Vous êtes sur la page 1sur 4

KAJIAN BATASAN USIA ANAK

I. Pendahuluan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, pasal 1 Ayat 1, Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.1 Sedangkan menurut definisi
WHO, batasan usia anak adalah sejak anak di dalam kandungan sampai usia 19 tahun.
Berdasarkan Konvensi Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan diratifikasi Indonesia pada tahun 1990,
Bagian 1 pasal 1, yang dimaksud Anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun,
ketentuan usia dewasa anak bisa dicapai lebih awal.2 Berdasarkan Convention On The Rights Of
Child (1989) yang telah diratifikasi pemerintah Indonesia melalui Keppres Nomor 39 Tahun 1990
disebutkan bahwa anak adalah mereka yang berusia 18 tahun kebawah. Sedangkan UNICEF
mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia 0 sampai dengan 18 tahun.3,4
Ciri khas dari anak adalah seorang seorang mengalami tumbuh kembang, sejak dari
dalam kandungan, bayi baru lahir, usia bawah 5 (lima) tahun, usia sekolah, dan usia remaja.
Pada dasarnya seorang dokter spesialis anak, menghantarkan anak menjadi seorang remaja
yang sehat, sehingga masuk usia dewasa yang juga sehat dan produktif baik sosial maupun
ekonomi (UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pasal 136 ayat 1). Beberapa
kepustakaan lain juga mendukung usia 18 tahun merupakan batasan seseorang disebut
sebagai anak, seperti yang telah tercantum dalam Infodatin, pusat data dan informasi
kesehatan Republik Indonesia mengenai kondisi pencapaian program kesehatan anak
Indonesia tahun 2014, mencantumkan usia 18 tahun sebagai batasan usia anak.5
Dalam bidang infeksi tropis, berbagai data juga mendukung batasan usia anak hingga
usia 18 tahun. Di bidang ilmu kesehatan anak, rekomendasi oleh Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) Tahun 2017 mengenai Jadwal Imunisasi Anak juga memberikan batasan
hingga usia 0-18 tahun seperti misalnya imunisasi influenza diulang setiap tahun hingga usia
18 tahun, vaksin tifoid diulang tiap 3 tahun hingga usia 18 tahun, difteri dan tetanus yang
tercakup dalam program bias dan booster lanjutan dapat diulang tiap 10 tahun sekali. Seperti
yang tercantum dalam tabel di bawah ini.6
Gambar 1. Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 Tahun Rekomendasi IDAI Tahun 2017.

Begitupula, pada satgas imunisasi dewasa mensyaratkan bahwa imunisasi pada


dewasa dimulai sejak usia 19 tahun ke atas dan saat ini dalam kejadian KLB difteri dalam
penanganan ORI pada poin 5 menyatakan bahwa pemerintah melaksanakan imunisasi
tanggap KLB (ORI) untuk anak usia 1-<19 tahun secara cuma-cuma, Semua data di atas
mendukung bahwa di bidang infeksi tropis usia anak berusia 0-18 tahun. 7

Gambar 2. Jadwal Imunisasi Dewasa 2017


Gambar 3. Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa
Daftar Pustaka
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.
2. Konvensi tentang Hak-hak Anak. Disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa
Bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989.
3. Infodatin. Kondisi Pencapaian Program Kesehatan Anak Indonesia. pusat data dan
informasi kesehatan Republik Indonesia. 2014, h.1-12.
4. Child Rights Information Network (2008). Convention on the Rights of the Child.
Retrieved 26 November 2008
5. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
6. Hartono Gunardi, Cissy B. Kartasasmita, Sri Rezeki S. Hadinegoro, Hindra Irawan
Satari, Soedjatmiko, Hanifah Oswari, dkk. Jadwal Imunisasi Anak Usia 0 – 18 tahun
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia 2017. Jakarta, 2017.
7. Satgas Imunisasi Dewasa. Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) berkolaborasi dengan
Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI) dan Perhimpunan
Kedokteran Tropis dan Infeksi Indonesia (PETRI). 14 Desember 2017.

Vous aimerez peut-être aussi