Vous êtes sur la page 1sur 14

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI

DALAM KEPERAWATAN
“ENDOSKOPI”

oleh
Kelompok 8:
Meisita Tiara N NIM 112310101052
Auliya Hidayati NIM 132310101001
Ahmad Nasrullah NIM 132310101010
Dinda Krisdayanti NIM 142310101057
Widy Jatmiko NIM 142310101078
Ika Adelia Susanti NIM 142310101093
Aulia Ayu Puspita NIM 142310101115
Dewi Wulan Pratiwi NIM 142310101138

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2015
ENDOSKOPI

A. Alat Endoskopi
Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi.
Endoskopi adalah pemeriksaan secara visual dan langsung pada lubang atau
rongga pada tubuh tertentu untuk melihat kelainan pada tubuh, pemeriksaan ini
langsung di kontrol dari monitor. Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat
dimasukkan ke dalam tubuh, diameter endoskop berkisar dari sekitar 0,6 cm-1,25
cm dan panjangnya berkisar dari sekitar 30 cm-150 cm. Di dalam pipa tersebut
terdapat dua buah serat optik. Satu untuk menghasilkan cahaya agar bagian tubuh
di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat lainnya berfungsi sebagai
penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera. Di samping kedua serat optik
tersebut, terdapat satu buah bagian lagi yang bisa digunakan sebagai saluran untuk
pemberian obat dan untuk memasukkan atau mengisap cairan. Selain itu, bagian
tersebut juga dapat dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil.

Gambar 1 Endoskopi
Berikut dijelaskan gambaran endoskop.
Endoskopi biasanya digunakan bersama layar monitor sehingga gambaran
organ yang diperiksa tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga oleh
orang lain di sekitarnya. Gambar yang diperoleh selama pemeriksaan biasanya
direkam untuk dokumentasi atau evaluasi lebih lanjut.

Gambar 2 Penggunaan Endoskopi

B. Manfaat Endoskopi
Berdasarkan fungsinya endoskopi terbagi dua yaitu endoskopi diagnostik
dan endoskopi terapeutik. Endoskopi diagnostik berperan dalam menentukan
penyebab pendarahan dan lokasi lesi yang terjadi, sedangkan endoskopi terapeutik
berperan untuk menghentikan pendarahan yang terjadi.
Berikut manfaat dari pemeriksaan menggunakan Endoskopi:
1. Mengetahui bagaimana keadaan bagian dalam seperti saluran cerna (apakah
ada luka, daging tumbuh, kelainan bentuk saluran cerna, dll)
2. Dapat menggantikan fungsi tindakan operasi, lebih nyaman, biaya lebih murah
dan efisien.
3. Dapat digunakan untuk melihat bagian dalam tubuh, antara lain:
a) Thorakoskopi untuk pemeriksaan pleura, rongga pleura, mediastinum dan
perikardium (bagian-bagian paru-paru dan jantung).
b) Proktoskopi (sigmoidoskopi dan proktosigmoidoskopi), untuk memeriksa
rektum dan kolon sigmoid.
c) Laringoskopi untuk memeriksa laring.
d) Laparoskopi untuk melihat lambung, hati, dan organ-organ lain di dalam
rongga perut.
e) Gastroskopi untuk melihat dinding dalam esofagus, lambung, dan usus
halus.
f) Sistoskopi untuk melihat saluran kencing, kandung kencing dan prostat.
g) Kolposkopi untuk memeriksa vagina dan mulut rahim.
h) Kolonoskopi untuk memeriksa kolon.
i) Bronkhoskopi untuk melihat trachea dan bronkiolus.
j) Arthroskopi untuk melihat sendi.
Beberapa jenis gangguan yang dapat dilihat dengan endoskopi antara lain:
a) Abses
b) Sirosis biliaris
c) Perdarahan
d) Bronkhitis
e) Kanker
f) Kista
g) Batu empedu
h) Tumor
i) Polip
j) Tukak, dan lain-lain.
Gambar 3 Endoskopi di dalam tubuh
Endoskopi juga sangat berperan dalam menentukan penyebab pendarahan
saluran cerna yang sulit ditentukan berdasarkan pemeriksaan radiologis. Beberapa
lesi (terlihat putih atau pucat) yang tak terlihat pada pemeriksaan radiologis dapat
diketahui dengan pemeriksaan endoskopi. Endoskopi tidak hanya berfungsi
sebagai alat periksa tetapi juga untuk melakukan tindakan medis seperti
pengangkatan polip dan penjahitan. Selain itu, endoskopi juga dapat digunakan
untuk mengambil sampel jaringan jika dicurigai jaringan tersebut terkena kanker
atau gangguan lainnya.
Kekurangan dari endoskopi adalah tidak dapat melihat bagian dari usus
halus. Namun, bagian usus halus ini bisa dilihat dengan alat yang disebut Kapsul
Endoskopi. Kapsul Endoskopi adalah sebuah kapsul yang mempunyai bentuk dan
ukuran seperti pil dan terdiri dari sebuah kamera kecil. Adapun cara kerja kapsul
endoskopi adalah kapsul itu berjalan karena gerak peristaltik usus-gerak normal
usus yang mirip tangan meremas. Begitu kemasan kapsul dibuka, otomatis lampu
langsung menyala. Begitu ditelan, kapsul dengan cepat masuk ke lambung.
Melalui gelombang radio, gambar yang terekam dikirim ke sebuah chip perekam
yang tersimpan di pinggang pasien melalui delapan sensor (dipasang alat perekam
yang ditempelkan diperut dengan menggunakan semacam sabuk atau ikat
pinggang). Selama sekitar delapan jam beroperasi, gambar yang terekam
berjumlah sekitar 57.000 citra. Kira-kira dua frame per detik.
Setelah selesai, perekam nirkabel tadi ditempatkan di sebuah dok khusus
yang kemudian akan memindahkan gambar terekam ke peranti lunak khusus,
Reporting and Processing of Images and Data (RAPID). Maka, terciptalah sebuah
klip video yang berisi gambaran tentang bagian dalam usus halus. Setelah berjalan
sambil memperlihatkan keadaan kondisi di dalam tubuh kamera kapsul ini akan
keluar dari tubuh bersamaan dengan feces.
Cara penggunaan Pil-capsul Endoskopi yaitupasien akan dipersiapkan
dengan pembersihan isi saluran pencernaan dengan obat pencahar, kemudian
puasa delapan jam sebelum menelan pil-capsul endoskopi. Pada hari pemeriksaan,
pada pasien dipasang alat perekam yang ditempelkan di perut dengan
menggunakan semacam sabuk atau ikat pinggang.Sebelum kapsul ditelan, kapsul
ditempelkan pada alat perekam, di mana akan terlihat sinyal merah menyala pada
alat perekam yang menandakan bahwa sudah ada hubungan/konektisitas antara
kapsul endoskopi dengan alat perekam. Selanjutnya, pasien menelan kapsul
endoskopi dengan segelas air dan kira-kira selama 8-10 jam kapsul tersebut
berada di dalam perut sampai keluar melalui anus bersama feses. Dua jam setelah
kapsul ditelan, pasien boleh makan dan minum.

Bagan 4 Kapsul Endoskopi


Keunggulan dari Pil-capsul Endoskopi adalah prosedur yang nyaman bagi
pasien karena:
1. Tidak ada tindakan yang menimbukan rasa sakit pada pasien;
2. Tidak memerlukan pembiusan;
3. Tidak ada komplikasi;
4. Kualitas gambar yang diperoleh dapat memberikan informasi yang jelas
untuk diagnosis;
5. Dapat dilakukan juga pada anak-anak.
Adapun kontraindikasi yang mungkin tidak boleh dilakukan pada pasien dengan
tanda penyumbatan usus, pasien yang mengalami gangguan menelan, dan pasien
dengan cardiacpacemaker.

C. Cara Kerja Endoskopi


Pada dasarnya alat ini adalah sebuah selang panjang yang ujungnya diberi
kamera dan alat-alat medis lainnya. Lalu selang tersebut akan dimasukkan ke
dalam tubuh kita. Cara memasukkannya tergantung organ mana yang ingin
diperiksa. Endoscopi modern dimulai dengan dikembangkannya Endoscop
Fiberoptic dan pada perkembangan selanjutnya dengan munculnya Video Chip
Endoscope.
Prinsip dasar dari Endoscop fibre-optic adalah kumpulan serat fibre-
optic yang berdiameter 2-3 mm dan berisi sekitar 20.000 - 40.000 fibre-glass
yang halus dengan diameter 10 micro meter. Sinar yang berasal dari sumber
cahaya ditransmisikan melalui refleksi internal secara sempurna sampai ke bagian
distal sampai ke objek yang akan dilihat. Masing-masing fibre-optic masih diliputi
lapisan glass dengan optical density yang lebih rendah sehingga dapat
menghindari kerusakan akibat sinar yang melewati bagian dalam fibre tapi lapisan
ini tidak menghantarkan sinar disamping itu masih ada ruang antar fibre yang
memberikan bayangan gelap yang menyerupai jala kecil-kecil yang biasa muncul
pada gambar. Hal ini agak berbeda dengan bayangan dari lensa yang rigid. Suatu
keuntungan fibreoptic ini adalah sangat fleksible walaupun alat dalam keadaan
membelok maksimal tanpa mengurangi kualitas gambar. Pada instrumen modern
lensa bagian distal yang terfokus pada objek betul-betul terfixasi. Kedalaman
fokus objek yang dapat diamati adalah 3mm sampai dengan 10-15cm. Bayangan
gambar ini direkonstruksi pada ujung distal alat dan diteruskan kemata melalui
suatu lensa yang dapat diatur menyesuaikan individu masing-masing.
Prinsip dari Video Endoscope menyerupai fibre-endoscope tapi disini
menggunakan CCD (Charged Couple Device) Chip dan elektronik pembantu
yang diletakkan Diujung distal(tip). CCD Chip tersusun oleh 33.000-100.000
buah photo Cell (pixel) sebagai penerima photon yang dipantulkan kembali dari
permukaan mukosa. CCD yang biasa hanya bisa memberikan respon tentang
derajat gelap-terang belum bisa memberikan respon terhadap warna, sedangkan
CCD Colour mempunyai extra pixel yang bisa menyerap spectrum warna
sehingga pixel hanya berespon terhadap sinar dari warna tertentu. Sistem CCD ini
dapat dibuat lebih kecil dengan kemampuan resolusi yang tinggi sehingga
memberikan gambar yang lebih baik.

D. Cara Operasional Endoskopi


Sebelum melakukan pemeriksaan menggunakan endoskopi
biasanyapasien diminta untuk tidak makan dan minum (puasa) selama beberapa
jam atau juga akan diberi pencahar (obat untuk meringankan sembelit) untuk
membantu membersihkan setiap kotoran atau produk limbah dari perut pasien.
Dalam beberapa kasus, pasien mungkin memerlukan antibiotik untuk mengurangi
risiko terjadinya infeksi. Jika pasien sedang menggunakan obat untuk mengobati
penggumpalan darahnya (seperti warfarin), mungkin pasien diminta untuk
berhenti memakai obat tersebut selama beberapa hari sebelum melakukan
endoskopi. Hal ini untuk mencegah perdarahan yang berlebihan yang dapat terjadi
selama prosedur.
Endoskopi tidak menyakitkan, namun memberikan rasa sedikit tidak
nyaman. Endoskopi biasanya tidak memerlukan obat anestesi umum (obat yang
membuat pasien kehilangan kesadaran sementara, sehingga pasien tidak merasa
sakit selama prosedur). Namun, pasien mungkin akan diberi obat bius lokal, yang
digunakan untuk mematikan rasa untuk sementara pada area tertentu dari tubuh
pasien dan tidak menyebabkan pasien kehilangan kesadaran.
Prosedur endoskopi akan di lakukan dengan hati-hati di dalam tubuh
pasien. Melalui apa perangkat endoskop ini dimasukan ke dalam tubuh pasien
tergantung pada bagian apa yang akan diperiksa pada tubuh pasien. Kemungkinan
pilihannya melalui:
1. Tenggorokan.
2. Anus (pembukaan melalui mana tinja dilewatkan keluar dari tubuh)
3. Uretra (yang menghubungkan kandung kemih ke vulva atau penis).
E. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Selama Menggunakan Endoskopi
Tindakan endoskopi memerlukan persiapan yang tepat. Persiapan prosedur
endoskopi merupakan syarat mutlak yang harus dijalani semua pasien yang akan
dilakukan pemeriksaan endoskopi. Persiapan kolon pada pemeriksaan endoskopi
saluran cerna bagian bawah yang kurang baik dapat menyebabkan hasil
pemeriksaan yang kurang baik juga, terjadinya pembatalan tindakan, waktu
tindakan yang lebih lama, serta meningkatkan angka terjadinya komplikasi (PEGI
& HIPEGI, 2009:13).
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian alat endoskopi.
Yang pertama adalah bagian yang dimasukkan ke bagian tubuh yang akan di
operasi sebagai kamera yang dapat melihat dimana letak penyakit tersebut. Yang
kedua adalah bagian yang bisa digunakan sebagai pemotong atau pembakar. Dan
yang ketiga sebagai pembersih yaitu untuk mengangkat semua organ yang telah di
potong atau di bakar. Dengan penggunaan alat ini proses operasi dan proses
penyembuhan tidak akan memakan waktu yang lama. Dengan manfaat waktu
yang cukup efektif dalam penggunaannya, alat ini sering direkomendasikan oleh
para dokter ahli bedah. Namun alat ini bukanlah alat yang murah, harganya bisa
mencapai milyaran rupiah sehingga perawatan alat ini harus ekstra hati-hati dan
cermat agar tidak terjadi kerusakan, disinilah tanggung jawab para perawat kamar
bedah untuk menjaga serta merawat alat mahal ini. Berikut hal hal yang perlu
diperhatikan dalam pemakaian alat tersebut yaitu:
1. Setelah di gunakan segera rendam alat dengan cairan desinfektan kira-kira 30
menit untuk mencegah cairan darah mengering pada alat.
2. Kemudian bersihkan secara mekanis dengan air mengalir sambil di sikat halus
dan perlahan.
3. Keringkan dengan udara dengan tekanan rendah atau lap yang cepat menyerap
air.
4. Setelah di bersihkan berikan oil lubricant/pelumas kira kira 5 tetes.
5. Bungkus konektor slang dengan kain untuk menyerap minyak sisa pelumasan .
6. Pisahkan instrumen perlatan, lepaskan pengaitnya kemudian rendam dengan
cairan desinfektan
7. Untuk membersihkan alat tersebut gunakan sikat halus dan detergen lembut.

F. Peran Keperawatan Terhadap Endoskopi untuk Menunjang Penegakan


Diagnosis
Endoscopy dapat membantu perawat dalam menentukan diagnosa
keperawatan selama pemeriksaan endoscopy. Beberapa diagnosa yang mungkin
muncul yaitu:
1. Resiko defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat, efek sekunder persiapan tindakan endoscopi karena pasien dipuasakan
selama beberapa jam.
2. Rasa nyeri berhubungan dengan cidera seluler atau resiko tinggi
perdarahan berhubungan dengan trauma jaringan akibatscope atau reseksi
mukosa akibat endoskopi (EMR/ endoscopy mukosa resection).
3. Resiko tinggi distensi abdomen berhubungan dengan pemasukan udara saat
prosedur.
4. Menentukan atau menegakkan diagnosis yang pada pemeriksaan radiologi
menunjukkan hasil yang meragukan atau kurang jelas.
5. Menentukan diagnosis pada klien yang sering mengeluh nyeri epigastrium,
muntah-muntah, sulit atau nyeri tekan.
Untuk itu peran perawat terhadap endoscopy sangatlah penting. Peran
perawat terhadap endoskopi dalam prosedur endoskopi adalah sebagai pemberi
konseling sebelum persiapan tindakan endoskopi, saat tindakan, dan pasca
tindakan endoskopi. Konseling yang diberikan perawat endoskopi meliputi
persiapan psikis, penjelasan persiapan fisik pasien, penjelasan gambaran 4
tindakan, orientasi ruangan dan alat-alat di ruangan endoskopi. Konseling di
berikan kepada pasien dan juga keluarga (Priyanto, 2009).
Peran keluarga sangat penting dalam tahap-tahap perawatan kesehatan,
mulai dari tahapan peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan, sampai
dengan rehabilitasi. Dukungan sosial dan psikologis sangat diperlukan oleh setiap
individu di dalam setiap siklus kehidupan, dukungan keluarga akan semakin
dibutuhkan pada saat seseorang sedang menghadapi masalah atau sakit, disinilah
peran anggota keluarga diperlukan untuk menjalani masa-masa sulit dengan cepat
(Efendi, 2009 h. 180-181). Salah satu dukungan keluarga yang dapat di berikan
yaitu dengan melalui perhatian secara emosi, diekspresikan melalui kasih sayang
dan motivasi anggota keluarga yang sakit agar terus berusaha mencapai
kesembuhan (Taylor, et al (1997) dalam Ratna, 2010).
Motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku
seseorang. Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang
untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Adanya keinginan dan
kebutuhan pada diri individu, memotivasi individu tersebut memenuhinya. (Uno,
2008). Upaya pasien untuk menjalani prosedur endoskopi dengan baik akan
tercapai manakala individu termotivasi untuk mencari kebutuhan pada tahap yang
lebih tinggi, sehingga individu akan mempunyai tahap yang lebih tinggi, sehingga
individu akan mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah (Maslow
(1968) dalam Tamher, 2009, h. 8).

G. Peran Perawat Memanfaatkan Endoskopi untuk Melakukan Pelayanan


dan Asuhan Keperawatan
Peran perawat dalam memanfaatkan endoskopi dalam asuhan keperawatan
yaitu perawat dapat merencanakan asuhan keperawatan dimulai dari persiapan
memasang alat sampai perawatan pasca endoskopi. Perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatannya menggunakan endoskopi, perawat perlu melakukan
beberapa tindakan yaitu:
1. Skleroterapi endoskopi (STE) yaitu menyuntikkan obat sklerotik melalui
endoskopi pada varises esophagus.
2. Ligasi varises esofagus (LVE) yaitu pengikatan varises pada esofagus dengan
menggunakan peralatan endoskopi.
3. Polipeptomi yaitu pengambilan polip pada saluran pencernaan dengan
menggunakan peralatan endoskopi.
4. Sfingterotomi yaitu melebarkan saluran papila vateri dengan menggunakan
peralatan endoskopi
5. Perkutaneus endoskopi gastrostomi (PEG) yaitu pemasangan slang untuk
pemberian nutrisi ke lambung melalui dinding perut dengan bantuan endoskopi
untuk pengambilan benda asing (corpus alienum) yang masuk ke dalam saluran
pencernaan.
Perawat juga melakukan tindakan asuhan keperawatan pasca endoskopi
yaitu dengan melakukan tindakan-tindakan seperti membersihkan dan merapikan
pasien yang telah selesai menjalani tindakan endoskopi, memindahkan pasien ke
ruang pemulihan, mengukur dan mencatat tanda-tanda vital (tensi, nadi, respirasi,
suhu) di ruang pemulihan serta memeriksa tingkat kesadaran pasien dengan cara
memanggil nama pasien, memberikan rangsangan, memeriksa reaksi pupil dan
mendokumentasikan reaksi pasien selama tindakan endoskopi.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2916-BAB%20I.pdf.
Diakses tanggal 9 Maret 2015 pukul 13.00 WIB
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21742/3/Chapter%20II.pdf
Diakses tanggal 9 Maret 2015 pukul 06.00 WIB
http://www.scribd.com/doc/168303129/ENDOSKOPI#scribd. Diakses tanggal 8
Maret 2015 pukul 23.00 WIB

Vous aimerez peut-être aussi