Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
HEMORRHOID
OLEH
Pembimbing Klinik
dr. Roberthy Maelissa, Sp.B, FINACS
1
HEMORRHOID
PENDAHULUAN
Hemorrhoid atau lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien, bukan
merupakan suatu keadaan yang patologis (tidak normal), namun bila sudah
mulai menimbulkan keluhan, harus segera dilakukan tindakan untuk
mengatasinya. Hemorrhoid dari kata ''haima'' dan ''rheo'' berarti pelebaran
pembuluh darah vena (pembuluh darah balik) di dalam pleksus hemorrhoidalis
1
yang ada di daerah anus.
Kejadian hemoroid sampai saat ini mencapai sepertiga dari sepuluh juta
masyarakat di Amerika Serikat.1 Prevalensi kasus hemoroid bervariasi dari 4,4%
pada populasi umum dan 36,4% pada praktik kesehatan umum.2 Angka kejadian
pasien yang mencari pelayanan kesehatan di Amerika sekitar 12 dari 1.000 pasien.
Hemoroid merupakan salah satu penyebab masyarakat mencari pelayanan dalam
kesehatan. 2
Hemorrhoid dapat menyebabkan kesulitan untuk defekasi. Hemorrhoid
tidak hanya terjadi pada pria usia tua, tetapi wanita bisa terjadi hemorrhoid.
Usia muda dapat pula terjadi hemorrhoid. Diperkirakan bahwa 50 % dari
populasi yang berumur lebih dari 50 tahun menderita hemorrhoid secara nyata
atau minimal. Kebanyakan dari mereka tidak memberikan keluhan. 1
Penanganan hemoroid yang tersedia meliputi konservatif, manajemen
invasif minimal sampai pembedahan. Beberapa tindakan invasif minimal seperti
skleroterapi, rubber band ligation dan terapi laser. Rubber band ligation
diperkirakan lebih baik daripada skleroterapi atau fotokoagulasi inframerah walau
dihubungkan dengan ketidaknyamanan pasca prosedur. Skleroterapi dan
krioterapi sudah semakin jarang digunakan. Koagulasi mungkin memiliki
komplikasi lebih sedikit dibandingkan RBL, namun angka rekurensinya lebih
tinggi. Hemoroidektomi diasosiasikan dengan nyeri dan komplikasi yang lebih
banyak dibandingkan terapi nonoperatif. 2
2
ANATOMI
3
DEFINISI
ETIOLOGI
Penyebab hemorrhoid sampai saat ini belum dapat dipastikan secara jelas
namun beberapa faktro risiko berikut diyakini dapat mencetuskan hemorrhoid :
1. Penurunan aliran balik vena
2. Konstipasi kronik atau diare kronik
3. Kehamilan
4. Hipertensi portal dan varises anorektal
5. Duduk di toilet dalam waktu lama
6. Diet kurang serat
7. Kelemahan jaringan ikat di rektum dan anus karena lanjut usia 4,5
PATOFISIOLOGI
4
dilatasi vena. Ada tiga bantal anal utama, terletak di aspek lateral sebelah kanan
dan belakang tepat dari kanal anus, dan sejumlah kecil bantal kecil tergeletak di
antaranya. Bantal anal pasien dengan hemorhhoid menunjukkan perubahan
patologis yang signifikan. Perubahan ini meliputi dilatasi vena abnormal,
trombosis vaskular, proses degeneratif pada serabut kolagen dan jaringan
fibroelastik, distorsi dan ruptur otot subepitel anal. Selain temuan di atas, reaksi
peradangan parah yang melibatkan dinding vaskular dan jaringan ikat sekitarnya
telah ditunjukkan pada spesimen hemorrhoid, dengan ulserasi mukosa, iskemia
dan trombosis. 6
Beberapa enzym atau mediator yang berperan dalam degradasi jaringan
penyokong anus telah ditemukan. Matrix metalloproteinase (MMP) yang
merupakan zinc-dependent proteinase, adalah salah satu enzim yang banyak
ditemukan dan berperan untuk mendegradasi protein seluler seperti elastin,
fibronectin, dan kolagen. MMP-9 ditemukan berperan penting pada hemorrhoids,
dalam proses degradasi serabut elastik. Sebuah penelitian menyatakan bahwa
perubahan tekanan anus saat istirahat pada pasien hemorrhoid lebih tinggi
dibandingkan orang normal. 6
EPIDEMIOLOGI
5
MANIFESTASI KLINIK
6
yang dikenal sebagai pruritus anus dan ini disebabkan oleh kelembaban yang terus
menerus dan rangsangan mucus. Nyeri hanya timbul apabila terdapat trombosis
yang meluas dengan udem meradang . Apabila hemorrhoid interna membesar,
nyeri bukan merupakan gambaran yang biasa sampai situasi dipersulit oleh
trombosis, infeksi, atau erosi permukaan mukosa yang menutupinya. Hemorrhoid
yang prolaps bias terinfeksi atau mengalami trombosis, membrane mukosa yang
menutupinya dapat berdarah banyak akibat trauma pada defekasi . 1
Hemorrhoid eksterna, karena terletak di bawah kulit, cukup sering terasa
nyeri, terutama jika ada peningkatan mendadak pada massanya. Peristiwa ini
menyebabkan pembengkakan biru yang terasa nyeri pada pinggir anus akibat
trombosis sebuah vena pada pleksus eksterna dan tidak harus berhubungan dengan
pembesaran vena interna. Karena trombus biasanya terletak pada batas otot
sfingter, spasme anus sering terjadi. Hemorrhoid eksterna mengakibatkan spasme
anus dan menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri yang dirasakan penderita dapat
menghambat keinginan untuk defekasi. Tidak adanya keinginan defekasi,
penderita hemorrhoid dapat terjadi konstipasi. Konstipasi disebabkan karena
frekuensi defekasi kurang dari tiga kali per minggu . 1
Hemoroid interna dibagi menjadi 4 derajat sesuai tingkat keparahan
penyakitnya. Derajat I yaitu pembesaran hemoroid yang tidak prolaps ke luar
kanal anus tanpa melewati linea dentata. Derajat II meliputi pembesaran hemoroid
yang prolaps melewati linea dentata, dapat terlihat dari luar dan dapat masuk
sendiri ke dalam anus secara spontan. Derajat III yaitu pembesaran hemoroid yang
prolaps ke luar dan dapat masuk ke dalam anus dengan bantuan dorongan jari.
Derajat IV yaitu prolaps hemoroid yang sudah permanen. 2
7
Gambar 2. Derajat Hemorrhoid Interna
DIAGNOSIS BANDING
8
Tabel 1. Diagnosis Banding Hemorrhoid 8
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
9
Semua pasien mengeluh pada saat BAB terkadang disertai keluar darah,
nyeri jika bentuk feces terasa keras, terkadang di perlukan mengejan yang kuat
pada saat buang air besar, merasa ada tonjolan pada bagian anus, pada bagian
anus sering terasa gatal dan kadang mengeluarkan lendir, frekuensi bab dalam
sehari 1-2 kali dan ada yang 3 kali dalam sehari, penderita yang mengatakan
kadang-kadang menahan buang air besar dengan persentase 40%, penderita
yang mengatakan kebiasaan pola makan kadang-kadang mengkonsumsi
makanan siap saji seperti makanan kaleng sebesar 100%, Penderita
mengatakan suka mengkonsumsi makanan yang berminyak dengan presentase
100%. Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang di lakukan oleh peneliti
ditemukan lebih dari satu faktor resiko yang terjadi pada responden terhadapat
masalah kesehatan hemoroid .9
b. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan memeriksa anus dan rektum dengan cara rectal toucher untuk
menentukan apakah seseorang memiliki hemorrhoid. Lokasi hemoroid pada
posisi tengkurap umumnya adalah pada jam 12, jam 3, jam 6 dan jam 9.
Permukaannya berwarna sama dengan mukosa sekitarnya, bila bekas berdarah
akan tampak bercak-bercak kemerahan. 1
Pada pemeriksaan rectal toucher, hemorrhoid interna derajat ringan tidak
dapat diraba sebab tekanan vena didalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya
tidak nyeri. Pemeriksaan ini diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan
karsinoma rektum. Lipatan kulit luar yang lunak sebagai akibat dari trombosis
hemorrhoid eksterna. Diagnosis hemorrhoid dapat terlihat dari gejala klinis
hemorrhoid, yaitu; darah di anus, prolaps, perasaan tidak nyaman pada anus
(mungkin pruritus anus), pengeluaran lendir, dan terjadi anemia sekunder. 1,7
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tambahan dapat dilakukan untuk mengesampingkan
Penyebab pendarahan lainnya, terutama pada orang umur 40 tahun ke atas: 4
1) Kolonoskopi
Tabung yang fleksibel dan terang disebut colonoscope disisipkan
melalui anus, rektum, dan bagian atas dari usus besar. Kolonoskopi
10
mentransmisikan gambar dari bagian dalam rektum dan keseluruhannya
usus besar.
2) Sigmoidoskopi
Prosedur ini adalah mirip dengan kolonoskopi, namun menggunakan
tabung pendek disebut sigmoidoskop dan mentransmisikan gambar rektum
dan kolon sigmoid, bagian bawah usus besar yang bermuara ke dalam
rektum.
3) Barium enema x ray.
Bahan kontras disebut barium dimasukkan ke dalam usus besar untuk
membuat usus besar lebih terlihat dalam gambar x-ray.
PENATALAKSANAAN
Manajemen pada kasus hemorrhoid dibagi menjadi tiga, yaitu non operatif
(konservatif), minimal invasif, dan operatif (bedah).
a. Non Operatif
Intervensi konservatif yang paling penting adalah merubah gaya hidup
dalam perbaikan pola makan dan minum, serta pola defekasi. Diet asupan serat
harian menjadi > 25 g / hari dengan atau tanpa suplemen serat dan minum 30-
40 ml/kgBB/hari Dengan memenuhi kebutuhan serat dan cairan yang cukup
dapat meminimalkan waktu saat buang air besar sehingga tujuannya adalah
mencegah sembelit. Secara keseluruhan, suplementasi serat bisa menurunkan
tingkat keparahan gejala sekitar 50% pada pasien dengan hemorrhoid.
Perbaikan pola defekasi dapat dilakukan dengan berubah ke jongkok pada saat
defekasi. Penanganan lain seperti melakukan warm sitz baths dengan
merendam area rektal pada air hangat selama 10-15 menit 2-3 kali sehari. 2,10
Selain modifikasi gaya hidup, diberikan terapi farmakologi untuk
mengurangi gejala hemorrhoid. Obat golongan flavonoid oral memiliki efek
venotonik ini dapat meningatkan tonus vaskular, mengurangi kapasitas vena,
menurunkan permeabilitas kapiler, dan memperbaiki drainase limfatik, serta
memiliki efek antiinflamasi. Micronized purified flavonoid fraction (MPFF),
11
terdiri dari 90% diosmin dan 10% hesperidin, merupakan flavonoid yang
banyak digunakan dalam terapi klinis. Mikronisasi dari obat ini tidak hanya
memperbaiki kelarutan dan penyerapan, tapi juga memperpendek onset kerja
obat. Sebuah meta-analisis baru-baru ini tentang flavonoid untuk pengobatan
hemorrhoid, menyatakan flavonoid dapat menurunkan risiko perdarahan
sebesar 67%, nyeri sebesar 65%, gatal sebesar 35%, dan juga mengurangi
tingkat kekambuhan sebesar 47%. 6
Pengobatan topikal hemorrhoid tersedia dalam bentuk supositoria untuk
hemorrhoid interna dan cream / ointment untuk hemorrhoid eksterna. Obat
topikal ini mengandung berbagai bahan seperti anestesi lokal, kortikosteroid,
antibiotik, dan obat anti-inflamasi. 10
b. Invasif minimal
Penanganan dibawah ini dapat dilakukan bila manajemen konservatif
2,6,10
mengalami kegagalan:
a) Skleroterapi yaitu penyuntikan cairan kimia menyebabkan luka jaringan
hemoroid. Skleroterapi dengan suntikan aethoxysclerol 0,5 – 1 ml dan
didapatkan pengecilan hemoroid minggu ke 4 – 5 setelah 3 – 5 kali
prosedur. Tindakan ini direkomendasikan untuk hemorhoid derajat I dan II.
b) Rubber band ligation merupakan prosedur dengan menempatkan karet
pengikat di sekitar jaringan hemoroid interna sehingga mengurangi aliran
darah ke jaringan tersebut menyebabkan hemoroid nekrosis, degenerasi, dan
ablasi.
c) Laser, inframerah, atau koagulasi bipolar menggunakan laser atau sinar
inframerah atau panas untuk menghancurkan hemoroid interna.
d) Cryotherapy, tujuannya adalah melakukan ablasi jaringan hemorrhoid
interna dengan melakukan pembekuan jaringan yang akan menyebabkan
destruksi jaringan. Tindakan ini menggunakan cryprobe yang berisi nitrous
oxide pada temperature −60° sampai −80°C atau liquid nitrogen pada
−196°C.
12
c. Operatif
Tindakan pembedahan dilakukan untuk hemorrhoid derajat ΙΙΙ-ΙV yang
simtomatik atau hemorrrhoid yang resisten terhadap prosedur nonoperative.
Hal ini diperlukan sebanyak 5-10% pasien.
1. Open Milligan-Morgan Hemorrhoidectomy
Prosedur Milligan-Morgan adalah yang teknik yang paling sering
digunakan dan dianggap sebagai “gold standar” untuk manajemen bedah.
Indikasinya adalah ketika hemorrhoid tidak merespon terapi konservatif,
hemorrhoid yang prolaps, terjadi strangulasi atau keadaan patologis lainnya
seperti ulserasi, fisura, fistula, atau berkaitan dengan hemorrhoid eksterna.10
Komplikasi hemorrhoidektomi adalah nyeri post operatif dan waktu
pemulihan yang lama (4 minggu). Selain itu, dapat terjadi retensi urin,
perdarahan dan infeksi dalam jangka pendek.Sedangkan dalam jangka
panjang dapat mengakibatkan stenosis ani, inkontinensia alvi, dan fisura
anus. 10
13
keseluruhan lebih baik daripada Ferguson hemorrhoidectomy (FH) terkait
dengan tingkat komplikasi. 10
14
4. Doppler-guided Hemorrhoidal Artery Ligation
Teknik ini bisa dilakukan dengan sedasi dan / atau anestesi lokal.
Operasi menggunakan proctoscope dengan transduser Doppler yang
terintegrasi dalam probe sehingga dapat mengidentifikasil posisi dan
kedalaman cabang arteri hemorrhoid superior yang kemudian diligasi
secara selektif 2-3 cm di atas garis dentate. Pengurangan gejala yang
dikeluhkan pasien dalam waktu 6-8 minggu. 6,10
PROGNOSIS
Sebagian besar hemorrhoid sembuh secara spontan atau dengan terapi
medis konservatif saja. Namun, komplikasi bisa meliputi trombosis, infeksi
sekunder, ulserasi, abses, dan inkontinensia. Tingkat kekambuhan dengan teknik
non operatif adalah 10-50% selama periode 5 tahun, sedangkan pada operasi
hemoroidektomi kurang dari 5%. 5
Mengenai komplikasi dari pembedahan meliputi stenosis, perdarahan,
infeksi, kekambuhan, luka tidak sembuh, dan pembentukan fistula. Retensi urin
berhubungan langsung dengan teknik anestesi yang digunakan dan cairan
perioperatif yang diberikan. Membatasi cairan dan penggunaan rutin anestesi
lokal dapat mengurangi retensi urin kurang dari 5%. 5
15
DAFTAR PUSTAKA
16