Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
RUJIATI
NIM : 16617298
UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN 2017
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus ini telah mendapat persetujuan dan pengesahan oleh
pembimbing kami selama melaksanakan praktek klinik di RSUI Madinah yang
dimulai pada tanggal 9- 30 Mei 2017.
Nama : Rujiati
NIM : 16617298
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
(Rujiati)
Mengetahui
(…………………….) (……………………….)
Kepala Ruangan
(…………………………..)
BAB 1
PENDAHULUAN
Nyeri,satu kata singkat dan simpel, akan tetepi ketika di bahas akan
menghasilkan telaah yang panjang dan menarik untuk di uraikan.satu kata yang sering
Keunikannya membuat satu sama lain berbeda dalam mengalirkan dan merasa
kedatangannya.
Keluhan nyeri merupakan keluhan yang paling umum kita temukan ketika kita
sedang melakukan tugas kita sebagai bagian dari tim kesehatan,baik itu di tataran
itu kita temukan kadang kala kita sering menganggap hal itu sebagai hal yang biasa
sehingga perhatian yang kita berikan tidak cukup memberikan hasil yang memuaskan
dimata pasien.
semua unsur yang terlibat di dalam pelayanan kesehatan,untuk itu pemahaman nyeri
perawat yang dalam rentang waktu 24 jam sehari berinteraksi dengan pasien.
1.2 Tujuan
Metode yang dipakai dalam penulisan asuhan kebidanan ini yaitu dengan
langsung mengenai proses asuhan pada klien secara langsung mengenai proses asuhan
kebidanan pada ibu nifas dengan gaangguan nyeri hari ke-1 post SC indikasi KPD.
1. Data primer :
a. Wawancara
b. Observasi
c. Pemeriksaan fisik
2. Data sekunder :
3. Sumber data :
BAB IV : Penutup
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.DEFINISI
season subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang tidak terkait
Nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan
Nyeri adalah suati mekanisme produksi segi tubuh timbul dimana jaringan
menghilangkan rangsangannya.
B. ETIOLOGI NYERI
1. Trauma
a. Mekanik
b. Thermis
c. Kneimis
Nyeri timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau
basa kuat
d. Elektrik
Nyeri timbul karena kontak dengan zat kimia dan pengaruh aliran
2.Neoplasma
a. jinak
b. ganas
3.Peradangan
Nyeri terjadi kareana kerusakan ujung saraf reseptor akibat peredangan atau
terjepit pembengkakan.
Misal:Abses
5.trauma psikologis
C.KLASIFIKASI NYERI
1.berdasarkan waktu kejadian
Nyeri Akut
Nyeri yang terjadi dalam waktu (durasi)dari ideal sampai dengan kurang dari
enam bulan.Nyeri akut biasanya terjadi pada cedera,penyakit akut atau pada
Nyeri kronik
di bedakan dalam dua kelompok dasar yaitu nyeri kronis maligna dan nyeri
2.Menurut lokasi
Nyeri superfisial
Nyeri yang terjadi pada otot tulang serta struktur penyokang lainnya.
Nyeri viseral
Nyeri fantom
Nyeri Alih
Nyeri yang timbul akibat adanya nyeri viseral yang menjalar ke organ lain
3.BERDASARKAN ORGAN
Nyeri organik
Nyeri Neurogenik
Nyeri psikogenik
Usia
Jenis kelamin
Budaya
Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana seharusnya mereka merespon terhadap nyeri
Perhatian
Anisietas
seseorang cemas
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri di masa lampau dan saat ini
nyeri yang sama-sama timbul maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya
Pola koping
Individu yang mengalami nyeri sering kali tergantung pada anggota keluarga
dan sosial individu yang mengalami nyeri sering kali tergantung pada anggota
Nyeri tidak dapat dinilai secara objektik seperti sinar X atau laboratorium
darah
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan yaitu secara objektif pasien dapat berkomunikasi dengan baik
4-6 : nyeri sedang yaitu secara objektif pasien mendesis , menyeringai dapat
7-9 : nyeri berat yaitu secara objektif pasien pasien terkadang tidak dapat
10 : nyeri sangat besar yaitu pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi
H. KARAKTERISTIK NYERI
- nadi meningkat
-pernafasan meningkat
2. Posisi berhati-hati
I.PENGALAMAN NYERI
hukuman akibat dosa merupakan sesuatu yang harus di toleransi faktor yang
balakang,sosial budaya,lingkungan.
2 Persepsi nyeri
Persepsi nyeri tepatnya pada area korteks muncul akibat stimulus yang di
Toleransi terhadap nyeri terkait dengan intensitas nyeri yang membuat seseorang
a. Nyeri superfisial yaitu nyeri yang muncul akibat rangsangan pada kulit dan
mukosa
b. Nyeri viseral yaitu muncul akibat stimulasi pada reseptor nyeri di rongga
c. Nyeri alih yaitu nyeri yang pada daerah lain yang jauh dari jaringan.
Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya dengan kata lain nyeri ini timbul akibat
K. RIWAYAT NYERI
Lokasi
untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik minta klien menunjukkan lokasi
nyerinya.pengkajian ini bisa dilakukan dengan bantuan gambar tubuh klien bisa
menandai bagian tubuh yang mengalami nyeri.ini sangat bermanfaat terutama untuk
Intensitas nyeri
Penggunaan skala nyeri adalahmetode yang mudah dan terpecaya untuk menentukan
intensitas nyeri pasien ,skala nyeri yang paling sering digunakan adalah rentan 0-5
atau 0-10.angka nol menandakan tidak nyeri sama sekali dan angka tertinggi
Kualitas nyeri
informasi yang akurat dapat berpengaruh besar pada diagnosis dan etiologi nyeri serta
Pola
Pola nyeri meliputi waktu awitan dari kekambuhan atau interval nyeri,perawat perlu
Faktor presipitasi
berat dapat menimbulkan nyeri dada,selain itu faktor lingkungan stresor fisik dan
Sumber koping
durasi nyeri interpretasi tentang nyeri dan banyak faktor lain.perawat perlu
2.1.4 Patofisiologi
1. Karloamnionitis, menyebabkan selaput ketuban menjadi rapuh.
2. Inkompetensi servic yakni kanalis servikalis yang terlalu terbuka oleh
karena kelainan pada servic uteri.
3. Trauma yang menyebabkan tekanan intrauteri mendadak meningkat.
(Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kebidanan dan Penyakit kandungan,
1993 : 73).
2.1.5 Diagnosis
1. Keluar air warna putih keruh, jernih, kuning, hijau/kecoklatan, sedikit-
sedikit atau banyak.
2. Bila terjadi infeksi dapat disertai demam (suhu 38°C/lebih) air
ketuban bau dan keruh, lekosit darah > 15.000 /m3.
3. Pada pemeriksaan dalam, selaput ketuban tidak ada dan air ketuban
sudah kering.
4. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban sudah tidak
ada dan air ketuban sudah kering.
5. Janin mudah diraba.
(Kapita Selekta Kedokteran I, 2000 : 310).
2.1.7 Komplikasi
1. Infeksi
2. Partus Preterm
3. Prolaps tali pusat
4. Distosia (partus kering)
(FKUI, 1999 : 313)
2.1.8 Penanganan
A. Konservatif
1. Rawat di rumah sakit
2. Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg eritromisin bila tidak
tahan ampsilin) dan Metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.
3. Jika UK < 32 – 37 minggu, dirawat selama air ketuban masih
keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4. Jika UK 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi tes busa
negatif : beri Dexametason, observasi tanda-tanda infeksi dan
kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
5. Jika UK 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi berikan
tokolitik (salbutamol), dexametason dan induksi setelah 24 jam.
6. Jika UK 32-37 minggu, sudah inpartu, ada infeksi, beri antibiotic
dan lakukan induksi sesudah 24 jam.
7. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi
intrauterine).
8. Pada UK 32 -34 minggu berikan steroid, untuk memacu
kematangan paru janin,dan kalau memungkinkan periksa kadar
lesitin dan spingomielin tiap minggu.
Dosis Betamethason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari,
Dexamethason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
B. Aktif
1. Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal
seksio sesarea. Dapat pula diberikan Misoprostol 50 mg
intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
2. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi, dan
persalinan diakhiri :
a. Bila skor pelvic < 5, lakukan Pematangan servic, kemudian
induksi, jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan SC.
b. Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervaginam
C. Antibiotik Setelah Persalinan
1. Profilaktis : stop antibiotika
2. Infeksi : lanjutan untuk 24-48 jam setelah bebas panas
3. Tidak ada infeksi : tidak perlu antibiotika.
(Sarwono, 2002 : 219 – 220).
Antibiotika
Batasi pemeriksaan dalam
Pemeriksaan air ketuban, kultur dan bakteri
Observasi tanda-tanda infeksi dan distress janin
Bidan merujuk ke RS / Puskesmas
Gagal Berhasil
I. PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Umur : 25 th Umur : 27 th
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak pernah menderita penyakit
tidak pernah dirawat atau menginap di Rumah Sakit dan tidak pernah operasi.
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang
Menarche : 13 tahun
Pola nutrisi
Eliminasi
Pola istirahat
Hubungan peran
Sesudah MRS : hubungan dengan keluarga dan lingkungan cukup baik sebab
DATA OBYEKTIF)
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,2 0 C
Rr : 22x/mnt
Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
b. Palpasi
Abdomen : UC : baik
c. Auskultasi
d. Perkusi
Kesadaran : composmentis
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,2 0 C
Rr : 22x/mnt
Inspeksi
V. INTERVENSI
Intervensi :
Tanggal 18-05-2017
VII. EVALUASI
Tanggal : 18-05-2017
Kesadaran : composmentis
TTV : TD :110 / 70 mmHg
Suhu :36,2 ˚C
Nadi : 84 x / menit
RR : 20 x / menit
PEMBAHASAN
(kekurangan cairan ketuban <500cc) pada post SC yang menyebabkan gangguan rasa
diagnosa KPD pada post SC dengan keluhan nyeri pada abdomen (bekas luka
operasi). Pada saat pengkajian dilakukan, pasien mengatakan nyeri Sedang (skala
intensitas nyeri 4-6) sehingga pasien masih perlu pemantauan. Tindakan yang
diberikan pemberian cairan infus, obat-obatan. Dan dilakukan mobilisasi dini (belajar
PENUTUP
5.1 A. KESIMPULAN
nyaman (nyeri) pada dirinya. Terutama pada bagian abdomen (luka bekas operasi).
Setelah dilakukan anamnesa pada tanggal 18-05-2017 jam 14.30 Ny. I dengan
diagnosa KPD pada post SC dengan keluhan nyeri pada (abdomen) saat pengkajian
dilakukan pasien mengatakan nyeri sedang (skala intensitas nyeri 4-6) sehingga
pasien perlu pemantauan diberikan tindakan berupa cairan infus serta obat-obatan.
5.2 SARAN
dalam penanganan atau perujukan ke suatu instansi yang lebih tinggi tidak terlambat.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, 2002. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan
Klinik Kesehatan Reproduksi.
Prawirohardjo, S.. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan