UK.01.10/II/ /2016 1 1/5 Tanggal Terbit Ditetapkan di Palembang Direktur Utama Standar Prosedur Operasional Dr. Mohammad Syahril,Sp.P,MPH NIP. 196207231990011001 1. Implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi PENGERTIAN hormone jenis progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah kulit 2. Pencabutan implan di Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit (PKBRS) adalah proses pencabutan Implan dari klien yang menggunakannya dalam jangka waktu tertentu di PKBRS 1. Memberikan akomodasi / fasilitas dan pelayanan keluarga TUJUAN berencana sebaik mungkin pada klien rawat jalan dan rawat inap. 2. Memberikan pelayanan keluarga berencana yang rasional kepada klien rawat jalan dan rawat inap. 1. Keputusan SK Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Nomor UK 01.12/11/1906/2012 tentang Standar KEBIJAKAN Prosedur Operasional (SPO) Keperawatan Lanjutan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
1. Petugas yang memberikan pelayananan kepada calon akseptor
PROSEDUR KB a. Paramedis Memeriksa kelengkapan berkas kartu status akseptor KB dan kartu tanda akseptor serta kartu tubektomi. Memeriksa tanggal produksi dan kadaluarsa Implant. Memberikan informasi selengkapnya mengenai berbagai pilihan kontrasepsi yang tersedia, baik ditinjau dari segi medis teknis maupun segi non teknis sehingga tidak menyesal kemudian. Mencatat identifikasi akseptor dan melakukan anamnesis serta mengukur keadaan vital ibu termasuk haid terakhir dan berat badan. Melaporkan hasil wawancara, anamnesis dan pemeriksaan keadaan vital ibu kepada dokter. b. Dokter. Memeriksa ulang hasil pemeriksaan paramedis. Melakukan pemeriksaan fisik. Memberi motifasi pada akseptor KB dan menentukan jenis kontrasepsi yang cocok. Dalam hal tertentu melakukan konsultasi dengan senior. c. Koasisten Bersama dengan paramedis melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Bersama dengan paramedis memberikan informasi tentang KB pada akseptor. Bersama dengan dokter melakukan pemeriksaan fisik serta jika diperlukan melakukan pemeriksaan laboratorium. Bersama dengan dokter menentukan jenis kontrasepsi yang cocok. 2. Pasien Akseptor KB a. Akseptor membawa surat pengantar dari dokter bangsal, dokter prktek, paramedis, atau datang sendiri. b. Petugas PKBRS mencatat dalam buku register c. Petugas PKBRS menyiapkan kartu status akseptor KB (K/IV) dan kartu tanda akseptor (K/I). d. Petugas PKBRS memberikan penjelasan kepada akseptor KB tentang tata tertib dan kewajiban yang harus dipenuhi termasuk cara pembayaran. e. Petugas PKBRS menyerahkan aksptor KB dan berkas kartu status akseptor KB dan kartu tanda akseptor kepada paramedis bertugas. 3. Tindakan Pelayanan Kontrasepsi a. Paramedis menyiapkan peralatan, instrumen dan alat – alat implan a) Meja periksa untuk tempat tidur b) Penyangga lengan c) Sabun mencuci tangan d) 2 kapsul implan dalam satu kemasan steril e) Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering f) 3 mangkok steril atau DTT g) Sepasang sarung tangan steril/DTT h) Larutan antiseptik i) Anestesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin) j) Tabung suntik 3/5 cc dan jarum suntik k) Trokar nomor 10 dengan pendorongnya l) Skalpel no 11 m) Kasa steril dan kasa pembalut b. Paramedis bersama koasisten memberikan alat implant c. Paramedis bersama koasisten menyiapkan akseptor KB untruk pasangan inpant. d. Dokter bersama koasisten melakukan pemasangan inpant dengan cara : a) Lakukan anestesi lokal intrakutan dan subdermal b) Pegang skalpel dengan sudut 45O, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang dan dalam c) Trokar dipegang dengan ujung yang tajam mengahdap keatas. Tanda 1 dekat pangkal menunjukkan batas masukknya trokar sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda 2 dekat ujung menunjukkan batas pencabutan trokar setelah memasang setiap kapsul d) Masukkan ujung trokar pada luka insisi dengan posisi 45O kemudian turunkan 30O saat memasuki lapisan subdermal dan sejajar permukaan kulit saat mendorong hingga tanda 1 e) Untuk meletakkan kapsul tepat dibawah kulit, angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati kearah tanda 1. f) Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul kearah ujung trokar sampai terasa ada tahanan. g) Tahan pendorong ditempatnya kemudian tarik trokar dengan mengggunakan ibu jari dan telunjuk mendekati pangkal pendorong sampai tanda 2 muncul di luka insisi dan pangkalnya menyentuk pegangan pendorong. h) Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar i) Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar kearah lateral kakan dan kembalikan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutknya geser trokar sekitar 30O, mengikuti pola hrurf V pada lengan (fiksasi kapsul pertama dengan telunjuk) dan masukkan kembali trokar mengikuti alur V sebelahnya sampai tanda 1. Pendorong diputar 180 O berlawanan dengan arah jarum hingga ujungnya mencapai pangkal kapsul kedua dan trokar ditari kembali kearah pangkal pendorong. j) Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kedua kapsul telah terpasang. k) Keluarkan trokar perlahan. Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa antiseptik. l) Gunakan pelster dengan kasa steril untuk menutup luka insisi.Tutup daerah pemasangan dengan pembalut. m) Lakukan dekontaminasi alat dan sarung tangan segera setelah pemakaian. Dekontaminasi juga jarum dan alat suntik, pendorong, dan trokar. e. Dokter memberikan pengobatan dan tindakan terhadap efek samping kontrasepsi. f. Paramedis mengembalikan akseptor KB dan memanggil petugas bangsal untuk menjemput akseptor dari bangsal. g. Dokter membuat laporan tindakan pemasangan kontrasepsi implant.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan 3. PKBRS 4. Bidang Pelayanan Medik 5. Komite Medik