Vous êtes sur la page 1sur 6

Terlahir kedunia merupakan anugrah yang besar dari sang pencipta

hidup didunia harus menerima segalanya cobaan untuk dijalani bagi


setiap insan yang terlahir baik itu pria maupun wanita, baik yang
beragama maupun tidak beragama, baik eropa, amerika,asia bahkan
indonesia dimana insan dilahirkan.

Ia terlahir berkat adanya kesepakatan antara ia dengan sang pencipta


namun hal itu justru berbeda dari sisi orang tua,telah lahirnya
seorang anak darih hasil jerih payah mereka dalam membina suatu
rumah tangga merupakan hasil yang membanggakan karena tidak
semua orang dapat menikmati kebahagiaan yang diberikan oleh sang
pencipta ada sebahagian orang telah begitu lama membina rumah
tangga namun belum juga mendapat kan ilham dan kepercayaan dari
sang khalik untuk itu banggalah orang tua yang mendapatkan karunia
itu mereka sanagat terpesona karena telah telah hadirnya sang
cabang bayi di kehidupan mereka sehingga adanya sang penerus
cita,cinta dan tahta keluarga bila suatu saat mereka telah tiada, ada
hal lain dibalik itu semua yang perlu di cermati oleh orang tua. Sebab
hadirnya sang buah hati yang dititipkan sang pencipta merupakan
amanah berat.

Kebanggaan yang dimiliki saat menerima amanah dari sang pencipta

Bukan hanya begitu saja semua akan di pertanggung jawabkan


dihadapan nya maka peran orang tua sang anak dituntut untuk
bagaimna membesarkan nya mengajarkan sesuatu hal, membimbing
dan bnyak hal supaya anak yang di titipkan sang pencipta benar
benar menjadi anak yang berguna. Namun di lain sisi
Sang anak juga harus tahu diri, akan segala apapun yang telah
menjadi tanggung jawapnya selaku anak atas janji janjinya kepada
sang pencipta ,ia terlahir baik itu mental maupun spiritual yang tak
akan bisa di ungkap, di ucap,direvisi kembali atas semua yang telah di
sepakati

Aris salah satu dari sebagian sang anak yang telah berbuat janji
kepada sang pencipta hingga terlahirlah aris ke dunia .

Arias sendiri sudah lupa hal apa saja yang telah dijanjikan, sepakati
sebelum aris menatap dunia yang penuh fatamorgana. Andaikan bisa
merubah kesepakan yang telah di sepakati maka akan aris ubah
segala sesuatu yang tidak menyenagkan menjadi hal yang indah
indah namun itu hanya hayalan belaka. Semua telah mutlak dan tak
akan ada seorang pun yang terlahir kedunia ini akan dapat mengubah
takdir hidupnya di dunia baik ia presiden,gubernur,bupati dan segala
bentuk jabatan apapun yang ada di dunia ini bahkan ulama yang
bercongkol penuh alquran tidak dapat merubah semua, sedikitpun
bahkan secuil pun itulah namanya kuasa sang pencipta allah swt.

Sejalan dengan beriringnya waktu silih berganti detik menjadi metit,


menit menjadi jam, jam menjadi hari,hari nerganti bulan, bulan
berganti tahun hingga tepat pada bulan juni aris terlahir keduni yang
kata sebahagian orang mungil sekali hingga aris pun terbarbawa oleh
hal itu. Maka aris mengecap indah nya dunia yang fana, setelah
melihat pertama kali dunia aris menangisinya
Ohhhh..... inikah sebenarnya dunia pikirnya tapi pada siapa aris
berkata saat itu aris baru lahir tanpa bisa bicara. Tapi sejak itu aris
harus siap dan wajib bertanggung jawap akan segala perjanjian
terhadap sang pencipta, sebenarnya ada rasa gundah, kesal, kecewa
dan tak mau hidup di dunia namun aris pun tak mungkin bisa
kembali.

Detiap langkah gerak jiwa dan raga telah menjadi garis kehidupan
baginya didunia dan aris harus bisa untuk menjalani itu semua dan
hanya aris yang bisa mempertanggung jawabkanya. Ketika aris mulai
bisa mengucapkan sebuah kata yang aris tak mengerti dan terus
bertambah ilmu bertambah dan terus bertambah usia aris, hingga
aris mulai mengerti arti sebuah kata dan makna suatu kehidupan, apa
arti ilmu, apa arti uang.

Terasa indah memang dimasa anak anak di sayang dibelai di manja


bahkan dihibur oleh semua anggota keluarga. Diberikan hadiah jika
mendapatkan suatu prestasi dan aris pun merasakan itu. Tapi hanya
seketika. Usia terus bertambah entah apa yang aris cari meski usia
aris belum layak mengecap pendidikan di bangku sekolah tapi aris
punya alibi yang tinggi untuk itu, aris pun berulah, bagaimana cara
aris bisa mendapatkanya menangis, merengek rengek kepada orang
tua agar aris cepat dimasukan sekolah usia aris saat itu masih
berumur enam tahunan padahal untuk masuk sekolah pemerintahan
menetapkan pada usia tujuh tahun, entah bagaimana caranya
keluarga aris membujuk pihak sekolah agar aris bisak masuk. Meski
hanya awal sebuah pecobaan supaya aris tidak lagi berulah yang
tidak tidak diruma. Akhirnya aris aris pun masuk sekolah. Alangkah
bahagianya memang jika keinginan tercapai. Saat itu aris memang
bukan main main , buktinya nyata aris bisa lolos dari perkiraan orang
tuanya. Bahkan guru guru di sekolahnya.

Aris pun naik kelas yang mana rencana semula menjadi tak dipikirkan
, semua terbukti bahwa aris tidak pernah mendapatkan nilai jelek
tapi justru sebaliknya nilai nilainya menunjukan nilai baik meski tidak
jadi juara tapi tiap kali penerimaan lapor aris selalu masuk sepuluh
besar di kelas, tidak putus begitu saja aris pun sibuk ikut itutan
kegiatan sekolah entah apa yang bisa ia perbuat yang penting saat itu
aris bias enjoy dalam pikirnya.

Menanjak naik ketingkat ynag lebig tinggi masa yang namanya kanak
kanak selalu banyak saja ulah, begitu juga halnya aris suatu
kesempatan ikut nimbrung ke teman teman yang suka main game
ribut ribut bandel. Memang begitu asyik masa kanak kanaku.

Aris adalah anak bungsu dari empat bersaudara yang bersekolah


sama dengan kakaknya sebut saja namanya rina, kakak aris memang
pintar, ia duduk di kelas tiga sementara aris duduk di kelas satu. Ia
memang pintar disayang para guru, aris semakin tak peduli karena
kakanya cukup di perhitungkan di sekolah, jadi kalau aris ada apa apa
bisa ngadu kepada kakaknya kan beres pikir teman temanya.

Hubungan aris aris dengan kakaknya biasa aja meski ada tugas
sekolah aris jarang minta bantuan sama kakaknya ia lebih senag
belajar bereng sama teman nya sekelasnya namun karena kakaknya
rina juga jarang tidur dirumah ia lebih memilih bnayak tinggal
bersama familynya yang ngak jauh jauh amat hubungan
kekerabatanya. Dirumah aris hanya berempat bersama kakak aris
yang nomor dua yanti yang juga sibuk bekerja setiap harinya
sedangkan kakak ynag pertama sedauh berkeluarga, jadi aris pun
sering jarang dirumah ketika ada tugas sekolah aris selalu belajar
bersama teman teman dirumah mereka secara bergiliran, kebertulan
antara rumah aris dengan rumah teman nya tidak terlalu jauh kira
kira satu kilometer saja.

Aris berangkat dengan jalan kaki terkadang aris di jemput oleh


mereka.

Ketika aris dikelas tiga prestasinya mulai mulai menunjukan


peningkatan dengan masuk lima besar di kelas, hingga aris jadi
pesaing bagi rekan rekannya yang sering menjadi bintang kelas di
setiap kali penerimaan rapor. Setiap ada kerja kelompok aris menjadi
tempat bertanya bagi teman temanya, baik sifat nya hitungan
sekalipun , semakin menonjol nya ris disekolah bukan begitu saja aris
dapatkan.

Aris anak yang super mudah bergaul juga mudah ikut sesuatu hal
yang sifatnya membuatnya mendapatkan sebuah kesenangan mulai
dari tidur tiduran dikelas, nonton acara telivisi termasuk bolos dari
sekolah. Aris pernah bolos ke tika sekolah sedang melakukan
pertandingan bola kasti saat teman teman satu kelompok nya juga
ikut bertanding dengan membawa nama sekolah dan demi kesetia
kawanan aris beranikan diri cabut dari kelas , meski
Dengan cara curi curi pandang takut ketahuan guru dikelas aris
dinding teralinya da yang bolong dengan teman temanya ia nekat
pengen nonton dengan memanjat lewat terali nya sebut dengan was
was aris takut ketahuan wal hasil tak satu pun guru yang tahu entah
apa yang terjadi di kelas saat di tinggalkan aris

Vous aimerez peut-être aussi