorang pembicara harus
mempersiapkan diri sebaik mungkin. Persiapan ini mwnyangkut persiapan pokok
pembicara yang akan dipilih dan hal-hal yang berhubungan dengan kelengkapan
bahn pembicaraan. Persiapan yang perlu dilakukan olwh pembicara untuk dapat
memulai pembicaraan adalah memilih topik pembicaraan;menentukan tujuan
pembicaraan,mengumpilkan bahan pembicaraan, kartu informasi, dan menyusun
kerangkan pembicaraan (Arsjad dan Mukti ,1988-26-31.

1) Memilih Topik Pembicaraan


Topik pembicaraan merupakan salah satu peninjang kefektifan berbicara.
Memilih topik merupakan kegitan pertama dilakukan Dalam pemilih topik
yang menarik untuk dibicarakan ,topik dalam pembicara,topik tidak terlalu
luas dan tidak terlalu semput,topik yang dibahas didalamnya terdapat manfaat
bagi pendengar dan mengambil topik yang diketahui dengan baik,sehingga
dapat merangsang pendengar.
2) Menentukan Tujuan
Menentukan tujuan memberikan gambaran atau perencanaan menyeluruh
yang akan mengarahkan pembicara dalam mentukan atau memilih materi yang
sesuai. Dengan adanya tujuan maka pembicaraan tidak akan memyimpan
kepada hal-hal yang tidak sesuai dengan pokok lmbemuu
3) Mengumpulkan Bahan’
Bahan adalah semula informasi atau data yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.bahan tersebut merupakan contoh – contoh ,perbandingan, sejarah
kasus,fakta ,hubungan , hubgan sebab akibat, pengujian atau
pembuktian,angka-angka,kutipan dan sebagainya yang dapat membatu
13

pengembangan gagasan. Bahan pembicaraan dapat diperoleh dari dua sember


utama , perbicara.
4) Kartu Informasi
Bahan – bahan yang diperoleh dari berbagai sumber dicapai dalam
kartu-kartu informasi. Mengenai hal ini dapat dipelajari lebih mendalam
pada buku pelajaran menulis,karena persiapan menulis dengan berbagai
suara semua.
5) Menyusun Kerangka
Langka terakhir dalam tahap persiapan berbicara adalah menyusun
kerangka.Menyusun kerangka berarti memecah topic ke dalam subtopic
dan mungkin selanjutnya ke dalam sub-topik yang lebih kecil. Kerangka
menjadi pedoman bagi pembicara, kerangka pembicaraaan akan terarah
dan tersusun secara sistematis.
Penelitian ini melaksanakan keempat langkah-langkah persiapan berbicara.
Langkah pertama yaitu memilih topik,guru memberikan arahan kepada siswa
untuk mendeskripsikantopik sesuai dengan apa yang sudah dipahami oleh siswa.
Hal tersebut dilakukan agar siswa lebih muda dalam mengumpulkan bahan
pembicaraan. Langkah kedua yaitu menetukan tujuan,menentukan tujuan
berbicara dijelaskan terlebih dahulu oleh guru,sehingga siswa tahu apa yang harus
dibicarakan agar tidak menyimpang dari topic pembicaraan yang telah ditentukan.
Langkah yang ketiga yaitu pengumpulan bahan,dalam pengumpulan bahan
pembicaraan siswa membutuhkan waktu yang cukup untuk memenuhi pencapaian
pembelajaran. Guru mempertimbangkan berapa lama waktu yang diberikan
kepada siswa untuk mengumpulkan bahan pembicaraan dengan membuat teks
percakapan telepon dengan cara berkelompok. Dan langkah yang keempat yaitu
menyusun kerangka,setelah mengumpulkan bahan pada saat itu pula siswa
menyusun kerangka pembicaraan. Dalam penyusunan kerangka pembicaraan,guru
memberikan arahan kepada siswa mengenai hal apa saja yng nantinya akan
dibicarakan pada sat kegiatan berbicara didepan kelas.
14

2.3 Rambu – Rambu dalam Berbicara


Suksesnya sebuah pembicaraan sangant tergantung kepada pembicara dan
pendengar. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang pembicara yaitu:
menguasai masalah yang dibicarakan;mulai berbicara kalau situasi sudah
mengizinkan;pengarahan yang tepat akan dapat memancing perhatian
pendengar,berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat;pandangan mata dan gerak-
gerik yang membantu;pembicara sopan,hormat,dan melihatkan rasa
persaudaraan;dalam komunikasi dua arah,mulailah berbicara kalau sudah
dipersiapkan;kenyaringan suara;dan pendengar akan lebih terkesan kalau ia dapat
menyaksikan pembicaraan sepenuhnya (Arsjad dan Mukti,1988:31-32).

1) Menguasai masalaah yang dibicarakan


Penguasan masalah ini akan menumbuhkan keyakinan kepada diri
pembicara,sehingga akan tumbuh keberanian. Keberanian ini merupakan
modal pokok bagi pembicara. Hal ini dapat mempelajari bermacam
sumber.
2) Mulai berbicara kalau situasi sudah mengizinkan
Sebelum memulai pembicaraan,pembicara harus memperhatikan
situasi seluruhnya,terutama pendengar. Jika pendengar sudah siap maka
pembicara memulaiberbicara.
3) Pengarahan yang tepat akan dapat memancing perhatian pendengar.
Pembicara yang baik akan menginformasikan tujuan ia berbicara
dan menjelaskan pentingnya pokok pembicaraan kepada pendengar.
Dalam hal ini meskipun topik yang dibicarakan kurang menarik,pendengar
bersedia untuk mendengarkannnya karena pendengar mengetahui
manfaatnya bagi mereka
4) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat
Dalam berbicara ,bunyi-bunyi bahasa harus diucapkan dengan
tepat dan jelas. Kalimat harus efektif dan pilihan katapun harus tepat. Jika
berbicara terlalu cepat maka pendengar akan sulit untuk memahami isi dari
pembicara tersebut.
15

5) Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu


Pandangan mata dalam kegiatan berbicara sangat membantu.
Pandangan mata menyeluruh dan gerak-gerik atau mimic ang sesuai akan
menyebabkan pendengar merasa diperhatikan.
6) Pembicara sopan,hormat,dan melihatkan rasa persaudaraan.
Pembicara yang congkak dan memandang rendah pendengar
dengan sikap dan kata-kata yang kasar , akan menghilangkan rasa simpati
pendengar.
2.4 Hubungan antara Berbicara dengan Keterampilan dengan Keterampilan
Bahasa Lainnya dalam meningkatkan keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara bukanlah keterampilan yang berdiri sendiri,tetapi
saling berkaitan dengan kemampuan yang lain Arsjad dan Mukti (1988:23).
Keterampilan berbicara sangat erat kaitannya dengan tiga keterampilan lainnya
Tarigan (2008:1). Berikut dibahas mengenai hubungan antara berbicara dengan
ketiga keterampilan bahasa lainnya.
2.4.1 Hubungan antara Berbicara dan Menyimak
Menyimak adalah satu keterampilan berbahasa yang tidak kalah
pentingnya dengan berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak merupakan
proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa
,mengidentifikasikan, menafsirkan, menilai dan mereaksi terhadap makna yang
termuat pada wacana lisan. Peristiwa menyimak pada hakikatnya merupakan
rangkaian kegiatan pengguna bahasa sebagai alat komunikasi. Secara sederhana
dapat juga dikatakan bahwa menyimak merupakan proses memahami pesan yang
disampaikan melalui lisan. Begitu juga sebaliknya , bericara adalah proses
penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Pesan yang diterima oleh
penyimak berupa bunyi bahasa yang kemudian dialihkan menjadi idea atau
gagasan yang seperti dimaksudkan oleh pembicarfa. Dari situ ditemukan kaitan
antara menyimak dengan berbicara, dengan berbicara seseorang dapat
menyampaikan informasi dan dengan menyimak saling mengisi atau saling
melengkapai karena berbicara dan menyimak adalah kegiatan yang bersifat (
bersifat salaing berbalasan) resiprokal (unej, 2008:3:5).
16

Hal – hal yang dapat memperlihatkan eratnya hubungan antara berbicara


dengan menyimak , adalah sebagai berikut :
a. Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan menirukan
(imitasi)
b. Kata – kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya
ditentukan oleh perangsang (stimulus) yang mereka temui dan yang paling
memberi bantuan dalam menyampaiakn idea atau gagasan.
c. Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa dirumah dan dalam
masyrakat tempat hidupnya.
d. Anak yang lebih mudah lebih dapat memahami kalimat – kalimat yang
lebih panjang dan rumit timbang kalimat – kalimat yang dapat
diucapkannya.
e. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan
kualitas berbicara seseornag.
f. Bunyi atau suara merupakan faktor penting dalam meningkatkan cara
pemakaian kata – kata sang anak.
g. Berbicara dengan bantuan alat – alat peraga (visual aids) akan
menghasilkan penangkapan informaqsi yang lebih baik pada pihak
penyimak Tarigan
Eratnya hubungan antara berbicara dan menyimak dalam penelitian ini
diaplikasikan pada saat siswa tergabung dalam kelompok masing – masing. Siswa
menyimak pendapat dari teman-temannya ketika pembuatan teks percakapan
telepon berlangsung. Aplikasi yang lain yaitu terletak pada saat siswa
memperagakan percakapan melalui telepon kemudian menyampaikan pesan yang
diterima melalui telepon di depan kelas. Siswa berhadapan secara langsung telah
terjadi kegiatan berbicara dan emnyimak dalam kegiatan tersebut, sehingga
terciptalah suatu komunikasi antara satu kelompok.
17

2.4.2 Hubungan antara Berbicara dan Membaca


Menurut Tarigan (2008a:5) berbicara dan membaca memiliki hubungan yang
sangat erat. Ada beberapa hubungan yang memperlihatkan nberbicara dan
membaca memiliki kaitan yang erat , diantaranya. :
a. Performansi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan
berbahasa lisan.
b. Pola –pola ujaran yang tuna aksara mungkin mengganggu pelajaran
membaca bagi anak – anak
c. Kalau pada tahun – tahun sekolah, ujaran membentuk suatu dasar bagi
pelajaran membaca , maka membaca bagi anak – anak kelas yang lebih
tinggi turut membantu meningkatkan bahasa lisan mereka.
d. Kosa kata khsusus mengenai bahasa bacaan haruslah diajarkan secara
langsung. Seandainya muncul kata – kata baru dalam buku bacaan agar
mereka memahami maknanya sebelum mereka mulai membacanya.
Hubungan antar berbicara dan membaca dalam penelitian ini diaplikasikan
pada saat siswa membaca teks percakapan melalui telepon. Siswa membaca dan
memahami isi dari teks percakapan yang akan ditampilkan didepan kelas,setelah
mereka memahami maka isi dari teks percakapan tersebut diungkapkan sesuai isi
pesan yang diterima dari percakapan telepon dengan kegiatan berbicara. Membaca
dianggap penting agar siswa mampu memahami apa yang akan mereka sampaikan
nantinya. Dilihiat dari aplikasinya dalam penelitian dapat diketahui bahwa
keterampilan berbicara dengan keterampilan membaca sangat erat kaitannya.

2.4.3 Hubungan Antara Ekspresi Lisan dan Ekspresi Tulis


Berbicara dan menulis erat berhubungan dalam hal bahwa keduanya
merupakan cara untuk mengekspresikan makna atau arti Anderson (dalam
Tarigan,2008a:12) keduanya memiliki cirri yang sama, yaitu produktif dan
ekspresif. Perbedaannya adalah dalam menulis diperlukan penglihatan dan gerak
tangan, sedangkan dalam berbicara diperlukan pendengaran dan pengucapan. Baik
menulis maupun berbicara harus memperhatikan komponen – komponen yang
sama , yaitu struktur kata,kosa kata,dan kelancaran.
18

Berdasarkan keterangan yang telah dipaparkan,dapat diketahui bahwa


berbicara dan menulis mempunyai kaitan yang sangat erat dan memiliki fungsi
yang sama yaitu sevagai alat penyampaian pesan. Komunikasi akan terjadi apabila
antar lawan bicara menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tulisan.
Perbedaannya hanyalah jika berbicara dapat bertemu atau bertatap muka secara
langsung dan bias secepatnya mendapatkan balasan, sedangkan menulis
merupakan komunikasi tidak langsung yang masih membutuhkan waktu untuk
mendapatkan balasan. Hubungan ekspresi lisan dengan ekspresi tulis dalam
penelitian ini diaplikasikan pada saat siswa membutuhkan naskah. Ide – ide yang
dimiliki oleh siswa dan diungkapkan secara dituangkan dalam bentuk tulisan.
Tulisan ide – ide siswa tersebut membentuk suatu naskah yang nantinya akan
dimainkan didepan kelas secara berkelompok.

2.5 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)


Menurut Kunandar (2007:271) yang menyatakan bahwa pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching and Learning atau CTL) merupakan konsep
belajar yang beranggapan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan
diciptakan secara alamiah , artinya belajar akan lebih bermakna jika anak
‘’bekerja’’ dan ’’mengalami’’ sendiri apa yang dipelajarinya, bukan
sekedar’’mengetahuinya’’.
Johnsom (dalam Kunandar, 2007:273) mengartikan pembelajaran
kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa
melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan
menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari – hari, yaitu dengan
konteks lingkungan pribadinya,sosialnya,dan budayanya.
Pembelajaran kontekstual ( Contekstual Teaching and Learning atau CTL)
merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengkaitkan antara materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari – hari sebagai anggota keluarga dan masyarakan
Nurhadi ( 2002 dalam Rusman, 2012:190). Pendekatan kontekstual ( Contekstual
19

Teaching and Learning atau CTL) memiliki tujuh komponen utama yang
dilibatkan dalam proses pembelajarannya, yaitu : kontekstual, yaitu :
kontruktivisme, bertanya , inkuiri , masyarakat belajar, pemodelan,refleksi,dan
penilaian autentik.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran (Contekstual Teaching and Learning atau CTL) adalah konsep
belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari – hari.

2.5.1 Karakteristik Pembelajaran Kontekstual


Menurut Johnson 2002 dalam Nurhadi,dkk 2003 (dalam
Kunandar,2007:274-276) ada delapan karkteristik dalam system pembelajaran
konstektual seperti: 1) making meantiful connections ; 2) doing signitificant work;
3) self regulated learning; 4) collaborating 5) critical and creative thinking 6)
nurturing the individual 7) reaching hingh standars 8) using authentic
assessment.
Karakteristik trsebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
1) Melakukan hubungan yang bermakna (making meaniful connections.
Artinya , siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar
secara aktif dan mengembangkan minatnya secara individual.
2) Melakukan kegiatan – kegiatan yang signifikan (doing significant work)
artinya , siswa membuat hubungan – hubungan antara sekolah dan
berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis
dan sebagai anggota masyarakat.
3) Belajar yang diatur sendiri ( self regulated learning )
4) Bekerja sama (collaborating). artinya siswa dapat bekerja sama dengan
teman-temannya , guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam
kelompok, membantu mereka yang memahami bagaimana mereka saling
mempengaruhi dan saling komunikasi.
20

5) Berpikir kritis dan kreatif (critical anf creative tin thinking).artinya ,siswa
dapat menggunakan tingkat brpikir yang lebih tinggi secara kritis dan
kreatif.
6) Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual).
Artinya siswa memiliki harapan – harapan yang tinggi , guru memotivasi
dan memberi perhatian kepada siswa.
7) Mencapai standar yang tinggi (reaching hingh standards). Artinya,guru
memotivasi siswa dan memperlihatkan kepada siswa cara mencapainya
standard yang tinggi.
8) Menggunakan penilaian autentik (using authentic assessment). Artinya,
menggunakan berbagai strategi penilaian.

2.6 Komponen Pembelajaran Kontekstual


Pembelajaran kontekstual memiliki tujuh komponen utama yaitu,
kontruktivisme, menemukan( inquiry), bertanya, masyarakat belajar, pemodelan
Refleksi,dan penilaian yang sebenarnya (Kunandar,2007: 283-289). Komponen
pembelajaran kontekstual tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1) Konstruktivisme
Kontruktivisme adalah landasan berpikir pembelajaran kontekstual
yang menyatakan bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit,yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit).
Dalam kontruktivisme pembelajaran harus dikemas menjadi proses
‘’mengkonstuksi’’ bukan ‘’menerima’’pengetahuan mereka melalui
keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar.
2) Menemukan (inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis kontekstual yang berpendapat bahwa pengetahuan dan
keterampilan yang diproleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat
seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil hasil dari menemukan sendiri.
3) Bertanya
21

Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran berbasis


kontekstual. Bertanya dalam pembelajaranb sebagai kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Siswa
dapat menggali informasi,menginformasikan apa yang sudah diketahui,dan
mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
4) Masyarakat Belajar ( Learning Community )
Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain melalui ‘’sharing’’
antar kelompok, dan antar yang sudah tahu ke yang belum tahu.
Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua
arah. Dalam masyarakat belajar,dua kelompok (atau lebih) yang
terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Kegiatan
saling belajar ini bisa apabila tidak ada pihak yang dominan dalam
berkomunikasi,’’ tidak ada pihak yang merasa segan untuk
bertanya,tidak ada pihak yang menganggap paling tahu,akan tetapi
semua pihak mau saling mendengarkan. Pembelajaran dengan
teknik masyarakat belajar (learning community) ini sangat
membantu proses dikelas.
5) Pemodelan
Pemodelan dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau
pengetahuan tertentu, ada model yang bias ditiru. Pemodelan dapat
berbentuk demonstrasi,pemberian contoh tentang konsep atau aktifitas
belajar. Dalam pembelajaran kontekstual,guru bukan satu-satunya model
juga dapat melibatkan siswa.
6) Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir ke belakang tentang apa saja yang sudah dilakukan dimasa lalu.
Refleksi merupakam respon terhadap kejadian,aktivitas,atau
pengetahuanyang baru diterima. Pada akhir pembelajaran,guru
menyisihkan waktu untuk agar siswa agar melakukan refleksi. Adapun
realisasi kegiatannya sebagai berikut :
22

a. Pernyataan langsung tentang apa saja yang diperolehnya hari itu;


b. Catatan atau jurnal dibuku siswa
c. Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran
d. Diskusi
e. Hasil karya
7) Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment)
Aunthentic adalah proses pengumpulan berbagai data yang bias
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Penilaian yang
sebenarnya( Authentic Assesment ) adalah kegiatan menilai siswa yang
menekankan apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil
dengan berbagai instrument penilaian. Prinsip utama assessment dalam
pembelajaran kontekstual tidak hanya menilai apa yang diketahui siswa,
tetapi juga menilai apa yang dapat dilakukan siswa.
Adapun karakteristik Authentic Assesment adalah sebagai berikut :
a. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
b. Bias digunakan untuk formatif maupun sumatif
c. Yang diukur keterampilan dan performasi,bukan mengingat fakta
d. Berkesinambungan dan terintegrasi
e. Dapat menggunakan sebagai feed back

2.7 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstual (CTL)


Pendekatan kontekstual (CTL) memiliki kelebihan dan kekurangan seperti
halnya dengan pendekatan-pendekatan yang lain. Menurut Anisa (2009) adad
beberapa kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran kontekstual CTL , yaitu :
2.7.1 Kelebihan pendekatan kontekstual (CTL)
1. Pembelajaran lebih bermakna , artinya siswa melakukan sendiri kegiatan
yang berhubungan dengan materi yang ada sehingga siswa dapat dengan
mudah untuk memahaminya.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa,karena pembelajaran CTL meuntut siswa untuk
menemukan sendiri bukan menghafalkan.
23

3. Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat tentang


materi yang dipelajari.
4. Menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama dengan teman yang lain
dalam memecahkan permasalaahan yang ada.
2.7.2 Kelemahan pendekatan kontekstual (CTL)
1. Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran,siswa tidak dapat
mengikuti pembelajran,siswa tidak mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman yang sama dengan teman lainnya.
2. Perasaan khawatir pada anggota kelompokakan hilangnya karakteristik siswa
karena harus menyesuaikan dengan kelompoknya.
3. Banyak siswa yang tidak senang apabila diminta untuk bekerjasama dengan
yang lainnya,karena siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa
yang lain dalam kelompoknya.
Dalam hal ini,seorang guru dalam menerapkan pendekatan
kontekstual(CTL) dalam pembelajaran harus memperhatikan keadaan
siswa dalam kelas. Selain itu,seorang guru juga harus membagi kelompok
secara heterogen,agar siswa yang pandai dapat membantu siswa yang
kurang pandai.

2.8 Pembelajaran Menyampaikan Pesan yang diterima Melalui Telepon


dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam
keterampilan Berbicara.
Pembelajaran menyampaikan pesan yang diterima melalui telepom dengan
menggunakan pendekatan kontekstual diharapkan mampu mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Strategi pembelajaran
menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon dengan menggunakan
pendekatan kontekstual adalah menerapkan 7 komponen pembelajaran
kontekstual, sebagai berikut.
1) Kontruktivisme
Komponen ini Nampak pada kegiatan guru untuk membawa siswa masuk
ke dalam pengalaman yang sudah ada dalam diri mereka. Kegiatan ini diawali
24

dengan guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang pentingnya pesawat


telepon dalam kehidupan sehari-hari serta menanyakan kepada siswa apakah
siswa pernah melakukan percakapan melalui telepon dengan keluarga maupun
temannya. Guru menggunakan teknik bertanya ini memancing siswa untuk
berdiskusi satu sama lain.
2) Menemukan (Inquiry)
Pada proses kontruktivisme diawal pembelajaran diikuti dengan pemberian
contoh percakapan melalui telepon yang diperagakan langsung oleh
guru,kemudian guru menyampaikan pesan yang diterimanya kepada siswa.
Hal ini akan membantu siswa untuk menemukan sendiri konsep atau
pemikiran yang terkait dengan percakapan telepon dengan apa yang sudah
mereka alami sebelumnya. Kegiatan ini tentunya dilakukan dengan cara
berdiskusi dengan teman atau kelompoknya.
3) Bertanya
Kegiatan bertanya akan terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung,baik antara siswa dengan siswa maupun antara guru dengan siswa
dan begitu juga sebaliknya. Kegiatan bertanya akan nampak ketika proses
kontruktivisme dan inkuri sedang berlangsung.
4) Masyarakat Belajar ( Learning Community )
Komponen ini tampak pada proses inkuiri dan bertanya yang dilakukan
oleh siswa. Dalam pembelajaran kontekstual,guru mengarahkan siswa untuk
melaksanakan pembelajaran dengan berkelompok untuk membuat teks
percakapan melalui telepon kemudian menyampaikan pesan yang diterimanya
kepada teman lainnya sesuai dengan apa yang sudah dicontohkan langsung
oleh guru pada kegiatan inkuiri. Selain itu , guru meminta siswa untuk sama-
sama berfikir tanpa ada pihak yang dominan berfikir dalam kegiatan
masyarakat belajar tersebut. Kegiatan ini sksn mrmbantu siswa untuk saling
bertukar pikiran dan bekerja sama.
25

5) Pemodelan (Modeling)
Pemodelan ini dilakukan dengan memperagakan percakapan melalui
telepon oleh guru , kemudian menyampaikan pesan yang diterimanya kepada
siswa. Sehingg siswa dapat mudah memahami ketika melakukan proses inkuri.
6) Refleksi
Pada akhir pembelajaran,guru meminta siswa untuk mengingat kembali
hal-hal yang sudah dipelajarinya,serta meminta siswa untuk mempelajari
kembali pengetahuan yang baru diterima. Disamping itu,guru membimbing
siswa untuk menemukan manfaat dari pembelajaranyang dilakukan pada hari
itu.
7) Penilaian yang Sebenarnya ( Authentic Assessment )
Penilaian dilakukan oleh guru selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung. Penilaian meliputi keaktifan siswa dalam kegiatan
berdiskusi,selain itu penilaian juga dengan melihat ketepatan berbicara siswa
dalam penyampaian pesan yang diterima melalui telepon kepada penerima
pesan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2.9 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu dilakukan oleh Nurhayati (2011) dengan judul
penelitian Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Pokok Bahasa Kegiatan
Ekonomi Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan
menggunakan Video Pembelajaran pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kepatihan 05
Jember Tahun Pelajaran 2010 – 2011. Pendekatan yang digunakan oleh Nurhayati
merupakan pendekatan ). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati
dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat diketahui
bahwa ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVMata Pelajaran
IPS.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Aningsih,Fitria (2011) dengan
penelitiannya yang berjudul Peningkatan Soft Skill Hasil Belajar Siswa Kelas IV
SDN Kebondalem Banyuwangi dalam Pembelajaran IPA dengan Pendekatan
Kontekstual (CTL). Pendekatan kontekstual (CTL) yang digunakan oleh peneliti
26

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Terbukti dengan adanya
peningkatan presentase hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 30% ,kemudian
pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 63,33 dan pada akhir siklus III
mengalami peningkatan menjadi 83,33% yang mencapai ketuntasan sesuai KKM
≥ 65.
Penelitian yang lain juga dilakukan oleh Risnawati (2011) dengan judul
Peningkaan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa Kelas IV SDN Sumbersri 01
Jember TahunPelajaran 2010/2011. Dengan menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan aktiftas dan hasil belajar
siswa. Dapat dilihat dengan adanya peningkatan aktifitas belajar siswa padasiklus
I mencapai 62,5% sedangkan pada siklus II mencapai 82,14%. Sedangkan
pencapaian indikator hasil belajar siswa pada sikluas I mencapai 53,75% dan pada
siklus II mencapai 82,14.
Penelitian lain yang juga pernah dilakukan sebelumnya dengan
menggunakan pendekatan yang sama yaitu pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) adalah penelitian yang dilakukan oleh Basuni,Muhammad Anta
(2010). Judul penelitian tersebut ialah Meningkatan Kemampuan Membaca Puisi
Siswa Kelas V SDN Alun-alun 03 DESA Alun-Alun Kecamatan Ranuyoso
Kabupaten Lumajang melalui Contextual Teaching and Learning (CTL). Dengan
menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL) membuktikan bahwa
dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi dapat meningkat 70% pada
siklus I menjadi 94% pada siklus II.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan
terletak pada penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
beberapa penelitian terdahulu telah terbukti bahwa pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) mampu meningkatkan aktivitas belajar dan hasil
belajar siswa. Adapun perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang
akan saya laksanakan adalah pada keterampilan nya. Dan dengan mengacu pada
beberapa penelitian terdahulu diharapkan pada penelitian ini juga akan mampu
meningkatkan ketrampilan berbicara siswa kelas IV SDN Semboro 01.
27

2.10 Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir dalam penelitian ini dibuat dalam tiga tahap yaitu
kondisi awal,tindakan dan kondisi akhir. Kondisi awal penelitian ini diawali
dengan observasi secara langsung dilapangan yaitu pada kelas IV SDN Semboro
01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember. Observasi tersebut mendapatkan
fakta bahwa kemampuanberbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia
masih rendah. Hal tersebut diketahui pada saat guru meminta siswa bercerita
didepan kelas , siswa malu untuk mengungkapkan gagasannya didepan kelas.
Siswa masih terbata-bata ketika harus meng-ungkapkan gagasan atau bercerita
didepan kelas. Keadaan ini dipicu dengan metode mengajr guru yang masih
sederhana. Artinya guru masih menggunakan metode ceramah didalam kegiatan
kegiatan belajar mengajar.
Mengetahui kondisi yang demikian maka harus dilakukan tindakan.
Penelitian ini mengambil tindakan dengan menerapkan pendekatan kontekstual
(CTL) untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa terutama pada mata
pelajaran bahasa indonesia dengan pokok bahasan menyampaikan pesan diterima
melalui telepon. Jenis penelitian ini adalah dibentuk kelompok untuk
melaksanakan prosedur pembelajaran melalui pendekatan kontekstual (CTL).
Masing-masing kelompok melakukan kegiatan memperagakan percakapan
melalui telepon kemudianmenyampaikan pesan yang diterimanya dan kelompok
lain menjadi pengamat. Kegiatan pada siklus selanjutnya hampir sama dengan
siklus I, tetapi lebih terfokus pada memperbaiki kesalahan yang terjadi pada siklus
I. Tahap yang ketiga adalah kondisi akhir,diharapkan dengan menggunakan
pendekatan kontekstual (CTL) keterampilan berbicara siswa dapat meningkat.
BAB 3. METODE PENELITIAN
Pada bab 3 ini dipaparkan 1) tempat dan waktu penelitian; 2) subjek
penelitian; 3) definisi operasional; 4) rancangan penelitian; 5) prosedur penelitian;
6) metode pengumpulan data; 7) analisis data; 8) instrument penelitian.

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian dilaksanakan di SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro
kabupaten Jember sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap
tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan ditempat tersebut dengan
pertimbangan bahwa di sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian
dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), dan
dengan kesediaan pihak sekolah sebagai tempat pelaksanaan kegiatan penelitian
dan adanya kerjasama dari pihak sekolah, siswa, guru, sarana dan prasarana yang
mendukung berjalannya penelitian tersebut.

3.2 Subjek Penelitian


Subjek penlitian adalah siswa kelas IV SDN Semboro 01 kecamatan
Semboro Kabupaten Jember dengan jumlah siswa 20 orang , yang terdiri atas 11
orang laki – laki dan 9 perempuan. Pemilihan subjek tersebut karena dilihat dari
observasi awal pada kelas IV SDN Semboro 01 kecamatan Semboro Kabupaten
Jember masih rendah. Siswa cenderung kurang minat mengikuti pembelajaran.

3.3 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah pengertian secara operasional tentang variabel
yang diteliti untuk memudahkan pemahaman dan pengukuran variabel yang
dimaksud.
Adapun definisi dan istilah – istilah yang terkandung dalam judul adalah:
1. Keterampilan berbicar adalah kemampuan siswa kelas IV SD -
mengucapkan bunyi - bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk

28
29

mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran,gagasan dan


perasaan pada siswa kelas IV SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro
Jember.
2. Pendekatan kontekstual ( Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah
konsep belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi
plajaran yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka-mereka
sendiri.

3.4 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (classroom action
research) adalah suatu penelitian tindakan yang diaplikasikan dalam kegiatan
belajar mengajar dikelas (Masyhud,2016:10). Menurut Arikunto (2011:3)
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan,yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama. Sukidin dkk (2002:10) menyatakan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan macalah
yang di hadapi dalam melaksanakan tugas pokoknya,yaitu mengelola kegiatan
belajar mengajar dalam arti luas. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas adalah tindakan yang diaplikasikan dan sengaja
dimunculkan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Peningkatan hasil beljar yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
peningkatan keterampilan berbicara siswa. Melalui PTK guru dan peneliti yang
terlibat akan secara langsung salah satunya mendapatkan metode mengajar yang
tepat melalui tindakan yang telah diuji kemanjurannya dlam proses pembelajaran
melalui beberapa tahapa siklus tindakan.
Penelitian in direncanakan menggunakan 2 siklus. Apabila pada siklus I
hasil belajar sudah mencapai ketuntasan klasikal, maka pelaksanaan siklus
30

selanjutnya dilaksanakan untuk melihat perkembangn belajar siswa. Jika hasil


yang diperoleh pada siklus satu belum mencapai ketuntasan klasikal maka
penelitian ini dilanjutkan pada siklus selanjutnya sebagai remidi . jika dalam
siklus selanjutnya belum tuntas, maka penelitian akan dihentikan dengan
mempertimbangkan waktu yangterbatas.

3.5 Prosedur Penelitian


Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap – tahap penelitian tindakan
kelas yang pelaksanaan tindakannya terdiri atas beberapa siklus. Setiap siklus
terdiri atas tahap pengamatan,pendahuluan/perencanaan,dan pelaksanaan
tindakan. Perencanaan tindakan,pemberian tindakan terjadi secara berulang yang
akhirnya menghasilkan beberapa tindakan dalam penelitian tindakan kelas.
Berikut adalah model skema dari Hopkins.
31

Rancangan Kegiatan Penelitian

Studi Awal Untuk Mengidentifikasi


Adanya Suatu Masalah

SIKLUS I PERENCANAAN

TINDAKAN

OBSERVASI

TUNTAS SELESAI
REFLEKSI

TIDAK TUNTAS

PERENCANAAN SIKLUS II

TINDAKAN

OBSERVASI

SELESAI REFLEKSI

Gambar 3.5 Model Skema penelitian diadaptasi dari model skema Hopkins
(dalam Muslich,2011:43)
32

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus . siklus 1 diawali dengan


tindakan pendahuluan,perencanaan,tindakan,observasi dan melakukan refleksi.
Siklus selanjutnya dilaksanakan dengan berbagai perbaikan proses
pembelajaran,RPP dan soal – soal setelah mengadakan refleksi pada siklus 1.
Untuk siklus selanjutnya dilaksanakan untuk mengetahui apakah hasil belajar
siswa pada siklus 1 telah benar – benar mencapai standar ketuntasan minimal
yang ditetapkan pada SDN Semboro 01.
3.5.1 Prasiklus
Pada tahap pra siklus,dilaksanakan observasi terhadap proses
pembelajaran keterampilan berbicara sebelum menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL). Peneliti bertindak sebagai observer dan
mengamati guru dalam mengajar. Tahap ini dilaksanakan untuk dijadikan
pedoman pada tahap selanjutnya.
3.5.2 Siklus 1
Berdasarkan hasil observer yang dilakukan pada tahap pra siklus,dikeathui
bahwa hasil belajar sisa kelas IV SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Jember
pada keterampilan berbicara masih rendah. Oleh karena itu,diterapkan siklus 1
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada keterampilan berbicara. Siklus 1
terdiri dari 2 kali pertemuan.
Adapun langkah – langkah dari pertemuan siklus 1 adalah sebagai berikut.
1) Perencanaan
Kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan pada langkah ini:
(a) Menyusun perangkat pembelajaran yaitu silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaan sub pokok bahasan menyampaikan pesan yang diterima
melalui telepon dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL).
(b) Merinci alokasi waktu dalam pembelajaran.
(c) Menyiapkan bahan ajar yang dilakukan selama kegiatan belajar-mengajar
dan menyusun daftar kelompok siswa. Peneliti tidak menggunakan media
dalam kegiatan pembelajaran.
33

(d) Menyusun instrument penelitian yaitu pedoman atau lembar observasi dan
wawancara.
2) Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini sesuai dengan rencana yang sudah
dipersiapkan sebelumnya. Peneliti berperan sebagai guru dan melaksanakan
kegiatan pembelajran dengan observasi oleh observer. Adapun pelakasanaannya
sebagai berikut.
(a) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau indaktor pencapaian
(b) Menyajikan materi tentang menyampaikan pesan yang diterima melalui
telepon
(c) Memberikn contoh bagaiman cara menyampaikan pesan yang diterima
melalui telepon kepada penerima pesan yang menggunakan ketepatan
ucapan,ketepatan sasaran pembicara,kelancaran,dan kenyaringan suara
yang benar.
(d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas
(e) Membentuk kelompok belajar yang anggotanya terdiri dari 2 orang siswa
(f) Membimbing siswa untuk menemukan pemahaman sendiri terkait dengan
kehidupan nyata yang mereka alami dengan membuat teks percakapan
melalui telepon.
(g) Memberikan tugas kepada siswa dengan membuat teks percakapan melalui
telepon.
(h) Setiap kelompok mendiskusikan permasalahan
(i) Meminta siswa memperagakan melaluo telepon dilanjutkan dengan
menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon kepada penerima
pesan atau kepada anggota kelompok lain.
(j) Guru memberikan penguatan dan hasil terhadap hasil diskusi.
3) Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan. Pada langkah
ini, peneliti yang berperan sebagai guru diobservasi selama melaksanakan
34

kegiatan belajar mengajar pada langkah pelaksanaan. Observasi dilakukan oleh


guru dan teman sejawat yang bertujuan untuk mengamati kegiatan siswa dan
mencatat perilaku yang siswa lakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Hal
tersebut digunakan sebagai bahan masukan untuk langkah selanjutnya.
4) Refleksi
Refleksi merupakan upaya mengkaji kembali hasil tindakan dan hasil
observasi yang telah dilaksanakan oleh peneliti. Kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini adalah menganalisis hasil-hasil yang diperoleh selama kegiatan
pembelajaran berlangsung meliputi aktivitas guru,situasi kelas saat
pembelajaran,dan nilai siswa yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan dan kekurangan-kekurangan dalam kegiatan pembelajaran. Hasil
refleksi ini digunakan sebagai pedoman perbaikan untuk siklus berikutnya.

3.6 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Metode
pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data dalam
suatu penelitian. Data – data tersebut digunakan untuk menggambarkan perubahan
yang terjadi selama penelitian berlangsung. Pada penelitian ini digunakan
beberapa metode untuk pengumpulan data diantaranya metode observasi,metode
wawancara,dokumentasi,dan metode tes.
3.6.1 Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pengindraan secara langsung terhadap
suatu benda,kondisi,situasi,proses,atau perilaku. Dalam hal ini observasi
dilakukan pada saat pengajaran keteramplan berbicara berlangsung untuk
mengamati proses belajar siswa dan hasil belajar siswa sebelum menerapkan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
3.6.3 Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan ole pewawancara
(Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer).
Wawancara dilakukan secara langsung kepada guru kelas IV dan siswa SDN
35

Semboro 01 Kecamatan Semboro Jember. Penelitian ini bertujuan untuk


mengetahui kegiatan belajar mengajar keterampilan berbicara yang selama ini
berlangsung secara kesulitan-kesulitanapa saja yang dihadapi guru selama ini
dilaksanakan pembelajaran. Sedangkan wawancara yang dilakukan terhadap siswa
bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru. Pelaksanaan wawancara ini,dilakukan terhadap tiga
orang siswa sebagai perwakilan yaitu satu siswa yang berkemampuan tinggi,satu
siswa yang berkemampuan sedang,dan satu siswa yang berkemampuan rendah.
Wawancara ini dilakukan setelah evaluasi pembelajaran.
3.6.3 Dokumentasi
Data-data yang diperoleh dengan metode dokumentasi ini adalah daftar
nama siswa,dan daftar nilai pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan
berbicara. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan
sisw dalam keterampilan berbicara sebelum penerapan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL).

3.6.4 Tes
Tes adalah sekumpulan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengatur keterampilan,pengetahuan intelegansi,kemampuan tau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang dilakukan dalm
penelitian ini adalah sesudah penerapan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL). Dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
dalam keterampilan berbicara.
3.7 Teknik Analisis Data
Tahapan lanjut setelah pengumpulan data adalah analisis data. Analisis
data merupakan langkah terakhir untuk menyusun dan mengolah data yang
terkumpul,sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang dapat dipertanggung
jawabkan. Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif. Data kuantitatif
digunakan untuk menganalisis data-data yang berupa nilai-nilai tes atau hasil
belajar sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung dengan menerapkan
36

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Data yang diperoleh dari
hasil observasi,dan dokumentasi dideskripsikan secara kualitatif. Adapun data
yang akan dianalisis dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut.
1) Kemampuan berbicara siswa pada saat diterapkannya tindkan diskor dengan
criteria penilaian terjadi
Table 3.1 Kriteria penilaian kemampuan berbicara
Aspek yang
Dinilai Skor Keterangan
4 Tidak terjadi salah ucapan yang
mencolok, ucapan mudah dimengerti,
tidak mengulang ucapan.
3 Tidak terjadi salah ucapan yang
mencolok, ucapan mudah dimengerti,
Ketepatan terkadang mengulang ucapan.
Ucapan 2 Terjadi salah ucap ucap yang tidak
begitu mencolok, ucapan bisa
dimengerti, sering mengulang ucapan.
1 Terjadi salah ucap yang mencolok,
ucapan sulit dimengerti, sering
mengulang ucapan.
4 Pemilihan kata tepat,jelas,bervariasi
dan mudah di pahami.
3 Pemilihan kata kurang tepat, jelas,
Pilihan Kata cukup bervariasi dan tidak
(Diksi) menyebabkan kesalah pahaman.
2 Pemilihan kata kurang tepat, kurang
jelas, kurang bervariasi dan
menyebabkan kesalah pahaman
1 Pemilihan kata kurang tepat, tidak
jelas, tidak bervariasi dan
37

Aspek yang
Dinilai Skor Keterangan
menyebabkan kesalah pahaman.
4 Mampu menyusun kalimat secara
efektif sehingga pendengar dengan
mudah menangkap pembicaraan yang
Ketepatan sasaran dibicarakan
pembicaraan 3 Cukup mampu menyusun kalimat
efektif sehingga pesan yang
disampaikan cukup tergambar jelas
dalam pikiran
2 Kurang mampu menyusun kalimat
efektif sehingga pesan yang
disampaikan cukup tergambar jelas
dalam pikiran pendengar
1 Tidak mampu menyusun kalimat
efektif sehingga pesan yang
disampaikan oleh pembicara salah
sasaran dan tidak dapat ditangkap
oleh pendengar dengan jelas.
4 Berbicara dengan lancar, denan logat
dan ketepatan yang jelas.
3 Berbicaradengan lancar tetapi
sekali;kali masih menyelipkan bunyi
Kelancaran 2 ‘’ee’’anu’’
Pembicaraan kadang masih ragu
1 (lambat) dan sering menyelipkan
bunyi’’ee’’dan’’anu’’
Pembicaraan selalu terhenti dan
38

Aspek yang Skor Keterangan


Di nilai

terputus-putus dan sering


menyelipkan bunyi’’ee’’dan’’anu’’.
4 Bersikap tenang,tidak gemetar saat
Keberanian berbicara,pandangan menyeluruh
kearah pendengar.
3 Bersikap cukup tenang,gemetar saat
berbicara, pandangan mnyeluruh
kearah pendengar.
2 Bersikap kurang tenang,gemetar saat
berbicara, pandangan menyeluruh
kearah pendengar
1 Bersikap tidak tenang,gemetar saat
berbicara,pandangan sama sekali
tidak memandang kearah pendengar.
4 Volume suara nyaring dan jelas
sampai bangku paling belakang.
3 Volume suara nyaring dan jelas akan
tetapi terkadang masih tidak terdengar
Kenyaringan Suara sampai bangku paling belakang.
2 Volume suara kurang nyaring dan
tidak terdengar jelas sampai bangku
paling belakang
1 Suara tidak terdengar jelas sama
sekali sampai bangku belakang.
39

Tabel 3.2 Keterangan Taraf Penilaian

Skor Keterangan

4 Tinggi

3 Sedang

2 Rendah

1 Sangat rendah

2) Ketuntasan Hasil Belajar


Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari perolehan skor dari tes yang
diberikan guru selama pembelajaran bahasa indonesia melalui pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL). Menurut (Slameto,1999:11) untuk
mencari presentase ketuntasan hasil belajar siswa digunakan rumus:

𝑛
P n x 100 %

Keterangan :
P : Presentase ketuntasan hasil belajar
n : Jumlah siswa yang memiliki skor ≥ dari skor maksimal 100
N : Jumlah seluruh siswa
Tabel 3.3 Kategori presentase peningkatan hasil belajar siswa
Presentase Aktivitas Kriteria
86% < P ≤ 100 % Sangat Baik
71% < P ≤ 85 % Baik
51% < P ≤ 70 % Cukup Baik
0 % < P ≤ 50 % Kurang Baik
(Slameto,1999:11)
40

Target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah siswa tuntas belajar
dengan kualifikasi sangat memuaskan,yaitu siswa mencapi skor ≥ 65 dari skor
maksimal 100 daan mencapai ketuntasan dengan minimal ≥ 80% siswa yang telah
mencapai skor ≥ 65% dari skor 100.
Kriteria ketuntasan sebagai berikut :
(a) Daya serap perorangan dikatakan tuntas dalam belajar apabila telah
mencapai skor ≥ 65 dari skor maksimal 100 (SDN Semboro 01).
(b) Daya serap klasikal,suatu kelas dikatakan telah tuntas dalam belajar
apabila kelas tersebut terdapat minimal 75% siswa telah mencapai nilai ≥
65 skor dari skor maksimal 100 (SDN Semboro 01).

3.8 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrument
pengumpulan data yang berupa hasil observasi awal dan nilai kemampuan
berbicara saat diterapkan tindakan yaitu dengan menggunakan pendekatan CTL
saat diterapkan tindakan yaitu dengan menggunakan pendekatan CTL pada siklus
I.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab 4 ini dipaparkan 1) penerapan pendekatan Contextual Teaching and


Learning (CTL) dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas IV
SDN Semboro 01 Kecamatan semboro jember tahun pelajaran 2013/2014 dan 2)
peningkatan keterampilan berbicara pada siswa kelas IV SDN Semboro 01
kecamatan Semboro Jember tahun 2013/2014 setelah menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning(CTL)

4.1 Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat


Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa kelas IV SDN Semboro
01 Kabupaten Jember.
Pelaksanaan penelitian dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) yang di lakukan di SDN Semboro 01 Kecamatan semboro
jember dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Sebelum dibahas
mengenai penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
siklus I dan II, terlebih dahulu akan dibahas mengenai pelaksanaan pra siklus.
Berikut pemaparannya

4.1.1 Pra Siklus

Kegiatan pra siklus dimulai dengan pembukaan oleh guru, lalu guru
langsung meminta siswa mengeluarkan buku paketnya dan meminta siswa untuk
membaca wacana. Siswa diminta untuk membaca percakapan pendek yang ada
dalam buku paketnya. Selesai melakukan kegiatan membaca, guru memasangkan
siswa dengan teman sebangku dalam percakapan tersebut. Selanjutnya guru
meminta siswa untuk berdialog sesuai dengan percakapan yang ada di dalam buku
paket tersebut secara lantang dan bergantian,setelah itu guru memberi tugas untuk
menyelesaikan soal yang berhubungan dengan percakapan yang ada di dalam
buku paket tersebut.

41
42

Pelaksanaan pra siklus terkesan monoton dan membuat siswa merasa


bosan. Metode yang diterapkan oleh guru adalah ceramah dan penugasan,
sehingga belum terlihat penerapan secara langsung saat pembelajaran berbicara.
Pada kegiatan penutup, pembelajaran diakhiri dengan memasukkan nilai
hasil belajar setiap siswa ke dalam daftar nilai dan penutupan oleh guru.
Berdasarkan hasil dari nilai pra siklus pembelajaran yang dilakukan kurang
optimal, hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil belajar siswa yang masih
rendah dan dari 20 siswa, ada 7 siswa yang mendapatkan nilai dibawah SKM
yang di tentukan sekolah, yaitu 65 atau sekitar 35% yang mendapat nilai 65 ke
bawah, sedangkan sisanya 13 siswa atau sekitar 65% mendapat nilai 65 keatas.
Selanjutnya, untuk memperbaiki hasil belajar siswa pada pra siklus perlu
dilaksanakan siklus I dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dengan tujuan agar keterampilan berbicara pada siswa
meningkat.

4.1.2 Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang di dapat pada saat
pra siklus berlangsung. Hasil pra siklus didapatkan suatu permasalahan yakni
rendahnya keterampiilan berbicara siswa kelas IV SDN Semboro 01 kecamatan
Semboro kabupaten Jember. Berdasarkan permasalahan itulah ditawarkan satu
solusi yang diterapkan dalam siklus I ini, yaitu dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL).

a. Perencanaan
Siklus I dalam penelitian ini dilaksanakan pada Senin, 06 Oktober 2014
pukul 07.00-08.45 WIB yang diikuti oleh 20 siswa. Pelaksanaan siklus I
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan sebagai berikut :
1) Menyusun perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL)
43

2) Menyiapkan instrumen penelitian berupa Lembar Kerja Siswa,


pedoman atau lembar observasi.
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam proses tindakan adalah melaksanakan
proses belajar mengajar sesuai dengan rencana sebelumnya, yaitu dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pelaksanaan
ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.
Kegiatan pendahuluan dilakukan guru dengan mengecek kondisi kelas
apakah siswa siap untuk menerima pelajaran hari ini. Guru membuka
pembelajaran dengan salam dan doa.
Pelaksanaan kegiatan inti dimulai guru dengan menyampaikan materi yang
berkaitan dengan menyampaikan pesan yang di terima melalui telepon.
Penyampaian meliputi penjelasan bagaimana siswa dapat memahami pengertian
penyampaian pesan, bagaimana etika bertelepon, langkah-langkah menyampaikan
pesan dengan benar dan bagaimana cara nya agar siswa mampu menyampaikan
pesaan sesuai isi pesan secara lengkap dan benar. Guru membagi kelas menjadi 10
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 siswa, setelah itu guru menjelaskan
bahwa hari ini siswa kelas IV harus membuat teks percakapan tentang yang
kemudian di bacakan di depan kelas dengan cara berdialog, setelah selesai
berdialog masing2 siswa diharapkan menyampaikan apa isi pesan dari percakapan
telepon yang sudah di terima sesuai dengan yag sudah di dengar di depan kelas
dengan menggunakan bahasa yang efektif, santun dan jelas.
Jika semua siswa telah membentuk kelompok. Guru membagikan LKS yang
dilengkapi dengan petunjuk yang harus dilakukan siswa. Siswa harus memilih
tema yang menarik. Dari tema itulah siswa dapat membuat teks percakapan
melalui telepon. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada masing-masing
kelompok untuk berlatih berdilog sesuai dengan teks yang sudah dibuat.
Selanjutnya guru meminta setiap kelompok untuk memperagakan di depan kelas.
Untuk kelompok lain atau kelompok yang belum mendapatkan giliran tampil di
depan kelas diberi tugasuntuk mengamati kelompok lain yang tampil. Secara
44

bersama observer yang dibantu oleh peneliti melakukan penilaian keterampilan


berbicara kepada siswa yang tampil di depan kelas.
Kegiatan akhir dalam siklus I yaitu guru bersama dengan siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan manfaat yang diperoleh dari
pembelajaran hari ini. Guru menutup kegiatan belajar mengajar pada siklus I
dengan doa dan salam.
c. Observasi
Tahap observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengevaluasi
hasilpembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I yang berupa penilaian
keterampilan karakter dan penilaian keterampilan berbicara siswa. Hal tersebut
dilakukan untuk memperoleh gambaran seberapa berhasilkah pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) di siklus I. observasi dilakukan oleh teman sejawat Dinda Anugerah Safitri
dan dibantu oleh peneliti yang juga bertindak sebagai guru. Kegiatan observasi
dilakukan oleh observer selama pembelajaran dengan menggunkan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) berlangsung.
Observasi keterampilan karakter yang dimaksud adalah kegiatan proses
siswa selama pembelajaran berlagsung mulai dari memperhatikan penjelasan
guru, proses pembuatan teks percakapan sampai dengan siswa menampilkan di
depan kelas. Keterampilan karakter dalam siklus I sudah mengalami peningkatan,
namun masih membutuhkan pelatihan yang lebih baik lagi. Artinya kekompakan
siswa dalam berkelompok sudah cukup baik, namun saat pembuatan teks
percakapan terlihat dari 2 anggota masing-masing kelompok hanya satu yang
mengerjakan, sedangkan yang satu lagi tidak ikut menyumbangkan ide atau tidak
ikut berperan dalam pembuatan teks percakapan tersebut. Observasi hasil
merupakan penilaian keterampilan berbicara siswa selama penerapan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) berlangsung. Pelaksanaan siklus I
memperlihatakan sebagian siswa sudah berani maju di depan kelas meskipun
masih terbata-bata dan intonasi suara yang kurang jelas saat menyampaikan pesan
yang diterima melalui telepon. Akan tetapi hal tersebut membuat keterampilan
berbicara siswa mengalami peningkatan dibandingkan pelaksanaan pra siklus.
45

d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mempertimbangkan apakah perlu diadakan siklus
selanjutnya atau tidak. Refleksi yangdilakukan meliputi refleksi perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi hasil. Kegiatan perencanaan dalam siklus I
sudah berjalan cukup baik, namun masih ada yang perlu diperbaiki lagi terutama
pada aspek rencana pelaksanaan pembelajarannya. Jika dilaksanakan siklus
selanjutnya, maka perencanaan harus lebih maksimal untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik lagi sehingga pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat terlaksana dengan baik.
Refleksi selanjutnya adalah tindakan dan hasil. Pelaksanan tindakan dalam
siklus I sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Berdasarkan hasil tes
keterampilan berbicara yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat diketahui bahwa keterampilan
berbicara siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan pelaksanaan pra
skilus, namun peningkatan tersebut tergolong masih rendah. Hal tersebut terlihat
pada pencapaian nilai keterampilan berbicara siswa pada saat menyampaikan
pesan melalui telepon di depan kelas. Dari ke enam aspek keterampilan berbicara
yang dinilai, siswa masih belum mampu menguasai semua. Akan tetapi dari ke
enam keterampilan berbicara yang dinilai tersebut ada beberapa aspek yang masih
terlihat dari sebagian siswa sama sekali tidak menguasai,yaitu ketepatan ucapan,
pemilihan kata atau diksi, keberanian dan kelancaran.
Pelaksanaan siklus I ini diperoleh beberapa kekurangan antara lain :
a. Sebagian siswa masih malu-malu dan terbata-bata saat
menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon di depan kelas.
b. Dalam pemilihan kata/diksi sebagian siswa belum bisa memlih kata
dengan baik dan benar.
c. Sebagian siswa kurang memliki keberanian untuk berbicara
didepan kelas yang mengakibatkan kelancaran dalam berbicara
juga rendah, sehingga apa yang di sampaikan tidak mudah
dipahami oleh orang lain atau diterima oleh lawan bicara.
46

Berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I terdapat banyak


kekurangan di dalam penilaian aspek keterampilan berbicara pada siswa, dimana
hasil yang diperoleh dari siklus I, diperoleh data bahwa terdapat 15 siswa yang
mencapai nilai minimal ≤ 65, sedangkan 5 siswa lainnya belum mencapai nilai
minimal tersebut, artinya terdapat 2 orang siswa yang mengalami peningkatan
hasil belajar, dari 13 siswa pada pra siklus menjadi 15 siswa yang tuntas pada
siklus I.
oleh karena itu perlu di adakannya siklus II untuk mendapat hasil yang
lebih maksimal dari siklus I. Solusi yang ditawarkan oleh peneliti untuk
pelaksanaan siklus II adalah dengan cara memberikan bimbingan lebih kepada
siswa dalam pembuatan teks percakapan serta memberikan waktu kepada siswa
untuk berlatih sebelum tampil di depan kelas agar siswa lebih mempersiapkan
secara maksimal sebelum penampilan,sehingga pelaksanaan pembelajaran bahasa
Indonesia dengan menerapkan pendekatan contextual teaching and learning (CTL)
dapat berjalan dengan baik dan sesuai rencana. Jika direncanakan dengan baik
dengan maksimal diharapkan keterampilan berbicara siswa pada siklus II lebih
meningkat.

4.1.3 Siklus II

Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada


siklus I. diharapkan dengan dilaksanakannya siklus II hasil keterampilan berbicara
siswa dapat meningkat dari siklus I.
Adapun langkah-langkah dari siklus II adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Siklus II dilaksanakan senin, 13 Oktober 2014 pukul 07.00-08.45 yang
diikuti oleh 20 siswa kelas IV. Pelaksanan siklus II sesuai dengan rencana
yang telah dibuat sebelumnya yaitu memperbaiki rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada langkah
ini sebagai berikut :
47

1) Menyusun perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan


Contextual Teaching and Learning (CTL)
2) Menyiapkan instrumen penelitian berupa Lembar Kerja Siswa,
pedoman atau lembar observasi.
3) Pelaksanaan
Kegiatan awal yang dilakukan guru sebelum memulai pelajaran adalah
mengecek apakah kelas sudah tertata seperti pertemuan sebelumnya sehingga
pelajaran dapat segera dimulai. Guru membuka kegiatan pembelajaran hari ini
dengan salam dan doa. Siswa mulai memperhatikan guru di kelas, dan observer
sudah menempati tempatnya untuk mulai melakukan observasi terhadap siswa.
Guru melakukan apersepsi dengan mengingat pelajaran pada pertemuan
sebelumnya tentang menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon.guru
membimbing siswa dalam pembuatan teks percakapan melalui telepon serta
memberikan masukan tentang kekurangan yang harus diperbaiki oleh setiap
kelompok agar penampilan disiklus II lebih baik dari pada penampilan
sebelumnya di siklus I. guru memberikan waktu pada siswa untuk berlatih
sebelum tampil didepan kelas. Jika siswa sudah siap untuk tampil maka guru
memanggil satu persatu kelompok untuk maju di depan kelas. Sedangkan untuk
kelompok yang belum mendapat giliran maju mengamati kelompok yang sedang
tampildi depan kelas..
Guru menutup pembelajaran dengan melakukan evaluasi terhadap materi
yang telah diajarkan. Guru bersama dengan siswa mengungkapkan amanat yang
terkandung dalam setiap pembelajaran yang sudah diterima oleh siswa. Guru
menutup pertemuan padasiklus II dengan salam.
4) Observasi
Tahap observasi pada siklus II dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan
siklus II. Observasi dilakukan untuk mengtahui hasil dari keterampilan karakter
dan hasil keterampilan berbicara siswa dalam proses pembelajaran berlangsung,
apakah mengalami peningkatan atau masih tetap seperti siklus I.
Observasi dilakukan oleh teman sejawat Dinda Anugerah Safitri dan dibantu
oleh peneliti. Observasi dilakukan untuk mengamati keterampilan berbicara siswa
48

saat menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon, apakah mengalami


peningkatan atau tetap. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa siswa
mengalami kemajuan di siklus II. Hal tersebut diketahui dari penampilan siswa
yang mulai berani dan tidak terbata-bata saat menyampaikan pesan yang diterima
melalui telepon di depan kelas. Keteramplan berbicarasiswa pada siklus II sudah
mengalami peningkatan. Hal tersebut dibuktikan dengan pecapaian nilai siswa
terhadap 6 aspek yang diamati telah mencapai nilai minimal yaitu ≥ 65
a. Refleksi
Kegiatan refleksi pada siklus II dilakukan untuk mengetahui seberapa
berhasil pelaksanaan siklus II. Dimulai dengan perencanaan dibuat oleh peneliti
yang bertindak sebagai guru untuk mendapatkan hasil maksimal pada saat
pelaksanaan siklus II. Rencana pelaksanaan pembelajaran diperbaiki sehingga
pelaksanaan siklus II berjalan dengan lancar.
Setelah dilakukan perbaikan dengan cara memberikan bimbingan lebih
kepada siswa dalam pembuatan teks percakapan serta memberikan waktu kepada
siswa untuk berlatih sebelum tampil di depan kelas diketahui adanya peningkatan
hasil belajar. Dari keenam aspek keterampilan berbicara yang dinilai mengalami
peningkatan pada siklus II ini. Terbukti terdapat 18 siswa yang mendapatkan ≥ 65
dan hanya 2 siswa saja yang mendapatkan nilai ≤ 65. Pelaksanaan siklus II telah
berjalan sesuai dengan ang direncanakan. Guru melaksanakan RPP dengan baik
sehingga hasil yang diperoleh siswa juga maksimal. Siswa mulai berani dan tidak
terbata-bata saat menampaikan pesan yang diterima melalui telepon di depan
kelas. Guru memberikan masukan kepada setiap kelompok terkait dengan
penampilan sebelumnya sehingga setiap kelompok memperbaiki kesalahan-
kesalahannya.

4.2 Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV melalui Penerapan


Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) di SDN Semboro
01 Kabupaten Jember
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, peneliti mendapatkan data
hasil belajar beserta persentase ketuntasan siswa pada tahap, pra siklus, siklus I,
49

dan siklus II. Hasil belajar siswa setelah menerapkan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari
sebelumnya. Berikut adalah presentase perolehan hasil belajar siswa selama pra
siklus, siklus I dan siklus II.
Presentase peningkatan hasil belajar dapat dicari dengan rumus berikut.
Persentase Ketuntasan :
n Persentase Siswa Tidak Tuntas :
Pa = × 100 % n
N P = × 100 %
N
13 7
Pa = × 100 % P= × 100 %
20 20
P = 35%
Pa = 65 % (kriteria = cukup)

Tabel 4.1 klasifikasi hasil belajar siswa kelas IV pra siklus


No. Nilai Siswa Klasifikasi Jumlah Presentase
Siswa
1. ≥ 65 Tuntas 13 65 %
2. ≤ 65 Tidak Tuntas 7 35%
Jumlah 20 100%

Tabel persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus dapat digambarkan
pada diagram di bawah ini.

70% 65%

60%
Presentase Ketuntasan

50%

40% 35%

30% Tuntas
20% Tidak Tuntas

10%

0%
Tuntas Tidak Tuntas
Hasil Belajar Siswa

Gambar 4.1 Diagram Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus


50

4.2.1 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat diketahui adanya
peningkatan hasil belajar siswa yang cukup signifikan dari sebelum dan sesudah
menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) . Hasil belajar
siswa sebelum menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
pada pra siklus adalah 65,3 dengan kriteria cukup meningkat menjadi 66,95 pada
siklus I. Dimana terdapat 15 siswa yang tuntas sedangkan 5 siswa lainnya tidak
tuntas. Ketuntasan diukur dari pencapaian nilai siswa ≥ 65 maka siswa dianggap
belum tuntas dalam tes keterampilan berbicara dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL). Presentaseketuntasan hasil belajar
dapat dicari dengan rumus berikut.
Persentase Ketuntasan : Persentase Siswa Tidak Tuntas :
n n
Pa = × 100 % P = × 100 %
N N
5
15 P= × 100 %
Pa = × 100 % 20
20 P = 25 %
Pa = 75 % (memuaskan)

Tabel 4.2 klasifikasi hasil belajar siswa kelas IV siklus I

No. Nilai Siswa Klasifikasi Jumlah Presentase


Siswa
1. ≥ 65 Tuntas 15 75 %
2. ≤ 65 Tidak Tuntas 5 25%
Jumlah 20 100%
51

Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dapat digambarkan


pada diagram di bawah ini.

80% 75%
Presentase Ketuntasan 70%
60%
50%
40%
30% 25% Tuntas
20% Tidak Tuntas
10%
0%
Tuntas Tidak Tuntas
Hasil Belajar Siswa
Gambar 4.2 Diagram Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

4.2.2 Hasil Belajar pada Siklus II


Jika dilihat berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I, maka
perlu dilaksanakan siklus II untuk memperbaiki hasil belajar siswa pada siklus II.
Hasil belajar siswa setelah dilaksanakan siklus II mengalami peningkatan yang
sangat memuaskan. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa
sedangkan 5 siswa lainnya tidak tuntas. Namun, pada siklus II jumlah siswa yang
tuntas mencapai 18 siswa sedangkan hanya 2 siswa lainnya belum tuntas. Rata-
rata pencapaian klasikal mengalami peningkatan dalam siklus II mencapai 71,55
dari 66,95 pada siklus I.
Pelaksanaan siklus II telah dilaksanakan dengan semaksimal mungkin
meskipun pencapaian rata-rata belum sampai pada nilai sempurna yaitu 100, tetapi
perkembangan siswa dalam keterampilan berbicara melalui pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) sudah mengalami peningkatan.
52

Presentase ketuntasan hasil belajar dapat dicari dengan rumus berikut.


Persentase Ketuntasan : Persentase Siswa Tidak Tuntas :
n n
Pa = × 100 % P = × 100 %
N N
2
18 P= × 100 %
Pa = × 100 % 20
20 P = 10 %
Pa = 90 % (Sangat Memuaskan)

Tabel 4.3 Klasifikasi hasil belajar siswa kelas IV siklus II

No. Nilai Siswa Klasifikasi Jumlah Presentase


Siswa
1. ≥ 65 Tuntas 18 90 %
2. ≤ 65 Tidak Tuntas 2 10%
Jumlah 20 100%

Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II dapat digambarkan


pada diagram di bawah ini.

100%
90%
90%
80%
Presentase Ketuntasan

70%
60%
50%
40% Tuntas

30% Tidak Tuntas

20%
10%
10%
0%
Tuntas Tidak Tuntas
Hasil Belajar Siswa
Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
53

4.2.3 Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar siswa


Berdasarkan hasil belajar siswa dari tahap pra siklus, siklus I, sampai
siklus II, diketahui terdapat peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar yang
cukup signifikan. Berikut adalah perbandingan peningkatan hasil belajar siswa
pada tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II padasiswa kelas IV SDN Semboro 01
dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Persentase
No. Siklus Kriteria
Tuntas Tidak Tuntas
1. Pra Siklus 65% 35% Cukup
2. Siklus 1 75% 25% Memuaskan
3. Siklus 2 90% Sangat
10%
Memuaskan

Perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari tahap pra


siklus, siklus I, dan siklus II dapat digambarkan pada diagram di bawah ini.

90%
90%
80% 75%
Presentase Ketuntasan

70% 65%

60%
50%
40% 35%
30% Tuntas
25%
20% Tidak Tuntas
10% 10%
0%

Pra Siklus
Siklus I
Siklus II

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan


BAB 5. PENUTUP

Pada bab 5 ini dipaparkan 1) kesimpulan; dan 2) saran.


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut.
5.1.1 Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
mata pelajaran bahasa Indonesia pembelajaran menyampaikan pesan yang
diterima melalui telepon diawali dengan pemberian apersepsi, membagi
kelas menjadi beberapa kelompok untuk pembuatan teks percakapan
melalui telepon, guru memberikan waktu kepada siswa untuk berlatih dan
meahami apa isi pesan yang diterima melalui telepon pada teks percakapan
sebelum tampil di depan kelas. Selanjutnya guru bersama dengan siswa
melakukan evaluasi sebagai tahap akhir dari proses pembelajaran.
5.1.2 Melalui penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, keterampilan berbicara pada siswa
kelas IV SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember dapat
ditingkatkan. Hal ini dapat diketahui dari hasil belajar siswa sebelum
diterapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Adapun
pencapaian hasil belajar siswa sebesar 65% pada pra siklus, menjadi 75%
pada siklus I dan menjadi 90% setelah pelaksanaan siklus II.

5.2 Saran
Atas dasar kesimpulan hasil penelitian, maka saran yang dapat peneliti
sampaikan adalah sebagai berikut.
5.2.1 Bagi Guru
a. Hendaknya penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) dapat dijadikan salah satu alternative untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia
khususnya siswa kelas IV. meningkatkan keterampilan siswa. Selain

54
55

itu, dengan adanya metode pembelajaran yang berbeda dari biasanya,


dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan menghindari
perasaan bosan siswa terhadap sistem belajar mengajar yang monoton.
5.2.2 Bagi Siswa
a. Hendaknya senantiasa rajin belajar dan berusaha meningkatkan hasil
belajar serta lebih mengasah keterampilan berbicara dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia.
b. Hendaknya lebih meingkatkan belajar dan presatasinya apapun
metodeyang diterapkan oleh guru.
5.2.3 Bagi peneliti lain
a. Penelitian ini dapat dijadikan acuan atau referensi terhadap penelitian
yang serupa terutama pada penelitian di bidang bahasa untuk
keterampilan berbicara bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan


Apresiasi Strata. Malang: Yayasan Asah Asuh (YA3 Malang).
Aningsih, Fitria.2011. Peningkatan Soft Skill Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN
Kebondalem I Banyuwangi dalam Pembelajaran IPA dengan Pendekatan
Kontekstual (CTL). Tidak diterbitkan. Skripsi:FKIP Universitas Jember.
Arsjad, Maidar,Mukti U.S. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Arikunto, Suhardjono,Supardi.2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.

Basuni, Muhammad Adiyono Anta. 2010. Meningkatkan Kemampuan Membaca


Puisi Siswa Kelas V SDN Alun-Alun 03 Desa Alun-alun Kecamatan
Ranuyoso Kabupaten Lumajang Melalui Pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL). Tidak diterbitkan. Skripsi: FKIP
Universitas Jember.

Depdiknas.2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Mata Pelajaran Bahasa Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
Jakarta: Depdiknas.

Masyhud, Sulthon. 2016. Metode Penelitian Pendidikan . Jember: Lembaga


Pengembangan manajemen dan profesi pendidikan (LPMK).

Muslich, Masnur.2011. Melaksanakan PTK Itu Mudah, Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhadi, 2002. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam KBK. Malang :


Universitas Negeri Malang

Nurhayati. 2011.Peningkatan Aktivias dan Hasil Belajar IPS Pokok Bahasan


Kegiatan Ekonomi Melalui Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dengan menggunakan Cideo Pembelajaran pada Siswa
Kelas IV SD Negeri Kepatihan 05 Jember Tahun Pelajaran 2010-2011.
Tidak diterbitan. Skripsi: FKIP Universitas Jember
.
Risnawati. 2011. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA dengan
menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).Pada
Siswa Kelas IV SDN Sumbersari 01 Jember Tahun Pelajaran 2010/2011.
Tidak diterbitkan. Skripsi: FKIP Universitas Jember.

Rusman. 2102. Model-model pembelajaran. Jakarta: PT.Raja Grafinfo Persada

Slameto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

56
57

Sukidin, Basrowi,Suranto.2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas.


Percetakan Insan Cendekia.

Tarigan, H,G. 1986. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa.


Bandung: angkasa anggota IKAPI.

Tarigan, H,G. 2008. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa.


Bandung: angkasa

Universitas jember. 2008. Pembelajaran bahasa Indonesia SD. Jember:


Penerbitan universitas jember.

Internet
Anisa. 2012. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran CTL. [Serial online].
http://www.sekolahdasar.net/2012/05/kelebihan-dan-kelemahan-
pembelajaran.html. [27 februari 2014].
58

LAMPIRAN A

MATRIK PENILAIAN

Judul Masalah Variabel Indikator Sumber Data Metode


Penerapan 1. Bagaimanakah proses 1. Pembelajaran 1. Langkah penerapan 1. Subjek 1. Pendekatan dan jenis
Pendekatan penerapan pendekatan melalui pendekatan Contextual penelitian yaitu penelitian
Contextual Contextual Teaching pendekatan Teaching and Learning (CTL) siswa IV SDN a. Pendekatan Kualitatif
Teaching and and Learning (CTL) Contextual a. Guru menjelaskan materi Semboro 01 b. Jenis penelitian
Learning (CTL) untuk meningkatkan Teaching and tentang pokok bahasan yang kecamatan tindakan kelas (PTK)
untuk Keterampilan Learning (CTL) telah disiapkan Semboro Jember
meningkatkan Berbicara Pada Siswa b. Guru membentuk siswa Tahun Pelajaran
Keterampilan kelas IV SDN menjadi beberapa kelompok 2013-2014
Berbicara Siswa Semboro 01 c. Siswa diminta untuk
Kelas IV SDN Kabupaten Jember membuat teks percakapan
Semboro melalui telepon.
Kecamatan 2. Bagaimanakah d. Siswa diminta untuk
Semboro Jember peningkatan memperagakan teks
Tahun Pelajaran keterampilan 2. Variabel terikat: percakapan tersebut didepan 2. Informasi dari
2013-2014 berbicara siswa a. Minat belajar kelas dengan kelompok 2. Metode pengumpulan
guru kelas IV
setelah menggunakan siswa data
masing-masing. Kemudian SDN Semboro
b. Hasil belajar Observasi,Dokumentasi,Wa
Pendekatan siswa menyampaikan isi pesan yang Jember Tahun
wawancara,Tes
Contextual Teaching diterima melalui telepon. Pelajaran 2013 –
and Learning (CTL) 2014
e. Setelah selesai guru bersama
pada siswa Kelas IV siswa memberikan
SDN Semboro kesimpulan
Kabupaten Jember f. Guru memberikan
evaluasi/penilaian
59

Judul Masalah Variabel Indikator Sumber Data Metode


g. Guru menutup pembelajaran 3 Dokumentasi 3 Analisis data:
Rumus prosentase
peningkatan hasil belajar
siswa
P= x 100 %
Keterangan :
P = Prosentase peningkatan
hasil belajar siswa
N = Jumlah siswa yang
4 Nilai siswa mengalami peningkatan
belajar
N = Jumlah seluruh siswa
60

Lampiran B. Pedoman Pengumpulan Data

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA

B.1 Pedoman Observasi

No Data yang akan diperoleh Sumber Data


1. Proses mengajar yang diterapkan guru dikelas Guru kelas IV SDN
Semboro 01 Kecamatan
Semboro Jember
2. Aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar
Mengajar berlangsung sebelum dan sesudah Siswa kelas IV SDN
Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Semboro 01 Kecamatan
Learning (CTL) Semboro Jember
B. 2 Pedoman Dokumentasi

No Data yang akan diperoleh Sumber Data

1. Daftar nama siswa kelas IV SDN Semboro 01


Tanggul Jember Dokumen
2. Daftar nama siswa kelas IV SDN Semboro 01
Tanggul Jember Dokumen

B.3 Pedoman Wawancara


No Data yang akan diperoleh Sumber Data
1. Metode pembelajaran yang digunakan guru Guru kelas IV SDN
ketika mengajar dikelas Semboro 01 Kecamatan
Semboro Jember
2. Hasil belajar bahasa Indonesia siswa belum Guru kelas IV SDN
diadakan penelitian Semboro 01 Kecamatan
Semboro Jember
3. Kendala yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran Guru kelas IV SDN
Semboro 01 Kecamatan
Semboro Jember
4. Tanggapan guru tentang kegiatan pembelajaran Guru kelas IV
SDNMembaca dengan menggunakan pendekatan Semboro 01 Kecamatan
Semboro Jember
5. Kesulitan yang dihadapi siswa selama proses Guru kelas IV
Pembelajaran bahasa Indonesia Semboro 01 Kecamatan
Semboro Jember
6. Kesulitan yang dihadapi siswa selama proses Guru kelas IV
Pembelajaran bahasa Indonesia Semboro 01 Kecamatan
Semboro Jember
61

B.4 Pedoman Tes

. No Data yang akan diperoleh Sumber Data


7. Hasil belajar siswa setelah pembelajaran Guru kelas IV SDN
Menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Semboro 01 Kecamatan
Learning (CTL) Semboro Jember
62

Lampiran C. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

C.1 Wawancara Guru Sebelum Penelitian

Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana guru memberikan bimbingan dan

Latihan pada siswa, dan mengetahui perkembngan hasil belajar

Siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia

Bentuk : Wawancara bebas

Responden : Guru Kelas IV

Nama Guru : Wiwik Kusumawati S.Pd

NIP : 19610418 19801 2 001

Pertanyaan Peniliti Jawaban Guru


1. Metode apa yang digunakan pada saat Menggunakan metode ceramah
pembelajaran membaca

2. Bagaimana kemampuan siswa dalam Siswa di sini masih cenderung menggunakan


pembelajaran berbicara bahasa lingkungannya yakni bahasa Madura,
jadi saya sendiri susah bagaimana caranya agar
anak-anak ini terbiasa menggunakan bahasa
Indonesia pada saat pembelajaran bahasa
Indonesia.

3. Apakah siswa berani dan mampu Hanya beberapa siswa saja yang memang
menyampaikan pendapatnya terkait dengan memiliki kemampuan diatas rata-rata/.
materi yang sedang dijelaskan.

4. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam Belum maksimal


pembelajaran berbicara.
63

Pertanyaan Peneliti Jawaban Guru


5. Apakah kendala yang dihadapi ketika Minat dan antusias yang masih terbilang
pembelajaran sedang berlangsung rendah terhadap pembelajaran menyebabkan
siswa tidak dapat fokus dalam pembelajaran
serta kurangnya motivasi dalam diri siswa
terhadap pembelajaran membuat siswa menjadi
pasif dikelas.

Jember , 10 Januari 2014


Pewawancara,

Alfira Dian Fahruro


NIM 100210204037
64

C.2 Wawancara Guru Setelah Penelitian

Tujuan : Untuk mengetahui tanggapan guru terhadap pembelajaran berbicara


Dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL)

Bentuk : Wawancara bebas

Responden : Guru Kelas IV

Nama Guru : Wiwik Kusumawati S.Pd

NIP : 19610418 19801 2 001

Pertanyaan Peneliti Jawaban Guru


1. Bagaimana tanggapan Ibu mengenai Menurut saya penerapannya cukup menarik
dan dapat menimbulkan semangat siswa dalam
penerapan pendekatan Contextual Teaching
belajar bahasa Indonesia.
and Learning (CTL)

2. Bagaimanakah tanggapan tentang Menarik dan siswa lebih mudah memahami,


Ibu
karena apa yang dipelajari melalui pendekatan
suasana pembelajaran pada saat
tersebut berhubungan dengan kegiatan sehari-
menggunakan pendekatan Contextual hari mereka.
Teaching and Learning (CTL)?
3. Bagaimana tanggapan Ibu mengenai Setelah saya lihat hasil belajar siswa
ketuntasan hasil belajar siswa dengan mengalami peningkatan setelah penerapan
menggunakan pendekatan Contextual pendekatan ini.
Teaching and Learning (CTL)?
4. Apa kekurangan dan kelebihan pendekatan Kekurangannya saya rasa pada waktu,
Contextual Teaching and Learning (CTL) membutuhkan waktu yang lama. Untuk
dalam pembelajaran berbicara ? kelebihannya siswa lebih tertarik dalam
mengikuti pembelajaran.

Jember , 18 Oktober 2014

Pewawancara,

Alfira Dian Fahruro


NIM 100210204037
65

C.3 Wawancara Siswa Sebelum Penelitian (Siswa 1)


Tujuan : Untuk memperoleh informasi tentang kesulitan dan pemahaman siswa
Pada pembelajaran berbicara.
Bentuk : Wawancara bebas
Responden : Siswa Kelas IV
Nama Siswa : Airlangga W
Kelas/No. Absen : IV/2

Pertanyaan Peneliti Jawaban Siswa


1. Apakah kamu senang pada pelajaran Bahasa Senang
Indonesia , khususnya saat pembelajaran
berbicara?
2. Bagaimanakah pendapat kamu terhadap Mudah,tinggal berbicara saja.
pelajaran tersebut?
3. Apakah ada kesulitan-kesulitan yang kamu Ada, biasanya saya malu kalau berbicara di
hadapi ketika pembelajaran berbicara? Jika depan teman-teman dan guru.
ada apa saja?
4. Menurut kamu bagaimana pembelajaran Biasa saja,tetapi terkadang guru hanya
berbicara yang selama ini dilakukan oleh guru menyuruh siswa yang pintar saja untuk
kelasmu? berbicara di depan kelas.

Jember , 10 Januari 2014

Pewawancara,

Alfira Dian Fahruro


NIM 100210204037
66

C.4 Wawancara Siswa Sebelum Penelitian ( Siswa 2 )


Tujuan : Untuk memperoleh informasi tentang kesulitan dan pemahaman siswa
Pada pembelajaran berbicara.
Bentuk : Wawancara bebas
Responden : Siswa Kelas IV
Nama Siswa : Aulia Aisah A.P
Kelas/No. Absen : IV/8

Pertanyaan Peneliti Jawaban Siswa


1. Apakah kamu senang pada pelajaran Bahasa Senang
Indonesia , khususnya saat pembelajaran
berbicara?
2. Bagaimanakah pendapat kamu terhadap Pelajaran berbicara itu mudah
pelajaran tersebut?
3. Apakah ada kesulitan-kesulitan yang kamu Ada, biasanya saya berbicara didepan kelas
hadapi ketika pembelajaran berbicara? Jika saya terkadang malu dan sering lupa apa
ada apa saja? yang saya bicarakan kalau tidak membawa
teks/bacaan.
4. Menurut kamu bagaimana pembelajaran Biasa saja,terkadang Bu guru hanya
berbicara yang selama ini dilakukan oleh guru menyuruh kita untuk bermain
kelasmu? drama,membacakan puisi tapi membawa
bacaan,tapi kadang-kadang tidak semuanya
maju karena ada yang tidak mau mau karena
malu

Jember , 10 Januari 2014


Pewawncara,

Alfira Dian Fahruro


NIM 100210204037
67

C.5 Wawancara Siswa Setelah Penelitian (Siswa 1)


Tujuan : Untuk memperoleh informasi tentang kesulitan dan pemahaman siswa
Pada pembelajaran berbicara.
Bentuk : Wawancara bebas
Responden : Siswa Kelas IV
Nama Siswa : Airlangga W.
Kelas/No. Absen : IV/2
Pertanyaan Peneliti Jawaban Siswa
1. Apakah kamu suka dengan pembelajaran 1. Suka
berbicara dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL)
yang sudah saya terapkan pada saat
pembelajaran berlangsung?

2. Apakah dengan menggunakan pendekatan 2. Iya karena teks nya dibuat sendiri, jadi
pembelajaran tersebut kamu bisa lebih lebih mudah ngerti
mudah dalam memahami materi berbicara?

3. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam


3. Awalnya iya karena malu kalau disuruh
pembelajaran berbicara dengan
berbicara di depan teman-teman, tapi
menggunakan pendekatan Contextual
sekarang tidak
Teaching and Learning (CTL)?

Jember , 18 Oktober 2014


Pewawancara,

Alfira Dian Fahruro


NIM 100210204037
68

C.6 Wawancara Siswa Setelah Penelitian ( Siswa 2 )


Tujuan : Untuk memperoleh informasi tentang kesulitan dan pemahaman siswa
Pada pembelajaran berbicara.
Bentuk : Wawancara bebas
Responden : Siswa Kelas IV
Nama Siswa : Aulia Aisah A.P
Kelas/No. Absen : IV/8

Pertanyaan Peneliti Jawaban Siswa


1. Apakah kamu suka dengan pembelajaran Senang
berbicara dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL)
yang sudah saya terapkan pada saat
pemebelajaran berlangsung

2. Apakah dengan menggunakan pendekatan Iya karena teks nya membuat sendiri, jadi
lebih mudah mengerti isi nya
pembelajaan tersebut kamu bisa lebih mudah
dalam memahami materi berbicara.
3. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam Tidak, saya lebih mengerti
pembelajaran berbicara dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL)?

Jember , 18 Oktober 2014


Pewawancara,

Alfira Dian Fahruro


NIM 100210204037
69

LAMPIRAN D. Kriteria Penelitian keterampilan Berbicara Siswa

KRITERIA PENILAIAN KETERAMPILAN BERBICARA

Aspek yang Skor Keterangan


Dinilai

4 Tidak terjadi salah ucapan yang mencolok , ucapan mudah


Ketepatan dimengerti , tidak mengulang ucapan
Ucapan 3 Tidak terjadi salah ucapan yang mencolok,ucapan mudah
dimengerti,terkadang mengulan ucapan.
2 Terjadi salah ucap yang tidak begitu mencolok,ucapan bisa
dimengerti,sering mengulang ucapan.
1 Terjadi salah ucap yang mencolok,ucapan sulit
dimengerti,sering mengulang ucapan.
4 Pemilihan kata tepat,jelas,bervariasi dan mudah di pahami
Pilihan Kata 3 Pemilihan kata kurang tepat,jelas,cukup bervariasi dan tidak
(Diksi) menyebabkan kesalah pahaman
2 Pemilihan kata kurang tepat,kurang jelas,kurang
bervariasi,dan menyebabkan kesalah pahaman
1 Pemilihan kata kurang tepat,tidak jelas,tidak bervariasi dan
menyebabkan kesalah pahaman
Ketepatan 4 Mampu menyusun kalimat secara efektif sehingga
Sasaran pendengar dengan mudah enangkap pembicaraan yang
pembicara dibicarakan
3 Cukup mampu menyusun kalimat efektif sehingga pesan
yang disampaikan cukup tergambar jelas dalam pikiran
pendengar
70

Aspek yang Skor Keterangan


Dinilai

2 Kurang mampu menyusun kalimat efektif sehingga pesan


yang disampaikan kurang tergambar jelas dalam pikiran
pendengar
1 Tidak mampu menyusun kalimat efektif sehingga pesan
yang disampaikan oleh pembicara salah sasaran dan tidak
dapat ditangkap oleh pendengar dengan jelas
Kelancaran 4 Berbicara dengan lancar,dengan logat dan ketepatan yang
jelas
3 Berbicara dengan lancar tapi sekali-kali menyelipkan bunyi
‘’ ee’’ dan ‘’anu’’
2 Pembicaraan terkadang masih ragu(lambat)dan sering
menyelipkan bunyi’’ee’’ dan’’anu’’
1 Pembicaraan selalu terhenti dan terputus-putus dan sering
menyelipkan bunyi’’ee’’dan ‘’anu’’
Keberanian 4 Bersikap tenang ,tidak gemetar, saat berbicara,pandangan
menyeluruh kearah pendengar
3 Bersikap cukup tenang,gemetar saat berbicara,pandangan
menyeluuh kearah pendengar
2 Bersikap kurang tenang,gemear,saat berbicara,pandangan
kurang menyeluruh kearah pendengar
1 Bersikap tidak tenang,gemetar saat berbicara,pandangan
sama sekali tidak memandang kearah pendengar
71

Aspek yang Skor Keterangan


Dinilai

4 Volume suara nyaring dan jelas sampai bangku paling


belakang
3 Volume suara nyaring dan jelas akan tetapi terkadang masih
Kenyaringan tidak terdengar sampai bangku paling belakang
Suara 2 Volume suara kurang nyaring dan tidak terdengar jelas
sampai bangku paling belakang
1 Suara tidak terdengar jelas sama sekali sampai bangku
belakang
72

LAMPIRAN E. Lembar Observasi Siswa Siklus I

LEMBAR TES KETERAMPILAN BERBICARA

NAMA “ ………………….

No. Apek Yang Dinanti Skor


1 2 3 4
1. Ketepatan Ucapan
2. Pilihan Kata/Diksi
3. Ketepatan sasaran pembicara
4. Kelancaran
5. Kebeanian
6. Kenyaringan suara
Skor total

Skor total

Nilai = x 100 = ……………………

Skor maksimal

Observer

Dinda Anugerah
NIM.100210204075
73

LAMPIRAN F. Lembar Observasi Siswa Siklus II

LEMBAR TES KETERAMPILAN BERBICARA

NAMA “ ………………….

No. Apek Yang Dinanti Skor


1 2 3 4
7. Ketepatan Ucapan
8. Pilihan Kata/Diksi
9. Ketepatan sasaran pembicara
10. Kelancaran
11. Kebeanian
12. Kenyaringan suara
Skor total

Skor total

Nilai = x 100 = ……………………

Skor maksimal

Observer

Dinda Anugerah
NIM.100210204075
74

Lampiran G. Pedoman Observasi Hasil Belajar Pra Siklus

PEDOMAN OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV


SDN SEMBORO 01 KECAMATAN SEMBORO JEMBER

No. Nama Siswa Nilai Kriteria


1. DWI RAHMAN H.
2. AIRLANGGA W.
3. DIAN UTAMI
4. IMAM AHMAD S.
5. AHMAD FAISAL M.
6. INDRIYANI LESTARI
7. ANGGA PRAYOGA
8. AULIA AISAH A.P
9. DEVI KURNUA A
10. FERI ALDIANSYAH
11. HASANARUL I.
12. INDRA HERMAWAN
13. KHOIRUN NISA
14. MOH. ASROUN NABIL
15. NADILA URIENTIKA
16. NINDA LAURICHA P
17. SAIDIL FAROQ
18. TAUFIQ GIRI R
19. VIDELIA
20. AYU RAHMAWATI

Keterangan :

≥ 65 = Tuntas

< 65 = Tidak Tuntas

Mengetahui ,
Guru Kelas IV

WIWIK KUSUMAWATI S.Pd


NIP 19610418 19801 2 001
75

Lampiran H. Silabus
SILABUS
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/2
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit
Standar kompetensi : Berbicara
6 .2 Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan berbalas pantun dan bertelpon
Penilaian Alokasi Sumber
Kompetensi Materi Kegiatan
Indikator Contoh Waktu Belajar
Dasar Pokok Pembelajaran Teknik Bentuk
Instrumen
6.2 Bertelepon  Apersepsi Kognitif : 1. Kognitif Tes unjuk 3x35 Buku
Menyampaika  Guru  Kognitif Proses : 2. Afektif kerja menit cerita anak
n pesan yang membagi 3. Psikomo
diterima kelompok 1.1.1 Mendengarkan -torik
melalui yang terdiri penjelasan dari
telepon sesuai dari 2 siswa guru tentang
bagaimana cara
dengan isi  Siswa
pesan menyampaikan
bergabung
pesan yang
dengan
diterima melalui
kelompoknya
telepon dengan
masing-
benar
masing
 Kognitif Produk :
 Guru
meminta 1.1.2 Mendiskusikan
siswa pembuatan teks
membuat teks percakapan
percakapan melalui telepon
melalui yang
telepon
76

Penilaian
Kompetensi Kegiatan Alokasi Sumber
Materi Pokok Indikator Contoh
Dasar Pembelajaran Teknik Instrumen Waktu Belajar
Instrumen
 membimbing akan ditampilkan.
siswa 1.1.3 Membacakan
membuat teks percakapan
teks dengan
percakapan ketepatan
 Guru ucapan dan
meminta pemilihan kata
siswa yang yang benar
lain untuk  Psikomotor :
menjadi 1.1.4 Menyampaikan
pengamat pesan yang
 Guru diterima melalui
meminta telepon dengan
setiap ketepatan
kelompok ucapan dan
untuk pemilihan kata
membacakan yang benar.
teks Afektif :
percakapan
1.1.5 Memperhatikan
yang dibuat
pelaksanaan
didepan
pembelajaran
kelas dan
dengan baik.
kemudian
1.1.6 Terlibat secara
menyampaik
aktif dalam
an isi pesan
pembelajaran
yang
1.1.7 Menerapkan
diterima
pendekatan
melalui
CTL dalam
telepon
77

Penilaian
Kompetensi Kegiatan Alokasi Sumber
Materi Pokok Indikator Contoh
Dasar Pembelajaran Teknik Instrumen Waktu Belajar
Instrumen
kepada menyampaika
kelompok lain n pesan yang
 Guru diterima
bersama- melalui
sama dengan telepon dengan
siswa benar
mlakukan 1.1.8 Memiliki rasa
evaluasi tahu terhadap
materi yang
diberikan
78

Lampiran I. RPP Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SDN Semboro 01


Kelas/Semester : IV/2
Hari / Tanggal : 06 Oktober 2014
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit

I. Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran,perasaan,dan informasi


dengan berbalas pantun dan bertelepon

II. Kompetensi Dasar : 6.2 Menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon
sesuai dengan isi pesan

III. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Kognitif
 Kognitif Produk :
Mendengarkan penjelasan dari guru tentang bagaimana cara menyampaikan
pesan yang diterima melalui telepn dengan benar

 Kognitif Proses :
a. Mendiskusikan pembuatan teks percakapan melalui telepon yang akan
ditampilkan
b. Membacakan teks percakapan dengan ketepatan ucapan dan pemilihan
kata yang benar.

2. Psikomotor
Menyampaikan pesan yang diterima melalui telepondengan ketepatan ucapan
dan pemilihan kata yang benar
79

3. Afektif
a. Memperhatikan pelaksanaan pembelajaran
b. Bekerja sama dengan anggota kelompok

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Kognitif
 Kognitif Produk
Dengan diberi penjelasan dan contoh siswa dapat memahami dan
memperaktekkan tentang bagaimana cara menyampaikan pesan yang
diterima melalui telepon dengan benar.

 Kognitif Proses
a. Melalui bimbingan guru,siswa dapat mendiskusikan pembuatan teks
percakapan melalui telepon yang akan ditampilkan
b. Setelah diberi penjelasan oleh guru,siswa dapat membacakan teks
percakapan dengan ketepatan ucapan dan pemilihan kata yang benar

2. Psikomotor :
Dengan dibimbing guru,siswa dapat menyampaikan pesan yang diterima
melalui telepon dengan ketepatan ucapan dan pemilihan kata yang benar

Afektif :
a. Siswa mau memperhatikan pelaksanaan pembelajaran
b. Siwa mau bekerja sama dalam kelompok

V. Materi Pembelajaran
 Bertelepon
1. Menerima Pesan dari Telepon
80

Dalam menyampaikan informasi atau pesan,kata yang digunakan harus mudah


dimengerti. Sehingga,tidak salah paham. Bahasa yang digunakan pun harus jelas
agar informasi yang disampaiakn dapat diterima oleh orang yang mendengarkan.

2. Menyampaikan Pesan dari Telepon

Setelah menerima pesan,kamu dapat menyampaikannya kepada orang yang


bersangkutan dengan bahasa yang jelas.

VI. Strategi Pembelajaran :


Metode Pemebelajaran : Contextual Teaching and Learning (CTL)

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran

Tahapan/Sintaks Kegiatan Guru-Siswa Alokasi


Pembelajaran waktu
 Mengkondisikan kelas :
a. Mengucapkan salam
b. Absensi
 Apersepsi
a. Guru menanyakan kepada
Siswa apakah siswa pernah
Melakukan percakapan
Melalui telepon
b. Guru menjelaskan kepada
Pendahuluan Siswa tentang manfaat dari adanya pesawat 15 menit
telepon
c. Guru menjelaskan materi
Tentang bagaimana cara menyampaikan
pesan yang diterima melalui telepon
d. Guru memberikan contoh kepada siswa
bagaimana cara menyampaikan pesan
percakapan yang diterima melalui telepon

 Menyampaikan tujuan pembelajaran


81

Tahapan/Sintaks Kegiatan Guru-Siswa Alokasi


Pembelajaran Waktu
 Guru membagi kelas menjadi beberapa
kelompok yang terdiri 2 siswa
 Siswa bergabung dengan kelompoknya
masing-masing
 Guru meminta siswa membuat teks percakapan
melalui telepon
 Siswa membuat teks percakapan dengan
berdiskusi bersama dengan kelompoknya.
 Guru membimbing siswa dalam pembuatan
Kegiatan inti teks percakapan telepon 75menit
 Guru meminta kepada siswa yang lain untuk
menjadi pengamat
 Siswa membacakan teks percakapan melalui
telepon dan menyampaikan isi pesan yang
diterima melalui telepon yang dibuat didepan
kelas
 Pengamat mengamati kelompok yang tampil
 guru bersama-sama dengan siswa melakukan
evaluasi setelah pembelajaran selesai
Penutup  Guru bersama-sama dengan siswa 15 menit
menyimpulkan apa yang telah dipelajari
 Salam

VIII. Sumber dan Media Pembelajaran


 Sumber Pembelajaran
a. Buku Paket Bahasa Indonesia untuk Kelas IV

 Media Pembelajaran :
a. Teks Percakapan melalui telepon

IX. Penilaian
Teknik penilaian :
1. Kognitif : LKS (terlampir)
2. Afektif : keterampilan karakter (terlampir)
3. Psikomotor : Tes unjuk kerja keterampilan berbicara (terlampir)
82

LEMBAR KERJA SISWA

Nama Anggota Kelompok :

……………………………

……………………………

Kerjakan secara berkelompok soal-soal dibawah ini !

1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 2 orang


2. Buatlah teks percakapan pendek melalui telepon dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Pilihlah sebuah topic pembicaraan yang di anggap menarik
b. Dari topic pembicaraan yang dipilih dipastikan terdapat pesan yang dapat
disampaikan
3. Peragakanlah percakapan bertelepon yang telah dibuat didepan kelas!
4. Sampaikanlah pesan yang diterima melalui percakapan telepon kepada penerima
pesan!
83

LEMBAR KETERAMPILAN KARAKTER

Nama Anggota Kelompok :

……………………………

……………………………

Penilaian
No. Aktivitas yang Dinanti
1 2 3 4
1. Memperhatikan pelaksanaan
Pembelajaran dengan sungguh-sungguh
2. Berdiskusi dan bekerja sama dengan
Kelompok saat pembuatan teks
Percakapan
3. Anggota kelompok sama-sama aktif
Bekerja
4. Menampilkan percakapan bertelepon
Dengan pilihan kata dan ketepatan
Kata yang benar
5. Menyimak penampilan kelompok lain
Dengan sungguh-sungguh
Skor maksimal 20
Skor yang dicapai

Keteranagan :

4 = sangat baik

3 = baik

2 = cukup

1 = kurang
84

LEMBAR TES KETERAMPILAN BERBICARA

Nama : ……………………………………….

Skor
No. Aktivitas yang Dinanti
1 2 3 4
1. Ketepatan Ucapan
2. Pilihan Kata/Diksi
3. Ketapatan sasaran pembicara
4. Kelancaran
5. Keberanian
6. Kenyaringan Suara
Skor Total
Skor Total
Nilai = x 100 = …………..
Skor maksimal

Guru Kelas IV Jember, 06 Oktober 2014


Peneliti

Wiwik Kusumawati S.Pd Alfira Dian Fahruro


NIP 19610418 198010 2 001 NIM. 100210204037

Kepala

SDN Semboro 01

Muhammad Untung
NIP 19600210 198201 1 021
85

Lampiran J. Lembar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I

LEMBAR KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SIKLUS I

Petunjuk pedoman observasi : Amatilah keterampilan berbicara siswa dan beri tanda centang (√ )

Kriteria
Keterampilan Berbicara Ketuntasan
No. Nama Siswa Skor Nilai
Total Akhir
Ketetapan Pilihan Ketepatan Kelancaran Keberanian Kenyaringan Tuntas Tidak
Ucapan Kata/Diksi sasaran Suara Tuntas
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Dwi Rahman H
2. Airlangga W
3. Dian Utami
4. Imam Ahmad S.
5. Ahmad Faisal
6. Indriyani Lestari
7. Angga Prayoga
8. AuliaAisah A.P
9. Devi Kurnia
10. Feri Aldiansyah
11. Hasanarul Ibtihal
12. Indra Hermawan
13. Khoirun Nisa
14. Moh. Asrun Nabil
15. Nadila Aurientika
16. Ninda Lauricha P.
17. Saidil Faroq
18. Taufiq Giri R
86

Kriteria
Keterampilan Berbicara Ketuntasan
No. Nama Siswa Skor Nilai
Total Akhir
Ketetapan Pilihan Ketepatan Kelancaran Keberanian Kenyaringan Tuntas Tidak
Ucapan Kata/Diksi sasaran Suara Tuntas
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
19. Videlia
20. Ayu Rahmawati
Skor Total
Skor Maksimal
Skor Tercapai
( Presentase )

Keterangan :

≥ 65 = Tuntas

≤ 65 = Tidak Tuntas
87

Lampiran K. RPP Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SDN Semboro 01


Kelas/Semester : IV/2
Hari / Tanggal : 13 Oktober 2014
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit

I. Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran,perasaan,dan informasi


dengan berbalas pantun dan bertelepon

II. Kompetensi Dasar : 6.2 Menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon
sesuai dengan isi pesan

III. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Kognitif
 Kognitif Produk :
Mendengarkan penjelasan dari guru tentang bagaimana cara menyampaikan
pesan yang diterima melalui telepn dengan benar

 Kognitif Proses :
a. Mendiskusikan pembuatan teks percakapan melalui telepon yang akan
ditampilkan
b. Membacakan teks percakapan dengan ketepatan ucapan dan pemilihan
kata yang benar.

2. Psikomotor
Menyampaikan pesan yang diterima melalui telepondengan ketepatan ucapan
dan pemilihan kata yang benar
88

3. Afektif
a. Memperhatikan pelaksanaan pembelajaran
b. Bekerja sama dengan anggota kelompok

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Kognitif
 Kognitif Produk
Dengan diberi penjelasan dan contoh siswa dapat memahami dan
memperaktekkan tentang bagaimana cara menyampaikan pesan yang
diterima melalui telepon dengan benar.

 Kognitif Proses
a. Melalui bimbingan guru,siswa dapat mendiskusikan pembuatan teks
percakapan melalui telepon yang akan ditampilkan
b. Setelah diberi penjelasan oleh guru,siswa dapat membacakan teks
percakapan dengan ketepatan ucapan dan pemilihan kata yang benar

2. Psikomotor :
Dengan dibimbing guru,siswa dapat menyampaikan pesan yang diterima
melalui telepon dengan ketepatan ucapan dan pemilihan kata yang benar

Afektif :
a. Siswa mau memperhatikan pelaksanaan pembelajaran
b. Siwa mau bekerja sama dalam kelompok

V. Materi Pembelajaran
 Bertelepon
1. Menerima Pesan dari Telepon
89

Dalam menyampaikan informasi atau pesan,kata yang digunakan harus mudah


dimengerti. Sehingga,tidak salah paham. Bahasa yang digunakan pun harus jelas
agar informasi yang disampaiakn dapat diterima oleh orang yang mendengarkan.

2. Menyampaikan Pesan dari Telepon

Setelah menerima pesan,kamu dapat menyampaikannya kepada orang yang


bersangkutan dengan bahasa yang jelas.

VI. Strategi Pembelajaran :


Metode Pemebelajaran : Contextual Teaching and Learning (CTL)

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran

Tahapan/Sintaks Kegiatan Guru-Siswa Alokasi


Pembelajaran waktu
 Mengkondisikan kelas :
a. Mengucapkan salam
b. Absensi
 Apersepsi
a. Guru mengingatkan kembali materi yang
telah dipelajari pada pertemuan
Pendahuluan sebelumnya,yaitu tentang bagaimana cara 15 menit
menyampaikan pesan yang diterima elalui
telepon dengan benar.

 Menyampaikan tujuan pembelajaran

 Guru meinta siswa bergabung degan kelompok


yang telah dibentuk pada pertemuan
sebelumnya
 Siswa bergabung dengan kelompoknya
masing-masing
 Guru meminta siswa membuat teks
percakapan melalui telepon
 Siswa membuat teks percakapan dengan
Kegiatan inti 75menit
berdiskusi bersama dengan kelompoknya.
 Guru membimbing siswa dalam pembuatan
teks percakapan telepon
 Guru memberi masukan kepada setiap
90

Tahapan/Sintaks Kegiatan Guru-Siswa Alokasi


Pembelajaran Waktu
kelompok tentang kekurangannya pada
penampilan sebelumnya
 Guru meminta kepada kelompok lain untuk
mengamati kelompok yang tampil
 Guru memberikan waktu pada siswa untuk
berlatihdan meahami isi pesan dari
percakapan tersebut.
 Siswa membacakan teks percakapan melalui
telepon dan menyampaikan isi pesan yang
diterima melalui telepon yang dibuat didepan
kelas
 Pengamat mengamati kelompokyang tampil
 guru bersama-sama dengan siswa melakukan
evaluasi setelah pembelajaran selesai
Penutup  Guru bersama-sama dengan siswa 15 menit
menyimpulkan apa yang telah dipelajari
 Salam

VIII. Sumber dan Media Pembelajaran


 Sumber Pembelajaran
a. Buku Paket Bahasa Indonesia untuk Kelas IV

 Media Pembelajaran :
a. Teks Percakapan melalui telepon

IX. Penilaian
Teknik penilaian :
1. Kognitif : LKS (terlampir)
2. Afektif : keterampilan karakter (terlampir)
3. Psikomotor : Tes unjuk kerja keterampilan berbicara (terlampir)
91

LEMBAR KERJA SISWA

Nama Anggota Kelompok :

……………………………

……………………………

……………………………

Kerjakan secara berkelompok soal-soal dibawah ini !

1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 2 orang


2. Buatlah teks percakapan pendek melalui telepon dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Pilihlah sebuah topic pembicaraan yang di anggap menarik
b. Dari topic pembicaraan yang dipilih dipastikan terdapat pesan yang dapat
disampaikan
3. Peragakanlah percakapan bertelepon yang telah dibuat didepan kelas!
4. Sampaikanlah pesan yang diterima melalui percakapan telepon kepada penerima
pesan!
92

LEMBAR KETERAMPILAN KARAKTER

Nama Anggota Kelompok :

……………………………

……………………………

Penilaian
No. Aktivitas yang Dinanti
1 2 3 4
1. Memperhatikan pelaksanaan
Pembelajaran dengan sungguh-sungguh
2. Berdiskusi dan bekerja sama dengan
Kelompok saat pembuatan teks
Percakapan
3. Anggota kelompok sama-sama aktif
Bekerja
4. Menampilkan percakapan bertelepon
Dengan pilihan kata dan ketepatan
Kata yang benar
5. Menyimak penampilan kelompok lain
Dengan sungguh-sungguh
Skor maksimal 20
Skor yang dicapai

Keteranagan :

4 = sangat baik

3 = baik

2 = cukup

1 = kurang
93

LEMBAR TES KETERAMPILAN BERBICARA

Nama : ……………………………………….

Skor
No. Aktivitas yang Dinanti
1 2 3 4
1. Ketepatan Ucapan
2. Pilihan Kata/Diksi
3. Ketapatan sasaran pembicara
4. Kelancaran
5. Keberanian
6. Kenyaringan Suara
Skor Total
Skor Total
Nilai = x 100 = …………..
Skor maksimal

Guru Kelas IV Jember, 13 Oktober 2014


Peneliti

Wiwik Kusumawati S.Pd Alfira Dian Fahruro


NIP 19610418 198010 2 001 NIM. 100210204037

Kepala

SDN Semboro 01

Muhammad Untung. S,Pd


NIP 19600210 198201 1 021
94

Lampiran L. Lembar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II

LEMBAR KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SIKLUS II

Petunjuk pedoman observasi : Amatilah keterampilan berbicara siswa dan beri tanda centang (√ )

Kriteria
Keterampilan Berbicara Ketuntasan
No. Nama Siswa Skor Nilai
Total Akhir
Ketetapan Pilihan Ketepatan Kelancaran Keberanian Kenyaringan Tuntas Tidak
Ucapan Kata/Diksi sasaran Suara Tuntas
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Dwi Rahman H
2. Airlangga W
3. Dian Utami
4. Imam Ahmad S.
5. Ahmad Faisal
6. Indriyani Lestari
7. Angga Prayoga
8. AuliaAisah A.P
9. Devi Kurnia
10. Feri Aldiansyah
11. Hasanarul Ibtihal
12. Indra Hermawan
13. Khoirun Nisa
14. Moh. Asrun Nabil
15. Nadila Aurientika
16. Ninda Lauricha P.
95

Kriteria
Keterampilan Berbicara Ketuntasan
No. Nama Siswa Skor Nilai
Total Akhir
Ketetapan Pilihan Ketepatan Kelancaran Keberanian Kenyaringan Tuntas Tidak
Ucapan Kata/Diksi sasaran Suara Tuntas
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
17. Saidil Faroq
18. Taufiq Giri R
19. Videlia
20. Ayu Rahmawati
Skor Total
Skor Maksimal
Skor Tercapai
( Presentase )

Keterangan :

≥ 65 = Tuntas

≤ 65 = Tidak Tuntas
96

Lampiran M. Daftar Nama Siswa

DAFTAR NAMA SISWA KELAS IV


SDN SEMBORO 01 JEMBER

No. Nama Siswa Jenis


Kelamin
1. DWI RAHMAN H L
2. AIRLANGGA W L
3. DIAN UTAMI P
4. IMAM AHMAD S. L
5. AHMAD FAISAL L
6. INDRIYANI LESTARI P
7. ANGGA PRAYOGA L
8. AULIAAISAH A.P P
9. DEVI KURNI P
10. FERI ALDIANSYAH L
11. HASANARUL IBTIHAL P
12. INDRA HERMAWAN L
13. KHOIRUN NISA P
14. MOH. ASRUN NABIL L
15. NADILA AURIENTIKA P
16. NINDA LAURICHA P. P
17. SAIDIL FAROQ L
18. TAUFIQ GIRI L
19. VIDELIA P
20. AYU RAHMAWATI P
97

Lampiran N. DAFTAR NILAI SISWA PRA SIKLUS

DAFTAR NILAI KETERAMPILAN BERBICARA


SISWA KELAS IV SDN SEMBORO 01 JEMBER
PADA PRA SIKLUS

No. Nama Siswa Nilai T TT


1. DWI RAHMAN H 60 √
2. AIRLANGGA W 65 √
3. DIAN UTAMI 70 √
4. IMAM AHMAD S. 70 √
5. AHMAD FAISAL 72 √
6. INDRIYANI LESTARI 70 √
7. ANGGA PRAYOGA 55 √
8. AULIAAISAH A.P 72 √
9. DEVI KURNIA 55 √
10. FERI ALDIANSYAH 65 √
11. HASANARUL IBTIHAL 70 √
12. INDRA HERMAWAN 60 √
13. KHOIRUN NISA 70 √
14. MOH. ASRUN NABIL 75 √
15. NADILA AURIENTIKA 68 √
16. NINDA LAURICHA P. 60 √
17. SAIDIL FAROQ 60 √
18. TAUFIQ GIRI 70 √
19. VIDELIA 58 √
20. AYU RAHMAWATI 60 √
21. Keterangan :
22. ≥ 65 = Tuntas
23. ≤ 65 = Tidak Tuntas

Mengetahui,
Guru Kelas IV

Wiwik Kusumawati S.Pd


19610418 198010 2 001
98

Lampiran O. Lembar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I

LEMBAR KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SIKLUS I

Petunjuk pedoman observasi : Amatilah keterampilan berbicara siswa dan beri tanda centang (√ )

Kriteria
Keterampilan Berbicara Ketuntasan
No. Nama Siswa Skor Nilai
Total Akhir
Ketetapan Pilihan Ketepatan Kelancaran Keberanian Kenyaringan Tuntas Tidak
Ucapan Kata/Diksi sasaran Suara Tuntas
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Dwi Rahman H √ √ √ √ √ √ 14 60 √
2. Airlangga W √ √ √ √ √ √ 16 68 √
3. Dian Utami √ √ √ √ √ √ 17 70 √
4. Imam Ahmad S. √ √ √ √ √ √ 17 70 √
5. Ahmad Faisal √ √ √ √ √ √ 18 75 √
6. Indriyani Lestari √ √ √ √ √ √ 18 75 √
7. Angga Prayoga √ √ √ √ √ √ 13 55 √
8. Aulia Aisah A. √ √ √ √ √ √ 18 75 √
9. Devi Kurnia √ √ √ √ √ √ 13 55 √
10. Feri Aldiansyah √ √ √ √ √ √ 15 65 √
11. Hasanarul Ibtihal √ √ √ √ √ √ 17 70 √
12. Indra Hermawan √ √ √ √ √ √ 14 60 √
13. Khoirun Nisa √ √ √ √ √ √ 17 70 √
14. Moh. Asrun Nabil √ √ √ √ √ √ 18 75 √
15. Nadila Aurientika √ √ √ √ √ √ 16 68 √
16. Ninda Lauricha P. √ √ √ √ √ √ 15 65 √
99

Kriteria
Keterampilan Berbicara Ketuntasan
No. Nama Siswa Skor Nilai
Total Akhir
Ketetapan Pilihan Ketepatan Kelancaran Keberanian Kenyaringan Tuntas Tidak
Ucapan Kata/Diksi sasaran Suara Tuntas
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
17. Saidil Faroq √ √ √ √ √ √ 16 68 √
18. Taufiq Giri R √ √ √ √ √ √ 17 72 √
19. Videlia √ √ √ √ √ √ 13 55 √
20. Ayu Rahmawati √ √ √ √ √ √ 16 68 √
Skor Total 52 50 57 51 53 55
Skor Maksimal 80 80 80 80 80 80
Skor Tercapai 65% 62,5% 71,3% 64% 66,3% 69%
( Presentase )

Keterangan :

≥ 65 = Tuntas

≤ 65 = Tidak Tuntas
100

Lampiran P. Lembar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II

LEMBAR KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SIKLUS II

Petunjuk pedoman observasi : Amatilah keterampilan berbicara siswa dan beri tanda centang (√ )

Kriteria
Keterampilan Berbicara Ketuntasan
No. Nama Siswa Skor Nilai
Total Akhir
Ketetapan Pilihan Ketepatan Kelancaran Keberanian Kenyaringan Tuntas Tidak
Ucapan Kata/Diksi sasaran Suara Tuntas
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Dwi Rahman H √ √ √ √ √ √ 16 68 √
2. Airlangga W √ √ √ √ √ √ 16 68 √
3. Dian Utami √ √ √ √ √ √ 19 80 √
4. Imam Ahmad S. √ √ √ √ √ √ 17 72 √
5. Ahmad Faisal √ √ √ √ √ √ 18 75 √
6. Indriyani Lestari √ √ √ √ √ √ 19 80 √
7. Angga Prayoga √ √ √ √ √ √ 13 55 √
8. Aulia Aisah A. √ √ √ √ √ √ 19 80 √
9. Devi Kurnia √ √ √ √ √ √ 15 65 √
10. Feri Aldiansyah √ √ √ √ √ √ 17 70 √
11. Hasanarul Ibtihal √ √ √ √ √ √ 19 80 √
12. Indra Hermawan √ √ √ √ √ √ 17 70 √
13. Khoirun Nisa √ √ √ √ √ √ 19 80 √
14. Moh. Asrun Nabil √ √ √ √ √ √ 18 75 √
15. Nadila Aurientika √ √ √ √ √ √ 17 70 √
16. Ninda Lauricha P. √ √ √ √ √ √ 15 65 √
101

Kriteria
Keterampilan Berbicara Ketuntasan
No. Nama Siswa Skor Nilai
Total Akhir
Ketetapan Pilihan Ketepatan Kelancaran Keberanian Kenyaringan Tuntas Tidak
Ucapan Kata/Diksi sasaran Suara Tuntas
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
17. Saidil Faroq √ √ √ √ √ √ 16 68 √
18. Taufiq Giri R √ √ √ √ √ √ 18 75 √
19. Videlia √ √ √ √ √ √ 14 60 √
20. Ayu Rahmawati √ √ √ √ √ √ 18 75 √
Skor Total 55 53 67 54 57 62
Skor Maksimal 80 80 80 80 80 80
Skor Tercapai 69% 66,3% 84% 68% 71,2% 78%
( Presentase )

Keterangan :

≥ 65 = Tuntas

≤ 65 = Tidak Tuntas
102

Lampiran Q. Data Nilai Siswa

Hasil Belajar siswa Kelas IV


Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No. Nama Siwa Pra Siklus Siklus I Siklus II


1. Dwi Rahman 60 60 68
2. Airlangga.W. 65 68 68
3. Dian Utami 70 70 80
4. Imam Ahmad .S. 70 70 72
5. Ahmad Faisal .M. 72 75 75
6. Indriyani Lestari 70 75 80
7. Angga Prayoga 55 55 55
8. Aulia Aisah A.P 72 75 80
9. Devi Kurnua A.. 55 55 65
10. Feri Aldiansyah 65 65 70
11. Hasanarul Ibtihal 70 70 80
12. Indra Hermawan 60 60 70
13. Khoirun Nisa 70 70 80
14. Moh. Asrun Nabil 75 75 75
15. Nadila Urientika 68 68 70
16. Ninda Lauricha P 60 65 65
17. Saidil Faroq 60 68 68
18. Taufiq Giri.R. 70 72 75
19. Videlia 58 55 60
20. Ayu Rahmawati 60 68 75
Jumlah 1305 1339 1431
Rata-Rata 65,3 66,95 71,55
Keterangan :
≥ 65 = Tuntas
≤ 65 = Tidak Tuntas
Mengetahui,
Guru Kelas IV

Wiwik Kusumawati S.Pd


19610418 198010 2 001
103

Lampiran R. Nilai Tes Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I

LEMBAR TES KETERAMPILAN BERBICARA

Nama :…………..

No. Aspek yang diamati Skor


1 2 3 4
1. Ketepatan Ucapan
2. Plihan Kata/Diksi
3. Mimik/Gerak-Gerik
4. kelancaran
5. Keberanian
6 Kenyaringan Suara
7. Skor Total

Skor Total
Nilai = x 100 = ……
Skor maksimal

Observer

Dinda Anugerah
NIM. 10021010204075
104

LEMBAR TES KETERAMPILAN BERBICARA

Nama :……………..

No. Aspek yang diamati Skor


1 2 3 4
1. Ketepatan Ucapan
2. Plihan Kata/Diksi
3. Mimik/Gerak-Gerik
4. kelancaran
5. Keberanian
6 Kenyaringan Suara
7. Skor Total

Skor Total
Nilai = x 100 = ……
Skor maksimal

Observer

Dinda Anugerah
NIM. 10021010204075
105

LEMBAR TES KETERAMPILAN BERBICARA

Nama :……………..

No. Aspek yang diamati Skor


1 2 3 4
1. Ketepatan Ucapan
2. Plihan Kata/Diksi
3. Mimik/Gerak-Gerik
4. kelancaran
5. Keberanian
6 Kenyaringan Suara
7. Skor Total

Skor Total
Nilai = x 100 = ……
Skor maksimal

Observer

Dinda Anugerah
NIM. 10021010204075
106

LEMBAR TES KETERAMPILAN BERBICARA

Nama :……………..

No. Aspek yang diamati Skor


1 2 3 4
1. Ketepatan Ucapan
2. Plihan Kata/Diksi
3. Mimik/Gerak-Gerik
4. kelancaran
5. Keberanian
6 Kenyaringan Suara
7. Skor Total

Skor Total
Nilai = x 100 = ……
Skor maksimal

Observer

Dinda Anugerah
NIM. 10021010204075
107

LEMBAR TES KETERAMPILAN BERBICARA

Nama :……………..

No. Aspek yang diamati Skor


1 2 3 4
1. Ketepatan Ucapan
2. Plihan Kata/Diksi
3. Mimik/Gerak-Gerik
4. kelancaran
5. Keberanian
6 Kenyaringan Suara
7. Skor Total

Skor Total
Nilai = x 100 = ……
Skor maksimal

Observer

Dinda Anugerah
NIM. 10021010204075
108

Lampiran S. Nilai Tes Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II

LEMBAR TES KETERAMPILAN BERBICARA

Nama :……………..

No. Aspek yang diamati Skor


1 2 3 4
1. Ketepatan Ucapan
2. Plihan Kata/Diksi
3. Mimik/Gerak-Gerik
4. kelancaran
5. Keberanian
6 Kenyaringan Suara
7. Skor Total

Skor Total
Nilai = x 100 = ……
Skor maksimal

Observer

Dinda Anugerah
NIM. 10021010204075
109

LEMBAR TES KETERAMPILAN BERBICARA

Nama :……………..

No. Aspek yang diamati Skor


1 2 3 4
1. Ketepatan Ucapan
2. Plihan Kata/Diksi
3. Mimik/Gerak-Gerik
4. kelancaran
5. Keberanian
6 Kenyaringan Suara
7. Skor Total

Skor Total
Nilai = x 100 = ……
Skor maksimal

Observer

Dinda Anugerah
NIM. 10021010204075
110

LEMBAR TES KETERAMPILAN BERBICARA

Nama :……………..

No. Aspek yang diamati Skor


1 2 3 4
1. Ketepatan Ucapan
2. Plihan Kata/Diksi
3. Mimik/Gerak-Gerik
4. kelancaran
5. Keberanian
6 Kenyaringan Suara
7. Skor Total

Skor Total
Nilai = x 100 = ……
Skor maksimal

Observer

Dinda Anugerah
NIM. 10021010204075
111

LEMBAR TES KETERAMPILAN BERBICARA

Nama :……………..

No. Aspek yang diamati Skor


1 2 3 4
1. Ketepatan Ucapan
2. Plihan Kata/Diksi
3. Mimik/Gerak-Gerik
4. kelancaran
5. Keberanian
6 Kenyaringan Suara
7. Skor Total

Skor Total
Nilai = x 100 = ……
Skor maksimal

Observer

Dinda Anugerah
NIM. 10021010204075
112

LEMBAR TES KETERAMPILAN BERBICARA

Nama :……………..

No. Aspek yang diamati Skor


1 2 3 4
1. Ketepatan Ucapan
2. Plihan Kata/Diksi
3. Mimik/Gerak-Gerik
4. kelancaran
5. Keberanian
6 Kenyaringan Suara
7. Skor Total

Skor Total
Nilai = x 100 = ……
Skor maksimal

Observer

Dinda Anugerah
NIM. 10021010204075
113

LAMPIRAN T. Teks Percakapan melalui Telepon Siklus I


114
115

LAMPIRAN U. Teks Percakapan melalui Telepon Siklus II


116
117

Lampiran V . Dokumentasi Foto Kegiatan

Gambar V.1 Siswa berdiskusi dalam kelompok saat pembuatan teks percakapan

Gambar V.2 Penampilan siswa saat memperagakan teks percakapan dan


menyampaikan pesan siklus I
118

Gambar V.3 Penampilan siswa saat memperagakan teks percakapan dan


menyampaikan pesan siklus II
119

Lampiran W. Surat Ijin Penelitian

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Kalimantan Nomor 37, Kampus Bumi Tegalboto, Jember 68121
Telepon: 0331-334988, 330738, Faximile: 0331-332475
Laman: www.fkip.unej.ac.id

Nomor : /UN25.1.5/LT/2014
Lampiran :-
Perihal : Permohonan Izin Penelitian

Yth. Kepala SDN Semboro 01


Jember

Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan untuk penyusunan Skripsi, mahasiswa
FKIP Universitas Jember di bawah ini.
Nama : AlfiraDian Fahruro
NIM : 100210204037
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Bermaksud mengadakan Penelitian tentang ” Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) untuk meningkatkan kterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Semboro 01
Tahun Pelajaran 2013-2014”, di Sekolah yang Saudara pimpin.

Sehubungan dengan hal tersebut, mohon Saudara berkenan memberikan izin dan sekaligus
memberikan bantuan informasi yang diperlukan.

Demikian atas perkenan dan kerjasama yang baik kami sampaikan terima kasih.

a.n. Dekan,
Wakil Dekan Dekan I

Prof. Dr. Suratno, M.Si


NIP. 19670625 199203 1 003
120

Lampiran X. Surat Keterangan Penelitian

Vous aimerez peut-être aussi