Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1. Alat penyambung baut harus dibuat dari baja St. 37 atau dari besi yang
mempunyai kekuatan paling sedikit seperti St. 37.
2. Lubang baut harus dibuat secukupnya saja dan kelonggaran tidak boleh
lebih dari 1,5 mm.
3. Garis tengah baut paling kecil harus 10 mm (3/8”), sedangkan untuk
sambungan, baik bertampang satu maupun bertampang dua, dengaan tebal
kayu lebih besar dari 8 cm, harus dipakai baut dengan garis tengah paling kecil
12,7 mm (1/2”).
4. Baut harus disertai pelar ikutan yang tebalnya minimum 0,3 d dan maksimum 5
mm dengan garis tengah 3 d, atau jika mempunyai bentuk persegi empat,
lebarnya 3 d, di mana d = garis tengah baut. Jika bautnya hanya sebagai
pelengkap, maka tebal pelat ikutan dapat diambil minimum 0,2 d dan
maksimum 4 mm.
5. Sambungan dengan baut dibagi dalam 3 golongan menurut kekuatan kayu, yaitu
golongan-golongan I, II dan III. Agar sambungan dapat memberi hasil kekuatan
yang sebaik-baiknya (uitgenut), hendaknya diambil dari angka-angka yang
tertera di bawah ini (gambar 2).
Golongan I :
Sambungan bertampang satu :
b = 4,8
= 50 db1 (1 – 0,6 sin ) atau
= 240 d2 (1 – 0,35 sin )
Sambungan bertampang dua :
b = 3,8
b1
S
b1<b2
b2
S
1S
b1 b 3 b 1
b2
S
1S
2
Golongan II :
b = 5,4
b = 4,3
Golongan III :
b = 6,8
b = 5,7
6. Jika pada sambungan bertampang satu, salah satu batangnya adalah dari besi
(baja) atau pada sambungan bertampang dua pelat-pelat menyambungnya dari
besi (baja), maka harga-harga S dalam rumus-rumus tersebut dapat dinaikkan
25%.
7. Apabila baut tersebut dipergunakan pada konstruksi dalam keadaan selalu
terendam dalam air atau untuk bagian konstruksi yang tidak terlindung dan
kemungkinan besar kadar lengas kayu akan selalu tinggi, maka di dalam
perhitungan, kekuatannya harus dikalikan dengan angka 2/3. Apabila baut
tersebut dipergunakan untuk konstruksi yang tidak terlindung tetapi kayu
itu dapat mengering dengan cepat, maka didalam perhitungan, kekuatanya harus
dikalikan dengan angka 5/6.
8. Untuk bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh mua-tan tetap dan
muatan angin atau untuk bagian-bagian konstruksi yang tegangannya
diakibatkan oleh muatan tetap dan muatan tidak tetap, maka kekuatan
sambungan dapat dinaikkan dengan 25%.
9. Penempatan baut-baut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (gambar 3)
a. Arah gaya sejajar demgam arah serat kayu.
Jarak minimum:
antara sumbu baut dan ujung kayu (kayu muka) yang dibebani .........7
d dan 10 cm
antara sumbu baut dalam arah gaya............ 6 d
antara sumbu baut dalam arah tegak lurus gaya …….. 3 d
antara sumbu baut dengan tepi kayu............ 2 d
d
2d
3d
2d
6d 6d
5d
5d
5d
2d
10 cm
7d
3d
3d
d
56
2d
2d
d
d
5-6
5-6
d
5 -6
7d m
c
2d
2d
10
3d
- 3d
c. Arah gaya membentuk sudut (0o < 90o) dengan arah gaya serat kayu
Jarak minimum :
antara sumbu baut dan tepi kayu yang dibebani alam arah gaya,
ditentukan dengan menginterpolasi lurus di antara harga
......................…. 5 d dan 6 d
tetapi harus juga dipenuhi jarak minimum antara sumbu baut
dan tepi kayu yang dibebani ……………………………… 2 d
antara sumbu baut dan sumbu baut dalam arah gaya ditentukan dengan
nilai interpolasi lurus di antara harga ……………………….. 5 d dan
6d
antara sumbu baut dan tepi kayu yang tidak dibebani
……………………………… 2 d
antara baris baut dan baris baut dalam arah gaya …… 3 d