Vous êtes sur la page 1sur 19

BAB II

PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor tulang ganas, yang biasanya
berhubungan dengan periode kecepatan pertumbhan pada masa remaja. Osteosarkoma
merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak. Rata-rata penyakit ini
terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki dan anak perempuan
adalah sama, tetepi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-
laki. ( Saferi Wijaya, Meriza Putri 2013).
B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti tidak diketahui . bukti- bukti mendukung bahwa osteosarkoma
merupakan penyakit yang diturunkan. Untuk kanker tulang sekunder merupakan metastase dari
kanker primer diorgan lain, misalnya pada payudara paru, prostat, ginjal dll.
Penyebaab kanker tulang memang tidak diketahui secara pasti. Namun dari beberapa
bukti yang ada tampaknya kemungkinan bahwa penyakit ini diturunkan besar sekali. Setiap
tubuh manusia mengandung sel kanke, agar sel kanker tidak mengganas, gaya hidup perlu dijaga.
Penyebab kanker merupakan gabungan faktor genetik, kimia, virus, dan radiasi. Orang
tua penting menciptakan lingkungan yang aman bagi anak sejak dalam kandungan dan menjaga
gaya hidup sesudah dilahirkan.
Gaya hidup sehat antara lain, menciptakan lingkungan bebas asap rokok, banyak makan
sayur dan buah, menjaga berat badan, serta aktif berolah raga. Ster juga bisa memicu
perkembangan sel kanker dan mengurangi efektifitas obat kanker. ( Saferi Wijaya, Meriza Putri
2013).
C. MANIFESTASI KLINIS
Pasien dengan tumor tulang datang dengan masalah yang berhubungan dengan tumor
tulang yang sangat bervariasi. Dapat tanpa gejala atau dapat juga nyeri ( ringan dan kadang-
kadang sampai konstan dan berat). Kecacatan yang berfariasi, dan pada suatu saat adanya
pertumbuhan tulang yang jelas. Kehilangan berat badan, malise, demam dapat terjadi. Tumor
kadang baru terdiagnosis saat terjadinya patah tulang patologik.
Bila terjadi kompresi korda spinalis, dapat berkembang lambat atau cepat. Deficit
neurologik ( misalnya : nyeri progresif, kelemahanerjadinya patah tulang patologik.
Bila terjadi kompresi korda spinalis, dapat berkembang lambat atau cepat. Deficit neurologik (
misalnya : nyeri progresif, kelemahan, parestesia, paraplegia, retensia urine)., parestesia,
paraplegia, retensia urine). Harus diidentifikasi awal dan ditangani dengan laminektomi
dekompresi untuk mencegah cedera korda spinalis permanent.
a. Mieloma multipe
Gejala yang paling sering timbul adalah nyeri tulang., dan lokasi nyeri sering kali pada
tulang iga dan tulang belakang. Dapat teraba lesi tulan, terutama pada tulang tengkorak dan
klavikula. Lesi pada tulang punggung dapat menyebabkan vertebra kolaps dan kadang-
kadang menjepit syaraf spinal.
Konsekuensi klinis dari sel plasma abnormal mencakup kerusakan tulang dan penggantian
unsure sum-sum tulang normal, menyebabkan anemia, trombositopenia, leukopenia;
perubahan fungsi imun dengan resiko mendapat infeksi tinggi, manifestasi pendarahan,
hiperkalsemia, dll.
b. Osteosarkoma
Gejala yang paling sering ditemukan dengan nyeri. Sejalan dengan pertumbuhan tumor, juga
bisa terjadi pembengkakan dan pergerakan yang terbatas. Tumor ditungkai menyebabkan
penderita berjalan timpang, sedangkan tumor di lengan menimbulkan nyeri ketika lengan
dipakai untuk mengangkat sesuatu benda. Pembengkakan pada tumor mungkin teraba
hangat dan agak memerah. Tanda awl dari penyakit ini bisa merupakan patah tulang
ditempat tumbuhnya tumor disebut fraktur patologis dan seringkali terjadi setelah suatu
gerakan rutin.
c. Fibrosarkoma & histiosarkoma fibrosa maligna
Fibrosarkoma dan histiosarkoma fibrosa maligna mirip dengan osteosarkoma dalam bentuk,
lokasi dan gejala-gejalanya.
d. Kondrasarkoma
Gejala yang paling sering adalah massa tanpa nyeri yang berlangsung lama. Contoh, lesi
perifer sering kali tidak menimbulkan gejala- gejala tertentu untuk jangka waktu yang
lamaan hanya berupa pembesaran perupa pembesaran yang dapat diraba dan hampir tidak
menimbulkan gangguan. Tetapi mungkin akan disusul dengan suatu pertumbuhan yang
cepat dan agresif.
e. Tumor ewing
Tanda dan gejala yang paling khas adalah nyeri, benjolan nyeri tekan, demam (38-40 C) dan
leukositosis (20.000 samapai 40.000 leukosit /mm3
f. Limfoma tulang maligna
Biasanya tumor ini menimbulkan nyeri dan pembengkakan, dan tulang yang rusak lebih
mudah patah. ( Saferi Wijaya, Meriza Putri 2013).

D. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem muskulosketal adalah sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang
yang membentuk rangka (skelet). Fungsi rangka :
 Penahan tubuh untuk berdiri tegap
 Pelindung organ-organ vital dalam tubuh
 Menggerakkan tubuh dengan memfungsikan otot
 Sumsum tulang merupakan tempat pembuatan sel-sel darah merah
 Penyimpan cadangan kalsium tubuh.
Struktur jaringan tulang.
a. Secara makroskopis
1. Pars spongiosa (jaringan berongga)
2. Pars kompakta (jaringan padat)

 Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum)


 Lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum.
 periosteum :
 Merupakan selaput luar tulang yang tipis
 Berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan pusat osifikasi,
mengandung osteoblas ( sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan
pembuluh darah.
 Merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka ke tulang.
1) Pars kompakta
1. Padat, halus, homogen.
2. Sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (calsium phosfat dan calsium
carbonat) sehingga tulang padat dan kuat.
3. Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung yellow bone
marrow
4. Tersusun atas unit osteon  haversian system
5. Pada pusat osteon mengandung saluran (haversian kanal) tempat pembuluh darah
dan syaraf dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae)
6. Paling banyak ditemukan pada tulang ekstremitas.
2) Pars spongiosa
a. Jaringan tulang yang berongga (seperti spons), tersusun atas honeycomb network
yang disebut trabekula
b. Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan.
c. Rongga antara trabekula terisi ‘red bone marrow’
b. Secara mikroskopis
1. Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
2. Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
3. Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang
mengandung sel tulang).
4. Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke
osteon).
Klasifikasi tulang
1. Berdasarkan bahan pembentuk
1. Tulang keras
2. Tulang rawan : tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa, tulang rawan elastik.
2. Berdasarkan penyususn
1. Tulang kompak
2. Tulang spongiosa
3. Berdasarkan bentuk
1. Tulang panjang
2. Tulang pendek
3. Tulang pipih
4. Tulang tidak beraturan
Susunan kerangka
1. Tulang-tulang kepala
2. Tulang-tulang dada
3. Ruas tulang belakang
4. Tulang-tulang anggota gerak :
a. Ekstremitas superior
b. Ekstremitas inferior
E. KLASIFIKASI
Terdapat 2 macam kanker tulang
1. Kanker tulang metastatik atau kanker tulang sekunder
Merupakan kanker dari organ lain yang menyebar ke tulang, jadi kankernya bukan berasal dari
tulang. Contohnya kanker paru yang menyebar ke tulang, dimana sel-sel kankernya menyerupai
sel paru dan bukan merupakan sel tulang
2. Kanker tulang primer
Merupakan kanker yang berasla dari tulang. Yang termasuk kedalam kanker tulang
primer adalah mieloma multipel, osteosarkoma, fibrosarkoma dan histiositoma fibrosa
maligna, kondrosarkoma, tumor ewing, limfoma tulang maligna
F. PATOFISIOLOGIS
Adanya tumor ditulang yang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respon osteolitik
( destruksi tulang) atau respons osteoblastik ( pembentukan tulang). Beberapa tumor tulang ada
yang sering terjadi ada lainnya sangat jarang terjadi. Beberapa tidak menimbulkan masalah,
sementara lainnya ada yang segera mengancam jiwa.
Kanker adalah kelas penyakit beragam yang sangat berbeda dalam hal penyebab dan
biologisnya. Setiap organisme, bahkan tumbuhan, bisa terkena kanker. Hampir semua kanker
yang dikenal muncul secara bertahap, saat kecatatan bertumpuk didalam sel kanker dan sel anak-
anaknya.
Setiap hal yang bereplikasi memiliki kemungkinan cacat (mutasi). Kecuali jika
pencegahan dan perbaikan kecatatan ditangani dengan baik, kecatatan itu akan tetap ada, dan
mungkin diwariskan ke sel anak (daugher cell). Biasanya, tubuh melakukan penjagaan terhadap
kanker dengan berbagai metode, seperti apoptosis, molekul pembantu ( beberapa polimerase
DNA), penuaan (senescense), dan lain-lain. Namun, metode koreksi kecatatan ini sering kali
gagal, terutama di dalam lingkungan yang membuat kecatatan lebih mungkin untuk muncul dan
menyebar. Sebagai contohnya, lingkunagan tersebut mengandung bahan-bahan yang merusak,
disebut dengan bahan karsinogen, cedera berkala ( fisik, panas, dan lain-lain), atau lingkungan
yang membuat sel tidak mungkin bertahan, seperti hipoksia. Karena itu, kanker adalah penyakit
progresif, dan berbagai kecatatan progresif ini berlahan berakumulasi hingga sel mulai bertindak
berkebalikan dengan fungsi seharusnya di dalam organisme. Kecatatan sel, sebagai penyebab
kanker, biasanya bisa memperkuat dirinya sendiri (self- amplifying), pada akhirnya akan berlipat
ganda secara eksponensial. Sebagai contohnya:
 Mutasi dalam perlengkapan perbaikan-kecacatan bisa menyebabkan sel dan sel anakannya
mengakumulasikan kecacatan dengan lebih cepat.
 Mutasi dalam perlengkapan pembuat sinyal (endokrin) bisa mengirimkan sinyal penyebab
kecacatan kepada sel di sekitarnya.
 Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi neoplastik, membuat sel bermigrasi dan merusak sel yang
lebih sehat.
 Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi kekal( immortal), lihat telomeres, membuat sel rusak bisa
membuat sel rusak selamanya . ( Saferi Wijaya, Meriza Putri 2013).
G. WOC
( Saferi Wijaya, Meriza Putri 2013).
Herediter/metastase tumor dr tmpt lain
MK: nyeri,gang,harga diri, gang.nutrisi: krg

osteosarkoma
Mieloma multipe
primer
sekunder
Nyeri, cacat, BB turun,malaise, demam,neurologik turun
Ca. tulang

-Ca paru
-Ca payudara
-Ca prostat
-Ca ginjal
fibrosarkoma
Tumor ewing
Kondrosarkoma & histiositoma fibrosa maligna
Limfoma tumor maligna
- Nyeri
- Pembengkakan
- Tlg mdh pth
- Nyeri tekan
- Demam 38-400C
Nyeri
MK :nyeri
MK : nyeri resiko cidera
MK : nyeri infeksi
- Nyeri tlg
- Lesi tl punggung
- Anemia lekopeni
- Trombositopeni
- Prbhn sist. Imun
- Hiperklasemia
- Infeksi
- Kematian
- Cacat
- Gagal ginjal
MK :
- resti infeksi
- Perdarahan
- nyeri
- ggn harga diri
MK :
- intoleransi aktivitas
- ggn harga diri

- Nyeri
- Pembengkakan
- grk terbts
- bag. Tumor hangat & merah
- patah tlg
Kerusakan organ-organ cacat
- Nyeri
- Pembengkakan
- Gerak trbtas
- Bag. Tumor hangat& merah
- Patah tlg

H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan seringkali merupakan kombinasi dari:
a) Kemoterapi (siklofosfamid, vinkristin, daktinomisin, daktinomisin, doksorubisin,
ifosfamid, eposid). Kemoterapi; harapannya adalah kombinasi kemoterapi mempunyai
efek yang lebih tinngi dengan tingkat toksisitas yang rendah sambil menurunkan
kemungkinan resistensi terhadap obat
b) terapi penyinaran tumor
radiasi apabila tumor bersifat radio sensitive dan kemoterapi (preoperative, pasca
operative dan ajuran untuk mencegah mikrometastasis). Sasaran utama dapat dilakukan
dengan sksisi luas dengan teknik grafting restorative. Ketahanan dan kualitas hidup
merupakan pertimbangan penting pada prosedur yang mengupayakan mempertahankan
ekstermitas yang sakit.
c) Terapi pembedahan untuk mengangkat tumor
Sasaran penatalaksanaan adalah menghancurkan atau pengangkatan tumor. Ini dapat
dilakukan dengan bedah( berkisar dari eksisi local sampai amputasi dan disartikulasi).
Pengangkatan tumor secara bedah sering memerlukan amputasi ekstremitas yang sakit,
dengan tinggi amputasi diatas tumor agar dapat mengontrol local lesi primer. Prognosis
tergantung kepada lokasi dan penyebaran tumor.
1. Penanganan kanker tulang metastasis adalah peliatif dan sasaran teraupetiknya
adalah mengurangi nyeri dan ketidak nyamanan pasien sebanyak mungkin. Terapi
tambahan disesuaikan dengan metode yang diganakan untuk menangani kanker asal
fiksasi interna fraktur patologik dapat mengurangi kecacatan dan nyeri yang timbul
2. Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian cairan
salin normal intravena, diuretika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat,
mitramisin, kalsitonin, atau kartikosteroid. ( Saferi Wijaya, Meriza Putri 2013).

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis didasrkan pada riwayat, pemeriksaan fisik, dan penunjang diagnosis seperti
CT, bopsi, dan pemeriksaan biokimia darah dan urine. Pemeriksaan foto toraks dilakukan
sebagai prosedur rutin serta untuk follow- up adanya statis pada paru-paru. Hiperkalsemia terjadi
pada kanker tulang metastasis dari payudara, paru, dan ginjal. Gejala hiperkalsemia meliputi
kelemahan otot, keletihan, anoreksia, mual, muntah, poliuria, kejang, koma. Hiperkalsemia harus
diidentifikasi dan ditangani segera. Biopsi bedang dilakukan untuk identifikasi histologik. Biopsi
harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran dan kekambuhan yang terjadi setelah
eksisi tumor. ( Saferi Wijaya, Meriza Putri 2013).
J. KOMPLIKASI
Risiko- risiko utama yang berhubungan dengan operasi termasuk infeksi, kekambuhan
dari kanker, dan luka pada jaringan- jaringan yang mengelilinginya. Dalam rangka untuk
mengakat seluruh kanker dan mengurangi risiko kekambuhan, beberapa jaringan normal yang
mengelilinginya harus juga diangkat. Tergantung pada lokasi dari kanker, ini mungkin
memerlukan pengangkatan dari porsi-porsi dari tulang , otot, syaraf- syaraf, atau pembuluh-
pembuluh darah. Ini dapat menyebabkan kelemahan, kehilangan sensasi , dan risiko dari patah
tulang atau patah tulang dari tulang yang tersisa.
a. Efek proses kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obat yang sangat kuat untuk mencoba membunuh sel-sel
kanker. Tetapi sebagai akibatnya beberapa sel-sel normal juga terbunuh dalam
prosesnya. Obat- obat dirancang untuk membunuh sel-sel yang membelah atau tumbuh
secara cepat. Sel-sel normal yang terpengaruh seringkali termasuk rambut, sel-sel
sampingan termasuk mual dan muntah, kehilangan rambut, infeksi, dan kelelahan.
Untungnya efek-efek sampingan ini biasanya hilang setelah kemoterapi selesai. Nutrisi
yang baik adalah penting untuk tubuh untuk melawan kanker. Mungkin dirujuk pada ahli
nutrisi untuk membantu dengan ini, terutama jika mengalami mual dan kehilangan nafsu
makan.
Efek-efek sampingan utama dari terapi radiasi termasuk kelelehan, kehilangan nafsu
makan, dan kerusakan pada kulit dan jaringan-jaringan lunak sekelilingnya. Terapi
operasi pada area yang sama

b. Kecacatan
Apabila dilakukan proses pengangkatan kanker melalui penghilangan organ, maka
kecacatan pasien tidak akan bisa dihindari. Kanker tulang bisanya juga dapat
menimbulkan patah tulang yang disebut fraktur patologis.
c. Kematian
Fakta yang penyebab kematiaan akibat kanker:
1) Kesulitan diagnosis oleh dokter patologi tulang, minimnya peralatan diagnosis yag
tersedia dan sulitnya mendeteksi sel-sel kanker yang diderita pasien apakah
tergoong jinak atau ganas
2) Umumnya pasien datang ketika penyakit sudah berada pada stadium akhir.
Pengobatanya akan menjadi sulit, dan angka harapan hidup semakin kecil.
3) Masalah sosial ekonomi. Penyakit kanker memang tergolong masih sulit diobati,
belum lagi biaya pengobatan sangat mahal. Masalahnya biaya sering menjadi alasan
pasien untuk tidak berobat. Bahkan, banyak pasien yang menolak diopersi karena
tidak memiliki biaya.
4) Pengobatan dengan kemoterapi memiliki efek samping yang menyakitkan,
sehingga membuat pasien menyerah dan menghentikan terapi
5) Kurangnya pengetahuan tentang kanker dan pengobatanya, membuat banyak orang
memutuskan untuk memilih pengobatan alternatif yang biayanya relatif lebih
murah, meskipun kenyataaanyaiyu mahal membahayakankehidupan pasien ( Saferi
Wijaya, Meriza Putri 2013).
BAB III
ASKEP TEORITIS
A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Ruangan :
1. Identitas klien
a. Nama :
b. No. MR :
c. Umur :
d. Pekerjaan :
e. Agama :
f. Jenis kelamin :
g. Alamat :
h. Tanggal masuk RS :
i. Alasan masuk RS :
j. Cara masuk RS :
k. Penanggung jawab :
l. Riwayat alergi :
1) Obat :
2) Makanan :
m. Alat bantu yang terpakai :

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri di daerah kaki atau tangan
yang mengalami pembengkakan, terjadi pembengkakan biasanya di daerah tulang
panjang.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Untuk tumor metastatik dapat berupa menderita tumor primer diorgan lain
sebelumnya misalnya payudara, prostate, paru dan ginjal.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien mengalami adanya masa / pembengkakan pada tulang, demam,
nyeri progresif, kelemahan, parestesia, paraplegia, retensi urine, anemia, tumor
tungkai menyebabkan penderita berjalan timpang, sedangkan tumor dilengan
meninbulkan nyeri ketika lengan dipakai untuk mengangkat sesuatu benda.
Pembengkakan pada tumor mungkin teraba hangat dan agak memerah, patah
tulang(fraktur patologis), leukositosis, malaise, anoreksia, vomiting, menderita
penyakit infeksi tertentu( seperti flu, streptococcus aureus, dll)
d. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya adanya keluarga ( keturunan sebelumnya) yang menderita kanker tulang
tumor lainnya.
3. Tanda- tanda vital
Tekanan darah : biasanya lebih dari 130/90 mmHg
Nadi : biasanya lebih dari 80x/i
Pernafasan : biasanya lebih 24x/i
Suhu : biasanya normal 35,5- 37
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum klien
1) Timgkat kesadaran : compos metis
2) Berat badan : 45 kg
3) Tinggi badan : 159 cm
b. Rambut
Biasanya keadaan kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambutnya rontok, tidak
ada lesi,warna rambut hitam, tidak bau dan tidak ada edema
c. Wajah
Biasanya tidak ada edema/hematome, tidak ada bekas luka dan tidak ada lesi
d. Mata
Biasanya mata simetris kiri dan kanan, reflek cahaya normal yaitu pupil mengecil,
konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik
e. Hidung
Biasanya simetris kiri dan kanan, tidak menggunakan cupping hidung, tidak ada
polip, dan tidak ada lesi
f. Telinga
Biasanya simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik.
g. Mulut
Biasanya berwarna pucat dengan sianosis bibir, tidak terjadi stomatitis, tidak
terdapat pembesaran tongsil, lidah putih.
h. Leher
Biasanya tidak ada pembesaran pada kelenjer tiroid, tidak ada gangguan fungsi
menelan, tidak ada pembesaran JVP
i. Dada dan Thorax :
Inspeksi : Biasanya dada simetris kiri dan kanan, pergerakan dada simetris,
Palpasi : Biasanya getaran dada kiri dan kanan sama (vocal premitus).
Perkusi : Biasanya bunyi suaranya sonor.
Auskultasi : Bunyi pernapasnya vesikuler.
j. Kardiovaskuler :
Inspeksi : ictus cordis terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari
Perkusi : di intercosta V media klavikularis sinistra bunyinya pekak
Auskultasi : irama denyut jantung normal tidak ada bunyi tambahan
k. Abdomen :
Inspeksi : Biasanya bentuk perut tidak membuncit dan dinding perut
sirkulasi kolateral.
Auskultasi : Biasanya tidak ada bising usus.
Palpasi : Biasanya tidak ada pembesaran pada abdomen,tidak kram pada
abdomen.
Perkusi : Biasanya tympani
l. Genitaurinaria :
Biasanya adanya terdapat lecet pada area sekitar anus. Feses berwarna kehijauan
karena bercampur dengan empedu dan bersifat banyak asam laktat yang berasal dari
laktosa yang tidak dapat diserat oleh usus.
m. Lengan-Lengan Tungkai :
Ekstemitas atas dan bawah : Biasanya kekuatan otot berkurang. Rentang gerak pada
ekstremitas pasien menjadi terbatas karena adanya masa,nyeri, atau fraktur
patologis, biasanya terabanya benjolan atau masa pada daerah sekitar tulang.
n. Sistem Persyarapan :
Biasanya kelemahan otot dan penurunan kekuatan

5. Pola kebiasaan sehari-hari


No Pola Sehat Sakit
A. Eliminasi :
-BAK Biasanya 7-8x/hari Biasanya 7-8x/hari lebih
-BAB Biasanya 1-2x/hari Biasanya 1-2x/hari lebih

B. Nutrisi :
-Pola Makan Biasanya 3x/sehari Biasanya 1-2x/hari dengan
porsi makan sedikit atau
Biasanya setengah
-Pola Minum Biasanya 8 gelas/hari 8 gelas/hari
C. Tidur/Istirahat :
-Waktu Tidur Biasanya 7-9 jam Biasanya kurang dari 7
jam

D. Aktivitas dan Latihan


:
-Kesulitan atau Biasanya aktivitas dan Biasanya aktivitas
Keluhan dalam hal : bergerak tidak ada terganggu, terasa nyeri
halangan dibagian ekstremitas atau
fraktur patologis

6. Pemeriksaan diagnostik
1. Rontgen tulang yang terkena
2. Pemeriksaan radiogram untuk melihat aktifitas osteoblas dan osteoklas pada kanker
tulang terjadi peningkatan osteoklas atau osteoblas
3. Ct scan tulang yang terkena
4. Ct scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru
5. Biopsi terbuka dilakukan untuk identifikasi histologik, biopsi harus dilakukan
dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya penyebaran dan kekambuhan yang
terjadi setelah eksisi tumor
6. Skening tulang untuk melihat penyebaran tumor
7. Labor pemeriksaan darah (termasuk kimia serum)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri
2. Resiko terhadap cedera
3. Intoleransi aktifitas
4. Ketidakefektifan koping
5. Gangguan harga diri
C. INTERVESI KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC NIC
1 Nyeri  Pain level Pain managemen
Definisi : Pengalaman  Pain kontrol  Tentukan riwayat nyeri,
sensori dan emosional  Compor level misal: lokasi nyeri, frekuensi,
yang tidak menyenangkan Kriteria hasil durasi, dan intensita (skala 0-
yang muncul  Mampu
akibat mengontrol 10), dan tindakan
kerusakan jaringan yang nyeri (tahu penyebab penghilangan yang digunakan
aktual atau potensial atau nyeri, mampu  Evaluasi/ sadari terapi
digambarkan dalam hal menggunakan teknik tertentu misal: radiasi,
kerusakan sedekimikian non-farmakologi untuk pembedahan, kemoterapi,
rupa (international) mengurangi nyeri, bioterapi, ajarkan pasien atau
Association for the studay mencari bantuan ) orang terdekat apa yang
of pain: awitan yang tiba-  Melaporkan bahwa diharapkan
tiba atau lambat dari nyeri berkurang Berikan tindakan
intensits ringan hingga dengan menggunakan kenyamanan dasar, misal:
berat dengan akhir yang manajemen nyeri resposisi, gosokan punggung
dapat diantisipasi atau  Mampu mengennali dan aktifitas hiburan misal:
diprediksi > 6 bln nyeri ( skala intensitas, musik dan televisi
Batasan karakteristik frekuensi, dan tanda  Dorong penggunaan
 Perubahan selera makan nyeri) keterampilan manejemen
 Perubahan tekanan darah  Menyatakan rasa nyeri(misal: teknik relaksasi,
 Perubahan frekuensi nyaman setelah nyeri visualisasi, bimbingan
jantung berkurang imajinasi), tertawa, musik dan
 Perubahan frekuensi sentuhan teraupetik.
pernafasan  Evaluasi penghilangan
 Laporan isyarat nyeri/kontrol nilai aturan
 Diaforesis pengobatan bila perlu
 Prilaku distraksi (mis,
berjalan mondar-mandir
mencari orang lain atau
aktivitas lain, aktivitas
yang berulang)
 Mengekskresikan prilaku
(mis, gelisah, merengek,
menangis)
 Masker wajah (mis, mata
kurang bercahaya, tampak
kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap pada
satu fokus meringis)
 Sikap melindungi area
nyeri
 Fokus menyempit (mis,
gangguan persepsi nyeri,
hambatan proses berpikir,
penurunan interaksi
dengan orang dan
lingkungan
 Indikasi nyri yang dapat
diamati
 Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
 Sikp tubuh melindungi
 Dilatasi pupil
 Melaporkan nyeri secara
verbal
 Gangguan tidur
Faktor yang berhubungan
 Agen cedera (mis,
biologis, zat kimia, fisik,
psikologis)
2. Resiko terhadap cedera  Risk kontrol Environment
Defenisi : berisiko Kriteria hasil management(manajemen
mengalami cedera sebagai  klien terbebas dari lingkungan)
akibat kondisi lingkungan cedera  sediakan lingkungan yang
yang berinteraksi dengan  klien mampu aman untuk pasien
sumber adaftif dan sumber menjelaskan cara/  identifikasi kebutuhan
defensif individu metode untuk keamanan pasien, sesuai
Faktor resiko : mencegah dengan kondisi fisik dan
 Eksternal injury/cedera fungsi kognitif pasien dan
- Biologis (mis,  klien mampu riwayat penyakit terdahulu
tingkat imunisasi menjelaskan faktor pasien
komunitas, risiko dari  menghindarkan lingkungan
mikroorganisme lingkungan/perilaku yang berbahaya (misalnya
- Zat kimia (mis, personal memindahkan perabotan)
racun, polutan, obat,  mampu  memasang side rali tempat
agenes farmasi, memodifikasigaya tidur
alkohol, nikotin, hidup untuk  menyediakan tempat tidur
pengawat, kosmetik, mencegah njuri yang nyaman dan bersih
pewarna)  menggunakan  menempatkan saklar lampu
- Manusia (mis, agen fasilitas kesehatan ditempat yang mudah
nosokomial, pola yang ada dijangkau pasien
ketegangan, atau  mampu mengenali  membatasi pengunjung
fakror kognitif, perubahan status  menganjurkan keluarga
afektif, dan kesehatan untuk menemani pasien
psikomotor )  mengontrol lingkungan dari
- Cara kebisingan
pemindahan/transpor  memindahkan barang-
- Nutrisi ( mis, barang yang dapat
desain, struktur, dan membahayakan
pengaturan  berikan penjelasan pada
komunitas, pasien dan keluarga atau
bangunan,dan pengunjung adanya
peralatan perubahan status kesehatan
 Internal dan menyebabkan
- Profil darah yang penyakit.
abnormal (mis,
leukositosis/leukope
nia, gangguan faktor
koagulasi,
trombositopenia, sel
sabit, talasemia,
penurunan
hemoglobin)
- Disfungsi biokimia
- Usia perkembangan
(fisiologis,
psikososial)
- Disfungsi efektor
- Disfungsi imun-
auto imun
- Disfungsi integratif
- Malnutrisi
- Fisik (mis,
integritas kulit tidak
utuh, gangguan
mobilitas)
- Psikologis(orientasi
efektif)
- Disfungsi sensorik
- Hipoksia jaringan
3 Intoleransi aktifitas :  energy conservion a. Diskusikan dengan pasien/
Definisi:ketidakcukupan  aktivity tolerance orang terdekat bagaimana
energi psikologis atau  self care : ADLS diagnosis dan pengobatan
fisiologis untuk Kriteri hasil: yang mempengaruhi
melanjutkan atau  berpartisipasi dalam kehidupan pribadi
menyelesaikan aktifitas aktifitas fisik tanpa pasien/rumah dan aktifitas
kehidupan sehari-hari yang disertai peningkatan kerja
harus atau yang ingin tekanan darah, nadi, b. Tinjau ulang efek samping
dilakukan. dan RR yang diantisipasi
Batasan karakteristik:  mampu melakukan berkenaan dengan
 respon tekanan darah aktifitas sehari-hari pengobatan tertentu,
abnormal terhadap (ADLS) secara termasuk kemungkinan
aktifitas mandiri efek aktifitas seksual dan
 respon frekwensi  tanda-tanda vitas rasa ketertarikan /
jantung abnormal normal keinginan misal alopesia,
terhadap aktivitas  energy psikomotor kecatatan bedah, beri tau
 perubahan EKG yang  level kelemahan pasien bahwa tidak semua
mencerminkan aritmia  mampu perpindah: efek samping terjadi
 perubahan EKG yang dengan atau tanpa c. Dorong diskusi tentang/
mencerminkan iskimia bantuan alat pecahkan masalah tentang
 ketidaknyamanan  status efek kanker / pengobatan
setelah beraktifitas kardiopulmunari pada peran sebagai ibu
 dipsnea setelah adekuat rumah tangga, orang tua,
beraktifitas  sirkulasi status baik dan sebagainya.
 menyatakan merasa  status respirasi: d. Akui kesulitan pasien yang
letih pertukaran gas dan mungkin dialami. Berikan
 menyatakan merasa ventilasi adekuat informasi bahwa konseling
lemah sering perlu dan penting
faktor yang dalam proses adaptif
berhubungan: e. Evaluasi struktur
 tirah baring atau pendukung yang ada dan
imobilitas digunakan oleh pasien /
 kelemahan umum orang terdekat
 ketidakseimbangan f. Berikan dukungan emosi
antara suplai dan untuk pasien / orang
kebutuhan oksigen terdekat selama tes
 imobilitas diagnostik dan fase
 gaya hidup monoton pengobatan
g. Gunakan sentuhan selama
interksi, bila diterima pada
pasien dan dapat
mempertahankan kontak
mata.

4 Ketidakefektifan koping  Decision making Dicion making


Definisi:ketidakmampuan  Role inhasmet - Menginformasikan pasien
untuk membentuk  Sosial support alternatif atau solusi lain
penilaian valid tentang Kriteri hasil penanganan
stessor, ketidak adekuatan  Mengidentifikasi - Memfasilitasi pasien untuk
pilihan respon yang pola koping yang membuat keputusan
dilakukan dan atau efektif - Bantu pasien
ketidakmampuan untuk  Mengungkapkan mengidentifikasi
menggunakan sumber secra verbal tentang keuntungan, kerugian dari
daya yang tersedia koping yang efektif keadaan role inhancemet
Batasan karakteristik:  Mengatakan - Bantu pasien untuk
 Perubahan dalam pola penurunan stres identifikasi bermacam-
komunikasi yang biasa  Klien mengatakan macam nilai kehidupan
 Penurunan telah menerima - Bantu pasien identifikasi
penggunaan dukungan tentang keadaanya strategi positif untuk
sosial  Mampu mengatur pola nilai yang
 Perilaku destruktif mengidentifikasi dimiliki
terhadap orang lain strategi tentang Coping enhancement
 Perilaku destruktif koping - Anjurkan pasien untuk
terhadap diri sendiri mengidentifikasi gambaran
 Letih, angka penyakit perubahan peran yang
yang tinggi realitis
 Ketidakmampuan - Gunakan pendekatan tenang
memerhatikan dan menyakitkan
informasi - Hindari pengambilan
 Ketidakmampuan keputusan pada saat pasien
memerhatikan berada dalam stess berat
informasi - Berikan informasi actual
 Ketidakmampuan yang tekait dengan
memenuhi harapan diagnosis, terapi dan
peran prognosis
 Pemecahan masalah
yang tidak adekuat
 Kurangnya perilaku
yang berfokus pada
pencapaian tujuan
 Kurangnya resolusi
masalah
 Konsentrasi buruk
 Mengungkapkan
ketidak mampuan
meminta bantuan
 Mengungkapkan
ketidakmampuan
untuk mengatasi
masalah
 Pengambilan resiko,
gangguan tidur,
penyalahgunaan zat.
Faktor yang
berhubungan
 Gangguan dalam pola
penilaian ancaman,
melepaskan tekanan
 Ganguan dalam pola
melepaskan tekanan /
ketegangan
 Derajat ancaman
tinggi
 Keetidakmampuan
untuk mengubah
energi adaptif
 Sumber yang tersedia
tidak adekuat
 Tidak percaya diri
yang tidak adekuat
dalam kemampuan
mengatasi masalah
 Tidak persepsi kontrol
yang tidak adekuat
5 Gangguan harga diri  Body image, Self Esteem Enhancement:
Definisi:perkembangan disiturbed - Tunjukan rasa percaya diri
persepsi negative tentang  Coping, ineffective terhadap kemampuan pasien
harga diri sebagai respon  Personal identy, untuk mengatasi situasi
terhadap situasi saat ini disturbed - Dorong pasien
Batasan karakteristik:  Healty behavior, risk mengidentifikasi kekuatan
 Evaluasi diri bahwa  Self esteem dirinya
individu tidak mampu situasional, low - Ajarkan keterampilan perilku
menghadapi peristiwa Kriteria hasil yang positif mlalui bermain
 Evaluasi diri bahwa  Adaptif terhadap pern, moden peran, diskusi
individu tidak mampu ketunandayan fisik: - Dukung peningkatan
menghadapi situasi respon adaptif klien tangguang jawab diri, jika
 Perilaku bimbang terhadap tantangan diperlukan
 Perilaku tidak asertif fungsional penting - Buat statement positif
 Secara verbal akibat ketunandayan terhadap pasien
melaporkan tantangan fisik - Monitor frekuensi komuniksi
situsional saat ini  Resolusi berduka: verbal pasien yang negative
terhadap harga diri penyesuaian dengan - Dukung pasien untuk
 Ekspresi kehilangan aktual menerima tantangan bar
ketidakberdayaan atau kehilangan - Kaji alasan alasan untuk
 Ekspresi yang akan terjadi mengkritik atau
ketidakbergunaan  Penyesuaia menyalahkan diri sendiri
 Verbalisasi psikososial: - Kolaborasi dengan sumber-
meniadakan diri perubahan hidup, sumber lain
Faktor yang respon psikososial Body image enhancement
berhubungan : adaptif individu counseling
 Perilaku tidak selaras terhadap perubahan - Menggunakan proses
dengan nilai bermakna dalam pertolongan interaktif yang
 Perubahan hidup berfokus pada kebutuhan,
perkembangan  Menunjukan masalah, atau
 Gangguan citra tubuh penilaian pribadi perasaanpasien dan orang
 Kegagalan tentang harga diri terdekat ntuk meningkatkan
 Gangguan fungsional  Mengungkapkan atau mendukung koping,
 Kurang penghargaan penerimaan diri pemecahan masalah
 Kehilangan  Komunikasi terbuka
 Penolakan  Mengatakan
 Perubahan peran optimisme tentang
sosial masan depan
 Meggunakan strategi
koping efektif
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor tulang ganas, yang biasanya
berhubungan dengan periode kecepatan pertumbhan pada masa remaja. Osteosarkoma
merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak. Rata-rata penyakit ini
terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki dan anak perempuan
adalah sama, tetepi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-
laki.
Penyebab yang pasti tidak diketahui . bukti- bukti mendukung bahwa osteosarkoma
merupakan penyakit yang diturunkan. Untuk kanker tulang sekunder merupakan metastase dari
kanker primer diorgan lain, misalnya pada payudara paru, prostat, ginjal dll.
Pasien dengan tumor tulang datang dengan masalah yang berhubungan dengan tumor
tulang yang sangat bervariasi. Dapat tanpa gejala atau dapat juga nyeri ( ringan dan kadang-
kadang sampai konstan dan berat). Kecacatan yang berfariasi, dan pada suatu saat adanya
pertumbuhan tulang yang jelas. Kehilangan berat badan, malise, demam dapat terjadi. Tumor
kadang baru terdiagnosis saat terjadinya patah tulang patologik.
Bila terjadi kompresi korda spinalis, dapat berkembang lambat atau cepat. Deficit
neurologik ( misalnya : nyeri progresif, kelemahanerjadinya patah tulang patologik.
Bila terjadi kompresi korda spinalis, dapat berkembang lambat atau cepat. Deficit neurologik (
misalnya : nyeri progresif, kelemahan, parestesia, paraplegia, retensia urine)., parestesia,
paraplegia, retensia urine). Harus diidentifikasi awal dan ditangani dengan laminektomi
dekompresi untuk mencegah cedera korda spinalis permanent.
B. SARAN
Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat memahami dan mempelajari dari isi makalah
ini agar berguna untuk mengaplikasikan dalam memberikan pelayanan kepada anak dengan
gangguan diare.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan, penulis
berharap bagi pembacanya untik mengkritik guna untuk menyempurnakan makalh ini
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya Andra Saferi, Putri Yessie Mariza, 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2 (Keperawatan
Dewasa). Yokyakarta: Nuha Medika
Wilkinson Judith M, 2007. Buku saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi,2013. Panduan penyusunan asuhan keperawatan
profesional. Jakarta: EGC

Pearce. C Evelyn, 2009. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia

Vous aimerez peut-être aussi