Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor tulang ganas, yang biasanya
berhubungan dengan periode kecepatan pertumbhan pada masa remaja. Osteosarkoma
merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak. Rata-rata penyakit ini
terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki dan anak perempuan
adalah sama, tetepi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-
laki. ( Saferi Wijaya, Meriza Putri 2013).
B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti tidak diketahui . bukti- bukti mendukung bahwa osteosarkoma
merupakan penyakit yang diturunkan. Untuk kanker tulang sekunder merupakan metastase dari
kanker primer diorgan lain, misalnya pada payudara paru, prostat, ginjal dll.
Penyebaab kanker tulang memang tidak diketahui secara pasti. Namun dari beberapa
bukti yang ada tampaknya kemungkinan bahwa penyakit ini diturunkan besar sekali. Setiap
tubuh manusia mengandung sel kanke, agar sel kanker tidak mengganas, gaya hidup perlu dijaga.
Penyebab kanker merupakan gabungan faktor genetik, kimia, virus, dan radiasi. Orang
tua penting menciptakan lingkungan yang aman bagi anak sejak dalam kandungan dan menjaga
gaya hidup sesudah dilahirkan.
Gaya hidup sehat antara lain, menciptakan lingkungan bebas asap rokok, banyak makan
sayur dan buah, menjaga berat badan, serta aktif berolah raga. Ster juga bisa memicu
perkembangan sel kanker dan mengurangi efektifitas obat kanker. ( Saferi Wijaya, Meriza Putri
2013).
C. MANIFESTASI KLINIS
Pasien dengan tumor tulang datang dengan masalah yang berhubungan dengan tumor
tulang yang sangat bervariasi. Dapat tanpa gejala atau dapat juga nyeri ( ringan dan kadang-
kadang sampai konstan dan berat). Kecacatan yang berfariasi, dan pada suatu saat adanya
pertumbuhan tulang yang jelas. Kehilangan berat badan, malise, demam dapat terjadi. Tumor
kadang baru terdiagnosis saat terjadinya patah tulang patologik.
Bila terjadi kompresi korda spinalis, dapat berkembang lambat atau cepat. Deficit
neurologik ( misalnya : nyeri progresif, kelemahanerjadinya patah tulang patologik.
Bila terjadi kompresi korda spinalis, dapat berkembang lambat atau cepat. Deficit neurologik (
misalnya : nyeri progresif, kelemahan, parestesia, paraplegia, retensia urine)., parestesia,
paraplegia, retensia urine). Harus diidentifikasi awal dan ditangani dengan laminektomi
dekompresi untuk mencegah cedera korda spinalis permanent.
a. Mieloma multipe
Gejala yang paling sering timbul adalah nyeri tulang., dan lokasi nyeri sering kali pada
tulang iga dan tulang belakang. Dapat teraba lesi tulan, terutama pada tulang tengkorak dan
klavikula. Lesi pada tulang punggung dapat menyebabkan vertebra kolaps dan kadang-
kadang menjepit syaraf spinal.
Konsekuensi klinis dari sel plasma abnormal mencakup kerusakan tulang dan penggantian
unsure sum-sum tulang normal, menyebabkan anemia, trombositopenia, leukopenia;
perubahan fungsi imun dengan resiko mendapat infeksi tinggi, manifestasi pendarahan,
hiperkalsemia, dll.
b. Osteosarkoma
Gejala yang paling sering ditemukan dengan nyeri. Sejalan dengan pertumbuhan tumor, juga
bisa terjadi pembengkakan dan pergerakan yang terbatas. Tumor ditungkai menyebabkan
penderita berjalan timpang, sedangkan tumor di lengan menimbulkan nyeri ketika lengan
dipakai untuk mengangkat sesuatu benda. Pembengkakan pada tumor mungkin teraba
hangat dan agak memerah. Tanda awl dari penyakit ini bisa merupakan patah tulang
ditempat tumbuhnya tumor disebut fraktur patologis dan seringkali terjadi setelah suatu
gerakan rutin.
c. Fibrosarkoma & histiosarkoma fibrosa maligna
Fibrosarkoma dan histiosarkoma fibrosa maligna mirip dengan osteosarkoma dalam bentuk,
lokasi dan gejala-gejalanya.
d. Kondrasarkoma
Gejala yang paling sering adalah massa tanpa nyeri yang berlangsung lama. Contoh, lesi
perifer sering kali tidak menimbulkan gejala- gejala tertentu untuk jangka waktu yang
lamaan hanya berupa pembesaran perupa pembesaran yang dapat diraba dan hampir tidak
menimbulkan gangguan. Tetapi mungkin akan disusul dengan suatu pertumbuhan yang
cepat dan agresif.
e. Tumor ewing
Tanda dan gejala yang paling khas adalah nyeri, benjolan nyeri tekan, demam (38-40 C) dan
leukositosis (20.000 samapai 40.000 leukosit /mm3
f. Limfoma tulang maligna
Biasanya tumor ini menimbulkan nyeri dan pembengkakan, dan tulang yang rusak lebih
mudah patah. ( Saferi Wijaya, Meriza Putri 2013).
D. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem muskulosketal adalah sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang
yang membentuk rangka (skelet). Fungsi rangka :
Penahan tubuh untuk berdiri tegap
Pelindung organ-organ vital dalam tubuh
Menggerakkan tubuh dengan memfungsikan otot
Sumsum tulang merupakan tempat pembuatan sel-sel darah merah
Penyimpan cadangan kalsium tubuh.
Struktur jaringan tulang.
a. Secara makroskopis
1. Pars spongiosa (jaringan berongga)
2. Pars kompakta (jaringan padat)
osteosarkoma
Mieloma multipe
primer
sekunder
Nyeri, cacat, BB turun,malaise, demam,neurologik turun
Ca. tulang
-Ca paru
-Ca payudara
-Ca prostat
-Ca ginjal
fibrosarkoma
Tumor ewing
Kondrosarkoma & histiositoma fibrosa maligna
Limfoma tumor maligna
- Nyeri
- Pembengkakan
- Tlg mdh pth
- Nyeri tekan
- Demam 38-400C
Nyeri
MK :nyeri
MK : nyeri resiko cidera
MK : nyeri infeksi
- Nyeri tlg
- Lesi tl punggung
- Anemia lekopeni
- Trombositopeni
- Prbhn sist. Imun
- Hiperklasemia
- Infeksi
- Kematian
- Cacat
- Gagal ginjal
MK :
- resti infeksi
- Perdarahan
- nyeri
- ggn harga diri
MK :
- intoleransi aktivitas
- ggn harga diri
- Nyeri
- Pembengkakan
- grk terbts
- bag. Tumor hangat & merah
- patah tlg
Kerusakan organ-organ cacat
- Nyeri
- Pembengkakan
- Gerak trbtas
- Bag. Tumor hangat& merah
- Patah tlg
H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan seringkali merupakan kombinasi dari:
a) Kemoterapi (siklofosfamid, vinkristin, daktinomisin, daktinomisin, doksorubisin,
ifosfamid, eposid). Kemoterapi; harapannya adalah kombinasi kemoterapi mempunyai
efek yang lebih tinngi dengan tingkat toksisitas yang rendah sambil menurunkan
kemungkinan resistensi terhadap obat
b) terapi penyinaran tumor
radiasi apabila tumor bersifat radio sensitive dan kemoterapi (preoperative, pasca
operative dan ajuran untuk mencegah mikrometastasis). Sasaran utama dapat dilakukan
dengan sksisi luas dengan teknik grafting restorative. Ketahanan dan kualitas hidup
merupakan pertimbangan penting pada prosedur yang mengupayakan mempertahankan
ekstermitas yang sakit.
c) Terapi pembedahan untuk mengangkat tumor
Sasaran penatalaksanaan adalah menghancurkan atau pengangkatan tumor. Ini dapat
dilakukan dengan bedah( berkisar dari eksisi local sampai amputasi dan disartikulasi).
Pengangkatan tumor secara bedah sering memerlukan amputasi ekstremitas yang sakit,
dengan tinggi amputasi diatas tumor agar dapat mengontrol local lesi primer. Prognosis
tergantung kepada lokasi dan penyebaran tumor.
1. Penanganan kanker tulang metastasis adalah peliatif dan sasaran teraupetiknya
adalah mengurangi nyeri dan ketidak nyamanan pasien sebanyak mungkin. Terapi
tambahan disesuaikan dengan metode yang diganakan untuk menangani kanker asal
fiksasi interna fraktur patologik dapat mengurangi kecacatan dan nyeri yang timbul
2. Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian cairan
salin normal intravena, diuretika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat,
mitramisin, kalsitonin, atau kartikosteroid. ( Saferi Wijaya, Meriza Putri 2013).
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis didasrkan pada riwayat, pemeriksaan fisik, dan penunjang diagnosis seperti
CT, bopsi, dan pemeriksaan biokimia darah dan urine. Pemeriksaan foto toraks dilakukan
sebagai prosedur rutin serta untuk follow- up adanya statis pada paru-paru. Hiperkalsemia terjadi
pada kanker tulang metastasis dari payudara, paru, dan ginjal. Gejala hiperkalsemia meliputi
kelemahan otot, keletihan, anoreksia, mual, muntah, poliuria, kejang, koma. Hiperkalsemia harus
diidentifikasi dan ditangani segera. Biopsi bedang dilakukan untuk identifikasi histologik. Biopsi
harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran dan kekambuhan yang terjadi setelah
eksisi tumor. ( Saferi Wijaya, Meriza Putri 2013).
J. KOMPLIKASI
Risiko- risiko utama yang berhubungan dengan operasi termasuk infeksi, kekambuhan
dari kanker, dan luka pada jaringan- jaringan yang mengelilinginya. Dalam rangka untuk
mengakat seluruh kanker dan mengurangi risiko kekambuhan, beberapa jaringan normal yang
mengelilinginya harus juga diangkat. Tergantung pada lokasi dari kanker, ini mungkin
memerlukan pengangkatan dari porsi-porsi dari tulang , otot, syaraf- syaraf, atau pembuluh-
pembuluh darah. Ini dapat menyebabkan kelemahan, kehilangan sensasi , dan risiko dari patah
tulang atau patah tulang dari tulang yang tersisa.
a. Efek proses kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obat yang sangat kuat untuk mencoba membunuh sel-sel
kanker. Tetapi sebagai akibatnya beberapa sel-sel normal juga terbunuh dalam
prosesnya. Obat- obat dirancang untuk membunuh sel-sel yang membelah atau tumbuh
secara cepat. Sel-sel normal yang terpengaruh seringkali termasuk rambut, sel-sel
sampingan termasuk mual dan muntah, kehilangan rambut, infeksi, dan kelelahan.
Untungnya efek-efek sampingan ini biasanya hilang setelah kemoterapi selesai. Nutrisi
yang baik adalah penting untuk tubuh untuk melawan kanker. Mungkin dirujuk pada ahli
nutrisi untuk membantu dengan ini, terutama jika mengalami mual dan kehilangan nafsu
makan.
Efek-efek sampingan utama dari terapi radiasi termasuk kelelehan, kehilangan nafsu
makan, dan kerusakan pada kulit dan jaringan-jaringan lunak sekelilingnya. Terapi
operasi pada area yang sama
b. Kecacatan
Apabila dilakukan proses pengangkatan kanker melalui penghilangan organ, maka
kecacatan pasien tidak akan bisa dihindari. Kanker tulang bisanya juga dapat
menimbulkan patah tulang yang disebut fraktur patologis.
c. Kematian
Fakta yang penyebab kematiaan akibat kanker:
1) Kesulitan diagnosis oleh dokter patologi tulang, minimnya peralatan diagnosis yag
tersedia dan sulitnya mendeteksi sel-sel kanker yang diderita pasien apakah
tergoong jinak atau ganas
2) Umumnya pasien datang ketika penyakit sudah berada pada stadium akhir.
Pengobatanya akan menjadi sulit, dan angka harapan hidup semakin kecil.
3) Masalah sosial ekonomi. Penyakit kanker memang tergolong masih sulit diobati,
belum lagi biaya pengobatan sangat mahal. Masalahnya biaya sering menjadi alasan
pasien untuk tidak berobat. Bahkan, banyak pasien yang menolak diopersi karena
tidak memiliki biaya.
4) Pengobatan dengan kemoterapi memiliki efek samping yang menyakitkan,
sehingga membuat pasien menyerah dan menghentikan terapi
5) Kurangnya pengetahuan tentang kanker dan pengobatanya, membuat banyak orang
memutuskan untuk memilih pengobatan alternatif yang biayanya relatif lebih
murah, meskipun kenyataaanyaiyu mahal membahayakankehidupan pasien ( Saferi
Wijaya, Meriza Putri 2013).
BAB III
ASKEP TEORITIS
A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Ruangan :
1. Identitas klien
a. Nama :
b. No. MR :
c. Umur :
d. Pekerjaan :
e. Agama :
f. Jenis kelamin :
g. Alamat :
h. Tanggal masuk RS :
i. Alasan masuk RS :
j. Cara masuk RS :
k. Penanggung jawab :
l. Riwayat alergi :
1) Obat :
2) Makanan :
m. Alat bantu yang terpakai :
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri di daerah kaki atau tangan
yang mengalami pembengkakan, terjadi pembengkakan biasanya di daerah tulang
panjang.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Untuk tumor metastatik dapat berupa menderita tumor primer diorgan lain
sebelumnya misalnya payudara, prostate, paru dan ginjal.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien mengalami adanya masa / pembengkakan pada tulang, demam,
nyeri progresif, kelemahan, parestesia, paraplegia, retensi urine, anemia, tumor
tungkai menyebabkan penderita berjalan timpang, sedangkan tumor dilengan
meninbulkan nyeri ketika lengan dipakai untuk mengangkat sesuatu benda.
Pembengkakan pada tumor mungkin teraba hangat dan agak memerah, patah
tulang(fraktur patologis), leukositosis, malaise, anoreksia, vomiting, menderita
penyakit infeksi tertentu( seperti flu, streptococcus aureus, dll)
d. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya adanya keluarga ( keturunan sebelumnya) yang menderita kanker tulang
tumor lainnya.
3. Tanda- tanda vital
Tekanan darah : biasanya lebih dari 130/90 mmHg
Nadi : biasanya lebih dari 80x/i
Pernafasan : biasanya lebih 24x/i
Suhu : biasanya normal 35,5- 37
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum klien
1) Timgkat kesadaran : compos metis
2) Berat badan : 45 kg
3) Tinggi badan : 159 cm
b. Rambut
Biasanya keadaan kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambutnya rontok, tidak
ada lesi,warna rambut hitam, tidak bau dan tidak ada edema
c. Wajah
Biasanya tidak ada edema/hematome, tidak ada bekas luka dan tidak ada lesi
d. Mata
Biasanya mata simetris kiri dan kanan, reflek cahaya normal yaitu pupil mengecil,
konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik
e. Hidung
Biasanya simetris kiri dan kanan, tidak menggunakan cupping hidung, tidak ada
polip, dan tidak ada lesi
f. Telinga
Biasanya simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik.
g. Mulut
Biasanya berwarna pucat dengan sianosis bibir, tidak terjadi stomatitis, tidak
terdapat pembesaran tongsil, lidah putih.
h. Leher
Biasanya tidak ada pembesaran pada kelenjer tiroid, tidak ada gangguan fungsi
menelan, tidak ada pembesaran JVP
i. Dada dan Thorax :
Inspeksi : Biasanya dada simetris kiri dan kanan, pergerakan dada simetris,
Palpasi : Biasanya getaran dada kiri dan kanan sama (vocal premitus).
Perkusi : Biasanya bunyi suaranya sonor.
Auskultasi : Bunyi pernapasnya vesikuler.
j. Kardiovaskuler :
Inspeksi : ictus cordis terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari
Perkusi : di intercosta V media klavikularis sinistra bunyinya pekak
Auskultasi : irama denyut jantung normal tidak ada bunyi tambahan
k. Abdomen :
Inspeksi : Biasanya bentuk perut tidak membuncit dan dinding perut
sirkulasi kolateral.
Auskultasi : Biasanya tidak ada bising usus.
Palpasi : Biasanya tidak ada pembesaran pada abdomen,tidak kram pada
abdomen.
Perkusi : Biasanya tympani
l. Genitaurinaria :
Biasanya adanya terdapat lecet pada area sekitar anus. Feses berwarna kehijauan
karena bercampur dengan empedu dan bersifat banyak asam laktat yang berasal dari
laktosa yang tidak dapat diserat oleh usus.
m. Lengan-Lengan Tungkai :
Ekstemitas atas dan bawah : Biasanya kekuatan otot berkurang. Rentang gerak pada
ekstremitas pasien menjadi terbatas karena adanya masa,nyeri, atau fraktur
patologis, biasanya terabanya benjolan atau masa pada daerah sekitar tulang.
n. Sistem Persyarapan :
Biasanya kelemahan otot dan penurunan kekuatan
B. Nutrisi :
-Pola Makan Biasanya 3x/sehari Biasanya 1-2x/hari dengan
porsi makan sedikit atau
Biasanya setengah
-Pola Minum Biasanya 8 gelas/hari 8 gelas/hari
C. Tidur/Istirahat :
-Waktu Tidur Biasanya 7-9 jam Biasanya kurang dari 7
jam
6. Pemeriksaan diagnostik
1. Rontgen tulang yang terkena
2. Pemeriksaan radiogram untuk melihat aktifitas osteoblas dan osteoklas pada kanker
tulang terjadi peningkatan osteoklas atau osteoblas
3. Ct scan tulang yang terkena
4. Ct scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru
5. Biopsi terbuka dilakukan untuk identifikasi histologik, biopsi harus dilakukan
dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya penyebaran dan kekambuhan yang
terjadi setelah eksisi tumor
6. Skening tulang untuk melihat penyebaran tumor
7. Labor pemeriksaan darah (termasuk kimia serum)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri
2. Resiko terhadap cedera
3. Intoleransi aktifitas
4. Ketidakefektifan koping
5. Gangguan harga diri
C. INTERVESI KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC NIC
1 Nyeri Pain level Pain managemen
Definisi : Pengalaman Pain kontrol Tentukan riwayat nyeri,
sensori dan emosional Compor level misal: lokasi nyeri, frekuensi,
yang tidak menyenangkan Kriteria hasil durasi, dan intensita (skala 0-
yang muncul Mampu
akibat mengontrol 10), dan tindakan
kerusakan jaringan yang nyeri (tahu penyebab penghilangan yang digunakan
aktual atau potensial atau nyeri, mampu Evaluasi/ sadari terapi
digambarkan dalam hal menggunakan teknik tertentu misal: radiasi,
kerusakan sedekimikian non-farmakologi untuk pembedahan, kemoterapi,
rupa (international) mengurangi nyeri, bioterapi, ajarkan pasien atau
Association for the studay mencari bantuan ) orang terdekat apa yang
of pain: awitan yang tiba- Melaporkan bahwa diharapkan
tiba atau lambat dari nyeri berkurang Berikan tindakan
intensits ringan hingga dengan menggunakan kenyamanan dasar, misal:
berat dengan akhir yang manajemen nyeri resposisi, gosokan punggung
dapat diantisipasi atau Mampu mengennali dan aktifitas hiburan misal:
diprediksi > 6 bln nyeri ( skala intensitas, musik dan televisi
Batasan karakteristik frekuensi, dan tanda Dorong penggunaan
Perubahan selera makan nyeri) keterampilan manejemen
Perubahan tekanan darah Menyatakan rasa nyeri(misal: teknik relaksasi,
Perubahan frekuensi nyaman setelah nyeri visualisasi, bimbingan
jantung berkurang imajinasi), tertawa, musik dan
Perubahan frekuensi sentuhan teraupetik.
pernafasan Evaluasi penghilangan
Laporan isyarat nyeri/kontrol nilai aturan
Diaforesis pengobatan bila perlu
Prilaku distraksi (mis,
berjalan mondar-mandir
mencari orang lain atau
aktivitas lain, aktivitas
yang berulang)
Mengekskresikan prilaku
(mis, gelisah, merengek,
menangis)
Masker wajah (mis, mata
kurang bercahaya, tampak
kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap pada
satu fokus meringis)
Sikap melindungi area
nyeri
Fokus menyempit (mis,
gangguan persepsi nyeri,
hambatan proses berpikir,
penurunan interaksi
dengan orang dan
lingkungan
Indikasi nyri yang dapat
diamati
Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
Sikp tubuh melindungi
Dilatasi pupil
Melaporkan nyeri secara
verbal
Gangguan tidur
Faktor yang berhubungan
Agen cedera (mis,
biologis, zat kimia, fisik,
psikologis)
2. Resiko terhadap cedera Risk kontrol Environment
Defenisi : berisiko Kriteria hasil management(manajemen
mengalami cedera sebagai klien terbebas dari lingkungan)
akibat kondisi lingkungan cedera sediakan lingkungan yang
yang berinteraksi dengan klien mampu aman untuk pasien
sumber adaftif dan sumber menjelaskan cara/ identifikasi kebutuhan
defensif individu metode untuk keamanan pasien, sesuai
Faktor resiko : mencegah dengan kondisi fisik dan
Eksternal injury/cedera fungsi kognitif pasien dan
- Biologis (mis, klien mampu riwayat penyakit terdahulu
tingkat imunisasi menjelaskan faktor pasien
komunitas, risiko dari menghindarkan lingkungan
mikroorganisme lingkungan/perilaku yang berbahaya (misalnya
- Zat kimia (mis, personal memindahkan perabotan)
racun, polutan, obat, mampu memasang side rali tempat
agenes farmasi, memodifikasigaya tidur
alkohol, nikotin, hidup untuk menyediakan tempat tidur
pengawat, kosmetik, mencegah njuri yang nyaman dan bersih
pewarna) menggunakan menempatkan saklar lampu
- Manusia (mis, agen fasilitas kesehatan ditempat yang mudah
nosokomial, pola yang ada dijangkau pasien
ketegangan, atau mampu mengenali membatasi pengunjung
fakror kognitif, perubahan status menganjurkan keluarga
afektif, dan kesehatan untuk menemani pasien
psikomotor ) mengontrol lingkungan dari
- Cara kebisingan
pemindahan/transpor memindahkan barang-
- Nutrisi ( mis, barang yang dapat
desain, struktur, dan membahayakan
pengaturan berikan penjelasan pada
komunitas, pasien dan keluarga atau
bangunan,dan pengunjung adanya
peralatan perubahan status kesehatan
Internal dan menyebabkan
- Profil darah yang penyakit.
abnormal (mis,
leukositosis/leukope
nia, gangguan faktor
koagulasi,
trombositopenia, sel
sabit, talasemia,
penurunan
hemoglobin)
- Disfungsi biokimia
- Usia perkembangan
(fisiologis,
psikososial)
- Disfungsi efektor
- Disfungsi imun-
auto imun
- Disfungsi integratif
- Malnutrisi
- Fisik (mis,
integritas kulit tidak
utuh, gangguan
mobilitas)
- Psikologis(orientasi
efektif)
- Disfungsi sensorik
- Hipoksia jaringan
3 Intoleransi aktifitas : energy conservion a. Diskusikan dengan pasien/
Definisi:ketidakcukupan aktivity tolerance orang terdekat bagaimana
energi psikologis atau self care : ADLS diagnosis dan pengobatan
fisiologis untuk Kriteri hasil: yang mempengaruhi
melanjutkan atau berpartisipasi dalam kehidupan pribadi
menyelesaikan aktifitas aktifitas fisik tanpa pasien/rumah dan aktifitas
kehidupan sehari-hari yang disertai peningkatan kerja
harus atau yang ingin tekanan darah, nadi, b. Tinjau ulang efek samping
dilakukan. dan RR yang diantisipasi
Batasan karakteristik: mampu melakukan berkenaan dengan
respon tekanan darah aktifitas sehari-hari pengobatan tertentu,
abnormal terhadap (ADLS) secara termasuk kemungkinan
aktifitas mandiri efek aktifitas seksual dan
respon frekwensi tanda-tanda vitas rasa ketertarikan /
jantung abnormal normal keinginan misal alopesia,
terhadap aktivitas energy psikomotor kecatatan bedah, beri tau
perubahan EKG yang level kelemahan pasien bahwa tidak semua
mencerminkan aritmia mampu perpindah: efek samping terjadi
perubahan EKG yang dengan atau tanpa c. Dorong diskusi tentang/
mencerminkan iskimia bantuan alat pecahkan masalah tentang
ketidaknyamanan status efek kanker / pengobatan
setelah beraktifitas kardiopulmunari pada peran sebagai ibu
dipsnea setelah adekuat rumah tangga, orang tua,
beraktifitas sirkulasi status baik dan sebagainya.
menyatakan merasa status respirasi: d. Akui kesulitan pasien yang
letih pertukaran gas dan mungkin dialami. Berikan
menyatakan merasa ventilasi adekuat informasi bahwa konseling
lemah sering perlu dan penting
faktor yang dalam proses adaptif
berhubungan: e. Evaluasi struktur
tirah baring atau pendukung yang ada dan
imobilitas digunakan oleh pasien /
kelemahan umum orang terdekat
ketidakseimbangan f. Berikan dukungan emosi
antara suplai dan untuk pasien / orang
kebutuhan oksigen terdekat selama tes
imobilitas diagnostik dan fase
gaya hidup monoton pengobatan
g. Gunakan sentuhan selama
interksi, bila diterima pada
pasien dan dapat
mempertahankan kontak
mata.
Pearce. C Evelyn, 2009. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia