Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Diajukan dalam Rangka Memperoleh PENUGASAN dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI Cq. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
1
KATA PENGANTAR
Rektor,
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
memerluas dan memerdalam agen-agen pengkajian ilmu dalam hal ini berbagai program studi
Magister? Kedua, bagaimana pengkajian ilmu-ilmu menurut bidang studi menjadi lebih luas dan
dalam kalau pendidikan bahasa Inggris yang bermulti fungsi tidak menjadi perhatian Undana.
Pertanyaan ketiga, bagaimana Undana yang berwawasan global bisa going global tanpa
memanfaatkan medium global yaitu bahasa Inggris? Pertanyaan terakhir, bagaimana program
studi pendidikan bahasa Inggris FKIP Undana bisa mewarisi IPTEK-S bagi generasi penerus tanpa
ada jenjang S2 ataupun jenjang S3 di bidang Pendidikan Bahasa Inggris?
Keempat pertanyaan di atas rupanya merupakan muara dari sekian banyak cita-cita
bahkan mimpi para cendekia Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni FKIP Undana. Para dosen Program Pendidikan Bahasa Inggris khususnya, secara nyata
sudah sangat siap untuk menyelenggarakan Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris (PMPBI)
dengan harapan akan menjadi dasar untuk usul pembukakan Program S3; akan merasa bersalah
kalau gagal menyediakan sarana bagi penerusnya. Inilah yang menjadi poin inti dalam latar
belakang mengapa Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris diusul untuk dibuka.
(1) Memahami secara mendalam dan mampu mengembangkan berbagai konsep dan prinsip-
prinsip dalam pendidikan bahasa pada umumnya, dan bahasa Inggris khususnya, seperti
filsafat bahasa, teori-teori pemerolehan bahasa, metode-metode berbasis kompetensi yang
menjadi inti dari learning paradigm, dan teori-teori ilmu bahasa terapan.
(2) Memahami secara luas dan mendalam problem dan isu-isu terkini yang terkait dengan
pembelajaran Bahasa Inggris sekarang dan ke depan.
4
(3) Memahami secara mendalam penelitian pembelajaran bahasa Inggris khususnya, dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif, yang mampu menguji konsep dan prinsip-prinsip
dalam bidang pendidikan dan Pengajaran Bahasa Inggris, serta dapat mengembangkan
konsep dan prinsip-prinsip baru.
5
d) Berperilaku positip terhadap lembaga tempat kerja dengan mengupayakan unjuk kerja yang
efektif dan efisien, serta mengembangkan hubungan kolegial yang konstruktif di dalam dan
di luar lingkungan kerja, sesuai amanat Pancasila.
e) Berwawasan global, bersikap terbuka, kritis, dan selektif terhadap pembaharuan
pendidikan dan berupaya mendorong perwujudannya baik sebagai inisiator maupun actor.
f) Bertanggung jawab secara formal dan moral terhadap fungsi, tugas, dan kewajibannya.
6
Guru Besar. Faktor yang kedua adalah bidang ilmu sebagai ciri khas. Bidang ilmu yang menjadi
khas program Magister itu adalah pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris, yang hingga kini
belum ada satupun yang sudah beroperasi di semua perguruan tinggi yang ada di provinsi NTT.
Hal ini juga sekaligus mengindikasikan kajian-kajian yang berbeda dengan program studi lain.
Faktor terakhir yang menunjukkan karakeristik program studi adalah menggunakan bahasa Inggris
sebagai medium perkuliahan dan penulisan Tesis. Dosen yang sudah siap dipekerjakan akan selalu
menggunakan bahasa Inggris terutama dalam kelas, penyelesaian tugas, dan dalam proses
pembimbing tesis, sehingga mahasiswa terdorong untuk selalu meningkatkan kemahiran
berbahasa Inggris secara mandiri.
Sehubungan dengan ketiga faktor itu, PMPBI akan sebagai Pusat Ilmu dan Pengembangan
Ketrampilan Mengajar Bahasa Inggris dengan berbagai metode terkini bagi calon guru bahasa
Inggris di perguruan tinggi pun guru-guru di sekolah. Hal ini dapat dibuktikan dengan track record
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris jenjang S1 yang hampir 100% mendominasi besarnya
kebutuhan guru bahasa Inggris di NTT. Track record lain, adalah semua dosen yang ada di program
studi bahasa Inggris jenjang S1 sekarang ini adalah alumni program itu sendiri yang sudah sekian
tahun melayani kebutuhan guru bahasa Inggris di NTT. Banyak juga staf yang ada sekarang ini
lolos berkompetensi melakukan penelitian-penelitian termasuk Hibah Bersaing di tingkat
nasional, dan laporannya berhasil diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi.
7
BAB II
KURIKULUM
Bab ini membahas tiga hal yakni: road map keilmuan dan keahlian, rancangan kurikulum,
dan sistim pembeajaran.
K O M P E T E N S I SUBJECTS
Lang. teaching
KOMPETENSI subjects
AKADEMIK
Linguistic
KOMPETENSI subjects
UTAMA
Education
KOMPETENSI subjects
PEDAGOGIS
Teaching
Practice
LULUSAN
KOMPETENSI Applied
TERAPAN subjects
KOMPETENSI General/research
PENDUKUNG subjects
KOMPETENSI
PENGEMBANGAN Thesis
ILMU writing
Diagram 2.1 di atas menunjukkan bagaimana lulusan dibekali oleh kompetensi utama baik
akademis maupun pedagogis, dan kompetensi pendukung baik terapan maupun pengembangan
ilmu. Masing-masing kompetensi memuat bebrapa matakuliah yang relevan. Kompetensi
akademis utama terkandung kelompok matakuliah language teaching subjects dan linguistics
subjects, dan kompetensi pedagogis terkandung kelompok matakuliah education subjects dan
teaching practice. Sedangkan kompetensi terapan terkandung kelompok matakuliah applied
8
subjects dan kompetensi pengembangan ilmu terkandung kelompok matakuliah general/research
subjects dan thesis writing. Dengan demikian seorang lulusan sangat jamin dibekali oleh
kompetensi-kompetensi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan
pengembangan ilmu.
2.1.2 Perkembangan Bidang Kajian Saat Ini Dan 10 Tahun Mendatang
Untuk tahun-tahun awal program studi, kajian difokuskan kepada persoalan atau
kesenjangan-kesenjangan yang berkaitan dengan mutu pendidikan dan mutu pembelajaran yang
dipantau sejak mutu proses yang terjadi di kelas. Kajian kajian harus menyentuh persoalan ril di
lapangan guna mengatasi hambatan utama baik di sisi manajemen instansi dan sekolah maupun
pembelajaran ril di kelas. Demikianpun kajian-kajian ilmu terapan (non kependidikan) yang tidak
mungkin tidak berkaitan dengan mutu SDM masyarakat.
Yang jelas bahwa masyarakat selalu berubah dengan muatan banyak dan bervariasi
kebutuhan. Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran pasti
dengan modus baru atau modus tersendiri. Di situlah program studi selalu memantau ke depan
untuk selalu sinkron dengan perkembangan/perubahan masyarakat dan tuntutan kebutuhan.
Oleh karena itu bidang-bidang kajian pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris khususnya yang
didasari oleh ilmu kebahasaan dan ilmu terapan kebahasaan tetap menjadi prioritas untuk tetap
mempertahankan kalau tidak meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris.
Yang jelas kajian-kajian di 10 tahun mendatang dan seterusnya tentunnya tetap dalam koridor
pendidikan dan pembelajaran yang akan selalu sinkron dengan atau menjawab perubahan-
perubahan global yang menyentuh langsung kualitas pembelajaran bahasa Inggris. Caranya tentu
dengan melakukan perubahan atau modifikasi kurikulum supaya selalu relevan dengan
perubahan-perubahan kebutuhan di lapangan.
2.1.3 Kemanfaatan Terhadap Perkembangan Bangsa
Kurikulum program studi pendidikan bahasa Inggris sudah pasti bermanfaat dengan
perkembangan bangsa baik dari sisi menciptakan mutu masyarakat, khususnya masyarakat NTT,
dalam arti turut memersiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing dan berdaya cipta
yang sejalan dengan visi,misi, dan tujuan pendidikan tinggi lembaga Undana untuk menjawab
tuntutan global.
Lulusan-lulusan program studi akan secara professional berkerja memajukan bangsa
sesuai minat baik sebagai staf pengajar di perguruan tinggi maupun sebagai guru-guru bahasa
Inggris di tingkat sekolah menengah atau di instansi-instansi lain yang terkait. Lulusan-lulusan
yang mengajar di perguruan tinggi di mana saja, khususnya di NTT, bisa mengembangkan ilmu
lewat kajian-kajian secara profesional. Apalagi kalau lulusan itu adalah berkualifikasi Doktor.
9
2.2 Rancangan Kurikulum
Rancangan kurikulum program studi sudah memerhatikan relevansinya dengan dunia
kerja khususnya di NTT.
2.2.1 Profesi, Bidang Pekerjaan Yang Dapat Diisi Oleh Lulusan
Profesi para lulusan pendidikan bahasa Inggris di antaranya sebagai berikut:
(1) Mendidik dan mengajar di perguruan tinggi pun di sekolah-sekolah tingkat menengah.
(2) Mengembangkan dan merevisi kurikulum dan pernagkat pembelajaran seperti silabus,
bahan ajar, media.
(3) Mengembangkan model-model pembelajaran
(4) Mengembangkan dan menyusun alat evaluasi pembelajaran yang valid dan reliable
(5) Mengawas pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris.
(6) Melakukan penelitian dalam bidang pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris baik di
dalam negeri maupun dalam negeri.
(7) Mengelola pendidikan formal pun non-formal (kursus bahasa Inggris termasuk TOEFL).
(8) Menerjemah karya-karya tulis pun bahasa lisan (interpreter).
(9) Melalukan fungsi konsultan di LSM dalam bidang pendidikan bahasa Inggris.
(10) Mengepalai atau mengelola Pusat Bahasa di Perguruan Tinggi, dan lain-lain.
(11) Menulis karya-karya ilmiah termasuk karya ilmiah populer.
(12) Mengkuti studi lanjut jenjang S3 pendidikan Bahasa Inggris termasuk bidang-bidang
serumpun.
Landasan Hukum:
Landasan hukum penyusunan kurikulum program studi Pendidikan Bahasa Inggris
program PPs Undana (termasuk visi, misi, dan tujuannya) adalah sebagai berikut:
(1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(2) Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
(3) Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002 tentang Kurikulum
Inti Pendidikan Tinggi.
(4) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional Republik Lndonesia Nomor: 43/Dikti/Kep/2006 Tentang Rambu-Rambu
Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian Di Perguruan
Tinggi.
(5) Surat Keputusan Rektor Universitas Nusa Cendana Surat dengan Nomor
07A/PP/2008 tentang Satuan Tugas Pembukaan Program Studi Pendidikan IPS PPs
Undana.
10
(6) Rapat-rapat Tim Penyusun Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris PPs
Undana
11
(8) Menyelenggarakan pendidikan yang berkelanjutan dengan membuka jenjang
pendidikan S3.
12
2.2.2 Profil atau Karakteristik Lulusan Program Studi Yang Dibutuhkan Masyarakat
Profil lulusan sebagai cirikhas lulusan program studi yang dibutuhkan di masyarakat dan
yang dapat diandalkan. Secara rinci profil lulusannya adalah sebagai berikut:
(1) Guru bahasa Inggris di sekolah-sekolah lanjutan yang secara kritis menerima perubahan-
perubahan yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Inggris.
(2) Guru bahasa Inggris yang secara profesional melakukan penelitian berkaitan dengan
pembelajaran bahasa Inggris.
(3) Dosen di perguruan (jenjang S1) yang berwawasan global dan professional dalam
melakukan pendidikan, peneltian, dan pengabdian kepada masyarakat
(4) Tenaga pelatihan dan pengawasan yang profesional yang dapat melatih para guru dalam
tugas-tugas yang relevan.
(5) Penutur dwibahasa (bahasa Inggris dan Indonesia) yang baik dan benar serta berkema-
mpuan berbahasa Inggris setara dengan TOEFL.
(6) Tenaga penterjemah berbagai karya ilmiah pun tutur lisan (interpreter).
(7) Calon-calon studi lanjut jenjang S3 khusunya di bidang pendidikan dan pembelajaran ba-
hasa Inggris.
(8) Tokoh panutan masyarakat yang berakhlak tinggi dan pancasilais serta bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa.
2.2.3 Kualifikasi Hasil pendidikan
Lulusan program studi baru, sesuai dengan peraturan Dikti berkualifikasi Magister Pen-
didikan dengan gelar M.Pd., dengan bobot setingkat di atas Sarjana Pendidika atau S.Pd. Setiap
lulusan yang berhak menyandang gelar itu, secara meyakinkan dan dapat dipertanggungjawab-
kan, sudah memenuhi tuntutan standar nasional dan dapat melamar untuk bekerja di kantor apa
saja yang relevan dengan kompetensi dan ketrampilannya.
2.2.4 Kompetensi Utama dan Kompetensi Pendukung
Kompetensi yang menjadi bekal lulusan adalah kompetensi utama dan kompetensi
pendukung. Kompetensi utama berkaitan dengan kemampuan akademik dalam bidang
pendidikan dan pembelajaran serta evaluasi pendidikan Bahasa Inggris, teori-teori pembelajaran
bahasa dan kebahasaan. Kompetensi pendukung berkaitan dengan ilmu yang mendasari
kompetensi utama, serta mampu menerapkan ilmu lewat kajian-kajian ilmu terapan dengan
memanfaatkan pengetahuan metodologi penelitian.
2.2.5 Bahan Kajian
Berdasarkan kompetensi utama dan kompetensi pendukung yang dikemukakan di atas,
bahan kajian yang ditekuni oleh lulusan adalah sebagai berikut:
(1) Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Inggris.
13
(2) Metode atau model-model pembelajaran bahasa Inggris
(3) Evaluasi pembelajaran bahasa Inggris
(4) Pengelolaan pendidikan dan pembelajaran.
(5) Perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, dan Media)
(6) Ilmu Bahasa Terapan dan sastra
(7) Akusisi Bahasa
(8) Kesalahan Berbahasa
(9) Alih kode (code switching) dan campur kode (code mixing).
2.2.6 Matakuliah Yang Mengait Pada Bahan Kajian
Matakuliah yang mengait pada bidang kajian dapat terlihat pada Tabel Kompetensi
Utama dan Pendukung berikut ini.
Dari Tabel 2.1 dapat dijelaskan bahwa lulusan dibekali dengan pengetahuan pembelajaran
bahasa Inggris dan kebahasaan yang mendasari pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa
Inggris tidak boleh tidak harus didasari juga oleh teori-teori pendidikan pada umumnya dan teori
14
pembelajaran pada khususnya. Namun pembelajaran bahasa Inggris sangat tidak terpisah dengan
ilmu-ilmu lain terutama yang berkaitan dengan ilmu makro dalam hal ini ilmu terapan.
Kompetensi-kompetensi lulusan juga dibekali dengan ilmu penelitian untuk secara mandiri dan
profesional dapat mengembangkan ilmu yang terkait dengan bahan kajian.
15
(2) Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK)
(3) Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
(4) Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
(5) Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
Jumlah beban SKS yang harus ditempuh oleh mahasiswa dalam menyelesaikan studinya
pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris adalah 48 SKS terkategori dalam 4
kelompok:
(1) Education Subjects = MKK
(2) Major Subjects = MKB
(3) General/Research Subjects = MPB
(4) General Basic Subjects = MPK
(5) Eclective Subjects = MBB
Dari lima kelompok itu dibedakan atas: Matakuliah Wajib = 44 SKS dan Matakuliah Pilihan
= 4 SKS. Sandi matakuliah dapat dilihat pada Tabel Sandi dan Kelompok matakuliah
berikut ini.
Tabel 2.3. Sandi dan Kelompok Mata kuliah
Sandi MK Kelompok Matakuliah SKS Keterangan
Wajib Pilihan
1. Baisc Science Subjects (MPK) = 5 SKS
ENG 1301 Phylosophy of Language 2 √
Total 2
2. Education Subjects (MKK) = 21 SKS
ENG 2101 Foundations of Education 2 √
ENG 2103 Current Issues on Language Instruction 2 √
Total 4
3. Major Subjects (MKB) = 25 SKS
Language teaching
ENG 3101 Instructional Design 2 √
ENG 3102 TEFLIN Methods 2 √
ENG 3103 The Teaching of English Skills 3 √
ENG 3104 Discourse & Language Teaching 2 √
ENG 3105 The Teaching of Literature 2 √
ENG 3106 English Teaching Evaluation 3 √
ENG 3107 Teaching Practice 2 √
Linguistics
ENG 3201 Advanced Linguistics 2 √
ENG 3202 Second language Acquisition 2 √
Total 20
4. General Subjects (MPB) = 11 SKS
ENG 4301 Qualitative Research Methodology 3 √
ENG 4302 Quantitative Research Methodology 3 √
ENG 4303 Seminar on English Education (proposal) 2 √
ENG 4304 Thesis Writing 4 √
Total 12
5. Elective Subjects (MBB) = 5 SKS
16
ENG 5201 Bilingualism* 2 √
ENG 4302 Advanced Academic Writing* 2 √
ENG 5203 Language and Culture* 2 √
ENG 5204 Translation and Interpretation* 2 √
ENG 5205 Sociolinguistics** √
ENG 1206 Psycholinguistics ** √
ENG 1207 English Semantics** √
Total 8
TOTAL 48
Sandi Semester
Kelompok dan Nama Matakuliah Sandi MK SKS
Dosen
I II III IV V
Language Principles Subjects (MPK)
Phylosophy of Language ENG 1301 2 SF 2
17
Total SKS 4 2 2
Catatan: tanda *) artinya matakuliah pilihan wajib, dan **) artinya pilih satu matakuliah (2sks) satu
dari tiga matakuliah yang disiaapkan.
Tabel 2.5 berikut berisi tentang matakuliah dan pengasuh matakuliah menurut semester.
Tabel 2.5: Matakuliah dan Nama Dosen Pengasuh Matakuliah.
N0 Nama Matakuliah Smstr Pengasuh Matakuliah Dalam Tim
Sandi Nama
1 Phylosophy of Language 1 SF Dr. S. Fernandez, M.Pd.
Prof. Dr. A. M. Mandaru, M.Pd.
2 FoundatioNs of Education 2 JH Josua Bire, MA., Med.,Ph.D.
Dr. Clemens Kolo, MAT
3 Current Issues on Language Instruction 1 JB Gomer Liufeto, MA., Ph.D.
Josua Bire, MA., Med.,Ph.D.
4 Instructional Design 1 CK Gomer Liufeto, MA., Ph.D.
Josua Bire, MA., Med.,Ph.D.
5 TEFLIN Methods 2 GL Dr. Clemens Kolo, MAT
Josua Bire, MA., Med.,Ph.D.
18
6 The Teaching of English Skills 1 CK&DT Dr. Clemens Kolo, MAT
Dr. Damianus Talok, MA
7 Discourse & Language Teaching 2 AS Dr. Agustinus Semiun, MA.
Dr. Fransiskus Bustan, M.Lib.
8 The Teaching of Literature 1 SD Santri Djahimo, MA., Ph.D.
John W. Haan, MA, Ph.D.
9 English Teaching Evaluation 2 FT Prof. Dr. A. M. Mandaru, M.Pd.
Dr. Agustinus Semiun, MA.
10 Teaching Practice 3 SD TIM
11 Advanced Linguistics 2 AM John W. Haan, MA, Ph.D.
Dr. Agustinus Semiun, MA.
12 Second language Acquisition 4 Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D.
Santri Djahimo, MA., Ph.D.
13 Qualitative Research Methodology 1 AS Prof. Dr. A. M. Mandaru, M.Pd.
Dr. S. Fernandez, M.Pd.
14 Quantitative Research Methodology 1 FT Dr. Agustinus Semiun, MA.
John W. Haan, MA, Ph.D.
15 Seminar on English Education (prop) 2 FT Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D.
Dr. S. Fernandez, M.Pd.
16 Thesis Writing 4 TIM
17 Bilingualism* 1 AM Santri Djahimo, MA., Ph.D.
Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D.
18 Advanced Academic Writing* 2 AS Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D.
Dr. Clemens Kolo, MAT
19 Language and Culture* 3 FT Dr. Fransiskus Bustan, M.Lib.
Dr. Agustinus Semiun, MA.
20 Translation and Interpretation* 2 FT/SD Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D.
Santri Djahimo, MA., Ph.D.
21 Sociolinguistics** 4-5 SF/FB Dr. S. Fernandez, M.Pd.
Dr. Fransiskus Bustan, M.Lib.
22 Psycholinguistics ** 2 JH/AS John W. Haan, MA, Ph.D.
Dr. Agustinus Semiun, MA.
23 English Semantics** 2 AS/JH Dr. Agustinus Semiun, MA.
John W. Haan, MA, Ph.D.
19
Based Instruction, and Task-Based Language Teaching. For more complete coverage,
the students are expected to digest recent developments in articles ‘published’ in the
internet.
20
classroom language development, and the metalinguistic awareness in second
language acquisition. Students are also aware of the trend of recent SLA researches.
21
metric and non-parametric test of statistical hypotheses in the area of English Lan-
guage Education. At the end of the course, students can plan the statistical analysis
on their prospective data for their thesis.
22
(21) The Teaching of Writing
The purposes of this course are (10 emphasizing the students’ knowledge of the four
types of discourse and their individual sup-types, and (2) investigating possible tech-
niques of teaching each type and sub-types of discourse at all educational levels-
primary schools, high schools, and universities. From the beginning the students are
made alert that, ideally, the teachers of writing are professional wroters. Therefore,
the students are responsible for maintaining their skills of writing by applying the
principles of rhetoric in their written productivity.
(22) Semantics
This course introduces and examines a variety of approaches to the issue of repre-
senting word meanings: lexical semantics, which includes reference theory, image
theory, and componential analysis; sentential semantics, which covers the truth con-
dition theory, deep structure of generative transformational approach, and predicate
calculus; and communicative semnatics, which touch upon speech acts theory and
Grice’s approach to logic of communication.
(24) Psycholinguistics
This course intriduces the students with (1) relationship of language, thinking, and
culturized, (2) psycological factors of leanrning and acquiring foreign or second lan-
guage, (3) language, mind, and brain, and (4) mental grammar and language pro-
cessing, and (5) language disorders.
23
atau pedoman atau keren dengan sebutan TOR berisi cakupan materi yang lebih banyak untuk
dipelajari sendiri dan sistem perkuliahan. Untuk itu masing-masing dosen merujuk kepada
beberapa sumber (terkini) bahkan menyediakan buku-buku untuk dicopy serta jurnal-
jurnal/publikasi relevan dan terkini. Dari cakupan itu didistribusikan kepada mahasiswa peserta
sesuai porsi jumlah tatap muka dan menulis makalah untuk dipresentasekan. Presentase diikuti
dengan diskusi di bawah koordinasi dosen matakuliah. Komentar dan masukan dosen merupakan
simpul akhir bagi mahasiswa untuk dicernai dan diperdalam lewat belajar mandiri.
Dalam TOR yang sama, mahasiswa diberi dua tugas terstruktur dan satu tugas semester
dengan bobot tertentu untuk penentuan nilai akhir matakuliah (ujian tulis atau lisan tidak ada).
Tugas-tugas yang dimaksud, termasuk tugas presentase, secara mandiri dapat diakses di internet
di samping sumber yang ditentukan oleh dosen. Tugas presentase dan tugas-tugas terstruktur
disertai dengan kriteria sebagai panduan bagi setiap peserta untuk menulis. Bobot penilaian tugas
adalah: Tugas 1 = 25%, Tugas 2 = 25%, dan Tugas Semester = 50%. Nilai akhir adalah total Tugas 1,
Tugas 2, dan Tugas Semester.
2.3.2 Sistem Pembobotan dan Beban Belajar
Sistem pembobotan mengikuti ketentuan yang berlaku di PPs berdasarkan Norma dan
Tolok Ukur Undana. Karena diberlakukan Sistem Kredit Semester (SKS) maka sistem penilaian
berdasarkan besaran satuan kredit semester (sks) matakuliah. Artinya ratio jumlah tugas harus
sesuai dengan besaran sks matakuliah. Matakuliah ber-sks lebih dari dua harus seimbang dengan
jumlah tugas yang harus dikerjakan. Nilai A untuk suatu matakuliah ber-sks 3 misalnya harus
rasional dengan jumlah tugas yang harus diselesaikan selama satu semester, karena
memperhitungkan jumlah jam tatap muka, jam tugas terstruktur, dan jam tugas mandiri. Sistem
skoring menggunakan ketentuan Norma dan Tolok Ukur Undana seperti yang terlihat pada Tabel
2.6 di bawah ini (berlaku di Undana).
Tabel 2.3: Tabel Sistem Skor Kelulusan
24
Dari deskripsi di atas, secara singkat dapat dikatakan bahwa skor akhir penilaian untuk
suatu matakuliah terdiri dari tiga jenis penilaian: Tugas 1, Tugas 2, dan Tugas semester denga ba-
tas lulus B. Revisi untuk tugas terkategori tidak lulus boleh dilakukan berdasarkan ketentuan
dosen matakuliah.
Taraf prestasi akademik adalah perhitungan indeks prestasi (IP) dan indeks prestasi
kumulatif (IPK) yang dipantau setiap akhir atau awal semester. Perhitungan yang dimaksud pada
prinsipnya mengacu pada ketentuan umum Undana dan mekanismenya diatur sesuai ketentuan
di tingkat pascasarjana Undana. Penentuan kelulusan dan peringkat kelulusan diatur oleh
ketentuan yang berlaku di pascasarjana, yaitu mahasiswa dinyatakan lulus bila IPK minimal 3,00
(B), tanpa nilai C. Peringkat kelulusan adalah seperti yang terlihat pada Table 2.7.
Tabel 2.7: Rentang dan Predikat Kelulusan
Kelulusan
Rentangan IPK Predikat
> 3,75 (3,76 – 4,00) Dengan Pujian
> 3,50 (3,51 - 3,75) Sangat Memuaskan
< 3,50 (3,00 - 3,49) Memuaskan
25
BAB III
SUMBER DAYA
Bab ini membahas tentang dua hal utama yakni Kebutuhan dan mekanisme pemenuhan
kebutuhan Sumber Daya Manusia dan Kebutuhan Dan Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Saran
& Prasarana.
3.1 Kebutuhan Dan Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya Manusia
3.1.1 Tenaga Pendidik
Staf dosen yang ada sekarang adalah tenaga pendidik yang akan ditugaskan sebagai staf
dosen tetap. Seperti yang digambarkan di butir 1.2.3 di depan, staf yang ada sekarang sangat
memenuhi syarat baik dari sisi kualifikasi akademis maupun jabatan fungsional; bahkan bisa
dipersiapkan untuk menjadi staf mengajar S3. Ini dapat dibuktikan dengan adanya sepuluh dosen
berkualifikasi S3 tamatan dalam dan luar negeri dengan rincian sebagai berikut: 20% Guru Besar,
40% Lektor Kepala, dan 40% Lektor. Dari sepuluh tenaga doktor dan professor tersebut, 20%
membidangi pendidikan (teknologi dan kurikulum), 50% membidangi Pendidikan Bahasa Inggris,
dan 30% membidangi Linguistik. Semuanya masih dalam tingkat sangat aktif. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 3.1: Sebaran Staf Dosen Menurut Jenjang Pendidikan dan Golongan/Pangkat
26
3.2 Kebutuhan Dan Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Sarana & Prasarana
Soal kebutuhan dan mekanisme pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana tidak
menjadi hambatan karena usul pembukaan Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris ini
merupakan rencana lembaga Undana dan Surat Permohonan (formulir 1) isin pembukaan dan
Surat Pernyataan (formulir 2) ditandatangani oleh Rektor, yang didukung oleh Senat Undana
dengan menandatangani Surat Pernyataan Dukungan Senat (formulir 3). Oleh karena itu lokasi
dan ruang kuliah, perlengkapan pendidikan, perpustakaan, fasilitas internet, dan kendaraan
adalah tanggungjawab lembaga tentunya yang berkaitan dengan anggaran. Berikut ini adalah
beberapa sumber (dari dosen) yang masih perlu dilengkapi, yang direncanakan untuk dicopy
menjadi inventaris perpustakaan:
LINGUISTICS:
1. Generative Grammar. Geoffrey Horrocks. Longman. New York. 1989.
2. Chomsky, Ideas and Ideals. Neil Smith. Cambridge University Press. Cambridge. 1999.
3. Saussure. Jonathan Culler. Harvester Press. Great Britain.1976.
4. Aspects of the Theory of Syntax. Noam Chomsky. Cambridge. THE MIT PRESS. 1992
5. Universal Grammar and Second language Acquisition. Lydia White. Amsterdam. John
Benjamins Publishing Company. 1989.
6. Fromkin, V., Rodman, R., Collins, P. & Blair, D. 1990. An Introduction to Language.
Toronto: Holt, Rinehart and Winston
7. Hockett, C.F. 1933. Language. London: The University of Chicago Press
8. Horrocks, G. 1989. Generative Grammar. New York: Longman
9. Katamba, F. 1993. Modern Linguistics Morphology. London: The MacMillan Press LT
10. Spencer, A. 1991. Morphological Theory. Oxford: Basil Blackwell
27
SECOND LANGUAGE ACQUISITION:
1. Second Language Acquisition. Susan M. Gasss & Larry Selinker. Lawrence Erlbaum
Associates, Publishers. London. 1994.
2. Dulay, H. & Burt, M. 1982. Language Two. New York: Oxford University Press
3. Ellis, R. 1987. Second Language Acquisition in Context. London: Prentice-Hall International
4. Ellis, R. 1988. Classroom Second Language Development. New York: Prentice Hall
5. Ellis, R.. 1990. Understanding Second Language Acquisition. Toronto. Oxford University
Press
6. Krashen, S.D. 1987. Principles and Practice in Second Language Acquisition. Toronto:
Prentice-Hall International
7. Krashen, S.D. & Terril, T.D. 1984. The Natural Approach Language Acquisition in the
Classroom. Oxford: Pergamon Press and Alemany Press
8. Littlewood, W.T. 1986. Foreign and Second Language Learning: Language Acquisition
Research and Its Implications for the Classroom. Cambridge: Cambridge University Press
9. McLaughlin, B.1989. Theories of Second Language Learning. Melbourne: Edward Arnold
10. White, L. 1989. Universal Grammar and Second Language Acquisition. Philadelphia: Johns
Benjamins Publishing Company
LANGUAGE TESTING:
1. Brown, H. D. 2004. Language Assessment principles and Classroom practice. San Fransisco
State University: Longman
2. Brown, J.D. & Hudson, T. 2002. Criterion-referenced Language Testing. Cambridge: Cam-
bridge University Press
3. Alderson, J.C. Et Al. 1995. Language Test Construction and Evaluation. Cambridge: Cam-
bridge University Press
4. Djiwandono, M. 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT INDEKS
RESEARCH METHODOLOGY:
1. Buttler,C. 1985. Statistics in Linguistics. Basil Blackwell: New York.
2. Schachter, J. & Gas, S. 1996. Second Language Classroom Research, Issues and
Opportunities. Lawrence Erlbaum Associates, Inc: USA.
28
3. Brown, J. D. 1991. Understanding Research in Second Language Acquisition. Cambridge
University Press: Sydney.
4. Miles, M.B. & Huberman, A. M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Penerbit Universitas
Indonesia: Jakarta.
5. Brannen, J. 2002. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Fakultas Tarbiyah
IAIN Antasari Samarinda: Samarinda.
6. Bogdan, R. C. & Biklen, S. K. 1998. Qualitative Research in Education. Allyn and
Bacon:Sydney.
7. Hatch, E. & Lazaraton, A. 1991. The Research Manual Design and Statistics for Applied
Linguistics. Newbury: Newbury House Publishers
8. Moleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi revisi). Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA
9. Setiyadi, B. 2006. Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing Pendekatan
Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
10. Sugiyono. 2008. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA
11. Sukmadinata, N.S. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA
12. Johnson, R.R. 1980. Elementary Statistics (3rd Ed.). Duxbury Press:Massachuseds.
13. Borg, W.R. & Gall, M.D. 1979. Educational Research (3rd Ed.). Longman: New York.
14. Hair, et al. 1998. Multivariate Data Analysis. (5th Ed.).Prentice-Hall Inc.: New Jersey.
PRAGMATICS:
1. Grundy, P. 2000. Doing Pragmatics. Arnold: New York.
2. Peccei, J. S. 1999. Pragmatics. Routledge: New York
3. Leech, G. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta.
4. How To Do Things With Words. The William James Lectures delivered at Harvard
University in 1955. A Galaxy Book. Oxford University Press. New York. 1965.
5. Searle, J.R. 1965. What is a Speech Act? In M.Black (Ed.), Philosophy in America. London:
Allen and Unwin
PHYLOSOPHY OF LANGUAGE:
1. Philosophy and the Nature of language. David E. Cooper. Longman. London.1975.
2. Filsafat Bahasa Pendidikan Kebahasaan. Abdul Wahab. UNM. 2004.
3. Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer. Jujun S Suriasumantri. Jakarta. Pustaka Sinar
harapan. 2003
PSYCHLINGUISTICS
1. Steinberg, D.D. Et All. 2001. Psycholinguistics: Language, Mind and World. (2nd Ed.).
Longman: Sydney.
2. Psikolinguistik : Kajian Teoritik. Abdul Chaer. Rineka Cipta. Jakarta. 2002
3. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Muhibbin Syah, M.Ed. PT Remaja
RosdaKarya. Bandung. 2004
DISCOURSE:
1. Brown, G. and Yule, G. 1996. Discourse Analysis. Cambrudge: Cambridge University press
2. Brown, H.D. 1980. Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey: Prentice-
Hall, Inc.,
3. Eggins, S. 1996. An Introduction to Systemic Functional Linguistics. London: Pinter
4. Jorgensen, M and Philips, L. 2002. Discourse Analysis as Theoy and Method. London:
DAGE Publications
5. Murcia, M.C and Olshtain,E. 2000. Discourse and Context in Language Teaching A Guide to
language Teachers. Cambridge: Cambridge University Press.
29
ANTHROPOLINGUISTICS:
1. Foley, W.A. 1997. Anthropological Linguistics An Introduction. Blackwell Publishers:
Oxford
2. Salzmann, Z. 1993. Language, Culture, & Society. Westview Press: Oxford.
SOCIOLINGUISTICS:
1. Labov, W. 1981. Sociolinguistic Patterns. Philadelphia: University of Pennsylvania Press
2. Hymes, D. 1974. Foundations in Sociolinguistics An Ethnographic Approach. University of
Pennsylvan: Philadelphia
3. Thompson, N. 2003. Communication and Language. New York: Palgrave MacMillan
4. Halliday, M. 1973. Explorations in the Functions of Language. London: Edward Arnold
30
BAB IV
PENDANAAN
Bab ini membahas secara khusus tentang dua hal yakni hal-hal yakni soal manajemen fi-
nansial dan aspek keberlanjutan Program Magister pendidikan bahasa Inggris. Secara singkat
pendanan untuk program magister pendidikan bahasa Inggris dikelola secara menyeluruh oleh
Undana.
4.1 Manajemen Finansial
Manajemen finansial berkaitan dengan kebijakan keuangan dan keefektifan dan
keefisiensian pemanfaatan keuangan, termasuk sumber dana yang berkaitan dengan
keberlanjutan selama lima tahu pertama.
4.1.1 Kebijakan keuangan
Kebijakan keuangan tentu mengikuti ketentuan yang sudah berlaku di PPs berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang termuat dalam Statuta dan Norma dan Tolok Ukur Undana.
Singkatnya SOP untuk penganggaran, pengelolaan/pemanfaatan termasuk pencatatan mengikuti
ketentuan-ketentuan yang sudah berlaku di Undana, terutama menyangkutut: kebutuhan
investasi, biaya operasional, biaya pemeliharaan, biaya pengembangan, dan biaya taktis dan
strategis lainnya.
4.1.2 Kefektifan Dan Keefisienan Manajemen Keuangan
Keefektifan dan keefisienan manajemen keuangan tentu sesuai dengan kebutuhan
program studi dan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di PPs pun
Undana secara keseluruhan. Semuanya merupakan tanggungjawab PPs dan Undana.
4.3.1 Sumber Dana dan Cash Flow Selama Lima Tahun
Sama halnya dengan butir 4.1.1 dan 4.1.2, sumber dana dan cash flow tentu sama
dengan yang sudah diberlakukan di program-studi yang sudah ada. Untuk lima tahun ke depan
tentu yang pertama adalah dana operasional yang dianggarkan oleh Undana. Selain itu dana
diperoleh dengan cara-cara berikut. Pertama, sumber investasi akan diperoleh dari berbagai
pihak seperti pemerintah daerah, LSM yang bergerak di pendidikan, Hibah Dikti, dan lain-lain
dengan mengajukan proposal. Kedua, sumberdana yang berkelanjutan diperoleh tertutama dari
sponsor dalam negeri seperti Yayasan Guru Cerdas dan sponsor luar negeri. Ketiga, dana
diperoleh dari kontribusi mahasiswa berupa dana sumbangan pembangunan dengan besaran
sesuai ketentuan lembaga Undana, dan SPP mahasiswa setiap semester dengan besaran sesuai
ketentuan lembaga Undana.
31
4.2 Aspek Keberlanjutan
Aspek keberlanjutan tentunya berkaitan dengan dukungan dari berbagai pihak untuk
memenuhi kebutuhan. Ada empat aspek yang mau dirinci pada sub bagian ini yakni perkiraan
jumlah kebutuhan, Jumlah lulusan, sumber peserta, dan keberlanjutannya.
4.2.1 Jumlah Kebutuhan Lulusan
Secara regional yang dilihat dari sisi wilayah NTT sendiri jumlah kebutuhan hampir pasti
tidak bakal menurun karena baik sekolah-sekolah maupun perguruan Tinggi yang ada di NTT
tidak bakal menyebabkan program Magister pendidikan Bahasa Inggris ditutup, dalam arti dari
generasi ke generasi tetap membutuhkan perogram Magister ini karena untuk sementara
Program Magister yang akan dibuka tersebut cuma satu-satunya yang ada di NTT. Untuk itu
jumlah lulusan diusahakan akan seimbang dengan input.
Secara nasional, jumlah kebutuhan lulusan akan sangat membantu secara berkelanjutan
memenuhi kebutuhan tenaga Magister. Ini artinya Pusat tidak harus berpikir banyak tentang
bagaimana meningkatkan mutu pendidikan di NTT yang merupakan bagian dari mutu pendidikan
nasional.
Secara internasional, pembukaan program Magister Pendidikan Bahasa Inggris hampir
pasti mempunyai peluang melayani kebutuhan internasional karena secara geografis letaknya
strategis atau dekat dengan negara tetangga seperti Timor Leste, negara Bagian Australia Utara
(Darwin) pun negara Papua Newguinea. Peluang kerjasama saling menguntungkan hampir pasti
terjadi, terutama dalam meningkatkan jumlah dan kualitas SDM.
4.2.2 Jumlah Lulusan Yang Dihasilkan Program Studi Baru
Hampir pasti jumlah lulusan tidak bakal sama dan sebanding dengan kebutuhan di
lapangan, karena untuk sementara belum ada lembaga lain yang ada di NTT yang menjalankan
pendidikan Bahasa Inggris jenjang S2 atau Magister. Hingga sekarang ini yang melayani
kebutuhan tenaga Magister Pendidikan Bahasa Inggris adalah perguruan tinggi di Jawa dan luar
negeri seperti Australia dan Amerika.
4.2.3 Sumber Peserta Didik
Seperti sedikit disinggung di atas, peserta didik hampir pasti pula tidak dapat
tertampung, karena di samping masyarakat NTT sendiri sangat besar kemungkinan peserta didik
berasal dari luar NTT seperti Indonesia Timur pada umumnya dan negara tetangga terutama
Timor Leste. Belum dihitung dari guru-guru SMA yang bukan tidak mungkin akan adanya UU baru
tentang tuntutan kualifikasi guru yang lebih tinggi dari jenjang sarjana. Berikut ini adalah Tabel
tentang pendukung peserta, berdasarkan data tiga dua tahun terakhir Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan (2009).
32
Tabel 4.1: Pendukung Peserta Mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Inggris.
33
BAB V
MANAJEMEN AKADEMIS
34
6. Kepro IPS
7. Kepro Pendidikan Bahasa Inggris
(5) Unsur Pimpinan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
1. Kepro
2. Sekretaris (dalam perkembagan)
3. Staf Dosen
(6) Unsur Tenaga Administrasi:
(Tingkat Pascasarjana)
Rencana jumlah penerimaan mahasiswa baru dari tahun ke tahun disesuaikan dengan
rencana di tingkat PPs dan Lembaga Undana, karena harus mempertimbangkan rasio ruang
kuliah, ruang kerja Ketua program, dan ruang dosen. Untuk angkatan pertama (Tahun pertama)
direncanakan menerima pelamar sebanyak 25 orang namun dengan memperhatikan syarat yang
sesuai dengan ketentuan dalam Norma dan Tolok Ukur Undana. Untuk tahun-tahun berikutnya
jumlah itu bisa bertambah bila begitu banyak peminat, tetapi tetap mempertibangkan sarana
fisik; peluang kelas paralel bisa dilakukan. Dengan demikian perkiraan jumlah mahasiswa baru
untuk empat tahun setelah tahun pertama 180 orang, dengan rincian 40 orang per tahun,
mmbuka kelas paralel (20 orang per kelas). Ini sangat optimis karena dari sisi
pembelajaran/perkuliahan tenaga dosen tidak kekurangan, kecuali ruang kelas yang perlu
dibenahi sejak tahun pertama. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
KELULUSAN 20 40 60
35
5.4 Rencana Pengembangan Program Studi
Singkatnya, rencana pengembangan program studi meliputi: (1) SOP akademis prodi, (2)
jurnal prodi, (3) Staf dosen, (4) Kepustakaan, (5) Kerjasama, (6) Kurikulum, (7) pembukaan pro-
gram S3.
5.4.1 Pengembangan Jangka Pendek
Renstra PMPBI akan dilakukan sesuai renstra Undana. Untuk jangka pendek
pengembangan PMPBI berfokus pada proses pembelajaran yang bermutu dengan menerbitkan
SOP penyelenggaran proses pendidikan/pembelajaran, SOP administrasi akademis, SOP
administrasi kemahasiswaan, SOP penelitian, dan SOP pengabdian pada masyarakat. Berbagai
mutu SOP itu merupakan panduan penyelenggaran PMPBI terutama untuk jangka pendek (3
tahun pertama). Keseluruhan mutu SOP itu tentu berujung pada mutu lulusan yang berdaya saing
dan berdaya cipta dan berwawasan global, sekaligus membuat PMPBI well set dan menjadi
penarik minat khusunya dari masyarakat NTT. Di samping itu dilakukan pengadaan kepustakaan
yang mendukung, serta penerbitan jurnal pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris.
5.4.2 Pengembangan Jangka Menengah
Untuk jangka menegah (5 hingga 10 tahun), rencana pengembangan PMPBI
meningkatkan capaian rencana jangka pendek ditambah dengan program program yang berujung
kepada tampilan PMPBI yang bisa bersaing secara nasional. Untuk itu pembenahan staf dosen
selalu diutamakan baik dari sisi jumlah maupun kualitas. Rilnya dalam jangka menengah (lima
samapi 10 tahun) semua dosen berpangkat guru besar di tambah dengan lima orang tenaga baru
dengan kualifikasi doktor dengan sebaran secara proporsional menurut bidang keahlian yang ada
untuk mengantisipasi minat spesialisasi mahasiswa. Dalam kurun waktu yang sama (sedang
berjalan) PMPBI membuka jenjang S3 (doktor), karena banyak staf dosen yang berpagkat Guru
Besar. Di sisi fisik, ruang kuliah ditambah 2 ruang baru menjadi 3 ruang untuk proses tatap muka
mahasiswa S2 dan S3; selain itu satu laboratorium bahasa. Sedangkan buku-buku direncanakan
penganggaran dan pengadaan setiap tahun dan disatukan dengan perpustakaan PPs Undana. Di
samping itu dalam jangka menengah itu jurnal Pendidikan Bahasa Inggris terbit dan diusahakan
untuk terakreditasi secara nasional oleh Dikti. Dosen-dosen diberitanggungjawab untuk menulis
buku yang bisa bersaing di tingkat nasional pun internasional.
5.4.3 Pengembangan Jangka Panjang
Untuk jangka panjang (15 hingga 25 tahun) pengembangan difokuskan untuk bersaing di
tingkat internasional (go global) di samping pembenahan secara terus menerus ketercapaian
program jangka pendek dan jangka panjang. Itu artinya proses kerjasama sudah sampai kepada
lintas Negara baik dari sisi pembelajaran (metode dan model-model pembelajaran terbaru)
maupun sisi pengembangan ilmu dengan melakukan penelitian taraf internasional. Mahasiswa-
36
mahasiswa baru bakal belajar di PMPBI Undana Kupang. PMPBI mempunyai perpustakaan sendiri
dengan koleksi lebih lengkap baik dalam berbahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris.
Semua penyelenggaran administrasi dan lain dan jaringan kerjasama diatur dengan menggunakan
system on line. Temu ilmiah baik tingkat nasional maupun internasional dapat dilakukan di PMPBI
Undana. Semua itu pasti dilakukan dengan meningkatkan kerjasama lintas provinsi dan lintas
Negara.
Rencana pengembangan program studi secara keseluruhan dapat digambarkan oleh Tabel
7 di bawah ini.
Tabel 5.2: Rencana Pengembangan Program Studi
TAHUN JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
2012- - SOP
2014 - Kepustakaan
- Penerbitan Jurnal
- Media Pembelajaran
2015- - Kepustakaan
2020 - Jurnal terakreditasi
- Laboratorium bahasa
- Jumlah dan mutu Staf Dosen
- Ruang kuliah
- Kajian/penelitian
- Pembukaan Program S3
- Pembukaan program studi
bahasa-bahasa asing lain
2021- Go global:
2025 - Jurnal terakreditasi
- Kepustakaan
- Pemutakiran Staf Dosen
- Temu ilmiah
- Kajian-kajian mutakir
-Fakultas Pascasarjana
37
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang meliputi meliputi program Sarjana, Magister, dan
Doktor.
5.5.2 Dukungan dari Pemerintah Daerah dan Masyarakat NTT
Dukungan dari pemerintah (eksekutif dan legislatif) sangat diperlukan karena terkait
dengan UU No. 22 Tahun 1999 yo No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dan UU No. 25
Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang secara politis memberi
wewenang kepada pemerintah daerah untuk secara otonom merencanakan program
pembangunan wilayahnya secara tepat, efisien, dan berdaya guna. Untuk mewujudkan otonomi,
diperlukan pendidik berkualitas untuk mencetak tamatan PT yang berkualitas dan profesional,
yang memiliki kemampuan dalam menggali dan menemukan konsep serta mengelola pendidikan
terutama pendidikan dasar di NTT.
Aspirasi masyarakat merupakan salah satu bentuk dukungan untuk dibukanya Program S2
Pendidikan Bahasa Inggris PPs Undana. Hal ini muncul dari keprihatinan akan kualitas pendidikan
di NTT yang jauh di bawah standar nasional. Tenaga pendidik yang berkualitas akademik dan
profesional akan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas pula yang kelak menjadi
pengemban tugas pembangunan daerah. Dukungan baik dari pemerintah NTT maupun
masyarakat NTT seyogianya dilihat dari sinkronisasi dan sinergi kelayakan sosial. Kelayakan sosial
yang dimaksud dilihat dari beberapa sisi yang sungguh ril, terutama yang berkaitan dengan
kekhasan NTT, kebutuhan Pengembangan kelembagaan, dan kebutuhan pengembangan
sumberdaya manusia NTT.
Dalam konteks otonomi daerah, termasuk otonomi pendidikan, dibutuhkan SDM
berkualitas. Kebutuhan ini dipenuhi dengan meningkatkan kualitas akademik dan profesional
pengelola pendidikan di daerah. Di samping itu, UU No. 14 Tahun 2005 menetapkan bahwa
tenaga dosen yang mengajar di Perguruan Tinggi minimal memiliki kualifikasi pendidikan S2.
Sejalan dengan tuntutan kebutuhan ini, pihak internal dan eksternal Undana memiliki kebutuhan
peningkatan kualifikasi pendidikan dosen.
38
pendidikan. Otonomi pengelolaan pendidikan mendorong Undana mengembangkan lembaga
kependidikan. Hal ini sejalan dengan KPPTJP IV (HELTS) 2003–2010 yang menekankan “the issues
of massive education, life-long learning, open learning, quality & relevance, accountability &
autonomy, and equity” dalam penyelenggaraan kelembagaan pendidikan tinggi. Ketiga, Undana
merupakan satu-satunya PTN di Propinsi NTT yang berbatasan langsung dengan negara lain.
Karena itu, Undana perlu membenahi dan mengembangkan diri dengan meningkatkan
eksistensinya sebagai penghasil tenaga pendidik yang dapat mencetak lulusan yang berkualitas.
Hal ini penting dan mendesak karena bukan tidak mungkin input (yang mendaftar ke Undana)
berasal dari negara lain terutama yang terdekat seperti RDTL (Republik Demokratik Timor Leste)
atau Timor Timur. Usul pembukaan program Magister pendidikan bahasa Inggris rupanya sangat
strategis untuk menampung minat Indonesia bagian Timur terutama provinsi Nusa Tenggara
Barat, dan provinsi-provinsi di Irian Jaya. Program Magister itu juga sangat strategis untuk
menarik kerjasama dengan pemerintah Negara Timor Leste dalam hal meningkatkan SDM rakyat
Timor Leste lewat program Magister Pendidikan Bahasa Inggris.
5.6 Prosedur Penutupan Program Studi
Manakala program studi ditutup karena dinilai tidak dapat beroperasi karena berbagai hal
termasuk minat masyarakat program studi akan ditutup dengan menempuh prosedur atau
ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dikti.
39
BAB VI
SISTEM PENJAMINAN MUTU
Program penjaminan mutu diatur oleh ketetentuan-ketentuan yang ada dalam Statuta
Undana, dibawah kordinasi Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Undana dan Lembaga
Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3). Berkaitan dengan itu Untuk meningkatkan
mutu dan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu dilakukan pengawasan dan akreditasi.
Pengawasan sebagaimana dimaksud dapat dilakukan oleh Senat, pengawas internal, dan/atau
pengawas eksternal sesuai peraturan perundang-undangan. Akreditasi yang dimaksud dapat
dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional sesuai peraturan perundang-undangan.
Penjaminanm mutu tentu berawal dari pemutakhiran proses pembelajaran dengan
model-model pembelajaran terkini yang menekankan learning dari pada teaching sesuai amanat
Pedoman Implementasi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Kompetensi
berdasarkan SK Rektor Undana yang diberlakukan sejak Tahun 2011. Kurikulum dengan sendirinya
secara berkala harus diriviu untuk disesuaikan dengan kebutuhan ril khususnya masyarakat NTT.
Kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan penambahan wawasan dan ketrampilan tetap
dimonitor dan diprogramkan manakala perlu. Disamping disertai program pengadaan sarana dan
prasaran yang menujang proses pembelajaran yang dimaksud, mutu kinerja staf dosen secara
terus menerus dipantau. Pedoman penyelenggaran program Magister Pendidikan bahasa Inggris
perlu diadakan dan dipegang oleh dosen sebagai panduan. Dengan demikian diberikan sangsi
secara bertahap bagi dosen yang tidak menunaikan tugas sebagaimana mestinya. Berbagai
kegitan proses pembelajaran akan berujung pada penentuan kriteria lulus dengan IPK minima
3,00.
Fokus penjaminan mutu adalah (1) Kebijakan SPMI Perguruan Tinggi, (2) Manual SPMI
Perguruan Tinggi, (3) Standar Dalam SPMI Perguruan Tinggi, (4) Implementasi SPMI Pereguruan
Tinggi, dan (5) Peningkatan Berkelanjutan SPMI Perguruan Tinggi.
40
BAB VII
KESIMPULAN
Dari sisi staf pengajar, ke sepuluh dosen yang sekarang ada merupakan kekuatan besar
dan tidak meragukan karena semuanya sudah berkualifikasi Doktor. Dari sisi kepangkatan
semuanya termasuk lekor ke atas bahkan dua dari jumlah itu adalah guru besar. Hampir semua
masih sangat aktif. Selain kedua guru besar itu berpeluang besar untuk menggapai Guru Besar.
Lalu dari kesepuluh dosen itu tersebar ke beberapa bidang spesifikasi ilmu: ada yang pendidikan
bahasa Inggris, ada yang linguistik, ada yang sosiolinguistik, dan ada yang etnolinguistik. Kekuatan
ini juga sekaligus menjadi tantangan dalam arti bagaimana kondisi ini dipertahankan.
Dari sisi peminat, dukungan masyarakat NTT dan luar NTT rupanya menjadi kekuatan yang
kedua. Pertama begitu banyak tamatan S1 pendidikan Bahasa Inggris dihasilkan oleh beberapa
perguruan tinggi di NTT. Belum hitung dari luar NTT termasuk luar negeri seperti Negara Timor
Leste yang bukan tidak mungkin tidak mempunyai program peningkatan mutu pendidikan di
Negaranya. Dari sisi lain, belum ada jenjang S2 pendidikan Bahasa Inggris di NTT. Hal ini juga
sekaligus menjadi tantangan bagaimana menampung begitu banyak peminat yang digambarkan
itu dan bagaimana menamatkan lulusan dengan memenuhi standar mutu secara nasional
Hal berikut yang menjadi kekuatan adalah Program Magister pendidikan bahasa Inggris
merupakan cikal bakal untuk usul pembukaan jenjang S3, karena sudah pasti bahwa dari
tamatan/lulusan untuk beberapa tahun mendatang banyak yang berminat untuk langsung
kejenjang S3. Ini juga sekaligus menjadi tantangan badi program studi baru itu ke depan.
Kelemahan yang pasti selalu menghantui adalah soal manajemen professional, sarana-
prasarana seperti kepustakaan, media pembelajaran dan ruang kelas. Hal ini juga sekaligus
menjadi tantangan untuk diatasi sehingga tidak menjadi kendala yang berdampak pada
rendahnya mutu lulusan.
Dari sisi mempertahankan mutu staf pengajar dosen yang ada dimotifasi untuk melakukan
penelitian dan penulisan karya ilmiah supaya semuanya berpangkat guru besar. Lulusan-lulusan
yang termasuk kategori layak untuk menjadi dosen di program Studi diusulkan untuk studi jenjang
S3 dalam dan luar negeri dengan memperhatikan porsi bidang keahlian yang diperlukan di
program studi.
Untuk meningkatkan mutu, tentu tidak terlepas dari manajemen program studi dan
pendanaan. Soal dana rupanya menjadi tanggngjawab lembaga Undana untuk pengadaan
41
berbagai sarana dan prasarana seperti kepustakaan yang sesuai dengan matakuliah, jurnal dalam
dan luar negeri termasuk dan penerbitan jurnal program studi, perluasan/penambahan gedung
dan ruang kelas, ruang dosen, ruang laboratorium, dan ruang praktikum.
42