Vous êtes sur la page 1sur 16

Tugas Makalah

ASET TIDAK LANCAR


YANG SIAP UNTUK DIJUAL

Disusun Oleh

Ilham Habriatmoko (1510321112)

Aidah Catur Insani (1510321115)

Astiani Hendra (1510321110)

Erwi Surijar (1510321116)

Sri Wahyuni Wulandari (1510321114)

Tahun Pelajaran 2015/2016

Universitas Fajar Makassar


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pendidikan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... 2

Daftar Isi ............................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup .......................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 6

2.1 Pengakuan awal .................................................................................................. 6

2.2 Pengukuran ......................................................................................................... 8

2.3 Pengukuran Selanjutnya ..................................................................................... 9

2.4 Aset tidak lancar yang diukur menggunakan model revaluasi ........................... 10

2.5 Penghentian pengakuan dan perubahan rencana ................................................ 11

2.6 Penyajian ............................................................................................................ 12

2.7 Penyajian informasi yang dihentikan ................................................................. 13

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 15

3.2 Daftar Pustaka .................................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

Salah satu tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang cukup
bagi pengguna laporan keuangan agar mampu membuat keputusan. Untuk itu, laporan
keuangan tidak hanya menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun
juga menyajikan informasi yang memungkinkan pengguna dapat mengevaluasi kinerja
perusahaan di masa depan dan kemampuannya menghasilkan arus kas.

Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi aset lancar, misalnya
aset tetap atau aset takberwujud. Dimiliki untuk dijual artinya nilai tercatat aset akan
dipulihkan melalui penjualan, bukan digunakan dalam kegiatan usaha.

Suatu aset yang dimiliki untuk dijual adalah ketika entitas berniat untuk tidak
menggunakan aset tersebut dalam kegiatan operasinya, namun berniat untuk
menjualnya. Aset ini diidentifikasi secara terpisah agar pengguna laporan keuangan
mendapat informasi mengenai kinerja entitas di masa depan.

Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual diatur tersendiri dalam PSAK 58
(revisi 2009) Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
dihentikan. PSAK 58 berlaku untuk semua aset tidak lancar, bukan hanya aset tunggal,
namun berlaku juga untuk kelompok aset dan liabilitas terkait yang akan dilepas dalam
satu transaksi tunggal (disebut dengan istilah kelompok lepasan). PSAK ini tidak
diterapkan untuk aset tersedia untuk dijual yang diatur dengan PSAK lain. Yang
dikecualikan dalam penerapan PSAK 58 ini adalah aset yang dinilai dengan nilai wajar,
yang perubahannya diakui secara langsung di Laba Rugi. Aset tidak lancar yang
dikecualikan dalam penerapan PSAK 58 ini adalah aset pajak tangguhan, aset
kaeuangan, properti investasi, dan aset biologis.

4
1.2 Rumusan Masalah
 Pengertian dari aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual?
 Ruang lingkup dari aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual?
 Pengukuan awal dari aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual?
 Pengukuran dalam aset tidak lancar yang diukur menggunakan model revolusi?
 Penghentian pengakuan dan perubahan rencana dalam aset tidak lancar?
 Penyajian aset tidak lancar untuk dijual?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengakuan Awal

PSAK 58 (revisi 2009) mengatur bahwa suatu aset tidak lancar harus
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, ketika entitas tidak
akan menggunakan aset tersebut dalam kegiatan operasi berkelanjutan, namun berniat
untuk menjualnya dan memulihkan nilai aset tersebut melalui aset tersebut melalui
penjualan. Untuk dapat diklasifikan sebagai dimiliki untuk dijual, aset harus memenuhi
dua syarat, yaitu sebagai berikut.

1. Berada dalam keadaan dapat dijual

Artinya aset ini sudah dalam kondisi siap dijual dengan syarat – syarat yang
biasa dan umum diperlukan dalam penjualan aset tersebut. Misalnya, suatu entitas
yang telah mendapatkan pembeli, bermaksud mengalihkan gedung kepada
pembeli setelah menggosongkan gedung tersebut. Waktu yang diperlukan untuk
menggosongkan gedung merupakan hal umum dan biasa yang disyaratkan dalam
suatu penjualan gedung. Lain halnya jika entitas akan terus menggunakan gedung
tersebut, sampai dengan selesainya konstruksi gedung kantor pusat baru, baru
kemudian dialihkan kepada pembeli. Entitas tidak bermaksud menggosongkan
dan mengalihkan gedung tersebut sampai kontruksi gedung baru selesai.
Penundaan waktu pengalihan gedung yang ada ditentukan oleh entitas sebagai
penjual menunjukkan bahwa gedung tersebut tidak tersedia untuk segera dijual.
Kriteria berada dalam keadaan dapat dijual tidak terpenuhi.

2. Penjualannya harus sangat mungkin terjadi

Transaksi penjualan yang dimaksud disini termasuk juga penjualan melalui


petukaran aset tidak lancar dengan aset tidak lancar lainnya ketika pertukaran
tersebut memiliki substansi komersial. Penjualan dikatakan sangat mungkin
terjadi, jika:

a. Manajemen berkomitmen terhadap rencana penjualan aset


b. Memulai suatu program aktif untuk mencari pembeli dan menyelesaikan
rencana tersebut

6
c. Aset harus dipasarkan secara aktif pada harga yang pantas sesuai dengan nilai
wajar kininya
d. Penjualan diperkirakan memenuhi ketentuan pengakuan sebagai penjualan
dalam waktu satu tahun dari tanggal klasifikasi aset
e. Tidak mungkin terjadi perubahan signifikan atau pembatalan atas rencana
penjualan

Kondisi yang harus tercapai agar termasuk ke dalam kriteria penjualan yang
sangat mungkin terjadi yaitu penjualannya harus diharapkan dapat terjadi paling
lambat dalam 1 (satu) tahun ke depan. Namun, sangat mungkin kondisi yang
terjadi akan menyebabkan penjualan tersebut dapat melampaui periode lebih dari
1 tahun. Kondisi yang diperbolehkan terjadi agar aset tersebut tetap diklasifikasi
sebagai tersedia untuk dijual walaupun kemungkinan realisasi penjualan lebih
dari 1 tahun, yaitu:

1. Penundaan tersebut disebabkan oleh situasi dan kondisi yang berada diluar
kendali entitas
2. Terdapat cukup bukti bahwa entitas tetap berkomitmen untuk menjual aset
tersebut

Sebagai contoh, PT Maju Tidak Mundur telah mendapatkan komitmen


pembelian atas suatu aset tersedia untuk dijual, tapi pada saat inspeksi dilakukan
oleh pembeli, terdapat hal yang tidak diduga sebelumnya, pihak pembeli
menginginkan perusahaan melakukan uji kelayakan lingkungan terlebih dahulu,
sehingga proses penjualan diharapkan baru dapat diselesaikan lebih dari 1 tahun.
Aset tersebut tetap dapat diklasifikasikan sebagai aset tersedia untuk dijual, jika:

1. PT Maju Tidak Mundur segera melakukan tindakan sebagai respons terhadap


permintaan pembeli, agar kondisi penjualan sangat mungkin terjadi dapat
tetap terpenuhi.
2. Hasil dari uji kelayakan lingkungan tersebut diharapkan akan baik.

Jika aset tidak lancar ini diperoleh secara khusus dengan tujuan untuk
kemudian dilepaskan, maka aset tidak lancar tersebut diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual pada tanggal perolehan jika terpenuhi kondisi:

7
1. Syarat penjualan terealisasi dalam waktu paling lama satu tahun
2. Penjualan bersifat sangat mungkin terjadi.

Aset yang ditinggalkan begitu saja tanpa rencana akan dijual, tidak boleh
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, karena nilai
tercatat aset tidak dipulihkan melalui penjualan, tapi kemungkinan hanya ditutup
atau dihentikan penggunaannya.

2.2 Pengukuran
Sebelum suatu aset tidak lancar di klasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang
di miliki untuk di jual, nilai tercatat aset tersebut diukur seduai dengan PSAK terkait,
misalnya aset tetap, berarti diukur sesuai PSAK 16 Aset Tetap. Pada saat aset tersebut
diklasifikasikan menjadi aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, aset tersebut
diukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat atau nilai wajar neto. Nilai
tercatat adalah nilai terakhir yang diakui pada laporan posisi keuangan. Nilai wajar neto
adalah nilai wajar di kurangi biaya untuk menjual. Biaya untuk menjual adalah biaya
yang akan terjadi ketika entitas melepas asetnya. Misalnya biaya transportasi untuk
mengantar aset sampai ke tempat pembeli atau biaya untuk membuat iklan penjualan
aset. Aset tidak lancar yang telah di klasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual tidak
didepresiasikan lagi. Jadi, depresiasinya di hentikan sampai sesaat aset tersebut
diklasifikasi sebagai aset dimiliki untuk dijual. Jadi pengukuran aset di lihat dari mana
yang terendah antara nilai tercatat dengan nilai wajar di kurangi nilai kini dari biaya
untuk menjual. Kenaikan nilai kini akibat berjalannya waktu disajikan di Laba Rugi
sebagai beban keuangan. Dengan menerapkan pengukuran ini, maka entitas akan
mengakui rugi yang mungkin muncul dari penjualan, sebagai rugi penurunan nilai
segera setelah keputusan untuk menjual aset tersebut dibuat.

Sebagai contoh, PT Suka Mundur Persada membeli mesin yang diakui sebagai
aset tetap pada 1 Januari 2010 pada biaya perolehan Rp 100.000.000. Aset ini diestimasi
akan mempunyai nilai residu Rp 10.000.000 dan masa manfaat 10 tahun. Pada tanggal
1 Januari 2013 aset tersebut di klasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Nilai
wajarnya Rp 60.000.000 dan di perkirakan akan mengeluarkan biaya ongkos angkut ke
tempat pembeli sebesar Rp 2.000.000. Pada tanggal 1 Januari 2013, mesin tersebut
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan diukur pada
mana yang terendah antara nilai tercatat dengan nilai wajar neto.

8
Nilai tercatat aset = Rp 100.000.000-((Rp 100.000.000-Rp 10.000.000)x3/10))=Rp
73.000.000

Nilai wajar neto = Rp 60.000.000-Rp 2.000.000 = Rp 58.000.000

Nilai yang harus diakui adalah yang lebih rendah, yaitu Rp 58.000.000

Dengan demikian entitas harus mencatat rugi penurunan nilai untuk menurunkan
nilai tercatat ke nilai wajar netonya, yaitu sebesar Rp 73.000.000-Rp 58.000.000=Rp
15.000.000

Jurnalnya adalah sebagai berikut :

Rugi Penurunan Nilai Rp. 15.000.000

Mesin Rp. 15.000.000

Jurnal pengakuan rugi penurunan nilai juga dapat dikreditkan sebagai cadangan
penurunan nilai, tidak langsung mengurangi nilai aset.

Kemudian entitas juga membuat jurnal reklasifikasi aset sebagai berikut :

Mesin dimiliki untuk dijual Rp. 58.000.000

Mesin Rp. 58.000.000

Sekarang, jika diasumsikan nilai wajar neto adalah Rp 75.000.000, maka nilai
yang lebih rendah adalah nilai tercatat aset sebesar Rp 73.000.000. Dengan demikian,
entitas tidak perlu mengakui rugi penurunan nilai, namun tetap perlu membuat jurnal
reklasifikasi ke aset tersedia untuk di jual.

2.3 Pengukuran Selanjutnya

Dalam pengukuran selanjutnya, entitas me-review nilai tercatat aset


dibandingkan dengan nilai wajar netonya. Jika nilai wajar neto kemudian mengalami
penurunan lagi dibandingkan dengan nilai tercatat terakhir maka entitas harus kembali
mengakui rugi penurunan nilai tersebut. Namun, jika pada pengukuran berikutnya nilai
wajar neto mengalami kenaikan, entitas dapat mengakui pemulihan penurunan nilai
tersebut namun tidak melebihi akumulasi penurunan nilai yang telah dicatat sejak

9
klasifikasi aset sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual. Pemulihan atas
penurunan nilai tersebut diakui sebagai keuntungan di Laba Rugi.

Sebagai ilustrasi, masih melanjutkan ilustrasi sebelumnya pada PT Suka Mundur,


misalnya pada tanggal 31 Januari, akhir periode pelaporan bulanan, nilai wajar neto
mesin menjadi Rp 55.000.000, maka entitas membuat jurnal penyesuaian pada 31
Januari 2013 sebagai berikut :

Rugi penurunan nilai Rp. 3.000.000

Mesin dimiliki untuk dijual Rp. 3.000.000

Selanjutnya jika pada 30 Juni 2013, nilai wajar neto aset tersebut mengalami
kenaikan menjadi sebesar Rp 57.000.000, dan diasumsikan antara 31 Januari 2013
sampai 30 Juni 2013 tidak terdapat perubahan nilai, maka PT Suka Mundur harus
membuat jurnal penyesuaian pada 30 Juni 2013, sebagai berikut :

Mesin dimiliki untuk dijual Rp. 2.000.000

Keuntungan dari pemulihan rugi penurunan nilai Rp. 2.000.000

Entitas dapat mengakui keuntungan dari pemulihan rugi penurunan nilai karena
pemulihan tersebut masih belum melampaui akumulasi rugi penurunan nilai yang telah
diakui sebelumnya atas nilai aset pada awal klasifikasi sebesar Rp 58.000.000

2.4 Aset Tidak Lancar yang Diukur Menggunakan Model Revaluasi

Ketika Perusahaan menggunakan model revaluasi dalam mengukur aset tidak


lancar yang kemudian diklasifikasi sebagai aset dimiliki untuk dijual, maka aset
tersebut harus direvaluasi ke nilai wajarnya sesaat sebelum di reklasifikasi. Setelah
reklasifikasi, biaya menjual dikurangkan dan diakui sebagai rugi penurunan nilai
sebagai bagian laba rugi periode berjalan.

Sebagai contoh, PT NYX mempunyai aset tetap berupa tanah dan mengukur
tanahnya menggunakan model ravaluasi. Sebidang tanah tersebut mempunyai nilai
tercatat sebesar Rp 120.000.000. Tanah tersebut pada 1 Januari 2010 diklasifikasikan
sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, dan diketahui nilai wajarnya sebesar Rp
140.000.000 dab estimasi biaya menjual sebesar Rp 4.000.000. Aset tersebut terjual
pada 30 Juni 2010 pada harga Rp 134.000.000.

10
Pada tanggal 1 Januari 2010, tanah tersebuut harus direvaluasi ke nilai wajarnya
sebesar Rp 140.000.000. Keuntungan Rp 20.000.000 diakui sebagai surplus revaluasi
pada pendapatan komprehensif lain. Selanjutnya tanah tersebut diklasifikasikan sebagai
aset tidak lancar dimiliki untuk dijual. Kemudian,biaya menjual sebesar Rp 4.000.000
akan diakui di laba rugi periode berjalan sebagai rugi penurunan nilai sehingga nilai
tercatatnya menjadi Rp 136.000.000.

Pada saat penjualan tanggal 30 Juni 2010 terdapa rugi sebesar Rp 2.000.000 yang
diakui sebagai rugi pelepasan aset karena harga jual lebih rendah dari pada nilai tercatat
( Rp 136.000.000 – Rp 134.000.000). Pada saat ini surplus revaluasi telah terealisasi
dan ditransfer seluruhnya ke saldo laba.

2.5 Penghentian Pengakuan Dan Perubahan Rencana

Aset tidak lancar yang dihentikan pengklasifikasiannya sebagai dimiliki untuk


dijual, maka selanjutnya harus diukur pada nilai yang lebih rendah antara :

1. Nilai tercatat aset tersebut sebelum aset diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual,
disesuaikan dengan penyusutan , amortisasi atau penilaian kembali yang telah diakui
jika tersebut tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual,atau
2. Nilai terpulihkan pada saat tangga keputusan untuk tidak dijual.

Misalnya diketahui bahwa nilai terpulihkan aset Rp 57.000.000, sama dengan


nilai tercatat aset saat ini pada 31 Desember 2011 sebelum penyesuaian adalah Rp
57.000.000. Nilai tercatat aset jika tidak diklasifikasikan sebagai aset tersedia dijual
dapat dihitung = Rp 100.000.000 – (Rp 100.000.000 – Rp 10.000.000) x 4/10))= Rp
64.000.000. Nilai yang lebih rendah adalah nilai terpulihkan sebesar Rp 57.000.000
akan digunakan sebagai nilai aset pada 31 Desember 2011.

Dengan demikian , tidak ada jurnal penyesuaian atas nilai tercatat yang perlu
dibuat pada 31 Desember 2011, kecuali jurnal reklasifikasi sebagai berikut.

Mesin Rp. 57.000.000

Mesin dimiliki untuk dijual Rp. 57.000.000

Penghentian pengakuan juga dapat terjadi ketika aset tersebut dijual. Pengakuan
penjualan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, pada prinsipnya sama seperti

11
penjualan aset biasa. Keuntungan/kerugian muncul dari selisih antara nilai tercatat akhir
aset tersebut dengan haarga penjualan. Keuntungan/kerugian tersebut diakui di Laba
Rugi.

Contoh, PT XYZ telah mereklasifikasikan aset tetapnya sebagai aset tidak lancar
dimiliki untuk dijual pada 2 Januari 2011. Penjualan terjadi pada tanggal 2 Juli 2011
dengan harga jual Rp 70.000.000, nilai tercatat aset tidak lancar dimiliki untuk dijual
pada 2 Juli 2011 adalah sebesar Rp 70.000.000. PT XYZ harus mencatat penjualan
tersebut sebagai berikut.

Kas Rp 70.000.000

Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual Rp. 70.000.000

2.6 Penyajian

Aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual harus disajikan terpisah dari kelompok aset yang lain yang ada di Laporan
Posisi Keuangan. Untuk kelompok lepasan yang terdiri dari aset dan liabilitas yang
dimiliki untuk dijual, juga harus disajikan terpisah di Laporan Posisi Keuangan, tidak
boleh di-net-off.
Yang diungkapkan di Laporan Keuangan adalah:
 Deskripsi tentang aset atau kelompok lepasan yang dimiliki untuk dijual
 Deskripsi tentang fakta dan keadaan dari penjualan, atau yang mengarah kepada
pelepasan yang diharapkan, dan cara serta waktu pelepasan
 Kerugian penurunan nilai dan pemulihannya, jika ada
 Jika dapat diterapkan, yaitu pengungkapan tentang segmen yang dilaporkan dalam
aset tidak lancar dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 5 tentang segmen
operasi
Jika kriteria sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual baru terpenuhi setelah
tanggal neraca, maka aset tersebut tidak disajikan sebagai aset tidak lancar dimiliki
untuk dijual, namun perlu diungkapkan dalam catatan laporan keuangan.
Aset tidak lancar yang akan ditinggalkan (abandoned) dan aset yang digunakan
sampai akhir umur ekonomisnya kemudian dilepas, tidak dapat diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual. Aset ini masih didepresiasi sampai akhir umur ekonomisnya. Aset
semacam ini tidak memenuhi kriteria sebagai aset dimiliki untuk dijual, karena manfaat

12
aset ini akan diperoleh melalui pemakaian, bukan penjualan. Namun demikian, aset
tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang akan ditinggalkan dan memenuhi kriteria
sebagai operasi dihentikan, maka entitas harus menyajikan arus kas dan laba rugi dari
kelompok lepasan tersebut sebagai operasi dihentikan pada tanggal aset tersebut
dihentikan pemakaianannya. Entitas tidak boleh mencatat aset tidak lancar yang tidak
digunakan sementara seakan-akan seperti telah ditinggalkan.
Ilustrasi penyajian aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual pada laporan posisi
keunguan adalalah sebagai berikut.

(ribuan rupiah)

2011 2012

Aset lancar :

Kas dan setara kas 20.000 24.000

Piutang usaha 150.000


135.000

Persediaan 365.000
402.000

Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual 56.500 -

Aset tidak lancar :

Aset tetap 670.000 740.000

Aset tak berwujud 159.000 165.000

2.7 Penyajian Operasi yang dihentikan


PSAK 58 mensyaratkan pengungkapan terinci mengenai pendapatan, beban, laba
atau rugi sebelum pajak, secara terpisah di Laporan Laba Rugi dan di Catatan atas
Laporan Keuangan. Sedangkan pada Laporan Arus Kas, arus kas bersih dari aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan yang terkait dengan Operasi Dihentikan harus
disajikan terpisah. Ini dilakukan agar jelas terlihat, mana arus kas yang berasal dari
Operasi Berlanjut, mana yang berasal dari Operasi Dihentikan.

13
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa mungkin saja suatu aset (atau
kelompok lepasan) yang memenuhi kriteria sebagai aset dimiliki untuk dijual dapat juga
memenuhi kriteria sebagai Operasi yang Dihentikan. Aset ini akan disajikan terpisah
baik di Laporan Posisi Keuangan, sebagai Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan di
Laporan Laba Rugi serta Laporan Arus Kas, sebagai Operasi Dihentikan. Selain itu
mungkin saja kriteria klasifikasi hanya terpenuhi salah satu. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini.
Kriteria yang Kondisi Penyajian di Laporan
terpenuhi Keuangan
Aset Tidak Aset dihentikan penggunaannya Laporan Posisi Keuangan:
Lancar Dimiliki dan akan dijual serta memenuhi Aset Tidak Lancar Dimiliki
untuk Dijual dan kriteria sebagai Operasi untuk Dijual
Operasi Dihentikan Laporan Laba Rugi dan
Dihentikan Laporan Arus Kas: Operasi
Dihentikan
Aset Tidak Aset dihentikan penggunaannya, Laporan Posisi Keuangan:
Lancar Dimiliki tidak memenuhi kriteria sebagai Aset Tidak Lancar Dimiliki
untuk Dijual Operasi Dihentikan karena bukan untuk Dijual
suatu lini operasi/area geografis Laporan Laba Rugi dan
terpisah Laporan Arus Kas: Operasi
Berlanjut
Operasi - Aset yang akan ditinggalkan Laporan Posisi Keuangan:
Dihentikan dan tidak memenuhi kriteria- Aset Lancar/Tidak Lancar
sebagai aset tidak lancar dimiliki atau
untuk dijual - Tidak muncul lagi karena
- Kelompok aset (operasi telah dilepas pada periode
dihentikan) yang telah dilepas berjalan sebelum tanggal
pada periode berjalan neraca
Laporan Laba Rugi dan
Laporan Arus Kas: Operasi
Dihentikan

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

PSAK 58 (revisi 2009) mengatur bahwa suatu aset tidak lancar harus
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, ketika entitas tidak
akan menggunakan aset tersebut dalam kegiatan operasi berkelanjutan, namun berniat
untuk menjualnya dan memulihkan nilai aset tersebut melalui aset tersebut melalui
penjualan. Sebelum suatu aset tidak lancar di klasifikasikan sebagai aset tidak lancar
yang di miliki untuk di jual, nilai tercatat aset tersebut diukur seduai dengan PSAK
terkait, misalnya aset tetap, berarti diukur sesuai PSAK 16 Aset Tetap. Pada saat aset
tersebut diklasifikasikan menjadi aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, aset
tersebut diukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat atau nilai wajar neto.
Nilai tercatat adalah nilai terakhir yang diakui pada laporan posisi keuangan. Aset tidak
lancar atau kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual harus
disajikan terpisah dari kelompok aset yang lain yang ada di Laporan Posisi Keuangan.
Untuk kelompok lepasan yang terdiri dari aset dan liabilitas yang dimiliki untuk dijual,
juga harus disajikan terpisah di Laporan Posisi Keuangan, tidak boleh di-net-off.

15
3.2 Daftar Pustaka

http://ariafarahmita.blogspot.co.id/2011/09/aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk.html

http://hikmahwatidewi97.blogspot.co.id/2016/03/aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk.html

https://foindonesia.blogspot.co.id/2016/07/psak-58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki.html

http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-40-psak-58-aset-tidak-
lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihentikan

16

Vous aimerez peut-être aussi