Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
"Uap air tersebut terbentuk seiring dengan pemanasan air bawah tanah
atau air hujan yang meresap ke dalam tanah di dalam kawah kemudian kontak
langsung dengan magma," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Sutopo Purwo Nugroho dihubungi dari Denpasar.
Menurut dia, letusan freatik disertai dengan asap, abu dan material yang
ada di dalam kawah. Sutopo menuturkan letusan freatik sulit diprediksi karena
bisa terjadi tiba-tiba dan seringkali tidak ada tanda-tanda adanya peningkatan
kegempaan.
Beberapa kali gunung api di Indonesia meletus freatik saat status gunung
tersebut waspada atau level II seperti letusan Gunung Dempo, Jadi letusan
freatik gunung api bukan sesuatu yang aneh jika status gunungapi tersebut di
atas normal. Biasanya dampak letusan adalah hujan abu, pasir atau kerikil di
sekitar gunung," imbuhnya.
Letusan freatik Gunung Agung, kata dia, bisa juga menjadi peristiwa
yang mengawali episode letusan sebuah gunung api seperti Gunung Sinabung
di Sumatera Utara yang timbul letusan freatik dari tahun 2010 hingga awal
2013, menjadi pendahulu dari letusan magmatik.
Liputan6.com, Jakarta - Gunung Agung di Bali tiba-tiba meletus pada pukul 17.03 Wita.
Letusan tersebut langsung terjadi tanpa disertai tanda-tanda adanya peningkatan kegempaan.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho,
letusan Gunung Agung tersebut berjenis freaktik. Letusan freatik terjadi akibat adanya uap air
bertekanan tinggi.
"Uap air tersebut terbentuk seiring dengan pemanasan air bawah tanah atau air hujan yang
meresap ke dalam tanah di dalam kawah, kemudian kontak langsung dengan magma. Letusan
freatik disertai dengan asap, abu, dan material yang ada di dalam kawah," ujar Sutopo dalam
keterangan, Jakarta, Selasa, (21/11/2017).
Gempa jenis ini disebutkan sulit diprediksi. Beberapa kali gunung api di Indonesia meletus freatik
saat status gunung api tersebut Waspada (level 2).
"Seperti letusan Gunung Dempo, Gunung Dieng, Gunung Marapi, Gunung Gamalama, Gunung
Merapi dan lainnya. Tinggi letusan freaktik juga bervariasi, bahkan bisa mencapai 3.000 meter
tergantung dari kekuatan uap airnya," jelas dia.
Sutopo juga menuturkan, abu vulkanik bertiup ke arah Timur-Tenggara. Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menganalisis aktivitas vulkanik.
"Status Gunung Agung tetap Siaga atau level 3," ujar dia.
Liputan6.com, Jakarta - Letusan Gunung Agung membawa dampak signifikan pada pariwisata
Bali. Diperkirakan, sekitar 18 ribu calon wisatawan batal mengunjungi Bali akibat ditutupnya
Bandara Internasional Ngurai Rai. Padahal 75 sampai 80 persen wisatawan masuk ke Bali
menggunakan pesawat.
Ketua Himpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Artha Ardhana Sukawati,
menyebutkan, besaran kerugian sekitar Rp 237,6 miliar.
"Yang penting bagi kita menjaga citra Bali sebagai destinasi pariwisata dan budaya tetap bagus.
Kita harus berikan pelayanan yang terbaik kepada wisatawan," kata dia kepada Liputan6.com.
Selain penutupan bandara, letusan Gunung Agung juga berdampak pada sektor lain.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo Solo Abdullah Usman
mengatakan, pesawat yang batal terbang atau flight cancel adalah Wing Air nomor
penerbangan IW 1859 rute Lombok-Solo-Lombok dengan 181 penumpang.
Kemudian Lion Air dengan nomor penerbangan JT 924 rute Solo-Denpasar-Kupang
dengan 163 penumpang.
“Kami tidak dapat memastikan kapan penerbangan itu akan normal kembali. Yang
jelas sampai nanti dinyatakan Gunung Agung tidak erupsi,” ungkap Abdullah Usman,
Senin (27/11/2017) siang.
Bagi penumpang yang gagal terbang, mereka dapat memilih pengembalian uang
atau reschedule ulang penerbangannya. Sebagai antisipasi letusan Gunung Agung,
Bandara Adi Soemarmo mendapatkan perintah untuk standbye sebagai pengganti
apabila Bandara di Denpasar dan Lombok di tutup. Usman mengaku, pihaknya telah
menyiapkan tempat parkir pesawat tiga nero body sekelas 737 900, atau kombinasi
dua nero body dan satu wide body.
1. Pengertian Bencana
Menurut UU No.24 tahun 2007, bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan
baik oleh faktor alam dan/ atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.
2. Jenis-Jenis Bencana Meliputi :
a. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan/puting beliung, dan tanah longsor.
b. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non alam, antara lain berupa gagal tekhnologi, gagal modernisasi,epidemik, dan
wabah penyakit.
c. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau
antar komunitas masyarakat, dan teror.
3. Kharakteristik Bencana Alam
a. Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi karena pergesekan antar lempeng tektonik yang berada di bawah
permukaan bumi. Dampak dari pergesekan itu menimbulkan energi luar biasa dan
menimbulkan goncangan di permukaan dan seringkali menimbulkan kerusakan hebat pada
sarana seperti rumah/bangunan, jalan, jembatan, tiang listrik dan sebagainya.
"Jika erupsi terjadi, potensi bahaya lain yang dapat terjadi adalah hujan
abu lebat yang melanda seluruh zona perkiraan bahaya," kata Kasbani.
Bahkan, dampaknya dapat meluas ke luar zona bahaya dan bergantung
pada arah dan kecepatan angin.
Saat ini, angin bertiup dominan ke arah selatan-tenggara. Oleh karena itu,
diharapkan hal ini dapat diantisipasi sejak dini, terutama dalam
menentukan lokasi pengungsian. Abu vulkanik dapat mengakibatkan
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada manusia.
Siklon cempaka
1. Penyebab
Jakarta, CNN Indonesia -- Siklon tropis Cempaka disebut sebagai siklon terbesar yang pernah
terjadi di Indonesia. Hal ini seperti disebutkan Ketua Program Studi Meteorologi ITB, Armi
Susandi.
"Ini siklon tropis baru dan sebelumnya hanya kecil, kecepatannya setengah dari kecepatan
kemaren yang sampai 60 km/jam. Biasanya kecepatannya setengahnya saja," jelasnya saat
dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (29/11).
Siklon ini, menurut Armi memang potensial terjadi di selatan Jawa dan sekarang semakin
bergerak mendekat ke wilayah perairan Indonesia. Sebelumnya siklon-siklon serupa juga terjadi
namun di perairan di luar wilayah Indonesia.
Lihat juga:
VIDEO: Banjir dan Longsor Akibat Badai Cempaka di Yogyakarta
Meski demikian, Armi meyakinkan bahwa siklon ini tidak akan bergerak ke daratan.
"Selalu terjadi di laut, (sebab) didarat tak ada tekanan rendah," tandasnya.
Lebih lanjut, menurutnya penyebab terbentuknya siklon ini lantaran pertemuan udara tekanan
rendah diatas 1000 milibar dengan temperatur permukaan laut 26,5 derajat celcius.
Salah satu penyebab munculnya siklon besar ini didorong oleh gejala pemanasan global
yang menyebabkan desakan alam.
Siklon serupa di Indonesia menurutnya bisa terjadi dua hingga tiga kali dalam setahun.
Beda dengan taifun besar, seperti Katrina, yang bisa terjadi lima tahun sekali. Tapi ia
meyakinkan hal tersebut tak akan terjadi dalam waktu dekat.
"Karena begitu anomali terbentuk, alam perlu waktu untuk mengumpulkan energi lagi."
Ia juga menyebut bahwa anomali alam seperti ini tak terjadi secara mendadak.
Menggunakan teknologi, perubahan tekanan, arah angin, dan sebagainya dapat
diprediksi dengan satelit cuaca dan diperkirakan seminggu sebelumnya. (eks)
“Belum, saya belum pernah mengalami, baru kali ini. Kalau kali ini, kan
sampai tanggul sungai saja jebol. Kalau dulu, sungai hanya meluap ke
sebelah sisi timur kota di Seloboyo. Waktu itu juga debit hujannya tidak
seperti sekarang ini, siangnya juga air sudah surut. Kalau seperti sekarang
ini kan surutnya lama,” kata Sugeng Widodo.
Totok, warga Tanjungsari, Gunungkidul pun tak percaya dengan apa yang
terjadi. Sekolah tempatnya belajar dulu, yang berada sekitar empat
kilometer dari pantai, digenangi air setinggi dua meter. Hanya bangunan di
lokasi tinggi yang relatif aman. Lebih dekat ke laut, kata Totok, banyak
bangunan tenggelam terutama di lokasi rendah. “Ini titik terendah di
kawasan sekitar, jadi air ke sini semua. Ada luweng (gua vertikal) di mana
air mengarah masuk ke sungai bawah tanah. Cuma lubangnya kecil, jadi air
surutnya lama,” kata Totok.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho
menyatakan, sejauh ini Cempaka sudah merenggut 19 korban jiwa. Dari
jumlah itu, 11 korban di Pacitan, tiga di Kota Yogyakarta, dua di Wonogiri,
dan masing-masing satu korban di Bantul, Gunung Kidul, dan Wonosobo.
Empat korban meninggal karena banjir dan 15 orang korban tanah longsor.
“Menurut BMKG, hujan ekstrem ini 'kan tiga hari. Saya berharap dengan
status siaga ini dana cadangan di kabupaten dan provinsi bisa digunakan,
untuk memperbaiki fasilitas maupun menolong korban di pengungsian.
Karena peringatan BMKG tiga hari, maka status siaga kita tetapkan satu
minggu,” papar Sultan HB X.
Siklon tropis belum akrab bagi masyarakat Indonesia. Tahun 2008, muncul
siklon yang kemudian diberi nama Durga. Tahun itu pula, Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendirikan Pusat
Peringatan Dini Siklon Tropis. Setahun kemudian, muncul siklon yang
kemudian diberi nama Anggrek.
Armi Susandi percaya, pemanasan global berperan dalam bencana kali ini.
Meningkatnya suhu telah menyebabkan anomali cuaca di banyak daerah
termasuk di Indonesia. Menurutnya, meskipun Indonesia bukan
penyumbang terbesar pemanasan global, tetapi karena bumi memiliki satu
atmosfer, maka anomali bisa terjadi di manapun.
“Kita kaget sebenarnya, padahal ini akan terjadi seperti halnya di Filipina.
Di Filipina, tahun 80-an siklon hanya tiga kali setahun, sekarang 24 kali
setahun. Ini menyebabkan harus banyak perubahan regulasi, infrastruktur
dan kesiapan masyarakatnya. Dan siklon seperti ini tidak hanya akan
muncul di musim pancaroba,” tambah Armi.
Indonesia sebenarnya sudah cukup siap saat ini. Dikatakan Armi Susandi,
sistem yang diterapkan di ITB, BNPB dan BMKG cukup mampu
mendeteksi dini siklon. Tugas pemerintah, ada di sektor pembenahan
infrastruktur dan tata ruang di wilayah potensi siklon, seperti Jawa Tengah,
DIY, Lampung, Bengkulu, dan Sumatera Barat. [ns/ab]
2. Dampak sklon cempaka
BMKG mendeteksi siklon tropis yang tumbuh sangat dekat dengan pesisir selatan Pulau Jawa
yang diberi nama Cempaka pada Senin (27/11/2017) malam.
Adanya Siklon Tropis Cempaka di wilayah perairan sebelah selatan Jawa Tengah itu
mengakibatkan perubahan pola cuaca di sekitar lintasan.
"Dampak yang ditimbulkan berupa potensi hujan lebat di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur," tutur Deputi Bidang Meteorologi BMKG, R. Mulyono
Rahadi Prabowo, Selasa (28/11/2017).
Siklon Tropis CEMPAKA memberikan dampak berupa hujan dengan intensitas sedang hingga
lebat di Selatan Banten, Selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.
Kemudian angin kencang hingga 20 knot berpotensi terjadi di wilayah selatan Jawa.
Gelombang tinggi 1.25 - 2.5 meter di Perairan Selatan Jawa Timur hingga Selatan NTB
Gelombang tinggi 2.5 - 4 meter di Perairan Selatan DI Yogyakarta hingga Jawa Timur.
Dampak siklon tropis Cempaka telah menyebabkan bencana banjir, longsor dan
puting beliung yang di wilayah Jawa. Daerah di DI Yogyakarta, Wonogiri, Pacitan
dan Ponorogo adalah daerah yang paling terdampak karena berjarak paling dekat
dengan siklon tropis Cempaka.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan,
pada kemarin, Selasa 28 November 2017, siklon tropis cempaka hanya berjarak 32
kilometer sebelah selatan-tenggara Pacitan Provinsi Jawa Timur.
"Cuaca ektrem telah menyebabkan banjir, longsor dan puting beliung di
28 kabupaten dan kota di Pulau Jawa dan Bali. Data sementara yang dihimpun
Posko BNPB, bencana tersebut terjadi Kabupaten Situbondo, Sidoarjo, Pacitan,
Wonogiri, Ponorogo, Magetan, Serang, Cilacap, Sragen, Boyolali, Trenggalek,
Sukabumi, Purworejo, Magelang, Tulungagung, Semarang, Klaten, Malang,
Wonosobo, Klungkung, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman,
Bantul, Kudus, dan Sukoharjo," ungkapnya.
Ia menyebut, banjir masih merendam di beberapa tempat seperti di Pacitan,
Magetan, Wonogiri, Klaten dan lainnya. Dampak bencana banjir dan longsor
menyebabkan 19 orang meninggal dunia yaitu 11 orang di Pacitan, 3 orang di Kota
Yogyakarta, 1 orang di Bantul, 1 orang di Gunung Kidul, 2 orang di Wonogiri dan 1
orang di Wonosobo. Dari 19 orang meninggal dunia tersebut 4 orang adalah korban
banjir dan 15 orang korban longsor.
Ribuan rumah, ribuan hektar lahan pertanian, dan fasilitas publik terendam banjir.
Akvitas masyarakat lumpuh total di Wonogiri, sebagian daerah di Yogyakarta dan
Pacitan. Jalan lintas selatan yang menghubungkan Wonogiri hingga Ponorogo juga
lumpuh karena tertutup longsor. Kerugian dan kerusakan ekonomi diperkirakan
trilyunan rupiah. Pendataan dampak bencana masih dilakukan BPBD.
"Pencarian dan penyelamatan korban longsor di Pacitan masih dilakukan. Beberapa
daerah di Pacita masih terendam banjir dan terisolir karena jalan tertutup longsor.
Bupati Pacitan telah menetapkan tanggap darurat banjir dan longsor. Kebutuhan
mendesak adalah perahu karet, alat berat, makanan siap saji, selimut, peralatan
kebersihan lingkungan dan sebagainya," ujarnya.
Sutopo menguraikan, daerah yang terendam banjir meliputi 13 desa di 3 kecamatan
yaitu Kecamatan Pacitan (Desa Sirnoboyo, Desa Sukoharjo, Desa Kayen, desa
kembang, Desa Ploso, Desa Arjowinangun, Desa Sidoharjo), Kecamatan Kebon
Agung (Desa Purworejo, Desa Banjarjo, Desa Kebon Agung), dan Kecamatan
Arjosari (Desa Pagutan, Desa Jatimalang, Desa Arjosari). Jalan lintas selatan lumpuh
total.
Di Wonogiri banjir meluas di 18 kecamatan. Terdapat 68 lokasi bencana banjir dan
longsor. 2 korban longsor telah ditemukan dalam meninggal yaiti Sri Wati (40) dan
Suyati (60) warfa Bengle RT 2 RW 5 Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten
Wonogiri. Banjir masih menggenangi beberapa wilayah.
Sementara itu bencana di DI Yogyakarta, banjir terdapat di 84 titik, sedangkan
longsor di 93 titik dan puting beliung di 116 titik. Korban telah berhasil ditemukan.
Longsor menimbun rumah di Jl Jlagran RT 01 RW 01 Pringgokusuman,
Gedongtengen Kota Yogyakarta menyebabkan 3 orang meninggal yaitu Barjono,
Dani (4) dan Aurora Tanti (3 bulan). Begitu juga korban longsor di Bantul dan banjir
di Gunung Kidul.
"Penanganan darurat terus dilakukan. BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD,
Tagana, PMI, NGO, relawan dan masyarakat masih melakukan penanganan darurat.
BNPB terus hadir mendampingi BPBD," imbuhnya.
Diperkirakan siklon tropis Cempaka akan bergerak menjauhi wilayah Indonesia
pada Kamis 30 November 2017. Namun masih memberikan dampak hujan deras
dan gelombang tinggi di wilayah Jawa dan Bali.
"Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman
banjir, longsor dan puting beliung," pungkasnya.
3. Mitigasi dan adaptasi
SEMINAR nasional jejaring Asosiasi Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan (APIK)
Indonesia di Jakarta (29-30/11) diwarnai dengan kejadian bencana alam. Setelah
utusan region Bali-Nusa Tenggara terhambat karena erupsi Gunung Agung di Bali,
utusan dari Yogyakarta juga terkendala karena siklon tropis Cempaka. Dua hari
dihantam siklon Cempaka (28 -29/11) membawa kerugian yang tidak sedikit.
Hampir seluruh Gunungkidul, sebagian Bantul dan Kulonprogo lumpuh akibat banjir dan
longsor karena hujan terus menerus dengan intensitas sedang hingga lebat. Ada 114
titik longsor dan banjir di wilayah Propinsi DIY, ada 513 KK di Gunungkidul, 50 jiwa di
Kulonprogo, dan 899 jiwa di Bantul terdampak bencana alam, dengan korban meninggal
4 orang.
Pemda DIY merespons kejadian bencana alam tersebut dengan mengeluarkan status
siaga darurat bencana. Status ini berlaku sejak tanggal 29 November 2017 hingga akhir
Januari 2018. Status siaga darurat dapat dinaikkan menjadi tanggap darurat bencana
jika jumlah kejadian bencana alam bertambah.
Banjir, tanah longsor, badai, kekeringan, kebakaran hutan, El Nino, La Nina, angin
topan/puting beliung, angin fohn (angin bohorok, gending, brubu, kumbang) adalah
beberapa jenis bencana hidrometereologi. Bencana tersebut disebabkan atau
dipengaruhi faktor-faktor metereologi (perubahan iklim), seperti curah hujan,
kelembaban, temperatur, dan angin.
Akan tetapi kerusakan ekologi pada bagian hulu dengan berkurangnya area hutan
sebagai water catchment area (daerah tangkapan air) serta infrastruktur sungai dan
drainase yang buruk menjadikan rawan bencana banjir. Satu hari saja wilayah DIY
diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi sudah menimbulkan banjir.
Peristiwa bencana alam akibat cuaca di Indonesia menunjukkan bahwa perubahan iklim
bukan lagi sebuah isu. Perubahan iklim adalah fakta yang harus dihadapi oleh kita
semua, karena terjadinya juga berkaitan erat dengan kondisi iklim sekaligus perilaku
manusia itu sendiri.
Aksi lokal tersebut adalah (1) pengendalian banjir, longsor atau kekeringan; (2)
peningkatan ketahanan pangan; (3) penanganan kenaikan muka air laut; (4)
pengendalian penyakit terkait iklim; (5) pengelolaan dan pemanfaatan sampah/limbah;
(6) pengggunaan energi baru, terbarukan dan konservasi energi; (7) budidaya pertanian
rendah emisi GRK; (8) peningkatan tutupan vegetasi (penghijauan); dan (9) pencegahan
dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
Hampir semua aksi lokal tersebut sudah dilaksanakan Pemda DIY, seperti inisiasi
Kampung Hijau di kota Yogyakarta; manajemen infrastruktur sungai M3K (Madhep,
Mundur, Munggah Kali); bank sampah pada tingkat RT, RW hingga Desa; pembuatan
biogas sebagai energi ramah lingkungan; penghijauan pada kawasan hulu/daerah
tangkapan air; dan lainnya. Hanya saja aksi lokal tersebut masih kurang dijalankan
dengan serius.
Kejadian bencana alam siklon tropis Cempaka kali ini semoga menyadarkan kita semua
bahwa bencana alam hanya dapat diatasi secara bersama. Slogan Segoro Amarto
(Semangat Gotong Royong Agawe Majune Ngayogyakarta atau semangat gotong
royong menuju kemajuan Yogyakarta) adalah modal awal untuk mewujudkan
Yogyakarta sebagai kota ramah lingkungan.
(Arif Sulfiantono Shut MSc Msi. Fungsional PEH TN Gunung Merapi KLHK dan
Koordinator APIK Indonesai Region Pulau Jawa. Artikel ini dimuat Surat Kabar
Harian Kedaulatan Rakyat, Senin 04 Desember 2017)
Siklon dahlia
1. penyebab
"Dalam dua hari ke depan, badai siklon Dahlia masih terjadi di Bengkulu
dan Samudra Hindia, tetapi kekuatannya melemah lalu pecah," kata Fajar
Handoyo, Kamis (30/11/2017).
ajar menyebutkan bahwa siklon tropis Dahlia terjadi di bawah garis ekuator
wilayah selatan Indonesia.
Menurut dia, BMKG telah mengetahui munculnya bibit siklon tropis Dahlia
beberapa hari sebelumnya dan menginformasikan kepada masyarakat
untuk waspada, terutama mereka yang beraktivitas di perairan laut.
Sementara gelombang laut lebih tinggi, sekitar 4 - 6 meter juga diperkirakan akan terjadi.
Wilayah yang terdampak adalah di Perairan Enggano, Perairan Barat Lampung, Samudera
Hindia Barat Enggano hingga Lampung, Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan Banten,
Samudera Hindia Selatan Banten.
Lihat juga:
Cempaka Reda, Siklon Tropis Dahlia Lahir
Untuk itu BMKG menghimbau kepada masyarakat agar mewaspadai potensi genangan, banjir,
maupun longsor. Terutama bagi warga yang tinggal di wilayah rawan banjir dan longsor.
BMKG juga mengimbau warga yang tinggal di daerah dataran rendah, daerah cekungan,
bantaran kali atau sungai, perbukitan, lereng-lereng dan pegunungan untuk mewaspadai
longsor.
Diingatkan juga potensi pohon maupun papan reklame/baliho tumbang/roboh saat terjadi hujan
disertai angin kencang.
Lihat juga:
Cempaka, Siklon Terbesar yang Pernah Terjadi di Indonesia
Selain itu bagi kapal berukuran kecil juga diingatkan agar berhati-hati terhadap
gelombang tinggi. Sementara bagi warga, diimbau agar tidak berlindung di bawah pohon
jika hujan disertai kilat/petir.
Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan
informasi cuaca 24 jam, melalui pusat panggilan 021-6546318, situs BMKG, twitter
@infobmkg , aplikasi iOS dan android "Info BMKG", atau menghubungi kantor BMKG
terdekat.
Untuk perkembangan siklon, warga juga bisa memantau dari tautan BMKG ini.
2. Dampak
Fokus, Bandung - Imbas cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah di Jawa Barat
menyebabkan sejumlah lokasi wisata ditutup untuk alasan keamanan. Namun tidak bagi objek
wisata tangkupan parahu di kawasan Lembang, Bandung Barat.
Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Minggu (3/12/2017), lokasi ini malah diserbu para
wisatawan. Padahal selain diselimuti kabut, angin juga bertiup cukup kencang.
Pengunjung asal Bekasi mengaku, meski khawatir, hal itu tak menyurutkan semangat mereka
untuk menikmati keindahan alam.
Salah satu lokasi wisata yang ditutup adalah pemandian air panas Cimanggu di Ciwidey. Pihak
pengelola terpaksa menutup karena imbas dari Siklon Tropis Dahlia beberapa waktu lalu
membuat sejumlah bangunan di lokasi pemandian rusak parah.
Selain pemandian air panas Cimanggu, objek wisata kawah putih juga ditutup. Akibat penutupan
ini, para pengelola wisata mengaku mengalami kerugian ratusan juta rupiah. Namun, hal ini
dilakukan demi keselamatan pengunjung.
EMPO.CO, Bandung - Posisi siklon tropis Dahlia hari ini, Jumat, 1 Desember
2017, terpantau satelit berada di perairan selatan Jawa Tengah. Peneliti
klimatologi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional (LAPAN) Erma Yulihastin mengatakan,
pergerakan badai diperkirakan terus ke timur. "Cuaca ekstrem akan
banyak terjadi di Jawa Timur. Semua pihak harus waspada," katanya,
Jumat, 1 Desember 2017.
Baca: Siklon Tropis Dahlia di Barat Daya Jakarta, Waspadai Hujan Lebat
Potensi hujan ekstrem seperti itu juga terlihat di selatan Aceh, sekitar
Danau Toba hingga Rantauprapat Sumatera Utara, pesisir barat dekat
Sibolga, Pariaman Selatan Sumatera Barat, selatan Bengkulu. Selain itu,
Banten selatan, Cirebon, Nusa Tenggara Barat dan Timur, serta
Kalimantan Barat, Tengah, dan Selatan. Begitu pun di Sulawesi Tengah
dan Selatan, Ternate, Maluku, dan utara Papua dekat Manokwari.
Sementara laporan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG)
menyebutkan, badai tropis Dahlia yang berada di selatan Jawa Tengah
berjarak sekitar 305 kilometer sebelah selatan-barat daya Cilacap. Badai
mengarah ke timur-tenggara dengan kecepatan 15 knots atau 27
kilometer per jam dan bergerak menjauhi wilayah Indonesia.
Dampak badai itu hari ini menurut analisa BMKG, hujan sedang hingga
lebat di daerah Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat
hingga Bali. Adapun angin kencang lebih dari 20 knot (37 kilometer per
jam) berpotensi di Lampung, Banten, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur bagian barat.
Setelah siklon tropis Cempaka mulai menjauh, siklon tropis baru bernama
Dahlia kini muncul di wilayah barat Indonesia.
Siklon tersebut berada pada posisi 8.2 LS dan 100.8 BT (sekitar 470 km
sebelah barat daya Bengkulu) dengan pergerakan ke arah tenggara
menjauhi wilayah Indonesia.
"Hujan sedang hingga lebat akan terjadi di pesisir Barat Bengkulu hingga
Lampung, Banten, dan Jawa Barat bagian selatan," kata Kepala BMKG,
Dwikorita Karnawati.
Angin kencang dengan kecepatan lebih dari 20 knots atau 36 km/jam akan
terjadi di pesisir barat Sumatera Barat hingga Lampung, Banten, DKI
Jakarta, dan Jawa Barat.