Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PADA Ny.”S” USIA 36 TAHUN GIII P2002 Ab000 UK 38-39 MINGGU T/H/I
INPARTU KALA I FASE LATEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI
RSUI MADINAH KASEMBON
Disusun oleh :
RUJIATI
NIM : 16617298
UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN 2017
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus ini telah mendapat persetujuan dan pengesahan oleh
pembimbing kami selama melaksanakan praktek klinik di RSUI Madinah yang
dimulai pada tanggal 9 sampai 30 Mei 2017.
Nama : Rujiati
NIM : 16617298
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
(Rujiati)
Mengetahui
(…………………….) (……………………….)
Kepala Ruangan
(…………………………..)
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
A. Tujuan umum
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada klien, mahasiswa dapat
melaksanakan Asuhan secara Komprehensif.
B. Tujuan Khusus
Setelah praktek klinik diharapkan mahasiswa mampu :
o Melakukan pengkajian data pada klien
o Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
o Membuat rencana tindakan pada klien
o Melaksanakan rencana asuhan kebidanan
o Mengevaluasi hasil pelaksanaan Asuhan Kebidanan
1.3 Metode Penulisan
Asuhan Kebidanan ini disusun dengan cara :
1. Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada klien
2. Wawancara
Mengadakan tanya jawab langsung pada klien guna mengetahui keluhan yang
dirasa ibu, sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat dan benar sesuai
masalah yang ada.
3. Praktek
Melakukan praktek langsung melalui pendekatan manajemen kebidanan
4. Studi Pustaka
Membaca sumber buku yang dapat mendukung terlaksananya Asuhan
sehingga dapat membandingkan antara teori dan praktek.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat badan
yang dilahirkan sebagai berikut :
a. Abortus
Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu
hidup di luar kandungan.
Umur hamil sebelum 28 minggu.
Berat janin kurang dari 1000 gr.
b. Persalinan prematuritas
Persalinan sebelum umur hamil 28 minggu sampai 36 minggu
Berat janin kurang dari 2499 gram
c. Persalinan aterm
Persalinan antara umur hamil 37 minggu sampai 42 minggu.
Berat janin di atas 2500 gram
d. Persalinan Serotinus
Persalinan melampaui umur kehamilan 42 minggu.
Pada janin terdapat tanda-tanda post maturitas.
e. Persalinan presipitatus.
Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
(Manuaba, 1998 : 158)
c. Kala III
Dimulai dari Lahirnya bayi sampai Lahirnya plasenta. Kala III
berlangsung 5-30 menit setelah janin lahir.
d. Kala IV
Melakukan observasi (tingkat kesadaran, pemeriksaan TTV, kontraksi
uterus, perdarahan).
(Manuaba, 1998 : 160)
2.2.4 Patofisiologi
1. Karloamnionitis, menyebabkan selaput ketuban menjadi rapuh.
2. Inkompetensi servic yakni kanalis servikalis yang terlalu terbuka oleh
karena kelainan pada servic uteri.
3. Trauma yang menyebabkan tekanan intrauteri mendadak meningkat.
(Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kebidanan dan Penyakit kandungan,
1993 : 73).
2.2.5 Diagnosis
1. Keluar air warna putih keruh, jernih, kuning, hijau/kecoklatan, sedikit-
sedikit atau banyak.
2. Bila terjadi infeksi dapat disertai demam (suhu 38°C/lebih) air
ketuban bau dan keruh, lekosit darah > 15.000 /m3.
3. Pada pemeriksaan dalam, selaput ketuban tidak ada dan air ketuban
sudah kering.
4. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban sudah tidak
ada dan air ketuban sudah kering.
5. Janin mudah diraba.
(Kapita Selekta Kedokteran I, 2000 : 310).
2.2.7 Komplikasi
1. Infeksi
2. Partus Preterm
3. Prolaps tali pusat
4. Distosia (partus kering)
(FKUI, 1999 : 313)
2.2.8 Penanganan
A. Konservatif
1. Rawat di rumah sakit
2. Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg eritromisin bila tidak
tahan ampsilin) dan Metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.
3. Jika UK < 32 – 37 minggu, dirawat selama air ketuban masih
keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4. Jika UK 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi tes busa
negatif : beri Dexametason, observasi tanda-tanda infeksi dan
kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
5. Jika UK 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi berikan
tokolitik (salbutamol), dexametason dan induksi setelah 24 jam.
6. Jika UK 32-37 minggu, sudah inpartu, ada infeksi, beri antibiotic
dan lakukan induksi sesudah 24 jam.
7. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi
intrauterine).
8. Pada UK 32 -34 minggu berikan steroid, untuk memacu
kematangan paru janin,dan kalau memungkinkan periksa kadar
lesitin dan spingomielin tiap minggu.
Dosis Betamethason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari,
Dexamethason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
B. Aktif
1. Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal
seksio sesarea. Dapat pula diberikan Misoprostol 50 mg
intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
2. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi, dan
persalinan diakhiri :
a. Bila skor pelvic < 5, lakukan Pematangan servic, kemudian
induksi, jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan SC.
b. Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervaginam
C. Antibiotik Setelah Persalinan
1. Profilaktis : stop antibiotika
2. Infeksi : lanjutan untuk 24-48 jam setelah bebas panas
3. Tidak ada infeksi : tidak perlu antibiotika.
(Sarwono, 2002 : 219 – 220).
Antibiotika
Batasi pemeriksaan dalam
Pemeriksaan air ketuban, kultur dan bakteri
Observasi tanda-tanda infeksi dan distress janin
Bidan merujuk ke RS / Puskesmas
Gagal Berhasil
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Istri : tidak mempengaruhi terjadinya KPD
Umur : KPD dapat terjadi pada semua umur pada ibu
hamil
Agama : tidak mempengaruhi terjadinya KPD
Suku/Bangsa : tidak mempengaruhi terjadinya KPD
Pendidikan : tidak mempengaruhi terjadinya KPD
Pekerjaan : pekerjaan yang terlalu berat dapat mempengaruhi
terjadinya KPD
Alamat : tidak mempengaruhi terjadinya KPD
Nama Suami : Sebagai penanggung jawab atas dari klien
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
2. Keluhan utama
Ibu hamil anak pertama dengan usia kehamilan 9 bulan dan
mengeluh mengeluarkan cairan sejak tanggal ...... jam........ disertai
kenceng-kenceng yang lama.
3. Riwayat kesehatan yang lalu.
KPD biasanya terjadi pada klien yang mempunyai penyakit radang
panggul dan PMS
4. Riwayat Kesehatan keluarga
Terdapat keturunan hamil kembar
5. Riwayat Haid
HPHT lebih dari 5 bulan sampai dengan terbentuknya amnion
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
No Hamil Persalinan ditolong hidup/mati Sex BB Nifas Ket
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik sampai lemah
Kesadaran : composmentis - somnolen
TTV : - Tensi : Normal 110/70 – 120/80 mmHg
- Nadi : Normal 70 – 90 x/menit
- Suhu : dapat meningkat jika terjadi infeksi
- RR : Normal 16 – 24 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
o Inspeksi
Muka : normal
Mata : normal
Hidung : normal
Mulut : normal
Telinga : normal
Leher : normal
Dada : normal, hiperpigmentas areola mammae,
kolostrum (+)
Abdomen : perut membesar
Genetalia : normal, terlihat cairan yang merembes
Ekstremitas : normal
o Palpasi
Payudara : normal
Perut : Leopold I : TFU ... cm dan bagian apa yang
ada di fundus
Leopol II : Untuk mengetahui letak punggung
kanan/kiri
Leopold III : Untuk mengetahui letak janin dan
yang terdapat di bagian bawah dan
sudah masuk apa belum
Leopold IV : Bagian bawah sudah masuk
PAP/belum, jika sudah seberapa
jauh
His : tidak ada
Ekstremitas : Untuk mengetahui apakah oedema/tidak
(normal)
o Auskultasi
Dada : normal
Abdomen : DJJ normal 120 – 160 x/menit
o Perkusi
Reflek patella +/+
3. Pemeriksaan Penunjang
VT < 3cm pada primi dan < cm pada multi, ketuban (-) kering.
Dengan inspekulo untuk mengambil cairan ketuban untuk dites
dengan kertas lakmus sehingga menghasilkan warna biru.
2.3.5 Intervensi
Diagnosa : G....... P....... Ab ..... UK .....
minggu,tunggaal,hidup,intrauterine Inpartu kala I fase
laten dengan ketuban pecah dini.
Tujuan : - Mengantisipasi agar tidak terjadi infeksi
- Tidak terjadi kegawatan pada janin
- Ibu dapat menjalani proses persalinan dengan normal
spontan.
Kriteria hasil : - KU : baik
- TTV : dalam batas normal
- DJJ : normal (120 – 160 x/menit)
- tidak terjadi infeksi
- partus spontan
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga secara terapeutik.
R/ Kooperatif dalam tindakan
2. Lakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan
R/ tidak terjadi penyebaran kuman
3. Lakukan pemeriksaan
R/ mengetahui keadaan pasien dan mencegah komplikasi.
4. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
R/ Informasi yang tepat dapat menghindari salah persepsi
5. Observasi tanda-tanda vital
R/ parameter terjadinya komplikasi
6. Observasi CHPB
R/ memantau kemajuan persalinan
7. Kolaborasi dengan dokter SpOG
R/ menjalankan fungsi dependen.
8. Lakukan Informed consent untuk dilakukan operasi SC
R/ bentuk pertanggung jawaban dari semua tindakan yang akan
dilakukan
2.3.6 Implementasi
Sesuai dengan Intervensi
2.3.7 Evaluasi
Sesuai dengan kriteria hasil
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Data Subyektif
1. Biodata
Nama klien : Ny. “S” Nama Suami : Tn. “S”
Umur : 36 th Umur : 41 th
2. Keluhan utama
cairan jernih dari jalan lahir sejak tanggal 11-05-2017 pukul 02.00 tidak
disertai kenceng-kenceng.
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak pernah menderita penyakit
tidak pernah dirawat atau menginap di Rumah Sakit dan tidak pernah operasi.
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang
mempunyai penyakit menular, menurun misalnya hipertensi, DM, jantung
5. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
HPHT : 14-08-2016
TP : 21-05-2017
x
1. 9 bulan normal bidan H L 3,2 normal
3. Hamil ini
Pola nutrisi
Eliminasi
Sebelum MRS : BAB 3x/minggu, BAK 3x/hari
Pola istirahat
Hubungan peran
Sesudah MRS : hubungan dengan keluarga dan lingkungan cukup baik sebab
DATA OBYEKTIF)
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,2 0 C
Rr : 20x/mnit
Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Postur tubuh : tegak
menonjol
(-)
b. Palpasi
c. Auskultasi
d. Perkusi
e. Pemeriksaan dalam
H1
3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium :
4. Program terapi
Infus RL
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital : Tensi darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,2 0 C
Rr : 20x/mnit
Palpasi
digoyang
His : Jarang
H1,molase 0
Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium :
V. INTERVENSI
Intervensi :
Masalah : kecemasan
Tujuan : setelah diberikan penjelasan diharapkan ibu tidak cemas lagi
Kriteria hasil : ibu tidak cemas lagi dan bisa menerima keadaannya
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 11-05-2017
His : jarang
selanjutnya yaitu SC
Memasang kateter
Melakukan skiren
Tanggal : 11-05-2017
Dx : Ny. “S” usia 36 tahun P3003 Ab000 post partum SC indikasi ketuban
pecah dini
Kesadaran : composmentis
Suhu :36,6 ˚C
Nadi : 88 x / menit
RR : 24 x / menit
Lochea : rubra
DK :+
Produksi urine : +
Flatus :-
A : Ny. “S” usia 36 tahun P3003 Ab000 post partum SC indikasi ketuban
pecah dini
- Melakukan IMD
PEMBAHASAN
persalinan. Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini dapat terjadi infeksi
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pemeriksaan dalam dengan jari meningkatkan resiko infeksidan tidak perlu dilakukan
pada ibu dengan ketuban pecah dini. JIka timbul gejala korioamnionitis diindikasikan
untuk segera berkonsultasi dengan Dokter SPOG. Pilihan metode persalinan (normal,
5.2 SARAN
Ketuban pecah dini dapat menimbulkan kecemasan pada ibu dan keluarganya. Bidan
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan , penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk
pendidikan Bidan . EGC . Jakarta
Wiknjosastro , Hanifa dkk . 2005 . Ilmu Kebidanan . Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo. Jakarta