Vous êtes sur la page 1sur 6

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No.

4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 - 2493

VALIDASI METODE UNTUK PENETAPAN KADAR CIPROFLOXACIN DALAM


SEDIAAN TABLET DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

Herlinda I.P Tjaboali1), Fatimawali1), Defny S. Wewengkang1)


1)
Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT Manado

ABSTRACT

Ciprofloxacin is anantibiotic from fluoroquinolon group which is the most widely used.
Nowadays people prefer branded drugs than generic drugs. They assume that branded drugs
were more effective than generic drugs. Eventhough drugs with the same active content will
give same therapeutic effect. This research aims to determine validation and levels of
ciprofloxacin tablet by UV spectrophotometry and comparing the results with levels
regulation by USP30. The determination of ciprofloxacin in tablet preparation were tested its
validation according to accuracy parameter used standard addition method, presisition, limits
of detection and limits of quantitative. The validation with analysis method obtained standard
deviation value is 13.3931, coefficient of variation is 0.0258%, and value accuracy is 96.1%.
The linearity value was obtain r = 0,9978 with limits of detection is 0.54 ppm and limits of
quantitative is 1.8 ppm. The results showed that ciprofloxacin levels in tablet preparation
with trade name and generic were 929 ± 0,758 ppm, 1,030 ± 0,004 ppm, 947,3 ± 0,773 ppm
and6,63 ± 0,994 ppm . It showed that all the trade name and generic tablets that examined
fulfill the standard regulation of tablets byUSP30.
Key words : Ciprofloxacin, Validation, Ultraviolet Spectrophotometry.

ABSTRAK

Ciprofloxacin merupakan antibiotik yang berasal dari golongan fluorokuinolon yang


paling banyak digunakan. Saat ini masyarakat lebih memilih obat merek dagang
dibandingkan obat generik. Mereka menganggap obat merek lebih berkhasiat dibanding obat
generik. Padahal obat dengan zat aktif yang sama akan memberikan efek terapi yang sama
sesuai kadarnya. Tujuan penelitian ini untuk menentukan validitas dan melakukan penetapan
kadar Ciprofloxacin dalam sediaan tablet secara spektrofotometri UV serta membandingkan
hasil yang diperoleh dengan persyaratan kadar yang ditetapkan USP 30 (2007). Penetapan
kadar Ciprofloxacin dalam sediaan tablet diuji validitasnya berdasarkan parameter akurasi
dengan metode penambahan baku, presisi, batas deteksi (LOD) dan batas kuantitatif (LOQ).
Hasil validasi metode analisis yang dilakukan diperoleh nilai standar deviasi (SD) sebesar
13,3931, koefisien variasi (KV) sebesar 0,0258%, dan nilai ketepatan sebesar 96,1%.
Diperoleh nilai linearitas sebesar r = 0,9978 dengan batas deteksi (LOD) 0,54 ppm dan batas
kuantitatif (LOQ) sebesar 1,8 ppm. Hasil penelitian menunjukkan kadar Ciprofloxacin dalam
sediaan tablet dengan nama dagang dan generik secara berturut-turut adalah 929 ± 0,758
ppm, 1,030 ± 0,004 ppm, 947,3 ± 0,773 ppm dan 6,63 ± 0,994 ppm. Ini menunjukkan bahwa
semua tablet yang diperiksa baik yang generik maupun merek dagang memenuhi standar
persyaratan tablet menurut USP 30 (2007).

Kata kunci : Ciprofloxacin, Validasi, Spektrofotometri Ultraviolet

276
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN di fasilitas pelayanan kesehatan


Antibiotik adalah senyawa organik pemerintah (Depkes, 1989).
yang dihasilkan oleh spesies Menurut Undang-undang No.23 tahun
mikroorganisme tertentu dan bersifat 1992 pasal 40 ayat 1 tentang kesehatan
toksik bagi spesies mikroorganisme lain. bahwa obat dan bahan obat harus
Sifat toksik senyawa antibiotik dapat memenuhi standar farmakope dan buku
menghambat pertumbuhan bakteri (efek standar lainnya. Salah satu parameter obat
bakteriostatik) atau langsung membunuh tersebut dikatakan memenuhi standar
bakteri (efek bakteriosida) (Sumardjo, apabila kadar zat berkhasiat yang
2008). Golongan Fluorokuinolon adalah terkandung di dalamnya memenuhi
antibiotik yang sangat aktif, memiliki persyaratan Farmakope. Persyaratan kadar
spektrum luas dan banyak digunakan baik untuk sediaan tablet Ciprofloxacin
pada manusia maupun hewan. menurut USP 30 yaitu mengandung
Fluorokuinolon memiliki kelebihan Ciprofloxacin tidak kurang dari 90,0%
karena dapat melawan berbagai jenis dan tidak lebih dari 110,0%.
patogen multiresisten disebabkan cara Berdasarkan penelitian Sari (2013)
kerjanya yang melalui target – target yang Ciprofloxacin dapat ditentukan kadarnya
berbeda dari golongan antimikroba lain. dengan Spektrofotometri. Dilihat dari
Mekanisme resistensi fluorokuinolon juga strukturnya ciprofloxacin yang
tidak seperti kebanyakan mekanisme mempunyai gugus kromofor (ikatan
resistensi dari antibiotik lain, yaitu tidak rangkap terkonjugasi), maka senyawa ini
melalui plasmid atau integron. dapat menyerap radiasi pada panjang
Secara umum ada dua penggolongan gelombang di daerah ultraviolet.
obat yang dikenal dimasyarakat yaitu Ciprofloxacin memiliki serapan
golongan obat generik dan obat merek maksimum dalam larutan akuades pada
dagang. Masyarakat akan memilih obat panjang gelombang 278 nm.
merek dagang walaupun harganya lebih Penelitian ini menggunakan metode
mahal karena adanya anggapan spektrofotometri ultraviolet karena
masyarakat yang cenderung menilai metode ini memiliki banyak keuntungan
kualitas obat dengan melihat harganya, antara lain dapat digunakan untuk analisa
dimana mereka beranggapan bahwa obat suatu zat dalam jumlah kecil,
yang mahal lebih baik kualitasnya pengejaannya mudah, sederhana, cukup
dibandingkan obat yang murah harganya. sensitif dan selektif, biayanya relatif
Padahal obat dengan zat aktif yang sama murah dan mempunyai kepekaan analisis
akan memberikan efek terapi yang sama cukup tinggi (Munson, 1991).
sesuai kadarnya. Untuk mengatasi hal
tersebut, Departemen kesehatan telah METODOLOGI PENELITIAN
menetapkan peningkatan penggunaan obat
Bahan yang digunakan dalam
generik yang didukung dengan peraturan
penelitian ini ialah akuades, zat aktif
menteri kesehatan No.
Ciprofloxacin, tablet dagang Ramavex
085/Menkes/Per/I/1989, tanggal 28
dan Mecoquin, tablet generik
januari 1989 tentang kewajiban menulis
Ciprofloxacin (PT. Promedhahardjo) dan
resep dan atau menggunakan obat generik
Ciprofloxacin (PT. Bernofarm). Alat-alat

277
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 - 2493

yang digunakan pada penelitian ini ialah panjang gelombang maksimum. Dari data
satu unit alat Spektrofotometri UV hasil absorbansi, selanjutnya dihitung
(Shimadzu), neraca analitik, mortar dan persamaan kurva bakunya sehingga
stamper, dan alat gelas lainnya. diperoleh persamaan garis y = bx + a.

Pembuatan larutan induk baku Penentuan Limit of Detection (LOD)


Ciprofloxacin dan Limit of Quantitation (LOQ)
Ditimbang seksama sejumlah 48 Batas deteksi atau Limit of
mg Ciprofloxacin, dimasukkan kedalam Detection (LOD) adalah jumlah terkecil
labu ukur 100 mL, dilarutkan dan analit dalam sampel yang dapat dideteksi.
diencerkan dengan akuades hingga 60 mL Batas kuantitasi atau Limit of Quantitation
sehingga diperoleh larutan dengan (LOQ) merupakan kuantitas terkecil analit
konsentrasi 800ppm, larutan ini disebut dalam sampel.
larutan induk baku.
Ketelitian (Precision)
Penentuan Panjang Gelombang Dari larutan baku Ciprofloxacin
Serapan Maksimum 800 ppm dibuat larutan baku dengan
Dipipet 6,25 mL dari larutan baku konsentrasi 500 ppm dilakukan dengan
(800 ppm) dimasukkan ke dalam labu cara seperti pada pembuatan seri
ukur 10 mL, diencerkan dengan akuades konsentrasi. Larutan baku Ciprofloxacin
hingga garis tanda. Lalu dikocok sampai dengan konsentrasi 500 ppm tersebut
homogen sehingga diperoleh larutan dibaca absorbansinya pada panjang
dengan konsentrasi 500ppm. Kemudian gelombang maksimum. Uji ketelitian ini
ukur serapan pada panjang gelombang dilakukan dengan lima kali pengulangan.
200-400 nm.
Ketepatan (Accuracy)
Penetapan Operating Time Ditimbang 48 mg zat aktif
Dari larutan baku Ciprofloxacin Ciprofloxacin secara duplo, masing-
800 ppm dibuat larutan baku dengan masing dimasukkan kedalam labu ukur.
konsentrasi 500 ppm dengan cara seperti Pada salah satu labu takar ditambahkan 22
pada pembuatan seri konsentrasi. Larutan mL larutan baku Ciprofloxacin
baku dengan konsentrasi 500 ppm tersebut konsentrasi 800 ppm. Kedua sampel
dikocok hingga homogen dan dimasukkan tersebut ditambahkan akuades hingga
ke dalam kuvet kemudian dibaca volume 60 mL. Dikocok hingga homogen
absorbansinya pada panjang gelombang kemudian dari masing-masing larutan
maksimum sampai diperoleh absorbansi tersebut diambil 6,25 mL kemudian
yang relatif konstan dengan rentang diencerkan dengan akuades hingga
pembacaan setiap 1 menit sekali. volumenya tepat 10 mL lalu dibaca
absorbansinya pada panjang gelombang
Pembuatan Kurva Kalibrasi maksimum dan operating time. Uji
Ciprofloxacin ketepatan dilakukan dengan penambahan
Dipipet larutan induk baku dengan larutan baku 800 ppm dengan 5 kali
seri konsentrasi 500, 550, 600, 650, 700 pengulangan. Hasil absorbansinya
ppm didiamkan selama waktu operating
time kemudian dibaca absorbansinya pada

278
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 - 2493

digunakan untuk menghitung persen pergeseran pada panjang gelombang


perolehan kembali (recovery). tersebut.

Penetapan Kadar Ciprofloxacin dalam Penentuan operating time ditentukan


Sediaan Tablet dengan menggunakan panjang gelombang
Ditimbang 48 mg zat aktif maksimum yaitu 276 nm dengan
Ciprofloxacin kemudian dilarutkan konsentrasi 500 ppm menggunakan
dengan akuades hingga volumenya 60 mL spektrofotometri ultraviolet. Hasil
dari larutan tersebut diencerkan dengan penetapan operating time diambil dari
akuades seperti pada pembuuatan seri absorbansi yang stabil yaitu 0 – 5 menit.
konsentrasi hingga 1 ppm. Selanjutnya 20 Operating time yang digunakan adalah
tablet yang telah memenuhi keseragaman setiap 1 menit selama 10 menit.
bobot digerus hingga halus dan homogen
lalu sampel serbuk ditimbang dan Koefisien korelasi (r) yang
dilarutkan, dibuat perhitungan diperoleh dari kurva kalibrasi tersebut
penimbangan sampel untuk menentukan adalah 0,9978 dengan persamaan regresi y
berat sampel dan volume larutan yang = 0,0004x + 0,0274. Persamaan kurva
dibutuhkan masing-masing sampel dan kalibrasi merupakan hubungan antara
dilartkan hingga konsentrasi 800 ppm lalu sumbu x dan y. Konsentrasi yang
encerkan hingga konsentrasi 1 ppm, diperoleh dari hasil pengukuran
kemudian dibaca absorbansinya pada dinyatakan sebagai sumbu x sedangkan
panjang gelombang maksimum dan serapan yang diperoleh dari hasil
operating time. Penetapan kadar pengukuran dinyatakan sebagai sumbu y
dilakukan dengan pengulangan sebanyak dan persamaan regresi linear dari kurva
3 kali dan dilakukan terhadap 2 sampel kalibrasi yang diperoleh hubungan yang
tablet Ciprofloxacin generik dan 2 sampel liniear antara konsentrasi dan serapan
tablet Ciprofloxacin dagang. dengan koefisien korelasi. Harga koefisien
korelasi (r) yang mendekati 1 menyatakan
HASIL DAN PEMBAHASAN hubungan yang linear antara konsentrasi
dengan serapan yang dihasilkan dengan
Dari hasil yang diperoleh panjang
arti peningkatan nilai absorbansi analit
gelombang maksimum adalah pada
berbanding lurus dan signifikan dengan
panjang gelombang 276 nm dan
peningkatan konsentrasinya sesuai dengan
konsentrasi yang optimum yaitu pada
kriteria penerimaan untuk koefisien
konsentrasi 500 ppm dengan absorbansi
korelasi yang baik adalah r ≥ 0,997.
0,24. Konsentrasi ini dipilih karena peak
(Shargel, 1985).
pada konsentrasi ini menunjukkan hasil
yang baik dan sesuai dengan literatur yang
ada akan tetapi sedikit mengalami
pergeseran panjang gelombang dengan
literature yaitu 278 nm. Karena adanya
gugus auksokrom pada struktur
Ciprofloxacin yang mengakibatkan terjadi

279
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 - 2493

standar devisiasi (SD), koefisien variasi


(KV) serta ketelitian alat. Dari hasil yang
diperoleh menunjukkan nilai koefisien
variasi (KV) adalah 0,0258% sehingga
ketelitian alat yang diperoleh yaitu
99,97%. Menurut Harmita (2004), nilai
a 0.35
b KV < 2% menunjukkan bahwa metode
0.3 tersebut memberikan presisi yang baik.
s
o 0.25
r Hasil uji recovery yaitu 96,1%.
0.2 y = 0.0004x + 0.0274 Dari data tersebut menunjukkan bahwa
b
a 0.15 r² = 0.9957 metode yang digunakan memiliki
n ketepatan yang baik ditunjukkan dengan
0.1
s nilai recovery berada pada kisaran 80 –
i 0.05
110% sesuai dengan yang disyaratkan.
0 Nilai recovery menunjukkan kemampuan
0 200 400 600 800 metode untuk memberikan ketepatan
Gambar 1. Kurva Baku Larutan Baku pengukuran terhadap analit berdasarkan
Ciprofloxacin angka perolehan kembali.
Setelah mendapatkan kurva kalibrasi Hasil penetapan kadar
yang memenuhi persyaratan analisis, Ciprofloxacin dalam sediaan tablet dengan
selanjutnya menentukan batas deteksi nama dagang dan generik secara berturut-
(LOD) dan batas kuantitas (LOQ). Batas turut adalah 929 ± 0,758 ppm, 1,030 ±
deteksi yang diperoleh adalah 0,54 ppm 0,004 ppm, 947,3 ± 0,773 ppm dan 6,63 ±
artinya pada konsentrasi tersebut masih 0,994 ppm. Berdasarkan data yang
dapat dilakukan pengukuran sampel yang diperoleh menunjukkan kadar
memberikan hasil ketelitian suatu alat Ciprofloxacin dalam sediaan tablet
berdasarkan tingkat akurasi individual generik maupun dagang memenuhi
hasil analisis, sedangkan batas kuantitas persyaratan kadar yang tertera dalam USP
yang diperoleh adalah 1,8 ppm artinya 30 (2007) yaitu tidak kurang dari 90,0%
pada konsentrasi tersebut bila dilakukan dan tidak lebih dari 110%.
pengukuran masih dapat memberikan
kecermatan analisis. Batas deteksi Kesimpulan
merupakan konsentrasi analit terendah 1. Metode spektrofotometri ultraviolet
dalam sampel yang masih dapat dideteksi dapat digunakan untuk penetapan
(Harmita, 2006). kadar ciprofloxacin dalam sediaan
Uji ketelitian dilakukan dengan tablet karena dari hasil uji validasi,
menggunakan larutan baku Ciprofloxacin metode ini menunjukkan akurasi dan
dengan konsentrasi 500 ppm yang dibuat presisi yang baik yaitu nilai SD
sebanyak 5 kali untuk dilihat absoransinya sebesar 13,3931, KV sebesar 0,0258
pada panjang gelombang maksimum. Hasil dan nilai ketepatan sebesar 96,1%
absorbansi digunakan untuk menghitung dengan batas deteksi (LOD) 0,54 ppm
harga absorbansi dan konsentrasi rata-rata, dan batas kuantitatif (LOQ) 1,8 ppm.

280
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 - 2493

2. Hasil penetapan kadar Ciprofloxacin Shargel, L. 1985. Biofarmasetika dan


dalam sediaan tablet dengan nama Farmakokinetika Terapan.
dagang dan generik secara berturut- Penerjemah Fasich. Edisi Kedua.
Surabaya : Penerbit Universitas
turut adalah 929 ± 0,758 ppm, 1,030
Airlangga. Halaman 16
± 0,004 ppm, 947,3 ± 0,773 ppm dan
6,63 ± 0,994 ppm. Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan
3. Dari hasil penelitian menunjukkan Validasi Metode dan Cara
bahwa semua tablet yang diperiksa Perhitungan. Majalah Ilmu
baik yang generik maupun nama Kefarmasian. Vol. I, No. 3.
dagang memenuhi standar Halaman 117-128
persyaratan tablet menurut USP 30
Pharmacopeia USP, 2007. The National
(2007) yaitu mengandung Formulary. Edition 30. The United
Ciprofloxacin tidak kurang dari State Pharmacopeia Convention.
90,0% dan tidak lebih dari 110,0%. Page 1759-1760

DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan


Makanan, 1995.Farmakope
Sumardjo, D. 2008. Buku Panduan Kuliah Indonesia. Edisi IV. Departemen
Mahasiswa Kedokteran Program Kesehatan RI. Jakarta
Strata 1. Fakultas Bioeksata.
Jakarta : EGC
Undang-Undang RI. 1992. No.23 Tentang
Kesehatan. Presiden Republik
Indonesia, Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 1989. No. 085


Tentang Kewajiban Menulis Resep
dan atau Menggunakan Obat
Generik di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pemerintah.
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta

Sari, I. 2013. Analisis Kadar Ciprofloxacin


dalam Sediaan Tablet dengan
Metode Spektroskopi Near-Infrared
dan Kemometrik. Artikel Ilmiah
Hasil Penelitian Mahasiswa.
Fakultas Farmasi UNEJ. Jember

Munson, J. W. 1991. Analisis Farmasi


Metode Modern. Penerjemah :
Harjana. Parwa B. Surabaya.
Airlangga University Press. Hal
334

281

Vous aimerez peut-être aussi