Vous êtes sur la page 1sur 2

Kegiatan

1. Advokasi dan sosialisasi kepada pemangku yang berkepentingan.


2. Sosialisasi dan edukasi tentang pengendalian Hepatitis kepada petugas kesehatan yang
terkait.
3. Promosi kesehatan kepada masyarakat melalui media komunikasi baik cetak maupun
elektronik.
4. Upaya pencegahan yang melibatkan lintas program, lintas sektor dan masyarakat.
5. Penyusunan dan pengembangan pedoman teknis pengendalian Hepatitis virus.
6. Deteksi dini dan tatalaksana kasus sesuai standar.
7. Surveilans epidemiologi dan bantuan teknis dalam penanggulangan KLB Hepatitis.
8. Pengelolaan logistik sebagai sarana penunjang program.
9. Pemantauan dan evaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
10. Pengembangan program berbasis riset baik riset operasional maupun riset klinis sebagai
acuan kebijakan pengendalian Hepatitis Virus secara komprehensif.

Analisis: Dalam kegiatan ini sudah sangat bagus dimana telah membuat suatu acara
sosialisasi serta penyuluhan tentang hepatitis sehingga bisa dideteksi secara dini. Jadi
kegiatan ini sudah sesuai dengan prosedur. Namun apabila dalam sosialisasi dan edukasi
kepada petugas kesehatan kurang baik, maka mereka juga akan sulit untuk memahami
kegiatan ini. Sehingga ini memerlukan pemantauan yang sangat ketat agar tidak terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan. Terkadang petugas kesehatan juga kurang perhatian kepada
pasien, sehingga pasien sering mengeluh bahwa para petugas tidak merawatnya dengan baik.

Kebijakan RS
Unit pelayanan kesehatan untuk penyakit hepatitis dilaksanakan oleh puskesmas, rumah sakit,
klinik, laboratorium dan praktek swasta.
1. Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelaksana pelayanan kesehatan primer mempunyai fungsi
promotif, preventif, dan kuratif.
Dalam hal pengendalian Hepatitis Puskesmas melakukan:
a. Promotif, dengan penyuluhan termasuk pemberdayaan masyarakat dalam kegiatannya.
b. Preventif, dengan melakukan vaksinasi yaitu program imunisasi Hepatitis B pada bayi.
c. Rawat jalan dan rujukan
d. Pelaporan
2. Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan unit pelayanan rujukan dengan sarana pelayanan laboratorium
yang dapat mendeteksi dini Hepatitis, baik rujukan maupun langsung. Rumah sakit di
Provinsi diharapkan dapat melayani diagnosa, pengobatan dan rehabilitatif atau pelayanan
suportif bagi penderita Hepatitis.
3. Klinik dan Praktek Swasta
Secara umum konsep pelayanan di klinik hampir sama dengan pelaksanaan di Puskesmas.
Dalam hal tertentu, klinik dapat merujuk penderita dan spesimen ke Puskesmas atau
rumah sakit terdekat yang mempunyai fasilitas memadai.

Analisis: Kebijakan ini sangat berkesinambungan atau saling terkait satu sama lain, dimana
ketika di puskesmas ada pasien yang mengalami penyakit hepatitis dan perlu dicek lab maka
si pasien akan dirujuk ke rumah sakit karena kebanyakan di puskesmas tidak ada alat untuk
cek lab, jadi perlu dirujuk ke rumah sakit. Ketika fasilitas di rumah sakit lengkap, maka akan
sangat membantu para petugas kesehatan dalam menangani si pasien, sehingga kelengkapan
alat juga sangat dibutuhkan.

Vous aimerez peut-être aussi