Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
ANITA KUSUMAWATI
R. 1109003
Disusun oleh :
Anita Kusumawati
NIM. R1109003
Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua TIM KTI
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh :
Anita Kusumawati
NIM. R1109003
Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan
Ketua Program Studi D IV Kebidanan FK UNS
iii
ABSTRAK
Dari hasil uji chi square didapat x2 = 33,033 dengan P value = 0,000 (P < 0,05)
yang berarti adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang
IMD dengan praktek inisiasi menyusu dini di RB Harapan Bunda Pajang
Surakarta.
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
hidup
Melakukan sesuatu dengan ikhlas dan senang akan menjadikan segala sesuatu
dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar (Al-
Baqarah : 153)
PERSEMBAHAN
Ilmiah ini
langkahku
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
dengan judul ”Hubungan Antara Pengetahuan Ibu tentang IMD dengan Praktek
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
2. dr. Tri Budi Wiryanto, SpOG (K), selaku Ketua Program Studi DIV
5. dr. Anik Lestari, M.Kes selaku penguji yang telah mengarahkan dan
ini.
6. dr. Mochammad Arif TQ, M.S. PHK, selaku Ketua Tim Karya Tulis
Ilmiah.
vi
7. Ibu Hj.Sumarmi, AM.Keb selaku Pimpinan RB Harapan Bunda Pajang
Surakarta.
penelitian.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
mendatang.
Surakarta, 2010
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... iv
1. Pengetahuan .......................................................................... 5
viii
B. Kerangka Konsep ........................................................................ 18
C. Hipotesis ..................................................................................... 19
A. Kesimpulan ................................................................................ 38
B. Saran-saran ................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 40
LAMPIRAN – LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
IMD
Praktek IMD
IMD
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
adalah kelahiran seorang bayi. Tetapi kadang-kadang bayi lahir tidak sesuai
dengan harapan seperti bayi yang sehat, cukup bulan dan lain-lain. Apalagi
bayi yang lahir adalah bayi kecil yang memerlukan perawatan intensif,
susu ibu pada semua bayi prematur tanpa memandang besar kecilnya bayi atau
siap tidaknya si ibu untuk menyusui. Hal ini dianut karena air susu ibu
adalah dengan metode breast crawl di mana segera setelah bayi lahir ia
diletakkan di perut ibu dan dibiarkan merangkak untuk mencari sendiri puting
menunjukkan, 16% kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI pada
bayi sejak hari pertama kelahirannya. Angka ini naik menjadi 22% jika
1
2
pemberian ASI dimulai dalam satu jam pertama setelah kelahiran bayi (Roesli,
2008).
IMD dapat melatih motorik bayi dan sebagai langkah awal untuk
membentuk ikatan batin antara ibu dan anak. Sebaiknya, bayi langsung
Sebenarnya, bayi yang lahir dalam kondisi normal dengan kelahiran tanpa
operasi bisa menyusu kepada ibunya tanpa dibantu pada waktu sekitar satu
jam.
Kondisi ini tidak terjadi dalam kelahiran dengan operasi caesar. Maka,
Prasetyono, 2009).
Dari hasil penelitian dalam dan luar negeri tersebut, ternyata IMD
tidak hanya menyukseskan pemberian ASI eksklusif. Lebih dari itu, terlihat
hasil yang nyata, yaitu menyelamatkan nyawa bayi. Oleh karena menyusu di
satu jam pertama bayi baru lahir sangat berperan dalam menurunkan angka
kematian bayi maka tema perayaan pekan ASI dunia (World Breastfeeding
Week) tahun 2007 mengangkat tentang IMD. Menyusu pada satu jam pertama
bukan metode ibu menyusui bayi, tetapi bayi yang harus aktif menemukan
3
sendiri puting susu ibu. Metode ini mempunyai manfaat yang besar untuk bayi
maupun sang ibu yang baru melahirkan. Akan tetapi, kurangnya pengetahuan
Pada tahun 2008 dari penelitian yang diambil Charomah dengan judul
Dini di UPTD Rumah Sakit Daerah Kota Surakarta dapat disimpulkan ada
IMD, ini berarti bahwa ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang
IMD mereka akan melakukan praktek IMD secara baik pula. Adapun
ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang IMD dengan praktek IMD.
B. RUMUSAN MASALAH
tentang IMD dengan Praktek Inisiasi Menyusu Dini di RB. Harapan Bunda
Pajang Surakarta ?”
4
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Aplikatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengetahuan
a. Definisi
(Notoatmodjo,2007).
(2007)
6 tingkatan, yaitu :
1) Tahu (know)
5
6
2) Memahami (comprehension)
3) Aplikasi (aplication)
(sebenarnya).
4) Analisis (analysis)
sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
6) Evaluasi (evaluation)
Notoatmodjo (2007):
1) Sosial ekonomi
tinggi pula.
sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.
3) Pendidikan
4) Pengalaman
banyak.
5) Informasi
berurutan, yaitu :
tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi.
tahap di atas.
seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif,
a. Definisi
menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir,
Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast
sebagai berikut:
1) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain
kering.
kedua tangannya
ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti
tahun 2005, kulit dada ibu yang melahirkan satu derajat lebih panas
dari ibu yang tidak melahirkan. Jika bayinya kedinginan,suhu kulit ibu
Pentingnya kontak kulit bayi dan ibu segera setelah lahir dan
2) Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung
kulit ibunya dan akan menjilat-jilat kulit ibu menelan bakteri baik
lingkungan. .
karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah
berasal dari susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat
awal.
susu dan. sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada puting ibu
Cairan emas ini kadang juga dinamakan the gift of life. Bayi yang
merupakan ASI istimewa yang kaya akan zat yang berguna bagi
9) Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya
hypnobirthing.
melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini
13
6) Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu, ibu dapat merangsang bayi
susu.
beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih, dukungan ayah akan
sectio cacsarea.
setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif,
10) Rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar). Selama 24
kulit ibu dengan kulit bayi menurut Roesli (2008), antara lain :
14
bayinya
5) Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk, sehingga ibu dan bayi
susu ibu.
dan bayi bisa bersatu. Sambil bayi mencari puting susu ibunya,
5) IMD dan ASI eksklusif membuat bayi lebih sehat, cerdas dan saleh
3) Meningkatkan kecerdasan
meningkatkan hubungan / ikatan tali kasih ibu dan bayi baru lahir
any infant. Both the World Health Organization (WHO) and many
advise that children be exlusively breastfed for a half year from birth
akan mendapatkan ASI saja dan setelah itu tetap mendapatkan ASI
B. KERANGKA KONSEP
Variabel Bebas
Pengetahuan Ibu
Tentang IMD
Variabel Terancu
Faktor-faktor yang 1. Respon bidan
mempengaruhi praktek 2. Respon ibu
3. Lingkungan tempat
Inisiasi Menyusu Dini yaitu persalinan
Pengetahuan Ibu 4. Dukungan keluarga
Variabel Terikat
Variabel Terikat
Praktek Inisiasi Menyusu Dini
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
C. HIPOTESIS
“Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang IMD dengan praktek inisiasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
praktek inisiasi menyusu dini dengan pengetahuan ibu tentang IMD. Cross
yang pengukuran variabel- variabelnya hanya dilakukan satu kali pada satu
C. POPULASI PENELITIAN
1. Populasi target
dan menjadi sasaran penelitian, pada penelitian ini yang menjadi populasi
20
21
2. Populasi Aktual
Populasi aktual pada penelitian ini adalah ibu bersalin normal dengan bayi
50 orang.
Sampel dari penelitian ini yaitu ibu bersalin normal dengan bayi sehat
digunakan pada penelitian ini adalah teknik insidental sampling yaitu semua
ibu bersalin dengan bayi sehat pada saat penelitian ini berlangsung dijadikan
sebagai sampel.
E. KRITERIA RESTRIKSI
1. Kriteria inklusi:
b. Bayi sehat
2. Kriteria eksklusi :
F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Variabel Bebas
Baik : 76 – 100%
2. Variabel terikat
didada ibunya yang sudah dialasi kain kering dan bayi dibiarkan
Diukur dengan :
3. Karakteristik responden.
a) Umur ibu
Umur ibu adalah umur ibu yang sesuai dengan jawaban pada kuesioner
b) Pendidikan ibu.
c) Pekerjaan ibu.
Pekerjaan ibu adalah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh ibu dalam
1. Intervensi
2. Instrumentasi
kuesioner pengetahuan tentang IMD pada tingkat tahu dan paham yaitu
benar diberi skor 1 (satu) dan bila jawaban salah diberi skor 0 (nol).
dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total
a) Uji Validitas
nilai r hitung diperoleh lebih besar dari r tabel, adapun rumus Produks
N xy x y
rxy =
N x 2
x
2
N y 2
y
2
Keterangan:
x : Pertanyaan
y : Skore total
N : Jumlah populasi
dengan praktek inisiasi menyusu dini dari 40 soal menjadi 32 soal, dan
yang tidak valid pertanyaan nomer 3, 9, 11, 15, 22, 24, 33 dan 37.
b) Uji Reliabilitas
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
2 x r1/ 2 1/ 2
r11 =
1 r 1/ 2 1/ 2
Keterangan:
r1/2 1/2 : rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua
belahan instrumen.
Dari uji reliabilitas dengan rumus r1 > r hitung maka dari hasil
secara komputerisasi dengan langkah SPSS 12.0 for windows dan disajikan
27
berikut ;
1. Pengolahan data
a. Editing
b. Coding
c. Tabulating
disiapkan.
2. Analisa data.
a. Analisa Univariat
b. Analisis Bivariat
(Sugiyono, 2005)
fo fh 2
2
x = fh
Keterangan :
x2 : chi kuadrat
praktek inisiasi menyusu dini, namun jika nilai p > 0,005 maka dapat
BAB IV
HASIL PENELITIAN
sebagai berikut :
26-35 tahun 30 60
36-45 tahun 8 16
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer, Juni-Juli 2010
29
30
SMP 8 16
SMA 21 42
D3 6 12
S1 9 18
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer, Juni-Juli 2010
IRT 11 22
Pedagang 7 14
Buruh 7 14
Guru 6 12
Wiraswasta 8 16
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer, Juni-Juli 2010
11 orang (22%).
32
Pengetahuan
Frekuensi
Ibu
Persentase
R
IMD (%)
Baik 38 76
Cukup 5 10
Kurang 7 14
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer, Juni-Juli 2010
Tidak melakukan 12 24
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer, Juni-Juli 2010
Cukup 5 10 2 4 3 6
Kurang 7 14 - - 7 14
Jumlah 50 100 38 76 12 24
Sumber : Data primer, Juni-Juli 2010
34
praktek IMD.
ibu bersalin dengan praktek inisiasi menyusu dini, ini berarti bahwa
BAB V
PEMBAHASAN
Dimasa ini seorang wanita memulai kodratnya sebagai seorang wanita yaitu
Dari hasil penelitian menurut tingkat pendidikan ibu tentang IMD yang
dan IMD.
besar mempunyai pekerjaan swasta dan sebagai ibu rumah tangga.Bekerja sebagai
swasta seseorang lebih banyak bersosialisasi dengan orang untuk saling bertukar
pengetahuan tentang IMD. Sebagai ibu rumah tangga seseorang lebih banyak
untuk memberikan ASI secara eksklusif dan mempunyai waktu lebih banyak
dan RW, arisan PKK untuk dapat menambah informasi atau saling bertukar
pengetahuan dan pengalaman tentang IMD dan pemberian ASI sedini mungkin,
35
36
seseorang yang lebih luas, sedangkan di era globalisasi ini pengetahuan mudah
didapatkan melalui media elektronik maupun media cetak. Seperti yang dikatakan
oleh Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
seseorang.
Dari hasil uji chi square didapat x2 = 33,033 dengan P value = 0,000 (P <
pengetahuan ibu tentang IMD dengan praktek inisiasi menyusu dini di RB.
Harapan Bunda Pajang Surakarta. Hal ini diperlihatkan dengan pengetahuan baik
pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Menurut Notoatmodjo (2007) salah
pendidikan maka ia akan mudah menerima dan menyesuaikan diri dengan hal-hal
yang baru. Sedangkan pada ibu yang pengetahuannya cukup dan kurang yang
tidak melakukan praktek inisiasi menyusu dini, menurut Roesli (2008) ada
37
kedinginan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusu bayinya pada 1 jam pertama,
tenaga kesehatan kurang tersedia dan kurang merespon adanya praktek IMD,
kamar bersalin yang kurang tersedia dan kurang merespon adanya praktek IMD,
kamar bersalin yang sibuk, ibu bersalin dengan sectio caesaria yang dijahit,
pemberian suntikan vitamin K dan tetes mata segera setelah bayi baru lahir. Dari
hasil tabulasi silang tersebut diatas bahwa sebagian besar ibu yang bersalin di RB
Menyusu Dini dan mereka melakukan praktek IMD. Dari hasil penelitian
sejak lahir. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu bayi, waktu
menyusu kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, kontak yang dini akan sangat
besar pengaruhnya pada perkembangan bayi kelak, interaksi yang timbul waktu
bayi menyusu pada ibunya akan menimbulkan rasa aman bagi bayi, perasaan
aman ini penting untuk menimbulkan dasar kepercayaan pada bayi yaitu dengan
mulai mempelajari orang lain yaitu ibu maka akan timbul rasa percaya diri
(Roesli, 2008).
38
BAB VI
A. Kesimpulan
berikut :
swasta dan sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 11 orang (22%).
B. Saran-Saran
38
39
praktek IMD.
4. Bagi Bidan
DAFTAR PUSTAKA
Februhartanty, Judhiastuty. 2009. ASI dari Ayah Untuk Ibu dan Bayi. Jakarta :
Semesta Media.
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data 9 (Cetakan III). Jakarta: Salemba Medika.
JNPK.KR, POGI, IDAI, IBI, Dep.Kes RI. 2007. Asuhan Persalinan Normal
Bahan Tambahan Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta.
Prasetyono Dwi, Sunar. 2009. Buku Pintar ASI Esklusif (Cetakan I). Jogjakarta :
Diva Press.
Purwanti Hubertin, Sri. 2004. Konsep Penerapan ASI Esklusif (Cetakan I).
Jakarta; EGC.
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eklusif (Cetakan I) Jakarta :
Pustaka Bunda.
Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan (Cetakan I). Jakarta :
EGC.
40