Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
KELOMPOK 2 (B9A)
1. Desak Nyoman Suryaningrat (16.321.2589)
2. Ni Komang Ayu Eratini (16.321.2607)
3. Ni Komang Ayu Sintya Paramita (16.321.2608)
4. Ni Luh Putu Shinta Widayanti G. (16.321.2611)
5. Ni Made Ratna Umbari (16.321.2612)
6. Ni Putu Eka Sulistyawati (16.321.2617)
2016
i
LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM REUMATIK
A. Definisi
Demam reumatik (DR) adalah reaksi autoimun terhadap faringitis streptokokal
kelompok A beta hemolitik, yang menyerang sendi, kulit, otak, permukaan serosa, dan
jantung (Wong, 2003).
Demam reumatik (DR) adalah suatu sindrom klinik akibat infeksiStreptococcus-β
hemolyticus golongan A, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu poliartritis migrans
akut, karditis, korea minor, nodul subkutan dan eritema marginatum (Ngastiyah, 2005).
B. Etiologi
Infeksi streptococcus beta hemoylticus grup A pada tenggorokan selalu
mendahului terjadinya demam reumatik, baik pada serangan pertama maupun
serangan ulang.
Biasanya 1-4 minggu sesudah serangan tonsillitis, nasofaringitis atau otitis media,
infeksi streptococcus ini menghasilkan antigen bagi berlangsungnya reaksi antigen-
antibody sehingga menyebabkan demam reumatik.Dugaan adanya reaksi imunologis
ini didukung dengan penemuan konsentrasi antibodi antistreptococus tetapi tidak
ditemukan pada mereka yang tidak menderita.
Faktor-faktor predisposisi seseorang mudah mendapat demam rematik adalah:
1. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
2. Penduduk yang padat
3. Golongan etnik
4. Iklim, daerah tropis yang bercuaca lembap
5. Keadaan kesehatan yang memburuk dan daya tahan individu yang menurun.
1
batuk
palpitasi
orthopnea, dan
hemoptisis.
Gejala sianotik terjadi bila stenosis berat. Fibrilasi atrial dapat menyebabkan nadi
tidak teratur dan lemah. Akibat fibrilasi trombus di atrium kiri dapat terlepas dan
menyebabkan infark ginjal, paru, limpa, ekstermitas dan otak.
D. Patogenesis
DR dinyatakan sebagai penyakit autoimun. Streptokok diketahui dapat
menghasilkan kurang lebih 20 produk ekstrasel; diantaranya yang terpenting ialah
streptolisin O, streptolisin S, hyaluronidase, streptokinase, dll.Produk-produk tersebut
merangsang antibodi. DR diduga merupakan akibat kepekaan tubuh yang berlebihan
terhadap beberapa produk ini.
Kaplan mengemukakan hipotesis tentang adanya reaksi silang antibodi terhadap
streptokok dengan otot jantung yang mempunyai susunan antigen mirip antigen
streptokok; inilah penyebab reaksi autoimun.
ASTO (anti-streptosilin O) merupakan antibodi yang paling sering digunakan
untuk indikator terdapatnya infeksi streptokok.Lebih kurang 80% pasien DR / PJR akut
menunjukkan kenaikan titer ASTO (Ngastiyah, 2005).
E. Patologi Anatomi
Dasar kelainan patologi DR ialah reaksi inflamasi eksudatif dan proliferatif
jaringan mesenkim. Kelainan tersebut akan menetap, sedangkan pada organ lain masih
dapat diperbaiki (sembuh). Perikardium, myocardium dan endocardium dapat
terkena.Jika ketiga lapisan jantung ini terkena semua mengakibatkan “pankarditis”.
Daerah yang terkena radang meninggalkan parut berupa benda Aschoff.
Perikardium memperlihatkan edema, infiltrasi dan eksudasi fibrin.Endokardium juga
katup-katup jantung yang dalam keadaan normal avascular menjadi hiperemik, edema
dan infiltrasi sel radang. Bila terjadi penyembuhan akan meninggalkan kerusakan yang
menetap pada daun katup berupa perlengketan daun dan menimbulkan stenosis;
sedangkan jaringan parut disertai retraksi menyebabkan kebocoran. Perubahan pada
katup ini akan terus berlanjut walaupun stadium akut telah berlalu. Kelainan katup atau
stenosis katup hampir selalu mengenai katup mitral dan terjadi selama bertahun-tahun
(Ngastiyah, 2005)
Pathway Demam reumatik dengan penyimpangan Kebutuhan Dasar Manusia :
Hipertermi
Toksin beredar mengikuti Peradangan katup
aliran darah jantung
Radang lap.jantung
(Perikarditis/
miokarditis/endokarditis)
Dapat menyerang jantung, Katup jantung mengalami gangguan
sendi-sendi. Poliarthritis (perlengketan, penebalan bekas jar.parut/aschoff
atau mengkerut)
G. Penatalaksanaan Medis
Dasar pengobatan DR dikutip dari Ngastiyah (2005) :
1. Istirahat; bergantung pada ada tidaknya dan berat ringannya karditis.
2. Eradikasi kuman streptococcus. Untuk Negara berkembang WHO menganjurkan
penggunaan benzatin penisilin 1,2 juta IM. Bila alergi terhadap penisilin
digunakan eritromisin 20 mg/kg BB 2 kali sehari selama 10 hari.
DR mempunyai kecenderungan untuk terjadi serangan ulang, maka perlu
diberikan profilaksis sekunder dengan memberikan benzatin penisilin 1,2 juta IM
tiap bulan. Bila tidak mau disuntik dapat diganti dengan penisilin oral 2 x 200.000
U/hari. Bila alergi dapat diberikan sulfadiazine 1000mg/hari untuk 12 tahun ke
atas dan 500 mg/hari untuk 12 tahun ke bawah.
Profilaksis sekunder yang dianjurkan
Gejala klinis Lama pencegahan
Arthritis tanpa karditis Setiap 4 minggu selama 5 tahun
Karditis tanpa Setiap 4 minggu sampai umur 18 tahun,
kardiomegali minimal 5 tahun
Karditis dengan Setiap 3-4 minggu sampai umur 25 tahun,
kardiomegali minimal 5 tahun
3. Penggunaan obat anti radang bergantung terdapatnya dan beratnya karditis.
Prednison hanya digunakan pada karditis dengan kardiomegali atau gagal
jantung.
4. Pengobatan suportif, berupa diet tinggi kalori dan protein serta vitamin (terutama
vit C) dan pengobatan terhadap komplikasi. Bila dengan pengobatan
medikamentosa saja gagal perlu dipertimbangkan tindakan operasi pembetulan
katup jantung.
Sumber : Hospital care for children (Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit)
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium darah dan biakan kultur
- Serologi ASTO
- Anti DNA-seB dan Anti hyaluronidase
- CBC
- CRP
- Kultur swab faring
2. Foto rontgen thorax cardiomegali
3. EKG arrhtythmia
4. Echocradiogram pembesaran jantung dan lesi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “MAWAR”
DENGAN DEMAM REUMATIK
DI RSUD PAPUA
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : An. Mawar
Umur : 5 tahun
Agama : Kristen
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Kawin
Pendidikan : TK
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Papua
No. Register : 20161101
Diagnosa Medis : Demam Reumatik
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Orangtua px mengatakan saat masuk rumah sakit px mengalami panas.
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
a) Alasan masuk rumah sakit : px mengeluh badannya panas
b) Perjalanan penyakit saat ini : Orangtua px mengatakan px mengalami
panas, nyeri, dan pembengkakan sendi. Px mengatakan nyeri dirasakan
di bagian persendian ( lutut, siku, dan pergelangan tangan & kaki) seperti
ditusuk – tusuk dengan skala nyeri 5 di rasakan saat px melakukan
aktivitas.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Orangtua mengatakan tidak tahu harus melakukan apa untuk perawatan anaknya.
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Orangtua px mengatakan px tidak pernah menderita penyakit yang serius
sebelumnya, seperti asma, hepatitis, dll.
2) Pernah dirawat
Orangtua px mengatakan sebelumnya px tidak pernah di rawat di rumah sakit
3) Alergi
Orangtua px mengatakan px tidak mempunyai alergi terhadap apapun
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Orangtua px mengatakan px tidak mempunyai kebiasaan merokok minum kopi
maupun minum alkohol
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak terkaji
d. Diagnosa Medis dan therapy
Diagnosa medis : Demam Reumatik
Therapy : Erythromicin 20mg/KgBB twice daily sampai 10 hari
Prednison 2mg/KgBB sampai 2 minggu, tapering off selama 2 minggu
Asetosal 75mg/KgBB mulai awal minggu ke-3 sampai 6 minggu.
Paracetamol 10mg/KgBB prn 3-4 kali sehari.
3. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Terlihat lemas
Tingkat kesadaran : CM / apatis / somnolen / sopor/koma
b. GCS: verbal: 6 psikomotor: 4 mata :5
c. Tanda-tanda Vital : Nadi = 122 x/mnt, Suhu = 38.9 0C , TD = 140/100mmhg, RR
=20x/menit
d. Pemeriksaan fisik (head to toe)
1) Kepala dan leher
Kepala : I: rambut hitam, penyebaran rambut merata, tidak ada rontok dan
tidak ada kebotakan.
P: tidak ada nyeri tekan dan benjolan.
Mata : I: simetris,konjungtiva anemis, sklera anikterik, pupil isokor, tidak
ada kantung mata, tidak ada edema palpebra.
P: tidak ada nyeri tekan
Hidung : I: simetris, penyebaran rambut silia merata, secret (-), nafas cuping
hidung (-).
P: tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis, etmoidalis, maksilaris.
Mulut : I: tidak ada cyanosis, caries (-), stomatitis (-), bibir simetris, mukosa
bibir kering, bibir warna merah, lidah agak kotor / putih.
tenggorokan merah.
Telinga : I: simetris, lesi (-), luka/ radang (-), sedikit serumen
P: tidak ada nyeri tekan pada kartilago.
Leher : P: bendungan vena jugularis (-), pulsasi nadi karotis kuat dan
teratur, pembesaran kelenjar limfe (-)
2) Dada
Paru : I : simetris, retraksi normal, RR: 18x/menit, irama normal
P : vokal taktil fremitus terasa getaran
P : sonor
A : vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)
Jantung: I : terlihat iktus cordis (ICS 5 linea medioclavikularis kiri)
P : teraba iktus cordis di ICS 5
P : dullness / pekak
A : muffled
3) Payudara dan ketiak :
I : payu dara dan ketiak simetris, tidak ada lesi, tidak ada luka
P: tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
4) Abdomen :
I : simetris, tidak ada hiperpigmentasi
P: tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba, turgor normal
P: tympani
A: peristaltik dan bising usus normal
5) Genetalia : tidak terkaji
6) Integumen
I : kulit terlihat kemerahan, ikterik (-)
P: turgor kulit elastis / normal, kulit terasa hangat
7) Ekstremitas
Atas:
I : simetris,tidak ada lesi, kuku bersih, bengkak pada sendi
siku, pergelangan tangan
P : CRT > 3 detik, nyeri pada saat fleksi-ekstensi siku dan
pergelangan tangan
Bawah:
I : simetris, tidak ada lesi & luka, kuku bersih, bengkak pada
sendi pergelangan kaki
P : CRT > 3 detik, nyeri pada saat fleksi-ekstensi lutut dan
pergelangan kaki
8) Neurologis
Status mental dan emosi : baik
Pengkajian saraf kranial : tidak ditemukan kelainan klinis (korea sign (-) )
Pemeriksaan refleks :
Hammer : Otot bisep dan trisep :+ /+
Patella : tidak dikaji, karena bengkak dan nyeri.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan
Tidak terkaji
b. Pemeriksaan radiologi
Foto thorax : Kardiomegali
c. Hasil konsultasi
Tidak terkaji
d. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
Perubahan EKG
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
1. Ds :px mengeluh Invasi kuman Streptokokus Hipertermi
badanya panas.
aktivasi antibody / antigen tubuh
Do :
- suhu tubuh pasien Inflamasi
38.90C .
- Kulit terasa hangat Hipotalamus termoregulator
- Kulit terlihat
Suhu tubuh meningkat
kemerahan
- Mukosa bibir kering
dan merah
melakukan aktivitas.
Kuman mengeluarkan toksin,
Do:
beredar ikut aliran darah ke
- Skala nyeri 5 sendi-sendi
- S: 38.90C
N: 98x/mnt Poliarthritis
RR: 20x/mnt
Nyeri akut
- Nyeri pada saat
fleksi-ekstensi lutut,
siku, pergelangan
tangan dan kaki.
- Terlihat bengkak
pada persendian siku,
pergelangan tangan
dan kaki
Defisiensi
4. Ds: orangtua px Berbagai manifestasi klinis yang
pengetahuan
muncul bersamaan (demam,
mengatakan tidak tahu
poliarthritis, gejala karditis) o/k proses
harus melakukan apa
inflamasi
untuk perawatan
anaknya Efek inflamasi berupa jaringan parut
dan perlengketan katup menetap
Do : orangtua px tidak
walaupun fase akut sembuh
melakukan upaya
apapun dirumah guna
Defisiensi pengetahuan
mengatasi panas dan orangtua/anak tentang kondisi
nyeri px, sebelum /pengobatan