Vous êtes sur la page 1sur 13

TUGAS

PERANCANGAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK


Surja Petir dan Sistem Proteksinya

Kelompok 8

Ilfi Diana Tyras 3332140207


Muhamad Irfan Khoiri 3332140478
Farizal 3332140322

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2017
SURJA PETIR dan PROTEKSINYA

1. Pengertian Surja Petir

Petir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada
musim hujan di saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan.
Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut guruh.
Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan
suara dan kecepatan cahaya.

Petir umumnya terjadi pada saat awan tebal telah terbentuk dan terjadi
perbedaan suhu yang tajam antara bagian bawah dan bagian atas. Butir air awan
bagian bawah yang lebih hangat berusaha berpindah ke atas, dan kemudian di atas
menjadi beku, lalu berubah menjadi Kristal es. Kristal es lebih berat dari butir air,
dan berusaha turun kembali. Kristal es yang turun dan butir air yang naik saling
mendesak,sehingga terjadi geseran-geseran yang menimbulkan pemisahan muatan
listrik.
Air yang naik membawa muatan positif dan es yang turun membawa
muatan negative. Ketika tegangan antara ujung awan itu sudah terlalu besar,
terjadilah lompatan muatan listrik, yang memiliki energy tinggi. Energy tinggi ini
menyalakan udara yang dilewatinya, yang biasa disebut petir. Jadi petir terjadi
karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya.

Gambar 1. Proses Terjdinya Petir


2. Energi pada Petir
Energi yang dilepaskan oleh satu sambaran petir lebih besar daripada yang
dihasilkan oleh seluruh pusat pembangkit tenaga listrik di Amerika. Suhu pada
jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celcius. Suhu di
dalam tanur untuk meleburkan besi adalah antara 1.050 dan 1.100 derajat Celcius.
Panas yang dihasilkan oleh sambaran petir terkecil dapat mencapai 10 kali
lipatnya. Panas yang luar biasa ini berarti bahwa petir dapat dengan mudah
membakar dan menghancurkan seluruh unsur yang ada di muka bumi.
Perbandingan lainnya, suhu permukaan matahari tingginya 700.000 derajat
Celcius. Dengan kata lain, suhu petir adalah 1/70 dari suhu permukaan matahari.
Cahaya yang dikeluarkan oleh petir lebih terang daripada cahaya 10 juta bola
lampu pijar berdaya 100 watt.

Gambar 2. Energi yang ditimbulkan oleh Petir

Sebuah sambaran petir berukuran rata-rata memiliki energi yang dapat


menyalakan sebuah bola lampu 100 watt selama lebih dari 3 bulan. Sebuah
sambaran kilat berukuran rata-rata mengandung kekuatan listrik sebesar 20.000
amp. Sebuah las menggunakan 250-400 amp untuk mengelas baja. Kilat bergerak
dengan kecepatan 150.000 km/detik, atau setengah kecepatan cahaya, dan 100.000
kali lipat lebih cepat daripada suara Kilatan yang terbentuk turun sangat cepat ke
bumi dengan kecepatan 96.000 km/jam.
Sambaran pertama mencapai titik pertemuan atau permukaan bumi dalam
waktu 20 milidetik, dan sambaran dengan arah berlawanan menuju ke awan dalam
tempo 70 mikrodetik. Secara keseluruhan petir berlangsung dalam waktu hingga
setengah detik. Suara gemuruh yang mengikutinya disebabkan oleh pemanasan
mendadak dari udara di sekitar jalur petir. Akibatnya, udara tersebut memuai
dengan kecepatan melebihi kecepatan suara, meskipun gelombang kejutnya
kembali ke gelombang suara normal dalam rentang beberapa meter. Gelombang
suara terbentuk mengikuti udara atmosfer dan bentuk permukaan setelahnya.
Itulah alasan terjadinya guntur dan petir yang susul-menyusul.

3. Efek Sambaran Petir


Energi yang cukup besar dari sambarang petir tersebut, tentu akan
menimbulkan bahaya yang sangat besar apabila menyambar bangunan ataupun
manusia secara langsung. Beberapa dampak yang dapat ditimbulkan akibat
sambaran petir dapat dikelompokkan dalam beberapa efek. Beberapa efek dari
sambaran petir antara lain sebagai berikut:

a. Efek Listrik
Petir dapat menimbulkan efek listrik untuk manusia. Ketika arus petir
melalui kabel penyalur (konduktor) menuju resistansi elektroda bumi instalasi
penangkal petir, akan menimbulkan tegangan jatuh resistif. Arus petir juga akan
menimbulkan tegangan yang tinggi disekitar elektroda bumi yang sangat
berbahaya bagi makhluk hidup.

b. Efek Tegangan Tembus – Samping


Titik sambaran petir pada sistem proteksi petir bisa memiliki tegangan
yang lebih tinggi terhadap unsur logam didekatnya, sehingga hal ini dapat
menimbulkan resiko tegangan tembus dari sistem proteksi petir yang telah
terpasang menuju struktur logam lainnya. Efek tegangan tembus ini dapat
menyebabkan resiko yang sangat berbahaya bagi isi dan juga kerangka struktur
perangkat bangunan.
c. Efek Thermal
Sambaran petir juga menyebabkan efek thermal. Efek thermal pelepasan
muatan petir terbatas pada kenaikan temperatur konduktor yang dilalui arus petir
yang besar, waktunya sangat singkat dan pengaruhnya pada sistem proteksi petir
juga diabaikan.
Selain efek- efek yang ditimbulkan di atas, dampak lain yang diakibatkan
sambaran petir:
a) Menimbulkan konsleting listrik
b) Menimbulkan kebakaran
c) Mengganggu sistem komunikasi

Efek sambaran petir jika menyambar secara langsung terhadap manusia


ataupun bangunan - bangunan tentu efek yang dirasakan akan secara langsung
pula.
1) Efek terhadap makhluk hidup
Ketika tersambar petir, tubuh kita hanya dilalui tegangan listrik selama 3
milidetik saja, namun banyak hal yang bisa terjadi. Ketika petir selesai
menyambar, petir tersebut akan meninggalkan tubuh kita dengan luka dalam dan
tentu luka bakar. Tepatnya luka bakar bertipe 'third degree' yang merupakan luka
bakar terparah, yang juga merusak jaringan bawah kulit. Selain itu, rambut dan
pakaian bisa jadi akan terbakar atau gosong. Bahkan, pakaian yang kita kenakan
bisa jadi akan tak berbentuk, akibat memanasnya udara di sekitar area yang
tersambar petir yang mencapai 50.000 derajat Fahrenheit. Angka ini lima kali
lebih panas ketimbang permukaan matahari yang sangat membahayakan nyawa
makhluk hidup.
Namun walopun bisa bangkit dari sambaran petir, ada beberapa hal yang
berkaitan dengan saraf yang akan berubah. Beberapa ilmuwan masih belum
menemukan sebabnya, namun mereka percaya jika hentakan listrik menyentuh
'sirkuit' internal di otak, perilaku sel juga akan berubah. Hal ini akan
menyebabkan perubahan kepribadian, suasana hati yang mudah gonta-ganti, serta
hilang ingatan. Secara fisik, sangat mungkin untuk mereka yang selamat dari
sambaran petir untuk mengalami hilang kontrol terhadap otot, layaknya
Parkinson.
2) Efek terhadap Bangunan
Untuk sambaran petir ini terbagi menjadi 2 jenis sambaran :
a. Sambaran Langsung yang mengenai bangunan
Sambaran petir yang langsung mengenai struktur bangunan , tentu saja hal
ini sangat membahayakan bangunan dan seluruh isinya karena bisa berefek
kebakaran , kerusakan prangkat elektrik / elektronik atau bahkan korban jiwa.
Penanganan dengan Pemasangan Terminal Penangkal Petir serta instalasi
pendukung dengan baik.

b. Sambaran Petir dekat bangunan


Ada kalanya sebuah sambaran petir tidak mengenai bangunan tetapi
mengenai obyek di dekat bangunan , bisa mengenai pohon , tiang penerangan ,
tiang dan jaringan listrik atau juga tiang tower komunikasi. Yang menjadi
permasalahan bahwa efek sambaran petir ini akan mempengaruhi perangkat
elektronik yang ada di dalam bangunan juga menimbulkan kerusakan.

1) Sambaran Jaringan Listrik


Bahaya sambaran ini sering terjadi, petir menyambar diluar area bangunan
tetapi berefek pada bangunan, hal ini karena sistem jaringan distribusi listrik/PLN
memakai kabel udara terbuka dan berposisi tinggi. Jika petir menyambar pada
kabel terbuka ini maka seakan-akan arus petir di salurkan langsung ke pemakai,
padahal kita tahu bahwa arus petir mempunyai tegangan yang besar. Hal inilah
akan membuat kerusakan pada perangkat atau jaringan yang sedang beroperasi.

2) Sambaran Pada jaringan Komunikasi


Bahaya sambaran ini serupa dengan sambaran terhadap jaringan listrik
tetapi berefek kepada perangkat komunikasi.

4. Alat-alat proteksi surja Petir

Pada setiap proteksi tentu menggunakan alat-alat proteksi, untuk sistem


proteksi terhadap surja petir menggunakan alat-alat berikut, diantaranya:
1. Sela Batang
Sela batang merupakan alat pelindung yang paling sederhana tetapi paling
kuat dan kokoh. Sela batang dapat digunakan untuk :
 Bushing isolator dari trafo tenaga.
 Pada isolator hantaran udara, berupa tanduk api (Arching Horn) atau
ring api.
 Pemutus daya (Circuit Breaker)
2. Arrester
Arrester adalah alat pelindung bagi peralatan system terhadap surja petir.
Arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga
tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. pada keadaan normal
arrester berlaku sebagai isolator dan bila timbul surja petir berlaku sebagai
konduktor, jadi melewatkan arus yang tinggi.

Gambar 3. Arrester yang terpasang pada tiang Listrik

Arrester yang sering digunakan terdiri dari dua jenis yaitu :


a. Jenis Ekspulasi
Arrester ini merupakan tabung yang terdiri dari : Dinding tabung yang
terbuat dari bahan yang mudah menghasilkan gas jika dilalui arus (bahan fiber).
Sela batang (external series) yang biasanya diletakkan pada isolator porselin,
untuk mencegah arus mengalir dan membakar fiber pada tegangan jala-jala
setelah gangguan diatasi. Sela pemutus bunga api diletakkan di dalam tabung
salah satu electroda dihubungkan ke tanah.

Gambar 4. Pemasangan Arrester jenis Ekspulasi

b. Jenis Tahanan Tak Linear


1) Jenis Silicon Carbide (SiC)
Arrester ini terdiri dari beberapa sela yang tersusun seri dengan piringan-
piringan tahanan, Karakteristik:harga tahanannya turun dengan cepat pada saat
arus terpa mengalir sehingga tegangan antara terminal arrester tidak terlalu besar
dan harga tahanan naik kembali jika arus terpa sudah lewat sehingga memotong
arus ikutan pada titik nol pertamanya. Sela api (Sparks Gap) dan tahanan disusun
secara seri dan ditempatkan di dalam rumah porselen kedap air sehingga
terlindung dari kelembaban, pengotoran dan hujan.

Gambar 5. Jenis Silicon Carbide (SiC)


2) Jenis Metal Oxide (MOV)
Untuk arrester jenis Metal Oxide material tahanan tak linear pada dasarnya
keramik yang dibentuk dari oksida seng (ZnO). Bahan ini telah banyak dipakai
untuk perlindungan rangkaian-rangkaian yang bekerja pada beberapa kV sampai
dengan tegangan transmisi.

Gambar 6. Jenis Metal Oxide (MOV)

Penggunaan arrester tipe tahanan tak linear adalah sebagai berikut :


 Jenis Gardu (Station Type), jenis ini merupakan penangkap petir paling
efisien dan mahal yang umumnya digunakan untuk melindungi peralatan-
peralatan penting pada gardu-gardu besar (system dengan tegangan di atas
70kV).
 Jenis Hantaran (Line Type), jenis ini lebih murah dan digunakan untuk
melindungi gardu dengan tegangan kerja dibawah 70 kV.

5. Upaya Menangani Efek sambaran Petir


Dengan besarnya energi dari sambaran petir dan juga efek yang begitu
besar yang ditimbulkan jika mengalami sambaran terhadap manusia, bangunan
dan juga peralatan-peralatan listrik dan telekomunikasi. Maka harus ada upaya
untuk penanganan atau penangkapan energi tersebut dengan tujuan untuk
mengatasi bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan. Pemasangan sistem proteksi
pada bangunan ditentukan dengan tinggi dan juga seberapa penting bangunan
yang akan dipasang proteksi petir, seperti pada table berikut:
Tabel 1. Tabel jenis-jenis bangunan dan Pemasangan Instalasi Petir

Upaya-upaya bangunan-bangunan diatas diantaranya sebagai berikut:


1) Pemasangan Penangkap Petir pada Eksternal Bangunan

Perlindungan bangunan terhadap sambaran petir untuk mengantisipasi


efek berupa kebakaran , kerusakan perangkat elektrik / elektronik atau bahkan
korban jiwa.disebut penangkal petir. Pemasangan penangkal petir Eksternal
dengan kabel penghantar minimal 50 mm dan grounding dengan nilai tahanan
resistansi dibawah 5 ohm. Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang
difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju ke permukaan bumi, tanpa merusak
benda-benda yang dilewatinya. Ada 3 bagian utama pada penangkal petir:
 Batang tembaga sebagai penangkal petir: Batang tembaga penangkal petir
berupa batang tembaga yang ujungnya runcing yang ditempatkan atau
dipasang pada atap bangunan.
 Kabel konduktor. Kabel konduktor terbuat dari jalinan kawat tembaga.
Diameter jalinan kabel konduktor sekitar 1 cm hingga 2 cm, Kabel
konduktor ini pada kondisi normal tidak memeliki arus. Kabel konduktor
berfungsi meneruskan aliran muatan listrik dari batang muatan listrik ke
tanah.
 Tempat pembumian: Tempat pembumian (grounding) penangkal petir
berfungsi mengalirkan semua muatan listrik dari kabel konduktor (kabel
bc) ke batang pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang
pembumian sebaiknya terbuat dari bahan tembaga murni, dengan diameter
1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 - 3 m.

Pemasangan ketiga elemen penting pada rangkaian penangkap petir pada


bangun digambarkan pada Gambar 3 berikut:

Gambar 7. Pemasangan penangkap Petir pada Bangunan

Pembumian peralatan listrik pada instalasi listrik di rumah atau gedung


tidak boleh digabung dengan pembumian penangkal petir, karena :

 Bila terjadi arus petir mengalir di kawat petir akan mengalir ke instalasi
listrik rumah

 Minimum jarak antara pembumian instalasi listrik dan pembumian


penangkal petir 7 m, bila sulit mendapatkan jarak 7 meter, perlu penyekat
antara pembumian petir dan peralatan yang terbuat dari semen.
2) Proteksi Instalasi dan Peralatan Listrik

Pemasangan penangkap petir eksternal hanya melindungi bangunan akibat


adanya efek samabaran langsung terhadap bangunan. Namun, sistem tersebut
tidak dapat melindungi efek sambaran terhadap jaringan listrik di luar bangunan.
Misalnya saat petir menyambar sistem jaringan distribusi listrik/PLN memakai
kabel udara terbuka dan berposisi tinggi. Jika petir menyambar pada kabel terbuka
ini maka seakan-akan arus petir di salurkan langsung ke pemakai, dengan arus dan
tegangan petir yang sangat besar maka ada kemungkinan akan merusak peralatan
listrik tanpa menimbulkan efek terhadap bangunan.

Kondisi ini tentu harus mempunyai sistem proteksi yang khusus


melindungi jaringan listrik dari sambaran petir. Penanganan efek ini dengan cara
memasang pengaman tegangan kejut / arrester / surge arrester di titik titik utama
jaringan kabel instalasi. Penanganan pemberian pengaman Tegangan kejut /
Arrester ,sehingga arus berlebih dapat segera di belokkan ke grounding.

Berikut Instalasi bangunan dengan menggunakan Arrester sebagai proteksi


untuk efek sambaran petir, yangditunjukan Gambar 4 berikut.

Gambar 8. Instalasi bangunan dengan menggunakan Arrester sebagai proteksi


untuk efek sambaran petir
Arrester Level 1 / Lightning Arrester / Class A – perangkat arrester yang
di tempatkan di sisi depan jaringan , jenis arrester Spark Gap baik Open atau
EnCapsuled bisa di gunakan yang diletakkan di panel Utama kemudian si susul
dengan Arrester Level 2 / Surge Arrester / Class B. Perangkat arreter ini di
tempatkan setelah arrester level 1 , dengan material Metal Okside Varistor / MOV
yang di install di panel distribusi.

Vous aimerez peut-être aussi