Vous êtes sur la page 1sur 2

6.

Antagonis ADH (Katzung, 2010)

1) Farmakodinamik
Menghambat efek ADH pada duktus kolektivus dengan menurunkan pembentukan
cyclic adenosine monophospate (cAMP) sebagai respon ADH dan berinterferensi
dengan kerja cAMP pada sel tubulus kolektivus.

2) Farmakokinetik
A : diabsorpsi di usus dengan bioavailabilitas 60-70%. D : terikat protein 40-80%.
Terdistribusi secara luas pada jaringan dan cairan tubuh kecuali cairan serebrospinal.
M : dimetabolisme di hati. E : diekskresikan melalui urin 50%, feses 40%, dan
empedu 10%.

3) Indikasi
Syndrome of Inappropiate ADH Secretion (SIADH) dan penyakit lain yang
menngkatkan ADH seperti gagal jantung atau penyakit hati. Obat antagonis ADH
diberikan pada penyakit-penyakit tersebut jika terapi restriksi cairan gagal. Antibiotik
golongan intermediate acting tetracycline untuk infeksi mikoplasma,
klamidia, riketsia, dan spirochaeta.

4) Kontraindikasi
Pasien dengan penyakit hati dan anak kurang dari 12 tahun (ditimbun di dalam gigi
menyebabkan perubahan warna dan displasia enamel). Kehamilan karena melewati
sawar darah plasenta.

5) Efek samping
Gagal ginjal akut. Mual, anoreksia, diare

6) Interaksi obat
Demeclocycline berikatan dengan kation seperti kalsium, besi, dan magnesium
sehingga dihindari pemberian secara oral dengan sumber kation tersebut (susu dan
antasida).

7) Dosis dan sediaan


600-1200 mg/hari dengan kadar plasma darah pada 2 μg/mL. Sediaan oral
(Declomycin, Declostatin, Ledermycin) tablet 150 mg dan 300 mg, kapsul 150 mg.
Efek Samping penggunaan diuretik dapat menyebabkan gangguan elektrolit dan
cairan tubuh. Oleh karena itu selama pemberian diuretik harus memantau tanda dan
gejala dari gangguan elektrolit dan cairan tubuh.
Tanda dan gejala gangguan elektrolit dan cairan tubuh
1. Dehidrasi
 Haus
 Turgor kulit menurun
 Mukosa kering
 Kelemahan
 Pusing
 Demam
 Pengeluaran urin sedikit

2. Hiponatremia (natrium normal 132-145 mEq/L)


 Dingin
 Penurunan turgor kulit
 Bingung
 Rewel, mudah marah
 Takikardi

3. Hipomagnesemia (magnesium normal 1,5-2,5 mEq/L atau 1,8-3 mg/dL)


 Kaku tungkai dan kaki
 Hipertensi
 Takikardi
 Tremor
 Refleks tendon dalam hiperaktif
 Bingung
 Halusinasi visual atau pendengaran
 Parastesia

4. Hipokalemia (kalium normal 3,5-5 mEq/L)


 Bingung
 Aritmia jantung
 Perasaan hanyut

5. Hiperkalemia
 Rewel dan mudah marah
 Gelisah atau cemas
 Mual
 Diare
 Aritmia jantung
 Gangguan abdomen
Efek samping paling sering dan mengancam nyawa adalah hipokalemia.

Bertram, G. Katzung. 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 10. Jakarta: EGC.

Vous aimerez peut-être aussi