Vous êtes sur la page 1sur 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

“N“ DENGAN DIAGNOSA


MEDIS KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RUANG VK
BERSALIN RSUD Dr. R. SOEDJONO SELONG
LOMBOK TIMUR

DISUSUN OLEH :
SITI SHARLYA WARTINI
NPM : 016.02.0387

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MATARAM
2016
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.“N“ DENGAN DIAGNOSA


MEDIS KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RUANG VK
BERSALIN RSUD Dr. R. SOEDJONO SELONG
LOMBOK TIMUR

DI SUSUN OLEH :
SITI SHARLYA WARTINI
NPM : 016.02.0387

LAPORAN INI TELAH DIPERIKSA DAN DISAHKAN PADA:


HARI :
TANGGAL :

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING LAHAN

( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN
KETUBAN PECAH DINI (KPD)

A. Pengertian
KPD ( Ketuban Pecah Dini ) adalah pecahnya
ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan
di tunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian
besar KPD adalah hamil aterm di atas 27 minggu,
sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak
(Manuaba, 2009).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput
ketuban secara spontan satu jam atau lebih sebelum
terjadi tanda-tanda persalinan (Mansjoer, 2000).

B. Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini (KPD) mempunyai
dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan sebagai
berikut (Mansjoer, 2000):
1. Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis)
2. Infeksi vagina
3. Inkompetensia
4. Faktorparitas (primipara dan multipara)
5. Ketegangan rahim berlebihan, kehamilan ganda,
hidramnion
6. Kelainan letak janin dalam rahim, letak sungsang,
letak lintang
7. Trauma
8. Usia ibu (<20 & 35<) tahun.
C. Patofisiologi
Kantong amnion yang utuh berfungsi sebagai
suatu mekanik terhadap infeksi tetapi selain itu
cairan amnion mempunyai beberapa sifat
bakteriostatik yang dapat memainkan peran dalam
pencegahan kario amnionitis dan infeksi janin.
Membran yang utuh bukan merupakan sawar mutlak
terhadap infeksi karena kolonisasi bakteri terjadi
10% pasien dalam persalinan cukup bulan, dengan
membrane yang utuh sampai 25% pasien dalam
persalinan kurang bulan. Janin kurang bulan dengan
ketuban pecah dini, resiko infeksidan sepsis yang
keberadaannya di dalam rahim bahkan dapat menjadi
problematik, bagi ibu resikonya bukan saja terjadi
kariomnitis tetapi juga bisa terjadi kegagalan
induksi, maka harus dilakukan operasi sectio
caesaria (Manuaba, 2009).

D. Manifestasi Klinik
1. Keluar ketuban warna putih, keruh, jernih, kuning,
hijau/kecoklatan, sedikit/banyak
2. Dapat di sertai demam bila sudah ada infeksi
3. Janin mudah teraba
4. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada , air
ketuban sudah kering
5. Inspekulo, tampak air ketuban mengalir/selaput
ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.
E. Nursing Pathway

Spermatozoa Ovum

Nidasi

Kehamilan Implantasi

Cairan Amnion
Mikroorganisme

Amnionitis/ MK: Infeksi


Korioamnionitis
Infeksi
genitalia

Pelepasan
Keputihan mediator inflamasi

Perubahan Kontraksi uterus MK: Nyeri


hormonal

Pembukaan servik
Peningkatan
MK: Gangguan
Cairan amnion &,
Istirahat tidur
pengurangan pH
vagina KPD
(Ketuban Pecah Dini)

Kurang Informasi
Infeksi intera uteri

MK: Cemas Infeksi intera uteri Kematian janin dalam rahim


F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Leukosid darah > 15000/ul bila
terjadi infeksi
2. Test lakmus merah berubah menjadi biru
3. Amnio sentetis
4. USG(menentukan usia kehamilan, indeks cairan
amnion berkurang).

G. Penatalaksanaan Medis
1. Bila didapatkan infeksi berat maka berikan
antibiotik dosis tinggi. Bila ditemukan tanda-
tanda inpartu, infeksi dan gawat janin maka
lakukan terminasi kehamilan.
2. Induksi atau akselerasi persalinan.
3. Lakukan seksio sesaria bila induksi atau
akselerasi persalinan mengalami kegagalan.
4. Lakukan seksio histerektomi bila tanda-tanda
infeksi uterus berat ditemukan.

H. Komplikasi
1. Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput
ketuban maupun asenden dari vagina atau infeksi
pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya
KPD.
2. Partus Preterm
Persalinan preterm atau partus prematur adalah
persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari
37 minggu ( antara 20 – 37 minggu ) atau dengan
berat janin kurang dari 2500 gram.
3. Prolap Tali Pusat
4. Tali pusat menumbung.
5. Distasia ( partus kering)
Pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang akan
lama akan menyebabkan dry labour atau persalinan
kering.

I. Pengkajian Keperawatan
1. Keluhan utama :
Keluar cairan warna putih, keruh, jernih, kuning,
hijau/kecoklatan sedikit/banyak, pada periksa
dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban
sudah kering, inspeksikula tampak air ketuban
mengalir/selaput ketuban tidak ada dan air
ketuban sudah kering.
2. Riwayat haid
Umur menarche pertama kali, lama haid, jumlah
darah yang keluar, konsistensi, siklus haid, hari
pertama haid dan terakhir, perkiraan tanggal
partus.
3. Riwayat Obstetris
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, hasil
laboraturium : USG , darah, urine, keluhan selama
kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi,
upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan
yang diperoleh.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit
yang diturunkan secara genetik seperti panggul
sempit, apakah keluarga ada yg menderita penyakit
menular, kelainan kongenital atau gangguan
kejiwaan yang pernah di derita oleh keluarga.
5. Kebiasaan sehari–hari
a) Pola nutrisi : pada umumnya klien dengan KPD
mengalami penurunan nafsu makan, frekuensi
minum klien juga mengalami penurunan
b) Pola istirahat dan tidur : klien dengan KPD
mengalami nyeri pada daerah pinggang sehingga
pola tidur klien menjadi terganggu, apakah
mudah terganggu dengan suara-suara, posisi
saat tidur (penekanan pada perineum)
6. Pemeriksaan Fisik Abdomen
I : Keadaan perut, warnanya, apakah ada/tidak
luka lesi dan lecet.
P : Tinggi fundus klien, letak bayi, persentase
kepala apakah sudah masuk PAP/belum.
P : Bunyi abdomen.
A : Bising usus klien, DJJ janin apakah masih
terdengar/tidak

J. Diagnosa Keperawatan dan Prioritas (Nanda, 2005)


1. Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif,
pecah ketuban, kerusakan kulit, penurunan
hemoglobin, pemajanan pada patogen.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan
terjadi nya ketegangan otot rahim.
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
atau konfirmasi tentang penyakit.
4. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan
dengan adanya nyeri, peningkatan HIS.
K. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pecah
ketuban, kerusakan kulit, penurunan hemoglobin,
pemajanan pada patogen.
Tujuan :
Infeksi tidak terjadi pada ibu dengan kriteria
hasil : pencapaian tepat waktu pada pemulihan luka
persalinan.
Intervensi :
a) Tinjau ulang kondisi/faktor risiko yang ada
sebelumnya, Catat waktu pecah ketuban.
b) Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi
(misalnya: peningkatan suhu, nadi, jumlah sel
darah putih, atau bau/warna rabas vagina).
c) Berikan perawatan perineal sedikitnya setiap 4
jam bila ketuban telah pecah
Rasional :
a) Kondisi dasar ibu, seperti diabetes atau
hemoragi, menimbulkan potensial resiko infeksi
atau penyembuhan luka yang buruk. Resiko
korioamnionitis meningkat dengan berjalannya
waktu, sehingga meningkatkan resiko infeksi
ibu dan janin.
b) Pecah ketuban terjadi 24jam sebelum pembedahan
dapat menyebabkan amnionitis sebelum
intervensi bedah dan dapat mengubah
penyembuhan luka.
c) Untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan
terjadi nya ketegangan otot rahim.
Tujuan :
Rasa nyeri berkurang dengan kriteria hasil : klien
tampak tenang dan klien tampak nyaman.
Intervensi :
a) Monitor tanda– tanda vital : TD, pernafasan,
nadi dan suhu.
b) Ajarkan klien teknik relaksasi
c) Atur posisi klien.
d) Berikan lingkungan yang nyaman dan batasi
pengunjung.
Rasional :
a) Nyeri dapat menyebabkan peningkatan frekuensi
pernafasan dan nadi.
b) Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
klien.
c) Untuk memberikan kenyamanan pada klien.
d) Agar klien dapat beristirahat.

3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan


atau konfirmasi tentang penyakit.
Tujuan :
Ansietas klien berkurang dengan kriteria hasil :
Klien terlihat lebih tenang dan tidak gelisah,
Klien mengungkapkan bahwa ansietasnya berkurang
Intervensi :
a) Kaji respon psikologis terhadap kejadian dan
ketersediaan sistem pendukung.
b) Tetap bersama klien, bersikap tenang dan
menunjukkan rasa empati.
c) Observasi respon verbal dan non verbal klien
(misalnya: gelisah) berkaitan dengan ansietas
yang dirasakan.
d) Dukung dan arahkan kembali mekanisme koping.
e) Berikan informasi yang benar mengenai penyakit
klien.
f) Diskusikan pengalaman / harapan kelahiran anak
pada masa lalu.

4. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan


dengan adanya nyeri, peningkatan HIS.
Tujuan :
Kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi dengan
kriteria hasil : klien dapat tidur dengan tenang
serta tidak gelisah dan klien menunjukkan pola
tidur yang adekuat.
Intervensi :
a) Lakukan pengkajian terhadap gangguan kebutuhan
tidur.
b) Motivasi klien agar mengalihkan perhatian.
c) Monitor kebutuhan tidur.
d) Ciptakan suasana nyaman
Rasional :
a) Agar dapat memberikan gambaran sampai sejauh
mana kebutuhan tidur terganggu.
b) Agar perhatian klien tidak hanya tertuju pada
rasa nyeri sehingga membantu relaksasi pada
klien sewaktu tidur.
c) Untuk mengetahui apakah kebutuhan tidur klien
terpenuhi seperti biasa atau belum.
d) Suasana yang tenang dapat membantu relaksasi
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, I.J. 2001. Diagnosa Keperawatan, Edisi 8.


Jakarta : EGC
Doengoes, Marylinn. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan
Maternal / Bayi. Jakarta : EGC
Kusmiyati, dkk. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogykarta:

Fitramaya.

Manuaba, I.B. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan


Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC
Manuaba, I.B. 1999. Operasi Kebidanan Kandungan Dan
Keluarga Berencana Untuk Dokter Umum. Jakarta :
EGC
Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran.

Edisi 3. Jakarta: Media Aeuscilapius FKUI.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Edisi 2,


Jilid 2. Jakarta : EGC
Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan: Budi Santosa

Saifuddin, dkk. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Salmah, dkk. 2003. Asuhan Keperawatan Antenatal.

Jakarta: EGC.

Sarwono, Prawiroharjo,. 2005. Ilmu Kandungan, Cetakan


ke-4. Jakarta : PT Gramedia
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.“N“ DENGAN DIAGNOSA MEDIS
KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RUANG VK BERSALIN
RSUD Dr. R. SOEDJONO SELONG
LOMBOK TIMUR

Nama Mahasiswa : Siti Sharlya Wartini


Tempat Praktek : Ruang VK Bersalin
Tgl. Pengkajian : 06 September 2016
Tgl. MRS : 06 September 2016

I. Identitas klien
a.Identitas diri
Nama : Ny.”N”
Umur : 16 Tahun
Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia
Alamat : Masbagik, Lombok Timur
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
b.Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.”M”
Umur : 18 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia
Alamat : Masbagik, Lombok Timur
Agama : Islam
Hubungan dengan klien : Suami
c.Sumber informasi : Klien dan Suami klien
II. Riwayat penyakit
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada daerah
perutnya karena tegang. Klien juga mengeluh
kurang tidur serta merasa cemas.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien rujukan dari Puskesmas Masbagik
dengan diagnosa medis G1P1A0H0 T/H/IU UK 36-37
minggu dengan KPD. Klien rajin memeriksakan
kehamilannya di posyandu sebanyak 6 kali selama
kehamilannya ini. Klien mengeluh keluar air
sejak tadi pagi (tgl 06 September 2016 pukul
05.00 wita). Klien memeriksakan diri ke
Puskesmas Masbagik dan dirujuk ke RSUD Dr. R.
Soedjono Selong Lombok Timur pada tanggal 06
September 2016 pukul 07.00 wita. Klien kemudian
diberikan obat perangsang yaitu Oxytosin drip
dalam dua kali pemberian. Pada saat pemberian
yang kedua klien merasa sangat mules dan
melahirkan bayinya secara spontan dan normal.
Pada saat dikaji klien sedang menjalani
proses drip oxytosin yang pertama. Klien
mengeluh nyeri seperti pada bagian perut dengan
rincian pengkajian:
P : Nyeri karena ketegangan perut,
Q : Nyeri seperti mules ingin BAB,
R : Nyeri pada perut bagian bawah,
S : Skala 6 (sedang),
T : Timbul terus menerus.
Klien juga mengeluh tidak dapat tidur karena
merasakan nyeri serta merasa cemas karena akan
menjalani peran sebagai ibu muda.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah menderita penyakit
serupa serta penyakit berat, hanya batuk-pilek
biasa saja.
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : umur 12 tahun
Siklus : teratur (30 hari)
Jumlah : relatif biasa (200 cc)
Lamanya : 7-8 hari
Keluhan : tidak ada keluhan
HPHT : 22 Desember 2015
HTP : 29 September 2016
b. Riwayat kehamilan dan persalinan saat ini.

Hamil Usia BBL Jenis Cara Penolong Hidup/ ket


ke kehamilan (gr) kelamin persalinan meninggal
(P/L)

1 36-37 2800 P Spontan Bidan Hidup Sehat


minggu Ruang VK
Bersalin

5. Genogram

Hamil ini

Keterangan :
: Perempuan --- : Tinggal serumah

: Laki-laki : klien

: Garis Pernikahan

: Garis keturunan
6. Diagnosa medis saat masuk rumah sakit
Pasien rujukan Puskesmas Masbagik dengan
diagnosa medis G1P1A0H0 T/H/IU UK 36-37 minggu
dengan KPD.

7. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 06 September


2016:
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
WBC 8,72 4,30-11,30
RBC 3,55 4,00-5,50
HGB 10,0 11,4-17,7
HCT 30,2 38,0-47,0
MCV 85,1 80,0-100,0
MCH 33,1 32,0-36,0
PLT 355 150-450
Hitung Leukosit
1,54
LYM 0,0-4,0
11
MXD 0,0-22,0
70
NEUT 50,0-70,0

8. Tindakan yang telah dilakukan tanggal 06


September 2016 :
a) Ultra Sonografi (USG) jam 08.00 Wita : gerakan
janin baik tetapi air ketuban klien mulai
berkurang.
b) Drip Oxytosin 2x1 Ampule dalam Asering 500 mg.

III. Pengkajian saat ini


1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan belum paham mengenai
penyakitnya ini.
2. Pola nutrisi/metabolisme
Klien mengatakan biasa makan 3x sehari yaitu
pagi, siang, dan malam.
3. Pola eliminasi
Klien biasa Bak 6-7x/hari(1500 cc).
4. Pola aktivitas dan latihan
Klien mengatakan hanya berprofesi sebagai ibu
rumah tangga dengan rutinitas pada umumnya.
5. Pola tidur dan istirahat
Sebelum persalinan klien mengatakan agak susah
tidur karena ketegangan rahimnya.
6. Pola persepsual
Klien selalu menyerahkan kesembuhannya kepada
Tuhan YME.
7. Pola persepsi diri
Klien kadang khawatir kurang sempurna dalam
melaksanakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga
dan dengan akan adanya anaknya yang masih bayi.
8. Pola seksualitas dan reproduksi
Klien memiliki sistem reproduksi yang baik.
9. Pola peran hubungan
Klien sebagai ibu rumah tangga yang melayani
kebutuhan suaminya setiap hari dan mengatakan
akan berusaha sebaik mungkin untuk merawat
anaknya.
10. Pola manajemen koping-stress
Bila mendapat masalah klien selalu
membicarakannya dengan suami atau keluarganya
serta mendekatkan diri kepada Tuhan YME.
11. Sistem nilai dan keyakinan
Klien selalu melaksanakan ibadahnya sesuai
syari’at agama Islam.
IV. Pemeriksaan Fisik
1. Bentuk dada simetris dan tidak ada tanda-tanda
kelainan.
2. Pola nafas : Frekwensi nafas pasien 20x/menit.
3. Gerakan pernafasan normal dengan tarikan dinding
dada. Auskultasi bunyi nafas klien normal dan
tidak ada suara penyerta lainnya saat menarik
maupun mengeluarkan nafas. Klien juga tidak
tampak menggunakan alat bantu pernapasan.
4. Tekanan darah klien : 120/70 mmHg.
5. Nyeri dada
Klien mengatakan tidak pernah mengalami nyeri
dada selama ini.
6. Kepala
Bentuknya normal (bulat), dan tidak ada keluhan
yang berarti.
7. Mata
Kelopak tidak ada kelainan, gerakan mata normal,
konjungtiva agak pucat, sclera agak merah.
8. Hidung bentuknya simetris, Tidak ada reaksi
alergi seperti debu, dan pilek.
9. Mulut dan tenggorokan, serta gigi masih utuh,
tidak ada kesulitan menelan, dan tidak ada
karang atau karies, serta tidak menggunakan gigi
palsu.
10. Dada dan aksila
Mamae bentuk simetris, aerola hitam kecoklatan,
papilla mamae menonjol.
11. Sirkulasi jantung
Nadi apical 90 X/menit, irama teratur, S1 dan S2
tunggal, tidak ada nyeri dada.
12. Abdomen
Bentuk simetris, tampak ada sedikit stretch mark
pada perut, terasa nyeri, dan bising usus normal
15x/mnt.
13. Genitalia
Kondisi lumayan bersih tapi ada luka heacting
dan perdarahan post partum.

V. Terapi medis yang diberikan :


1. Infus RL/Asering
2. Drip Oxytosin 2x1 ampule dengan rincian
pemberian :
 Pukul 10.00 wita : 8 tetes permenit
 Pukul 10.15 wita : 12 tetes permenit
 Pukul 10.30 Wita : 16 tetes permenit
 Pukul 10.45 wita : 20 tetes permenit
 Pukul 11.00 wita : 24 tetes permenit
 Pukul 11.15 wita : 28 tetes permenit
 Pukul 11.30 wita : 32 tetes permenit
 Pukul 11.45 wita : 36 tetes permenit
 Pukul 12.00 wita : 40 tetes permenit
3. Amoxicylin tablet 3x500 mg

VI. Hasil Partograf klien.


VII. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1. DS : Klien Adanya Nyeri
mengatakan ketegangan otot
nyeri pada rahim (HIS)
perutnya
DO :
- Klien tampak
meringis.
- Klien tampak
memegangi
perutnya.
- Perut klien tampak
keras
- Skala nyeri 6
2. DS : Klien Adanya nyeri Gangguan
mengatakan (peningkatan kebutuhan
susah untuk HIS) istirahat
tidur tidur
DO :
- Keadaan umum klien
sedang.
- Konjungtiva mata
klien agak pucat.
- Sklera mata klien
agak merah.
3. DS : Klien Kurangnya Ansietas
mengatakan pengetahuan
merasa cemas tentang
akan perannya penyakit
sebagai ibu
muda.
DO :
- Klien tampak
bertanya-tanya.
- Klien tampak
bingung.
- Klien tampak cemas

VIII. Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan adanya ketegangan otot
rahim.
2. Gangguan kebutuhan tidur berhubungan dengan adanya
nyeri (peningkatan HIS)..
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit

IX. Intervensi Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan adanya ketegangan otot
rahim.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24
jam rasa nyeri berkurang sampai dengan hilang
dengan kriteria hasil : klien tampak tenang dan
nyaman, skala nyeri 2-3.
Intervensi :
a) Monitor tanda– tanda vital : TD, pernafasan,
nadi dan suhu.
b) Ajarkan klien teknik relaksasi
c) Atur posisi klien.
d) Berikan lingkungan yang nyaman dan batasi
pengunjung.
Rasional :
a) Nyeri dapat menyebabkan peningkatan frekuensi
pernafasan dan nadi.
b) Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
klien.
c) Untuk memberikan kenyamanan pada klien.
d) Agar klien dapat beristirahat.

2. Gangguan kebutuhan tidur berhubungan dengan adanya


nyeri (peningkatan HIS).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24
jam kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi
dengan kriteria hasil : klien dapat tidur dengan
tenang serta tidak gelisah dan klien menunjukkan
pola tidur yang adekuat.
Intervensi :
a) Lakukan pengkajian terhadap gangguan kebutuhan
tidur.
b) Motivasi klien agar mengalihkan perhatian.
c) Monitor kebutuhan tidur.
d) Ciptakan suasana nyaman
Rasional :
a) Agar dapat memberikan gambaran sampai sejauh
mana kebutuhan tidur terganggu.
b) Agar perhatian klien tidak hanya tertuju pada
rasa nyeri sehingga membantu relaksasi pada
klien sewaktu tidur.
c) Untuk mengetahui apakah kebutuhan tidur klien
terpenuhi seperti biasa atau belum.
e) Suasana yang tenang dapat membantu relaksasi

3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan


tentang penyakit.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24
jam ansietas klien berkurang dengan kriteria hasil:
Klien terlihat lebih tenang dan tidak gelisah,
Klien mengungkapkan bahwa ansietasnya berkurang
Intervensi :
a) Kaji respon psikologis terhadap kejadian dan
ketersediaan sistem pendukung.
b) Tetap bersama klien, bersikap tenang dan
menunjukkan rasa empati.
c) Observasi respon verbal dan non verbal klien
(misalnya: gelisah) berkaitan dengan ansietas
yang dirasakan.
d) Dukung dan arahkan kembali mekanisme koping.
e) Berikan informasi yang benar mengenai penyakit
klien.
X. Implementasi

Hari/tgl/jam No.DX Implementasi Respon Hasil


Selasa, 06 1. a) Memonitor tanda– a) TD:120/70
September tanda vital klien. mmHg,
2016 jam N:90x/mnt,
09.30 S:36◦C, RR:
20x/mnt.
b) Mengajarkan klien b) Klien dapat
teknik relaksasi. melakukan
tehnik napas
dalam.
c) Mengatur posisi c) Klien
klien. melakukan
miring kiri
untuk
membantu
meningkatkan
bukaan jalan
lahir
d) Memberikan d) Lingkungan
lingkungan yang sekitar
nyaman dan batasi klien masih
pengunjung. kurang
nyaman.

2. a) Motivasi klien a) Klien mau


agar mengalihkan melakukan
perhatian. anjuran
perawat.
b) Monitor kebutuhan b) Kebutuhan
tidur klien. tidur klien
masih belum
terpenuhi.
c) Ciptakan suasana c) Lingkungan
nyaman skitar klien
masih kurang
nyaman

3. a) Menemani klien a) Klien merasa


dengan sikap lebih
tenang dan tenang.
menunjukkan rasa
empati.
b) Mengobservasi b) Klien tampak
respon verbal dan sedikit
non verbal klien. cemas
c) Mengkaji sistem c) Klien
pendukung mengatakan
mekanisme koping keluarganya
klien. adalah
pendukungnya
d) Berikan informasi d) Klien
yang benar mengerti
mengenai penyakit dengan
klien. penjelasan
perawat.

Rabu, 07 1. a) Memonitor tanda– a) TD:120/80


September tanda vital klien. mmHg,
2016 jam N:80x/mnt,
12.00 wita S:36◦C, RR:
20x/mnt.
b) Mengajarkan klien b) Klien dapat
teknik relaksasi. melakukan
tehnik napas
dalam.
c) Menciptakan c) Lingkugan
lingkungan yang sekitar
nyaman. klien sudah
nyaman.

2. a) Mengkaji kebutuhan a) Klien


tidur klien. mengatakan
bisa tidur
setelah
anaknya
lahir.
b) Menciptakan b) Lingkungan
lingkungan yang sekitar
nyaman. klien sudah
nyaman.
3. a) Mengkaji tingkat a) Klien
cemas klien. mengatakan
sudah tidak
cemas lagi.
b) Mengkaji ulang b) Klien
pemahaman klien mengatakan
tentang sudah
penyakitnnya. mengerti
tentang
keadaan dan
penyakitnya.
XI. Evaluasi

Hari/tgl/jam No.DX Evaluasi Paraf


Rabu, 07 1. S : Klien mengatakan nyeri
September perutnya sudah hilang
2016 jam O :
14.00 wita - Klien tampak lebih
tenang,
- Skala nyeri 2
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
Rabu, 07 2. S : Klien mengatakan sudah
September bisa tidur dan lebih
2016 jam nyaman
14.00 wita O :
- Keadaan umum baik
- Konjungtiva mata
klien kemerahan
- Sklera mata klien
tidak merah
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
Rabu, 07 3. S : klien mengatakan sudah
September tidak cemas lagi
2016 jam O :
14.00 wita - Keadaan umum klien
baik
- Klien tidak tampak
bingung lagi
- Klien tidak tampak
cemas lagi
- Klien tidak bertanya-
tanya lagi
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan

Vous aimerez peut-être aussi