Vous êtes sur la page 1sur 13

LAPORAN PENDAHULUAN

GOUT ARTRITIS

Disusun oleh :

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

PROGRAM PROFESI NERS

PEMKAB MALANG

2017

ATRITIS GOUT (ASAM URAT)


A. Pengertian
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang
nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan
kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang
menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek
genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia. (Brunner & Suddarth. 2001).
Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristal asam urat
di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut.
Jadi, Gout atau sering disebut “asam urat” adalah suatu penyakit metabolik dimana
tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang
menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

B. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal
asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan
metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan
ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
a. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat
berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan
ginjal yang akan menyebabkan :
1. Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
2. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat seperti :
aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan
etambutol.

C. Pathofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung
asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adequat akan menghasilkan
akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga
mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan
iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi.
Hiperurecemia merupakan hasil :
1. Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
2. Menurunnya ekskresi asam urat.
3. Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam urat
tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan
berakumulasi atau menumpuk di jaringan konectiv diseluruh tubuh, penumpukan ini
disebut tofi. Adanya kristal akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan
lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.

Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat maningkat
tapi tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan menyebabkan
hipertensi karena adanya penumpukan asam urat pada ginjal.

Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini
meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri yang menyebabkan
tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang sendi metatarsophalangeal
biasanya yang paling pertama terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang
sendi pinggang. Kadang-kadang gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya
berlangsung cepat tetapi cenderung berulang dan dengan interval yang tidak teratur.

Periode intercritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama serangan gout.
Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan ke-6 sampai 2 tahun setelah
serangan pertama. Serangan berikutnya disebut dengan polyarticular yang tanpa kecuali
menyerang tulang sendi kaki maupun lengan yang biasanya disertai dengan demam.
Tahap akhir serangan gout atau gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang
berlangsung sakit dengan tofi yang besar pada kartilago, membrane synovial, tendon dan
jaringan halus. Tofi terbentuk di jari, tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga,
tendon achiles dan organ internal seperti ginjal. Kulit luar mengalami ulcerasi dan
mengeluarkan pengapuran, eksudat yang terdiri dari Kristal asam urat.
Pathway

Diet tinggi purin Peningkatan Asam urat dalam


pemecahan sel serum

Ketabolisme Asam urat dalam sel Tidak di ekskresi


purin keluar melalui urine

Penyakit ginjal
Asam urat dalam Kemampuan ekskresi (glomeluronefritis
serum meningkat asam urat terganggu dan gagal ginjal)

Hipersaturasi asam urat Peningkatan asam laktat Konsumsi alkohol


dalam plasma dan garam sebagai produk
urat di cairan tubuh sampingan metabolism

Terbentuk Kristal Dibungkus oleh


Merangsang neutrofil
monosodium urat berbagai protein

Terjadi fagositosis Kristal


oleh leukosit
Di ginjal Di jaringan lunak
dan persendian
Terbentuk fagolisosom

Merusak selaput protein kristal


Penumpukan dan
pengendapan
monosodium urat Terjadi ikatan hydrogen
antara permukaan Kristal
dengan membrane lisosom
Terjadinya ikatan
Pembentukan batu Pembentukan tophus hydrogen antara
ginjal asam urat permukaan Kristal
dengan membran lisosom
Respon inflamasi meningkat
Proteinuria, hipertensi
ringan, urun asam dan Membran lisosom robek,
pekat terjadi pelepasan enzim
Penimbunan Kristal pada dan oksida radikal
membrane synovial kesitoplasma
MK : Resiko tulang rawan
ketidakseimbangan Peningkatan kerusakan jaringan
volume cairan
Pembesaran dan
penonjolan sendi
Peradangan sendi Deformitas sendi

MK : Gangguan Citra
MK : Nyeri Diri

Kontraktur sendi Kekakuan sendi

Fibrosis dan/atau MK : Hambatan


ankilosis tulang Mobilitas Fisik

Peradangan kronik
akibat adanya Kristal
urat

MK : Kerusakan
Integritas jaringan
D. Manifestasi Klinis
1. Nyeri tulang sendi
2. Kemerahan dan bengkak pada tulang sendi
3. Tofi pada ibu jari, mata kaki dan pinna telinga
4. Peningkatan suhu tubuh.
E. Gangguan akut
a. Nyeri hebat
b. Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi yang terserang
c. Sakit kepala
d. Demam.

Gangguan kronis :

a. Serangan akut
b. Hiperurisemia yang tidak diobati
c. Terdapat nyeri dan pegal
d. Pembengkakan sendi membentuk noduler yang disebut tofi (penumpukan
monosodium urat dalam jaringan)

F. Penatalaksanaan Medik
Tujuan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah serangan
berulang, dan pencegahan komplikasi.
1. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
2. Kompres dingin
3. Diet rendah purin
4. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)
5. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan inflamasi.
6. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk mencegah
serangan.

G. Komplikasi
1. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang
menyebabkan degenerasi sendi.
2. Hipertensi dan albuminuria.
3. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat, yang menunjukkan inflamasi
2. SDP meningkat (leukositosis)
3. Ditemukan kadar asam urat yang tinggi di dalam darah
4. Pada pemeriksaan terhadap contoh cairan sendi di bawah mikroskop khusus akan
tampak kristal urat yang berbentuk seperti jamur
5. Pemeriksaan sinar X dari daerah yang terkena untuk menunjukkan masa tefoseus dan
destruksi tulang dan perubahan sendi
I. Pencegahan
1. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu : Jeroan (jantung,
hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring, Kacang-kacangan, Bayam,
Udang, Daun melinjo.
2. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam
urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap
memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa
meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan mengurangi
pengeluaran asam urat melalui urine.
3. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat
baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan
pengeluaran asam urat melalui urine.
4. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar
asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam
jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa.
5. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan
yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari.
Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.
6. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar
yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka,
melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut,
buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit
mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian,
karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
7. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang
mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi
alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam
laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh

J. Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
a. Identitas
Nama, umur (sekitar 50 tahunan), alamat, agama, jenis kelamin (biasanya 95%
penderita gout adalah pria), dll
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki
(sendi lain)
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif) : Kaji penyebab nyeri
Q (Quality / qualitas) : Kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien
R (Region) : Kaji bagian persendian yang terasa nyeri (biasanya
pada pangkal ibu jari)
S (Saverity) :` Apakah mengganggu aktivitas motorik ?
T (Time) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan ? (Biasanya terjadi
pada malam hari)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal ?
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit
yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini.

f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual


Psikologi : Biasanya klien mengalami peningkatan stress
Sosial : Cenderung menarik diri dari lingkungan
Spiritual : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan
ibadah menurut agamanya
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
i. Kebutuhan nutrisi
1. Makan : Kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan kaya
protein)
2. Minum : Kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
ii. Kebutuhan eliminasi
1. BAK : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
2. BAB : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
iii. Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari
secara mandiri akibat nyeri dan pembengkakan

b. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
1. Tingkat kesadaran
2. GCS
3. TTV
b. Peningkatan penginderaan
1) Sistem integument
Kulit tampak merah atau keunguan, kencang, licin, serta teraba hangat
2) Sistem penginderaan
Mata : Kaji penglihatan, bentuk, visus, warna sklera, gerakan bola
mata
Hidung : Kaji bentuk hidung, terdapat gangguan penciuman atau tidak
Telinga : Kaji pendengaran, terdapat gangguan pendengaran atau tidak,
biasanya terdapat tofi pada telinga
3) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : Apakah ada pembesaran vena jugularis
Palpasi : Kaji frekuensi nadi (takhikardi)
Auskultasi : Apakah suara jantung normal S1 + S2 tunggal / ada suara
tambahan
4) Sistem penceranaan
Inspeksi : Kaji bentuk abdomen, ada tidaknya pembesaran pada
abdomen
Palpasi : Apakah ada nyeri tekan pada abdomen
Perkusi : Apakah kembung / tidak
Auskultasi : Apakah ada peningkatan bising usus
5) Sistem muskuluskeletal
Biasanya terjadi pembengkakan yang mendadak (pada ibu jari) dan nyeri
yang luar biasa serta juga dapat terbentuk kristal di sendi-sendi perifer, deformitas
(pembesaran sendi)
6) Sistem perkemihan
Hampir 20% penderita gout memiliki batu ginjal
7) Pemeriksaan diasnostik.
Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti dan
mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi
tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out).

c. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane sinovia,
tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan
panus.
b. Hambatan mobilisasi fisik b. d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot, pada
gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan,
proloferasi sinovia, dan pembentukan panus.
c. Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk kaki dan terbenuknya tofus.
d. Perubahan pola tidur b.d nyeri
4. Intervensi Keperawatan
a. Dk. I : Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membrane sinovia,
tulang rawan arikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.
Tujuan keperawatan : Nyeri berkurang, hilang, teratasi.
Kriteria hasil :
1. Klien melaporkan penelusuran nyeri.
2. menunjukan perilaku yang lebiih rileks.
3. memperagakan keterampilan reduksi nyeri.
4. Skala nyeri 0 – 1 atau teratasi.

INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Kaji lokasi, intensitas,an tipe nyeri. Nyeri merupakan respon
Observasi kemajuan nyeri ke daerah subjektif yangbdapat dikaji dengan
yang baru. Kaji nyeri dengan skala0 – 4. menggunakan skala nyeri. Klien
melaporkan nyeri biasanya di atas
Bantu klien dalam mengidentifikasi tingkat cedera.
factor pencetus. Nyeri dipengaruhi oleh
kecemasan dan peradangan pada
Jelaskan dan bantu klien terkait sendi.
dengan tindakan pereda nyeri Pendekatan dengan
nonfamakologi dan non – invasif. menggunakan relaksasi dan
farmakologilain menunjukan
keefektifan dalam mengurangi nyeri.
Ajarkan relaksasi: teknik terkait Akan melancarkan peredaran
ketegangan otot rangka yang dapat darah sehingga kebutuhan oksigen
mengurangi intensitas nyeri. pada jaringan terpenuhi dan
mengurangi nyeri.
Ajarkan metode distraksi selama Mengalikan perhatian klien
nyeri akut. terhadap nyeri ke hal yang
menyenangkan.
Tingkatkan pengetahuaan tentang pegetahuan tersebut membatu
penyebab nyeri dan hubungan dengan mengurangi nyeri dan dapat
berapa lama nyeri akan berlangsung. menbatumeningkatkan kepatuhan
Hindarkan klien meminum alcohol, klien terhadap rencana terapeutik
kafein, dan obat diuretik. pemakaian alkohol, kafein, dan
obat-obatan diuretik akan menambah
peningkatan kadar asam urat dalam
KOLABORASI serum.

 Kolaborasi dengan tim medis Alopurinol menghambat


untuk pemberian alopurinol biosentesis asam urat sehingga
menurunkan kadar asam urat serum.
b. Dk. II : Hambatan mobilisasi fisik b. d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot, pada
gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proloferasi
sinovia, dan pembentukan panus.
Tujuan keperawatan : klien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan
kemampuannya.
Kreteria hasil :
1. Klien ikut dalam program latihan
2. Tidak mengalami kontraktur sendi
3. Kekuatan otot bertambah
4. Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan
koordinasi optimal.
INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Kaji mobilitas yang ada dan Mengetahui tingkat kemampuan
observasi adanya peningkatan klien dalam melakukan aktifitas.
kerusakan.
Ajarkan klien melakukan latihan Gerakan aktif memberi masa
gerak aktif pada ekstermitas yang tonus, dan kekuatan otot, serta
tidak sakit. memperbaiki fungsi jantung dan
Bantu klien melakukan latihan pernafasan.
ROM dan perawatan diri sesuai Untuk mempertahankan
toleransi. fleksibilitas sendi sesuai kemampauan.
Pantau kemajuan dan Untuk mendeteksi perkembangan
perkembangan kemamapuan klien klien.
dalam melakukan aktifitas

Kemampuan mobilisasi
ekstermitas dapat ditingkatkan dengan
KOLABORASI latihan fisik dari tim fisioterapi.
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
untuk latihan fisik klien.

c. Dk. III : Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk kaki dan terbenuknya tofus.
Tujuan perawatan : Citra diri klien meningkat
Kriteria hasil :
1. Klien mampu mengatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat
tentang situasi dan perubahan yang terjadi
2. Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi
3. Mengakui dan menggabungkan perubhan dalam konsep diri dengan cara yang
akurat tanpa merasakan harga dirinya negatif.

INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Kaji perubhan perspsi dan hubungannya Menetukan bantuan individual dalm
dengan derajat kletidak mampuan. menyusun rencana perawatan atau
pemilihan intervensi
Ingantkan kembali realitas bahwa masih Membantu klien melihat bahwa peraat
dapat menggunakan sisi yang sakit dan menerima kedua bagian dari seluruh
belajar mengontrol sisi yang sehat. tubuh dan mulai menerima situasi baru.
Bantu dan ajurkan perawatan yang baik dan Membantu meningkatkan perasaan harga
memperbaiki kebiasaan. diri dan mengontrol lebih dari satu area
kehidupan.
Menghidupkan kembali perasaan mandiri
Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan dn membatu perkemabangan harga diri
klien melakukan sebanyak mungkin hal serta memengaruhi proses rehabilitasi.
untuk dirinya. Dukungan perawat kepada klien dapat
meningkat kan rasa percaya diri klien.
Bersama klien mencari alternatif koping Klien dapat beradaptasi terhadap
yang positif. perubahan dan memahami peran individu
dimasa mendatang.
Dukung prilaku atau usaha peningkata minat
atau partisipasi dalam aktifitas rehabilitasi. Dapat memfasilitasi perubahan peran
KOLABORASI yang penting untuk perkembangan
perasaan.
 Kolaborasi denagn ahli
neuropsikologi dan konseling bila da
indikasi .

d. DK IV : Perubahan Pola Tidur b/d Nyeri.


Kriteria Hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur.

INTERVENSI RASIONAL
Tentukan kebiasaan tidurnya dan Mengkaji pola tidurnya dan
perubahan saat tidur. mengidentifikasi intervensi yang tepat.
Bila rutinitas baru mengandung
aspek sebanyak kebiasaan lama, stress
Buat rutinitas tidur baru yang dan ansietas yang berhubungan dapat
dimasukkan dalam pola lama dan berkurang
lingkungan baru. Membantu menginduksi tidur
Dapat merasakan takut jatuh karena
perubahan ukuran dan tinggi tempat
tidur, memberikan kenyamanan pagar
Tingkatkan regimen kenyamanan tempatuntuk membantu mengubah
waktu tidur, misalnya mandi hangat posisi.
dan massage. Tidur tanpa gangguan lebih menim-
bulkan rasa segar, dan pasien mungkin
Gunakan pagar tempat tidur sesuai tidak mampu untuk kembali ke tempat
indikasi ; rendahkan tempat tidur jika tidur bila terbangun.
memungkinkan. Di berikan untuk membantu pasien
tidur atau istirahat.
Kolaborasi dalam pemberian obat
sedative, hipnotik sesuai dengan
indikasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.daviddarling.info/images/muscles_human_body_back.jpg

http://www.daviddarling.info/images/muscles_human_body_front.jpg

Lukman, Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal.
Cet.1. Jakarta : EGC.

Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed.6 ; Cet.1 ;
Jil.II. Jakarta : EGC.

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Cet. 1. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Suratun. 2008. Asuhan Keperawatan Klein Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Cet. 1. Jakarta
: EGC.

Syaifiddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Ed.3 ; Cet. 1. Jakarta :
EGC.

http://yadikustiyadi.blogspot.co.id/2013/05/laporan-pendahuluan-arthritis-gout_13.html

Vous aimerez peut-être aussi