Vous êtes sur la page 1sur 31

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA Ny.”S” USIA 36 TAHUN GIII P2002 Ab000 UK 38-39 MINGGU T/H/I
INPARTU KALA I FASE LATEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI
RSUI MADINAH KASEMBON

Disusun oleh :

RUJIATI
NIM : 16617298

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) MINAT KLINIK

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

TAHUN 2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus ini telah mendapat persetujuan dan pengesahan oleh
pembimbing kami selama melaksanakan praktek klinik di RSUI Madinah yang
dimulai pada tanggal 9 sampai 30 Mei 2017.

Laporan studi kasus ini disusun oleh

Nama : Rujiati

NIM : 16617298

Disahkan dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Mahasiswa

(Rujiati)

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(…………………….) (……………………….)

Kepala Ruangan

(…………………………..) 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bagi banyak wanita, saat pertama kali menemukan bahwa dirinya hamil
adalah saat yang paling menggembirakan di dalam hidup mereka. Seorang calon
ibu akan membayangkan perubahan dan kegembiraan yang akan dia alami selama
9 bulan berikutnya. Akan tetapi masa kehamilan merupakan masa yang rawan
karena pada masa ini banyak sekali perubahan yang terjadi baik fisik maupun
psikologis. Perubahan seperti ini biasanya keadaan perut yang semakin membesar
dan payudara membesar.
Pada saat kehamilan adanya perubahan yang terjadi pada ibu bisa
berlangsung fisiologis atau patologis. Selain perubahan pada ibu hamil dapat pula
terjadi masalah yang mungkin dapat menjadi penyulit dalam kehamilan yang
salah satunya adalah ketuban pecah dini yang akan meningkatkan kejadian partus
preterm, BBLR sampai fetal distress. Oleh karena itu pengenalan pertama ibu
hamil terhadap pecahnya ketuban sangat penting dipahami supaya jika hal
tersebut terjadi, ibu hamil bisa segera pergi ke petugas kesehatan untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.

1.2 Tujuan
A. Tujuan umum
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada klien, mahasiswa dapat
melaksanakan Asuhan secara Komprehensif.
B. Tujuan Khusus
Setelah praktek klinik diharapkan mahasiswa mampu :
o Melakukan pengkajian data pada klien
o Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
o Membuat rencana tindakan pada klien
o Melaksanakan rencana asuhan kebidanan
o Mengevaluasi hasil pelaksanaan Asuhan Kebidanan
1.3 Metode Penulisan
Asuhan Kebidanan ini disusun dengan cara :
1. Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada klien
2. Wawancara
Mengadakan tanya jawab langsung pada klien guna mengetahui keluhan yang
dirasa ibu, sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat dan benar sesuai
masalah yang ada.
3. Praktek
Melakukan praktek langsung melalui pendekatan manajemen kebidanan
4. Studi Pustaka
Membaca sumber buku yang dapat mendukung terlaksananya Asuhan
sehingga dapat membandingkan antara teori dan praktek.

1.4 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Persalinan


2.1.1 Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
(Sarwono, 2002 : 89)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang
telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir / jalan
lain dengan bantuan atau tanpa kekuatan/kekuatan sendiri.
(Manuaba, 1998 : 157).

2.1.2 Klasifikasi Persalinan


Bentuk persalinan berdasarkan definisi :
a. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan.
(Manuaba, 1998 : 157).

Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat badan
yang dilahirkan sebagai berikut :
a. Abortus
 Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu
hidup di luar kandungan.
 Umur hamil sebelum 28 minggu.
 Berat janin kurang dari 1000 gr.
b. Persalinan prematuritas
 Persalinan sebelum umur hamil 28 minggu sampai 36 minggu
 Berat janin kurang dari 2499 gram
c. Persalinan aterm
 Persalinan antara umur hamil 37 minggu sampai 42 minggu.
 Berat janin di atas 2500 gram
d. Persalinan Serotinus
 Persalinan melampaui umur kehamilan 42 minggu.
 Pada janin terdapat tanda-tanda post maturitas.
e. Persalinan presipitatus.
 Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
(Manuaba, 1998 : 158)

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.


a. Power
 His (kontraksi uterus)
 Kontraksi otot dinding perut
 Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengedan.
 Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotondum.
 Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang.
b. Passanger
 Janin
 plasenta
c. Passage
 Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang.
(Manuaba, 1998 : 160).

2.1.4 Tanda-tanda permulaan terjadi persalinan


a. Lightening yaitu kepala turun melalui PAP terutama pada primi
gravida, dapat menimbulkan sesak di bawah, di atas simphisis pubis
dan sering kencing atau susah kencing karena kandung kemih tertekan
kepala.
b. Perut lebih kelihatan melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi lemah
dari uterus, kadang-kadang disebut fase labour pains.
d. Servic menjadi lembek mulai mendatar dan sekresinya bertambah bias
bercampur darah (bloody show).

2.1.5 Tanda-tanda Inpartu


a. Kala I
Dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan
servics menjadi lengkap. Harus dibedakan antara persalinan
sesungguhnya dengan his palsu atau his pendahuluan, pada his palsu
tidak teratur, nyeri tidak memancar dari pinggang ke perut bagian
bawah seperti his persalinan, lamanya kontraksi pendek dan tidak
bertambah kuat bila dibawa berjalan. His palsu tidak mempunyai
pengaruh terhadap servics.
Kala I dibagi 2 fase :
1) Fase Laten
 Pembukaan servic kurang dari 3 cm.
 Servic membuka secara perlahan selama fase ini.
 Berlangsung tidak lebih dari 8 jam pada multigravida 12 jam
pada primigravida.
2) Fase Aktif
 Pembukaan servic setidak-tidaknya 3cm hingga 10 cm
 His lebih kuat dan servic membuka lebih cepat.
Fase aktif dibagi menjadi 3 fase :
- Fase akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
- Fase dilatasi maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari
4 menjadi 9 cm.
- Fase deselerasi
Pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 menjadi lengkap.
b. Kala II
Setelah servic membuka lengkap, his terkoordinir, kuat cepat,
dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali dengan durasi 50-100 detik.
Kepala janin turun masuk ruang panggul menekan otot-otot dasar
panggul secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan, sehingga ibu
merasa ingin BAB dengan tanda anus membuka. Saat his, kepala
mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his
mengedan terpimpin akan lahir kepala diikuti seluruh badan bayi.
Kala II 1 ½ jam pada primi, multi ½ - 1 jam.

c. Kala III
Dimulai dari Lahirnya bayi sampai Lahirnya plasenta. Kala III
berlangsung 5-30 menit setelah janin lahir.

d. Kala IV
Melakukan observasi (tingkat kesadaran, pemeriksaan TTV, kontraksi
uterus, perdarahan).
(Manuaba, 1998 : 160)

2.2 Tinjauan Pustaka KPD


2.2.1 Pengertian KPD
 Ketuban Pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-
tanda persalinan dan ditunggu 1 jam sebelum dimulainya tanda
persalinan.
(Manuaba, 1998 : 229)
 Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu
bila pembukaan kurang dari 3 cm pada primi dan pada multi para
kurang dari 5 cm.
(Mochtar, 1998 : 229)
 Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air-air dari vagina
setelah kehamilan berusia 22 minggu dan terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung.
(Panduan Praktis Yankes Maternal dan Neonatal, 2002 : 111-112).
 Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada
tanda persalinan.
(FKUI, 1999 : 310)

2.2.2 Etiologi KPD


Penyebab Ketuban Pecah Dini antara lain :
1. Servic Inkompeten
2. Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan yang ganda hidramnion.
3. Kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang, letak lintang
4. Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah
janin belum masuk PAP, sefalopelvic disproporsi.
5. Kelainan bawaan dari selaput ketuban.
6. Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput
ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban
pecah.
(Manuaba, 1998 : 229)

2.2.3 Mekanisme Terjadinya KPD


 Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi.
 Bila terjadi pembukaan servic maka selaput ketuban sangat lemah dan
mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
(Manuaba, 1998 : 229)

2.2.4 Patofisiologi
1. Karloamnionitis, menyebabkan selaput ketuban menjadi rapuh.
2. Inkompetensi servic yakni kanalis servikalis yang terlalu terbuka oleh
karena kelainan pada servic uteri.
3. Trauma yang menyebabkan tekanan intrauteri mendadak meningkat.
(Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kebidanan dan Penyakit kandungan,
1993 : 73).
2.2.5 Diagnosis
1. Keluar air warna putih keruh, jernih, kuning, hijau/kecoklatan, sedikit-
sedikit atau banyak.
2. Bila terjadi infeksi dapat disertai demam (suhu 38°C/lebih) air
ketuban bau dan keruh, lekosit darah > 15.000 /m3.
3. Pada pemeriksaan dalam, selaput ketuban tidak ada dan air ketuban
sudah kering.
4. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban sudah tidak
ada dan air ketuban sudah kering.
5. Janin mudah diraba.
(Kapita Selekta Kedokteran I, 2000 : 310).

2.2.6 Pemeriksaan Penunjang


1. Tes lakmus, kertas lakmus merah berubah menjadi biru (basa)
menunjukkan adanya air ketuban.
2. Tes pakis yaitu meneteskan cairan ketuban pada obyek glass dan
dibiarkan kering. Pada pemeriksaan mikroskopik yang akan
menunjukkan kristal cairan amnion dan menunjukkan gambar pakis.
3. USG : menentukan usia kehamilan dan indeks cairan amnion yang
berkurang.
4. Amniosentesis.
(Kapita Selekta Kedokteran I, 2000 : 313).

2.2.7 Komplikasi
1. Infeksi
2. Partus Preterm
3. Prolaps tali pusat
4. Distosia (partus kering)
(FKUI, 1999 : 313)
2.2.8 Penanganan
A. Konservatif
1. Rawat di rumah sakit
2. Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg eritromisin bila tidak
tahan ampsilin) dan Metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.
3. Jika UK < 32 – 37 minggu, dirawat selama air ketuban masih
keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4. Jika UK 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi tes busa
negatif : beri Dexametason, observasi tanda-tanda infeksi dan
kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
5. Jika UK 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi berikan
tokolitik (salbutamol), dexametason dan induksi setelah 24 jam.
6. Jika UK 32-37 minggu, sudah inpartu, ada infeksi, beri antibiotic
dan lakukan induksi sesudah 24 jam.
7. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi
intrauterine).
8. Pada UK 32 -34 minggu berikan steroid, untuk memacu
kematangan paru janin,dan kalau memungkinkan periksa kadar
lesitin dan spingomielin tiap minggu.
Dosis Betamethason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari,
Dexamethason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.

B. Aktif
1. Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal
seksio sesarea. Dapat pula diberikan Misoprostol 50 mg
intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
2. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi, dan
persalinan diakhiri :
a. Bila skor pelvic < 5, lakukan Pematangan servic, kemudian
induksi, jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan SC.
b. Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervaginam
C. Antibiotik Setelah Persalinan
1. Profilaktis : stop antibiotika
2. Infeksi : lanjutan untuk 24-48 jam setelah bebas panas
3. Tidak ada infeksi : tidak perlu antibiotika.
(Sarwono, 2002 : 219 – 220).

Ketuban Pecah Dini

Masuk Rumah Sakit

Antibiotika
Batasi pemeriksaan dalam
Pemeriksaan air ketuban, kultur dan bakteri
Observasi tanda-tanda infeksi dan distress janin
Bidan merujuk ke RS / Puskesmas

Hamil Prematur Kehamilan Preterm


Observasi
Suhu rectal
Distress janin Kelainan Obstetri Letak Kepala
Kortikosteroid
Distress janin
Letak sungsang
Letak lintang
CPD
BOH
Grande multipara
Elderly Primigravida Indikasi Induksi
Infertilitas
Infeksi
Persalinan Obstruktif
Waktu

Gagal Berhasil

Reaksi uterus tidak ada Persalinan tunggal


Kelainan letkep
Seksio Sesarea Fase laten dan aktif
memanjang
Distress janin
Ruptura Uteri Imminens

(Manuaba, 1998 : 231)


2.3 Konsep Manajemen Kebidanan
2.3.1 Pengkajian Data
Tanggal :
Jam :
Tempat :

A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Istri : tidak mempengaruhi terjadinya KPD
Umur : KPD dapat terjadi pada semua umur pada ibu
hamil
Agama : tidak mempengaruhi terjadinya KPD
Suku/Bangsa : tidak mempengaruhi terjadinya KPD
Pendidikan : tidak mempengaruhi terjadinya KPD
Pekerjaan : pekerjaan yang terlalu berat dapat mempengaruhi
terjadinya KPD
Alamat : tidak mempengaruhi terjadinya KPD
Nama Suami : Sebagai penanggung jawab atas dari klien
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

2. Keluhan utama
Ibu hamil anak pertama dengan usia kehamilan 9 bulan dan
mengeluh mengeluarkan cairan sejak tanggal ...... jam........ disertai
kenceng-kenceng yang lama.
3. Riwayat kesehatan yang lalu.
KPD biasanya terjadi pada klien yang mempunyai penyakit radang
panggul dan PMS
4. Riwayat Kesehatan keluarga
Terdapat keturunan hamil kembar
5. Riwayat Haid
HPHT lebih dari 5 bulan sampai dengan terbentuknya amnion
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
No Hamil Persalinan ditolong hidup/mati Sex BB Nifas Ket

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


Berhubungan dengan kehamilan yang terdapat infeksi, kelainan
letak, kehamilan ganda, hidramnion, kemungkinan kesempitan
panggul, PMS dan PRP.
8. Pola Kebiasaan sehari-hari
- Pola istirahat : Klien tidak boleh jalan-jalan dan harus bed
rest total.
- Pola nutrisi : asupan cairan dan kalori yang lebih banyak
untuk mencegah dehidrasi.
- Pola eliminasi :-
- Pola kebersihan : personal hygiene yang kurang dapat
menyebabkan infeksi.
- Pola aktivitas : pekerjaan yang berat/terjadi trauma seperti
jatuh.
- Rekreasi :-
- Pola sexual : multi partner dan terlalu sering melakukan
hubungan seksual.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik sampai lemah
Kesadaran : composmentis - somnolen
TTV : - Tensi : Normal 110/70 – 120/80 mmHg
- Nadi : Normal 70 – 90 x/menit
- Suhu : dapat meningkat jika terjadi infeksi
- RR : Normal 16 – 24 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
o Inspeksi
Muka : normal
Mata : normal
Hidung : normal
Mulut : normal
Telinga : normal
Leher : normal
Dada : normal, hiperpigmentas areola mammae,
kolostrum (+)
Abdomen : perut membesar
Genetalia : normal, terlihat cairan yang merembes
Ekstremitas : normal

o Palpasi
Payudara : normal
Perut : Leopold I : TFU ... cm dan bagian apa yang
ada di fundus
Leopol II : Untuk mengetahui letak punggung
kanan/kiri
Leopold III : Untuk mengetahui letak janin dan
yang terdapat di bagian bawah dan
sudah masuk apa belum
Leopold IV : Bagian bawah sudah masuk
PAP/belum, jika sudah seberapa
jauh
His : tidak ada
Ekstremitas : Untuk mengetahui apakah oedema/tidak
(normal)

o Auskultasi
Dada : normal
Abdomen : DJJ normal 120 – 160 x/menit
o Perkusi
Reflek patella +/+

3. Pemeriksaan Penunjang
VT  < 3cm pada primi dan < cm pada multi, ketuban (-) kering.
Dengan inspekulo untuk mengambil cairan ketuban untuk dites
dengan kertas lakmus sehingga menghasilkan warna biru.

2.3.2 Identifikasi, Diagnosa dan Masalah


Dx : G..... P..... Ab ..... UK..... minggu tunggal, hidup, intrauteri, letkep,
inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini.
Ds : Ibu mengatakan mengeluarkan cairan sejak tanggal........ jam......
disertai kenceng-kenceng tapi tidak terlalu sering.
Do : Keadaan umum : baik
TTV : - Tensi : normal 110/70-120/80 mmHg
- Nadi : normal 70 – 90 x/menit
- Respirasi : normal 16 -24 x/menit
- Suhu : normal dan cenderung naik jika
terkena infeksi
HPHT : .....
TP : .....
Palpasi : Leopold I : TFU ......cm
Leopold II : letak punggung kanan/kiri
Leopold III : bagian terendah janin
kepala/bokong dan sudah masuk
PAP atau masih dapat digoyang
Leopold IV : Apa yang terletak di bagian bawah
dan seberapa jauh masuknya
His dalam 10’ ...... x ......”
Periksa dalam : VT  < 3 cm, off 0% ketuban merembes/kering.
Auskultasi: DJJ normal 120 – 160 mmHg.

2.3.3 Antisipasi Masalah Potensial


1. Pada Ibu : Infeksi
2. Pada janin : fetal dan distress, asfiksia, IUFD
2.3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
1. Observasi tanda-tanda infeksi dan distress janin
2. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk kelanjutan tindakan.

2.3.5 Intervensi
Diagnosa : G....... P....... Ab ..... UK .....
minggu,tunggaal,hidup,intrauterine Inpartu kala I fase
laten dengan ketuban pecah dini.
Tujuan : - Mengantisipasi agar tidak terjadi infeksi
- Tidak terjadi kegawatan pada janin
- Ibu dapat menjalani proses persalinan dengan normal
spontan.
Kriteria hasil : - KU : baik
- TTV : dalam batas normal
- DJJ : normal (120 – 160 x/menit)
- tidak terjadi infeksi
- partus spontan
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga secara terapeutik.
R/ Kooperatif dalam tindakan
2. Lakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan
R/ tidak terjadi penyebaran kuman
3. Lakukan pemeriksaan
R/ mengetahui keadaan pasien dan mencegah komplikasi.
4. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
R/ Informasi yang tepat dapat menghindari salah persepsi
5. Observasi tanda-tanda vital
R/ parameter terjadinya komplikasi
6. Observasi CHPB
R/ memantau kemajuan persalinan
7. Kolaborasi dengan dokter SpOG
R/ menjalankan fungsi dependen.
8. Lakukan Informed consent untuk dilakukan operasi SC
R/ bentuk pertanggung jawaban dari semua tindakan yang akan
dilakukan

2.3.6 Implementasi
Sesuai dengan Intervensi

2.3.7 Evaluasi
Sesuai dengan kriteria hasil
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 11 Mei 2017

Jam : 08.00 WIB

Tempat : RSUI Madinah Kasembon

Data Subyektif

1. Biodata
Nama klien : Ny. “S” Nama Suami : Tn. “S”

Umur : 36 th Umur : 41 th

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Dagang

Alamat : Dusun Bayanan Desa Ngantru Kecamatan Ngantang

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan ini hamil ke-3 dengan usia kehamilan 9 bulan,mengeluarkan

cairan jernih dari jalan lahir sejak tanggal 11-05-2017 pukul 02.00 tidak

disertai kenceng-kenceng.

3. Riwayat kesehatan masa lalu

Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak pernah menderita penyakit

kronis dan penyakit menular lainnya yang dapat mempengaruhi kehamilannya,

tidak pernah dirawat atau menginap di Rumah Sakit dan tidak pernah operasi.

4. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang
mempunyai penyakit menular, menurun misalnya hipertensi, DM, jantung

serta tidak mempunyai keturunan gemeli.

5. Riwayat Haid

Menarche : 13 tahun

Siklus haid : teratur/28 hari

Lama Haid : 6-7 hari

Keluhan : Disminorhoe (-)

Fluor albus : (-)

HPHT : 14-08-2016

TP : 21-05-2017

6. Riwayat Kehamilan dan Nifas yang lalu

No Hamil Persalinan Penolong H/M Se BBL Nifas Ket

x
1. 9 bulan normal bidan H L 3,2 normal

2. 9 bulan normal bidan H P 3,3 normal

3. Hamil ini

7. Pola kebiasaan sehari-hari

 Pola nutrisi

Sebelum MRS : Makan 3x sehari

Komposisi : nasi,lauk pauk,sayuran

Minum : air putih 5 gelas/hari

Saat MRS : Makan : belum pernah (masih berpuasa)

Minum : belum pernah (masih berpuasa)

 Eliminasi
Sebelum MRS : BAB 3x/minggu, BAK 3x/hari

Saat MRS : BAB : belum pernah, BAK : belum BAK

 Pola istirahat

Sebelum MRS : 7-8 jam / hari

 Pola personal higiene

Sebelum MRS : Mandi dan gosok gigi 2x/hari, keramas 3x seminggu

dan ganti baju tiap kali mandi

Saat MRS : belum pernah mandi, belum pernah keramas, belum

pernah sikat gigi, belum pernah ganti pakaian

 Hubungan peran

Sebelum MRS : hubungan dengan keluarga dan lingkungan cukup baik

Sesudah MRS : hubungan dengan keluarga dan lingkungan cukup baik sebab

banyak keluarga yang menjenguk dan merawat saat dirumah sakit.

DATA OBYEKTIF)

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : cukup

Kesadaran : composmentis

2. Tanda-tanda vital

Tensi darah : 120/80 mmHg

Nadi : 82x/menit

Suhu : 36,2 0 C

Rr : 20x/mnit

Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi
Postur tubuh : tegak

Cara berjalan : agak pincang

Muka : tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum

Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera putih

Hidung : tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung,

tidak ada pembengkakan

Mulut : bibir tidak pucat dan tidak kering

Telinga : simetris, bersih, tidak ada secret

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

pembesaran vena jugularis.

Dada : simetris, hiperpigmentasi areola mammae, putting susu

menonjol

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi

Genetalia : tampak keluar cairan jernih (ketuban), lender (-) darah

(-)

Anus : normal tidak ada haemoroid

Ekstremitas : atas dan bawah simetris dan tidak ada kelainan

b. Palpasi

Payudara : kenyal, tidak teraba benjolan abnormal

Abdomen : Leopold I : TFU 36 cm, teraba bulat, lunak

tidak melenting (bokong)

Leopold II : bagian kanan teraba bagian datar

memanjang bagian kiri teraba bagian kecil

Leopold III : Teraba keras , bulat, bisa digoyang

Leopold IV : kepala belum masuk PAP


Ekstremitas : tidak ada nyeri tekan.

c. Auskultasi

Dada : tidak ada bunyi ronchi dan weezing

Abdomen : tidak ada suara peristaltik usus, bising usus (+)

DJJ (+) 140x/m

d. Perkusi

Reflek patella (+) / (+)

e. Pemeriksaan dalam

VT : pembukaan 2cm, eff 25%, ket -warna meconeal, kep

H1

3. Pemeriksaan Penunjang

Hasil laboratorium :

WBC : 9.85 10^6/uL PLT : 254 10^6/uL

HGB : 12.2 g/dl GOLDA : B

4. Program terapi

Infus RL

II. INTERPRETASI DATA DASAR


DX : Ny.”S” USIA 36 tahun GIII P2002 Ab000 UK 38-39 minggu,

T/H/I inpartu kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini

DS : Ibu mengatakan ini hamil ke-3 dengan usia kehamilan 9 bulan,

mengeluarkan cairan kehijauan dari jalan lahir sejak tanggal 11-05-

2016 pukul 02.00 tidak disertai kenceng-kenceng.

DO : Keadaan Umum : baik

Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital : Tensi darah : 120/80 mmHg

Nadi : 82x/menit

Suhu : 36,2 0 C

Rr : 20x/mnit

 Palpasi

Abdomen : Leopold I : TFU 36 cm, teraba bulat, lunak

tidak melenting (bokong)

Leopold II : bagian kanan teraba bagian

datar memanjang bagian kiri

teraba bagian kecil

Leopold III : Teraba keras , bulat, bisa

digoyang

Leopold IV : kepala belum masuk PAP

His : Jarang

VT :  2 cm eff 25%, Ketuban (-) meconeal, letkep,

H1,molase 0

 Auskultasi

DJJ : 140 x/mnt

 Pemeriksaan Penunjang

Hasil laboratorium :

WBC : 9.85 10^6/uL PLT : 254 10^6/uL

HGB : 12.2 g/dl GOLDA : B

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL

Pada bayi : Infeksi


Pada Ibu : Gawat janin

IV. IDENTIFIKASI DAN MENETAPKAN KEBUTUHAN SEGERA

1. Observasi tanda-tanda infeksi dan fetal distress

2. Kolaborasi dengan Dokter SPOG untuk kelanjutan tindakan

V. INTERVENSI

Dx : Ny.”S” USIA 36 TAHUN GIII P2002 Ab000 UK 38-39 minggu,

T/H/I inpartu kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini

Tujuan : - Mengantisipasi agar tidak terjadi infeksi

- Mengantisipasi agar tidak terjadi kegawatan pada janin

- Ibu dapat menjalani persalinan dengan normal spontan.

Kriteria hasil : - KU baik

- TTV dalam batas normal

- DJJ normal (120 – 160 x/menit)

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan pada Ibu dan keluarga

R/ Kooperatif dalam tindakan

2. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.

R/ Informasi yang tepat dapat menghindari salah persepsi

3. Observasi tanda-tanda vital

R/ parameter terjadinya komplikasi

4. Kolaborasi dengan dokter SpOG

R/ menjalankan fungsi dependen.

5. Mengantar pasien ke ruang obgyn

R/ melakukan tindakan selanjutnya di ruang obgyn.

Masalah : kecemasan
Tujuan : setelah diberikan penjelasan diharapkan ibu tidak cemas lagi

Kriteria hasil : ibu tidak cemas lagi dan bisa menerima keadaannya

VI. IMPLEMENTASI

Tanggal 11-05-2017

Dx : Ny. “S” usia 36 tahun GIII P2002 Ab200 UK 38-39 minggu,

T/H/I inpartu kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini

jam Implementasi paraf


09.00 Melakukan pendekatan pada ibu dan membina hubungan baik

dengan cara mengajak komunikasi dan mendengar keluhan ibu

09.00 Memberitahukan hasil pemeriksaan yang meliputi tensi:

T: 110/80 mmHg, Nadi: 84x/menit, Suhu: 36,2 0 C, Rr: 22x/mnt

09.15 Melakukan observasi TTV:

His : jarang

DJJ : 140 x / menit

09.30 Menjalin kerjasama dengan dokter SpoG dalam pemberian terapi :

infus RL 20 tpm dan untuk tindakan yang akan dilakukan

selanjutnya yaitu SC

Memasang kateter

Melakukan skiren

10.00 Mengantar pasien ke OK


VII. EVALUASI

Tanggal : 11-05-2017

Jam : 11.00 WIB

Dx : Ny. “S” usia 36 tahun P3003 Ab000 post partum SC indikasi ketuban

pecah dini

S : Ibu mengatakan senang dengan kelahiran anaknya yang ketiga

O : Keadaan umum : cukup

Kesadaran : composmentis

TTV : TD :110 / 70 mmHg

Suhu :36,6 ˚C

Nadi : 88 x / menit

RR : 24 x / menit

TFU : 2 jr bawh pst

Lochea : rubra

DK :+

Produksi urine : +

Flatus :-

Bayi lahir dg SC, jenis kelamin laki-laki, BB 4200 gr PB 51 cm

A : Ny. “S” usia 36 tahun P3003 Ab000 post partum SC indikasi ketuban

pecah dini

P : - Observasi TTV dan luka jahitan

- Observasi pengeluaran pervaginam

- Anjurkan ibu untuk mobilisasi.

- Melakukan IMD

- Lanjutkan terapi sesuai advis dokter.


BAB 4

PEMBAHASAN

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum

persalinan. Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini dapat terjadi infeksi

maternal maupun neonatal, gawat janin, retensio plasenta,meningkatnya insiden

seksio sesarea atau gagalnya persalinan normal.


BAB 5

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Pemeriksaan dalam dengan jari meningkatkan resiko infeksidan tidak perlu dilakukan

pada ibu dengan ketuban pecah dini. JIka timbul gejala korioamnionitis diindikasikan

untuk segera berkonsultasi dengan Dokter SPOG. Pilihan metode persalinan (normal,

SC) bergantung pada gestasi, presentasi, dan berat korioamninitis.

5.2 SARAN

Ketuban pecah dini dapat menimbulkan kecemasan pada ibu dan keluarganya. Bidan

harus membantu mengeksplorasi rasa takut yang menyertai perkiraan

persalinan.Rencana penatalaksanaannya perlu didiskusikan denganibu dan

keluarga.Pemahaman dan kerjasama keluarga merupakan hal yang penting untuk

kelanjutan asuhan yang akan diberikan pada ibu.


DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan , penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk
pendidikan Bidan . EGC . Jakarta

Mochtar , Rustam . Sinopsis Obstetri jilid I . EGC . Jakarta

Wiknjosastro , Hanifa dkk . 2005 . Ilmu Kebidanan . Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo. Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi