Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1. AL-QUR’AN
Terminologi = Al-Qur’an adalah Kalam Allah swt. yang merupakan mu’jizat yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw., ditulis dalam Mushaf, diriwayatkan secara
mutawatir dan membacanya adalah ibadah.
FUNGSI AL-QUR’AN
KANDUNGAN AL-QUR’AN
1. Prinsip-prinsip keimanan kepada Allah swt., malaikat, rasul, hari akhir, qadha dan
qadar, dan sebagainya.
2. Prinsip-prinsip syari’ah baik mengenai ibadah khusus maupun ibadah umum
sepertiperekonomian, pemerintahan, pernikahan, kemasyarakatan dan sebagainya.
3. Janji dan ancaman.
4. Kisah para nabi dan Rasul Allah swt. serta umat-umat terdahulu ( sebagai i’tibar /
pelajaran ).
5. Konsep ilmu pengetahuan, pengetahuan tentang masalah ketuhanan ( agama ),
manusia, masyarakat maupun tentang alam semesta.
2. AS-SUNNAH / HADIS
Etimologi = jalan / tradisi, kebiasaan, adat istiadat, dapat juga berarti undang-undang yang
berlaku.Terminologi = berita / kabar, segala perbuatan, perkataan dan takrir ( keizinan /
pernyataan ) Nabi Muhammad saw.
Merupakan sumber ajaran Islam yang kedua. Sunnah merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh
Rasulullah baik dari segi perkataan, perbuatan maupun ketetapan atau persetujuan Rasulullah
terhadap apa yang dilakukan oleh para sahabatnya.
Menurut ulama Salaf, As-Sunnah ialah petunjuk yang dilakukan oleh Rasulullah dan para
sahabatnya, baik tentang ilmu, i’tiqad (keyakinan), perkataan maupun perbuatannya.
As-Sunnah berfungsi untuk memperjelas, menafsirkan isi atau kandungan dari ayat-ayat Al-
Qur’an dan memperkuat pernyataan ayat-ayat Al-Qur’an serta mengembangkan segala
sesuatu yang samar-samar atau bahkan tidak ada ketentuannya di dalam Al-Qur’an.
Hadits atau sunnah dilihat dari segi jumlah orang yang menyampaikannya, diantaranya:
Shahih yakni hadits yang benar dan sehat tanpa ada keraguan atau kecacatan.
Hasan yakni hadits yang baik, memenuhi syarat seperti hadits shahih, letak
perbedaannya hanya dari segi kedhobitannya (kuat hafalan). Hadits shahih
kedhobitannya lebih sempurna daripada hadits hasan.
Dhaif yakni hadits yang lemah.
Maudhu yakni hadits yang palsu atau dibuat-buat.
Apabila as-Sunnah / Hadits tidak berfungsi sebagai sumber hukum, maka kaum muslimin
akan mengalami kesulitan-kesulitan seperti :
Sekalipun al-Qur’an dan as-Sunnah sama-sama sebagai sumber hukum Islam, namun diantara
keduanya terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup prinsipil, antara lain sebagai berikut :
– Tidak seluruh Hadits dapat dijadikan pedoman hidup karena disamping ada
Hadits Shahih, ada pula Hadits yang Dhaif .
PENGERTIAN IJTIHAD
Terminologi = usaha yang sungguh-sungguh oleh seseorang ulama yang memiliki syarat-
syarat tertentu, untuk merumuskan kepastian hukum tentang sesuatu ( beberapa ) perkara
tertentu yang belum ditetapkan hukumnya secara explisit di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.
LAPANGAN IJTIHAD
Perkara yang sama sekali tidak ada nashnya di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.
Perkara yang ada nashnya, tetapi tidak Qath’i ( mutlak ) wurud ( sampai / muncul )
dan dhalala ( kesesatan ) nya.
Perkara hukum yang baru tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
KEDUDUKANIJTIHAD
Berbeda dengan al-Qur’an dan as-Sunnah, Ijtihad sebagai sumber hukum Islam yang ketiga
terikat dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Yang ditetapkan oleh Ijtihad tidak melahirkan keputusan yang absolut, sebab Ijtihad
merupakan aktivitas akal pikiran manusia yang relatif. Sebagai produk pikiran
manusia yang relatif, maka keputusan Ijtihad pun relatif.
2. Keputusan yang diterapkan oleh Ijtihad mungkin berlaku bagi seseorang, tetapi tidak
berlaku bagi orang lain. Berlaku untuk satu masa / tempat, tetapi tidak berlaku pada
masa / tempat yang lain.
3. Keputusan Ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-Qur’an dan as-Sunnah.
4. Berijtihad mempertimbangkan faktor motivasi, kemaslahatan umum, kemanfaatan
bersama dan nilai-nilai yang menjadi ciri dan jiwa
Macam-macam Ijtihad
Ijma’
Yaitu kesepakatan para ulama (mujathid) dalam menetapkan suatu hukum-hukum
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi. Keputusan bersama yang
dilakukan oleh para ulama dengan cara ijtihad untuk kemudian dirundingkan dan disepakati.
Adapun hasil dari ijma’ adalah fatwa, yakni keputusan bersama para mujtahid yang
berwenang untuk diikuti seluruh umat.
Qiyas
Yaitu menggabungkan atau menyamakan. Artinya menetapkan suatu hukum atau suatu
perkara yang baru muncul, yang belum ada pada masa sebelumnya namun memiliki
kesamaan dalam sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu
sehingga dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya darurat, bila memang
terdapat hal-hal yang ternyata belum ditetapkan pada masa-masa sebelumnya.
Istihsan
Yaitu tindakan meninggalkan satu hukum kepada hukum lainnya disebabkan karena adanya
suatu dalil syara’ yang mengharuskan untuk meninggalkannya. Berbeda dengan Al-Quran,
Hadits, Ijma’ dan Qiyas yang kedudukannya sudah disepakati oleh para jumhur ulama sebagai
sumber hukum Islam. Istihsan ini adalah salah satu cara yang digunakan hanya oleh sebagian
ulama saja.
Maslahah Mursalah
Yakni kemaslahatan yang tidak disyari’atkan oleh syar’i dalam wujud hukum, dalam rangka
menciptakan kemaslahatan, disamping tidak terdapat dalil yang membenarkan atau
menyalahkan.
Sududz Dzariah
Yakni tindakan dalam memutuskan sesuatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi
kepentingan dan kemaslahatan umat.
Istishab
Yakni menetapkan ssuatu keadaan yang berlaku sebelumnya hingga adanya dalil yang
menunjukkan adanya perubahan keadaan itu. Atau menetapkan berdasarkan hukum yang
ditetapkan pada masa lalu secara abadi berdasarkan keadaan, hingga terdapat dalil yang
menunjukkan adanya perubahan.
Urf
Yaitu segala sesuatu yang sudah dikenal oleh manusia karena telah menjadi kebiasaan, adat
atau tradisi baik bersifat perkataan, perbuatan atau dalam kaitannya dengan meninggalkan
perbuatan tertentu.