Vous êtes sur la page 1sur 165

AKREDITASI INSTITUSI

PERGURUAN TINGGI

(AIPT)
KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI

o Anggota tim yang kurang cakap


o Data menyebar, sehingga sulit untuk dikumpulkan
o Data base yang jelek
o Sulit mengumpulkan anggota tim
o Penulisan tidak mengacu pada standar penilaian
SOLUSI

 Perlu dibentuk tim yang terdiri dari ketua, koordinator


standar dan satuan tugas unit
 Ketua bertugas mengkoordinasi koordinator tiap-tiap
standar
 Koordinator standar bertanggungjawab sepenuhnya
terhadap isian borang pada standar tersebut
 Satuan tugas unit bertugas melacak data-data yang belum
terdokumnetasi
 Setiap anggota tim wajib mengkosongkan kegiatan pada
hari tertentu
STRUKTUR TIM AKREDITASI PERGURUAN TINGGI
TAHAP I : DRAF BORANG DAN EVALUASI DIRI

Ketua Borang

Koordina Koordina Koordina Koordina Koordina Koordina Koordina Koordina


tor tor tor tor tor tor tor tor
Standar Standar Standar Standar Standar Standar Standar Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7 Diri

Satuan Tugas Unit


Tiap Fakultas
STRUKTUR TIM KECIL AKREDITASI PERGURUAN TINGGI
TAHAP II : REVISI BORANG DAN EVALUASI DIRI

Ketua Borang

Evaluator Evaluator Evaluator Evaluator


Standar Standar Standar Standar
1 &2 3&4 5&6 7 & ED

Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator


Standar Standar Standar Standar
1&2 2&4 5&6 7 & ED
BOBOT PENILAIAN DOKUMEN AKREDITASI

No. Komponen Penilaian Bobot (%)

A Mutu evaluasi-diri PT (Penilaian kualitatif laporan 10


evaluasi-diri institusi)

B Mutu data dan informasi pemenuhan tujuh standar 90


akreditasi perguruan tinggi (Penilaian kualitatif dan
kuantitatif berdasarkan Buku V: Matriks Penilaian
Borang)

Total 100
BOBOT PENILAIAN STANDAR BORANG AKREDITASI
SECARA KUANTITATIF

No. Standar Bobot (%)


1 Standar 1. Visi, misi, tujuan, dan sasaran, serta strategi 2,62
pencapaian
2 Standar 2. Tata pamong, kepemimpinan, sistem 26,32
pengelolaan, dan penjaminan mutu
3 Standar 3. Mahasiswa dan lulusan 13,16
4 Standar 4. Sumber daya manusia 18,42
5 Standar 5. Kurikulum, pembelajaran, dan suasana 7,89
akademik
6 Standar 6. Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta 18,42
sistem informasi
7 Standar 7. Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada 13,16
masyarakat, dan kerjasama
Total 100,00
KRITERIA PENILAIAN AIPT

<< STANDAR 1 >>


1.1 1.1 KEJELASAN,
KEJELASAN, KEREALISTIKAN,
KEREALISTIKAN, DAN KETERKAITAN AKREDITASI
DAN KETERKAITAN ANTAR
INSTITUSI
ANTAR VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PERGURUAN
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PERGURUAN TINGGI,PERGURUAN
DAN
TINGGI, DAN PEMANGKU KEPENTINGAN YANG TERLIBAT
PEMANGKU KEPENTINGAN YANG TERLIBAT. TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Visi, misi, tujuan dan sasaran yang:
(1) Sangat jelas.
(2) Sangat realistik.
Visi, misi dan
(3) Saling terkait satu sama lain. sasaran mutu harus
(4) Melibatkan dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, alumni jelas dan terukur
dan masyarakat.
Disusun oleh
 Point (3) stakeholders
Visi, misi, tujuan dan sasaran yang:
(1) Jelas. Visi dijadikan
acuan dalam
(2) Realistik.
merancang sasaran
(3) Saling terkait satu sama lain. mutu dan
(4) Melibatkan dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan dan kurikulum
alumni.
1.1 1.1 KEJELASAN,
KEJELASAN, KEREALISTIKAN,
KEREALISTIKAN, DAN KETERKAITAN AKREDITASI
DAN KETERKAITAN ANTAR
INSTITUSI
ANTAR VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PERGURUAN
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PERGURUAN TINGGI,PERGURUAN
DAN
TINGGI, DAN PEMANGKU KEPENTINGAN YANG TERLIBAT
PEMANGKU KEPENTINGAN YANG TERLIBAT. TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Visi, misi, tujuan dan sasaran yang:
(1) Cukup jelas.
(2) Cukup realistik.
Visi, misi dan
(3) Kurang terkait satu sama lain. sasaran mutu harus
(4) Melibatkan dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan. jelas dan terukur

 Point (1) Disusun oleh


Visi, misi, tujuan dan sasaran yang: stakeholders
(1) Tidak jelas.
(2) Tidak realistik. Visi dijadikan
acuan dalam
(3) Tidak terkait satu sama lain.
merancang sasaran
(4) Hanya melibatkan unsur pimpinan atau yayasan. mutu dan
kurikulum
1.2 PERGURUAN TINGGI MENETAPKAN TONGGAK-TONGGAK AKREDITASI
1.1 KEJELASAN, KEREALISTIKAN, DAN KETERKAITAN
CAPAIAN (MILESTONES) TUJUAN SEBAGAI PENJABARAN
ANTAR
INSTITUSI
VISI,
ATAU MISI, TUJUAN DAN
PELAKSANAAN SASARAN
RENSTRA, SERTA PERGURUAN
MEKANISME TINGGI,PERGURUAN
DAN
PEMANGKU KEPENTINGAN YANG TERLIBAT.
KONTROL KETERCAPAIANNYA TINGGI (AIPT)

 Point (4) Adanya Rencana


Dokumen formal berisi: Induk
(1) Rumusan tujuan bertahap yang akan dicapai pada kurun Pengembangan
waktu tertentu (RIP).
(2) Tonggak-tonggak capaian tujuan dalam setiap periode
kepemimpinan perguruan tinggi Adanya renstra di
(3) Mekanisme kontrol ketercapaian dan tindakan perbaikan tingkat Universitas
dan Fakultas
untuk menjamin pelaksanaan tahap-tahap pencapaian
tujuan. Adanya RKAT
ditingkat prodi
 Point (3) sampai universitas
Dokumen formal berisi:
(1) Rumusan tujuan bertahap yang akan dicapai pada kurun RKAT di audit
waktu tertentu secara berkala
(2) Tonggak-tonggak capaian tujuan dalam setiap periode
Ketercapaian
kepemimpinan perguruan tinggi
Renstra dan RKAT
(3) Mekanisme kontrol ketercapaian dan tindakan perbaikan serta evaluasi
untuk menjamin pelaksanaan tahap-tahap pencapaian tujuan
kurang efektif.
1.2 PERGURUAN TINGGI MENETAPKAN TONGGAK-TONGGAK AKREDITASI
1.1 KEJELASAN, KEREALISTIKAN, DAN KETERKAITAN
CAPAIAN (MILESTONES) TUJUAN SEBAGAI PENJABARAN
ANTAR
INSTITUSI
VISI,
ATAU MISI, TUJUAN DAN
PELAKSANAAN SASARAN
RENSTRA, SERTA PERGURUAN
MEKANISME TINGGI,PERGURUAN
DAN
PEMANGKU KEPENTINGAN YANG TERLIBAT.
KONTROL KETERCAPAIANNYA TINGGI (AIPT)

 Point (2) Adanya Rencana


Dokumen formal yang bersifat parsial pada aspek-aspek berikut: Induk
(1) Rumusan tujuan bertahap yang akan dicapai pada kurun Pengembangan
waktu tertentu (RIP).
(2) Tonggak-tonggak capaian tujuan dalam setiap periode
kepemimpinan perguruan tinggi Adanya renstra di
(3) Mekanisme kontrol ketercapaian dan tindakan perbaikan tingkat Universitas
dan Fakultas
untuk menjamin pelaksanaan tahap-tahap pencapaian tujuan
Adanya RKAT
 Point (1) ditingkat prodi
Tidak ditemukan dokumen formal berisi tujuan bertahap, sampai universitas
tonggak-tonggak capaian (milestones) tujuan, dan mekanisme
kontrol serta tindakan perbaikannya sebagai penjabaran atau RKAT di audit
pelaksanaan renstra. secara berkala

Ketercapaian
Renstra dan RKAT
serta evaluasi
1.1
1.3.1 KEJELASAN,
SOSIALISASI KEREALISTIKAN,
VISI DAN DAN
MISI PERGURUAN KETERKAITAN AKREDITASI
TINGGI ANTAR
INSTITUSI
DILAKSANAKAN SECARA SISTEMATIS DAN
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PERGURUAN TINGGI,PERGURUAN
DAN
BERKELANJUTAN KEPADA PEMANGKU KEPENTINGAN
PEMANGKU KEPENTINGAN YANG TERLIBAT. TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Visi dan misi perguruan tinggi disosialisasikan secara sistematis
dan berkelanjutan kepada semua pemangku kepentingan,
internal maupun eksternal.
.
 Point (3)
Visi dan misi perguruan tinggi disosialisasikan secara sistematis Sosialisasi :
dipasang
dan berkelanjutan kepada semua pemangku kepentingan
didinding,
internal. dicantumkan dlm
kalender, buku
 Point (2) agenda, website,
Visi dan misi perguruan tinggi disosialisasikan hanya kepada kartu mahasiswa
jajaran pimpinan unit-unit organisasi di dalam perguruan tinggi.

 Point (4)
Visi dan misi perguruan tinggi tidak disosialisasikan
1.3.2 VISI DAN MISI PERGURUAN TINGGI DIJADIKAN PEDOMAN, PANDUAN,
1.1 KEJELASAN,BAGI
DAN RAMBU-RAMBU KEREALISTIKAN, DAN KETERKAITAN AKREDITASI
SEMUA PEMANGKU KEPENTINGAN ANTAR
INSTITUSI
INTERNAL SERTA DIJADIKAN ACUAN PELAKSANAAN RENSTRA,
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PERGURUAN TINGGI,PERGURUAN
KETERWUJUDAN VISI, KETERLAKSANAAN MISI, KETERCAPAIAN
DAN
PEMANGKU
TUJUAN MELALUI KEPENTINGAN YANG
STRATEGI-STRATEGI TERLIBAT.
YANG DIKEMBANGKAN TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Visi dan misi dipahami dengan baik dan dijadikan acuan
penjabaran renstra pada semua tingkat unit kerja.

 Point (3) Visi dan misi


Visi dan misi dipahami dengan baik dan dijadikan acuan dijadikan acuan
penjabaran renstra pada sebagian besar unit kerja dalam menyusun
renstra universitas
dan fakultas dan
 Point (2) diatur dalam
Visi dan misi dipahami dengan baik dan dijadikan acuan statuta.
penjabaran renstra pada sebagian sebagian kecil unit kerja
Renstra mendapat
 Point (1) persetujuan rapat
Visi dan misi tidak dipahami dan atau tidak dijadikan acuan senat
penjabaran renstra maupun pedoman bagi semua pemangku
kepentingan internal.
KRITERIA PENILAIAN AIPT

<< STANDAR 2 >>


2.1.1 PERGURUAN TINGGI MEMILIKI TATA PAMONG YANG MEMUNGKINKAN
TERLAKSANANYA SECARA KONSISTEN PRINSIP-PRINSIP TATA PAMONG, AKREDITASI
TERUTAMA YANG TERKAIT DENGAN PELAKU TATA PAMONG (AKTOR) DAN INSTITUSI
SISTEM KETATAPAMONGAN YANG BAIK (KELEMBAGAAN, INSTRUMEN, PERGURUAN
PERANGKAT PENDUKUNG, KEBIJAKAN DAN PERATURAN, SERTA KODE TINGGI (AIPT)
ETIK)
 Point (4) Peraturan/pedoman/acu
Dokumen, data dan informasi yang sahih dan andal bahwa sistem an terkait tata pamong
tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, Kredibel : adanya legalitas
tercapainya tujuan, berhasilnya strategi yang digunakan, memenuhi lembaga serta WT,
lima pilar berikut: mekanisme pemilihan
yang demokratis, adanya
(1) kredibel mekanisme yang jelas
(2) transparan dalam penentuan
(3) akuntabel kebijakan mutu, sasaran
(4) bertanggung jawab mutu, renstra dan RKAT
(5) adil Transparasi : keterbukaan
dan mekanisme
 Point (3) komunikasi
Dokumen, data dan informasi yang sahih dan andal bahwa sistem
Akuntabilitas : dokumen
tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, dan informasi yang dapat
tercapainya tujuan, berhasilnya strategi yang digunakan, memenuhi diakses, adanya audit
empat dari lima pilar berikut: internal dan eksternal
(1) kredibel Tanggung jawab :
(2) transparan pertanggung jawaban
(3) akuntabel dalam forum resmi (rapat
(4) bertanggung jawab tahunan)
(5) adil Keadilan : Terbukanya
kesempatan
2.1.1 PERGURUAN TINGGI MEMILIKI TATA PAMONG YANG MEMUNGKINKAN
TERLAKSANANYA SECARA KONSISTEN PRINSIP-PRINSIP TATA PAMONG, AKREDITASI
TERUTAMA YANG TERKAIT DENGAN PELAKU TATA PAMONG (AKTOR) DAN INSTITUSI
SISTEM KETATAPAMONGAN YANG BAIK (KELEMBAGAAN, INSTRUMEN, PERGURUAN
PERANGKAT PENDUKUNG, KEBIJAKAN DAN PERATURAN, SERTA KODE TINGGI (AIPT)
ETIK)
 Point (2) Peraturan/pedoman/acu
Dokumen, data dan informasi yang sahih dan andal bahwa sistem an terkait tata pamong
tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, Kredibel : adanya legalitas
tercapainya tujuan, berhasilnya strategi yang digunakan, memenuhi lembaga serta WT,
tiga dari lima pilar berikut: mekanisme pemilihan
yang demokratis, adanya
(1) kredibel mekanisme yang jelas
(2) transparan dalam penentuan
(3) akuntabel kebijakan mutu, sasaran
(4) bertanggung jawab mutu, renstra dan RKAT
(5) adil Transparasi : keterbukaan
dan mekanisme
 Point (1) komunikasi
Dokumen, data dan informasi yang sahih dan andal bahwa sistem
Akuntabilitas : dokumen
tata pamong menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, dan informasi yang dapat
tercapainya tujuan, berhasilnya strategi yang digunakan, memenuhi diakses, adanya audit
1 s.d. 2 dari lima pilar berikut: internal dan eksternal
(1) kredibel Tanggung jawab :
(2) transparan pertanggung jawaban
(3) akuntabel dalam forum resmi (rapat
(4) bertanggung jawab tahunan)
(5) adil Keadilan : Terbukanya
kesempatan
2.1.2 KELENGKAPAN DAN KEEFEKTIFAN STRUKTUR AKREDITASI
ORGANISASI YANG DISESUAIKAN DENGAN INSTITUSI
KEBUTUHAN PENYELENGGARAAN DAN PERGURUAN
PENGEMBANGAN PERGURUAN TINGGI YANG BERMUTU TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Struktur organisasi
Kelengkapan dan keefektifan, serta dokumentasi struktur mengacu dalam 8
organisasi yang meliputi delapan organ dan dilengkapi dengan organ :
deskripsi tertulis yang jelas tentang tugas, fungsi, wewenang, 1) Pimpinan
dan tanggung jawab. 2) Senat
3) Dewan pengawas
 Point (3) 4) Dewan
Kelengkapan dan keefektifan, serta dokumentasi struktur pertimbangan
organisasi yang hanya meliputi enam organ pertama dan satu 5) Pelaksana
dari dua organ lainnya, dilengkapi dengan deskripsi tertulis yang kegiatan
jelas tentang tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab. akademik
6) Pelaksana
administrasi,
 Point (2)
pelayanan dan
Kelengkapan dan keefektifan, serta dokumentasi struktur pendukung
organisasi yang hanya meliputi enam organ pertama dilengkapi 7) Pelaksana
dengan deskripsi tertulis yang jelas tentang tugas, fungsi, penjaminan mutu
wewenang, dan tanggung jawab. 8) Unit perencana
dan
 Point (1) pengembangan tri
Lima organ pertama dalam struktur organisasi tidak lengkap dharma
AKREDITASI
2.1.3 KEBERADAAN LEMBAGA, MUTU, SOP, DAN INSTITUSI
EFEKTIFITAS PELAKSANAAN KODE ETIK PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Pelaksanaan kode etik sangat lengkap, meliputi:
(1) Lembaga tersendiri, Badan Etika dan
(2) Mencakup masalah akademik (termasuk penelitian dan Hukum (BEH)
karya ilmiah), dan non-akademik,  Dewan
(3) SOP sangat lengkap dan jelas, petimbangan
(4) SOP dilaksanakan secara efektif. pegawai
 Dewan Etika
dosen
 Point (3)
Pelaksanaan kode etik, meliputi: Pedoman yang
(1) Komisi ad hoc, digunakan BEH
(2) Mencakup masalah akademik (termasuk penelitian dan adalah kode etik
karya ilmiah), dan non-akademik, dosen, kode etik
(3) SOP lengkap dan jelas, tenaga
(4) SOP dilaksanakan secara efektif. kependidikan,
peraturan disiplin
mahasiswa
AKREDITASI
2.1.3 KEBERADAAN LEMBAGA, MUTU, SOP, DAN INSTITUSI
EFEKTIFITAS PELAKSANAAN KODE ETIK PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Pelaksanaan kode etik:
(1) Komisi ad hoc, Badan Etika dan
(2) Hanya mencakup masalah akademik (termasuk penelitian Hukum (BEH)
dan karya ilmiah),  Dewan
(3) SOP cukup lengkap dan jelas, petimbangan
(4) SOP dilaksanakan kurang efektif. pegawai
 Dewan Etika
dosen
 Point (1)
Pelaksanaan kode etik: Pedoman yang
(1) Tidak ada lembaga khusus, digunakan BEH
(2) Mencakup masalah akademik (termasuk penelitian dan adalah kode etik
karya ilmiah), disiplin, dosen, kode etik
(3) SOP tidak ada. tenaga
kependidikan,
peraturan disiplin
mahasiswa
2.2 KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF AKREDITASI
DALAM KEPEMIMPINAN OPERASIONAL, INSTITUSI
KEPEMIMPINAN ORGANISASI, DAN KEPEMIMPINAN PERGURUAN
PUBLIK TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Kepemimpinan perguruan tinggi memiliki karakteristik: Kepemimpinan
(1) kepemimpinan operasional, operasional :
kemampuan
(2) kepemimpinan organisasi,
menjabarkan visi, misi
(3) kepemimpinan publik dan tujuan strategis
dalam renstra dan
 Point (3) RKAT
Kepemimpinan perguruan tinggi memiliki dua dari karakteristik
Kepemimpinan
berikut:
organisasional :
(1) kepemimpinan operasional, pemahaman tata kerja
(2) kepemimpinan organisasi, unit dalam organisasi
(3) kepemimpinan publik (WT, tata kerja
organisasi,
mekanisme/prosedur
kerja)

Kepemimpinan publik
: kiprah pimpinan di
masyarakat
2.2 KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF AKREDITASI
DALAM KEPEMIMPINAN OPERASIONAL, INSTITUSI
KEPEMIMPINAN ORGANISASI, DAN KEPEMIMPINAN PERGURUAN
PUBLIK TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Kepemimpinan perguruan tinggi memiliki satu dari karakteristik Kepemimpinan
berikut: operasional :
kemampuan
(1) kepemimpinan operasional,
menjabarkan visi, misi
(2) kepemimpinan organisasi, dan tujuan strategis
(3) kepemimpinan publik dalam renstra dan
RKAT
 Point (1)
Kepemimpinan
Kepemimpinan perguruan tinggi tidak memiliki karakteristik
organisasional :
berikut: pemahaman tata kerja
(1) kepemimpinan operasional, unit dalam organisasi
(2) kepemimpinan organisasi, (WT, tata kerja
(3) kepemimpinan publik organisasi,
mekanisme/prosedur
kerja)

Kepemimpinan publik
: kiprah pimpinan di
masyarakat
2.3.1 SISTEM PENGELOLAAN FUNGSIONAL DAN OPERASIONAL PERGURUAN AKREDITASI
TINGGI MENCAKUP FUNGSI PENGELOLAAN (PLANNING,
INSTITUSI
ORGANIZING, STAFFING, LEADING, DAN CONTROLLING), YANG
DILAKSANAKAN SECARA EFEKTIF UNTUK MEWUJUDKAN VISI DAN PERGURUAN
MELAKSANAKAN MISI PERGURUAN TINGGI TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Planning : perencanaan
Sistem pengelolaan fungsional dan operasional perguruan tinggi dilakukan secara
mencakup semua (lima) fungsi pengelolaan yang dilaksanakan terstruktur oleh rektor

secara efektif. Organizing : rektor


dibantu oleh WR1, WR2,
WR3 mengelola aktivitas,
 Point (3) proses dan sumber daya
Sistem pengelolaan fungsional dan operasional perguruan tinggi yang dibutuhkan untuk
meningkatkan efektivitas
mencakup empat dari lima fungsi pengelolaan yang dilaksanakan kinerja institusi.
secara efektif.
Staffing : penempatan dan
pengembangan personil
 Point (2) mengacu pada struktur
organisasi.
Sistem pengelolaan fungsional dan operasional perguruan tinggi
mencakup tiga dari lima fungsi pengelolaan yang dilaksanakan Leading : Rektor
menjalankan tugasnya
secara efektif. sesuai dengan WT

Controlling :
 Point (1) Melaksanakan fungsi
Sistem pengelolaan fungsional dan operasional perguruan tinggi pengendalian
implementasi semua
kurang (kurang atau sama dengan dua yang efektif). aktivitas
2.3.2 PERGURUAN TINGGI MEMILIKI ANALISIS JABATAN,
AKREDITASI
DESKRIPSI TUGAS, PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI
INSTITUSI
MANAJERIAL YANG MENJAMIN TERJADINYA PROSES
PERGURUAN
PENGELOLAAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN DI SETIAP UNIT
TINGGI (AIPT)
KERJA
 Point (4) Desain struktur
Perguruan tinggi memiliki: organisasi
(1) rancangan dan analisis jabatan,
(2) uraian tugas, Deskripsi tugas
tingkat universitas
(3) prosedur kerja,
dan fakultas
(4) program peningkatan kompetensi manajerial yang
sistematis untuk pengelola unit kerja, Wewenang dan
yang menggambarkan keefektifan dan efisiensi manajemen Tugas (WT)
operasi di setiap unit kerja.
Konsep yang
 Point (3) dijalankan adalah
Perguruan tinggi memiliki: Plan-Do-Check-
Action.
(1) rancangan dan analisis jabatan,
(2) uraian tugas, Program kompetensi
(3) prosedur kerja, manajerial dilakukan
yang menggambarkan keefektifan dan efisiensi manajemen secara berkala
operasi di setiap unit kerja, tetapi tidak ada program (pelatihan dosen,
peningkatan kompetensi manajerial perguruan tinggi. karyawan dan
pimpinan)
2.3.2 PERGURUAN TINGGI MEMILIKI ANALISIS JABATAN,
AKREDITASI
DESKRIPSI TUGAS, PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI
INSTITUSI
MANAJERIAL YANG MENJAMIN TERJADINYA PROSES
PERGURUAN TINGGI
PENGELOLAAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN DI SETIAP UNIT
(AIPT)
KERJA
 Point (2)
Desain struktur
Perguruan tinggi memiliki: organisasi
(1) rancangan dan analisis jabatan,
(2) uraian tugas, Deskripsi tugas
(3) prosedur kerja, tingkat universitas
tetapi tidak menggambarkan keefektifan dan efisiensi dan fakultas
manajemen operasi di setiap unit kerja
Wewenang dan Tugas
(WT)
 Point (1)
Perguruan tinggi tidak memiliki: Konsep yang
(1) rancangan dan analisis jabatan, dijalankan adalah
(2) uraian tugas, Plan-Do-Check-
(3) prosedur kerja, Action.
(4) program peningkatan kompetensi manajerial yang
sistematis untuk pengelola unit kerja. Program kompetensi
manajerial dilakukan
secara berkala
(pelatihan karyawan,
dosen, pimpinan)
2.3.3 DISEMINASI HASIL KERJA PERGURUAN AKREDITASI
INSTITUSI
TINGGI SEBAGAI AKUNTABILITAS PUBLIK, PERGURUAN
SERTA KEBERKALAANNYA TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Perguruan tinggi secara bertanggung jawab menyebarluaskan hasil
kinerjanya secara berkala kepada semua stakeholders, minimal setiap
tahun.

 Point (3)
Perguruan tinggi secara bertanggung jawab menyebarluaskan hasil
kinerjanya secara berkala, tetapi hanya untuk internal stakeholders.
Laporan Rektor
 Point (2)
Perguruan tinggi secara bertanggung jawab menyebarluaskan hasil Laporan tahunan
kinerja unit
kinerjanya kepada internal stakeholders, tetapi tidak dilakukan
secara berkala. Website
 Point (1)
Perguruan tinggi tidak menyebarluas-kan hasil kinerjanya kepada
stakeholders.
2.3.4 KEBERADAAN DAN KEEFEKTIFAN SISTEM AUDIT INTERNAL, AKREDITASI
DILENGKAPI DENGAN KRITERIA DAN INSTRUMEN INSTITUSI
PENILAIAN SERTA MENGGUNAKANNYA UNTUK MENGUKUR PERGURUAN
KINERJA SETIAP UNIT KERJA, SERTA DISEMINASI HASILNYA TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Perguruan tinggi memiliki kriteria dan instrumen penilaian,
menggunakannya untuk mengukur kinerja setiap unit, dan hasil
pengukurannya digunakan serta didiseminasikan dengan baik. Audit Mutu
Internal :
 Point (3) • Prosedur Mutu
Perguruan tinggi memiliki kriteria dan instrumen penilaian, Audit Internal
menggunakannya untuk mengukur kinerja tiap unit, dan hasilnya • Panduan Audit :
digunakan tetapi tidak didiseminasikan. Jadwal, agenda,
lingkup, tugas
 Point (2) auditor dan
Perguruan tinggi memiliki kriteria dan instrumen penilaian, auditee
menggunakannya untuk mengukur kinerja tiap unit tetapi • Kode Etik
hasilnya tidak digunakan serta tidak didiseminasikan. Auditor

 Point (1) Diseminasi dalam


Perguruan tinggi tidak memiliki kriteria dan instrumen penilaian Rapat Tinjauan
untuk mengukur kinerja unit kerjanya. Manajemen (RTM).
2.3.5 KEBERADAAN DAN KEEFEKTIFAN SISTEM AUDIT AKREDITASI
EKSTERNAL, DILENGKAPI DENGAN KRITERIA DAN INSTITUSI
INSTRUMEN PENILAIAN SERTA MENGGUNAKANNYA PERGURUAN
UNTUK MENGUKUR KINERJA PERGURUAN TINGGI TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Lembaga audit eksternal kredibel dan hasil auditnya digunakan
serta didiseminasikan dengan baik.

 Point (3)
Lembaga audit eksternal kredibel namun hasil auditnya tidak
digunakan dengan baik atau tidak didiseminasikan dengan baik. TUV Rheinland

ISO 17025
 Point (2)
Lembaga audit eksternal kredibel, namun hasilnya sama sekali Akuntan Publik
tidak ditindaklanjuti.
Diseminasi dalam
 Point (1) Rapat RTM.
Tidak meggunakan lembaga audit eksternal.
2.4.1 PERGURUAN TINGGI MENJALANKAN SISTEM AKREDITASI
PENJAMINAN MUTU YANG DIDUKUNG DENGAN INSTITUSI
ADANYA BUKTI-BUKTI BERUPA MANUAL MUTU, DAN PERGURUAN
PELAKSANAANNYA TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Manual Mutu yang lengkap meliputi:
(1) Pernyataan Mutu
(2) Kebijakan Mutu
(3) Unit Pelaksana
(4) Standar Mutu
(5) Prosedur Mutu
(6) Instruksi Kerja
(7) Pentahapan Sasaran Mutu
dan terintegrasi dalam suatu sistem dokumen.

 Point (3)
Manual Mutu yang lengkap, meliputi:
(1) Pernyataan Mutu
(2) Kebijakan Mutu
(3) Unit Pelaksana
(4) Standar Mutu
(5) Prosedur Mutu
(6) Instruksi Kerja
(7) Pentahapan Sasaran Mutu
tetapi tidak terintegrasi dalam suatu sistem dokumen.
2.4.1 PERGURUAN TINGGI MENJALANKAN SISTEM AKREDITASI
PENJAMINAN MUTU YANG DIDUKUNG DENGAN INSTITUSI
ADANYA BUKTI-BUKTI BERUPA MANUAL MUTU, DAN PERGURUAN
PELAKSANAANNYA TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Manual Mutu yang hanya meliputi:
(1) Pernyataan Mutu
(2) Kebijakan mutu
(3) Unit Pelaksana
(4) Standar Mutu
(5) Prosedur Mutu
(6) Instruksi Kerja

 Point (1)
Tidak ada manual mutu.
AKREDITASI
INSTITUSI
2.4.2 IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU PERGURUAN TINGGI
(AIPT)

 Point (4)
Penjaminan mutu sudah berjalan di seluruh unit kerja yang
mencakup siklus perencanaan, pelaksanaan, analisis dan
evaluasi, tindakan perbaikan yang dibuktikan dalam bentuk
laporan monev dan audit. • Penetapan
Norma,Standar,Prog
 Point (3) ram, Peraturan,
Penjaminan mutu sudah berjalan tetapi tidak di seluruh unit kerja manual
yang mencakup siklus perencanaan, pelaksanaan, analisis dan • Penyusunan
evaluasi, tindakan perbaikan yang dibuktikan dalam bentuk perangkat sistem
laporan monev dan audit. • Implementasi
• Monitoring
 Point (2) • Pengukuran
Penjaminan mutu sudah berjalan yang mencakup siklus • Audit mutu internal
perencanaan, pelaksanaan, analisis dan evaluasi, tindakan • RTM dan Tindak
perbaikan tetapi tidak ada bukti dalam bentuk laporan monev dan lanjut
audit.
 Point (1)
Tidak ada pelaksanaan penjaminan mutu.
2.4. 3 MONITORING DAN EVALUASI HASIL PENJAMINAN MUTU DI
AKREDITASI
BIDANG PENDIDIKAN, PENELITIAN,
INSTITUSI
PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, SARANA
PERGURUAN
PRASARANA, KEUANGAN, MANAJEMEN, SERTA TINDAK
TINGGI (AIPT)
LANJUTNYA
 Point (4)
Pelaksanaan dan pencapaian sasaran penjaminan mutu di bidang
(1) pendidikan
(2) penelitian
(3) PkM
(4) sarana prasarana, • Pendidikan
(5) keuangan, Penelitian, PkM
(6) manajemen dan Manajemen
dilakukan lewat
yang terdokumentasi dan disosialisasikan dengan baik, serta
Audit Mutu
ditindaklanjuti.
Internal
• Sarana Prasarana
 Point (3) dan Keuangan
Pelaksanaan dan pencapaian sasaran penjaminan mutu minimal di melalui Audit
bidang Mutu Internal dan
(1) pendidikan Yayasan
(2) penelitian
(3) PkM
yang terdokumentasi dan disosialisasikan dengan baik, serta
ditindaklanjuti.
2.4. 3 MONITORING DAN EVALUASI HASIL PENJAMINAN MUTU DI AKREDITASI
BIDANG PENDIDIKAN, PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN INSTITUSI
KEPADA MASYARAKAT, SARANA PRASARANA, KEUANGAN, PERGURUAN
MANAJEMEN, SERTA TINDAK LANJUTNYA TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Pelaksanaan dan pencapaian sasaran penjaminan mutu minimal
di bidang
(1) pendidikan
(2) penelitian
(3) PkM
terdokumentasi tetapi tidak disosialisasikan dengan baik.

 Point (1)
Pelaksanaan dan pencapaian sasaran penjaminan mutu di
bidang
(1) pendidikan
tetapi tidak ada di bidang penelitian atau PkM
2.4.4 PERGURUAN TINGGI MEMILIKI SISTEM PEMBINAAN AKREDITASI
PROGRAM STUDI YANG MENCAKUP: (1) PENGEMBANGAN INSTITUSI
PROGRAM STUDI, (2) PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI PERGURUAN
DALAM BENTUK PELATIHAN, DANA, DAN INFORMASI TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Perguruan tinggi memberikan pembinaan sangat baik dalam:
(1) pengembangan program studi, BPA bertugas
(2) penyusunan dokumen akreditasi dalam bentuk pelatihan, dana, dan pengembangan
informasi. konsep dan desain
pendidikan/akade
 Point (3) mik.
Perguruan tinggi memberikan pembinaan baik dalam:
(1) pengembangan program studi, Program BPM
(2) penyusunan dokumen akreditasi dalam bentuk pelatihan, dana, dan adalah
informasi. membangun,
implementasi,
 Point (2) evaluasi dan
Perguruan tinggi memberikan pembinaan cukup dalam:
pengembangan
(1) pengembangan program studi,
SPM terkait dengan
(2) penyusunan dokumen akreditasi dalam bentuk pelatihan, dana, dan
informasi. akreditasi

 Point (1) Hibah prodi untuk


Perguruan tinggi memberikan pembinaan kurang dalam: peningkatan
(1) pengembangan program studi, akreditasi
(2) penyusunan dokumen akreditasi dalam bentuk pelatihan, dana, dan
informasi.
AKREDITASI
2.4.5 KELENGKAPAN DAN AKSESIBILITAS SISTEM BASIS
INSTITUSI
DATA INSTITUSI YANG MENDUKUNG PENYUSUNAN
PERGURUAN TINGGI
EVALUASI DIRI INSTITUSI DAN PROGRAM STUDI (AIPT)

 Point (4)
Basis data lengkap mencakup informasi tentang tujuh standar
akreditasi untuk penyusunan dokumen evaluasi diri institusi Sistem informasi
maupun program studi, dan dapat diakses dengan mudah. • Sistem informasi
akademik
 Point (3) • Sistem informasi
Basis data lengkap mencakup informasi tentang tujuh standar keuangan
akreditasi, untuk penyusunan dokumen evaluasi diri institusi
maupun program studi, namun kurang mudah diakses. • Sistem informasi
perpustakaan
 Point (2)
Basis data lengkap mencakup informasi tentang tujuh standar • Sistem informasi
akuntansi
akreditasi, untuk penyusunan dokumen evaluasi diri institusi
maupun program studi, namun sulit diakses. • SIM SDM

 Point (1) • SIM AMI ( didesain


Basis data kurang lengkap. untuk akreditasi)
AKREDITASI
2.4.6 STATUS AKREDITASI BAN-PT UNTUK SELURUH INSTITUSI
PROGRAM STUDI DALAM PERGURUAN TINGGI PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

NA = Jumlah program studi dengan status akreditasi A


NB = Jumlah program studi dengan status akreditasi B
NC = Jumlah program studi dengan status akreditasi C
NK = Jumlah program studi yang status akreditasinya kadaluwarsa
NO = Jumlah program studi yang belum terakreditasi
N = Jumlah seluruh program studi
= NA + NB + NC + NK + NO
Catatan: Program studi yang dihitung adalah yang sudah memiliki
izin operasional lebih dari dua tahun, dan sudah ada sistem
akreditasi BAN-PT.

Rumus
Skor = (4 x NA + 3 x NB + 2 x NC + NK + NO) / N.
KRITERIA PENILAIAN AIPT

<< STANDAR 3 >>


3.1.1 SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU DISUSUN AKREDITASI
SECARA LENGKAP (KEBIJAKAN, KRITERIA, PROSEDUR, INSTITUSI
INSTRUMEN, SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN) PERGURUAN
DAN KONSISTENSI PELAKSANAANNYA TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Dokumen mutu penerimaan mahasiswa baru yang memuat unsur-
unsur berikut: Kebijakan
(1) Kebijakan/ pendekatan penerimaan mahasiswa baru penerimaan
(2) kriteria penerimaan mahasiswa baru mahasiswa baru
(3) prosedur penerimaan mahasiswa baru dituangkan dalam
(4) instrumen; penerimaan mahasiswa baru Peraturan rektor
(5) sistem pengambilan keputusan
dan dilaksanakan dengan konsisten. Buku panduan

Pola seleksi
 Point (3)
Dokumen mutu penerimaan mahasiswa baru yang memuat unsur-
Pengambilan
unsur berikut: keputusan
(1) Kebijakan/ pendekatan penerimaan mahasiswa baru berdasarkan pada
(2) kriteria penerimaan mahasiswa baru rapat Panitia
(3) prosedur penerimaan mahasiswa baru Penerimaan
(4) instrumen penerimaan mahasiswa baru Mahasiswa Baru
(5) sistem pengambilan keputusan (PMB)
tetapi hanya empat diantaranya yang dilaksanakan secara konsisten.
3.1.1 SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU DISUSUN AKREDITASI
SECARA LENGKAP (KEBIJAKAN, KRITERIA, PROSEDUR, INSTITUSI
INSTRUMEN, SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN) PERGURUAN
DAN KONSISTENSI PELAKSANAANNYA TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Dokumen mutu penerimaan mahasiswa baru yang memuat unsur-
unsur berikut: Kebijakan
(1) Kebijakan/ pendekatan penerimaan mahasiswa baru penerimaan
(2) kriteria penerimaan mahasiswa baru mahasiswa baru
(3) prosedur penerimaan mahasiswa baru dituangkan dalam
(4) instrumen penerimaan mahasiswa baru Peraturan rektor
(5) sistem pengambilan keputusan
tetapi hanya tiga yang dilaksanakan secara konsisten. Buku panduan

Pola seleksi
 Point (1)
Dokumen mutu penerimaan mahasiswa baru yang memuat unsur-
Pengambilan
unsur berikut: keputusan
(1) Kebijakan/ pendekatan penerimaan mahasiswa baru berdasarkan pada
(2) kriteria penerimaan mahasiswa baru rapat Panitia
(3) prosedur penerimaan mahasiswa baru Penerimaan
(4) instrumen penerimaan mahasiswa baru Mahasiswa Baru
(5) sistem pengambilan keputusan (PMB)
tetapi kurang atau sama dengan dua yang dilaksanakan dengan
konsisten.
3.1.2 SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU YANG MEMBERIKAN AKREDITASI
PELUANG DAN MENERIMA MAHASISWA YANG MEMILIKI POTENSI
INSTITUSI
AKADEMIK NAMUN KURANG MAMPU SECARA EKONOMI DAN/ATAU
CACAT FISIK DISERTAI BUKTI IMPLEMENTASI SISTEM TSB BERUPA PERGURUAN
KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Dokumen sistem untuk memberikan peluang dan menerima
mahasiswa yang memiliki potensi akademik tetapi tidak mampu Kebijakan
secara ekonomi dan cacat fisik dan bukti implementasi sistem tsb. penerimaan
yang ditunjang oleh fasilitas yang sangat lengkap
mahasiswa baru
 Point (3) tidak mampu
Dokumen sistem untuk memberikan peluang dan menerima ekonomi dan cacat
mahasiswa yang memiliki potensi akademik tetapi tidak mampu fisik
secara ekonomi atau cacat fisik dan bukti implementasi sistem tsb.
yang ditunjang oleh fasilitas yang lengkap Beasiswa bagi
 Point (2) ekonomi lemah
Dokumen sistem untuk memberikan peluang dan menerima (internal atau
mahasiswa yang memiliki potensi akademik tetapi tidak mampu eksternal)
secara ekonomi atau cacat fisik dan bukti implementasi sistem tsb.
yang ditunjang oleh fasilitas yang cukup Menyediakan
fasilitas untuk para
 Point (1)
Tidak ditemukan sistem untuk memberikan peluang dan menerima difabel
mahasiswa yang memiliki potensi akademik tetapi tidak mampu
secara ekonomi atau cacat fisik.
AKREDITASI
3.1.3 SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU YANG INSTITUSI
MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP EKUITAS PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Dokumen kebijakan yang sesuai dengan prinsip ekuitas yang
diterapkan secara konsisten

 Point (3)
Dokumen kebijakan yang sesuai dengan prinsip ekuitas yang Kebijakan
kurang diterapkan secara konsisten dituangkan dalam
surat keputusan
 Point (2) rektor
Dokumen kebijakan yang sesuai dengan prinsip ekuitas yang
Panduan admisi
tidak diterapkan secara konsisten mahasiswa baru
terhadap prinsip
 Point (1) ekuitas.
Dokumen kebijakan yang sesuai dengan prinsip ekuitas tetapi
tidak diterapkan
AKREDITASI
3.1.4 SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU
INSTITUSI
MENERAPKAN PRINSIP PEMERATAAN WILAYAH ASAL
PERGURUAN
MAHASISWA TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Jika NP ≥ 7

 Point (3), Point (2), dan Point (1)


Jika NP < 7 maka skor = (5 + NP) / 3.
NP = Jumlah propinsi asal mahasiswa

Kebijakan
dituangkan dalam
surat keputusan
rektor
AKREDITASI
3.1.5.1 RASIO JUMLAH CALON MAHASISWA YANG IKUT
INSTITUSI
SELEKSI TERHADAP JUMLAH CALON MAHASISWA
PERGURUAN
YANG LULUS SELEKSI TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Jika Rasio ≥ 5
maka skor = 4. NB = Jumlah calon
mahasiswa
 Point (3) dan Point (2) dari semua
jenjang
Jika 1 < Rasio < 5
pendidikan
maka skor = (3 + Rasio) / 2. yang lulus
seleksi
 Point (1)
Jika Rasio ≤ 1 NA = Jumlah calon
maka skor = 2 x Rasio. mahasiswa
dari semua
jenjang
pendidikan
yang ikut
seleksi

Rasio = (NA / NB)


AKREDITASI
3.1.5.2 RASIO JUMLAH MAHASISWA YANG MENDAFTAR
INSTITUSI
ULANG TERHADAP JUMLAH MAHASISWA YANG
PERGURUAN
LULUS SELEKSI TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Jika Rasio ≥ 95%
maka skor = 4 NB = Jumlah
mahasiswa
 Point (3), Point (2), dan Point (1) dari semua
jenjang
Jika 25% < Rasio < 95%
pendidikan
maka skor = ((40 x Rasio)–10)/7 yang lulus
seleksi
 Jika Rasio ≤ 25%
maka skor = 0 NC = Jumlah
mahasiswa
baru bukan
transfer dari
semua jenjang
pendidikan

Rasio = (NC/NB) x
100%
AKREDITASI
3.1.5.3 RASIO JUMLAH MAHASISWA BARU TRANSFER
INSTITUSI
TERHADAP JUMLAH MAHASISWA BARU BUKAN
PERGURUAN
TRANSFER TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Jika Rasio ≤ 0.25
maka skor = 4.
NC = Jumlah
 Point (3), Point (2), dan Point (1) mahasiswa
baru bukan
Jika 0.25 < Rasio < 1.25
transfer dari
maka skor = 5 – (4 x Rasio) semua jenjang
pendidikan
 Jika Rasio ≥ 1.25
maka skor = 0. ND = Jumlah
mahasiswa
baru transfer
dari semua
jenjang
pendidikan

Rasio = (ND/NC)
AKREDITASI
3.1.6 INSTRUMEN DAN TATA CARA PENGUKURAN KEPUASAN INSTITUSI
MAHASISWA TERHADAP LAYANAN KEMAHASISWAAN PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Instrumen pengukuran kepuasan mahasiswa terhadap layanan
kemahasiswaan yang
(1) sahih,
(2) andal,
(3) mudah digunakan,
Kuesioner di uji
(4) dilaksanakan secara berkala setiap semester terlebih dahulu

 Point (3) Dilakukan dengan


Instrumen pengukuran kepuasan mahasiswa terhadap layanan menyebarkan
kemahasiswaan yang kuesioner.
(1) sahih,
(2) andal, namun tidak mudah digunakan, Dilakukan secara
on-line .
(3) dilaksanakan secara berkala minimal setiap tahun
AKREDITASI
3.1.6 INSTRUMEN DAN TATA CARA PENGUKURAN KEPUASAN INSTITUSI
MAHASISWA TERHADAP LAYANAN KEMAHASISWAAN PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Instrumen untuk mengukur kepuasan mahasiswa terhadap
layanan kemahasiswaan, yang sahih, tetapi kurang andal atau
tidak berkala.

 Point (1)
Kuesioner di uji
Tidak memiliki instrumen untuk mengukur kepuasan mahasiswa terlebih dahulu
terhadap layanan kemahasiswaan.
Dilakukan dengan
menyebarkan
kuesioner.

Dilakukan secara
on-line
AKREDITASI
3.1.7 HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN
INSTITUSI
MAHASISWA TERHADAP LAYANAN KEGIATAN
PERGURUAN TINGGI
KEMAHASISWAAN, DAN TINDAK LANJUTNYA (AIPT)

 Point (4)
Laporan tentang hasil survei kepuasan mahasiswa terhadap
layanan kegiatan kemahasiswaan yang:
(1) komprehensif, Kepuasaan mahasiswa
(2) dianalisis dengan metode yang tepat, Nilai Kinerja Dosen
(3) disimpulkan dengan baik, Pelayanan kepada
mahasiswa
(4) digunakan untuk perbaikan sistem manajemen layanan
Kepuasan mahasiswa
kegiatan kemahasiswaan, untuk softskill
(5) mudah diakses oleh pemangku kepentingan.
Kuesioner diuji
 Point (3) (Validitas dan
reabilitas)
Laporan tentang hasil survei kepuasan mahasiswa terhadap
layanan kegiatan kemahasiswaan yang: Hasil survey
(1) komprehensif, disampaikan dalam
(2) dianalisis dengan metode yang tepat, Rapat Tinjauan Mutu
(3) disimpulkan dengan baik, untuk tindak lanjut
(4) digunakan untuk perbaikan sistem manajemen layanan
kegiatan kemahasiswaan,
tetapi tidak mudah diakses oleh pemangku kepentingan.
AKREDITASI
3.1.7 HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN
INSTITUSI
MAHASISWA TERHADAP LAYANAN KEGIATAN
PERGURUAN TINGGI
KEMAHASISWAAN, DAN TINDAK LANJUTNYA (AIPT)

 Point (2)
Laporan tentang hasil survei kepuasan mahasiswa terhadap
layanan kegiatan kemahasiswaan yang: komprehensif, tetapi
tidak:
Kepuasaan mahasiswa
(1) dianalisis dengan metode yang tepat, Nilai Kinerja Dosen
(2) disimpulkan dengan baik, Pelayanan kepada
(3) digunakan untuk perbaikan sistem manajemen layanan mahasiswa
kegiatan kemahasiswaan, Kepuasan mahasiswa
dan tidak mudah diakses oleh pemangku kepentingan. untuk softskill

Kuesioner diuji
 Point (1) (Validitas dan reabilitas)
Tidak ditemukan laporan tentang hasil survei kepuasan
mahasiswa terhadap layanan kegiatan kemahasiswaan. Hasil survey
disampaikan dalam
Rapat Tinjauan Mutu
untuk tindak lanjut
3.1.8 LAYANAN KEPADA MAHASISWA DALAM BIDANG AKREDITASI
BIMBINGAN DAN KONSELING, MINAT DAN BAKAT, INSTITUSI
PEMBINAAN SOFT SKILLS, BEASISWA, DAN PERGURUAN
KESEHATAN TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Aksesibilitas dan layanan unit pembinaan dan pengembangan
bidang:
(1) bimbingan dan konseling
(2) minat dan bakat
Tim bimbingan dan
(3) pembinaan soft skills
konseling diangkat
(4) beasiswa berdasarkan surat
(5) kesehatan keputusan rektor

 Point (3) Tempat yang


Aksesibilitas dan layanan sebanyak empat unit pembinaan dan memadai
pengembangan bidang:
(1) bimbingan dan konseling Ada personel yang
memiliki
(2) minat dan bakat
kompetensi
(3) pembinaan soft skills
(4) beasiswa
(5) kesehatan
3.1.8 LAYANAN KEPADA MAHASISWA DALAM BIDANG AKREDITASI
BIMBINGAN DAN KONSELING, MINAT DAN BAKAT, INSTITUSI
PEMBINAAN SOFT SKILLS, BEASISWA, DAN PERGURUAN
KESEHATAN TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Aksesibilitas dan layanan sebanyak 2 s.d. 3 unit pembinaan dan
pengembangan bidang:
(1) bimbingan dan konseling
(2) minat dan bakat Tim bimbingan dan
(3) pembinaan soft skills konseling diangkat
(4) beasiswa berdasarkan surat
(5) kesehatan keputusan rektor

Tempat yang
 Point (1)
memadai
Aksesibilitas dan layanan minimal satu unit pembinaan dan
pengembangan bidang: Ada personel yang
(1) bimbingan dan konseling memiliki
(2) minat dan bakat kompetensi
(3) pembinaan soft skills
(4) beasiswa
(5) kesehatan
3.1.8 LAYANAN KEPADA MAHASISWA DALAM BIDANG AKREDITASI
BIMBINGAN DAN KONSELING, MINAT DAN BAKAT, INSTITUSI
PEMBINAAN SOFT SKILLS, BEASISWA, DAN PERGURUAN
KESEHATAN TINGGI (AIPT)

Jenis Pelayanan kepada Frekuensi Jumlah


No. Uraian Kegiatan
Mahasiswa Pelaksanaan Mahasiswa

1 Bimbingan dan konseling 1. Sosialisasi Konseling 1 bln Seluruh mahasiswa UII melalui
website dan jejaring sosial
internet.
2. Bimbingan Konseling 1 thn 10 Orang
2 Minat dan bakat (ekstra 1. Workshop PKM 1 thn 98 Orang
kurikuler) 2. PIMNAS 1 thn 2 Orang
3. MTQ UII 1 thn 115 Orang
4. MTQ Nasional 2 thn 13 Orang
3 Pembinaan soft skills 1. Wokshop ICB 1 thn 25 Orang
2.Workshop Dunia Kerja 1 thn 150 Orang
3.Workshop Kewirausahaan 1 thn 80 Orang

4 Beasiswa 1. AKMS, 1 thn 19 orang


2. IPK Tertinggi 1 thn 20 orang
3. PPA, 1 thn 266 orang
4. BBM, 1 thn 415 orang
5. Dikpora 1 thn 1 orang
6. Bank Permata, Insidental 20 orang
7. BRI Insidental 25 orang
5 Kesehatan 1. Asuransi Kecelakaan Insidental 10 Orang
AKREDITASI
3.1.9 PEMILIKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KARIR
INSTITUSI
DAN INFORMASI KERJA BAGI MAHASISWA DAN
PERGURUAN
LULUSAN TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Dokumen formal kebijakan dan program terjadual tentang
pemberian layanan bimbingan karir dan informasi kerja bagi
mahasiswa serta lulusan, yang mencakup:
(1) penyebaran informasi kerja
(2) penyelenggaraan bursa kerja secara berkala
(3) perencanaan karir
(4) pelatihan melamar kerja
(5) layanan penempatan kerja
Program masuk
dalam RKAT
 Point (3)
Dokumen formal kebijakan dan program terjadwal tentang
pemberian layanan bimbingan karir dan informasi kerja bagi
mahasiswa serta lulusan, yang mencakup:
(1) penyebaran informasi kerja
(2) penyelenggaraan bursa kerja secara berkala
(3) perencanaan karir
AKREDITASI
3.1.9 PEMILIKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KARIR
INSTITUSI
DAN INFORMASI KERJA BAGI MAHASISWA DAN
PERGURUAN
LULUSAN TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Dokumen formal kebijakan dan program terjadwal tentang
pemberian layanan bimbingan karir dan informasi kerja bagi
mahasiswa serta lulusan, yang mencakup:
(1) penyebaran informasi kerja
(2) penyelenggaraan bursa kerja secara berkala

 Point (1)
Tidak ditemukan dokumen formal kebijakan dan pelaksanaan
Program masuk
layanan bimbingan karir dan informasi kerja bagi mahasiswa
dalam RKAT
serta lulusan
AKREDITASI
3.1.9 PEMILIKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KARIR
INSTITUSI
DAN INFORMASI KERJA BAGI MAHASISWA DAN
PERGURUAN
LULUSAN TINGGI (AIPT)

1 TAHUN
No JENIS KEGIATAN

I II III IV V VI VII VII IX X XI XII


1 Penyebaran informasi kerja.

Informasi Lowongan Pekerjaan


2 Penyelenggaraan bursa kerja

Job Fair/Career Day

Job On-line

3 Perencanaan karir

Career Meeting

Intrepreneurship Workshop

3 Pelatihan melamar kerja

JobSeeker Workshop

Seminar

4 Layanan penempatan kerja

On Campus Recruitment
AKREDITASI
3.1.10 PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN
INSTITUSI
KARIR DAN INFORMASI KERJA BAGI MAHASISWA
PERGURUAN
DAN LULUSAN, SERTA HASILNYA TINGGI (AIPT)

 Point (4)
ACC UII
Pelaksanaan program layanan bimbingan karir dan informasi
menyelenggarakan
kerja bagi mahasiswa dan lulusan yang menghasilkan bursa kerja
kemudahan bagi mahasiswa dan lulusan untuk: bekerjasama dengan
(1) memperoleh informasi yang komprehensif tentang pasar perusahaan (Job
kerja, Offer) untuk
melaksanakan
(2) merencanakan karir yang realistik,
rekruitmen melalui
(3) mengajukan lamaran kerja dengan baik. program On Campus
Recruitment (OCR)
 Point (3) dan Walk-in Interview
Pelaksanaan program layanan bimbingan karir dan informasi yang dilaksanakan
minimal satu bulan
kerja bagi mahasiswa dan lulusan yang menghasilkan
sekali.
kemudahan bagi mahasiswa dan lulusan untuk:
(1) memperoleh informasi yang komprehensif tentang pasar ACC
kerja, menyelenggarakan
(2) merencanakan karir yang realistik, Job Fair/Career Day
yang
tanpa kemudahan untuk mengajukan lamaran kerja.
diselenggarakan
setahun sekali.
AKREDITASI
3.1.10 PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN
INSTITUSI
KARIR DAN INFORMASI KERJA BAGI MAHASISWA
PERGURUAN
DAN LULUSAN, SERTA HASILNYA TINGGI (AIPT)

 Point (2)
ACC UII
Pelaksanaan program layanan bimbingan karir dan informasi
menyelenggarakan
kerja bagi mahasiswa dan lulusan yang menghasilkan bursa kerja
kemudahan bagi mahasiswa dan lulusan untuk memperoleh bekerjasama dengan
informasi yang komprehensif tentang pasar kerja,tanpa perusahaan (Job
kemudahan untuk merencanakan karir dan melamar kerja. Offer) untuk
melaksanakan
rekruitmen melalui
 Point (1) program On Campus
Tidak ditemukan pelaksanaan program layanan bimbingan karir Recruitment (OCR)
dan informasi kerja bagi mahasiswa dan lulusan. dan Walk-in Interview
yang dilaksanakan
minimal satu bulan
sekali.

ACC
menyelenggarakan
Job Fair/Career Day
yang
diselenggarakan
setahun sekali.
3.1.11 PENCAPAIAN PRESTASI MAHASISWA DI AKREDITASI INSTITUSI
TINGKAT PROPINSI/ WILAYAH, NASIONAL, PERGURUAN TINGGI
DAN INTERNASIONAL (AIPT)

 Point (4)
Jika NPMHS ≥ 4,
maka skor = 4.
NA = Jumlah penghargaan
 Point (3), Point (2), dan Point (1) tingkat propinsi/wilayah
Jika NPMHS < 4,
maka skor = NPMHS. NB = Jumlah penghargaan
tingkat nasional

NC = Jumlah penghargaan
tingkat internasional

N = Jumlah semua program


studi.

NPMHS = (2 x NA + 3 x NB +
4 x NC) / N
3.1.12 UPAYA INSTITUSI UNTUK MENINGKATKAN
AKREDITASI INSTITUSI
PRESTASI MAHASISWA DALAM BIDANG
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
AKADEMIK DAN NON-AKADEMIK

 Point (4)
Ketiga upaya berikut: Peningkatan prestasi mahasiswa di
(1) Bimbingan peningkatan prestasi bidang akademik dan non-
(2) Penyediaan dana akademik dituangkan dalam
Rencana Strategis (Renstra).
(3) Pemberian kesempatan untuk berpartisipasi
dilakukan secara terprogram. Bagian kemahasiswaan melakukan
upaya peningkatan prestasi
mahasiswa yang dituangkan dalam
 Point (3) RKAT.
Dua dari tiga upaya berikut.
(1) Bimbingan peningkatan prestasi Program peningkatan prestasi
(2) Penyediaan dana dilakukan secara rutin melalui
workshop penulisan karya ilmiah
(3) Pemberian kesempatan untuk berpartisipasi mahasiswa.
dilakukan secara terprogram.
Peningkatan prestasi mahasiswa
yang bersifat non-akademik
dilakukan melalui menyediakan
fasilitas-fasilitas yang menunjang
peningkatan prestasi mahasiswa di
bidang olahraga dan seni.
3.1.12 UPAYA INSTITUSI UNTUK MENINGKATKAN
AKREDITASI INSTITUSI
PRESTASI MAHASISWA DALAM BIDANG
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
AKADEMIK DAN NON-AKADEMIK

 Point (2)
Satu dari tiga upaya berikut. Peningkatan prestasi mahasiswa di
(1) Bimbingan peningkatan prestasi bidang akademik dan non-akademik
(2) Penyediaan dana dituangkan dalam Rencana Strategis
(Renstra).
(3) Pemberian kesempatan untuk berpartisipasi
dilakukan secara terprogram. Bagian kemahasiswaan melakukan
upaya peningkatan prestasi
mahasiswa yang dituangkan dalam
 Point (1) RKAT.
Ada upaya, tetapi tidak terprogram.
Program peningkatan prestasi
dilakukan secara rutin melalui
workshop penulisan karya ilmiah
mahasiswa.

Peningkatan prestasi mahasiswa


yang bersifat non-akademik
dilakukan melalui menyediakan
fasilitas-fasilitas yang menunjang
peningkatan prestasi mahasiswa di
bidang olahraga dan seni.
3.2.1.1 PERSENTASE MAHASISWA DO ATAU
AKREDITASI INSTITUSI
MENGUNDURKAN DIRI UNTUK SEMUA
PERGURUAN TINGGI (AIPT)
PROGRAM STUDI

 Point (4)
Jika MDO ≤ 6%
maka skor = 4.

 Point (3), Point (2), dan Point (1)


Jika 6% < MDO < 45% Keterangan:
maka skor = [180 – (400 x MDO)] / 39 (a) = (a1) + ... + (a7)
(b) = (b1) + ... + (b7)
 Jika MDO ≥ 45% (c) = (c1) + ... + (c7)
maka skor = 0. MDO =
(a) – (b) – (c) x 100%
(a)
3.2.1.2 PERSENTASE KELULUSAN TEPAT WAKTU AKREDITASI INSTITUSI
UNTUK SEMUA PROGRAM STUDI PERGURUAN TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Jika KTW ≥ 50%
maka skor = 4.

 Point (3), Point (2), dan Point (1)


Jika 0 < KTW < 50%
maka skor = 1 + (6 x KTW)
Keterangan
(d) = (d1) + ... + (d7)
 Jika KTW = 0 (f) = (f1) + ... + (f7)
maka skor = 0. KTW = [(f) / (d)] x 100%
AKREDITASI
3.2.2.1 RATA-RATA LAMA STUDI LULUSAN DALAM TIGA INSTITUSI
TAHUN TERAKHIR PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Untuk program doktor


RS3 = Rata-rata masa studi program doktor.
Jika tidak ada program doktor, maka SS3 = 0, dan IS3 = 0.
Jika ada program doktor, maka IS3 = 1, dan SS3 dihitung dengan
cara berikut:
Jika RS3 ≤ 3.5 tahun, maka SS3 = 4; Jika 3.5 < RS3 < 7, maka SS3
= 8 – (8 x RS3) / 7 ; Jika RS3 ≥ 7, maka SS3 = 0.

 Untuk program magister


RS2 = Rata-rata masa studi program magister.
Jika tidak ada program magister, maka SS2 = 0, dan IS2 = 0.
Jika ada program magister, maka IS2 = 1, dan SS2 dihitung
dengan cara berikut:
Jika RS2 ≤ 2 tahun, maka SS2 = 4; Jika 2 < RS2 < 4, maka SS2 = 8
– (2 x RS2) ;
Jika RS2 ≥ 4, maka SS2 = 0.
AKREDITASI
3.2.2.1 RATA-RATA LAMA STUDI LULUSAN DALAM TIGA INSTITUSI
TAHUN TERAKHIR PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Untuk program sarjana


RS1 = Rata-rata masa studi program sarjana.
Jika tidak ada program sarjana, maka SS1 = 0, dan IS1 = 0.
Jika ada program sarjana, maka IS1 = 1, dan SS1 dihitung dengan
cara berikut:
Jika RS1 ≤ 4 tahun, maka SS1 = 4; Jika 4 < RS1 < 7, maka SS1 =[
28 – (4 x RS1) ] / 3; Jika RS1 ≥ 7, maka SS1 = 0.

 Untuk program diploma IV


RD4 = Rata-rata masa studi program diploma IV.
Jika tidak ada program diploma IV, maka SD4 = 0, dan ID4 = 0.
Jika ada program diploma IV, maka ID4 = 1, dan SD4 dihitung
dengan cara berikut:
Jika RD4 ≤ 4 tahun, maka SD4 = 4; Jika 4 < RD4 < 7, maka SD4 =[
28 – (4 x RD4) ] / 3; Jika RD4 ≥ 7, maka SD4 = 0.
AKREDITASI
3.2.2.1 RATA-RATA LAMA STUDI LULUSAN DALAM TIGA INSTITUSI
TAHUN TERAKHIR PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Untuk program diploma III


RD3 = Rata-rata masa studi program diploma III
Jika tidak ada program diploma III, maka SD3 = 0, dan ID3 = 0.
Jika ada program diploma III, maka ID3 = 1, dan SD3 dihitung
dengan cara berikut:
Jika RD3 ≤ 3 tahun, maka SD3 = 4; Jika 3 < RD3 < 5, maka SD3 =10
– (2 x RD3) ; Jika RD4 ≥ 5, maka SD3 = 0.

 Untuk program diploma II


RD2 = Rata-rata masa studi program diploma II.
Jika tidak ada program diploma II, maka SD2 = 0, dan ID2 = 0.
Jika ada program diploma II, maka ID2 = 1, dan SD2 dihitung
dengan cara berikut:
Jika RD2 ≤ 2 tahun, maka SD2 = 4; Jika 2 < RD2 < 3, maka SD2 =12
– (4 x RD2) ; Jika RD2 ≥ 3, maka SD2 = 0.
AKREDITASI
3.2.2.1 RATA-RATA LAMA STUDI LULUSAN DALAM TIGA INSTITUSI
TAHUN TERAKHIR PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Untuk program diploma I


RD1 = Rata-rata masa studi program diploma I.
Jika tidak ada program diploma I, maka SD1 = 0, dan ID1 = 0.
Jika ada program diploma I, maka ID1 = 1, dan SD1 dihitung
dengan cara berikut:
Jika RD1 ≤ 1 tahun, maka SD1 = 4; Jika 1 < RD1< 2, maka SD1 =8 –
(4 x RD1) ; Jika RD1 ≥ 2, maka SD2 = 0.

Skor akhir = (SS3 + SS2 + SS1 + SD4 + SD3 + SD2 + SD1) / (IS3 + IS2 + IS1
+ ID4 + ID3 + ID2 + ID1)
AKREDITASI
3.2.2.2 RATA-RATA IPK LULUSAN DALAM TIGA TAHUN INSTITUSI
TERAKHIR PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Untuk program doktor


IPKS3 = Rata-rata IPK program doktor.
Jika tidak ada program doktor, maka SS3 = 0, dan IS3 = 0.
Jika ada program doktor, maka IS3 = 1, dan SS3 dihitung dengan
cara berikut:
Jika IPKS3 ≥ 3.8, maka SS3 = 4; Jika 3 < IPKS3 < 3.8, maka SS3 =
(2.5 x IPKS3) – 5.5 ; Jika IPKS3 ≤ 3, maka SS3 = 2.

 Untuk program magister


IPKS2 = Rata-rata IPK program magister.
Jika tidak ada program magister, maka SS2 = 0, dan IS2 = 0.
Jika ada program magister, maka IS2 = 1, dan SS2 dihitung
dengan cara berikut:
Jika IPKS2 ≥ 3.5, maka SS2 = 4; Jika 3 < IPKS2 < 3.5, maka SS2 =
(4 x IPKS2) - 10 ; Jika IPKS2 ≤ 3, maka SS2 = 2.
AKREDITASI
3.2.2.2 RATA-RATA IPK LULUSAN DALAM TIGA TAHUN INSTITUSI
TERAKHIR PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Untuk program sarjana


IPKS1 = Rata-rata IPK program sarjana.
Jika tidak ada program sarjana, maka SS1 = 0, dan IS1 = 0.
Jika ada program sarjana, maka IS1 = 1, dan SS1 dihitung dengan
cara berikut:
Jika IPKS1 ≥ 3, maka SS1 = 4; Jika 2.75 < IPKS1 < 3, maka SS1 =
(4 x IPKS1) - 8; Jika 2 ≤ IPKS1 ≤ 2.75, maka SS1 = [(4 x IPKS1) – 2]
/ 3.

 Untuk program diploma IV


IPKD4 = Rata-rata IPK program diploma IV.
Jika tidak ada program diploma IV, maka SD4 = 0, dan ID4 = 0.
Jika ada program diploma IV, maka ID4 = 1, dan SD4 dihitung
dengan cara berikut:
Jika IPKD4 ≥ 3, maka SD4 = 4; Jika 2.75 < IPKD4 < 3, maka SD4 =
(4 x IPKD4) - 8; Jika 2 ≤ IPKD4 ≤ 2.75, maka SD4 = [(4 x IPKD4) – 2]
/ 3.
AKREDITASI
3.2.2.2 RATA-RATA IPK LULUSAN DALAM TIGA TAHUN INSTITUSI
TERAKHIR PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Untuk program diploma III


IPKD3 = Rata-rata IPK program diploma III
Jika tidak ada program diploma III, maka SD3 = 0, dan ID3 = 0.
Jika ada program diploma III, maka ID3 = 1, dan SD3 dihitung dengan
cara berikut:
Jika IPKD3 ≥ 3, maka SD3 = 4; Jika 2.75 < IPKD3 < 3, maka SD3 = (4 x
IPKD3) - 8; Jika 2 ≤ IPKD3 ≤ 2.75, maka SD3 = [(4 x IPKD3) – 2] / 3.

 Untuk program diploma II


IPKD2 = Rata-rata IPK program diploma II.
Jika tidak ada program diploma II, maka SD2 = 0, dan ID2 = 0.
Jika ada program diploma II, maka ID2 = 1, dan SD2 dihitung dengan
cara berikut:
Jika IPKD2 ≥ 3, maka SD2 = 4; Jika 2.75 < IPKD2 < 3, maka SD2 = (4 x
IPKD2) - 8; Jika 2 ≤ IPKD2 ≤ 2.75, maka SD2 = [(4 x IPKD2) – 2] / 3.
AKREDITASI
3.2.2.2 RATA-RATA IPK LULUSAN DALAM TIGA TAHUN INSTITUSI
TERAKHIR PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Untuk program diploma I


IPKD1 = Rata-rata IPK program diploma I.
Jika tidak ada program diploma I, maka SD1 = 0, dan ID1 = 0.
Jika ada program diploma I, maka ID1 = 1, dan SD1 dihitung
dengan cara berikut:
Jika IPKD1 ≥ 3, maka SD1 = 4; Jika 2.75 < IPKD1 < 3, maka SD4 =
(4 x IPKD1) - 8; Jika 2 ≤ IPKD1 ≤ 2.75, maka SD1 = [(4 x IPKD1) – 2]
/ 3.

Skor akhir = (SS3 + SS2 + SS1 + SD4 + SD3 + SD2 + SD1) / (IS3 + IS2 + IS1
+ ID4 + ID3 + ID2 + ID1)
3.2.3 SISTEM EVALUASI LULUSAN YANG EFEKTIF, MENCAKUP AKREDITASI
KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KEBERADAAN INSTITUSI
INSTRUMEN, MONITORING DAN EVALUASI, SERTA PERGURUAN
TINDAK LANJUTNYA TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Sistem evaluasi yang efektif yang mencakup:
(1) Kebijakan dan strategi dan komitmen institusi untuk mendorong
seluruh program studi melakukan proses pelacakan dan evaluasi lulusan
(2) Instrumen yang sahih dan andal disesuaikan dengan kondisi
perguruan tinggi Berdasarkan Surat
(3) Monitoring dan evaluasi keefektifan proses pelacakan dan Keputusan Rektor
pemberdayaan lulusan,
Strategi lewat
(4) Tindak lanjut untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. wawancara
langsung,
 Point (3) mengirimkan email
Sistem evaluasi yang efektif yang mencakup: atau melalui
(1) Kebijakan dan strategi dan komitmen institusi untuk mendorong website
seluruh program studi melakukan proses pelacakan dan evaluasi lulusan
(2) Instrumen yang sahih dan andal disesuaikan dengan kondisi Instrumen berupa
perguruan tinggi kuesioner
(3) Monitoring dan evaluasi keefektifan proses pelacakan dan
pemberdayaan lulusan,
tetapi tidak ada tindak lanjut untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
3.2.3 SISTEM EVALUASI LULUSAN YANG EFEKTIF, MENCAKUP AKREDITASI
KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KEBERADAAN INSTITUSI
INSTRUMEN, MONITORING DAN EVALUASI, SERTA PERGURUAN
TINDAK LANJUTNYA TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Sistem evaluasinya hanya parsial atau hanya mencakup satu
atau dua diantara elemen berikut:
(1) Kebijakan dan strategi dan komitmen institusi untuk
mendorong seluruh program studi melakukan proses pelacakan
dan evaluasi lulusan Berdasarkan Surat
Keputusan Rektor
(2) Instrumen yang sahih dan andal disesuaikan dengan kondisi
perguruan tinggi Strategi lewat
(3) Monitoring dan evaluasi keefektifan proses pelacakan dan wawancara
pemberdayaan lulusan, langsung,
mengirimkan email
(4) Tindak lanjut untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. atau melalui website

 Point (1) Instrumen berupa


Tidak ada sistem evaluasi angka efisiensi edukasi yang efektif. kuesioner
AKREDITASI
3.2.4 RASIO ALUMNI DALAM LIMA TAHUN TERAKHIR YANG
INSTITUSI
MEMBERIKAN RESPONS TERHADAP STUDI
PERGURUAN
PELACAKAN TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Jika Rasio ≥ 20%
maka skor = 4.
NA = Banyaknya
 Point (3), Point (2), dan Point (1) alumni tiga
Jika Rasio < 20% tahun terakhir
maka skor = (20 x Rasio). yang
memberikan
respon
N = Banyaknya
alumni dalam
tiga tahun
terakhir
Rasio = (NA /
N) x 100%
3.2.5 PARTISIPASI ALUMNI DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN AKREDITASI
PERGURUAN TINGGI DALAM BENTUK: SUMBANGAN DANA, INSTITUSI
SUMBANGAN FASILITAS, MASUKAN UNTUK PERBAIKAN PERGURUAN
PROSES PEMBELAJARAN, DAN PENGEMBANGAN JEJARING TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Semua bentuk partisipasi dilakukan oleh alumni.

 Point (3)
Tiga bentuk partisipasi dilakukan oleh alumni.

 Point (2)
Hanya dua bentuk partisipasi yang dilakukan oleh alumni.

 Point (1)
Hanya satu bentuk partisipasi saja yang dilakukan oleh alumni.
KRITERIA PENILAIAN AIPT

<< STANDAR 4 >>


4.1 SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG
LENGKAP, TRANSPARAN, DAN AKUNTABEL, MENCAKUP:
PERENCANAAN, REKRUTMEN, SELEKSI, DAN PEMBERHENTIAN AKREDITASI INSTITUSI
PEGAWAI, ORIENTASI DAN PENEMPATAN PEGAWAI, PERGURUAN TINGGI (AIPT)
PENGEMBANGAN KARIR, REMUNERASI, PENGHARGAAN, DAN
SANKSI
 Point (4)
Dokumen formal sistem pengelolaan sumber daya manusia Perencanaan dan Pengembangan
yang mencakup: Dosen: Peta Potensi, Tantangan
Dosen dan Tenaga Kependidikan
(1) perencanaan,
(2) rekrutmen, seleksi, dan pemberhentian pegawai Rekruitmen, seleksi, dan
(3) orientasi dan penempatan pegawai, pemberhentian pegawai
(4) pengembangan karir, berpedoman pada Peraturan
Yayasan; Peraturan Universitas; SK
(5) remunerasi, penghargaan, dan sanksi, Rektor
yang transparan dan akuntabel berbasis pada meritokrasi.
Orientasi dan penempatan pegawai
berpedoman pada Peraturan
 Point (3) Yayasan ; Peraturan Universitas .
Dokumen formal sistem pengelolaan sumber daya manusia
yang mencakup: Pengembangan karir : karir
jabatan struktural dan fungsional
(1) perencanaan, yang berpedoman pada: Peraturan
(2) rekrutmen, seleksi, dan pemberhentian pegawai Yayasan dan Peraturan Universitas
(3) orientasi dan penempatan pegawai,
Remunerasi, penghargaan, dan
(4) pengembangan karir, sanksi, yang dilaksanakan
(5) remunerasi, penghargaan, dan sanksi, berdasarkan Peraturan Yayasan
yang berbasis pada meritokrasi, tetapi tidak transparan dan dan Peraturan Universitas
akuntabel.
4.1 SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG
LENGKAP, TRANSPARAN, DAN AKUNTABEL, MENCAKUP:
PERENCANAAN, REKRUTMEN, SELEKSI, DAN AKREDITASI INSTITUSI
PEMBERHENTIAN PEGAWAI, ORIENTASI DAN PENEMPATAN PERGURUAN TINGGI (AIPT)
PEGAWAI, PENGEMBANGAN KARIR, REMUNERASI,
PENGHARGAAN, DAN SANKSI
 Point (2)
Dokumen formal sistem pengelolaan sumber daya Perencanaan dan Pengembangan
Dosen: Peta Potensi, Tantangan
manusia yang mencakup: Dosen dan Tenaga Kependidikan
(1) perencanaan,
Rekruitmen, seleksi, dan
(2) rekrutmen, seleksi, dan pemberhentian pegawai pemberhentian pegawai
(3) orientasi dan penempatan pegawai, berpedoman pada Peraturan
(4) pengembangan karir, Yayasan; Peraturan Universitas; SK
Rektor
(5) remunerasi, penghargaan, dan sanksi,
tetapi tidak transparan dan akuntabel serta tidak Orientasi dan penempatan pegawai
berpedoman pada Peraturan
berbasis pada meritokrasi. Yayasan ; Peraturan Universitas .

 Point (1) Pengembangan karir : karir


jabatan struktural dan fungsional
Tidak ada dokumen formal sistem pengelolaan sumber yang berpedoman pada: Peraturan
daya manusia Yayasan dan Peraturan Universitas

Remunerasi, penghargaan, dan


sanksi, yang dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Yayasan dan
Peraturan Universitas
4.2.1 PEDOMAN FORMAL TENTANG SISTEM
MONITORING DAN EVALUASI, SERTA REKAM AKREDITASI INSTITUSI
JEJAK KINERJA DOSEN DAN TENAGA PERGURUAN TINGGI (AIPT)
KEPENDIDIKAN.
 Point (4)
Pedoman formal yang lengkap; dan ada bukti Dosen
dilaksanakan secara konsisten.  Monitoring dan evaluasi
Nilai Kinerja Dosen
 Point (3) (NKD) yang dilakukan
setiap semester
Pedoman formal yang lengkap; dan ada bukti tidak
 Laporan Kinerja Dosen
dilaksanakan secara konsisten. (LKD)
 Monitoring dan Evaluasi
 Point (2) juga dilakukan melalui
Pedoman formal yang lengkap; tetapi tidak dilaksanakan. Sistem Informasi Sumber
Daya Manusia
 Point (1) (SIMSDM).
Pedoman formal tidak lengkap dan tidak dilaksanakan.
Karyawan
 Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3)
 Kehadiran, kemampuan,
kepribadian
4.2.2 PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) AKREDITASI
KINERJA DOSEN DI BIDANG PENDIDIKAN, INSTITUSI
PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA PERGURUAN
MASYARAKAT TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Monev kinerja dosen di bidang:
(1) pendidikan
(2) penelitian
(3) pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat
yang terdokumentasi dengan baik.

 Point (3)
Monev tentang kinerja dosen di bidang:
(1) pendidikan
(2) penelitian
(3) pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat
tetapi tidak terdokumentasi dengan baik.
4.2.2 PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) AKREDITASI
KINERJA DOSEN DI BIDANG PENDIDIKAN, INSTITUSI
PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA PERGURUAN
MASYARAKAT TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Monev kinerja dosen di bidang pendidikan yang
terdokumentasikan dengan baik tetapi tidak ada bukti di bidang
penelitian atau pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat.

 Point (1)
Monev kinerja dosen di bidang pendidikan tetapi tidak
terdokumentasikan dengan baik serta tidak ada bukti di bidang
penelitian atau pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat.
4.2.2 PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) AKREDITASI
KINERJA DOSEN DI BIDANG PENDIDIKAN, INSTITUSI
PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA PERGURUAN
MASYARAKAT TINGGI (AIPT)

Semester Genap Semester Ganjil


2010/2011 2011/2012
Fakultas Keterangan
Memenuhi Tidak Memenuhi Memenuhi Tidak Memenuhi

FE % % % %
FH % % % %
FTSP % % % %
FTI % % % %
Prosentase laporan per semester
FPSB % % % %
berdasarkan jumlah dosen pada
FMIPA % % % % masing-masing unit yang melaporkan
FK % % % % kinerjanya terhadap jumlah dosen yang
berkewajiban membuat laporan
semesteran

FIAI % % % %

% % % %

Pejabat Negara/Sedang studi/tidak


Lain-lain % % % %
membuat LKD
4.3.1.1 RASIO JUMLAH MAHASISWA TERHADAP AKREDITASI INSTITUSI
JUMLAH DOSEN TETAP PERGURUAN TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Jika Rasio ≤ 30,
maka skor = 4.
NMHS = Jumlah mahasiswa
pada TS
 Point (3), Point (2), dan Point (1) = NMR + NMT (Lihat
Jika 30 < Rasio < 50 Tabel 3.1.5 yaitu =
NMR + NMT)
Maka skor = 10 – (Rasio / 5).
NDT = Jumlah dosen tetap
 Jika Rasio ≥ 50,
maka skor = 0. Rasio = NMHS/NDT

NMR = Jumlah mahasiswa


reguler

NMT = Jumlah mahasiswa


transfer
4.3.1.2 PERSENTASE DOSEN TETAP AKREDITASI INSTITUSI
BERPENDIDIKAN DOKTOR/SP-2 PERGURUAN TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Jika NDTS3 ≥ 50%
maka skor = 4.

 Point (3), Point (2), dan Point (1)


Jika NDTS3 < 50%
maka skor = 2 + (4 x NDT S2S3)
NDTS3 = persentase dosen
 (Tidak ada skor di bawah 2) tetap berpendidikan
doktor/Sp-2
4.3.1.3 PERSENTASE DOSEN TETAP DENGAN JABATAN
GURU BESAR (UNTUK INSTITUT, UNIVERSITAS, AKREDITASI INSTITUSI
DAN SEKOLAH TINGGI) DAN LEKTOR KEPALA PERGURUAN TINGGI (AIPT)
(UNTUK AKADEMI DAN POLITEKNIK).

UNTUK INSTITUT, UNIVERSITAS, DAN SEKOLAH TINGGI


 Point (4)
Jika Pprof ≥ 30%
maka skor = 4.

 Point (3) dan Point (2)


Pprof = Persentase dosen
Jika Pprof < 30% dengan jabatan guru besar
maka skor = 2 + (20 x Pprof) / 3.
PLK = Persentase dosen dengan
 (Tidak ada skor di bawah 2) jabatan lektor kepala

UNTUK AKADEMI DAN POLITEKNIK NB: (untuk institut, universitas,


 Point (4) dan sekolah tinggi)
Jika PLK ≥ 50%
maka skor = 4.

 Point (3), Point (2), dan Point (1)


Jika PLK < 50%
maka skor = 1 + (6 x PLK).
4.3.2 PERSENTASE JUMLAH DOSEN TIDAK
AKREDITASI INSTITUSI
TETAP TERHADAP JUMLAH SELURUH PERGURUAN TINGGI (AIPT)
DOSEN

 Point (4)
Jika PDTT ≤ 10%
maka skor = 4.

 Point (3), Point (2), dan Point (1)


Jika 10% < PDTT < 50%
maka skor = 10 x (50% - PDTT). PDTT = Persentase jumlah
dosen tidak tetap
 Jika PDTT ≥ 50% terhadap jumlah seluruh
maka skor = 0. dosen.
AKREDITASI
4.4 PERSENTASE DOSEN TETAP YANG MENJALANI PROGRAM INSTITUSI
PENINGKATAN KOMPETENSI MELALUI TUGAS BELAJAR PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Jika persentase dosen bergelar doktor/Sp-2 ≥ 50%, maka skor =


4.
Jika tidak, gunakan aturan berikut.
SP = (0.25 NPL + 0.75 NS2 + 1.25 NS3) / NPS

dimana:
NPL = Banyaknya dosen yang mengikuti pendidikan tanpa gelar
NS2 = Banyaknya dosen yang mengikuti pendidikan S2/Sp-1
NS3 = Banyaknya dosen yang mengikuti pendidikan S3/Sp-2
NPS = Banyaknya program studi (Tabel 2.9.3)

 Point (4)
Jika SP ≥ 4
maka skor = 4.

 Point (3), Point (2), dan Point (1)


Jika SP < 4
maka skor = SP.
4.5.1.1 PUSTAKAWAN DAN AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN
KUALIFIKASINYA TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Jika A ≥ 4
maka skor = 4.
Catatan: nilai dihitung dengan
 Point (3), Point (2), dan Point (1) rumus berikut:
Jika A < 4
maka skor = A. A = (4 X1 + 3 X2 + 2 X3)/4
X1 = jumlah pustakawan yang
berpendidikan S2/S3/Special
Librarian.
X2 = jumlah pustakawan yang
berpendidikan D4 atau S1.
X3 = jumlah pustaka-wan yang
berpendidik-an D1, D2, atau D3.
AKREDITASI
4.5.1.2 LABORAN, TEKNISI, ANALIS, OPERATOR, DAN INSTITUSI
PROGRAMER PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Jumlah cukup dan sangat baik kegiatannya.

 Point (3)
Jumlah cukup dan memadai kegiatannya.

 Point (2)
Cukup dalam jumlah dan kualifikasi tetapi mutu kerjanya
sedang-sedang saja.

 Point (1)
Kurang dalam jumlah atau terlalu banyak sehingga kurang
kegiatannya.
AKREDITASI
4.5.1.2 LABORAN, TEKNISI, ANALIS, OPERATOR, DAN INSTITUSI
PROGRAMER PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

Laboran Dengan Jabatan Fungsional


Jenjang Jabatan Jabatan Angka
No Pendidikan Jumlah
Laboran Fungsional Kredit

Laboran
1 Laboran Tingkat Ahli S1 100 7
Pertama
Laboran Tingkat Laboran
2 D3 60 17
Terampil Pelaksana

SLTA ditambah
pendidikan/pelati
Laboran Tingkat Laboran han kompetensi
3 30 15
Terampil Pelaksana sesuai
penugasan
laboratorium
AKREDITASI
4.5.1.3 TENAGA ADMINISTRASI: JUMLAH, INSTITUSI
KUALIFIKASI, DAN MUTU KERJANYA PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Jumlah cukup dan sangat baik kegiatannya.

 Point (3)
Jumlah cukup dan memadai kegiatannya.

 Point (2)
Cukup dalam jumlah dan kualifikasi tetapi mutu kerjanya
sedang-sedang saja.

 Point (1)
Kurang dalam jumlah atau terlalu banyak sehingga kurang
kegiatannya.
4.5.1.4 PERSENTASE
LABORAN/TEKNISI/ANALIS/OPERATOR/ AKREDITASI INSTITUSI
PROGRAMER YANG MEMILIKI PERGURUAN TINGGI (AIPT)
SERTIFIKAT KOMPETENSI
 Point (4)
Jika PTKS ≥ 70%
maka skor = 4.

 Point (3), Point (2), dan Point (1)


Jika PTKS < 70%
PTKS = persentase tenaga
maka skor = (40 x PTKS) / 7.
laboran/ teknisi/analis/
operator/programer yang
memiliki sertifikat
kompetensi.
AKREDITASI
4.5.2 UPAYA PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN
INSTITUSI
KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI TENAGA PERGURUAN
KEPENDIDIKAN TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Semua empat upaya berikut:
(1) kesempatan belajar/ pelatihan
(2) pemberian fasilitas termasuk dana
(3) jenjang karir yang jelas
(4) studi banding
Program studi
dilaksanakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan lanjut dan dana
kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan.
Tes kompetensi
 Point (3) jenjang karir
Tiga dari empat upaya berikut:
Program studi
(1) kesempatan belajar/ pelatihan
banding secara
(2) pemberian fasilitas termasuk dana rutin
(3) jenjang karir yang jelas
(4) studi banding
dilaksanakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan
kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan.
AKREDITASI
4.5.2 UPAYA PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN
INSTITUSI
KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI TENAGA PERGURUAN
KEPENDIDIKAN TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Dua dari empat upaya berikut:
(1) kesempatan belajar/ pelatihan
(2) pemberian fasilitas termasuk dana
(3) jenjang karir yang jelas
(4) studi banding Program studi
dilaksanakan dengan baik sehingga cukup dapat meningkatkan lanjut dan dana
kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan.
Tes kompetensi
jenjang karir
 Point (1)
Dua dari upaya berikut: Program studi
(1) kesempatan belajar/ pelatihan banding secara
(2) pemberian fasilitas termasuk dana rutin
(3) jenjang karir yang jelas
(4) studi banding
dilaksanakan dengan baik namun kurang dapat meningkatkan
kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan.
4.6.1 INSTRUMEN SURVEI KEPUASAN DOSEN, PUSTAKAWAN, AKREDITASI
LABORAN, TEKNISI, DAN TENAGA ADMINISTRASI INSTITUSI
TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERGURUAN
MANUSIA TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Instrumen untuk mengukur kepuasan dosen, pustakawan,
laboran, teknisi, dan tenaga administrasi, terhadap sistem
pengelolaan sumber daya manusia, yang memiliki:
(1) validitas,
(2) reliabilitas, dan
(3) mudah digunakan.

 Point (3)
Instrumen untuk mengukur kepuasan dosen, pustakawan,
laboran, teknisi, dan tenaga administrasi terhadap sistem
pengelolaan sumber daya manusia, yang memiliki:
(1) validitas,
(2) reliabilitas, tetapi tidak mudah digunakan.
4.6.1 INSTRUMEN SURVEI KEPUASAN DOSEN, PUSTAKAWAN, AKREDITASI
LABORAN, TEKNISI, DAN TENAGA ADMINISTRASI INSTITUSI
TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERGURUAN
MANUSIA TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Instrumen untuk mengukur kepuasan dosen, pustakawan,
laboran, teknisi, dan tenaga administrasi terhadap sistem
pengelolaan sumber daya manusia, yang memiliki validitas,
tetapi tidak ada bukti tentang reliabilitas, dan tidak mudah
digunakan.

 Point (1)
Tidak ada instrumen untuk mengukur kepuasan dosen,
pustakawan, laboran, teknisi, dan tenaga administrasi, terhadap
sistem pengelolaan sumber daya manusia.
4.6.2 PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN DOSEN, AKREDITASI
PUSTAKAWAN, LABORAN, TEKNISI, TENAGA INSTITUSI
ADMINISTRASI, DAN TENAGA PENDUKUNG TERHADAP PERGURUAN
SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Hasil survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran, teknisi, dan
tenaga administrasi terhadap sistem pengelolaan sumber-daya
manusia yang:
(1) jelas,
(2) komprehensif,
(3) mudah diakses oleh pemangku kepentingan.

 Point (3)
Hasil survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran, teknisi, dan
tenaga administrasi terhadap sistem pengelolaan sumber-daya
manusia yang:
(1) jelas,
(2) komprehensif,
tetapi tidak mudah diakses oleh pemangku kepentingan.
4.6.2 PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN DOSEN, AKREDITASI
PUSTAKAWAN, LABORAN, TEKNISI, TENAGA INSTITUSI
ADMINISTRASI, DAN TENAGA PENDUKUNG TERHADAP PERGURUAN
SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Hasil survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran, teknisi, dan
tenaga administrasi terhadap sistem pengelolaan sumber-daya
manusia yang jelas, tetapi tidak komprehensif dan tidak mudah
diakses oleh pemangku kepentingan.

 Point (1)
Tidak ada hasil survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran,
teknisi, dan tenaga administrasi terhadap sistem pengelolaan
sumber daya manusia.
4.6.3 PEMANFAATAN HASIL SURVEI KEPUASAN DOSEN, AKREDITASI
PUSTAKAWAN, LABORAN, TEKNISI, DAN TENAGA INSTITUSI
ADMINISTRASI TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN PERGURUAN
SUMBER DAYA MANUSIA TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Pemanfaatan hasil survei dalam perbaikan yang berkelanjutan
untuk mutu:
(1) pengelolaan sumber daya manusia,
(2) instrumen pengukuran kepuasan dosen, pustakawan,
laboran, teknisi, tenaga administrasi, dan tenaga pendukung,
(3) analisis hasil survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran,
teknisi, tenaga administrasi, dan tenaga pendukung

 Point (3)
Pemanfaatan hasil survei dalam perbaikan yang berkelanjutan
untuk mutu dua dari tiga aspek berikut.
(1) pengelolaan sumber daya manusia
(2) instrumen untuk mengukur kepuasan dosen, pustakawan,
laboran, teknisi, dan tenaga administrasi
(3) analisis hasil survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran,
teknisi, tenaga administrasi, dan tenaga pendukung
4.6.3 PEMANFAATAN HASIL SURVEI KEPUASAN DOSEN, AKREDITASI
PUSTAKAWAN, LABORAN, TEKNISI, DAN TENAGA INSTITUSI
ADMINISTRASI TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN PERGURUAN
SUMBER DAYA MANUSIA TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Pemanfaatan hasil survei dalam perbaikan yang berkelanjutan
untuk mutu satu dari tiga aspek berikut.
(1) pengelolaan sumber daya manusia,
(2) instrumen untuk mengukur kepuasan dosen, pustakawan,
laboran, teknisi, dan tenaga administrasi \
(3) analisis hasil survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran,
teknisi, tenaga administrasi, dan tenaga pendukung,

 Point (1)
Tidak ada pemanfaatan hasil survei.
KRITERIA PENILAIAN AIPT

<< STANDAR 5 >>


AKREDITASI INSTITUSI
5.1.1 DOKUMEN KEBIJAKAN TENTANG PENGEMBANGAN
PERGURUAN TINGGI
KURIKULUM YANG LENGKAP (AIPT)

 Point (4)
Dokumen formal yang mencakup :
(1) kebijakan, SK rektor tentang
(2) peraturan, kebijakan pengembangan
(3) pedoman atau buku panduan dan pemutakhiran
yang memfasilitasi program studi untuk melakukan kurikum
perencanaan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum
Peraturan universitas
secara berkala. tentang kompetensi

 Point (3) Road map


 Dokumen formal yang mencakup : pengembangan
(1) kebijakan, akademik sebagai bagian
(2) peraturan, dari upaya sasaran mutu
(3) tetapi tidak ada pedoman atau buku panduan
Pedoman perencanaan,
yang memfasilitasi program studi untuk melakukan pengembanganan
perencanaan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum pemutakhiran.
secara berkala.
AKREDITASI INSTITUSI
5.1.1 DOKUMEN KEBIJAKAN TENTANG PENGEMBANGAN
PERGURUAN TINGGI
KURIKULUM YANG LENGKAP (AIPT)

 Point (2)
Dukumen formal tentang kebijakan, tetapi tidak ada,
(1) peraturan, SK rektor tentang
(2) pedoman atau buku panduan kebijakan pengembangan
yang memfasilitasi program studi untuk melakukan dan pemutakhiran
perencanaan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikum
kurikulum secara berkala.
Peraturan universitas
tentang kompetensi
 Point (1)
Tidak ada dokumen formal yang memfasilitasi program Road map
studi untuk melakukan perencanaan, pengembangan, dan pengembangan
pemutakhiran kurikulum secara berkala. akademik sebagai bagian
dari upaya sasaran mutu

Pedoman perencanaan,
pengembanganan
pemutakhiran.
AKREDITASI INSTITUSI
5.1.2 MONITORING DAN EVALUASI PENGEMBANGAN
PERGURUAN TINGGI
KURIKULUM PROGRAM STUDI (AIPT)

 Point (4)
Dokumen analisis dan evaluasi pemutakhiran kurikulum
program studi yang ditindaklanjuti untuk penjaminan mutu
secara berkesinambungan. Adanya dokumen analisis
dan pemutakhiran
kurikulum
 Point (3)
Dokumen analisis dan evaluasi pemutakhiran kurikulum Monitoring dan evalusi
program studi tetapi tidak ditindaklanjuti. dilalukan dua sisi yaitu :
Evaluasi pengembangan
kurikulum dilakukan oleh
 Point (2) BPA dan implementasi
Dokumen pemutakhiran kurikulum program studi tetapi dilakukan oleh Badan
tidak dianalisis dan dievaluasi. penjaminan mutu

Aturan perubahan, review


 Point (1) dan penyusunan dokumen
Tidak ada bukti dokumen analisis dan evaluasi dirumuskan dalam SK
Rektor
pemutakhiran kurikulum program studi.
5.2.1 UNIT PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DAN MUTU
PEMBELAJARAN MENDORONG MAHASISWA UNTUK BERFIKIR AKREDITASI INSTITUSI
KRITIS, BEREKSPLORASI, BEREKSPRESI, BEREKSPERIMEN PERGURUAN TINGGI
DENGAN MEMANFAATKAN ANEKA SUMBER YANG HASILNYA (AIPT)
DIMANFAATKAN OLEH INSTITUSI

 Point (4)
Unit atau lembaga yang khusus berfungsi untuk mengkaji dan
mengembangkan sistem serta mutu pembelajaran,
melaksanakan fungsinya dengan baik serta hasilnya
dimanfaatkan oleh institusi. Unit pengkajian dan
pengambangan
 Point (3) dilakukan oleh Badan
Tidak memiliki unit atau lembaga yang khusus berfungsi untuk Pengembangan
mengkaji dan mengembangkan sistem serta mutu Akademik (BPA)
pembelajaran tetapi fungsinya dilaksana-kan oleh unit/lembaga
yang sudah ada serta hasilnya dimanfaatkan oleh institusi. Hasil kajian digunakan
untuk
 Point (2) menyelenggarakan
Mengkaji dan mengembangkan sistem serta mutu hibah kompetensi
pembelajaran, dilaksanakan oleh unit/lembaga yang sudah peningkatan
ada tetapi hasilnya tidak dimanfaatkan oleh institusi. penyelenggaraan
pendidikan.
 Point (1)
Tidak memiliki unit pengkajian dan tidak melakukan pengkajian
maupun pengembangan sistem dan mutu pembelajaran.
5.2.2 SISTEM PENGENDALIAN MUTU PEMBELAJARAN AKREDITASI INSTITUSI
DITERAPKAN INSTITUSI TERMASUK PROSES PERGURUAN TINGGI
MONITORING, EVALUASI, DAN PEMANFAATANNYA (AIPT)

 Point (4)
Sistem yang menjamin terselenggaranya proses pembelajaran Pendekatan Student-
yang efektif berpusat kepada pebelajar dengan memanfaatkan centered learning
dituangkan dalam
beragam sumber belajar minimal mencakup : peraturan rektor.
(1) pendekatan sistem pembelajaran dan pengajaran
(2) perencanaan dan sumber daya pembelajaran E-learning dituangkan
(3) syarat kelulusan dalam peraturan rektor
dan dilaksanakan secara konsisten, dimonitor serta dievaluasi Perencanaan dilakukan
secara berkala. secara bertingkat
 Course outline dan SAP
dievaluasi pada awal
 Point (3) semester
Sistem yang menjamin terselenggaranya proses pembelajaran  Evaluasi kompetensi
yang efektif berpusat kepada pebelajar dengan memanfaatkan dosen
beragam sumber belajar minimal mencakup :  Evaluasi
penyelenggaraan
(1) pendekatan sistem pembelajaran dan pengajaran perkuliahan
(2) perencanaan dan sumber daya pembelajaran
(3) syarat kelulusan Kelulusan diatur oleh
Peraturan Rektor
dan dilaksanakan secara konsisten, tetapi tidak dimonitor serta
dievaluasi secara berkala.
5.2.2 SISTEM PENGENDALIAN MUTU PEMBELAJARAN AKREDITASI INSTITUSI
DITERAPKAN INSTITUSI TERMASUK PROSES PERGURUAN TINGGI
MONITORING, EVALUASI, DAN PEMANFAATANNYA (AIPT)

 Point (2)
Sistem yang menjamin terselenggaranya proses Pendekatan Student-
pembelajaran yang efektif berpusat kepada pebelajar dengan centered learning
dituangkan dalam
memanfaatkan aneka sumber belajar minimal mencakup : peraturan rektor.
(1) pendekatan sistem pembelajaran dan pengajaran
(2) perencanaan dan sumber daya pembelajaran E-learning dituangkan
(3) syarat kelulusan dalam peraturan rektor

tetapi pelaksanaannya tidak konsisten dan tidak dimonitor Perencanaan dilakukan


serta dievaluasi secara berkala. secara bertingkat
 Course outline dan SAP
dievaluasi pada awal
 Point (1) semester
Tidak ada sistem pengendalian mutu pembelajaran yang  Evaluasi kompetensi
menjamin penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik dosen
 Evaluasi
penyelenggaraan
perkuliahan

Kelulusan diatur oleh


Peraturan Rektor
5.2.3 PEDOMAN PELAKSANAAN TRIDARMA PERGURUAN TINGGI YANG AKREDITASI
DIGUNAKAN SEBAGAI ACUAN BAGI PERENCANAAN DAN
INSTITUSI
PELAKSANAAN PROGRAM TRIDARMA UNIT DI BAWAHNYA,
MENJAMIN TERINTEGRASINYA KEGIATAN PENELITIAN DAN PKM KE
PERGURUAN
DALAM PROSES PEMBELAJARAN TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Pedoman dijadikan acuan unit pelaksana yang mewajibkan
pengintegrasian hasil penelitian dan PkM ke dalam proses
pembelajaran, serta dilaksanakan secara konsisten. Rencana Induk
Pengembangan

 Point (3) Rencana Induk


Pedoman dijadikan acuan unit pelaksana yang mewajibkan penelitian
pengintegrasian hasil penelitian dan PkM ke dalam proses
pembelajaran, namun pelaksanaannya masih belum konsisten. Hibah Peningkatan
kualitas
 Point (2) pembelajaran
dengan tema local
Pedoman yang dijadikan acuan unit pelaksana tetapi tidak
genius
mewajibkan pengintegrasian hasil penelitian dan PkM ke dalam
proses pembelajaran. Materi ajar dan
buku dari
 Point (1) penelitian
Tidak memiliki pedoman pelaksanaan tridarma perguruan tinggi
5.3.1 DOKUMEN FORMAL TENTANG KEBEBASAN
AKREDITASI INSTITUSI
AKADEMIK, KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK, DAN
PERGURUAN TINGGI
OTONOMI KEILMUAN, SERTA KONSISTENSI (AIPT)
PELAKSANAANNYA
 Point (4)
Dokumen formal yang lengkap mencakup informasi tentang
otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik, serta dilaksanakan secara konsisten.

 Point (3) Kebebasan akademik,


Dokumen yang lengkap mencakup informasi tentang kebebasan mimbar
akademik dan otonomi
otonomi keilmuan, kebebasan akademik, kebebasan mimbar
keilmuan tercantum
akademik tetapi tidak dilaksanakan secara konsisten.
dalam statuta

 Point (2) Pelaksanaannya


Dokumen kurang lengkap. dirumuskan dalam
Peraturan Universitas
 Point (1)
Tidak ada dokumen kebijakan tentang otonomi keilmuan,
kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik
5.3.2 SISTEM PENGEMBANGAN SUASANA AKADEMIK AKREDITASI INSTITUSI
YANG KONDUSIF BAGI PEBELAJAR UNTUK MERAIH PERGURUAN TINGGI
PRESTASI AKADEMIK YANG MAKSIMAL (AIPT)

 Point (4) Kebijakan dan strategi


Dalam bentuk: dituangkan dalam
(1) kebijakan dan strategi peraturan universitas.
(2) program implementasi yang terjadwal
Program kurikuler dan
(3) pengerahan sumber daya ekstra kurikuler.
(4) monitoring dan evaluasi
(5) tindak lanjut untuk langkah perbaikan secara Pengembangan forum
berkelanjutan. ilmiah bagi dosen dan
mahasiswa
 Point (3)
Sistem pengembangan suasana akademik dalam bentuk: Pengembangan ekstra
kurikuler oleh bidang 3
(1) adanya kebijakan dan strategi
(2) program implementasi yang terjadwal Pengembangan
(3) pengerahan sumber daya kemampuan mahasiswa
(4) monitoring dan evaluasi secara terpadu
tetapi tidak ada tindak lanjut untuk langkah perbaikan secara Orientasi Nilai Dasar
berkelanjutan. Islam (ONDI)
Latihan
kepemimpinan
5.3.2 SISTEM PENGEMBANGAN SUASANA AKADEMIK AKREDITASI INSTITUSI
YANG KONDUSIF BAGI PEBELAJAR UNTUK PERGURUAN TINGGI
MERAIH PRESTASI AKADEMIK YANG MAKSIMAL (AIPT)

 Point (2) Kebijakan dan strategi


Sistem pengembangan suasana akademik masih parsial dituangkan dalam
dalam: peraturan universitas.
(1) kebijakan dan strategi
(2) program implementasi yang terjadwal Program kurikuler dan
(3) pengerahan sumber daya ekstra kurikuler.
(4) monitoring dan evaluasi
Pengembangan forum
(5) tindak lanjut untuk langkah perbaikan secara ilmiah bagi dosen dan
berkelanjutan. mahasiswa

 Point (1) Pengembangan ekstra


Tidak ada sistem pengembangan suasana akademik kurikuler oleh bidang 3

Pengembangan
kemampuan mahasiswa
secara terpadu
Orientasi Nilai Dasar
Islam (ONDI)
Latihan kepemimpinan
KRITERIA PENILAIAN AIPT

<< STANDAR 6 >>


6.1.1 DOKUMEN PENGELOLAAN DANA YANG MENCAKUP
PERENCANAAN PENERIMAAN, PENGALOKASIAN, AKREDITASI INSTITUSI
PELAPORAN, AUDIT, MONITORING DAN EVALUASI, PERGURUAN TINGGI
SERTA PERTANGGUNGJAWABAN KEPADA PEMANGKU (AIPT)
KEPENTINGAN
 Point (4)
Rencana Anggaran
Dokumen yang lengkap yang mencakup: Pendapatan dan Belanja
(1) perencanaan penerimaan dan pengalokasian dana (RAPB) disusun oleh
(2) pelaporan program studi dan fakultas
sesuai dengan prediksi
(3) audit penerimaan dan program.
(4) monitoring dan evaluasi
(5) pertanggung jawaban kepada pemangku kepentingan RAPB rektorat disesuaikan
dengan RAPB program studi
Program Studi
 Point (3)
Dokumen yang mencakup empat dari hal berikut: RAPB disahkan senat
(1) perencanaan penerimaan dan pengalokasian dana universitas diajukan ke
Yayasan.
(2) pelaporan
(3) audit Pelaporan keuangan di
(4) monitoring dan evaluasi dokumentasikan dengan
(5) pertanggung jawaban kepada pemangku kepentingan baik dan dapat dilihat secara
real time melalui sistem

Audit dilakukan oleh


Yayasan dan eksternal
6.1.1 DOKUMEN PENGELOLAAN DANA YANG MENCAKUP
PERENCANAAN PENERIMAAN, PENGALOKASIAN, AKREDITASI INSTITUSI
PELAPORAN, AUDIT, MONITORING DAN EVALUASI, SERTA PERGURUAN TINGGI
PERTANGGUNGJAWABAN KEPADA PEMANGKU (AIPT)
KEPENTINGAN
 Point (2)
Rencana Anggaran
Dokumen yang mencakup dua s.d. tiga dari hal berikut: Pendapatan dan Belanja
(1) perencanaan penerimaan dan pengalokasian dana (RAPB) disusun oleh
program studi dan fakultas
(2) pelaporan sesuai dengan prediksi
(3) audit penerimaan dan program.
(4) monitoring dan evaluasi
RAPB rektorat disesuaikan
(5) pertanggung jawaban kepada pemangku kepentingan
dengan RAPB program studi
Program Studi
 Point (1)
RAPB disahkan senat
Dokumen yang mencakup hanya satu dari hal berikut: universitas diajukan ke
(1) perencanaan penerimaan dan pengalokasian dana Yayasan.
(2) pelaporan
Pelaporan keuangan di
(3) audit
dokumentasikan dengan
(4) monitoring dan evaluasi baik dan dapat dilihat secara
(5) pertanggung jawaban kepada pemangku kepentingan real time melalui sistem

Audit dilakukan oleh


Yayasan dan eksternal
6.1.2 MEKANISME PENETAPAN BIAYA PENDIDIKAN AKREDITASI INSTITUSI
MAHASISWA DENGAN MENGIKUTSERTAKAN SEMUA PERGURUAN TINGGI
PEMANGKU KEPENTINGAN INTERNAL (AIPT)

 Point (4)
Mekanisme yang terdokumentasi tentang penetapan biaya
pendidikan yang dibebankan pada mahasiswa berdasarkan
hasil analisis kebutuhan yang mengikutsertakan semua 1. Rapat dewan
pemangku kepentingan internal dosen
2. Rapat tingkat
 Point (3) fakultas dengan
Mekanisme yang terdokumentasi tentang penetapan biaya mempertimbangka
pendidikan yang dibebankan pada mahasiswa, tetapi tidak n rencana
berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang mengikutsertakan pengembangan
semua pemangku kepentingan internal fisik
3. Ditetapkan dalam
 Point (2) rapat fakultas,
Ada mekanisme tentang penetapan biaya pendidikan yang universitas dan
dibebankan pada mahasiswa, tetapi tidak terdokumentasi. yayasan

 Point (1)
Tidak ada mekanisme tentang penetapan biaya pendidikan
yang dibebankan pada mahasiswa.
6.1.3 KEBIJAKAN MENGENAI PEMBIAYAAN MAHASISWA YANG
BERPOTENSI SECARA AKADEMIK DAN KURANG MAMPU AKREDITASI INSTITUSI
SECARA EKONOMI, SERTA PERSENTASE MAHASISWA YANG PERGURUAN TINGGI
MENDAPATKAN KERINGANAN ATAU PEMBEBASAN BIAYA (AIPT)
PENDIDIKAN TERHADAP TOTAL MAHASISWA
 Point (4)
Kebijakan mengenai keringanan/ pembebasan biaya untuk mahasiswa
yang berpotensi secara akademik dan kurang mampu secara ekonomi
yang dilaksanakan dengan konsisten serta dapat dibuktikan dengan data
mahasiswa penerima keringanan biaya pendidikan atau dibebaskan
dalam jumlah yang memadai.

 Point (3)
Kebijakan mengenai keringanan/ pembebasan biaya untuk mahasiswa
yang berpotensi secara akademik dan kurang mampu secara ekonomi, Kebijakan berdasarkan
namun jumlah mahasiswa yang menerima kurang memadai. pada Peraturan Rektor
atau Peraturan
 Point (2)
Universitas
Kebijakan mengenai keringanan/ pembebasan biaya untuk mahasiswa
yang berpotensi secara akademik dan kurang mampu secara ekonomi,
namun kurang jelas pelaksanaannya/ tidak ada bukti yang sahih.

 Point (1)
Tidak ada kebijakan mengenai keringanan/ pembebasan biaya untuk
mahasiswa yang berpotensi secara akademik dan kurang mampu secara
ekonomi.
6.1.3 KEBIJAKAN MENGENAI PEMBIAYAAN MAHASISWA YANG
AKREDITASI
BERPOTENSI SECARA AKADEMIK DAN KURANG MAMPU
INSTITUSI
SECARA EKONOMI, SERTA PERSENTASE MAHASISWA YANG
PERGURUAN
MENDAPATKAN KERINGANAN ATAU PEMBEBASAN BIAYA
TINGGI (AIPT)
PENDIDIKAN TERHADAP TOTAL MAHASISWA

Jenis Beasiswa dan Jumlah Penerima Beasiswa


Jumlah Penerima Beasiswa
No Jenis Beasiswa
TS-2 TS-1 TS Total
1 UII Bebas SPP Mhs. Unggulan 71 74 81 226
2 UII Bebas SPP Mhs Teladan Juara I-III 3 3 3 9
3 UII Bebas SPP Tetap Setiap Jurusan 21 21 19 61
4 UII Beasiswa Khusus AK 108 119 133 360
5 UII A. Kahar Muzakir-Sardjito 75 96 72 243
6 UII Beasiswa Daerah Tertinggal 9 15 15 39
7 UII Pengurus Lembaga berprestasi 0 0 25 25
8 Beasiswa Toyota Astra 15 15 15 45
9 Beasiswa Supersemar 5 15 8 28
10 Beasiswa PPA 438 284 452 1.174
11 Beasiswa BBM 517 455 407 1.379
12 Beasiswa Bank Permata Syariah 20 20 20 60
13 Beasiswa Bank Rakyat Indonesia 25 25 25 75
14 Beasiswa BKLN 20 25 45 90
Total
1.318 1.152 1.305 3.775
6.1.4 PERSENTASE DANA PERGURUAN TINGGI YANG AKREDITASI INSTITUSI
BERASAL DARI MAHASISWA (SPP DAN DANA PERGURUAN TINGGI
LAINNYA) (AIPT)

 Point (4)
Jika PDMHS ≤ 33%,
maka skor = 4.

 Point (3), Point (2), dan Point (1)


Jika 33% < PDMHS ≤ 100%,
maka skor = [ 334 - (200 x PDMHS)] / 67. PDMHS = Persentase
dana perguruan tinggi
yang berasal dari
mahasiswa (SPP dan
dana lainnya)
6.1.5 PENGGUNAAN DANA UNTUK OPERASIONAL
AKREDITASI INSTITUSI
(PENDIDIKAN, PENELITIAN, PENGABDIAN PADA
PERGURUAN TINGGI
MASYARAKAT, TERMASUK GAJI DAN UPAH, DAN
(AIPT)
INVESTASI PRASARANA, SARAN, DAN SDM).

 Point (4)
Jika DOM ≥ Rp.18 juta,
maka skor = 4.

 Point (3), Point (2), dan Point (1)


Jika DOM < Rp.18 juta
maka skor = DOM / 4.5. Jumlah dana
operasional/
mahasiswa/tahun
(=DOM)
AKREDITASI
6.1.6 DANA PENELITIAN DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR. INSTITUSI
RATA-RATA DANA PENELITIAN/DOSEN TETAP/TAHUN PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Jika RPD ≥ 3 juta
maka skor = 4.

 Point (3), Point (2), dan Point (1)


Jika RPD < 3 juta,
maka skor = (4 x RPD) / 3.
RPD = Rata-rata
dana
penelitian/dosen
tetap/tahun
AKREDITASI
6.1.7 DANA YANG DIPEROLEH DALAM RANGKA
INSTITUSI
PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PERGURUAN
DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR. TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Jika RPKM ≥ 1,5 juta
maka skor = 4.

 Point (3), Point (2), dan Point (1)


Jika RPKM < 1,5 juta
maka skor = (8 x RPKM) / 3. RPKM = Rata-rata
dana
pelayanan/pengab
dian kepada
masyarakat /dosen
tetap/tahun.
6.1.8 SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PENDANAAN AKREDITASI
INTERNAL UNTUK PEMANFAATAN DANA YANG LEBIH INSTITUSI
EFEKTIF, TRANSPARAN DAN MEMENUHI ATURAN PERGURUAN
KEUANGAN YANG BERLAKU TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Sistem monitoring dan evaluasi pendanaan serta kinerja yang
akuntabel yang dilakukan secara berkala, hasilnya
didokumentasikan dan ditindaklanjuti.

 Point (3)
Sistem monitoring dan evaluasi pendanaan serta kinerja yang
akuntabel yang, dilakukan secara berkala, hasilnya
didokumentasikan, tetapi tidak ditindaklanjuti.

 Point (2)
Sistem monitoring dan evaluasi pendanaan serta kinerja yang
akuntabel yang, dilakukan secara berkala tetapi hasilnya tidak
didokumentasikan atau tidak ditindaklanjuti.

 Point (1)
Tidak ada sistem monitoring dan evaluasi pendanaan serta
kinerja.
6.1.8 SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PENDANAAN AKREDITASI
INTERNAL UNTUK PEMANFAATAN DANA YANG LEBIH INSTITUSI
EFEKTIF, TRANSPARAN DAN MEMENUHI ATURAN PERGURUAN
KEUANGAN YANG BERLAKU TINGGI (AIPT)

Impelemntasi

Evaluasi dan
Monitoring
tindak lanjut

Rapat laporan
Audit internal
hasil
(Yayasan)
pemeriksaan
6.1.9 LAPORAN AUDIT KEUANGAN OLEH AUDITOR AKREDITASI INSTITUSI
EKSTERNAL YANG TRANSPARAN DAN DAPAT PERGURUAN TINGGI
DIAKSES OLEH SEMUA PEMANGKU KEPENTINGAN (AIPT)

 Point (4)
Laporan audit keuangan yang dilakukan secara berkala oleh
auditor eksternal yang kompeten dan hasilnya dipublikasikan
serta ditindaklanjuti oleh perguruan tinggi
 Point (3)
Laporan audit keuangan yang dilakukan secara berkala oleh
auditor eksternal yang kompeten dan hasilnya dipublikasikan Diaudit oleh Kantor
tetapi tidak ditindaklanjuti oleh perguruan tinggi. Akuntan Publik (KAP)

 Point (2) Dipublikasikan di


Laporan audit keuangan yang dilakukan secara berkala oleh koran, majalah
auditor eksternal yang kompeten tetapi hasilnya tidak kampus atau media
dipublikasikan dan tidak ditindaklanjuti oleh perguruan tinggi. elektronik (website).

 Point (1)
Laporan audit keuangan tidak dilakukan oleh auditor eksternal
secara berkala.
6.2.1 SISTEM PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA BERUPA
KEBIJAKAN, PERATURAN, DAN PEDOMAN/PANDUAN UNTUK AKREDITASI INSTITUSI
ASPEK: PENGEMBANGAN DAN PENCATATAN, PENETAPAN PERGURUAN TINGGI
PENGGUNAAN, KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENGGUNAAN, (AIPT)
PEMELIHARAAN/PERBAIKAN/KEBERSIHAN

 Point (4)
Dokumen pengelolaan prasarana dan sarana yang berisi
kebijakan, peraturan, dan pedoman/panduan untuk semua
aspek berikut.
(1) Pengembangan dan pencatatan Pengelolaan prasarana
(2) Penetapan penggunaan dan sarana harus jelas.
(3) Keamanan dan keselamatan penggunaan
(4) Pemeliharaan/ perbaikan/kebersihan Yayasan mengelola ?
yang diimplementasian
Universitas mengelola?
 Point (3)
Dokumen pengelolaan prasarana dan sarana yang berisi
Fakultas mengelola ?
kebijakan, peraturan, dan pedoman/panduan untuk dua
sampai tiga aspek berikut.
(1) Pengembangan dan pencatatan
(2) Penetapan penggunaan
(3) Keamanan dan keselamatan penggunaan
(4) Pemeliharaan/ perbaikan/kebersihan
yang diimplementa-sikan
6.2.1 SISTEM PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA BERUPA
KEBIJAKAN, PERATURAN, DAN PEDOMAN/PANDUAN UNTUK AKREDITASI INSTITUSI
ASPEK: PENGEMBANGAN DAN PENCATATAN, PENETAPAN PERGURUAN TINGGI
PENGGUNAAN, KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENGGUNAAN, (AIPT)
PEMELIHARAAN/PERBAIKAN/KEBERSIHAN

 Point (2)
Dokumen pengelolaan prasarana dan sarana yang berisi
kebijakan, peraturan, dan pedoman/panduan untuk satu
aspek berikut.
(1) Pengembangan dan pencatatan
(2) Penetapan penggunaan Pengelolaan prasarana
(3) Keamanan dan keselamatan penggunaan dan sarana harus jelas.
(4) Pemeliharaan/ perbaikan/kebersihan
yang diimplementasi-kan Yayasan mengelola ?

 Point (1)
Universitas mengelola?
Tidak ada dokumen pengelolaan prasarana dan sarana yang
berisi kebijakan, peraturan, dan pedoman/panduan.
Fakultas mengelola ?
AKREDITASI
INSTITUSI
6.2.2 KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN LAHAN PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Kepemilikan dan penggunaan lahan:
(1) Lahan milik sendiri
(2) Luas lahan > 5000m2
(3) Lahan digunakan untuk kegiatan kependidikan

 Point (3)
Kepemilikan dan penggunaan lahan:
(1) Lahan milik sendiri atau sewa/pinjaman/kerjasama (minimal
20 tahun diikat dengan perjanjian formal)
(2) Luas lahan lahan > 5000m2
(3) Lahan digunakan untuk kegiatan kependidikan
AKREDITASI
INSTITUSI
6.2.2 KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN LAHAN PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Kepemilikan dan penggunaan lahan:
(1) Lahan milik sendiri atau sewa/pinjaman/kerjasama (minimal
20 tahun diikat dengan perjanjian formal)
(2) Luas lahan + 5000m2
(3) Lahan digunakan untuk kegiatan kependidikan

 Point (1)
Kepemilikan dan penggunaan lahan:
(1) Lahan milik sendiri atau sewa/pinjaman/kerjasama (minimal
20 tahun diikat dengan perjanjian formal)
(2) Luas lahan < 5000m2
(3) Lahan digunakan untuk kegiatan kependidikan
AKREDITASI
6.2.3 KECUKUPAN DAN MUTU PRASARANA YANG DIKELOLA
INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI, UNTUK KEGIATAN AKADEMIK PERGURUAN
DAN NON-AKADEMIK TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Prasarana sangat lengkap, dibuktikan dengan tersedianya
fasilitas kegiatan akademik dan non-akademik yang sangat
memadai.

 Point (3)
Prasarana lengkap, dibuktikan dengan tersedianya fasilitas
kegiatan akademik yang memadai, namun fasilitas untuk
kegiatan non-akademik kurang memadai

 Point (2)
Prasarana hanya cukup untuk mendukung kegiatan akademik.

 Point (1)
Prasarana sangat kurang.
AKREDITASI INSTITUSI
6.2.4 RENCANA PENGEMBANGAN PRASARANA PERGURUAN TINGGI
(AIPT)

 Point (4)
Rencana pengembangan prasarana sangat baik dan
didukung oleh dana yang memadai

 Point (3)
Rencana pengembangan prasarana baik dan didukung oleh
dana yang memadai
• Master plan fisik
 Point (2) • Penambahan Fasilitas
dalam tiga tahun
Rencana pengembangan prasarana baik tetapi kurang
terakhir
didukung oleh dana yang memadai
• Jumlah dana dan
Sumber Pendanaan.
 Point (1)
Rencana pengembangan prasarana tidak baik dan tidak
didukung oleh dana yang memadai
AKREDITASI
INSTITUSI
6.2.4 RENCANA PENGEMBANGAN PRASARANA PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

Investasi Rencana Investasi Prasarana dalam


Prasarana Lima Tahun Mendatang
No. Jenis Prasarana Tambahan Selama Tiga
Tahun Terakhir Nilai Investasi Sumber Dana
(Juta Rupiah) (Juta Rupiah)

1 Fasilitas Akademik Fakultas Rp YBW


2 Fasilitas Pendukung Rp YBW
3 Perpustakaan Rp YBW
4 Student Centre Rp YBW
5 Pusat Studi Rp YBW
6 Gedung Kuliah Umum Rp YBW
7 Bulevard Kampus Rp YBW
8 Masjid dan Auditorium "KH. Kahar Mudzakkir" Rp YBW
9 Kemahasiswaan Rp YBW
10 Klaster Akademik: Agama dan Kemanusiaan Rp YBW
11 Klaster Akademik: Alam dan Ilmu Hayati Rp YBW
12 Campus Life Facility / Fasilitas Kehidupan Kampus Rp YBW
13 Manajemen Fasilitas Kampus Rp YBW
14 Ruang Terbuk Hijau (RTH) dan Ruang Publik Rp YBW
15 Fasilitas Parkir dan Transportasi Rp YBW
16 Rumah Sakit Pendidikan Rp YBW
TOTAL Rp Rp
6.2.5 KECUKUPAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN, AKREDITASI INSTITUSI
AKSESIBILITAS TERMASUK KETERSEDIAAN DAN PERGURUAN TINGGI
KEMUDAHAN AKSES E-LIBRARY (AIPT)

 Untuk setiap bahan pustaka berikut.


A. Buku teks
B. Jurnal internasional
C. Jurnal nasional terakreditasi
D. Prosiding
• Jumlah judul dan rencana
penambahan
Diberi skor dengan aturan: • Jurnal internasional yang
4 jika sangat memadai dilanggan DIKTI.
3 jika memadai • DOAJ, Global Ethics,
PubMed, Highwire, e-
2 jika cukup
Resources, Copernicus
1 jika kurang Office (Gratis).
0 jika sangat kurang

Skor akhir = (4 Skor A + 3 Skor B + 2 Skor C + 1 Skor D) / 10.


6.2.6 AKSESIBILITAS DAN PEMANFAATAN BAHAN PUSTAKA,
MENCAKUP WAKTU LAYANAN, MUTU LAYANAN (KEMUDAHAN AKREDITASI INSTITUSI
MENCARI BAHAN PUSTAKA, KELELUASAAN MEMINJAM, BANTUAN PERGURUAN TINGGI
MENCARIKAN BAHAN PUSTAKA DARI PERPUSTAKAAN LAIN), (AIPT)
DAN KETERSEDIAAN LAYANAN E-LIBRARY

 Point (4) BU1


Perpustakaan dikelola dengan
(1) waktu layanan
(2) mutu layanan
(3) ketersediaan layanan e-library • Melayani pemustaka
yang memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik dan dengan waktu yang
dikunjungi oleh > 30% mahasiswa dan dosen memadai.
• Mutu layanan : jumlah
 Point (3) pegawai, penelusuran
Perpustakaan dikelola dengan dua dari tiga aspek: secara online,
(1) waktu layanan peminjaman mandiri,
(2) mutu layanan bookdrop.
(3) ketersediaan layanan e-library • Survey kepuasan
yang memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik dan pemustaka
dikunjungi oleh 20%-30% mahasiswa dan dosen
Slide 22

BU1 BP UII, 7/31/2013


6.2.6 AKSESIBILITAS DAN PEMANFAATAN BAHAN PUSTAKA,
MENCAKUP WAKTU LAYANAN, MUTU LAYANAN (KEMUDAHAN AKREDITASI INSTITUSI
MENCARI BAHAN PUSTAKA, KELELUASAAN MEMINJAM, BANTUAN PERGURUAN TINGGI
MENCARIKAN BAHAN PUSTAKA DARI PERPUSTAKAAN LAIN), (AIPT)
DAN KETERSEDIAAN LAYANAN E-LIBRARY

 Point (2) BU2


Perpustakaan dikelola dengan satu dari tiga aspek:
(1) waktu layanan
(2) mutu layanan
(3) ketersediaan layanan e-library
yang memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik dan • Melayani pemustaka
dikunjungi oleh <20% mahasiswa dan dosen dengan waktu yang
memadai.
 Point (1) • Mutu layanan : jumlah
pegawai, penelusuran
Pelayanan perpustakaan kurang baik.
secara online,
peminjaman mandiri,
bookdrop.
• Survey kepuasan
pemustaka
Slide 23

BU2 BP UII, 7/31/2013


6.2.7 PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA PEMBELAJARAN
AKREDITASI
TERPUSAT UNTUK MENDUKUNG INTERAKSI AKADEMIK
INSTITUSI
ANTARA MAHASISWA, DOSEN, PAKAR, DAN NARA SUMBER
PERGURUAN
LAINNYA DALAM KEGIATAN-KEGIATAN PEMBELAJARAN DAN
TINGGI (AIPT)
AKSESIBILITASNYA
 Point (4)
Prasarana dan sarana pembelajaran (antara lain perpustakaan
dan laboratorium) yang terpusat dan lengkap serta mudah
diakses sivitas akademika

 Point (3) Auditorium


Prasarana dan sarana pembelajaran (antara lain perpustakaan
dan laboratorium) yang terpusat dan agak lengkap serta mudah Perpustakaan
diakses sivitas akademika terpadu.

Student Internet
 Point (2) Service
Prasarana dan sarana pembelajaran (antara lain perpustakaan
dan laboratorium) yang terpusat tetapi tidak lengkap serta Laboratorium
mudah diakses sivitas akademika terpadu

 Point (1)
Tidak ada prasarana dan sarana pembelajaran terpusat.
AKREDITASI
6.3.1 SISTEM INFORMASI DAN FASILITAS YANG DIGUNAKAN
INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN PERGURUAN
(HARDWARE, SOFTWARE, E-LEARNING, E-LIBRARY) TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan perguruan tinggi
dalam proses pembelajaran, meliputi semua fasilitas berikut.
(1) komputer yang terhubung dengan jaringan luas/internet,
(2) software yang berlisensi dengan jumlah yang memadai.
(3) fasilitas e-learning yang digunakan secara baik,
(4) akses on-line ke koleksi perpustakaan.

 Point (3)
Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan perguruan tinggi
dalam proses pembelajaran, meliputi dua sampai tiga dari empat
fasilitas:
(1) komputer yang terhubung dengan jaringan luas/internet,
(2) software yang berlisensi dengan jumlah yang memadai.
(3) fasilitas e-learning yang digunakan secara baik,
(4) akses on-line ke koleksi perpustakaan.
AKREDITASI
6.3.1 SISTEM INFORMASI DAN FASILITAS YANG DIGUNAKAN
INSTITUSI
PERGURUAN TINGGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN PERGURUAN
(HARDWARE, SOFTWARE, E-LEARNING, E-LIBRARY) TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan perguruan tinggi
dalam proses pembelajaran, meliputi satu dari empat fasilitas
berikut.
(1) komputer yang terhubung dengan jaringan luas/internet,
(2) software yang berlisensi dengan jumlah yang memadai.
(3) fasilitas e-learning yang digunakan secara baik,
(4) akses on-line ke koleksi perpustakaan.

 Point (1)
Tidak ada sistem informasi dan fasilitas yang digunakan
perguruan tinggi dalam proses pembelajaran,
6.3.2 SISTEM INFORMASI DAN FASILITAS YANG AKREDITASI INSTITUSI
DIGUNAKAN PERGURUAN TINGGI DALAM PERGURUAN TINGGI
ADMINISTRASI (AKADEMIK DAN UMUM) (AIPT)

 Point (4)
Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan perguruan
tinggi dalam administrasi yang meliputi semua fasilitas
berikut.
(1) Komputer yang terhubung dengan jaringan luas/internet
(2) Software basis data yang memadai.
(3) Akses terhadap data yang relevan sangat cepat. • SIM akademik
• SIM perpustakaan
 Point (3)
• SIMSDM
Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan perguruan
• SIM keuangan
tinggi dalam administrasi yang meliputi dua dari tiga fasilitas
berikut. • SIM Mahasiswa dan
alumni.
(1) Komputer yang terhubung dengan jaringan luas/internet
(2) Software basis data yang memadai.
(3) Akses terhadap data yang relevan sangat cepat.
6.3.2 SISTEM INFORMASI DAN FASILITAS YANG AKREDITASI INSTITUSI
DIGUNAKAN PERGURUAN TINGGI DALAM PERGURUAN TINGGI
ADMINISTRASI (AKADEMIK DAN UMUM) (AIPT)

 Point (2)
Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan perguruan
tinggi dalam administrasi yang meliputi satu dari tiga fasilitas
berikut.
(1) Komputer yang terhubung dengan jaringan luas/internet
(2) Software basis data yang memadai.
(3) Akses terhadap data yang relevan sangat cepat. • SIM akademik
• SIM perpustakaan
 Point (1)
• SIMSDM
Perguruan tinggi menggunakan sistem informasi administrasi
• SIM keuangan
manual
• SIM Mahasiswa dan
alumni.
6.3.3 SISTEM INFORMASI UNTUK PENGELOLAAN AKREDITASI INSTITUSI
PRASARANA DAN SARANA YANG TRANSPARAN, PERGURUAN TINGGI
AKURAT DAN CEPAT (AIPT)

 Point (4)
Sistem informasi untuk pengelolaan prasarana dan sarana
yang transparan, akurat dan cepat.

 Point (3)
Sistem informasi untuk pengelolaan prasarana dan sarana
yang akurat, cepat, tetapi kurang transparan.

 Point (2) • SIM Inventaris


Sistem informasi untuk pengelolaan prasarana yang • SIM pengelolaan
kurang transparan, akurat dan cepat. prasarana dan sarana

 Point (1)
Sistem informasi untuk pengelolaan prasarana dan sarana
tidak transparan, akurat dan cepat.
6.3.4 SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN AKREDITASI INSTITUSI
(DECISION SUPPORT SYSTEM) YANG LENGKAP, PERGURUAN TINGGI
EFEKTIF, DAN OBYEKTIF (AIPT)

 Point (4)
Sistem pendukung pengambilan keputusan yang lengkap,
efektif, dan obyektif.

 Point (3)
Sistem pendukung pengambilan keputusan yang memiliki dua
dari tiga unsur berikut. SIM pengambilan
(1) Lengkap keputusan :
(2) Efektif • Level operasional yang
(3) Obyektif. sifatnya monitoring.
• level strategis untuk
 Point (2) pengembangan jangka
Sistem pendukung pengambilan keputusan yang memiliki satu pendek dan jangka
dari tiga unsur berikut. panjang
(1) Lengkap
(2) Efektif
(3) Obyektif.

 Point (1)
Tidak ada sistem pendukung pengambilan keputusan.
AKREDITASI
6.3.5 MANFAAT SISTEM INFORMASI UNTUK MAHASISWA
INSTITUSI
DAN DOSEN SERTA AKSES TERHADAP SUMBER PERGURUAN
INFORMASI TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Sistem informasi yang dikembangkan minimal meliputi:
(1) Website institusi
(2) Fasilitas internet
(3) Jaringan lokal
(4) Jaringan nirkabel
telah dimanfaatkan untuk komunikasi internal dan eksternal kampus
serta memberikan kemudahan akses terhadap sumber informasi

 Point (3)
Sistem informasi yang dikembangkan meliputi dua sampai tiga dari
empat komponen:
(1) Website institusi
(2) Fasilitas internet
(3) Jaringan lokal
(4) Jaringan nirkabel
telah dimanfaatkan untuk komunikasi internal dan eksternal kampus
serta memberikan kemudahan akses terhadap sumber informasi
AKREDITASI
6.3.5 MANFAAT SISTEM INFORMASI UNTUK MAHASISWA
INSTITUSI
DAN DOSEN SERTA AKSES TERHADAP SUMBER PERGURUAN
INFORMASI TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Sistem informasi yang dikembangkan satu dari empat komponen:
(1) Website institusi
(2) Fasilitas internet
(3) Jaringan lokal
(4) Jaringan nirkabel
telah dimanfaatkan untuk komunikasi internal dan eksternal
kampus serta memberikan kemudahan akses terhadap sumber
informasi

 Point (1)
Tidak ada sistem informasi yang dikembangkan dan
dimanfaatkan.
AKREDITASI
6.3.6 PERGURUAN TINGGI MEMILIKI KAPASITAS INTERNET
INSTITUSI
DENGAN RASIO BANDWIDTH PER MAHASISWA YANG PERGURUAN
MEMADAI. TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Jika KBPM ≥ 0.75
maka skor = 4.

 Point (3), Point (2), dan Point (1)


Jika KBPM < 0.75
maka skor = (16 x KBPM) / 3.
KBPM = Kapasitas
bandwidth (dalam
Kbps per
mahasiswa)
AKREDITASI
INSTITUSI
6.3.7 AKSESIBILITAS DATA DALAM SISTEM INFORMASI PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Keterangan
NA = Banyaknya jenis data yang hanya dapat diakses secara
manual.
NB = Banyaknya jenis data yang maksimum dapat diakses dengan
komputer tanpa jaringan.
NC = Banyaknya jenis data yang maksimum dapat diakses dengan
komputer yang terhubung jaringan lokal (intranet).
ND = Banyaknya jenis data yang maksimum dapat diakses dengan
komputer yang terhubung jaringan luas (internet).

Skor akhir = (NA + 2 x NB + 3 x NC + 4 x ND) / 13.


AKREDITASI
INSTITUSI
6.3.7 AKSESIBILITAS DATA DALAM SISTEM INFORMASI PERGURUAN
TINGGI (AIPT)
Sistem Pengelolaan Data
Dengan Dengan
Dengan
Komputer Komputer
No. Jenis Data Secara Komputer
Jaringan Jaringan
Manual Tanpa
Lokal Luas
Jaringan
(Intranet) (Internet)

1 Mahasiswa √
2 Pembayaran SPP √
3 Kartu Rencana Studi (KRS) √
4 Jadwal mata kuliah √
5 Nilai mata kuliah √
6 Transkrip akademik √
7 Lulusan √
8 Tenaga pendidik √
9 Tenaga kependidikan √
10 Tenaga pendukung lainnya √
11 Keuangan √
12 Inventaris √
13 Perpustakaan √
Jumlah tanda √ NA= NB= NC = ND = 13
AKREDITASI
6.3.8 BLUE PRINT PENGEMBANGAN, PENGELOLAAN, DAN INSTITUSI
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI YANG LENGKAP PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Blue print pengembangan, pengelolaan, dan pemanfaatan sistem
informasi, yang mencakup:
(1) prasarana dan sarana yang mencukupi
(2) unit pengelola di tingkat institusi
(3) sistem aliran data dan otorisasi akses data,
(4) sistem disaster recovery.

 Point (3)
Blue print pengembangan, pengelolaan, dan pemanfaatan sistem
informasi, yang mencakup:
(1) prasarana dan sarana yang mencukupi
(2) unit pengelola di tingkat institusi
(3) sistem aliran data dan otorisasi akses data,
tetapi tidak memilki sistem disaster recovery.
AKREDITASI
6.3.8 BLUE PRINT PENGEMBANGAN, PENGELOLAAN, DAN INSTITUSI
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI YANG LENGKAP PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (2)
Blue print pengembangan, pengelolaan, dan pemanfaatan sistem
informasi, yang mencakup:
(1) prasarana dan sarana yang mencukupi
(2) unit pengelola di tingkat institusi
tetapi tidak memiliki sistem aliran data dan otorisasi akses data,
dan sistem disaster recovery.

 Point (1)
Tidak memiliki blue print sistem informasi pengembangan,
pengelolaan,dan pemanfaatan sistem informasi.
KRITERIA PENILAIAN AIPT

<< STANDAR 7 >>


7.1.1 PEMILIKAN PEDOMAN PENGELOLAAN PENELITIAN AKREDITASI INSTITUSI
YANG LENGKAP, DAN DIKEMBANGKAN SERTA PERGURUAN TINGGI
DIPUBLIKASIKAN OLEH INSTITUSI (AIPT)

 Point (4)
Dokumen pedoman pengelolaan penelitian yang dikembangkan dan
dipublikasikan oleh institusi, mencakup aspek-aspek:
(1) Kebijakan dasar penelitian yang meliputi antara lain: arah dan fokus,
jenis dan rekam jejak penelitian unggulan, pola kerja sama dengan pihak
luar, pendanaan, sistem kompetisi,
(2) Penanganan plagiasi, paten dan hak atas kekayaan intektual
(3) Rencana dan pelaksanaan penelitian yang mencakup agenda tahunan, • Lembaga penelitian
(4) Peraturan pengusulan proposal penelitian dan pelaksanaannya dan struktur
yang terdokumentasi dengan baik serta mudah diakses oleh semua pihak. organisasi
• Rencana Induk
 Point (3)
Penelitian
Dokumen pedoman pengelolaan penelitian yang dikembangkan dan
• Buku pedoman
dipublikasikan oleh institusi, mencakup 3 dari aspek-aspek:
(1) Kebijakan dasar penelitian yang meliputi antara lain: arah dan fokus, penelitian
jenis dan rekam jejak penelitian unggulan, pola kerja sama dengan pihak
luar, pendanaan, sistem kompetisi,
(2) Penanganan plagiasi, paten dan hak atas kekayaan intektual
(3) Rencana dan pelaksanaan penelitian yang mencakup agenda tahunan,
(4) Peraturan pengusulan proposal penelitian dan pelaksanaannya
yang terdokumentasi dengan baik serta mudah diakses oleh semua pihak.
7.1.1 PEMILIKAN PEDOMAN PENGELOLAAN PENELITIAN AKREDITASI INSTITUSI
YANG LENGKAP, DAN DIKEMBANGKAN SERTA PERGURUAN TINGGI
DIPUBLIKASIKAN OLEH INSTITUSI (AIPT)

 Point (2)
Dokumen pedoman pengelolaan penelitian yang
dikembangkan dan dipublikasikan oleh institusi, mencakup 1
sampai 2 dari aspek-aspek:
(1) Kebijakan dasar penelitian yang meliputi antara lain: arah
dan fokus, jenis dan rekam jejak penelitian unggulan, pola
kerja sama dengan pihak luar, pendanaan, sistem kompetisi, • Lembaga penelitian
(2) Penanganan plagiasi, paten dan hak atas kekayaan dan struktur
intektual organisasi
(3) Rencana dan pelaksanaan penelitian yang mencakup • Rencana Induk
agenda tahunan, Penelitian
(4) Peraturan pengusulan proposal penelitian dan • Buku pedoman
pelaksanaannya penelitian
yang terdokumentasi dengan baik serta mudah diakses oleh
oleh semua pihak.

 Point (1)
Tidak ada pedoman pengelolaan penelitian.
AKREDITASI INSTITUSI
7.1.2 JUMLAH PENELITIAN DOSEN TETAP SELAMA TIGA
PERGURUAN TINGGI
TAHUN TERAKHIR (AIPT)

 Penilaian dilakukan dengan penghitungan berikut:


NK = Nilai kasar =
4xna + 2xnb + nc
Keterangan:
f na = N5=Jumlah penelitian
dengan biaya luar negeri
 Point (4)
nb = N3+N4=Jumlah
Jika NK ≥ 2 penelitian dengan biaya
maka skor = 4. luar

nc = N1+N2=Jumlah
 Point (3), Point (2), dan Point (1) penelitian dengan biaya
Jika 0 < NK < 2 dari PT atau dosen
maka skor = 1 + (1.5 x NK)
f = Jumlah dosen tetap
perguruan tinggi
 Jika NK = 0,
maka skor = 0.
AKREDITASI INSTITUSI
7.1.3 JUMLAH ARTIKEL ILMIAH YANG DIHASILKAN OLEH
PERGURUAN TINGGI
DOSEN TETAP DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR (AIPT)

 Perhitungan:
NK = Nilai kasar =
Keterangan:
Na + 2xNb
f = Jumlah dosen tetap
f PT

 Point (4) Na = A1 + B1 + C1 + D1
Jika NK ≥ 1
maka skor = 4. Nb = A2 + B2 + C2 + D2

A1 + B1 + C1 + D1 =
 Point (3), Point (2), dan Point (1)
Nasional
Jika NK < 1
maka skor = 4 x NK. A2 + B2 + C2 + D2 =
Internasional
AKREDITASI
7.1.4 BANYAKNYA ARTIKEL YANG TERCATAT DALAM INSTITUSI
LEMBAGA SITASI PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 NK =(NA/f) x 1000
dimana:
NA = Banyaknya artikel ilmiah karya dosen tetap dalam tiga
tahun terakhir yang disitasi
f = Banyaknya dosen tetap perguruan tinggi.

 Point (4)
Jika NK ≥ 25
• Bisa dilacak di
maka skor = 4. Scopus

 Point (3), Point (2), dan Point (1)


 Jika NK < 25
maka skor = 2 + 0.8 x NK.

 (Tidak ada skor kurang dari dua)


7.1.5 KARYA DOSEN DAN ATAU MAHASISWA YANG BERUPA AKREDITASI
PATEN/HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL INSTITUSI
(HAKI)/KARYA YANG MENDAPATKAN PENGHARGAAN PERGURUAN TINGGI
TINGKAT NASIONAL/INTERNASIONAL (AIPT)

 NK = (4 x Na + Nb + 2 x Nc) / NPS

 Point (4)
Jika NK ≥ 8 Na = Jumlah karya yang
maka skor 4. memperoleh paten

 Point (3), Point (2), dan Point (1) Nb = Jumlah karya yang
Jika NK < 8 memperoleh HaKI
maka skor = 2 + (NK / 4).
Nc = Jumlah karya yang
memperoleh penghargaan
 (Tidak ada skor kurang dari dua) dari lembaga nasional atau
internasional.

NPS = Jumlah program studi


AKREDITASI INSTITUSI
7.1.6 KEBIJAKAN DAN UPAYA PERGURUAN TINGGI DALAM
PERGURUAN TINGGI
MENJAMIN KEBERLANJUTAN PENELITIAN (AIPT)

PT mewajibkan dan mengupayakan semua unit memenuhi aspek


berikut:
• Memiliki agenda penelitian jangka panjang.
• Tersedianya SDM, prasarana dan sarana yang memungkinkan
terlaksananya penelitian secara berkelanjutan.
• Mengembangkan dan membina jejaring penelitian.
• Menyediakan atau mencari berbagai sumber dana penelitian • Rencana induk
seperti hibah penelitian nasional maupun internasional. penelitian
• SDM yang handal
 Point (4) dan cukup
Kebijakan dan upaya untuk ke-empat aspek. • Laboratorium
• Kerjasama
 Point (3)
penelitian
Kebijakan dan upaya untuk tiga dari empat aspek.
• Jumlah hibah yang
 Point (2)
didapat.
Kebijakan dan upaya untuk satu atau dua dari empat aspek.

 Point (1)
Tidak ada kebijakan dan upaya.
7.2.1 PEMILIKAN PEDOMAN PENGELOLAAN AKREDITASI
PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUSI
YANG LENGKAP, DAN DIKEMBANGKAN SERTA PERGURUAN
DIPUBLIKASIKAN OLEH INSTITUSI TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Dokumen pedoman pengelolaan pelayanan/pengabdian kepada
masyarakat yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh institusi,
mencakup semua aspek.

 Point (3)
Dokumen pedoman pengelolaan pelayanan/pengabdian kepada
masyarakat yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh institusi,
mencakup tiga dari empat aspek.

 Point (2)
Dokumen pedoman pengelolaan pelayanan/pengabdian kepada
masyarakat yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh institusi,
mencakup satu atau dua dari empat aspek.

 Point (1)
Tidak ditemukan adanya pedoman pengelolaan pelayanan/
pengabdian kepada masyarakat.
7.2.2 JUMLAH KEGIATAN PKM DOSEN TETAP AKREDITASI INSTITUSI
SELAMA TIGA TAHUN TERAKHIR PERGURUAN TINGGI (AIPT)

 NK = Nilai kasar =
4xna + 2xnb + nc
f
Keterangan:
 Point (4) na = N5=Jumlah PkM dengan
biaya luar negeri
Jika NK ≥ 1
maka skor = 4. nb = N3+N4=Jumlah PkM
dengan biaya luar
 Point (3), Point (2), dan Point (1)
nc = N1+N2=Jumlah PkM
Jika 0 < NK < 1 dengan biaya dari PT atau
maka skor = 1 + (3 x NK) dosen

 Jika NK = 0, f = Jumlah dosen tetap


perguruan tinggi
maka skor = 0.
AKREDITASI
7.2.3 KEBIJAKAN DAN UPAYA PERGURUAN TINGGI DALAM INSTITUSI
MENJAMIN KEBERLANJUTAN KEGIATAN PKM PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

PT mewajibkan dan mengupayakan semua unit memenuhi aspek


berikut:
• Memiliki agenda PkM jangka panjang.
• Tersedianya SDM, prasarana dan sarana yang memungkinkan
terlaksananya PkM secara berkelanjutan.
• Mengembangkan dan membina jejaring PkM.
• Mencari berbagai sumber dana PkM.

 Point (4)
Kebijakan dan upaya untuk ke-empat aspek.

 Point (3)
Kebijakan dan upaya untuk tiga dari empat aspek

 Point (2)
Kebijakan dan upaya untuk satu atau dua dari empat aspek.

 Point (1)
Tidak ada kebijakan dan upaya.
7.3.1 KEBIJAKAN, PENGELOLAAN, DAN MONEV OLEH PERGURUAN TINGGI AKREDITASI
DALAM KEGIATAN KERJASAMA UNTUK MENJAMIN EMPAT ASPEK:
INSTITUSI
MUTU KEGIATAN KERJASAMA, RELEVANSI KEGIATAN KERJASAMA,
PRODUKTIVITAS KEGIATAN KERJASAMA, KEBERLANJUTAN KEGIATAN
PERGURUAN
KERJASAMA TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Kebijakan yang sangat jelas dan upaya (pengelolaan dan monev)
yang efektif untuk menjamin mutu, relevansi, produktivitas dan
keberlanjutan kegiatan kerjasama.

 Point (3)
Kebijakan yang jelas, namun upayanya kurang efektif untuk
menjamin mutu, relevansi, produktivitas dan keberlanjutan
kegiatan kerjasama

 Point (2)
Kebijakan namun kurang jelas untuk menjamin mutu, relevansi,
produktivitas dan keberlanjutan kegiatan kerjasama.

 Point (1)
Tidak ada kebijakan tentang kegiatan kerjasama.
AKREDITASI
7.3.2 KEGIATAN KERJASAMA DENGAN INSTANSI DI DALAM INSTITUSI
NEGERI DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Kerjasama dengan institusi di dalam negeri, sangat banyak
dalam jumlah. Semuanya relevan dengan bidang keahlian yang
ada di PT.

 Point (3)
Kerjasama dengan institusi di dalam negeri, banyak dalam
jumlah. Sebagian besar relevan dengan bidang keahlian PS

 Point (2)
Kerjasama dengan institusi di dalam negeri, cukup dalam jumlah.
Sebagian besar relevan dengan bidang keahlian PS.

 Point (1)
Sangat sedikit kerjasama dengan lembaga di dalam negeri.
AKREDITASI
7.3.3 KEGIATAN KERJASAMA DENGAN INSTANSI DI LUAR INSTITUSI
NEGERI DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Kerjasama dengan institusi di luar negeri, banyak dalam jumlah.
Semuanya relevan dengan bidang keahlian yang ada di PT.

 Point (3)
Kerjasama dengan institusi di luar negeri, cukup dalam jumlah.
Sebagian besar relevan dengan bidang keahlian PS.

 Point (2)
Kerjasama dengan institusi di luar negeri, kurang dalam jumlah.
Sebagian besar relevan dengan bidang keahlian PS.

 Point (1)
Sangat sedikit kerjasama dengan lembaga di luar negeri.
AKREDITASI
7.3.4 MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN DAN INSTITUSI
HASIL KERJA SAMA SECARA BERKALA PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Dokumen rancangan, proses, dan hasil monitoring dan evaluasi
kerjasama secara berkala selama kerja sama berlangsung, yang
dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.

 Point (3)
Dokumen rancangan, proses, dan hasil monitoring dan evaluasi
kerjasama secara berkala selama kerja sama berlangsung, yang
hanya dapat diakses oleh pemangku kepentingan internal.

 Point (2)
Dokumen rancangan, proses, dan hasil monitoring dan evaluasi
kerjasama secara berkala selama kerja sama berlangsung, yang
hanya dapat diakses oleh pimpinan perguruan tinggi.

 Point (1)
Tidak ditemukan bukti tentang pelaksanaan dan hasil monitoring
kerjasama perguruan tinggi dengan fihak lain.
AKREDITASI
INSTITUSI
7.3.5 MANFAAT DAN KEPUASAN MITRA KERJA SAMA. PERGURUAN
TINGGI (AIPT)

 Point (4)
Manfaat dan kepuasan hasil kerjasama dirasakan sebagai bahan
untuk meningkatkan mutu program, dan pengembangan lembaga,
serta keberlanjutan kerja sama pada kedua mitra yang
bersangkutan.

 Point (3)
Manfaat dan kepuasan hasil kerjasama dirasakan sebagai bahan
untuk meningkatkan mutu program, dan pengembangan lembaga
pada kedua mitra yang bersangkutan.

 Point (2)
Manfaat dan kepuasan hasil kerjasama dirasakan sebagai bahan
untuk meningkatkan mutu program, pada alah satu mitra yang
bersangkutan.

 Point (1)
Manfaat dan kepuasan hasil kerjasama dirasakan sebagai bahan
untuk meningkatkan mutu program, pada alah satu mitra yang
bersangkutan.

Vous aimerez peut-être aussi