Vous êtes sur la page 1sur 2

Asal Mula Provinsi Riau

Apalah arti sebuah nama? begitu pertanyaan Shakespeare yang melegenda. Bagi
orang Melayu, nama sangatlah bermakna. Nama merupakan identitas. Itu sebabnya,
asal muasal sebuah nama layak dikaji. Kali ini, saya menelusuri asal mula nama
Provinsi Riau. Menurut Hasan Junus, seorang peneliti naskah Melayu Riau, ada tiga
kemungkinan asal mula kata riau;
1. Rio; dari bahasa Portugis, artinya sungai.
2. Riahi; dari Bahasa Arab yang berarti gelombang. Kata-kata ini ditemukan
dalam Kitab Alfu Laila Wa Laila, yang berarti kisah seribu satu malam, sebuah
dongeng dari Irak.
3. Riuh atau Rioh; Bahasa Melayu yang berarti hiruk pikuk, ramai org bekerja.

Kemungkinan ketiga dinilai lebih mendekati. Nama Riau dari bahasa setempat, konon
berasal dari suatu peristiwa ketika didirikannya negeri baru di Sungai Carang (di Bintan,
Kepulauan Riau) untuk dijadikan pusat kerajaan. Hulu sungai itulah yang kemudian
bernama Ulu Riau. Peristiwa itu kira-kira mempunyai teks sebagai berikut:

Tatkala perahu-perahu dagang yang semula pergi ke makam Tauhid (ibukota Kerajaan
Johor) diperintahkan membawa dagangannya ke Sungai Carang di Pulau Bintan (suatu
tempat sedang didirikan negeri baru) di muara sungai itu mereka kehilangan arah. Bila
ditanyakan kepada awak-awak perahu yang hilir, “Dimana tempat orang-orang raja
mendirikan negeri” mendapat jawaban “di sana di tempat yang rioh” sambil
mengisyaratkan ke hulu sungai. Menjelang sampai ke tempat yang dimaksud, jika
ditanya ke mana maksud mereka, selalu mereka menjawab, “mau ke rioh’.

Pembukaan negeri baru yang bernama Riau itu, terjadi pada 27 September 1673, atas
perintah Sultan Johor, Abdul Jalil Syah III (1623- 1677) kepada Laksamana Abdul
Jamil. Setelah negeri Riau berdiri, dinobatkanlah Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah
menjadi Sultan Riau pertama, pada 4 Oktober 1722. Setelah itu, nama ini dipakai untuk
menunjukkan satu diantara empat daerah utama kerajaan Johor, Pahang, Riau dan
Lingga.

Setelah Perjanjian London 1824 yang membelah daerah tersebut menjadi dua bagian,
maka nama Riau digabungkan dengan Lingga, sehingga terkenal pula sebutan
kerajaan Riau- Lingga. Dalam zaman pemerintahan Belanda, nama ini dipergunakan
untuk daerah kepulauan Riau, ditambah dengan Pesisir Timur Sumatera. Begitu pula
pada zaman Jepang. Pada zaman kemerdekaan, awalnya nama itu dipergunakan untuk
nama sebuah kabupaten dalam wilayah Provinsi Sumatera Tengah. Setelah Provinsi
Riau terbentuk pada tahun 1958, . maka nama itu disamping dipergunakan untuk nama
sebuah kabupaten, dipergunakan pula sebagai nama sebuah provinsi. (Sebelum
dimekarkan menjadi dua Provinsi; Riau dan Kepulauan Riau pada 1 Juli 2004) wilayah
Provinsi Riau meliputi Kepulauan Riau serta sebagian dari Pulau Sumatera bagian
tengah sebelah timur. Kawasan ini telah dirintis oleh Sang Sapurba, salah satu Raja
Melayu yang mencoba menghidupkan kembali kerajaan Melayu raya di Selat Melaka.
Sang Sapurba telah mencoba mempersatukan Bintan (daerah Kepulauan Riau) dengan
daerah Kuantan di belahan pulau, Sumatera. Selepas itu, Raja Kecik yang tidak dapat
bertahan di Riau (Bintan) lalu mundur ke Siak pada 1722, juga mempunyai ambisi
untuk mempersatukan belahan di pesisir timur Sumatera, diantaranya Siak.

Usaha yang terakhir masih dilakukan oleh Raja Haji Fisabilillah, yang mencoba
menyatukan daerah Kepulauan Riau dengan Inderagiri, di antaranya Pekan Lais.
Wilayah Provinsi Riau sebelum pemekaran Provinsi (2004) berasal dari beberapa
wilayah kerajaan Melayu. Paling kurang ada empat kerajaan Melayu yang pernah
berjaya di Riau, yakni Kerajaan Pelalawan (1530- 1879), Kerajaan Inderagiri (1658-
1838), Kerajaan Siak (1723-1858) dan Kerajaan Riau- Lingga (1824-1913).
Pembentukan Provinsi Riau disetujui dalam sidang Kabinet 9 Agustus 1957, ditetapkan
dengan Undang-undang Darurat No. 19/ 1957, kemudian diundangkan dengan
Undang-undang No. 61 tahun 1958. Daerah Riau terbentang mulai dari daratan Pulau
Sumatera bagian tengah sebelah timur, terus ke Selat Melaka, berakhir dengan
Kepulauan Natuna dan Anambas di Laut Cina Selatan. Pada 1 Juli 2004, Provinsi
Riau dimekarkan dengan terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau, sehingga wilayah
Provinsi Riau hanya mencakup daerah Riau daratan, yang kini terdiri dari 10
kabupaten dan dua kota;
1. Kabupaten Bengkalis (Bengkalis)

1. Kabupaten Indragiri Hilir (Tembilahan)


2. Kabupaten Indragiri Hulu (Rengat)
3. Kabupaten Kampar (Bangkinang)
4. Kabupaten Kepulauan Meranti (Selatpanjang)
5. Kabupaten Kuantan Singingi (Teluk Kuantan)
6. Kabupaten Pelalawan (Pangkalan Kerinci)
7. Kabupaten Rokan Hilir (Ujung Tanjung/Bagan Siapi-api)
8. Kabupaten Rokan Hulu (Pasir Pengarayan)
9. Kabupaten Siak (Siak Sri Indrapura)
10. Kota Dumai (Dumai)
11. Kota Pekanbaru (Pekanbaru)

Vous aimerez peut-être aussi