Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OBAT INFLAMASI
Disusun oleh :
Intan Purnamasari
01016372
CIREBON
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Obat analgesic antipiretik serta obat antiinflamasi luka bakar merupakan suatu
kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia.
Walaupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek
terapi maupun efek samping.
Betadine (povidine iodin) atau yang dikenal sebagai salah satu senyawa kimia
yang digunakan dalam pembuatan antiseptik. Obat ini juga berguna sebagai desinfeksi
luka sayat dan luka bakar, serta efektif mengatasi serangan jamur, bakteri penyebab
pertumbuhannya suatu sel yang baru.
Adapun prinsip dari percobaan adalah penentuan efek anti inflamasi sedian
obat bioplacenton dan betadine yang akan menentukan efek perbaikan jaringan kulit
pada tikus dan mencit denngan pemberian extrac placenta, neomicyn sulfat serta
poviodine iodine.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Inflamasi adalah suatu respon jaringan terhadap rangsangan fisik atau kimiawi
yang merusak. Rangsangan ini menyebabkan pembebasan mediator inflamasi seperti
histamin, serotonin, bradikinin, prostaglandin, dan lain lain yang menimbulkan reaksi
radang berupa: panas, nyeri dan bengkak dan gangguan fungsi.(Syamsul munaf, 1994)
Inflamasi
Pada tingkat sel, munculnya neutrophil dan terbentuknya nanah (pustule, lihat
gambar bawah) mengisyaratkan peralihan dari mediator pro- ke anti-inflamasi, dan
pembatasan atau pencegahan pengrekrutan neutrophil berikutnya dari pembulu darah
ke lokasi kejadian. Mediator anti-inflamasi, lipoxins, resolvins, dan protectins
memobilisasi sel macrophage (monocyte) yang dapat memakan sel neutrophil, serta
membersihkan Histologi leukosit (Tan, T J, 2008).
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih.
Didalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 5000-900 sel/mm3,
bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bilakurang dari 5000
disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai
granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair,
dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, Yang tidak
mempunyai granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk
ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler : linfosit sel kecil, sitoplasma sedikit;
monosit sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak. Granula. Leukosit
mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humora organisme terhadap zat-zat
asingan. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses diapedesis
lekosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan
menembus kedalam jaringan penyambung Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada
orang dewasa normal adalah 4000-11000, waktu lahir 15000-25000, dan menjelang
hari ke empat turun sampai 12000, pada usia 4 tahun sesuai jumlah normal. Variasi
kuantitatif dalam sel-sel darah putih tergantung pada usia. waktu lahir, 4 tahun dan
pada usia 14 -15 tahun persentase khas dewasa tercapai. Bila memeriksa variasi
Fisiologi dan Patologi sel-sel darah tidak hanya persentase tetapi juga jumlah absolut
masing-masing jenis per unit volume darah harus diambil (Dr. Zukesti Effendi, 2007).
Betadine (povidine iodin) atau yang dikenal sebagai salah satu senyawa kimia
yang digunakan dalam pembuatan antiseptik. Obat ini juga berguna sebagai desinfeksi
luka sayat dan luka bakar, serta efektif mengatasi serangan jamur, bakteri penyebab
pertumbuhannya suatu sel yang baru.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat
- Kandang tikus
- Timbangan tikus
- Lempeng baja
- Lampu spirtus
- Spidol
- Sarung tagan dan lap
- Pisau cukur dan gunting
Bahan
- Bioplacenton
- Betadine
- air
Hewan Uji
Tikus
3.3 Prosedur Percobaan
Tikus 1 : Setelah tiga hari pengamatan tikus dengan menggunakan Bioplacenton luka
lebih cepat kering
Tikus 2 : Setelah tiga hari pengamatan tikus dengan menggunakan air luka masih
sedikit basah
Tikus 3 : Setelah tiga hari pengamatan tikus tanpa perlakuan luka masih basah
Tikus 4 : Setelah tiga hari pengamatan pada tikus kontrol terdapat sedikit tumbuh bulu
halus
Pembahasan :
Pada percobaaan ini dilakukan pemberian salep bioplacenton dan anti inflamasi
pada hewan coba. Hal ini dimaksud untuk melihat bagaimana pengaruh obat inflamasi
terhadap hewan coba tikus putih. Inflamai bukanlah suatu penyakit melainkan berupa
proses penyembuhan terhadap luka bakar dan sayat. Pada percobaan ini akan di buat
perbandingan pada ke empat tikus dengan perlakuan yang berbeda.
Untuk membuat agar tikus mengalami luka bakar, maka tikus di buat terbakar
dengan menggunakan lempeng baja. Sehingga kulit tikus akan mengalami proses
inflamasi, hal ini dapat terlihat pada perubahan warna pada kulit tikus.
KESIMPULAN
Astawa, P.; Bakta, M.; Budha, K. (2008). Makrofag Pengekspresi IL-1β serta
Respons Inflamasi Sistemik pada Fiksasi Interna Dini Fraktur Femur
Tertutup Lebih Rendah Dibandingkan dengan yang Tertunda.
Munaf ST; Syamsul. (1994). Catatan Kuliah Farmakologi Bagian II. Staf Pengajar
Laboratorium Farmakologi-FK UNSRI. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Hal 214.
Neal, M.J. (2006). Farmakologi Medis At Glance. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit PT
Erlangga. Hal 70-71.
Tjay, T.H. (2002). Obat-Obat Penting. Edisi V. Cetakan II. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia. Hal 308.