Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
B. TUJUAN
Audit kepatuhan cuci tangan petugas ditujukan untuk melihat tingkat kepatuhan petugas
dalam melakukan cuci tangan terkait 5 moment yang telah ditetapkan, hal ini berkaitan erat
dalam mencegah terjadinya penyebaran kuman dan beketeri antar individu.
C. POPULASI
Audit kepatuhan cuci tangan di lakukan terhadap petugas yakni dokter, perawat dan
bidan.
D. HASIL
Tabel 1. Audit Cuci Tangan Petugas Medis Berdasarkan Ruangan
60
40
20
0
Zal Zal KBR/ VIP A NICCU Anak VIP B ICU
Dalam Bedah Nifas
Porsentase 50 52 56 60 63 60 63 63
Berdasarakan tabel 1 terkait audit cuci tangan yang dilakukan di ruang perawatan maka
didapatkan hasilnya masing – masing ruangan 58 %, hal ini didapatkan dengan akumulasi
yang dilakukan terhadap semua petugas yang ada di ruangan tersebut petugas yang diamati
antara lain perawat, bida, dan dokter. Porsentase tertinggi adalah pada ruang NICCU, VIP B,
dan ICU yakni 63%, dan yang terendah ada pada zal dalam 50%.
80
60
PORSENTASE
40
20
0
perawat dokter bidan mahasiswa
porsentase 53 72 57 0
Berdasarakan tabel 2. Audit kepatuhan dilaukan berdasarkan masing – masing petugas yakni
perawat, doker, bidan dan mahasiswa. Porsentase yang paling tinggi yakni pada dokter 72%,
sedangkan porsentase rendah adalah perawat 53%.
E. ANALISA
Tabel 3. Data Audit Kepatuhan Petugas Terkait Cuci Tangan Bulan September 2017
70
60
PORSENTASE
50
40
30
20
10
0
Zal Zal KBR/ VIP A NICCU Anak VIP B ICU
Dalam Bedah Nifas
Porsentase 50 60 45 60 64 67 50 50
Tabel 4. Data Audit Kepatuhan Petugas Terkait Cuci Tangan Bulan Oktober 2017
60
40
20
0
Zal Zal KBR/ VIP A NICCU Anak VIP B ICU
Dalam Bedah Nifas
Porsentase 50 52 56 60 63 60 63 63
Berdasarkan perbandingan tabel diatas maka didapatkan bahwa terdapat peningkatan
maupun penurunan kepatuhan petugas pada masing – masing ruangan. hal ini terjadi pada
semua ruang perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dompu. Berdasarkan hasil observasi
pada saat dilakukan audit adapun beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kepatuhan
petugas yakni :
a. Petugas lebih patuh melakukan cuci tangan handwash setelah melakukan tindakan
kepada pasien
b. Petugas lebih banyak menggunakan APD sarung tangan pada setiap tindakan,
sehingga beranggapan tidak perlu melakukan cuci tangan sebelum kontak dengan
pasien
c. Beberapa petugas mengeluhkan posisi terpasangnya handrub yang ada di ruangan
terlalu tinggi sehingga kurang mudah untuk dijangkau.
d. Beberapa patugas mengeluhkan ada jenis cairan handrub yang tersedia tidak aplikatif
misalnya masih terasa lengket, sehingga untuk melakukan handrub sebelum kontak
dengan pasien jarang dilakukan.
e. Petugas mengetahui 5 moment cuci tangan tapi kesadaran petugas untuk mematuhi
atau melaksanakan sesuai moment masih kurang.
f. Beberapa petugas melakukan cuci tangan handwash sudah baik namun langkahnya
kadang masih sering tidak dilakukan sesuai urutannya.
F. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisa diatas maka perlu adanya perubahan dari berbagai aspek yakni :
1. Petugas : meningkatkan kesadaran petugas mengenai pentingnya cuci tangan yang
benar serta 5 moment cuci tangan yang harus dilakukan oleh petugas melalui
sosialisasi dan demonstasi cuci tangan.
2. Fasilitas : menyediakan fasilitas cuci tangan yang sesuai standar baik dari cairan
antiseptic untuk handrub dan handwash. Serta mengganti posisi handrub agar lebih
mudah dijangkau. Menindaklanjuti perubahan jenis cairan handrub yang lebih
aplikatif