Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Aborsi
Aborsi (abortion) berasal dari bahasa latin yaitu abortion adalah pengeluaran hasil
konsepsi dari uterus secara premature pada usia 24 minggu dimana janin tersebut belum dapat
hidup diluar kandungan. (Kusmaryanto, 2005)
Aborsi adalah tindakan untuk mengakhiri masa kehamilan yang tidak dikehendaki
dimana setelah tertanamnya sel telur atau ovum yang telah dibuahi didalam rahim atau uretus
sebelum janin berusia 20 minggu.(soetjiningsih, 2003)
Macam-macam aborsi.
(Menurut Kusmaryanto, 2005) dalam ilmu kedokteran istilah yang digunakan untuk
membedakan aborsi, antara lain :
a. Aborsi Langsung.
Suatu tindakan aborsi secara medis yang tujuannya langsung kearah pembunuhan janin
yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami.
Suatu tindakan menguggrkan kandungan dengan sengaja untuk membunuh janin yang
tidak diinginkan akibat tindakan pelecehan atau akibat lain.
c. Aborsi Tergupetik.
Aborsi yang dilakukan untuk menyelamatkan hidup ibu, aborsi ini dilakukan sesudah
dilakukan hasil pemeriksaan dan mendapat persetuuan dari dokter.
Aborsi yang dilakukan untuk membunuh janin yang ada di kandungan secara tidak
langsung.
e. Aborsi Eugik
1. Resiko Fisik.
Kehamilan pada usia dini dapat menimbulkan masalah kesulitan dalam persalinan seperti
pendarahan bahkan sampai pada kematian.
Adanya kemungkinan pihak perempuan menjadi seorang ibu tunggal karena pasangan
tidak mau menikahi atau tidak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya.
3. Resiko Sosial
Salah satu resiko social adalah berhentinya atau putusnya sekolah atas kemauan diri
sendiri karena merasa malu. Kemungkinan lain dikeluarkan dari sekolah karena hingga saat ini
masih banyak sekolah yang tidak menoleransi siswi yang hamil. Resiko social yang lain yaitu
menjadi objek pembicaraan, kehilangan masa remaja dan mendapatkan padangan buruk karena
melahirkan diluar nikah.
a. Resiko Fisik.
Pendaranan dan komplikasi alain yang merupakan salah satu resiko aborsi. Aborsi yang
berulang selain dapat mengakibatkan komplikasi juga bias menyebabkan kemandulan. Aborsi
yang dilakukan secara tidak aman dapat menimbulkan kematian.
b. Resiko Psikis.
Prilaku aborsi yang sering kali mengalami perasaan yang menekan jiwa seseorang ibu
sehingga menadi stress behkan trauma akibat tindakan aborsi.
c. Resiko Social.
Ketergantungan pada pasangan menjadi lebih besar karena perempuan merasa tidak
perawan, dan stres bahkan trauma akibat tindakan kehamilan (KTD).
a. Terjadinya pendarahan atau komplikasi lain pada saat melakukan tindakan aborsi.
b. Syok atapun stres bahkan trauma akibat tindakan aborsi tersebut.
c. Teradi infeksi, akibat alat-alat yang digunakan pada saat tindakan abortase tersebut tidak
steril.
d. Akibat aborsi dilakukan secara berulang dapat mengakibatkan komplikasi yang dapat
menyebabkan kemandulan.
Cara mencegah terjadinya tindakan aborsi, antara lain :
1. Memberikan pendidikan agama sejak dini supaya anak, apabila memasuki masa remaja
atau dewasa mudah memiliki pengetahuan bahwa perzinahan atau seks bebas ataupun
melakukan hubungan sek diluar nikah dilarang olah agama.
2. Masalah kehamilan diluar nikah tersebut karena kecelakaan atau korban pelecehan
seksual, membatasi pergaulan yang lebih bebas.
3. Perlu adanya penyuluhan kepada masyarakat terutama para remaja tentang dampak
buruknya aborsi akibat pergaulan bebas.
4. bagi mereka yangmelakukan tindakan aborsi atau abortus provocatus criminalis maka
akan mendapatkan sangsi hukum yagn berat sesuai dengan hukum perundang-undangan
yang berlaku.